makala h
TRANSCRIPT
![Page 1: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
OLEH KELOMPOK
1. HASRIAH2. FATHIAH
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP HAMZANWADI SELONG2012
1
![Page 2: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat tiada habisnya kepada seluruh umat-Nya terutama kepada
kami tim penyusun makalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah untuk mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan lancar. Shalawat
serta salam tetap kami curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
benderang yakni ajaran agama islam.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan
Kepada Bapak Dosen Pengampu mata kuliah. yang telah membimbing kami pada
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dan kepada seluruh anggota kelompok
atas kerja samanya yang kompak dalam menyelesaikan tugas ini serta kapada
pihak-pihak lain yang turut memberikan dukungan demi terselesainya makalah
ini.
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, tidak ada kata yang dapat
kami ucapkan selain kata maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi dari penulisan
makalah ini. Kami sangat membutuhkan kritik dan saran para pembaca yang
bersifat membangun demi penulisan makalah selanjutnya. Harapan kami semoga
apa yang kami sajikan dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
bagi seluruh pihak yang membaca. Dan semoga Allah senantiasa memberi
hidayah kepada setiap hamba-Nya yang mau selalu berusaha dan belajar.
Pancor, 04 November 2012
Penyusun
2
![Page 3: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Rumusan Masalah........................................................................................ 2
Tujuan Masalah ........................................................................................... 2
Batasan Masalah.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Belajar Menurut Para Ahli............................................... 3
B.Hakikat Belajar dan Pembelajaran..................................................... 3
C.Pengertian Komponen Pembelajaran ................................................ 7
D.Macam-macam Komponen Pembelajaran ....................................... 8
E.Peran dan Hubungan Masing-masing Komponen Pembelajaran ...... 15
F.Fungsi Masing-masing Komponen Pembelajaran ............................. 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................ 21
Daftar Pustaka ............................................................................................
3
![Page 4: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber
belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah keterampilan
dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari kata terampil (skillful) yang
mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan
perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreatifitas,
keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta
kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk
kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan
kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya
berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai
dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan
bertindak secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun
kuantitas dan perilaku karakteristik obyek atau karya.
Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu
mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif,
afektif, dan konatif) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar
aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih
dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu
yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai
bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud,
guru seyogianya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai
berbagai cara membelajarkan siswa. Model belajar akan membahas
bagaimana cara siswa belajar, sedangkan model pembelajaran akan
membahas tentang bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai
variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar
yang nyaman dan menyenangkan.
4
![Page 5: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/5.jpg)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
yang dapat kami susun adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud komponen pembelajaran ?
2. Sebutkan ke-7 komponen pembelajaran !
3. Jelaskan hubungan masing-masing komponen pembelajaran !
4. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen pembelajaran!
C. Tujuan Masalah
Dalam rumusan masalah diatas terdapat beberapa tujuan dan manfaat
diantaranya :
1. Untuk mengetahui pengertian komponen pembelajaran.
2. Untuk mengetahui ke-7 komponen pembelajaran.
3. Untuk mengidentifikasi hubungan masing-masing komponen
pembelajaran.
4. Untuk menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen pembelajaran.
D. Batasan Masalah
Batasan-batasan permasalahan adalah membahas komponen
pembelajaran dengan pokok bahasan sebagai berikut:
1. Menjelaskan arti komponen pembelajaran.
2. Mendiskusikan ke-7 komponen pembelajaran.
3. Mengidentifikasi hubungan masing-masing komponen pembelajaran.
4. Menjelaskan fungsi masing-masing komponen pembelajaran.
5
![Page 6: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
Menurut Slameto (Haling, 2006:1) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Wingkel
(1991) dalam Haling (2006:2) menjelaskan bahwa belajar pada manusia
merupakan suatu proses psikologi yang berlangsung dalam interaksi aktif
subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan/menetap.
Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak
dalam perilaku nyata.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
Setelah kita tahu apa arti belajar, nah kita lihat apa arti dari
pembelajaran.. Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan Pembelajaran adalah perubahan tingkah
laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan
perkembangan kemahiran intelek. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu
dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima
informasi.
B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
6
![Page 7: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/7.jpg)
Proses belajar adalah proses yang kompleks, tergantung pada teori
belajar yang dianutnya.
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian belajar,
diantaranya : Howard L. Kingsley dalam Dantes (1997) mengemukakan
bahwa 'belajar adalah suatu proses bukan produk. Proses dimana sifat
dan tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui praktek dan latihan‟.
a. Hilgard dalam Nasution (1997:35) mengatakan bahwa belajar
adalah proses melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui
jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh
factor-faktor yang tidak termasuk latihan‟.
b. Jauhari (2000:75) mengatakan bahwa belajar adalah „proses
untuk memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif,
dinamis, sistematis, berkesinambungan, integrativ dan tujuan
yang jelas‟.
c. Fontana dalam Khoir (1991) memusatkan belajar dalam tiga hal,
yaitu belajar adalah mengubah tingkah laku, perubahan adalah
hasil dari pengalaman, dan perubahan terjadi dalam perilaku
individu.
Jadi, pada hakekatnya belajar adalah segala proses atau uasaha
yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan integrativ
untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah
kesempurnaan hidup. Skinner dalam Syamsudin (2000) berpendapat
bahwa proses belajar melibatkan tiga tahapan yaitu adanya rangsangan,
lahirnya perilaku dan adanya penguatan. Munsterberg dan Taylor dalam
Nasution (2000:50) mengadakan penelitian ilmiah tentang cara-cara
belajar yang baik, dari 517 cara belajar yang baik, ada beberapa point
yang sangat penting, diantaranya :
a. Keadaan jasmani yang sehat
b. Keadaan sosial dan ekonomi yang stabil
c. Keadaan mental yang optimis
d. Menggunakan waktu yang sebaik-baiknya
7
![Page 8: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/8.jpg)
e. Membuat catatan
Dalam menuju kesempurnaan hidup, belajar tidak lepas dari
keseluruhan aspek pribadi manusia. Ada beberapa macam-macam
aktifitas dalam belajar yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Menggunakan panca indra untuk mengindra dan mengamati yang
merupakan kegiatan belajar yang paling mendasar dan telah
dilakukan sejak awal kehidupan manusia.
b. Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling penting dan
utama dalam belajar.
c. Mencatat dan menulis point-point penting dari yang telah diamati
dan dibaca sangat diperlukan untuk memperkuat ingatan dan
mudah direproduksi kembali.
d. Mengingat dan menghafal adalah cara mudah untuk menyimpan
kesan-kesan dalam memori.
e. Berfikir dan berimajinasi akan mampu melahirkan banyak karya
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
f. Bertanya dan berkonsultasi tentang sesuatu yang belum diketahui
merupakan kegiatan belajar yang harus dibiasakan.
g. Latihan dan mempraktekan sesuatu yang telah dipelajari akan
mampu menciptakan perubahan dalam dirinya.
h. Menghayati pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik.
2. Keberhasilan Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan
kognitif, apektif, dan psikomotorik kearah yang lebih baik lagi.
Keberhasilan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan dari sebuah
pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif guru dan siswa itu
sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dimyati dan Mujiono
dalam Sukaesih (2002:22) mengenai rekayasa pembelajaran
menyebutkan bahwa :
a. Guru melakukan rekayasa pembelajaran yang dilakukan
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Siswa harus mempunyai kepribadian, pengalaman, dan tujuan
8
![Page 9: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/9.jpg)
c. Guru menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa.
d. Guru menyediakan kegiatan belajar mengajar siswa.
e. Guru mengajar di kelas dengan maksud membelajarkan siswa
dengan menggunakan asas pendidikan dan teori belajar.
f. Siswa mengalami proses belajar dalam meningkatkan
kemampuannya.
g. Dari suatu proses belajar siswa suatu hasil belajar.
Dengan belajar, seharusnya siswa dapat berubah menjadi lebih
baik. Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus
mengacu kepada kesadaran, niat, tujuan belajar, berlangsung secara
terus menerus dan menimbulkan perubahan positif dalam moralitas,
mental, pengetahuan, dan keterampilan siswa (Jauhari, 2000:78).
Hal itu akan terwujud bila didukung oleh empat hal, yaitu :
a. Memiliki kemauan dan kesiapan untuk belajar. Hal ini
berkaitan dengan niat dan motivasi siswa.
b. Adanya keinginan untuk berprstasi. Hal ini berkaitan dengan
semangat dan etos belajar siswa.
c. Memiliki kemampuan dan tradisi intelektual positif yang
berkaitan dengan kecerdasan, sikap, dan perilaku dalam
belajar.
d. Berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang
berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh unsur-unsur belajar,
baik unsur luar maupun unsur dalam. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Unsur luar
1) Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembapan
udara berpengaruh dalam proses dan hasil belajar.
2) Lingkungan social baik yang berwujud manusia maupun
yang lainnya berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar.
3) Instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, sarana
dan prasaran, serta guru sebagai pendidik.
9
![Page 10: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/10.jpg)
b. Unsur dalam ( kondisi individu )
1) Kondisi fisiologis dan panca indra terutama pendengaran
dan penglihatan.
2) Kondisi psikologis yang terdiri atas minat, kecerdasan,
bakat, motivasi, dan keterampilan kognitif.
C. Pengertian Komponen Pembelajaran
Pembelajaran diambil dari terjemahan kata "Instructional". Seringkali
orang membedakan kata pembelajaran ini dengan "pengajaran", akan tetapi
tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata
tersebut. Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran
dapat dibedakan pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam
konteks guru-murid di kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak
hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi juga
meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di
dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui
usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar. Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran lingkupnya
lebih sempit dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang
berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya
sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan (Cepi Riana, 2009). Kedua pandangan tersebut
dapat digunakan, yang terpenting adalah interaksi yang terjadi antara guru
dan siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik di antara
keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media.
Siswa jangan selalu dianggap sebagai subjek belajar yang tidak tahu apa-apa.
Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang
berbeda. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu
pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wikipedia, 2010).
Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya
membuat suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan
10
![Page 11: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/11.jpg)
awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan
pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media
atau sumber belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai
penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran
dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru bertindak
mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya
implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil
ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa (Sudrajat, 2009).
Bagi guru sebagai dampak pembelajaran (instructional effect) berupa
hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan
berupa masukan bagi pengembangan pembelajaran selanjutnya. Sedangkan
bagi siswa sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan
pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer
belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan
kemandirian. Jadi, ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya
interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si belajar dengan lingkungan
belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran,
dan atau sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari
pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu
sendiri (Wikipedia, 2010).
D. Macam-macam Komponen Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang
dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
3. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran.
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam
pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana
ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
a) Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam
pembelajaran.
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi
kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa
11
![Page 12: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/12.jpg)
mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga
mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa
sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan
relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran.
b) Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari
kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan
baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada
tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran,
memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan
dengan materi pelajaran.
c) Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan
kegiatan pembelajaran.
Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan
penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah
diberikan.
4. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih
metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin
dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat
untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam
memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang
akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan
karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran
a) Metode ceramah
12
![Page 13: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/13.jpg)
b) Metode demonstrasi
c) Metode simulasi
d) Metode diskusi
e) Metode studi mandiri
f) Metode studi kasus
g) Metode pembelajaran terprogram
h) Metode discovery
i) Metode do-look-learn
j) Metode praktikum
k) Metode bermain peran
5. Komponen ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk
orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak, dsb.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pembelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berfikir siswa
6. Komponen keempat yaitu waktu tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar
dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
7. Komponen kelima yaitu pengelolaan kelas
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-
emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas,
pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan
ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-
emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
13
![Page 14: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/14.jpg)
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi
yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
lancar. Macam-macam komponen pembelajaran dilihat dari segi
kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut :
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
didalam dirinya sedikit demi sedikit, yang hasilnya dapat diperluas
melalui konteks yang terbatas. Konstruktivisme, meliputi,
a. Membangun pemahaman me-reka sendiri dari pengalaman
baru berdasar pada pengetahuan awal,
b. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi”
bukan menerima pengetahuan. Kontruktivisme merupakan
landasan berpikir kontekstual atau CTL, yang menekankan
bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat
pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar
dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun
pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan
yang dimilikinya.
2. Inquiry (pencarian)
Merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep
yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi,
analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri
meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data,
analisis data, kemudian disimpulkan.
3. Questioning (bertanya)
Bertanya merupakan awal dari pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting
dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiriy, yaitu
untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahui.
Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh
14
![Page 15: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/15.jpg)
guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis
dan mengevaluasi cara berpikir siswa,nsedangkan pertanyaan siswa
merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan
antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru,
atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Questioning (bertanya), meliputi :
a) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa,
b) Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam
pembelajaran yang berbasis inquiry. Pengetahuan yang
dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
4. Learning Community (masyarakat belajar)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran
diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar
diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar
yang tau ke yang belum tau.
Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua
kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran
saling belajar. Aktivitas belajar secara kelompok dapat memperluas
perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk
berhubungan dengan orang lain. Hal ini adanya pemahaman siswa
terhadap bahan ajar akan lebih baik jika peserta didik belajar
bersama dalam kelompok dan memecahkan masalah secara
bersama pula. Mereka akan saling mengisi dan siswa yang kurang
lebih berani bertanya kepada anggota kelompoknya dan penjelasan
dari temannya dengan bahasa yang sederhana lebih cepat
dimengerti. Asumsi ini diambil agar hasil belajar dapat diperoleh
melalui “sharing” antar teman atau antar kelompok, dan antara
yang tahu ke yang belum tahu.
5. Modeling (pemodelan)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,
15
![Page 16: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/16.jpg)
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk
belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya
melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-
satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa
dan juga mendatangkan dari luar
6. Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberi gambaran mengenai perkem-bangan belajar siswa. Dalam
pembelajaran berbasis kontekstual atau CTL, gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar.
Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan
kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun
hasil.
7. Reflection ( Refleksi)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang
baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru
menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang
berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
Demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil penugasan kepada
orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai.
Berdasarkan strategi pembelajaran, komponen - komponen yang
menentukan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi :
a. Siswa
Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Kemp, ”students are the center of the teaching and
learning process, so they have to be involved in almost all the phrases
of the classroom interaction from planning to evaluation” (Kemp,
1997).
Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown menekankan
16
![Page 17: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/17.jpg)
pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign
language learner who is intrinsically meeting in needs in learning the
language will positively motivated to learn. When students are
motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved
in the learning and direct their energies to the learning task”
(Brown,1987).
b. Guru
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru.
Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang
komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan mengatakan bahwa peran
guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif,
bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai
pengamat (Breen dan Candlin, 1989).
c. Materi
Materi juga merupakan salah satu factor penentu keterlibatan siswa.
Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan
Waters adalah :
1) Adanya teks yang menarik
2) Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi
kemampuan berpikir siswa
3) Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan yang sudah mereka miliki
4) Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru
d. Tempat
Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar
berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada
penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal
mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas
menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
e. Waktu
Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar
mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan
17
![Page 18: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/18.jpg)
oleh guru. Menurut Burden dan Byrd, kaitannya dengan waktu yang
tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk
mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru
harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan
bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat
dalam proses pembelajaran (Burden dan Byrd, 1999).
f. Fasilitas
Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media
pembelajaran.
E. Peran dan Hubungan Masing-masing Komponen Pembelajaran
Hubungan Buku Teks dan Komponen Pembelajaran, meliputi :
1. Hubungan buku teks dengan kurikulum
Para guru yang setiap hari berkecimpung dalam dunia pembelajaran akan
terasa benar betapa erat hubungan antara kurikulum dan buku teks.
Begitu eratnya, terasa hubungan itu saling menunjang antara satu dengan
yang lain. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kurikulum
lebih dahulu daripada buku teks. Buku teks dianggap sebagai sarana
penunjang bagi kurikulum tersebut. Walaupun begitu, tidaklah menutup
kemungkinan bahwa kurikulum lahir berdasarkan adanya buku teks yang
dianggap relatif baik sehingga perlu disusun programnya secara
bersistem.
Pada hakikatnya, kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sementara itu, buku teks adalah sarana belajar yang
digunakan di sekolah untuk menunjang suatu program pembelajaran.
Dengan demikian, keberadaan kurikulum dan buku teks selalu
berdekatan dan berkaitan. Atau, dengan perkataan lain, kurikulum itu
ibarat resep masakan dan buku teks adalah bahan-bahan yang dilakukan
untuk mengolah masakan tersebut. Dalam hal ini pengolah atau juru
masaknya adalah guru.
Namun demikian, kurikulum itu tidak bersifat menentukan segalanya.
Pada kurikulum KTSP, misalnya, yang pengembangannya dilakukan
18
![Page 19: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/19.jpg)
sepenuhnya oleh sekolah masih diperlukan penafsiran, penjelasan,
perincian, dan pemaduan terhadap kompetensi, hasil belajar, indikator,
dan materi pokok yang tercantum pada kurikulum itu. Dalam penulisan
buku teks, penulis masih perlu menyusun silabus, menentukan metode
pembelajaran, mencari bahan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai, dan menentukan cara penyajian bahan yang sesuai dengan
perkembangan anak. Mengingat keadaan kurikulum demikian itu, makin
besarlah tanggung jawab penulis buku teks untuk menjabarkan
kurikulum dalam bentuk silabus.
2. Hubungan buku teks dengan tujuan pembelajaran
Untuk maningkatkan hasil belajar siswa diperlukan penyediaan buku teks
yang lengkap di tangan siswa dan penerapan cara mempelajari buku teks
yang baik. Penyediaan buku teks yang lengkap di tangan siswa dapat
dilakukan dengan cara: orang tua membelikan buku teks yang sesuai
dengan kebutuhan anaknya, perpustakaan sekolah menyediakan buku
teks sesuai dengan kebutuhan siswa dan perpustakaan sekolah
memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap siswa. Peningkatan cara
mempelajari buku teks yang baik dapat dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan kepada siswa tentang bagaimana cara
mempelajari buku teks dengan baik.
3. Hubungan buku teks dan siswa
Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir
dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang
dilontarkan dalam buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan
dalam buku teks, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam
buku teks. Dengan adanya dorongan yang konstruktif tersebut, maka
dorongan atau motif-motif yang tidak baik atau destruktif akan terkurangi
atau terhalangi. Oleh karena itu benar apa yang dikatakan oleh Musse
dkk bahwa pengaruh buku teks terhadap anak bisa dikelompokkan
menjadi dua, yaitu (1) dapat mendorong perkembangan yang baik dan (2)
menghalangi perkembangan yang tidak baik (Musse dkk, 1963).
4. Hubungan buku teks dan guru
19
![Page 20: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/20.jpg)
Guru menggunakan buku teks karena ia memiliki beberapa fungsi.
Sheldon mengajukan tiga alasan utama yang diyakininya mengenai
penggunaan buku teks oleh para guru. Pertama, karena mengembangkan
materi ajar sendiri sangat sulit dan berat bagi guru. Kedua, guru
mempunyai waktu yang terbatas untuk mengembangkan materi baru
karena sifat dari profesinya itu. Ketiga, adanya tekanan eksternal yang
menekan banyak guru (Sheldon, 2001).
Ketiga alasan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh guru dalam
memilih buku. Penggunaan buku teks merupakan cara yang paling
efisien karena waktu untuk mempersiapkan bahan ajar berkurang. Di
samping itu, buku menyediakan aktivitas yang sudah siap untuk
dilaksanakan dan membekali siswa dengan contoh konkret.
Alasan lain bagi penggunaan buku teks ialah karena buku teks
merupakan kerangka kerja yang mengatur dan menjadwalkan waktu
kegiatan program pembelajaran. Di mata siswa, tidak ada buku teks
berarti tidak ada tujuan. Tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka
tidak ditangani secara serius.
Dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus. Buku
teks menyediakan teks dan tugas pembelajaran yang siap pakai. Buku
teks merupakan cara yang paling mudah untuk menyediakan bahan
pembelajaran. Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya
buku teks dan ketergantungan pada guru menjadi tinggi. Bagi guru baru
yang kurang berpengalaman, buku teks berarti keamanan, petunjuk, dan
bantuan (Ansary, 2002).
5. Hubungan buku teks dan media pembelajaran
Ada tiga jenis media pembelajaran yang biasa dipakai dalam
pembelajaran, yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual.
Dari masing-masing jenis media tersebut terdapat berbagai bentuk media
yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Media mana
yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat
bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru
dalam menggunakannya. Konsep media pembelajaran tidak terbatas
20
![Page 21: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/21.jpg)
hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan
atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut.
Dengan demikian konsep media pembelajaran itu mengandung
pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalam satu
kesatuan yang utuh.
6. Hubungan buku teks dan strategi pembelajaran
Terkait dengan konsep-konsep pokok strategi pembelajaran, buku teks
hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran agar
setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian
digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila penulis
buku teks mengetahui karakteristik siswa yang visual, yang auditorial
maupun yang kinestik.
Buku teks tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual
haruslah diubah. Buku teks modern lebih memperhatikan karakteristik
kepribadian anak, baik mengenai segi emosi, sosial, jasmani maupun segi
intelektualnya. Penulis buku teks berusaha dengan sengaja
mengembangkan semua aspek pribadi anak dengan memberikan bahan
pembelajaran yang sesuai dan dengan cara penyampaian yang bervariasi.
Hal ini mengingat bahwa sebenarnya pribadi anak itu tidak dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang terpisah-pisah. Dalam
segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang
utuh.
F. Fungsi Masing-masing Komponen Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang
dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran, fungsinya
adalah :
a) Memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya
b) memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan
dirinya untuk menerima pelajaran
c) mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa
21
![Page 22: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/22.jpg)
sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan
2. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran, fungsinya adalah : Dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik mudah
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Komponen ketiga yaitu media yang digunakan, fungsinya adalah :
Mudah dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam
proses pembelajaran.
4. Komponen keempat yaitu waktu tatap muka, fungsinya adalah :
Memudahkan dalam menyampaikan informasi pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5. Komponen kelima yaitu pengelolaan kelas, fungsinya adalah : Dapat
menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara lancar.
Berdasarkan segi kontekstual (CTL), komponen pembelajaran
dikelompokkan menjadi :
1. Konstruktivisme, fungsinya adalah :
a) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru
berdasar pada pengetahuan awal
b) Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi”
bukan menerima pengetahuan
c) Siswa belajar sedikit-demi sedikit dari konteks terbatas
2. Inquiry, fungsinya adalah :
a) Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
b) Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.
3. Questioning, fungsinya adalah :
a) Menuntun siswa berpikir
b) Mengecek pemahaman siswa
4. Masyarakat Belajar, fungsinya adalah :
a) Tukar pengalaman dan berbagi ide
b) Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
c) Ada kerjasama untuk memecahkan masalah.
22
![Page 23: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/23.jpg)
5. Permodelan, fungsinya adalah :
a) Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan para siswa
untuk belajar.
b) Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa melakukan
6. Authentic Assessment, fungsinya adalah :
a) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa
b) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
7. Refleksi, fungsinya adalah :
a) Menelaah dan merespon terhadap kejadian, aktivitas, dan
pengalaman.
b) Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan
ide-ide baru
23
![Page 24: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/24.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologi yang berlangsung
dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu
yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata. Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa
diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
Komponen pembelajaran merupakan pendekatan belajar yang
mendekatkan materi yang dipelajari oleh siswa dengan konteks kehidupan
sehari-hari siswa. Jika dilaksanakan dengan baik pembelajaran konstektual
dapat meningkatkan makna pembelajaran ini pada gilirannya menimbulkan
hasil belajar siswa, baik hasil belajar yang berupa kemampuan dasar
maupun kemampuan fungsional. Pendekatan pembelajaran konstektual
memerlukan guru yang gemar mempelajari konteks untuk dikaitkan dengan
materi pelajaran yang diajarkan.
B. Saran
Dalam komponen pembelajaran, terutama pembelajaran konstekstual
diperlukan guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan
24
![Page 25: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/25.jpg)
dengan konteks kehidupan siswa. Strategi guru dalam proses pembelajaran
kontekstual sangat menetukan keberhasilan siswanya. Guru melakukan
perubahan kebiasaan dalam proses belajar mengajar, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai calon
pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini sangat penting karena dapat
membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi pelajaran yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
25
![Page 26: Makala h](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022062706/5572119d497959fc0b8f3cdb/html5/thumbnails/26.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Lina Yuliana, dkk.2010 http//akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/ belajar- pembelajaran1 diakses tanggal 16 Oktober 2012.
Sudrajat, Akhmad. 2008. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/ pembelajaran-kontekstual, diakses tanggal 16 Oktober 2012.
Andika. 2009. http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/20/komponen- pembelajaran-kontekstual-ctl. Diakses tanggal 14 Maret 2010.
http://www.idonbiu.com/2009/05/komponen-pembelajaran-yang-efektif.htmlhttp://ipankreview.wordpress.com/2009/03/20/komponen-pembelajaran-kontekstual-ctl/http://www.riaupos.com/beritaahad.php?act=full&id=70&kat=8
26