majalah integritas edisi 15_mar2015.pdf
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
1/78
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
2/78
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
3/78
1INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
DEWAN PENASIHAT : Prof DR Priyatna Abdurrasyid, SH, Ph.D, FCBArb Prof DR JE. Sahetapy, SH, MA Prof DR Eman Suparman Prof DR Romli Atmasasmita, SH. LLM Prof DR Suhardiman, SE Prof DR M Daud Silalahi, SH, MH
Prof DR Adnan Buyung Nasution, SH Prof DR D. Khumarga SH, MH Prof DR Bomer Pasaribu Prof DR Joni Emirson, SH, MH Prof DR Jon Piter Sinaga, MKes
DEWAN PENGARAH : DR Frans Hendra Winarta, SH, MH DR HM.Jafar Sidik, SH, MH, M.Kn, Arb Judhi Sunardi, MBA
PEMIMPIN PERUSAHAAN : DR Jimmy Budi Hariyanto, SH, MH, MBA, DBA
WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN : Swari Arizona, SH
PEMIMPIN REDAKSI : Hendrik A. Sinaga, SH
SEKRETARIS REDAKSI : Debbie, S.Sos
REDAKTUR PELAKSANA : Roy JS, S.Si
REDAKTUR : Juson Maluddin Rapen Sinaga, SH. MM Ricard Saragih
REDAKTUR SENIOR : Usman Gumanti
KEUANGAN : Benni Ismail Mugi Hastuti, SH, MKn
ADMINITRASI & IKLAN : Restety Nurcahya, SH.
SEKRETARIAT : Verawaty Novita
PENERBIT : PT. Media Komunitas Prima
BANK : Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. Cabang Cibinong. Ac. 1001343188 an. PT. Media Komunitas Prima
ALAMAT REDAKSI :KOMPLEK RUKO BUARAN PERSADA NO.8 LT.2
Jl. Jend. Pol. Soekamto, Duren Sawit, Jakarta Timur
Telp : 021-866 14103
Fax : 021- 866 02316
HP. : 0878 756 789 15
Email : [email protected]
www.mediaintegritas.com
SUARA REDAKSI INTEGRITA
Sesama Penegak Hukumdilarang Saling mendahului !!
Majalah INTEGRITAS hadir kembali dengan laporan utama menanggkat
perseteruan komisi pemberatasan korupsi (KPK) dan Polri.
Kali ini perseteruan ini melibatkan para petinggi masing-masing institusipenegak hukum Komjen Budi Gunawan dijadikan tersangka oleh KPK paska
penetapannya sebagai calon tunggal Kapolri dan Abraham Samad danBambang widjojanto dijadikan tersangka oleh pihak bareskrim polri.
Majalah INTEGRITAS telah mewawancari secara lengkap para narasumber
yang berkompoten dibidangnya untuk memberikan pemahaman dan kritikterhadap persoalan kisruh KPK Versus Polri atau Cicak Buaya Jilid dua.
Cover Utama menampilkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI Bapak
DR Harry Azhar yang mencoba membawa perubahan yang luarbiasa ditubuh BPK RI pada rubrik Visioner.
Sorotan utama INTEGRITAS mengangkat kinerja 100 hari pemerintahan
presiden Jokowi baik itu program-program maupun sepak terjang paramenterinya.
Sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok yang berseterudengan DPRD DKI menyebabkan kisruh Anggaran kami angkat pada Rubrik
Berita Daerah.
Adapun rubrik khusus prole yang menjadi ciri khas INTEGRITAS antara lain
Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh Mantan KSAL pada Rubrik SepakTerjang, Prof Dr Romli Atsasmita Inisiator UU KPK pada Rubrik MaestroHukum, Samsu Adi Nugroho sekretaris lembaga penjamin simpanan (LPS)
pada Rubrik Bangking, Dr Maruar Siahaan Mantan Hakim Kontitusi yangmenjadi Rektor Universitas Kristen Indonesia pada Rubrik Kampus serta
tokoh-tokoh lainya.
Majalah INTEGRITAS adalah Bacaan para Pimpinan baik di pemerintahan,CEO dan Profesional untuk meningkatkan kualitas kami dari redaksimeminta kritik dan saran dari pembaca setia kami.
Salam Redaksi
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
4/78
2 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SURAT PEMBACA
Redaksi menerima saran, opini, atau
keluhan dari pembaca. Kirim ke email :
Kisruh KPK Vs PolriBikin Capek, KapanSelesainya?
Belakangan ini kita sibuk
menyaksikan kekisruhan politik
dan hukum di berbagai media
massa. Konik antara KPK dan
Polri yang dipertontonkan sangat
tidak baik bagi masyarakat yang
masih merindukan penegakan
hukum. Kedua lembaga penegak
hukum ini sama-sama
menunjukkan kedigdayaannya.
Sebagai masyarakat awam, saya
melihat perseteruan ini
menjadikan kedua lembaga
hukum ini kehilangan wibawa dan
kepercayaan dari masyarakat.
Presiden sebagai pemegang
kekuasaan penuh menyelesaikankasus ini, sangat bergerak lambat,
tak secepat Hakim Sarpin dalam
memutus sidang praperadilan
Komjen Pol Bambang Gunawan.
Ekspektasi masyarakat terhadap
kepemimpinan dan komitmen
Presiden Jokowi mulai diragukan.
Penuh kebimbangan dan sikap
ragu-ragu adalah gambaran
pemerintahan Jokowi-JK.
Saling melemahkan atau memang
sudah lemah ? Sejatinya kedua
lembaga ini memang sudah lemah
tanpa harus dilemahkan. KPK
sebagai lembaga yang merasapaling kuat ternyata lemah tak
berdaya menghadapi Bambang
Gunawan, demikian halnya
dengan Polri, tak terima petinggi
Polri tersangkut kasus, malah
menelantarkan tugas-tugas pokok
kepolisian dalam menciptakan
rasa aman di masyarakat.
Sudah capek, masyarakat
menunggu akhir dari kisah kisruh
ini. Konik harus segera
diselesaikan kalau mau penegakan
hukum terus berjalan, dan para
begal tak berkeliaran (lagi).
Nirma Karyawan Jakarta
Beras Langka Dan
Harga Melambung,Disitu TerkadangRakyat Merasa Sedih
Naiknya harga beras menambah
penderitaan rakyat saja. Belum
lagi baru-baru ini harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) kembali naik.
Rakyat menagih janji presiden
saat kampanye. Katanya presiden
akan meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Cuma hingga saat ini,
kesejahteraan itu masih
dipertanyakan.
Rakyat masih menunggu gebrakanpemerintah dalam mengatasi
kenaikan harga beras ini. Rakyat
sangat dipersulit dengan naiknya
harga beras ini. Secara otomatis
semua barang kebutuhan pokok
akan naik. Pemerintah hanya
dapat mengatakan bahwa
persediaan beras cukup,
masyarakat tak perlu khawatir.
Di berbagai media massa,
Presiden mangatakan bahwa
dirinya sudah mendapatkan
informasi bahwa dalam satu atau
dua minggu ini harga beras akan
dalam posisi normal. Namun
tanda-tanda itu juga belum ada.
Sejak 100 hari pemerintahan
Jokowi-JK, saya merasa belum ada
program yang sesuai janji
kampanye Jokowi. Penegakan
hukum, peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan, kemaritiman dan
nelayan. Semuanya masih biasa-
biasa saja. Memenuhi kebutuhan
pangan pun pemerintah belum
sanggup, termasuk pemenuhan
pemerataan kesehatan lewat BPJS
yang masih bermasalah.
Ya betul, rakyat merasa sedih
dengan kenaikan harga kebutuhanpokok ini.
Hermawan Pedagang Surabaya
2 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
5/78
3INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
D A F T A R I S I
INTEGRITASEDISI 15 - TAHUN 03 - MARET 2015
LAPORAN UTAMA 5
Kisruh KPK-Polri
(Cicak-Buaya Jilid 2)
DR Azis Syamsuddin
Ketua Komisi III DPR RI :
Menyetujui Komjen Budi
Gunawan sebagai Kapolri
Hasto Kristiyanto
Plt. Sekjen. DPP PDIP :
Masyarakat buta atas manufer
politik pimpinan KPK
Irjen Pol (Purn) Logan Siagian
Komisioner Kompolnas :
Kompolnas Tak Punya Agenda
Terselubung
DR Maruarar Siahaan
Rektor UKI :
Jangan Dipolitisi
DR Frans Hendra Winarta
Ketua Umum PERANDIN : Ingat, Indonesia Negara
Hukum 39BANKING
Samsu Adi Nugroho, Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan :
Tak Jual Bank Mutiara,
LPS Langgar Undang-Undang
35MAESTRO HUKUM
Prof Dr Romli Atmasasmita, SH, LLM:
Perseteruan KPK-Polri Akibat Disfungsi
11LAPORAN UTAMA
Sengkarut Penegakan Hukum
Kejarlah Daku, Kau Kutangkap
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
6/78
4 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SOROTAN 19 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK
Harap Maklum, Sedang Diproses
BERITA DAERAH 29 Ahok VS DPRD
OPINI 38
EVENT 52 Business Community Indonesia
KONSULTASI BANI 56
PENEGAK HUKUM 58
KONSULTASI HUKUM 61
KAMPUS 67
DR Maruarar Siahaan - Rektor UKI:
Mantan Hakim yang Coba Benahi Dunia
Pendidikan
SENYUM SEJENAK 72
SELA 74
43VISIONER
DR H. Harry Azhar Azis, MA - Ketua BPK :
Pengelolaan Keuangan Negara
Untuk Kemakmuran Rakyat
47POLITISIFirman Soebagyo, SE, MH - Wakil Ketua Baleg DPR :Banyak UU Dibatalkan MK, DPR Tak Boleh Berleha-leha
64SEPAK TERJANG
Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh
Kepala Staf Angkatan Laut 2002-2005 :
Berikan yang Terbaik,
Terbaik Juga yang Kau Terima
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
7/78
5INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
Presiden Jokowi
Widodo akhirnya
membatalkan, dan
bukan menunda,
pelantikan Komisaris
Jenderal Polisi Budi
Gunawan sebagai Kapolri.
Keputusan pembatalanitu diumumkan Presiden
(justru) setelah gugatan
praperadilan BG
dikabulkan pengadilan.
Posisi calon Kapolri kemudianditempati oleh Komjen Pol
Badrodin Haiti, Wakil Kapolriyang sebelumnya ditunjuk
sebagai Pelaksana Tugas Kapolri
karena Jenderal Polisi Sutarmansudah diberhentikan sebagai Kapolri.
Nama Badrodin sudah diserahkanke Dewan Perwakilan Rakyat untukdilakukan uji kelayakan dan
kepatutan (t and proper test). PolitisiSenayan sudah menyetujui BG
sebagai calon Kapolri. Apakah DPRjuga akan menyetujui calon baru
Kapolri ini? Badrodin akan menjalaniuji kelayakan dan kepatutan di KomisiIII DPR setelah masa reses DPR
berakhir pada 23 Maret 2015. Dan,jadi atau tidaknya Badrodin menjabat
Kapolri akan ditentukan dalam rapatparipurna DPR, tentunya setelah ia
dinyatakan lulus uji kelayakan dankepatutan di Komisi III.
Proses pemilihan Kapolri seperti
LAPORAN UTAMA
Sengkarut Penegakan Hukum
Kejarlah Daku,Kau Kutangkap
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
8/78
6 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
syuting sinetron kejar tayang.Presiden Jokowi memanggil KapolriJenderal Sutarman ke Istana Negara
pada Jumat, 16 Januari 2015. SelainSutarman, yang masa jabatannya
habis pada Oktober 2015, Presidenjuga memanggil Wakil Kapolri
Komjen Badrodin Haiti.
Pada malam itu, didampingiSutarman, Badrodin, Wakil Presiden
Jusuf Kalla, dan Menko Politik,Hukum, dan Keamanan Tedjo EdhiePurdjianto, Presiden Jokowi
mengumumkan pemberhentiandengan hormat Sutarman dari
jabatannya sebagai Kapolri. Sebagaipenggantinya, Jokowi menunjuk
Badrodin sebagai Pelaksana TugasKapolri hingga ditetapkannya Kapolri
denitif.
Pemberhentian Sutarmandiumumkan Presiden di Istana Negara
setelah Kompolnas mengajukansejumlah nama petinggi Mabes Polrike meja Presiden untuk calon Kapolri
pengganti Sutarman.
Telah muncul satu nama yang
menjadi pilihan Presiden, yakniKomjen Budi Gunawan yang masihmenjabat Kepala Lembaga
Pendidikan Polri (Kalemdikpol)sebagai calon tunggal yang diajukan
ke DPR untuk uji kepatutan dankelayakan. Sebagai payung hukum
pemberhentian Sutarman, Jokowi
mengeluarkan dua keputusanpresiden (keppres).
Saya menandatangani dua
keppres. Pertama tentangpemberhentian dengan hormatJenderal Polisi Drs Sutarman sebagai
Kapolri. Keppres yang kedua tentangpenugasan Wakapolri Komjen Polisi
Badrodin Haiti melaksanakan tugas,wewenang, dan tanggung jawab
Kapolri, kata Jokowi.
Tiga hari sebelumnya, KPK sudahmenetapkan BG sebagai tersangka
atas dugaan kepemilikan rekeningtidak wajar. Penetapan statustersangka terhadap ajudan Megawati
Soekarnoputri ketika Mega menjabatwakil presiden itu membuat Istana
Negara gamang.
KPK menyampaikan, dalampengembangan penyelidikan dugaan
tindak pidana korupsi, BG secarabersama-sama menerima hadiah atau
janji pada saat menjabat Kepala BiroPembinaan Karier Deputi Sumber
Daya Manusia Mabes Polri periode2003-2006 dan jabatan lainnya diMabes Polri, KPK menemukan
minimal dua alat bukti yang cukupuntuk meningkatkan status kasus
tersebut ke penyidikan. Dalam kasusini, KPK menetapkan Budi sebagai
tersangka.
BG selaku Kepala Biro Pembinaan
Karier Deputi Sumber Daya ManusiaMabes Polri periode 2003-2006 dansaat menduduki jabatan lainnya di
institusi kepolisian diduga telahmenerima hadiah atau janji, padahal
diketahui atau patut diduga bahwahadiah tersebut diberikan untuk
melakukan atau tidak melakukansesuatu dalam jabatannya yangbertentangan dengan kewaijbannya.
Atas perbuatannya, BGdisangkakan melanggar Pasal 12huruf a atau b, Pasal 5 Ayat (2), Pasal
11, atau Pasal 12B Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan TindakPidana Korupsi, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun
2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Terkait pengusutan kasus itu, KPKsudah minta kepada Kementerian
Hukum dan HAM untuk mencegahBG bepergian ke luar negeri. KPK
juga menerima pengaduan
masyarakat tentang Budi padaAgustus 2010. Pengaduan itu dipicu
laporan hasil analisis (LHA) transaksidan rekening mencurigakan milik
sejumlah petinggi kepolisian yangdiserahkan Pusat Pelaporan dan
Analisis Traksaksi Keuangan atauPPATK kepada Polri. Nama BGmuncul sebagai salah satu petinggi
yang diduga punya rekening takwajar.
Hasil penyelidikan Polri atas LHA
PPATK itu tidak menemukan tindakpidana, termasuk terhadap rekening
dan transaksi keuangan BG. Namun,KPK tidak mendiamkan laporan
pengaduan masyarakat.
DPR Tetap Lakukan Uji Kelayakan
Setelah penetapan status
tersangka BG oleh KPK, desakanterhadap Presiden Jokowi agar
mengurungkan niat melantik BGsebagai Kapolri kian menguat. Akantetapi, DPR menyetujui BG sebagai
Kapolri untuk menggantikanSutarman. Persetujuan itu tetap
LAPORAN UTAMA
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
9/78
7INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
diambil dalam sidang paripurna,
Kamis 15 Januari 2015), sekalipun BGsudah berstatus tersangka kasus
korupsi.
Sebelum pengambilan keputusan,Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin
membacakan laporan proses seleksiyang telah dilakukan setelah
menerima surat dari Presiden Jokowi.Dalam surat tersebut, Jokowimeminta DPR menyetujui BG sebagai
Kapolri dan memberhentikanSutarman.
Menyetujui mengangkat
Komisaris Jenderal Budi Gunawansebagai kepala Polri dan menyetujui
memberhentikan Jenderal (Pol)Sutarman sebagai Kepala Polri, kata
Aziz dalam laporannya di SidangParipurna DPR.
Selanjutnya, DPR meminta
Presiden Jokowi segera melantik BGyang sudah dalam status tersangka di
KPK itu. Penolakan keras darimasyarakat, termasuk parapendukung Jokowi semasa Pilpres
2014, membuat menghentikanlangkah sementara.
Berhubung Komisaris JenderalPolisi Budi Gunawan sedangmenjalani proses hukum, maka kami
pandang perlu untuk menundapengangkatan sebagai Kapolri. Jadi
menunda bukan membatalkan. Ini
yang perlu digarisbawahi, kataPresiden Jokowi saat pengumuman
pemberhentian Sutarman sebagaiKapolri.
Selain itu Presiden mengatakan,
Ia telah menandantangani duakeppres, yakni keppres
pemberhentian dengan hormatSutarman sebagai Kapolri dankeppres penugasan Wakapolri
Komjen Badrodin Haiti untukmelaksanakan tugas Kapolri.
Saya menandatangani dua
kepres. Pertama tentangpemberhentian dengan hormat
Jenderal Polisi Drs Sutarman sebagaiKapolri. Keppres yang kedua tentang
penugasan Wakapolri KomjenBadrodin Haiti untuk melaksanakantugas, wewenang Kapolri, kata
Jokowi.
Sutarman yang juga hadir di
Istana bersama Badrodin Haitimemastikan menerima keputusandari Presiden.
Mulai saat ini dan detik ini sayamelaksanakan keputusan Bapak
Presiden untuk menyerahkan tugaswewenang dan tanggung jawab
jabatan Kapolri kepada Wakapolri.
Kenapa diperlukan surat keputusan?Karena Kapolri adalah pengguna
anggaran dan pelaksana kegiatan diseluruh Kepolisian Negara RepulikIndonesia, kata Sutarman.
Polemik seputar posisi Kapolrimuncul setelah KPK menetapkan BGsebagai tersangka dalam kasus
dugaan korupsi selama menjabatsebagai Kepala Biro Pembinaan Karier
Deputi Sumber Daya Manusia Polriperiode 2003-2006 dan jabatan
lainnya di kepolisian.
Dari laporan terakhir hartakekayaan ke KPK tertanggal 26 Juli
2013, Budi diketahui memiliki totalharta kekayaan sebesar Rp
22.657.379.555 dan 24.000 dolarAmerika. Jumlahhnya naik drastis darilaporan kekayaan BG pada 2008, saat
BG masih menjadi Kapolda Jambi.Pada 2008, total kekayaan BG Rp
4.684.153.542.
Dalam menentukan calon Kapolri,Presiden Jokowi dalam keterangan
kepada wartawan, Rabu, 14 Januari2015, menjelaskan, ia hanya meminta
pertimbangan dari Kompolnas danMabes Polri. Jokowi mengaku sempat
bertanya kepada Kompolnas perihaldugaan rekening mencurigakan dariBG. Saat itu Kompolnas memastikan
rekening BG wajar adanya.
Politisi-Polisi Serang KPK
Tak ada hujan, tak ada angin, tiba-
tiba Hasto Kristiyanto, PelaksanaTugas Sekretaris Jenderal Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan,menggelar jumpa pers dan membuka
sejumlah informasi tentang adanyasakit hati Ketua KPK Abraham Samadkepada Jokowi. Penetapan status
tersangka oleh KPK terhadap BG
tidak terlepas dari proses politik masaPemilihan Presiden 2014. Ketika PDIPdan Jokowi akhirnya tidak memilih
Abraham Samad sebagai calon wakilpresiden pendaping Jokowi.
Hasto mengaku konferensi pers ia
lakukan atas inisiatif pribadi, tanpasetahu Ketua Umum PDIP Megawati
Sokearnoputri. Hasto membeberkanseluruh pertemuannya dengan
Komjen BG saat di DPR Lakukan Uji Kelayakan
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
10/78
8 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
Abraham Samad. Ia menyebutAbraham Samad melobi agar bisa
menjadi cawapres mendampingiJokowi.
Ini insiatif saya seorang, tak perlu
minta restu ke Ibu Mega, kata Hastoseusai konferensi pers di Apartemen
The Capital, Jakarta, Kamis, 22Januari 2015.
Menurut Hasto, Mega pasti tidak
akan merestui bila dia membeberkanpertemuan itu. Sebab, secara tidak
langsung hal itu akan menambahpanas situasi politik antara Istana,KPK, dan Polri. "Kalau saya minta
izin, pasti tidak akan disetujui karenaKPK dibentuk di era Ibu Mega jadi
presiden.
Ia mengaku merasa gerah melihatekspektasi masyarakat yang begitu
tinggi terhadap KPK. Namun iamenganggap masyarakat buta atas
manuver politik yang dilakukanpimpinan KPK. "Kami justru inginmenyelamatkan semangat KPK yang
disalahgunakan pimpinannya."
Hasto telah menyiapkan sejumlah
alat bukti yang akan menguatkanadanya pertemuan itu, yaitu foto danrekaman kamera pengintai alias
CCTV. Selain itu, ada juga saksi, yaknimantan Kepala Badan Intelijen
Negara Hendropriyono, yang ikutmenemaninya bertemu dengan
Abraham Samad.
KPK Kejar BG, Polri Tangkap BW
Serangan terhadap KPK kiangencar. Kepala Badan Reserse dan
Kriminal Mabes Polri Komjen Pol BudiWaseso pun menangkap Wakil Ketua
KPK Bambang Widjojanto (BW) pada23 Januari 2015 terkait kesaksian
palsu saat menjadi pengacarapasangan calon bupati Ujang Iskandar Bambang Purwanto dalam sengketa
Pemilukada Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah 2010.
BW ditangkap di Depok, JawaBarat, pada pukul setengah delapanpagi. Ia disangka telah menyuruh
sejumlah saksi untuk memberikanketerangan palsu di sidang
pengadilan Mahkamah Konstitusi.Tidak salah jika kemudian orang
teringat lm yang dibintangi DeddyMizwar {kini Wakil Gubernur JawaBarat} dan Lidya Kandouw, Kejarlah
Daku, Kau Kutangkap.
Nasib Abraham Samad pun takjauh beda. Lelaki asal Makassar,
Sulawesi Selatan, itu sudah lebih duludilaporkan oleh Direktur Eksekutif
KPK Watch Indonesia MuhammadYusuf Sahide ke Mabes Polri pada 22
Januari 2015. Abraham Sama didugakerap melakukan aktivitas politik di
luar ranah tugas pokok dan fungsiatau tupoksi KPK.
Wakil Ketua KPK lainnya, Adnan
Pandu Pradja, juga dilaporkan keBareskrim Mabes Polri 24 Januari2015 terkait kasus pencurian saham
PT Desy Timber di Berau, KalimantanTimur. Setelah Pandu, giliran
koleganya Zulkarnain, yangdilaporkan ke Mabes Polri, yakni pada
28 Januari 2015. Pimpinan KPK yangsatu ini dilaporkan karena diduga
menerima gratikasi saat menjadiKepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timurdari Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) JawaTimur 2008.
Langkah KPK yang sedang
berusaha menyelesaikan sejumlahkasus korupsi, termasuk kasus
Komjen BG, menjadi terhambat.Itulah yang menimbulkan
kekhawatiran publik.
Terjadi gerakan (atau
penggerakan) massa, satu kelompokmendukung KPK, satu lainnyamendukung Polri. Jika tidakmendapat penyelesaian, benturan
bisa terjadi. Presiden Jokowi sebagaikepala negara dan kepala
pemerintahan memikul tanggungjawab (dan bisa) menyelesaikan
persoalan ini. Selanjutnya, bola ada ditangan Jokowi.
LAPORAN UTAMA
Menurut Hasto, Mega
pasti tidak akan merestui
bila dia membeberkan
pertemuan itu. Sebab,
secara tidak langsung hal
itu akan menambah panas
situasi politik antara
Istana, KPK, dan Polri."Kalau saya minta izin,
pasti tidak akan disetujui
karena KPK dibentuk di
era Ibu Mega jadi
presiden.
Hasto Kristiyanto, Plt. Sekjen DPP PDIP
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
11/78
9INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
Melihat konik KPK dengan Polri
kian meruncing, pada 25 Januari 2015Presiden Jokowi memanggil sejumlah
pakar untuk dimintai pendapat danmasukan. Jokowi akhirnya
mengadakan pertemuan denganmantan Ketua MK Jimly Asshidiqqie,pengamat hukum internasional
Hikmahanto Juwana, pengamatkepolisian Bambang Widodo Umar,
mantan Wakapolri Komjen (Purn)
Oegroseno, serta mantan Wakil KetuaKPK Ery Riyana Harjapamengkas danTumpak Hatorangan Panggabean.Cendekiawan Ahmad Syai Maarif
berhalangan hadir. Merekamembahas kekisruhan yang terjadi
antara KPK dan Polri.
Seusai pertemuan singkattersebut, Presiden mengadakan
jumpa pers di Istana Negara. Iamenegaskan, jangan ada
kriminalisasi. Proses hukum harusberjalan baik tanpa intervensi.
Pada saat itu juga Jokowi
membentuk tim independen, yangkemudian lebih dikenal sebagai Tim
Sembilan, untuk menyelesaikankonik KPK Polri. Tim Sembilanterdiri atas Syai Maarif, Bambang
Widodo Umar, Tumpak HatoranganPanggabean, Erry Riyana
Hardjapamekas, Jimly Asshiddiqie,Hikmahanto Juwana, Oegroseno,
Jenderal Polisi (Purn) Sutanto, dan
Imam Prasodjo.
BG Ajukan Praperadilan
Tidak terima dijadikan tersangka,
Komjen Pol Budi Gunawanmembentuk tim hukum dan
kemudian mengajukan permohonanpraperadilan ke pengadilan negeri
Jakarta Selatan.
Meski telah mendapat persetujuanDPR, Presiden Jokowidodo tidak juga
melantik Komjen Pol Budi Gunawansebagai Kapolri. Alasannya, Presiden
masih menunggu hasil Praperadilanyang diajukan oleh Calon Kapolrinyadi pengadilan.
Senin, 16 Februari 2015, diPengadilan Negeri Jakarta Selatan,hakim Sarpin Rizaldi dalam putusan
sidang praperadilan BG mengabulkanpermohonan kubu BG. Dalam
putusannya, Sarpin menyatakanpenyidikan terhadap BG tidak
memiliki kekuatan hukum. Hakimmemutuskan bahwa penetapantersangka BG oleh KPK tidak sah
secara hukum.
Di waktu yang sama, pakar hukum
tata negara Rey Harun mengatakan,"Ini seperti ada kecacatan terhadapputusan hukum. Satu-satunya jalan
(untuk KPK) ya PK. Sah-sah saja,
karena hakim Sarpin sudahmelampaui kewenangannya dalam
menetapkan KUHAP
Dia yakni hakim Sarpin Rizaldimelampaui kewenangan dengan
mengatakan KPK tidak berwenangmenangani kasus BG. Menurut saya,
sudah masuk ke substansi bagiantipikor ini."
Rey melihat putusan Sarpin tidaksesuai dengan Kitab Undang-UndangHukum Acara Pidana atau KUHAP.
Dalam pandangannya, putusan itumengandung banyak kelemahan danoleh karena itu perlu diuji. Sedangkan
Mabes Polri menilai gugatanpraperadilan yang diajukan oleh BG
adalah hal yang wajar dilakukandalam sistem peradilan.
Kami lihat ini (putusan
praperadilan) adalah suatu hal yangbiasa terjadi," kata Kabagpenum
Divhumas Polri Kombes Pol Rikwantodi Jakarta, Senin, 16 Februari 2015.
Mabes Polri menghormati
putusan hakim yang telah menerimapermohonan praperadilan BG. Yang
menang, juga yang kalah, harus tetapdihormati. Menurut dia, siapa punyang merasa dirugikan dalam proses
peradilan boleh mengajukan gugatanpraperadilan.
Empat Komisioner KPK
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
12/78
10 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
Publik mendesak Presiden Jokowisegera memutuskan status BGsebagai calon Kapolri. Akhirnya,
dalam konperensi pers di IstanaMerdeka, Jakarta, Rabu 18 Februari
2015, Presiden Jokowi memutuskantidak melantik BG sebagai Kapolri.
Presiden menyampaikan sikapnyaatas perseteruan KPK-Polri.
Mengingat bahwa pencalonan
Komisaris Jenderal Polisi BudiGunawan sebagai Kapolri telah
menimbulkan perbedaan pendapat dimasyarakat. Maka untukmenciptakan ketenangan serta
memperhatikan kebutuhan kepolisiannegara republik Indonesia untuk
segera dipimpin oleh seorang Kapolriyang denitif, maka hari ini kami
mengusulkan calon baru yaitukomisaris jenderal polisi BadrodinHaiti untuk mendapatkan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
Kapolri, terang Jokowi.
Presiden Jokowi meminta BGuntuk memberikan kontribusi terbaikkepada Polri agar makin profesional
dan dipercaya masyarakat, dalamposisi dan jabatan apa pun yang nanti
diamanatkan kepadanya.
Sementara, soal masalah hukumdua pimpinan KPK, yaitu Abraham
Samad dan Bambang Widjojanto,serta kekosongan satu pimpinan KPK,Presiden Jokowi mengeluarkan
keputusan presiden (keppres)pemberhentian sementara dua
pimpinan KPK itu.
Karena adanya masalah hukumpada dua pimpinan KPK, yaitu
Saudara Abraham Samad danSaudara Bambang Widjojanto serta
kekosongan satu pimpinan KPK,maka sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,saya akan mengeluarkan kepprespemberhentian sementara dua
pimpinan KPK. Dan selanjutnya akandikeluarkan perppu untuk
pengangkatan sementara pimpinanKPK demi keberlangsungan kerja di
KPK, kata Jokowi.
Presiden menambahkan, iamenunjuk tiga orang sebagai
pimpinan baru di KPK. Yakni, mantanKetua KPK Tauequrachman Ruki,
akademisi dari Universitas IndonesiaIndriyanto Seno Adji, dan DeputiPencegahan KPK Johan Budi SP.
Saat itu pula Menteri SekretarisNegara Pratikno menjelaskan,Presiden dalam waktu tidak terlalu
lama akan mengirimkan suratpengajuan nama calon Kapolri baru
kepada pimpinan DPR.
DPR sudah menyelesaikan sidang
paripurna dan reses, surat akan kitakirim hari ini. Sudah ditandatanganiPresiden, dan tentu saja nanti proses
di DPR akan dilakukan setelah resesselesai, kata Mensesneg Pratikno.
Mensesneg menambahkan, status
Badrodin Haiti masih sebagaiWakapolri yang diberi mandat
menjalankan tugas tanggung jawabdan wewenang sebagai Kapolri.
Menanggapi keputusan Presiden
Jokowi yang membatalkan pelantikanBG, Fraksi PDI Perjuangan di DPR
mengaku kecewa. Jokowi dinilai tidakkonsisten dengan pilihannya.
Tentunya kami kecewa. Sebagai
anggota DPR, saya juga tentunyakecewa," kata anggota Fraksi PDI
Perjuangan Trimedya Panjaitan diGedung Nusantara III DPR, Jakarta,
Rabu 18 Februari.
Wakil Ketua Komisi III itu punberharap Jokowi bisa meyakinkan
DPR soal pembatalan pelantikantersebut. Ia menilai Jokowi kali initidak konsisten. Sebab, sebelumnya,
selama kisruh penetapan BG sebagaitersangka oleh KPK, Presiden selalu
mengatakan akan memutuskan nasibcalon Kapolri itu setelah sidang
praperadilan. Namun setelah adaputusan praperadilan, Jokowi malahmembatalkan pencalonan BG sebagai
Kapolri.
Tapi, nantilah kita lihat apa
alasannya sampai dibatalkan,ujarnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan di
DPR lainnya, Junimart Girsang,menyatakan kekecewaan serupa.Bahkan, Junimart yang juga duduk di
Komisi III, menyebut Presiden sudah
melakukan penghinaan terhadapDPR.
Keputusan Jokowi ini contempt ofparlement, ujarnya.
Mengapa? Menurut dia, BGpunya hak konstitusional penuh untuk
tetap dilantik sebagai Kapolri.
Anggota DPR Komisi III bersama calon Kapolri Komjen Budi Gunawan
LAPORAN UTAMA
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
13/78
11INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
Kompolnas sudah mengecek track
record setiap calon Kapolri sebelum
diserahkan kepada Presiden.
Menurut Logan, sewaktu proses
penjaringan calon Kapolri,Kompolnas sudah meminta analisisdan data keuangan setiap calon.
Kompolnas mengajukanpermohonan pengecekan track
record para calon Kapolri kepadaPusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK), KPK,
dan Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM), tetapi tidakdigubris. Kompolnas sudah
membangun komunikasi, yaknimeminta respons dari masing-masing
institusi itu terkait nama-nama calonKapolri yang dijaring.
Nyatanya mereka tidak memberikan
respon. Dan sepertinya permintaankami tidak menjadi prioritas mereka
juga dalam menjaring para nama
Irjen Pol (Purn) Logan SiagianKomisioner Kompolnas
Kompolnas Tak PunyaAgenda Terselubung
Merasa
dipersalahkan karena
disebut-sebut mengajukan
nama calon Kapolri
yang bermasalah ke
Presiden, Kompolnas
bersuara. Komisioner
Kompolnas Irjen Pol
(Purn) Logan Siagianmembantah keras bahwa
Kompolnas memiliki
agenda terselubung dalam
penyerahan nama calon
Kapolri kepada Presiden.
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
14/78
12 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
LAPORAN UTAMA
Calon Kapolri, ujar Logan.
Dia memastikan, sebelummenyerahkan nama-nama calon
Kapolri ke meja Presiden, semuaproses klarikasi sudah cleardilakukan oleh Kompolnas.
Termasuk ketika penjaringan danpencalonan sejumlah nama calon
Kapolri pengganti Pak Sutarman,Kompolnas meminta respon KPK,
PPATK dan Komnas HAM sebelumKompolnas mengajukan nama-namaitu ke Presiden Joko Widodo. Tidak
ada respons dari mereka.
Kompolnas sudah menjalankan
kewajiban sebagaimana digariskanUndang-Undang Kepolisian. Yakni,memberikan masukan dan
pertimbangan atas pemilihan calonKapolri dan pemberhentian calon
Kapolri. Bahkan, Kompolnas selalumelakukan komunikasi dan upaya
penjaringan sejumlah nama calonKapolri baru, bila Presiden Jokowibatal melantik BG sebagai Kapolri.
Itu adalah tugas dan fungsiKompolnas, termasuk menjalin
komunikasi dengan sejumlah namaatau Perwira Tinggi atau Pati diMabes Polri mengenai situasi
Kepolisian. Dan sesuai tugas pokokKompolnas seperti yang tercantum
dalam Tap MPR Nomor 7 Tahun 2000serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2002 tentang Polri, terutama padaPasal 37 hingga Pasal 40, ada tugas-tugas pokok Kompolnas yang harus
kami lakukan, papar Logan.
Masuknya nama BG dalam daftarcalon Kapolri yang diajukanKompolnas kepada Presiden, menurut
Logan, tidak ada persoalan. Informasisoal rekening gendut yang dimiliki BG
itu pun tidak ditemukan Kompolnas.
Kami sudah mendengar adanyapersoalan dugaan rekening gendut
itu, tetapi tidak terbukti. Sampai saatkami ajukan nama-nama itu ke
Presiden, Kompolnas sudahmemastikan tidak ada persoalankepemilikan rekening gendut pada
nama-nama itu, ujarnya.
Ketika Kompolnas meminta informasi
soal BG dan tidak direspons olehKPK, PPATK, dan Komnas HAM, satu-satunya keputusan berkekuatan
hukum tetap terkait rekening gendutadalah hasil penyidikan Bareskrim
Mabes Polri yang dimiliki Kompolnas.
Kami minta data dan prosespenelusuran serta proses hukum yang
telah dilakukan oleh Bareskrim MabesPolri atas kepemilikan rekening
gendut itu, ujar Logan.
Bareskrim Mabes Polri yang sudahmelakukan penyelidikan,
penelusuran, dan proses hukumterkait dugaan kepemilikan rekening
gendut para calon Kapolri yangdiajukan Kompolnas kepada Presidenitu, dan Bareskrim Mabes Polri
mengeluarkan surat resmi bahwatidak ada rekening gendut atas nama-
nama itu.
Artinya, secara hukum, Bareskrim
Mabes Polri sudah melakukanpenyelidikan, dan hasilnya rekeningpara calon Kapolri yang diajukan
Kompolnas ke Presiden itu wajar,tidak ada rekening gendut. Itu juga
menjadi acuan Kompolnasmengajukan nama-nama mereka
kepada Presiden waktu itu.
Kami di Kompolnas tidak adapersoalan dengan setiap nama yang
sudah kami ajukan kepada Presiden,sebab sebelum pengajuan nama-nama itu, kami sudah melakukan
tugas dan fungsi penjaringan. Kalauditanya secara pribadi, saya sendiri
pun melihat sosok Komjen Pol BudiGunawan sudah clear secara hukum
sebelum kami turut menyerahkannamanya ke meja Presiden waktu
itu, paparnya.
Kompolnas sudah beberapa kalimengajukan nama calon Kapolri
kepada Presiden. Ketika TimoerPradopo ditetapkan sebagai Kapolri,nama BG sudah terjaring sebagai
salah satu calon Kapolri yang diajukankepada Presiden. Demikian pula
ketika mencari nama penggantiKapolri setelah Timoer Pradopo, BG
bersama-sama nama Sutarman punterjaring sebagai nama calon Kapolri
yang diserahkan kepada Presiden.Jadi, menurut Logan, tergantungPresiden, siapa yang akan dipilihnya
sebagai calon Kapolri dan diajukan keDPR.
Secara resmi sudah dikeluarkan surat
bahwa tidak ada persoalan rekeninggendut atas nama-nama itu pada
tahun 2010 oleh Bareskrim MabesPolri. Dan Kompolnas kembali
meminta hasil penelusuran terkaitrekening gendut itu pada April 2013,
sewaktu hendak mencari penggantiPak Timoer Pradopo, ujarnya.
Pakai Tim Sembilan
Tim Sembilan bentukan Presiden
Jokowi untuk mendamaikan kisruhKPK dan Polri menjalankan sejumlah
komunikasi dengan bergai institusi,termasuk dengan KPK, Polri, KomisiYudisial.
Kompolnas menghadap Presiden Jokowi
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
15/78
13INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
Ketua Tim Sembilan Syai Maarifatau yang akrab disapa Buya Syaimenyampaikan, Tim Sembilan
memberikan masukan kepadaPresiden untuk segera mengambil
tindakan atas situasi yang kiangenting yang terjadi di institusi
penegak hukum.
Bahkan, dari komunikasi lewatsambungan telepon antara Presiden
Jokowidodo dengan Buya Sya'iMaarif pada 3 Februari 2015, Presiden
sudah menyampaikan bahwa BGtidak akan dilantik sebagai Kapolri.Presiden memilih untuk mencari
nama-nama baru sebagai calonKapolri.
Jadi, sekitar pukul tujug malam PakPresiden menelepon saya. Sayabilang, saya sedang di Yogyakarta.
Nah, Presiden bilang, tidak akanmelantik BG, ujar Buya Sya'i.
Sikap itu diambil Presiden karena
melihat publik tidak menginginkanadanya Kapolri yang berstatus
tersangka. Apalagi, Polri adalahinstitusi penegak hukum, sangat tidak
elegan jika yang memimpin institusiitu berstatus tersangka.
Presiden menyampaikan, tidak jadi
melantik BG untuk menjaga moralitaspublik. Soal perkara, kan BG sudah
mengajukan proses praperadilan. Danbiarkanlah itu berjalan sesuai denganproses hukum, ujarnya.
Mantan Ketua Umum PPMuhammadiyah itu juga mengakui,
kisruh yang KPK dan Polri merupakansituasi kritis yang harus segeradiambil tindakan oleh Presiden.
Sebab, jika kian lama dibiarkan, makasemua upaya penegakan hukum oleh
kedua institusi itu akan amburadul.
Tekanan memang banyak. Dan sayakatakan kepada Pak Presiden, bahwa
keadaan sudah kian kritis, ini situasicritical, sehingga saya sarankan,
semakin cepat diambil langkahmencari Kapolri baru maka akan
semakin baik, ujarnya.
Sebagai pengganti BG, Presidensempat berjanji mencari sosok yang
bersih, sosok yang tidak tersangkut
dengan persoalan korupsi. Meskidemikian, Presiden tetap akan
memiliki mekanisme sendiri dalammenentukan calon Kapolri yang akan
menggantikan nama Komjen Pol BG.
KPK sendiri, sewaktu penyusunanKabinet Kerja Presiden Jokowi-Kalla
sempat diajak melakukan trackinglatar belakang para calon menteri
agar menteri yang mengisi kursikabinet adalah orang-orang bersih
yang tidak tersangkut masalahhukum. Nyatanya, hingga pelantikanpara menteri, sejumlah nama calon
menteri yang oleh KPK ditandaimemiliki kartu merah alias
bermasalah dan sangat besarpeluangnya sebagai tersangka kasus
dugaan korupsi, tetap masuk dalamkursi kabinet.
Untuk calon Kapolri pun, seharusnya
Presiden melakukan pertimbanganyang melibatkan penelusuran KPK
dan PPATK agar benar-benar bersihdari persoalan korupsi. Namun,Presiden telah memiliki sikap, bahwa
calon Kapolri diusulkan olehKompolnas dan dianggap bersih oleh
Kompolnas untuk kemudian diajukanke DPR mengikuti uji kepatutan dan
kelayakan agar Presiden segera bisamelantiknya.
Pak Jokowi bilang, segera ada
keputusan untuk Kapolri baru. Dan,akan dicari calon Kapolri baru yang
dosa-nya sedikit. Yang dosa-nyapaling kecil. Sebab, saya kira semuaorang kanmemiliki dosa, namun
untuk Kapolri, ya dicari yang dosa-nya paling sedikitlah, papar Buya
Syai.
Nah, proses seleksi nama baru itu punkembali dilakukan oleh Kompolnas,
Jokowi bersama Tim 9
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
16/78
14 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
LAPORAN UTAMA
dan dari nama-nama itu nantinyaakan dilihat yang mana yang memilikidosa paling sedikit.
Kalau tempo hari ada mencari latarbelakang dengan melibatkansejumlah instansi, nah tetap melalui
Kompolnas, kemudian ya soal apakahmemiliki rekening gendut atau tidak
ya PPATK tetap melakukanmonitoring atas rekening para calon.
Selanjutnya, ya Presiden memilikicara tersendiri memilih calon Kapolri.Kalau kami dari Tim Sembilan tidak
sampai pada urusan menyodorkannama dan tidak mencapuri siapa saja
calon itu. Semua diserahkan melaluiKompolnas dan selanjutnya Presiden
yang akan memutuskan, papar BuyaSyai.
Menurut dia, timnya hanya
memberikan pertimbangan danmasukan kepada Presiden,
keputusannya semua berada ditanganPresiden. Yang pasti, sayasampaikan, keadaan ini jangan
berlarut-larut, situasi kian kritis, danharus segera ada langkah dan
keputusan dari Presiden dan Presidenmengiyakan.
Meski kedua institusi saling ribut,
menurut Buya Syai, KPK mendapatperlakuan yang sangat drastis dan
serangan bertubi-tubi yang tujuannyamelumpuhkan upaya pemberantasan
korupsi melalui lembaga anti rasuahitu.
Buya sependapat, KPK dan Polri
sebagai institusi penagak hukumharus sama-sama diselamatkan daripihak-pihak yang menunggangi
institusi itu demi menyelamatkankepentingan segelintir koruptor.
Upaya terrorizing atau ancamandialami oleh sejumlah penyidik danstaf KPK. Sebagai bagian dari tugas
Tim Semiblan, Buya mengatakanbahwa pihaknya juga harus
memberikan masukan yang objektifkepada Presiden atas kondisi riil yang
terjadi di kedua institusi itu.
Terkait pelemahan pemberantasantindak pidana korupsi, kami melihat,
upaya itu adalah bagian dari skenario
besar untuk melemahkan dan bahkanmelumpuhkan KPK. Saya kira, sepertiitulah kerjaannya para pihak yang
tidak senang dengan pemberantasankorupsi yang dilakukan oleh KPK. Dan
mereka adalah kelompok-kelompokyang bekerja sama dengan para
koruptor untuk menghancurkanKPK, papar Buya Syai.
Jika KPK dilumpuhkan, bukan orang
per orang yang akan rugi, melainkanbangsa Indonesia yang sangat rugi.
Buya Sya'i setuju bahwa semuabentuk upaya pelemahan KPK dalampemberantasan korupsi sedang
berlangsung. Hampir di semua lini,upaya pelemahan KPK terjadi.
Bahkan, semua proses (revisiperundang-undangan) pun dijadikan
alat untuk melemahkan KPK.
Walau mereka bilang itu untukkebaikan dan penegakan hukum, saya
kira itu hanya pemanis di bibir saja.Niat mereka begitu besar untuk
melumpuhkan KPK. Semua bentukancaman, dan tindak tanduk yangmengintimidasi KPK tujuan akhirnya
adalah melemahkan KPK, ujar Buya.
Jika sampai pejnegakan hukum diKPK melemah, tentu para koruptor
akan bersorak kegirangan denganupaya-upaya pelemahan KPK itu.
Masyarakat dan pers juga harus
melihat ini sebagai ancaman seriusterhadap pemberantasan korupsi.
Yang memiskinkan rakyat kan para
koruptor itu. Kita harus bersama-sama melawan kembalinya para
koruptor. Korupsi harus diberantas,dan KPK diperkuat untukmemberantas korupsi. Bukan hanya
KPK, institusi kepolisian juga harusdiselamatkan. Sebab, saya melihat,
kok bisa intitusi kepolisiandimanfaatkan oleh segelintir orang
demi kepentingan orang per orang didalamnya, memanfaatkan institusiKepolisian dengan cara-cara yang
tidak benar. Polisi juga harus kitaselamatkan. Rakyat ini harus
menyelamatkannya, papar dia.
Selesaikan Tugas Tanpa SK
Tim Sembilan dibentuk akhir Januari
2015. Tugas pokoknya adalah mencari
fakta, menemukan akar persoalan,dan mencari solusi atas konik KPK-Polri. Hingga Februari berakhir, tim ini
telah menyelesaikan tugasnya, salahsatunya memberikan pertimbanganberdasarkan temuan Tim bahwa
Presiden sebaiknya tidak melantik BGsebagai Kapolri.
Pada awalnya, saat pembentukan
Tim Sembilan, Jokowi menyampaikan
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
17/78
15INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
bahwa tim ini akan diberikanlandasan hukum, yakni keputusanpresiden tapi akhirnya tidak jadi.
Pada 22 Februari 2015, Tim Sembilanmelaporkan kinerja tim ini sudah
selesai.
Buya Sya'i menuturkan, tugas TimSembilan tidak terikat sehingga kalau
saat ini dianggap sudah selesai makatidak menjadi soal.
Toh tim kami dibentuk tidak ada SK-
nya atau keppresnya, tidak pakaidilantik-lantik waktu itu. Waktu itu
bahkan sudah ada drafnya tapikarena banyak pihak yang menentang
dengan alasan memboroskananggaran kemudian tidak jadi pakaikeppres, kata Buya.
Bagi Buya, tidak masalah tidak adakeppres atau SK. SK kami dari
publik, pengakuan dari publik berupamoral dan sosial, legalitas nggakbegitu penting.
Sekalipun tidak memiliki SK ataukeppres, menurut dia, nyatanya TimSembilan dapat bekerja dengan baik
sesuai peran dan fungsinya. Yangpenting kita selama ini bisa bekerja
dengan efektif.
Buya menilai Presiden dalammemutuskan penyelesaian kisruh
KPK-Polri memperhatikan saran dariTim Sembilan. Rekomendasi kami
didengar, yang penting konik KPK-
Polri sudah reda sekarang.
Salah satu poin penting darirekomendasi tim tersebut yang
digunakan oleh Presiden dalammenyelesaikan konik KPK-Polriadalah tidak melantik BG sebagai
Kapolri.
Buya menambahkan, timnya
dibentuk khusus bertujuan hanyauntuk membantu meredakan kisruhKPK-Polri. Hanya untuk dua lembaga
itu, tidak lembaga yang lain kalau adamisalnya ada kisruh.
Ditunggangi
Direktur Pusat Kajian Anti-KorupsiFakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada (Pukat UGM) Zaenal ArinMochtar mengingatkan, kisruh KPK-
Polri bukan kisruh antarinstitusipenegak hukum.
Sebenarnya, menurut dia, pribadi-
pribadi atau pejabat di masing-masing institusi itu sengaja
memanfaatkan institusi untukkepentingan pribadinya dan berimbasseolah-olah yang terjadi adalah
konik institusi.
Proses saling lapor-melaporkan,
penetapan status tersangka danupaya pra-peradilan yang dilakukanoleh elite Polri bukanlah persoalan
utama dalam saling perebuatan
kedudukan di tubuh institusi keduapenegakan hukum tersebut.
Zaenal berpendapat, kisruh Polri-
KPK itu terjadi didasari kepentinganelite di Polri yang merasa terganggu
oleh kehadiran KPK sebagai institusi
pemberantasan korupsi, yangkebetulan menjerat salah seorang
petinggi Polri, BG, calon Kapolripilihan Presiden Jokowi.
Pada perkembangannya, persoalan
itu dimanfaatkan secara politis, danmerembet pada urusan
ketatanegaraan, urusan persoalanproses hukum dan juga kepentingan
politik kekuasaan.
Presiden Jokowi seharusnya segeramengambil sikap dan tindakan untuk
menghentikan persoalan kepentinganyang dibungkus dengan urusan
persoalan hukum kedua institusipenegak hukum itu.
Saya tidak melihat bahwa persoalan
ini adalah persoalan murni hukum.Sebab, sesungguhnya, saya melihat
ada orang di Polri yang ribut denganKPK. Jadi, persoalan 'orang Polri itudibenturkan dengan KPK sebagai
institusi. 'Orang' Polri itu jugamemanfaatkan institusi Polri
sehingga seolah-olah terjadi benturandan persoalan antara institusi Polri
dan institusi KPK. Padahal bukanpersoalan antarinstitusi, paparZaenal.
Bagi dia, orang-orang tertentu diPolri itu memakai institusi Polri-nyasebagai kendaraan berhadapan
dengan KPK sebagai institusi. Dan inibukanlah persoalan ketatanegaraan
tapi kemudian dikembangkanmenjadi persoalan ketatanegaraan,
persoalan politis, dan persoalanpidana dan seterusnya.
Jika sudah ada niat berhadap-
hadapan dengan institusi KPK, tentuorang di Polri itu mempergunakan
sejumlah celah untuk melakukannya.Saya kira, harus dipisahkan, manaakar persoalannya yang benar-benar
urusan hukum, mana persoalanpolitik, mana yang bersumber dariZainal Arin Mochtar
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
18/78
16 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
kepentingan orang di institusi secarapribadi, papar dia.
Sikap yang elegan yang harus
dilakukan Presiden Jokowidododalam persoalan ini, menurut Zaenaladalah dengan segera membatalkan
biang persoalan untuk duduk dalamkursi Kapolri.
Lantas, bagaimana? Menurut dia,tindakan terbaik adalah membatalkanseseorang yang sudah menjadi
tersangka untuk duduk sebagaiKapolri. Masa Presiden melantik
seorang tersangka sebagai Kapolri?Kan tidak tepat bila tersangka
dipaksakan sebagai Kapolri, yangnotabene menjadi pimpinan diinstitusi penegak hukum yakni
kepolisian.
Jangan Dipolitisir
Rektor Universitas Kristen Indonesia(UKI) Jakarta Dr Maruarar Siahaan,SH, MH melihat kisruh KPK dan Polri
ditunggangi oleh kepentingan ataumotif pribadi. Mantan hakim
konstitusi itu mengingatkan,tindakan-tindakan yang membuat
situasi makin memburuk harusdihentikan.
Efeknya langsung dirasakan
masyarat, bahwa masyarakat kitamerasakan ketidakpastian, ujarMaruarar.
Persoalan yang membelit BG harusdilihat secara yuridis atau hukum.
Jadi saya tidak melihat adanya
motivasi lain dari KPK atas penetapanstatus tersangka terhadap Komjen
Pol BG, selain motif hukum. Itu lebihpasti.
Memang, momentumnya
memungkinkan tindakan KPK itudiartikan sebagai bentuk kekecewaan
pimpinan lembaga tersebut. KPK
merupakan suatu lembaga yangbersifat kolektif-kolegial, keputusan-
keputusan yang diambil tidakmungkin perseorangan dan oleh
karena itu harus dipastikan bahwatanpa bukti yang kuat KPK tidak
pernah menyatakan seseorangsebagai tersangka. Semua ituberdasarkan bukti-bukti yang berhasil
dihimpun KPK.
Saya berharap polisi menghentikansikap atau tindakan jegal-menjegal,
ujar Maruarar.Ia menilai sikap petinggi PDIP yang
mengembuskan isu kasus tersebutmuncul karena Ketua KPK gagalmenjadi pasangan Jokowi dalam
pemilu, telah memperkeruh situasi.Ini merupakan hal yang tidak layak
dikemukakan karena setiap orangberhak berupaya mencapai
kedudukan politik.
Ia menjelaskan, dalam proses hukumpidana, jika ditemukan bukti makaakan ada upaya hukum untuk
menindak. Tetapi kalau tidak ada,saya meminta untuk tidak diciptakan
kekisruhan karena ini menyebabkankebingungan di masyarakat,
Sikap bijak dan taat hukum pimpinan
partai politik dan para pemimpininstitusi penegak hukum, serta
Presiden, bisa meredam persoalanitu.
Tanpa itu, saya kira akan timbul
keadaan chaos atau paling tidakdalam kondisi ketika orang
menganggap tidak ada kepastianhukum di Indonesia, ujarnya.
Semua kejadian atau peristiwa harus
diukur menurut parameter yang adadi dalam hukum itu sendiri. Kalau
memang BG tidak melakukan tindakpidana, maka ikuti saja prosesnya.
Bahwa ada momentum pada saat itu
BG sedang dicalonkan sebagaiKapolri, harus dilihat dalam kontekskita tidak menginginkan seorang
yang memiliki track record yangburuk menjadi pemimpin yang sangat
berkuasa seperti itu.
Saya kita cukup di dalam hati dantidak diwujudkan dalam bentuk
tindakan balasan. Sebab, jikadiwujudkan dalam bentuk tindakan
jegal menjegal, dapat mengacaukankehidupan dan tingkat kepercayaan
terhadap pemerintah. Saya tidaksetuju hukum diperlakukan sepertiitu. Kuncinya ada pada Presiden. Ia
harus turun tangan, papar Maruarar.
Ia mengingatkan, menyelesaikanpersoalan hukum mesti berpegang
teguh pada prinsip hukum itu
sendiri,ditangani menurut tolok ukurhukum, bukan menurut tolok ukurpolitik.
Kalau dibawa ke politik akan
menambah sulit keadaan. Marihentikan perdebatan kita tentang ini,
namun serahkan menurut standarhukum dan menurut proses yang
dikenal di dalam hukum acarapidana, ujarnya.
"Kisruh KPK dan Polri
ditunggangi oleh
kepentingan atau motif
pribadi. Efeknya langsungdirasakan masyarat, bahwa
masyarakat kita merasakan
ketidakpastian."
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
19/78
17INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
DR Frans Hendra WinartaKetua Umum PERADIN
Ingat, Indonesia Negara Hukumdikabulkan Pengadilan Negeri JakartaSelatan.
Ujian baru kembali menghadangJokowi setelah memilih calon lain
untuk kursi Kapolri, yaitu BadrodinHaiti, karena bertentangan dengankeputusan DPR dan rekomendasi
Komisi Kepolisian Nasional(Kompolnas). Semua ujian ini akan
terjawab setelah DPR menyelesaikan
masa resesnya pada akhir Maret2015.
Frans melihat saat gonjang-ganjingpemilihan Kapolri kepercayaan publik
kepada Jokowi mulai tergerus. Pilihanmeneruskan penunjukan BG ataumencari calon lain merupakan pilihan
yang sulit bagi Jokowi mengingatJokowi sudah telanjur mencanangkan
revolusi mental yang memberi sinyalkepada semua pejabat di
pemerintahannya untuk bekerja keras
dan menjauhi korupsi, suap, dangratikasi.
Persetujuan Komisi III DPR dan RapatParipurna DPR sulit dicerna oleh
masyarakat, terutama parapendukungnya yang fanatik denganprogram reformasi di segala bidang.
"Presiden Jokowi sudah terjebakdalam beberapa putusankontroversial dan tidak populis,
seperti menaikkan harga BBM danmenalangi Lapindo untuk
pembayaran ganti rugi kepada parakorban lumpur Lapindo.
Menaikkan harga BBM, seperti sudah
diduga, membuat harga kebutuhanpokok sehari-hari dan biaya
transportasi ikut naik. Sekalipunharga BBM sudah diturunkan, harga
kebutuhan pokok yang sudah telanjurnaik tentu tidak serta merta dapatditurunkan," ujar Frans.
Kisruh KPK Polri sudah hampir memasuki
babak akhir. Akan tetapi, masih banyak proses hukum
yang harus dijalani oleh para penegak hukum di KPK
dan Polri: Kasus Komjen Budi Gunawan dan kasus
petinggi KPK Abraham Samad, Bambang Widjajanto,
dan beberapa penyidik KPK.
calon Kapolri Budi Gunawan (BG)
merupakan ujian berat bagi PresidenJoko Widodo. Dan akhirnya ia
memutuskan tidak melantik BG,sekalipun gugatan praperadilan BG
Frans Hendra Winarta,
pengacara senior sekaligusKetua Umum Peradin
mengatakan, dalam empatbulan pemerintahannya, penunjukan
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
20/78
18 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
LAPORAN UTAMA
Menurut Frans, kebijakan yang dibuatgrusa-grusu itu sangatmengkhawatirkan berbagai kalangan,
khususnya masyarakat sipil sertapendukungnya. Pada akhirnya,
Jokowi mendengarkan suara rakyatdengan mengubah keputusannya,
yakni tidak melantik Budi sebagaiKapolri.
"Jika dulu beliau lebih mendengarkan
suara DPR dan menakan suararakyat, artinya proses hukum di KPKdikalahkan proses politik di DPR,"
tutur Frans.
Kondisi supremasi politik terhadap
hukum di Indonesia berlangsunglama, yakni sejak zaman Orde Lama.
JIka itu terjadi, maka revolusi mental
yang memberi harapan baru, newhope, sebagaimana disebutkan
Majalah TIME atas terpilihnyaPresiden Jokowi, mungkin hanyaimpian dan pepesan kosong saja,
tandas Frans.
Melihat kondisi ini, Fransmengungkapkan keprihatinannya.
Pengangkatan seorang pejabat dipuncak pimpinan lembaga penegak
hukum ternyata malah terindikasiadanya keraguan atas integritasnya.
Ini barangkali kejadian pertama diIndonesia, seorang calon Kapolrimenyandang status tersangka
sebelum dilantik.
Frans heran melihat Komisi III danRapat Paripurna DPR begitu cepat
memutuskan meyetujui Komjen BudiGunawan dan mendesak Presiden
segera melantik Budi sebagai Kapolrisedangkan proses hukum sedang
berjalan. Padahal, tujuanpemberantasan korupsi, suap, dangratikasi, seharusnya konsisten dan
tidak boleh main-main karena yangdihadapi adalah orang-orang kuat,
berkuasa, dan berpengaruh.
Sungguh ironis, Undang-UndangTindak Pidana Korupsi yang disusun
oleh DPR, dalam pelaksanaannyajustru dilanggar sendiri oleh
keputusan DPR, yakni menyetujuipelantikan seorang tersangka sebagai
Kapolri, ujar Frans.
Ketegasan Presiden
Sebenarnya masalah ini tidak akanberlarut-larut jika Presiden Jokowi
taat hukum dan tegas, tanpa harusmemanggil para tokoh untuk
memberi masukan mengenai kisruhpelantikan Komjen Budi Gunawan
sebagai Kapolri dan kriminalisasi KPK.Semunya sudah diatur oleh undang-undang.
Tapi mungkin Presiden merasakurang memahami persoalan hukum.Apalagi Komisi Hukum Nasional
dibubarkan pula oleh beliau, padahalkomisi ini punya kewajiban, diminta
atau tidak, memberikan rekomendasihukum bilamana presiden
membutuhkannya. Adapun DewanPertimbangan Presiden yang barudilantik hampir tidak ada pakar
hukumnya. Tidak mengherankan bilaPresiden kemudian menjadi
kebingungan sendiri, papar Frans.
Mengenai upaya kriminalisasi yangsaat ini mendera para komisioner
KPK, seperti penetapan tersangkaterhadap Abraham Samad dan
Bambang Widjojanto, menurut diaPresiden tinggal mengeluarkan
keppres penonaktifan parakomisioner tersebut danmengeluarkan perppu untuk mengisi
kursi komisioner yang kosongtersebut.
Tidak perlu ragu karena itu sudahdiatur undang-undang demikian.Saya sependapat, pimpinan KPK yang
akan datang, dari lima komisioner,satu harus diisi seorang wanita
sehingga pimpinan KPK jilid empatakan berwarna. Cukup banyak
pendekar hukum wanita yangtangguh yang memiliki integritas.Sebut saja Melli Darsa yang pernah
mencoba tapi kandas. Juga adaLelyana Santosa, Nursyahbani
Katjasungkana, dan lain-lain,
Frans berharap Presiden dapatmemutuskan yang terbaik dalam
menghadapi persoalan ini. Menurut
dia, energi yang tercurah sudah cukupbanyak tapi sia-sia, padahalmasyarakat meminta Presiden
berkomitmen terhadap penegakanhukum dan persoalan-persoalan besaruntuk menuju masyarakat yang
sejahtera adil dan makmur.
Hendrik/Debbi
Pelantikan PLT komisioner KPK
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
21/78
19INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK
Harap Maklum,Sedang Diproses
Pada Pilpres 2014 sosok Jokowibegitu diagung-agungkan.
Majalah TIME menjadikanJokowi sebagai cover dan
menyebutnya The New Hope untukmembuat Indonesia lebih baik. Itulah
yang ditampilkan TIME Jokowi baruterpilih menjadi presiden.
Sejumlah janji kampanye Sang
Presiden dalam Nawacita berupavisi-misi yang akan diwujudkan dalampemerintahannya, mulai
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
dianggap tidak memenuhi janji yang disampaikankepada rakyat dalam masa kampanye Pemilihan
Presiden 2014. Rakyat harus maklum, program
prorakyat sedang diproses.
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
22/78
20 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SOROTAN
dipersoalkan. Paling tidak, dalam 100
hari pemerintahannya, ada sejumlahkebijakan yang dinilai melenceng dari
janji Nawacita.
Jokowi pernah berjanji segerabekerja dan melakukan terobosan
yang prorakyat. Karena itu pula, iamemberi nama kabinetnya Kabinet
Kerja dan bukan Kabinet Trisaktiseperti pernah diberitakan. Isinyaorang-orang yang dianggap bisa
melakukan perubahan. Nyatanya,Kabinet Kerja tidak bekerja seperti
yang diharapkan rakyat dan pernahdijanjikan Jokowi.
Di bidang hukum, misalnya, pakar
hukum pidana Universitas Padjajaran
Prof Dr Romli Atmasasmita
menyatakan ia belum melihatadanya terobosan yang dilakukan
pemerintah.
Yang kelihatan malah konikantarlembaga.Yang kelihatan paling-
paling ada sedikit upaya dalampemberantasan narkotik dan illegal
logging. Pengurangan korupsi belumkelihatan. Yang kelihatan barupembentukan Satgas Antikorupsi di
kejaksaan, ujar Romli.
Ketua Umum Persatuan AdvokatIndonesia (Peradin) Dr Frans Hendra
Winarta juga tidak melihat adanyaupaya serius yang dilakukan
pemerintahan Jokowi untuk
memenuhi janjinya saat kampanye
serta harapan para pemilihnya.
Kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dan Kepolisian Republik
Indonesia (Polri) yang dipicu olehkeputusan Jokowi memilih Komjen
Polisi Budi Gunawan sebagai calonKapolr memperkeruh dan membuatketidakpastian penegakan hukum.
Persoalan ini pun berlarut-larut dan
tidak segera diselesaikan olehPresiden Jokowi. Frans
melihatkepercayaan masyarakatkepada Jokowi mulai tergerus. Jokowi
dalam posisi yang sulit mengingat iasudah telanjur mencanangkan
revolusi mental: pejabat di
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
23/78
21INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
pemerintahannya harus bekerja keras
dan tidak bermental korup.
Menurut dia, masyarakat, terutamapara pendukung fanatik Jokowi, sulit
memahami persetujuan Komisi IIIDPR dan pengesahan rapat paripurna
DPR atas pencalonan Budi Gunawansebagai Kapolri. Presiden Jokowi
sudah terjebak dalam beberapaputusan kontroversial dan tidakpoppopulis, seperti penaikan harga
bahan bakar minyak dan menalangiutang Lapindo Brants membayar
ruang ganti rugi kepada para korbanlumpur di Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur.
Meski kemudian harga BBM
diturunkan, kebutuhan pokok yang
sudah telanjur naik tentu tidak sertamerta dapat diturunkan," ujar Frans.
Kebijakan yang dibuat dalam tempo
sesingat-singkatnya itu sangatmengkhawatirkan berbagai kalangan,
khususnya masyarakat sipil danpendukung Jokowi, sekalipun pada
akhirnyaia mendengarkan suararakyat dengan mengubah keputusan,yakni tidak melantik Budi Gunawan
sebagai Kapolri.
Jika dulu beliau lebih mendengarkansuara DPR dan menakan suara
rakyat, artinya proses hukum di KPKdikalahkan proses politik di DPR,
tuturnya.
Supremasi politik terhadap hukum
sudah lama berlangsung di Indonesia,yakni sejak zaman Orde Lama.
Jika itu terjadi, maka revolusi mental
yang memberi harapan baru hanyaimpian dan pepesan kosong saja,
ujar Frans.
Frans prihatinan melihat jabatanpuncak di lembaga penegak hukum
justru diberikan kepada orang
integritasnya diragukan. Inilahbarangkali kejadian pertama di
Indonesia, seorang calon Kapolrimenyandang status tersangka
sebelum dilantik.
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
24/78
22 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SOROTAN
Direktur Eksekutif IDM Fahmi Hafel
meminta Presiden Jokowi segeramengambil langkah yang efektif, jikamasih ingin mempertahankan
pemerintahannya dari dukunganmasyarakat.
Kami merekomendasikan agar
Presiden Jokowi merombak timekonomi untuk menghadapi
perubahan ekonomi dunia. Segeralahlakukan evaluasi kabinet dan
melakukan reshue, ujar Fahmi
Hafel.
Selain itu, kekecewaan publik
terhadap 100 hari pemerintahanJokowi-JK karena Jokowi dianggap
bukan presiden yang tegas.
Jokowi harus tegas dalam menjadidecision maker penentu kebijakan
pemerintahan dan harus berani keluardari kepentingan PDIP dan Megawati,
dan harus lebih mementingkanrakyat, paparnya.
Kisruh di antara institusi penegakhukum, terutama dalam urusanpenetapan calon Kapolri, menjadisalah satu ukuran yang penting yang
mengakibatkan merosotnyakepercayaan publik kepada Presiden
Jokowi.
Sejumlah program andalan Jokowi-JKyang disampaikan dalam masa
kampanye Pemilhan Presiden 2014ternyata tidak terbukti. Yakni,
program Kartu Indonesia Pintar (KIP)
dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).Itu belum terealisasi. Jadi segeralah
pemerintah merealisasinya, ujarFahmi.
Kebijakan pemerintah menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM) puntelah menjungkirbalikkan kehidupan
perekonomian rakyat. Sekalipunpemerintah sudah kembali
mengeluarkan kebijakan menurunkan
Tiga MenteriDapat Rapor 5,5 - 6
Seratus hari kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf
Kalla tidak memuaskan rakyat. Presiden diminta
segera melakukan perombakan besar-besaran
atau reshufe Kabinet Kerja untuk mewujudkan
pemerintahan yang efektif. Begitulah hasil survei yang
dilakukan Indonesia Development Monitoring (IDM).
Fahmi Hafel
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
25/78
23INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
harga BBM itu, barang-barangkebutuhan pokok serta tarif angkutanumum, yang harganya langsung
dinaikkan ketika pemerintahmenaikkan harga BBM, hingga kini
tidak kunjung diturunkan.
Perlu melakukan operation marketuntuk menurunkan harga-harga
kebutuhan bahan pokok yang terusmemberatkan masyarakat, kata
Fahmi.
Fahmi memaparkan, survei IDMdilakukan dengan wawancara tatap
muka terhadap 1250 responden di 33provinsi pada 13-26 Januari 2015.
Margin of error survei itu kurang lebih1,21 persen pada tingkat kepercayaan95 persen.
Mayoritas responden atau 68,7 persenmenyatakan tidak puas terhadap
kinerja 100 hari pemerintahan Jokowi-JK . Sebanyak 26,4 persen respondenmenyatakan puas dan 4,9 persen
tidak tahu.
Dari angka 26,4 persen itu, jikadirinci, 15,1 responden mengaku
cukup puas dan 11,3 persen sangatpuas. Adapun rincian ketidakpuasan
masyarakat ialah 31,5 persenmengaku kurang puas, dan 35,2
persen sangat tidak puas.
Survei ini dipastikan mereferensikanpendapat publik di Indonesia
terhadap kinerja 100 hari kinerjaJokowi- JK. Harapan kami, kepuasan
di atas 50 persen. Tapi, ternyata diangka 26,4 persen, jelas Fahmi.
Hasil survei itu menunjukkan adanya
degradasi harapan masyarakat dantingkat kepuasan publik terhadapkinerja pemerintahan dan
kepemimpinan Jokowi- JK jika
dibandingkan dengan hasil surveilembaga lembaga survei padaharapan masyarakat terhadap
pasangan Jokowi jelang pemilihanpresiden jika terpilih.
Menurut dia, dari jajak pendapat
ditemukan permasalahan hargakebutuhan pokok merupakan
masalah utama dalam 100 haripemerintahan Jokowi- JK. Setidaknya,
87,7 persen responden mengeluhkantingginya harga bahan-bahan pokok.
Sisanya, sebanyak 12,3 persenberpendapat biasa-biasa saja.
Artinya pemerintah Jokowi - JK tidak
punya konsep dan aplikasi ekonomiyang jelas untuk menekan inasi
dalam jangka pendek sertamenunjukan ketidakmampuan tim
ekonomi Jokowi.
Temuan survei juga menunjukkancukup tingginya keluhan angkatan
kerja baru atau masyarakat yangmencari pekerjaan mengeluhkan
kesulitan mencari lapangan kerjahingga 71,8 persen. Lalu, hampir 73,8persen masyarakat mengeluhkan
mahalnya biaya pendidikan.
Dan hingga 100 hari pemerintahan
Jokowi-JK, banyak sekali masyarakatbelum menerima Kucuran dana KartuIndobesia Pintar yang dijanjikan oleh
Jokowi, ujarnya.
Terkait konik KPK dan Polri, hasil
survei memperlihatkan penilaianmasyarakat terhadap kepemimpinanJokowi sebagai decision maker.
Sebanyak 89,5 persen masyarakatmenilai Jokowi tidak tegas dan sangat
tersandera oleh Megawati dan PDIPdalam mengambil keputusannyaterkait masalah KPK dan Polri.
Dalam jajak yang dilakukan padasurvei juga, sebanyak 79,5 persen
masyarakat berpendapat bahwatokoh parpol yang palingmemengaruhi keputusan Jokowi
adalah Surya Paloh.
Hal ini terbukti dengan jumlah
menteri yang merepresentasikan
Surya Paloh lebih banyak daripadayang merepresentasikan wakil PDIP
di kabinet kerja, jelasnya.
Soal 100 hari kerja menteri Jokowi,yang dianggap mempunyai harapan
adalah perbaikan kementerian. Publikmenyebut enam besar menteri yang
mendapat nilai delapan: MenteriKelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti; Menteri BUMN RiniSumarno; Jaksa Agung Prasetyo;
Menteri Pertahanan Ryan Mizard;
Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo;Menko Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan PuanMaharani.
Tiga menteri diberi nilai terendah,
yakni antara lima dan empat.Pertama, Menko Polkam Tedjo Edhy
Pudjiatno.
Dia dinilai terkait masalah intervensikongres GOLKAR dan Konik KPK
dan Polri yang berkomentar justrumeyusahkan posisi Jokowi dihadapan
pendukungnya yang pro-KPK, ujarFahmi.
Kedua, Menkumham Yasona Laoly.
Terkait konik Partai PersatuanPembangunan, Yasonna dianggap
memperkeruh suasana. Ketiga,Menteri ESDM Sudirman Said.
Sudirman Said dianggap
menjerumuskan Jokowi sebagaipelanggar konstitusi dan janjinya
terkait harga BBM serta keberpihakanpada kepentingan asing, seperti
perpanjangan kontrak Freeport, sertaberpotensi menciptakan maa migasbaru dalam tender crude oil melalui
ISC, jela Fahmi.
Untuk menteri-menteri lainnya, publikmemberi nilai 5,5 hingga enam.
Artinya pemerintah
Jokowi - JK tidak punya
konsep dan aplikasi
ekonomi yang jelas untuk
menekan inasi dalam
jangka pendek serta
menunjukan
ketidakmampuan tim
ekonomi Jokowi.
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
26/78
24 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SOROTAN
Tokoh buruh Prof Dr MuchtarPakpahan kecewa melihat tidak ada
program yang digulirkan secara nyatadalam seratus hari pemerintahan
Jokowi-Jusuf Kalla.Belum ada sama sekali yangdilakukan pemerintahan baru ini
dalam sektor perburuhan. Entahkenapa, saya tidak melihat adanya
rencana atau strategi yang dilakukanpemerintah untuk membenahi sektor
perburuhan, katar Ketua UmumSerikat Buruh Sejahtera Indonesia(SBSI) Muchtar Pakpahan.
Sejak awal pemerintahannya Jokowimenyatakan segera menepati
janjinya terkait ketenagakerjaan.
Berbicara tentang perburuhan, adadua hal utama yang seharusnya
sudah mulai dilakukan pemerintahansekarang, yakni dalam hal penciptaanlapangan kerja dan menyejahterakan
buruh. Nah, sampai sekarang dua halpenting itu belum disentuh, ujar
Muchtar.
Menurut dia, pemerintahan yang baruini tidak memiliki program yang
konkrit yang sudah dipersiapkan
sampai kini. Tidak ada program danperencanaan yang terarah yangdilakukan oleh pemerintahan ini
sampai sekarang, dalam sektorperburuhan.
Hingga saat ini, Pasal 27 Ayat 2
Undang Undang Dasar 1945 belumterwujud pada pemerintahan Jokowi-JK. Karena itu, ia meminta Jokowi-JK
segera mewujudkan janji-janji
kampanyenya dalam sektorperburuhan. Lapangan kerja tidak
kunjung bertambah, dan hubunganindustrial yang baik dan harmonis
juga tidak kunjung terjadi.Kelemahan yang dimiliki bidangKetenagakerjaan dalam
pemerintahan ini sampai saat in,dikarenakan kurangnya pemahaman
dan tidak memiliki konsep dalammennyejahterakan buruh serta dalammewujudkan hubungan insdutrial
yang harmonis.
Hubungan industrtial yang bagusjuga tidak terlihat, pemerintahan ini
hampir tanpa konsep, dankebingungan mau ngapain, jelas dia.
Komposisi Kabinet Kerja milik
dianggap proneolib sehingga harapanburuh terempas. Karena itu, buruh
merasa kecewa dan tidak berharapbanyak akan ada perubahan dalamkesejahteraan mereka. Muchtar tidak
melihat adanya konsep yang jelasdalam mengupayakan kesejahteraan
buruh pada pemerintahan kali ini.
Menurut tokoh pejuang buruh yangsejak 1978 sudah berkiprah di dunia
perburuhan itu, dukungan buruhkepada Jokowi-JK pada saat Pilpres
2014 sangat besar, tetapi buruh lagi-lagi gigit jari karena komposisi
kabinet yang tidak proburuh.
Di negara-negara moderen, buruhitu adalah adalah urusan nomor satu,
namun di Indonesia, mulai daripemerintahan SBY hingga kini
Sektor Buruh PunTerabaikan
Rencana besar terhadap pengembangan lapangan
pekerjaan dan memperbaiki persoalan hubungan
insdustrial dalam ketenagakerjaan tak satu pun mulai
menunjukkan upaya yang dilakukan pemerintah.
Prof Dr Muchtar Pakpahan
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
27/78
25INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
dengan terbentuknya Kabinet Kerjamilik Jokowi-JK, buruh itu tidakdianggap sebagai urusan nomor
satu, papar Muchtar Pakpahan.
Begitu Kabinet Kerja tersusun,harapan buruh akan adanya Ratu Adil
bagi buruh lenyap. Sebab, orangmenduduki pos menteri yang
berurusan dengan perburuhan tidakmenunjukkan adanya kebijakan dan
sosok yang benar-benar proburuh.
Secara umum, kabinet kerja Jokowi-JK itu bidang ekonominya dikuasai
oleh orang-orang berpandanganneolib, termasuk yang mengurusi
perburuhan, dan beberapa di antaraanggota kabinet itu tidak bersih(persoalan hukum). Prediksi saya,
dalam dua tahun ke depan sajamereka-mereka itu pasti akan
berurusan dan bermasalah denganhukum, ujar Muchtar.
Menteri Tenaga Kerja sekarang, lanjut
Muchtar, karena tidak memahamidan tidak profesional di bidang
ketenagakerjaan, akan banyakberkonsultasi dengan birokrat di
kementerian. Sementara birokrasiyang ada sekarang adalah warisandari birokrasi sebelumnya, tentu
watak dan program-programnya puntidak jauh beda dengan watak
birokrasi terdahulu.
Secara umum ada tiga hal pentingyang harus dilakukan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi(Menakertrans) dalam bidang
perburuhan. Pertama, menciptakanlapangan kerja untuk sebanyak 12
juta penganggur di Indonesia. Kedua,
membangun hubungan industrialyang harmonis antara pengusaha
dengan buruh dan ketiga
menumbuhkangairahkan hidup dipedesaan dan nelayan, sehinggakehidupan dan profesi di desa dan
nelayan itu menjadi pilihan hidup danprofesi yang membanggakan.
Kalau sekarang, ya hidup di
pedesaan dan hidup menjadi nelayanbukan membanggakan, itu masihsebagai sebuah keterpaksaan. Nah,
tiga kerja penting itu tidak terlihat
dalam pidato Presiden Jokowidodo,
dan juga tidak terlihat dalam susunankabinetnya. Artinya, Jokowi malah
telah ingkar janji, karena tidak sesuaidengan visi misinya saat pencapresan
dulu, papar Muchtar.
Empat Program Langsung
Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (KSBSI) mengingatkan
empat hal penting yang harusdilakukan pemerintah di sektorburuh, yang belum juga dilakukan.Selain persoalan pengupahan dan
outsourcing, KSBSI menyampaikanperlunya perlindungan buruh migran
secara nyata dengan dimulaidisahkannya Undang-Undang
Perlindungan Pekerja Indonesia.
Adapun yang menjadi pokoktuntutan kita adalah masalah
pengupahan, yang secara garis besar
membahas tentang Komponen HidupLayak, termasuk peningkatan kualitas
dan penambahan komponen, sertastruktur skala upah, ujar Mudhor,
Presiden KSBSI.
KSBI menekankan pentinyamenyelesaikan segera persoalan
outsourcing dengan melakukan revisiterhadap Permenaker Nomor 19
Tahun 2012, dan outsourcng di
BUMN.
Juga kita tekankan mengenaipengawasan pelaksanaan BPJS di
lapangan, termasuk rencanadikeluarkannya inpres/perprestentang pensiun. Kemudian,
mengenai RUU Perlindungan PRT danrevisi Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2014 tentang Buruh Migran.Dan yang terakhir adalah masalah
penegakan hukum terhadap unionbusting (pemberangusan serikatburuh) dengan jalan sistem
pengawasan secara tripartit, paparMudhor.
Tugas serikat buruh adalahberkoordinasi dengan pihak terkaituntuk mencari jalan keluar
permasalahan di lapangan, dan dalamhal ini dengan Kementerian Tenaga
Kerja adalah dalam hal kebijakan kedepan, dan itu sudah disampaikan
serta ada kesamaan perspektif.
Saya kira ada kesamaan perspektifantara KSBSI dengan pihak
Kementerian Ketenagakerjaan, danitu sudah jadi modal yang baik,
tinggal bagaimana komunikasi ini bisaterus berjalan, dan tentunya dengandukungan kawan-kawan lainnya
untuk memperbaiki kondisiperburuhan kita, ujar Mudhor.
Nelayan Belum Jadi Subjek
Kesatuan Nelayan TradisionalIndonesia (KNTI) menilai, selama
seratus hari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, nelayan belum menjadi
subjek pembangunan yangdiprioritaskan oleh pemerintahanyang kini mengedepankan
pembangunan tol laut. Bahkan, di
masa awal pemerintahan ini pun,monopoli atau penguasaan sepihakhasil-hasil laut, perikanan dan regulasi
masih terjadi, tidak mengedepankannelayan sebagai subjek.
Kami meminta kepada pemerintah
untuk memperkuat aktivitasperikanan budidaya ikan dengan
memastikan tidak terjadinyamonopoli swasta dan asing dalam
Adapun yang menjadi
pokok tuntutan kita adalah
masalah pengupahan,
yang secara garis besarmembahas tentang
Komponen Hidup Layak,
termasuk peningkatan
kualitas dan penambahan
komponen, serta struktur
skala upah.
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
28/78
26 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SOROTAN
penyediaan faktor-faktor produksi,baik itu benur, pakan ikan danudang, ujar Ketua Dewan Pengurus
Pusat KNTI terpilih, Riza Damanik.
Musyawarah Nasional II KNTI 26Januari 2015 di Jakarta menghasilkan
sejumlah rekomendasi kepadapemerintahan Jokowi-JK untuk
memperkuat strategi dalam upayamenyejahterakan nelayan.
Kami juga menyerukan kepada
seluruh organisasi nelayan,pembudidaya ikan, dan petambak
garam, untuk fokus memperkuatkoperasi dan inovasi hilirisasi produk-
produk perikanan guna mewujudkankemandirian ekonomi danmenghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN, ujar Riza.Mengevaluasi kinerja pemerintahan
dalam seratus hari ini, lanjut Riza,nelayan juga patut memberi apresiasikepada pemerintah yang telah
meletakkan agenda kemaritimansebagai fokus lima tahun ke depan.
Namun ia menyayangkan nelayan
dan petambak ikan skala kecil belumdilibatkan dalam inisiasasi,
implementasi, dan pengawasanpembangunan kelautan. Hal ini akan
kontraproduktif. Partisipasi nelayanadalah kunci keberhasilanpengelolaan perikanan.
Sejumlah agenda penting dalampemberdayaan nelayan, lanjut Riza,
harus mendapat prioritas dandukungan penuh, untuk menjadikannelayan kecil sebagai subjek
pembangunan kelautan itu sendiri.
KNTI, lanjut Riza, mendukungpemerintah memberantas pencurian
ikan, mencabut izin bongkar-muat
ikan di tengah laut (transhipment),melarang penggunaan alat tangkapmerusak, dan menjaga keberlanjutan
sumberdaya ikan dengan memilahdan memilih komoditas ikan yang
boleh diperdagangkan.
Namun, kebijakan ini harus diikutidengan strategi komprehensif untuk
memastikan nelayan danpembudidaya ikan kecil tidak justru
dirugikan, tambahnya.
Bahkan, Riza berharap pemerintahdapat melakukan intervensi pasar
untuk memberikan disinsentifterhadap produk-produk perikananyang ditangkap ataupun
diperdagangkan dengan cara yangtidak adil dan merusak. Intervensi
pemerintah agar pembangunannelayan kian baik itu perlu. Jangan
berpihak kepada segmen yangmemonopoli.
Liberalisasi Merebak
Arah swasembada pangan terancam
melenceng. Visi-misi bagus dalamNawacita Jokowi-Jusuf Kalla yang
juga dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka MenengahNasional (RPJMN) 2014-2019 tidak
digubris oleh departemen atau
kementerian yang bersangkut paut.Petani protes keras lantaran langkahdan kebijakan yang diambil oleh para
eksekutor kebijakan di tingkatKementerian malah bertentangandengan kehendak rakyat yang telah
tertuang dalam RPJMN itu.
Langkah-langkah yang dilakukanoleh sejumlah kementerian yang
berkaitan dengan perwujudan
swasembada pangan itu lamban danmalah melenceng dari Nawacita danRPJMN yang sudah dibuat. Ini
membuat kita kaget dan arahswasembada pangan sudah malah
melenceng, kata Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI) Henry
Saragih.
Ia berpendapat, RPJMN itu bagus danpropetani. Namun, sejumlah aturan
dan kebijakan yang dikeluarkan ditingkat kementerian malahbertentangan dengan visi-misi
Nawacita dan RPJMN.
Tidak hanya di Kementerian
Pertanian, tetapi juga di Kementerianlain yang memiliki kewajiban dantanggung jawab mewujudkan
swasembada pangan, termasuklembag-lembaga seperti BKPM
(Badan Koordinasi PenanamanModal), salah mengambil langkah,
ujar Koordinator Umum La ViaCampesina (Organisasi PetaniInternasional) itu.
Dalam urusan penanaman modalsaja, untuk sektor pertanian dan
perkebunan, bibit serta obat-obatanserangga, BKPM mengajukanperaturan dan mendorong liberalisasi.
BKPM mendorong liberalisasi daninvestasi agar lebih dari 30 perseninvestor masuk. Padahal, investasi
asing 30 persen saja sudah sangatbesar, kapan lagi petani dalam negeri
akan bisa bangkit kalau liberalisasiyang dijalankan, ujar Henry.
Demikian pula proses pengadaan
bibit, pupuk, dan infestisida, tidak adalangkah yang sudah dilakukan
depatemen bersangkutan untukmewujudkan bibit, pupuk dan
infestisida yang langsung bisa diaksesoleh petani di tingkat bawah.
Ini sudah mau seratus hari
pemerintahan loh. Bibit, Pupuk daninfestisida sudah sangat diperlukan
petani dalam musim tanam.Seharusnya, pemerintah segeramembentuk pengadaan bibit, pupuk,
infestisida yang dikelola langsungoleh masyarakat, oleh petani, baik
Musyawarah Nasional II
KNTI 26 Januari 2015 diJakarta menghasilkan
sejumlah rekomendasi
kepada pemerintahan
Jokowi-JK untuk
memperkuat strategi
dalam upaya
menyejahterakan
nelayan.
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
29/78
27INTEGRITAS- Edisi 15 - Maret 2015
melalui Koperasi-Koperasi, BadanUsaha Milik Desa, dan atau BadanUsaha Milik Negara, jangan malah
maa swasta dan asing yangmenguasainya, ujar Henry.
Semestinya, langkah membentuk
semacam Badan Urusan Logistik(Bulog) yang dikendalikan langsung
oleh pemerintah dan masyarakatpetani, itu segera dibuat untuk proses
pengadaan bibit, pupuk, insfestisidadan obat-obatan tanaman.
Tanah dan upaya penyelesaian
persoalan agraria pun, lanjut Henry,mengalami stagnasi di masa
pemerintahan awal ini. Padahal,perintah untuk segera menyelesaikanpersoalan agrarian, dan membagi-
bagikan tanah kepada petani sudahdiketuk palu.
Kementerian Agraria, sudah seratushari pemerintahan ini, tidakmelakukan apa-apa. Sebanyak 9 juta
hektar tanah yang dijanjikandibagikan kepada petani pun tidak
kunjung kelihatan langkahnya,ujarnya.
Ia mengingatkan, distribusi lahan dan
penyelesaian persoalan agrariabukan semata-mata untuk
mendongkrak peningkatanproduktivitas pertanian dalammewujudkan swasembada pangan.
Tetapi ini soal keadilan. Distribusi itujuga soal keadilan kepada petani. Dan
itu harus segera diwujudkan.
Produksi gula Indonesia sendiri punhendak dipermainkan oleh pihak
kementerian yang bersangkutan.Padahal, produksi tebu dan proses
produksi gula dalam negeri sedangbagus dan melimpah.
Bahkan bisa dibilang surplusproduksi gula oleh petani tebu kita.Nyatanya, pemerintah malah
membuka ruang seluas-luasnyakepada investor asing membangun
pabrik-pabrik gula ranasi diIndonesia. Mengapa bukan petaniIndonesia dan pemerintah sendiri
yang membuka pabrik-pabrik gularanasi. Ini sudah mulai melenceng
dari arah awal loh, ujarnya.
Ia menegaskan, sulit mewujudkanswasembada pangan bila di tingkat
eskekutor tidak menjalankan amanatvisi-misi Jokowi-JK, RPJMN, danNawacita. Seperti di sektor
peternakan unggas dan sapi, petanimengeluh karean unggas dalam
negeri tidak diurus, malah pemerintahmembuka impor unggas dari negara
lain. Ini akan mematikan parapeternak unggas Indonesia. Belumlagi impor daging sapi tak kunjung
dihentikan. Yang perludikembangkan adalah Induk sapi
masyarakat dikembangkan, tidakperlu impor Induk sapi dan tidak perlu
impor daging sapi. Kok itu pun takdiurusi.
Melihat langkah yang diambil
pemerintah dalam masa seratus hariini, Henry menilai swasembada
pangan sulit dicapai. Selain lamban,dan malah melakukan liberalisasi danbertentangan langkah para
menterinyanya dengan Visi-Misinya,Jokowi harusnya segera melakukan
upaya dan evaluasi agar target-targetitu tepat sasaran. Perlu dikembalikan
pada visi-misi awal dan dipercepatlangkah-langkah perwujudannya.
Henry kembali mengingatkan,
program swasembada pangan Jokowiberbeda dengan swasembada pangan
rezim Orde Baru. Orde Baru jugabilang swasembada pangan, tetapiyang menguasai adalah asing, kroni-
kroni. Nah, swasembada pangansekarang harus langsung pada petani
dan masyarakatnya. Jadi jangan samadengan pola-pola yang diterapkan
Orde Baru.
Tuntaskan Konfik Agraria
Maraknya konik agraria di Tanah Air
bersumber dari kegagalanpemerintah dalam menjalankan
reforma agraria. Alih-alihlahandidistribusikan kepada rakyat,lahan yang dikuasai rakyat justru
rentan terhadap penggusuran hinggaperampasan. Tak mau kondisi serupa
terus terjadi aktivis reforma agrariamenuntut Jokowi-JK yang segeradilantik menjadi Presiden dan Wakil
Presiden untuk membuat gebrakan di100 hari pertamanya. Sekjen
Konsorium Pembaruan Agraria (KPA),Iwan Nurdin, mengatakan,
pemerintahan yang baru nanti harusdapat melaksanakan hal-hal yangdibutuhkan untuk menyelesaikan
konik agraria dalam seratus haripertama. Tidak harus semua tapi
sudah dimulai."
Hal pertama yang harus dilakukanoleh pemerintah mendatang adalah
membentuk lembaga solusi konikagraria.
Khusus untuk mengurus konik
agraria yang selama ini tak kunjungselesai, ujar dia.
Tak hanya itu, menurut diapemerintah juga harus membuatpengadilan khusus mengenai konik
agraria. "Apalagi dengan ada rencanapembentukan Kementerian Agraria."
Iwan berpendapat, pembentukan
lembaga penyelesaian konik agrariamenjadi salah satu tindakan yang
ditunggu oleh organisasi tani danrakyat. "Kami butuh keadilan untuk
para pejuang agraria. Selainmembentuk lembaga penyelesaiankonik agraria, pemerintahan harus
merencanakan program kerja lainnyaterkait agraria. Mungkin masalah
pembagian lahan tani ke petanidaerah seperti apa atau hal lainnya."
Mengenai hal itu, aktivis Gerakan
Petani Indonesia, Anwar Shadat,mengatakan, selama ini petani kerap
dicap sebagai penjarah lahan."Padahal mereka yang tidak
bertanggung jawab itu adalah yangsuka merampas lahan rakyat."
Ia berharap rencana Jokowi-JK
membentuk Kementerian Agrariaakan dapat memberikan perlindungan
dan melakukan distribusi tanahtermasuk konik tanah yang masihbanyak terjadi. Anwar juga meminta
pemerintah dapat melindungi parapejuang agraria dan memulihkan
-
7/21/2019 Majalah Integritas Edisi 15_MAR2015.pdf
30/78
28 INTEGRITAS - Edisi 15 - Maret 2015
SOROTAN
status mereka yang jadi tersangkaatau menjadi Daftar Pencarian Orang.Serta jalankan reforma agraria
dengan melibatkan organisasi tani."
Sekjen Aliansi Reforma Agraria(AGRA) Muhammad Ali mendukung
rencana pemerintah baru membentukKementerian Agraria. Kementerian
Agraria diharapkan mampu menjalantiga fungsi, yaitu menentukan
kebijakan terkait agraria,penyelesaian konik agraria, danmelaksanakan program landreform
atau reforma agraria.
Jadi kewenangan Badan Pertanahan
Nasional (BPN), kementeriankehutanan dan kementerianpertanahan dihapuskan. Kita juga
minta Pemerintah Jokowi-JK untuktidak melanjutkan agenda
perampasan tanah melalui berbagaiskema, salah satunya Masterplan
Percepatan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI),katanya.
Ia menilai pemerintahan SusiBambang Yudhoyono gagal dalam
mengatasi isu konik lahan yangberhubungan dengan penguasaansumber daya alam dan telah
menyudutkan petani. Bahkan, sejakdibentuknya Program Pembaruan
Agraria Nasional (PPAN) sejak 2007muncul ribuan konik agraria yang
tak terselesaikan dan berbuntut padakekerasan terhadap petani.
Kami ingin Jokowi belajar dari
kegagalan pemerintah sebelumnya.Kalau kita lihat salah satu programJokowi yakni program pembangunan
jalan sepanjang 2.000 km, setidaknyadibutuhkan empat juta hektare lahan
dengan asumsi lebar jalan 20 meter,
ini sama saja land reform hanyasekadar wacana," ujarnya.
No Action, Talk Only
Program pemerintahan Jokowi
terhadap masyarakat pedesaandianggap masih sebatas basa-basi.
Sudah banyak janji dan angan-anganpemerintah soal pembangunan desa,
namun hingga melewati seratus haripemerintahan belum ada langkah
konkret. Karena itu, Presiden Jokowihendaknya segera mengevaluasi
kinerja para menteri.
Presiden layak mengevaluasi semuamenteri yang berasal dari partai
politik, hingga saat ini, tampak tidakjelas kemampuan dan kinerjanya,
terutama dalam urusanpembangunan Desa, ujar Ketua
Umum Relawan Pemberdayaan DesaNusantara (RPDN) SuryokocoSuryoputro.
Secara khusus, Suryokoco menyorotijanji-janji Jokowi untuk pembangunan
masyarakat pedesaan, dia menilaisudah beberapa bulan ini, menteri-menteri yang berurusan dengan
tanggung jawab itu tidak bergerakmewujudkan visi-misi pemerintah.
Ibarat kata, menteri yang mengurusimasalah pedesaan hanya jago bicara
tapi tidak jago mewujudkannyadalam kerja