makala h
TRANSCRIPT
![Page 1: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Esensi Dan Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan
Materi Kuliah ini membahas mengenai dasar Teori dan
Strategi yang dijadikan kerangka berbikir (frame of thinking)
dalam memahami Perencanaan Pembangunan, baik dari segi
urgensi, proses, fungsi, sistem maupun kelembagaannya.
Selanjutnya dibahas pula mengenai model-model, konsep-konsep
pembangunan dan perencanaan pembangunan dalam berbagai
perspektif yang akan dijadikan basis dalam menganalisis proses
Perencanaan Pembangunan.
Adapun Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan
meliputi :
I. Pendahuluan
a) Esensi dan Ruang Lingkup Materi Perencanaan
Pembangunan
b) Landasan Filosofis Perencanaan Pembangunan Dan
Kaitannya Dengan Administrasi Negara
II. Pengertian Dasar, Teori Dan Strategi
a) Pengertian Tentang Teori Dan Strategi
b) Hubungan dan relevansi Teori dengan Strategi
Pembangunan
III. Pengertian Perencanaan
a) Arti Perencanaan Sebagai Proses, Metoda, Sistem
![Page 2: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/2.jpg)
b) Berbagai fungsi dan jenis perencanaan
c) Beberapa alternatif strategi pembangunan
IV. Konsep Pembangunan (Arti Dan Model)
a) Pendefinisian pembangunan
b) Berbagai pemahaman tentang konsep pembangunan
c) Model-model pembangunan dan pergeserannya.
V. Perencanaan Ekonomi Ke Perencanaan Pembangunan
a) Alasan-alasan terjadinya perubahan dari Perencanaan
Ekonomi ke Perencanaan Pembangunan
b) Proses perencanaan pembangunan
c) Unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembengunan
VI. Keperluan Dan Pentingnya Perencanaan Pembangunan
a) Alasan-alasan perlunya Perencanaan Pembangunan
berbagai negara
b) Keterlibatan Pemerintah / negara dalam Perencanaan
Pembangunan
VII. Ciri-ciri Dan Tujuan Perencanaan Pembangunan
a) Ciri-ciri Perencanaan Pembangunan
b) Tujuan Perencanan Pembangunan
c) Kelemahan Perencanaan Pembangunan di Negara
Berkembang
![Page 3: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/3.jpg)
VIII. Teknik-teknik Perencanaan Dan Evaluasi
a) Beberapa Teknik pembuatan/penyusunan sebuah
Perencanaan
b) Pengambilan keputusan sebagai hasil penyusunan sampai
evaluasi perencanaan
IX. Perencanaan Dan Pelaksanaan
a) Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi program
b) Kendala yang dihadapi dalam implementasi
X. Perencanaan Dan Pembiayaan Pembangunan
a) Kaitan perencanaan dan Anggaran Biaya
b) Prosedur usulan DUK dan DIK
c) Pengawasan dan monitoring
XI. Administrasi Pembangunan
a) Pengertian Administrasi Pembangunan dalam menunjang
Perencanaan Pembangunan
b) Perlunya reformasi Pembangunan Administrasi
XII. Organisasi Perencanaan Pembangunan
a) Peran dan fungsi Organisasi Perencanaan pembangunan
b) Hubungan antar lembaga instansi terkait
XIII. Mekanisme Perencanaan Pembangunan
a) Model Bottom Up dan Top Down Planning
![Page 4: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/4.jpg)
b) Integrasi kedua model tersebut
XIV. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan
a) Arti dan perlunya partisipasi masyarakat
b) Pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program
B. Landasan Filosofis Perencanaan Pembangunan Dan Kitannya
Dengan Administrasi Negara
Filosofi menurut R.A. Supriyono dalam buku Manajemen
Strategi Dan Kebijakan Bisnis, adalah seperangkat keyakinan
pokok yang menentukan parameter-parameter untuk bisnis dan
mendorong semangat bagi para karyawannya (1998 : 41).
Dalam pembahasan disini landasan filosofi dalam
perencanaan pembangunan yang dimaksud adalah bentuk nilai-
nilai yang menjadi dasar dibenarkan mengadakan perencanaan
pembangunan pada administrasi negara suatu negara.
Manusia sebagai mahluk sosial selalu hidup bersama,
berkelompok, karena manusia secara inhaerent menyadari dalam
dirinya terdapat berbagai keterbatasan kemampuan. Berbagai
keterbatasan tersebut tidak memungkinkan seseorang untuk
memenuhi semua kebutuhannya dengan memuaskan apabila
bekerja sendiri-sendiri, itulah diperlukan kerjasama dalam suatu
tatanan masyarakat. Pada masyarakat yang lebih kompleks
dalam bentuk negara maka pengaturan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan akibat berbagai keterbatasan tersebut diatur oleh
negara dan pemerintahannya supaya terjadi keteraturan dan
keharmonisan masyarakat. Gerald F. Coiden membayangkan
dunia ini merupakan arena “binatang jalang” seandainya tidak
ada hal-hal yang bersifat publik, yang sebenarnya dimaksudkan
untuk melindungi keselamatan dan kenyamanan individu dari
![Page 5: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/5.jpg)
segala macam ancaman. PendapatGerald F. Coiden ini sesuai
dengan tujuan Negara Modern saat ini bukan saja sebagai
penjaga malam tetapi sekaligus sebagai pembentuk negara
kesejahteraan (making walfare state).
Pengaturan negara dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya
merupakan tugas dan kewajiban negara. Menurut R.
Kranenburgyang dikutip Mirriam Budihardjo dalam buku
Dasar-dasar Ilmu Politik, bahwa : “negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang
disebut negara. ..... negara sebagai organisasi kekuasaan itu
karena manusia hidup dalam wadah negara dan memerlukan
negara karena kebutuhan manusia sangat beranekaragam, cita-
cita yang beranekaragam, dan kemampuan manusia mempunyai
keterbatasan, maka kekuasaan merupakan sarana untuk
memudahkan terwujudkan kehendak masyarakat atau negara”.
Pernyataan R. Kranenburg tersebut tugas negara secara
politis dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya dan untuk
merealisasikan diperlukan administrasi negara. Seperti
dikemukakan oleh Dimock & Dimock (Marshall Edward
Dimock & dan isterinyaGladys Ogden Dimock) dalam Ilmu
Administrasi Negara menyatakan bahwa administrasi negara juga
merupakan bagian dari ilmu politik yang mempelajari penentuan
kebijaksanaan negara dalam suatu proses yang dimulai dengan
pemilihan dan berlangsung melalui partai-partai politik, badan-
badan perwakilan rakyat, hingga pada badan administrasi
sendiri. Seperti halnya dengan ilmu politik, administrasi negara
adalah suatu ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki
rakyat melalui pemeintah dan cara mereka memperolehnya.
Pendapat senada dikemukakan juga oleh Dwight
Waldodalam bukunya Introduction to The Study of Public
![Page 6: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/6.jpg)
Administrationbahwa politik yang menetapkan tujuan dan
administrasi yang merealisasikan /melaksanakan tujuan tersebut.
Dari kedua pendapat tadi dapat disimpulakan bahwa
negara dalam perspektif politik berusaha meujudkan pemenuhan
kebutuhan masyarakat melalui perencanaan pembangunan dan
administrasi negara yang merealisasikan atau melaksanakannya.
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Miftah
Thohadalam buku Dimensi-dimensi Prima Administrasi Negara
menyatakan bahwa : “pilar fundamental dari administrasi negara
adalah kebijakan publik”. Seperti kita ketahui bahwa salah satu
bentuk dari kebijakan publik yang paling tertinggi di negara (RI)
adalah GBHN yang didalamnya terdapat Perencanaan
Pembangunan.
Dari pendapat tersebut maka administrasi negara bukan
saja merealisasikan/melaksanakan tujuan negara tetapi juga
berusaha merumuskan apa-apa saja yang akan dicapai dalam
menuju tujuan negara tersebut melalui perencanaan
pembangunan.
Maka segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk
kepentingan umum itulah yang menjadi cakupan Administrasi
Negara. Administrasi Negara amat erat hubungannya dengan
soal pemberian jasa dan barang yang bersifat publik.
Dalam hal Administrasi Negara berkaitan dengan
pelaksanaan hukum dan pemberian pelayanan umum. Ini
merupakan fungsi dasar yang harus dilaksanakan/dilakukan
secara efektif, efesien, dan selaras denagn cita rasa rakyat serta
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan rakyat, yang akhirnya
kondisi tersebut tadi Administrasi Negara merupakan “titik temu”
antara hasrat dan harapan rakyat dengan pemerintah.
![Page 7: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/7.jpg)
Dengan demikian Administrasi Negara adalah suatu ilmu
yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui
pemerintah dan cara mereka memperolehnya. Sesuai dengan
pendapat Dimock & Dimockbahwa hal-hal yang mendapat
perhatian utama dalam studi Administrasi Negara adalah
mengenai apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana
melakukannya.
Fungsi Administrasi Negara di negara-negara yang sedang
membangun sangat dominan, karena keberhasilan atau
kegagalan suatu program pembangunan dilimpahkan pada
kemampuan sistem Administrasi Negara yang ditetapkan Negara
tersebut. Hal ini jika dikaitkan dengan pendapat Leonardo D.
White bahwa Administrasi Negara terdiri dari semua operasi yang
bertujuan untuk melaksanakanPublic Policy atau kebijaksanaan
publik.
Kemampuan administrasi negara mencapai hasil maksimal
program pembangunan untuk memenuhi tuntutan
masyarakatnya sangat tergantung membuat dan merealisasikan
kebijaksanaan umum (public policy), yaitu ada 4 tahap :
1). Formulasi Kebijakan
Pelaksanaan dengan persoalan bagaimana masalah-masalah
public memperoleh perhatian para pembuat kebijakan,
bagaimana asal-usul kebijakan dirumuskan untuk
menanggapi masalah-masalah tertentu dipilih untuk
dirumuskan/diformulasikan dari tuntutan kebijakan (policy
Demand) dengan keputusan kebijakan (policy decision)
2). Implementasi Kebijakan
Yaitu aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan
suatu kebijakan secara efektif. Pelaksanaan aneka ragam
![Page 8: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/8.jpg)
program yang dimaksudkan dalam kebijakan adalah aspek
proses kebijakan.
3). Evaluasi Kebijakan
Bertujuan untuk mengukur efektivitas dan dampak kebijakan
dengan alat-alat antara lain performance
Budgeting (anggaran disusun bedasarkan kegiatan), program
budgeting (anggaran disusun berdasarkan program)
dan performance auditing.
4). Terminasi Kebijakan
Yaitu proses penyelesaian kebijakan pemerintah manakala
kebijakan mulai tiada. Ini saatnya langkah mengoreksi
kebijakan menyimpang atau tidak, berhasil atau tidak, dan
apakah perlu diambil kebijakan baru sebagai tindak lanjutnya.
Bagi bangsa yang sedang membangun kegiatan negara
adalah untuk menciptakan kemakmuran dan keadalian sosial
bagi seluruh rakyat, maka sarana untuk itu adalah tidak lain
Administrasi Negara. Tetapi Administrasi Negara disini bukan
pengertian administrasi negara sebagai alat atau sarana dalam
pengertian fisik – mati (hanya sebagai teknik, prosedur, dan
mekanik) melainkan sebagai alat atau sarana dalam pengertian
organisme yang dinamik. Maka disini studi Administrasi Negara di
Negara yang sedang membangun tidak saja menyajikan soal
teknik dan prosedur melainkan menunjukan bagaimana
mengorganisasikan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang
telah, sedang, dan akan dilakukan untuk memakmurkan
kehidupan masyarakatnya.
Pembangunan adalah seatu proses untuk mengubah suatu
kondisi untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik. Maka tentu
saja pembangunan akan mengakibatkan berbagai perubahan.
![Page 9: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/9.jpg)
Administrasi negara mempunyai konsekuensi selain administrasi
negara harus menyelenggarakan pembangunan, juga
administrasi negara harus malakukan penyelesaian terhadap
kasus-kasus atau permasalahan yang timbul dalam proses
pembangunan.
Konsekuesi ini mendorong studi administrasi negara untuk
meningkatkan kemampuannya dalam membuat
determinasi public policy yang lebih berdaya guna dan berhasil
guna agar kegiatan pemerintahan dapat diselenggarakan secara
produktif, praktis, dan menempuh cara-cara yang bijaksana.
Administrasi negara mengambil bagian aktif dalam
keseluruhan proses pemerintahan bukan hanya berkenaan
dengan proses kebijakan tetapi juga berkepentingan terhadap
adanya korps aparatur pemerintahan yang berkemampuan
tinggi.
Peranan studi Administrasi Negara melekat dalam
pentingnya Administrasi Negara yaitu :
1. Peranan Administrasi Negara sebagai Stabilisator masyarakat.
2. Peranan Administrasi Negara dalam perubahan sosial
3. Peranan Administrasi Negara sebagai kunci masyarakat
modern.
Pembangunan pasti akan menimbulkan akses
akibatperubahan yang kadang-kadang amat fundamental yaitu
adanya nilai yang hilang tetapi nilai yang baru belum ditemukan.
Maka kewajiban administrator publik menumbuhkan konformitas
terhadap sistem nilai dengan jalan :
1. Melestarikan nilai-nilai dasar yang telah menjadi konsensus
nasional.
![Page 10: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/10.jpg)
2. Menegakan segala aturan dan ketentuan kepada setiap
anggota masyarakat.
3. Melakukan tindakan preventif terhadap kecenderungan untuk
melawan standar perilaku yang telah dilakukan.
BAB II
PENGERTIAN DASAR, TEORI DAN STRATEGI
A. Berbagai Pengertian Dasar
1. Perencanaan (Umum) adalah suatu, tindakan dan kegiatan
yang rasional berdasarkan informasi, penilaian dan
perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia
dan membutuhkan adanya kewenangan (kompetensi) agar
tercapainya tujuan dan sasaran yang diinginkan (organisasi
secara ekonomis, produktif, efektif dan effisien.
2. Perencanaan Pembangunan adalah suatu usaha, tindakan dan
kegiatan yang rasional berdasarkan informasi, penilaian dan
perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia
dan membutuhkan dana kewenangan (kompetensi), sehingga
terwujudnya perubahan-perubahan yang mendukung berbagai
aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sesuai dengan
tujuannya (pembangunan).
3. Perencanaan strategis menurut John M. Bryson &
Miftahudinadalah sekumpulan konsep, prosedur dan alat-alat
(sumber-sumber yang tersedia) sebagai upaya yang konkrit
dan disiplin untuk membuat satu keputusan dan tindakan
dalam melaksanakan perencanaan yang efektif dan effisien
![Page 11: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/11.jpg)
4. Visi menurut R.A. Supriyono adalah pandangan atau
wawasan luas manajemen mengenai kondisi (lingkup, skala
dan ukuran) yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan.
5. Misi menurut R.A. Supriyono adalah pernyataan pokok
mengenai alasan eksistensi organisasi dan peta umum arah
dan pola organisasi di masa depan. Misi menentukan : (1)
bagaimana kehendak organisasi berinteraksi dengan
lingkungannya, dan (2) bagaimana kehendak organisasi untuk
mencapai visi tertentu.
6. Proses menurut J.F. Stoner adalah suatu cara untuk
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan : Rasional;
Transparan; Akurat; dan Tepat = Hasil.
7. Sistem menurut Bintoro Tjokroamidjojo adalah suatu hal
yang menyeluruh atau suatu totalitas yang terpadu dan
saling berhubungan, saling terkait, saling interaksi dan saling
ketergantungan satu dengan lainnya.
8. Mekanisme adalah struktur bagi gerakan atau proses dari
unsur-unsur yang saling kait-mengkait dan tunjang-
menunjang dan atau mengisi secara terpadu untuk
mencapai tujuan dan sasaran.
9. Prosedur adalah :
a. suatu pola dalam melaksanakan fungsi dan tugas dengan
efektif dan effisien
b. suatu urutan kerja tahap-pertahap agar pelaksanaannya
dapat berjalan secara efektif dan effisien.
10. Strategi adalah suatu pendekatan secara umum dalam
memecahkan masalah berorganisasi.
![Page 12: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/12.jpg)
11. Tata kerja adalah suatu urutan cara-cara melaksanakan
pekerjaan dengan mempertimbangkan fasilitas yang
tersedia.
12. Paradigma menurut Golossory adalah cara pandang yang
fundamental yang melandasi nilai-nilai tertentu dan
berisikan teori, konsep, metodologi dan cara pendekatan
yang dapat dipergunakan para teoritis dan praktisi dalam
menanggapi permasalahan baik dalam kaitan
pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan
permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan
kemanusiaan.
13. Komitmen adalah dukungan yang merupakan partisipasi aktif
(dari pejabat/pimpinan) dan keterlibatannya langsung dalam
penyediaan dana, fasilitas dan memberikan penghargaan
serta bertanggung jawab positif.
14. Prinsip/azas adsalah suatu poernyataan yang fundamental
atau kebenaran umum yang merupakan pedoman untuk
berpikir dan bertindak guna tercapainya tujuan dan sasaran
dengan efektif dan effisien.
15. Prinsip/azas manajemen menurut Bintoro Tjokroamidjojo :
a. Rasionalitas
b. Ekonomis
c. Produktif
d. Efektif
e. effisien
16. Prinsip/azas organisasi menurut Chester Bernard :
![Page 13: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/13.jpg)
a. Pembagian tugas yang jelas
b. Pendelegasian wewenang
c. Pengawasan yang ketat (span of control)
d. Sentralisasi dan desentralisasi
e. Kesatuan perintah (Unity of Commond)
17. Dedikasi adalah pengabdian berlandaskan Imtaq dan Iptek
bagi kemajuan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara
18. Partisipasi adalah kebersamaan dan keterbukaan dalam
melaksanakan tugas dengan tetap memenuhi kewajiban
dan tanggung jawab masing-masing.
19. Prestasi adalah meningkatnya effisiensi dan kinerja organisasi
berdasarkan/berlandaskan kompetensi dan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang terus dikembangkan.
20. Akuntabilitas adalah hasil kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas maupun
norma-norma hukum.
21. Unsur-unsur manajemen menurut G.R. Terry :
A. ORANG/PEGAWAI
B. UANG/DANA
C. BAHAN-BAHAN
D. MESIN-MESIN
E. METODE
F. PASAR/HUMAS
![Page 14: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/14.jpg)
(6 M)
22. Fungsi-fungsi manajemen menurut G.R. Terry :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Penggerakan
d. Pengawasan
23. Faktor-faktor Kepemimpinan menurut BP.7 Pusat Tahun
1978 :
a. Peranan : Sangat Strategis
b. Unsur : Keteladanan
c. Aspek : Konsisten dan Konsekuen
d. Semangat : Kekeluargaan
e. Sikap : Sebagai Pengasuh
Sebagai Pendorong
Sebagai Penuntun
Sebagai Pembimbing
24. Sistem Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal)/Pengawasan
Melekat (Waskat) :
a. Komparatif : Laporan-laporan
b. Verifikatif : Prosedur
![Page 15: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/15.jpg)
c. Inspektif : Pengecekan langsung
d. Investigatif : Penyidikan
25. S W O T :
a. Strengh : Kekuatan
b. Weaknes : Kelemahan
c. Opportunity : Peluang/Kesempatan
d. Threat : Ancaman/Tantangan
B. Pengertian Tentang Teori Dan Strategi
Teori adalah ciri utama setiap ilmu, jika sesuatu tidak memiliki teori tersendiri berarti tidak layak menyatakan sebagai ilmu.
Teori dipergunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena tertentu secara rasional.
Munculnya teori : Masalah Identifikasi masalah Postulat Hipotesis Riset Analisis Klonklusi/asumsi Teori.
Teori selalu berkaitan dengan hukum dan prinsip. Hukum adalah pernyataan yang menyatakan hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Prinsip adalah yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi.
Strategi pengertiannya dapat dilihat didalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bahwa strategi adalah :
1. ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa (-
bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang
dan damai;
![Page 16: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/16.jpg)
2. ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi
musuh di perang, dikondisi yang menguntungkan, ...;
3. rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus;
4. ... strategi nasional : seni dan ilmu mengembangkan dan
menggunakan berbagai kekuatan nasional, baik di masa
damai maupun di masa perang, untuk mendukung pencapaian
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
Menurut Christensen yang dikutip oleh R.A.
Supriyonodalam buku Manajemen Strategi Dan Kebijakan
Bisnis menyatakan bahwa : “pengertian strategi dapat ditinjau
dari segi militer, politik, ekonomi dan perusahaan. Dari segi
militer, strategi adalah penempatan satuan-satuan atau
kekuatan-kekuatan tentara di medan perang untuk mengalahkan
musuh. Dari segi politik, strategi adalah penggunaan sumber-
sumber nasional untuk mencapai tujuan nasional. Dari segi
ekonomi, strategi adalah alokasi sumber-sumber yang sifatnya
jarang atau terbatas”(1998 : 7).
Selanjutnya Christensen menyatakan bahwa : “Strategi
adalah pola-pola berbagai tujuan serta kebijaksanaan dasar dan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan
sedemikian rupa sehingga jelas usaha apa yang sedang dan akan
dilaksanakan oleh perusahaan,, demikian juga sifat perusahaan
abik sekarang maupun di masa yang akan datang”(1998 : 7).
Sedangkan pengertian strategi dapat dilihat dari
pendapatOnong Uchjana Effendi dalam buku berjudul
“Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa : “.... strategi
komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen (communications
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
![Page 17: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/17.jpg)
tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam
arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-
waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).
Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi
Komunikasi’ menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi
adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan
yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan
strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan
situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin
dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan
strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara
memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan
perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.
(1984 :10)
B. Hubungan Dan Relevansi Teori dengan Strategi
Pembangunan
Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus
didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi pembangunan
harus didukung dengan teori, dengan teori merupakan
pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji
kebenarannya. Karena teori merupakan
suatu statement (pernyataan) atau suatu konklusi dari
beberapa statement yang menghubungkan (mengkorelasikan)
suatustatement yang satu dengan statement lainnya.
Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-
tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata “program”
dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar
dan rasional yang dimainkan oleh pimpinan dalam perumusan
strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu
bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan
![Page 18: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/18.jpg)
pedoman pamanfaatan sumber-sumber daya organisasi yang
digunakan untuk perencanaan dan pencapaian tujuan.
Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan
organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini
mengandung arti bahwa setiap organisasi (termasuk organisasi
negara/pemerintahan) selalu mempunyai strategi. Walau kadang
tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi dapat
menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber
lainnya dengan tantangan dan rasio yang harus dihadapi dari
lingkungan di luar organisasi.
Salah satu hal yang penting dalam rangka hubungan
perkembangan ilmu (termasuk di dalamnya terdapat berbagai
teori) dan teknologi (termasuk berbagai strategi) dengan
pembangunan adalah bagaimana caranya ilmu (teori) dan
teknologi (strategi) dapat merupakan sumber yang penting
dalam proses perumusan kebijakan dan perumusan perencanaan
serta pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian kebijakan
pemerintah/negara memberi perhatian terhadap prospek masa
depan berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perumusan kebijakan (perencanaan) demikian didasarkan juga
atas sumbangan dari disiplin ilmu. Kecuali itu perkembangan
dalam dunia ilmu dan teknologi, dengan lengkapnya berbagai
teori dan berbagai teknik/strategi, juga dapat mempengaruhi
kualitas administrasi negara suatu negara tertentu. Antara lain
berbagai teknik-teknik dan pendekatan manajemen yang maju
dapat dipergunakan dalam pelaksanaan administrasi negara.
Bahkan berbagai peralatan-peralatan baru dapat meningkatkan
efektivitas dan effisiensi administrasi negara. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Public
Administration in the Second United Nations Development
Decade : “Developing countries need to give more attention to
the management of scientifi and technological institutions as well
![Page 19: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/19.jpg)
as to the application of science and technology to public
administration”.
Dari pernyataan tersebut di atas maka apabila
perkembangan administrasi negara makin maju berkat
perkembangan ilmu dan teknologi, maka administrasi negara
dapat membuat dan merumuskan perencanaan pembangunan
yang paling tepat untuk dilaksanakan dan pelaksanaannya dapat
tercapai dengan efektif dan effisien.
Peranan strategi menjadi semakin penting akhir-akhir ini.
Para pimpinan menyadari bahwa perumusan tujuan dan strategi
organisasi yang baik dan jelas dapat memberikan arah dan
pedoman bagi organisasinya, termasuk dalam kontek organisasi
negara. Sebagai hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik dan
jelas, sehingga memungkinkan pimpinan untuk merumuskan
perencanaan pembangunan, rencana-rencana dan kegiatan-
kegiatan yang memberi arah pencapaian tujuan.
Disamping itu, perkembangan lingkungan terjadi sangat
pesat yang menambah pentingnya strategi, yaitu :
(1) Kenaikan tingkat perubahan teknologi;
(2) pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial;
(3) peningkatan kompleksitas lingkungan eksternal; dan
(4) semakin panjangnya tenggang waktu antara keputusan-
keputusan sekarang dan hasil-hasil di waktu yang akan
datang.
Kebaikan utama perencanaan strategi adalah dalam
memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan
organisasi. Dengan mempergunakan perencanaan strategi, para
manajer akan memberikan kepada organisasi tujuan-tujuan
![Page 20: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/20.jpg)
tersebut. Jadi, organisasi mempunyai sasaran dan pengarahan
yang jelas. Disamping itu proses perncanaan strategi, membantu
manajer mengantisipasi masalah-masalah sebelum timbul dan
menanganinya sebelum terjadi lebih berat.
Kebaikan penting perencanaan strategi lainnya membantu
para manajer dalam pembuatan keputusan. Analisa hati-hati dari
perencanaan strategi memberikan kepada para manajer lebih
banyak informasi yang mereka perlukan untuk membuat
keputusan-keputusan yang baik.
BAB III
PENGERTIAN PERENCANAANA. Arti Perencanaan Sebagai Proses, Metode, Dan Sistem
Menurut Henry Mintzberg dalam buku “The Rise and Fall of
Strategic Planning” menyatakan bahwa planning :
(1) ... is the future thinking
(2) ... is controlling the future
(3) ... is decision making
(4) ... is a formalized procedure to produce an
articulate results, in the form of an integrated
system of decisions
Perencanaan adalah kegiatan yang mengupayakan dan
menyepakatihari depan yang diinginkan dalam keterkaitan
dengan kelaikan,kemungkinan dan kebolehjadian pencapaiannya
(Perencanaan selalu menyangkut keadaan sekarang yang akan
diubah, menjadi keadaan yang diinginkan).
![Page 21: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/21.jpg)
Kelaikan (= feasibility) terutama dipengaruhi oleh sumberdaya
yang dapat disediakan.
Kemungkinan (= possibility) terutama dipengaruhi oleh
kemampuan manajerial.
Kebolehjadian (= probability) terutama dipengaruhi oleh unsur-
unsur lingkungan eksternal yang pada ummnya jangkauan
manajemen organisasi.
Mendiang PM India Jawaharlal Nehru yang
dikutip Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi
Di Dunia Ketiga (Jilid 2) menyatakan bahwa : “Perencanaan itu
merupakan latihan inteligensi untuk menghadapi kenyataan-
kenyataan dan situasi menurut apa adanya, dan mencari jalan
untuk mengatasi problema-problemanya” (1983 : 163)
Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa : Perencanaan
adalah perhitungan dan penentuan daripada apa yang akan
dijalankan didalam rangka mencapai rangka mencapai suatu
prapta (objective) yang tertentu, dimana, bilamana, oleh siapa
dan bagaimana tata caranya.
Bintoro Tjokroamidjojo menyatakan bahwa : Perencanaan
merupakan suatu tindakan, akan tetapi perencanaan sebagai
suatu proses karena perencanaan adalah suatu tindakan pilihan
yang terbaik atau menguntungkan dari berbagai pilihan atau
alternatif dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran.
G.R. Terry menyatakan bahwa : Perencanaan adalah
tindakan pemilihan fakta dan usaha serta perbuatan dan
pebggunaan asumsi-asumsi mengenai masa yang kan datang.
Dalam hal ini menggambarkan serta menstimulir kegiatan-
kegiatan yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai
hasil-hasil yang diinginkan.
![Page 22: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/22.jpg)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan
mempunyai pengertian :
a) Dalam arti seluas-luasnya, tidak lain adalah proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
b) Proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan dan penentuan
aparat pelaksana kegiatan untuk tujuan tertentu.
c) Usaha yang diorganisir berdasarkan perhitungan-perhitungan
untuk memajukan perkembangan tertentu.
Perencanaan sebagai pedoman dalam upaya kita
mencapai proses apa-apa yang akan diinginkan sebagaimana
dikemukakanMendiang Presiden Amerika Serikat Abraham
Lincoln yang dikutipMichael P. Todaro dalam buku
Pembangunan Ejonomi Di Dunia Ketiga (Jilid 2) menyatakan
bahwa : “Seandainya kita sudah mengetahui lebih dahulu di
mana kita berada, dan apa yang akan kita tuju, maka kita akan
mendapatkan kesimpulan yang lebih baik, tentang apa yang
harus kita lakukan, dan bagaimana cara melakukannya” (1983 :
183).
Proses menurut J.F. Stoner adalah suatu cara untuk
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan secara :
rasiona; transparan; akurat; dan tepat sehingga mendapatkan
hasil.
Perencanaan ditinjau dari sudut proses, yaitu proses yang
berkesinambungan dari segala kegiatan untuk mencapai tujuan,
dimulai dari proses pemikiran, penentuan, tujuan sampai
pelaksaaan kerja sehingga tujuan tercapai.
Proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui 3 pendekatan (3 Approach terhadap planning) :
![Page 23: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/23.jpg)
A. Mengetahui sifat-sifat/cirri-ciri suatu perencanaan.
Perencanaan yang baik ada 10 ciri :
1. Harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Artinya dengan perencanaan itu
tujuan akan mudah dicapai, bukan malah mempersulit
pencapaiannya.
2. Harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh
memehami tujuan organisasi.
3. Harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh
mendalami teknik-teknik perencanaan.
4. Harus disertai oleh suatu perincian yang teliti.
5. tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan
6. Rencana harus sederhana, artinya susunan rencana itu
sistematis, bahasa yang mudah dipahami dan ada prioritas
yang jelas.
7. Rencana harus luwes, yaitu walau pola dasar rencana itu
permanen tapi harus ada kemungkinan perubahan
penyesuaian terhadap suatu kondisi tertentu.
8. Di dalam rencana harus terdapat tempat pengambilan
resiko.
9. Rencana harus bersifat praktis/pragmatis, yaitu harus dapat
tercapai (attainable).
10. Rencana harus merupakan “forecasting” (peramalan atas
keadaan yang mungkin dihadapi).
B. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian
yang harus dijawab dengan memuaskan :
![Page 24: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/24.jpg)
1. What, apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2. Where, dimana kegiatan-kegiatan tertentu hendak
dijalankan
3. When, Kapan rencana itu dilaksanakan
4. How, bagaimana cara melaksankan kegiatan-kegiatan ke
arah tercapainya tujuan
5. Who, Siapa hal ini menyangkut pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab.
6. Why, mengapa, secara filosofis mendahului pertanyaan ke-
5 sebelumnya. Hal ini berarti menyangkut kriteria akan
kapabilitas orang yang akan diberikan tugas dan tanggung
jawab dalam melaksanakan rencana tersebut.
C. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang
harus dipecahkan dengan menggunakan teknik-teknik ilmiah
(scientific techniques of problem-solving), meliputi 7 langkah :
1. Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi. (Know
the nature of the problem).
2. Mengumpulkan data (collect data)
3. Penganalisaan data ( analysis of the data)
4. Penentuan bebrapa alternatif (determination of several
alternative)
5. Memilih cara yang kelihatannya terbaik (selection of the
seeminingly best wal from among alternatives)
6. Palaksanaan (Execution)
![Page 25: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/25.jpg)
7. Penilaian hasil yang dicapai (evaluation of result)
B. Berbagai Fungsi Dan Jenis Perencanaan
Perencanaan yang didalam operasionalnya dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
1) Perencanaan fisik ( Physical planning ), yaitu yang
berhubungan dengan sifat-sifat serta pengaturan gedung-
gedung, alat-alat, sarana (material) dan fasilitas yang
lazimnya disebut perencanaan fisik
2) Perencanaan fungsional ( Fungsional planning ), yaitu yang
berhubungan dengan fungsi tertentu dan atau fungsi-fungsi
yang terbatas jumnlahnya, contoh : Perencanaan Pegawai
3) Perencanaan secara luas ( Comprehensive planning ), yaitu
yang berhubungan dengan perencanaan yang menyeluruh
dalam arti intern dan ekstern dari berbagai kegiatan
organisasi, perencanaan ini mengintegrasikan dari beberapa
kegiatan organisasi, contohnya : Perencanaan Pemulihan
Wilayah Aceh Pasca Tsunami
4) Perencanaan yang dikombinasikan (General combination
planning ), yaitu perencanaan yang meliputi berbagai aspek
kegiatan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang ada pada unit
kerja dalam sesuatu organisasi yang mempunyai tujuan sama,
dan demikian juga halnya dengan antar instansi/organisasi.
Contoh : Perencanaan Bidang Pendidikan
Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis,
berkesinambungan, dan kreatif, agar manajemen tidak hanya
akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi
peserta aktif dalam memanfaatkan lingkungannya.
![Page 26: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/26.jpg)
Ada dua alasan perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :
(1) “Protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan; dan
(2) “Positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya :
1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan;
2) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-
masalah utama;
3) memungkinkan pimpinan memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas; dan meminimkan pekerjaan yang tidak
pasti;
4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai
bagian organisasi;
7) menghemat waktu, usaha, dan dana.
BAB IVKONSEPSI PEMBANGUNAN ( ARTI DAN MODEL )
A. Pendefinisian Pembangunan
![Page 27: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/27.jpg)
Istilah yang netral digunakan untuk pembangunan
menurutM. Faisal Khan adalah :
Modernisasi
Perubahan
Pemupukan Modal
Pertumbuhan Ekonomi
Kemajuan Pengetahuan Dan Teknologi
Industrialisasi
Perubahan Sosial Yang Teratur
Pembangunan Bangsa
Penyempurnaan Kesejahteraan Umum
Demokratisasi
Inovasi Dan Swakarya
Pembangunan disefinisikan sebagai pertumbuhan dari suatu yang lebih rendah menuju keadaan yang lebih tinggi atau lebih maju.
Pembangunan juga berarti kemajuan yang berjalan
setahap demi setahap dan lambat laun menuju pada kematangan
yang dapat diartikan sebagai proses tanpa berhenti ( never
ending proces ).
Sedangkan Pembangunan Nasional pada dasarnya mempunyai 5 pengertian, yaitu :
1. Kesejahteraan ekonomi, baik makmur maupun keadilan;
![Page 28: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/28.jpg)
2. Modernisasi, proses kearah masyarakat maju;
3. Pembangunan bangsa, proses pengembangan masyarakat
primodial dengan pelaksanaan Wawasan Nusantara;
4. Wawasan lingkungan dalam arti memecahkan masalah
lingkungan antara lain : Kebodohan dan kemiskinan;
5. Pembangunan manusia dalam hal ini kualitas sumber daya
manusia.
B. Berbagai Pemahaman Tentang Konsep Pembangunan
Konsep pembangunan pada awalnya tidak akan terlepas
dari berbagai teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya :
1) Teori Pembangunan Adam Smith, dikenal dengan ‘Teori
Hukum Alam’ yang meyakini berlakunya doktrin ‘hukum alam’
dalam persoalan ekonomi maka wajar kalau ia menganjurkan
kebijakan ‘pasar bebas’ dalam ekonomi. Kekuatan yang tidak
terlihat, yaitu pasar persaingan sempurna yang merupakan
mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis,
cenderung untuk memaksimumkan kesejahteraan nasional.
2) Teori Ricardian. David Richardo membangun teorinya
tentang saling hubungan antara tiga kelompok dalam
perekonomian, yaitu tuan tanah, kapitalis, dan buruh.
Keseluruhan pendapatan nasional dibagi-bagikan kepada tiga
kelompok tersebut masing-masing sebagai uang sewa,
keuntungan, dan upah.
3) Teori Malthus. Thomas Robert Malthus tidak menganggap
proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya,
memerlukan berbagai usaha yang konsisten di fihak rakyat.
Jadi proses pembangunan adalah suatu proses naik-turunnya
![Page 29: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/29.jpg)
aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar-tidaknya
aktivitas ekonomi.
4) Teori Mill. John Stuart Mill menganggap pembangunan
ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal.
Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin bila tanah dan
modal mampu meningkatkan produksi lebih capat dibanding
angkatan kerja.
5) Teori Marxis. Karl Marx menyumbang kepada teori
pembangunan ekonomi dalam tiga hal, yaitu : dalam arti luas
memberikan tafsiran sejarah dari sudut ekonomi, dalam art
sempit merinci kekuatan yang mendorong perkembangan
kapitalis, dan terakhir menawarkan jalan alternatif tentang
pembangunan ekonomi terencana. Dalam penafsiran sejarah
bahwa semua peristiwa sejarah adalah hasil perjuangan
ekonomi yang terus menerus di antara berbagai kelas dan
kelompok dalam masyarakat. Dalam perkembangan kapitalis,
karena produksi tunduk pada perubahan maka bila kekuatan
produksi bertentangan dengan struktur kelas masyarakat akan
terjadi ‘revolusi sosial’.
6) Teori Schumpeter. Joseph Alois Schumpeter menyatakan
bahwa pembangunan adalah perubahan yang spontan dan
terputus-putus pada saluran sirkuler (dari produksi barang,
penawaran, permintaan, laba, tabungan, dan bunga).
7) Teori Keynes, hanya ditujukan pada negara kapitalis maju.
8) Teori Rostow, membedakan adanya lima tahap pertumbuhan
ekonomi, yaitu :
(1) masyarakat tradisional;
(2) prasyarat untuk tinggal landas;
![Page 30: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/30.jpg)
(3) tinggal landas;
(4) dewasa / maturity; dan
(5) masa konsumsi massal.
9) Teori Lewis. W. Arthur Lewis membangun teori sistematis
‘Pembangunan ekonomi dengan penawaran buruh yang
tidak terbatas’. Pada negara berkembang tersedia buruh
melimpah dengan upah sekedar cukup untuk hidup
(subsisten). Pembangunan ekonomi berlangsung apabila
modal terakumulasi sebagai akibat peralihan buruh surplus
dar sektor ‘subsisten’ ke sektor ‘kapitalis’.
10) Teori Leibenstein. Harvey Leibenstein mengajukan tesis
bahwa negara terbelakang dicekam oleh lingkaran setan
kemiskinan yang membuat tetap berada di sekitar tingkat
keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Jalan
keluarnya adalah ‘upaya minimum kritis’ tertentu yang
akan menaikkan perdapatan per kapita pada tingkat
dimana pembangunan yang berkesinambungan
dipertahankan.
11) Teori ‘Dorongan Kuat’ (Big Push Theory). Paul N.
Rosenstein-Rodan mengemukakan bahwa untuk
menanggulangi hambatan pembangunan ekonomi negara
terbelakang dan untuk mendorong ekonomi tersebut ke
arah kemajuan diperlukan suatu ‘dorongan kuat’ atau suatu
program besar menyeluruh dalam bentuk suatu jumlah
minimum investasi.
12) Teori Myrdall. Gunnar Myrdall berpendapat bahwa
pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-
menyebab sirkuler yang membuat si kaya mendapat
keuntungan semakin banyak dan mereka yang tertinggal di
![Page 31: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/31.jpg)
belakang menjadi semakin terhambat. dampak balik
(backwash effects) cenderung membesar dan dampak
sebar (spread effects) cenderung mengecil. Secara
kumulatif kecenderungan ini semakin memperbudak
ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan
regional di antara negara-negara terbelakang (masih
menghadapi ‘lingkaran setan kemiskinan’).
Konsep pembangunan di Negara
Republik Indonesiamenerapkan berbagai teori-teori
pembangunan yang sudah berhasil diterpakan di negara lain
dengan disesuaikan dengan keadaan sosial budaya
masyarakat Indonesia.
Adapun azas dalam pembangunan nasional di Indonesia,
meliputi
1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Manfaat
3. Demokrasi
4. Adil dan makmur
5. Keseimbangan
6. Hukum
7. Kemandirian
8. Kejuangan
9. Iptek
Menurut Imam Nazeni konsep pembangunan ibarat
proses komputer yang harus ada perangkatnya, yaitu :
![Page 32: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/32.jpg)
a) Perangkat Keras :
1. Tenaga kerja/pegawai
2. Dana/keuangan
3. Material/peralatan
4. Basis usaha/organisasi
5. Waktu
b) Perangkat Lunak :
1. Kecerdasan/ilmu
2. Keahlian/keterampilan
3. Peraturan-peraturan
4. Teknologi
5. Informasi
6. Nilai-nilai kepribadian/moral.
Berkaitan dengan konsep pembangunan adalah konsep mengenai kemajuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan suatu negara. Istilah yang diusung untuk negara-negara yang sedang membangun oleh Gunar Myrdall disebut negara kurang berkembang/tidak berkembang (underdeveloped). Meier, Baldwin, & Barbara Wardmenggunakan istilah ‘negara miskin’. Sedang Ny. Hicks lebih senang menggunakan istilah yang lebih terhormat dengan ‘negara sedang berkembang (the developing countries)’. Sekarang sering muncul istilah baru ‘dunia ketiga’.
Adapun kriteria untuk negara-negara sedang berkembang menurutSimon Kuznets yang dikutip M.L. Jhingan dalam buku Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, yaitu :
- Pertama, berarti kegagalan memanfaatkan secara penuh potensi produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan teknologi yang ada atau suatu kegagalan yang bersumber pada perlawanan lembaga-lembaga sosial.
![Page 33: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/33.jpg)
- Kedua, berarti keterbelakangan dalam kinerja (performance) ekonomi dibandingkan dengan beberapa negara terkemuka pada masanya.
- Ketiga, berarti kemiskinan ekonomi, dalam arti kegagalan untuk menyediakan biaya hidup yang memadai dan harta benda yang memuaskan sebagian terbesar penduduk.
Selanjutnya M.L. Jhingan sendiri dalam buku Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan telah mengemukakan kriteria negara terbelakang sebagai berikut :
1) nisbah (rasio) penduduk terhadap wilayah tanah
2) perbandingan output industri terhadap keseluruhan output.
3) rasio yang rendah antara modal terhadap populasi per kapala
4) memiliki sumber alam yang belum tergali
5) rendahnya pendapatan per kapita
Kriteria yang terakhir (ke-5) inilah yang banyak diterima dan digunakan para ahli lainnya.
Konsep pembangunan yang dikembangkan pada masa
sekarang adalah agar negara/pemerintah memberikan pelayanan
pada masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Ryaas
Rasyid (2002 :171) menyatakan bahwa dalam rangka
membangunan kembali citra pemerintahan sebagai pelayanan
yang adil, maka kita kembali menggunakan paradigma
pelayanan dan pemberdayaan. Bila dikaji lebih mendalam bahwa
pendapat ini tidak menghilangkan peran pemerintah sebagai
“agent Pembangunan” atau dikatakan bahwa pemerintah sudah
tidak lagi memiliki komitment pembangunan, tetapi
mendudukkan tugas pembangunan itu diatas landasan nilai
pelayanan. Artinya bahwa tidak ada lagi kebijakan pembangunan
yang mengandung nilai ketidakadilan dan yang bersifat
![Page 34: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/34.jpg)
mematikan kreativitas masyarakat. Kebijakan semacam itu jelas
bertentangan dengan komitmen pelayanan dan pemberdayaan.
C. Model-model Pembangunan Dan Pergeserannya
Model-model pembangunan yang berkembang dalan teori perencanaan pembangunan muncul dari model pembangunan ekonomi, diantaranya :
1) Model Harrod-Domar, mencoba menelaah persyaratan
pertumbuhan mantap (steady growth) dalam perekonomian.
Peranan kuncinya pada investasi di dalam proses
pertumbuhan ekonomi. Watak ganda dari investasi, pertama
menciptakan pendapatan (dampak permintaan), dan kedua
memperbesar kapasitas produksi perekonomian negara
melalui stok modal (dampak penawaran). Selama investasi
netto tetap berlangsung, pendapatan nyata danoutput akan
senantiasa membesar dan tingkat pertumbuhan pendapatan
yang diperlukan (disebut “tingkat pertumbuhan terjamin
(warranted rate of grouth) atau tingkat pertumbuhan penuh”)
dapat terus berlangsung.
2) Model Distribusi Menurut Kaldor, merupakan suatu usaha untuk
menjadikan rasio tabungan-modal sebagai suatu variabel di
dalam proses pertumbuhan. Didasarkan pada “fungsi
tabungan klasik” bahwa tabungan (S=saving) adalah sama
dengan rasio antara keuntungan (P=profit) dan pendapatan
nasional (Y=Income nasional) ► S=P/Y
3) Model Akumulasi Modal Joan Robinson, model pertumbuhan
ekonomi yang sederhana berdasarkan ‘aturan main kapasitas’.
Dalam model ini “tidak begitu banyak keterkaitan dengan
pergeseran ekuilibirium dalam perekonomian kapitalis, tetapi
ditambah dengan pengkajian sifat-sifat pertumbuhan
![Page 35: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/35.jpg)
ekuilibirium (antara pertumbuhan penduduk, kemajuan
teknologi, akumulasi modal dan faktor-faktor kelembagaan)”.
4) Model Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik Meade, model
pertumbuhan eko0nomi neo-klasik yang dirancang untuk
menjelaskan bagaimana bentuk paling sderhana dari sistem
ekonomi akan berperilaku selama proses pertumbuhan
ekuilibirium. Di dalam perekonomian sebagai output bersih
diproduksi tergantung pada empat faktor : (1) Stok modal
netto yang tersedia dalam bentuk mesin; (2) Jumlah tenaga
buruh yang tersedia; (3) Tanah dan sumber alam yang
tersedia; dan (4) Keadaan pengetahuan teknik yang terus
membaik sepanjang waktu.
5) Model Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang Solow, bahwa
dengan koefisien teknik yang bersifat variabel, rasio modal-
buruh akan cenderung menyesuaikan dirinya, dalam
perjalanan waktu, ke arah rasio keseimbangan
6) Model Perubahan Teknikal. Menurut Hicks suatu penemuan
dikatakan netral apbila penemuan itu meningkatkan
produktivitas buruh dan modal dalam proporsi yang sama.
Perubahan teknikal dianggap netral jika rasio produk marginal
modal terhadap produk marginal buruh tetap tidak berubah
pada rasio modal-buruh yang konstan.
7) Model Pertumbuhan Mantap. Konsep pertumbuhan mantap
(steady-state growth) adalah pasangan dari ekuilibirium
jangka panjang. Semua variabel seperti output : penduduk,
stok modal, tabungan, investasi, dan kemajuan teknologi
masing-masing tumbuh secara konstan atau pada laju yang
lurus secara eksponensial.
Selanjutnya Michael P. Todaro dalam buku
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga telah mengutip publikasi
![Page 36: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/36.jpg)
tahun 1951 dariUnited Nation Departement of Economic
Affairs (Departemen Urusan Ekonomi Perserikatan Bangsa-
bangsa) membedakan empat jenis perencanaan, yang masing-
masing telah dipergunakan dalam bentuk yang sama atau
berlainan oleh hampir semua negara sedang berkembang :
Pertama ... perencanaan yang hanya menyangkut penyusunan
program perbelanjaan pemerintah yang berlaku untuk
masa/jangka waktu satu tahun sampai sepuluh tahun.
Kedua, perencanaan yang kadang-kadang hanya mengenai
pelaksanaan target produksi, apakah bagi perusahaan-
perusahaan swasta, ataukah bagi perusahaan-pertusahaan
pemerintah, dengan dasar-dasar masukan/input tenaga kerja,
modal atau sumber-sumber lain yang langka, atau
penggunaan/pemakaian dengan dasar luaran/output.
Ketiga, perencanaan yang bisa dipakai untuk menjelaskan
keterangan pelaksanaan target-target ekonomi secara
keseluruhan, menentukan alokasi semua sumber yang langka
diantara berbagai cabang ekonomi.
Keempat, perencanaan yang kadang-kadang dipergunakan
untuk menjelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah yang mencoba memaksa perusahaan-perusahaan
swasta untuk mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
BAB V
PERENCANAAN EKONOMI KE PERENCANAAN PEMBANGUNAN
![Page 37: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/37.jpg)
A. Alasan-alasan Terjadinya Perubahan Dari Perencanaan Ekonomi Ke Perencanaan Pembangunan
Semenjak negara Republik Indonesia dibentuk dan
merdeka serta mendapat pengakuan internasional, maka upaya
untuk mensejahterakan rakyat Indonesia itu pemerintah
melakukan upaya-upaya pembangunan dengan titik berat
(fokusnya) pada pembangunan ekonomi. Perekonomian yang
maju dianggap sebagai tolak ukur untuk kemajuan suatu
bangsa/negara. Hal ini dipengaruhi juga dengan keadaan
masyarakat internasional, terutama negara-negara yang baru
merdeka (sedang berkembang) sama-sama mengadakan
pembangunan ekonomi.
Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di
Dunia Ketiga menyatakan bahwa : “Perencanaan ekonomi bisa
diartikan dengan suatu usaha pemerintah yang sungguh-sungguh
untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam
jangka panjang dan untuk mempengaruhi secara langsung dan
dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan tingkat dan
pertumbuhan variabel ekonomi yang penting dari suatu negara
(penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi, tabungan
eksport, import dan lain-lain) dalam rangka usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pembangunan”. (1983 : 165).
Pada pelaksanaannya pembangunan yang menitikberatkan
bidang ekonomi belum berhasil memajukan perkembangan
masyarakat mencapai kesejahteraan. Hal ini disebabkan
pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh banyak variabel.
Diantaranya variabel ‘endogen’ yang artinya mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Misalnya kurs nilai
mata uang, kondisi politik, keamanan, industri dan sebagainya.
Sedangkan variabel ‘eksogen’ yang artinya mempengaruhi
variabel endogen, misalnya kestabilan politik, kestabilan nilai
tukar mata uang, industri-industri produksinya stabil,import dan
![Page 38: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/38.jpg)
eksport berjalan dengan lancar, keamanan mantap dan
sebagainya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kemauan dan
kestabilan politik serta kemauan untuk berkorban. Variabel yang
dapat dipakai oleh perencana dan pengambil keputusan disebut
‘policy instrument’ atau ‘policy variabels’.
Pada pengalaman upaya pembangunan ekonomi di
negara-negara yang sedang berkembang yang banyak
mengalami kegagalan dikarenakan menemui hambatan-
hambatan berikut :
A) Adanya ciri-ciri negara yang terbelakang, sepereti telah
diuraikan dimuka.
B) Lingkaran setan kemiskinan. Menurut R. Nurkse bahwa
lingkaran setan pada pokoknya berasal dari fakta behwa
produktivitas total di negara terbelakang sangat rendah
sebagai akibat kekurangan modal, pasar yang tidak
sempurna, dan keterbelakangan perekonomian. Lingkaran
tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut : Produktivitas
rendah ►Pendapatan rendah ► Permintaan rendah ►
Tabungan rendah ► Investasi rendah ► Kurang modal ►
Produktivitas rendah.
C) Tingkat pembentukan modal yang rendah
D) Hanbatan sosio-budaya, yaitu kebanyakan negara-negara
berkembang memiliki lembaga sosial dan sikp hidup yang
tidak menunjang pembangunan ekonomi.
E) Effek dari globalisasi menjadikan komunikasi antar masyarakat
maju dengan masyarakat berkembang semakin mudah tetapi
menimbulkan hasrat dari masyarakat negara berkembang
ingin meniru pola konsumsi negara maju
disebut demonstration effect.
![Page 39: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/39.jpg)
F) Dampak kekuatan internasional. Myint, Prebish, Singer, Lewis &
Myrdall telah mengembangkan teori tentang penghisapan
negara-negara terbelakang secara internasional. Bahwa : “di
dalam perekonomian dunia telah bermain kekuatan-kekuatan
yang tidak seimbang; akibatnya keuntungan perdagangan
lebih banyak mengalir ke negara-negara maju”.
B. Proses Prencanaan Pembangunan
Dalam perbedaan yang besar mengenai rencana-rencana pembangunan dan teknik-teknik perencanaan, ada beberapa karakteristik dasar tentang perencanaan ‘yang komprehensif’ yang sudah umum bagi negara-negara sedang berkembang, seperti dikemukakan oleh T. Killick yang dikutip Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, yang telah membuat daftar enam karakteristik, sebagai berikut :
1. Dimulai dari pandangan dan tujuan politik pemerintah, perencanaan itu berusaha menetapkan tujuan kebijaksanaan, terutama sekali menyangkut pembangunan ekonomi masa depan.
2. Suatu rencana pembangunan menyusun stretegi yang ditujukan untuk mencapai saran-saran tersebut, yang biasanya dimasukkan dalam target spesifik.
3. Rencana itu berusaha menciptakan koordinasi secara terpusat, pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prinsip-prinsip dalam negeri yang konsisten, memilih tindakan-tindakan yang optimal mengenai implementasi strategi dan mencapai target, dan dimaksudkan untuk bisa dipergunakan sebagai kerangka kerja dalam mengarahkan keputusan-keputusan atau tindakan-tindakan selanjutnya dari hari ke hari.
4. Perencanaan itu mencakup seluruh perekonomian (dan karena itu perencanaan itu adalah ‘komprehensif’, bertentangan dengan perencanaan ‘kolonial’ atau ‘sektor pemerintah’).
![Page 40: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/40.jpg)
5. Untuk mengusahakan secara optimal dan konsisten, rencana komprehensif itu harus lebih banyak menggunakan model ekonomi makro yang diformulasi, dan akan dipergunakan untuk proyeksi pelaksanaan ekonomi yang direncanakan untuk masa yang akan datang.
6. Suatu rencana pembangunan biasanya meliputi jangka waktu, katakanlah 5 tahun, dan secara fisik dinyatakan sebagai dokumen rencana jangka menengah (medium term plan document), yang mungkin saja berhubungan dengan perspektif rencana jangka panjang dan dilengkapi dengan rencana tahunan.
Secara umum perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
(1) Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang; ► Dapat dilihat
pada : Kebijakan dalam GBHN
(2) Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah; ► Dapat
dilihat pada : Kebijakan dan Program dalam REPELITA
(3) Perencanaan Pembangunan Jangka Pendek; ► Dapat dilihat
pada : Program dalam Perencanaan Operasional Tahunan
( POT ). Contoh dalam Pidsato Pengantar Nota Keuangan dan
RAPBN.
Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu sistem dapat digambarkan sebagai berikut :
A. Jangka Panjang ► GBHN ► Pola Umum Pembangunan Nasional
( PUPN ) yang berisikan :
Pola Pembangunan Nasional ( PDPN )
Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang (PDPJP)
Pola Dasar Pembangunan Jangka Menengah (PDPJM)
![Page 41: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/41.jpg)
B. Jangka Menengah ► REPELITA, yang berisikan :
1. Strategi Dasar Pembangunan
2. Kerangka Rencana atau Kerangka Makro
3. Rencana Daerah-daerah (Regional)
C. Jangka Pendek ► Perencanaan Operasional Tahunan
(POT) ►APBN, yang berisikan :
1. Rencana Sektor; Sub Sektor; Program; dan Proyek ( DIP
► PO)
2. Paket Kebijaksanaan
3. Perencanaan Pembangunan Di Tingkat Daerah, yaitu
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota ► REPELITA
DAERAH ► APBD
4. Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa ► Kepala Desa +
BPD
Perencanaan Pembangunan Nasional (RENBANGNAS) adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berkelanjutan yang intinya dapat mensejahterakan kemampuan diberbagai aspek kehidupan dan penghidupan berbangsa dan bernegara dengan negara lainnya, terutama dengan negara maju.
Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, menyatakan bahwa : “ ... proses perencanaan itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu latihan bagi pemerintah, pertama untuk memilih tujuan-tujuan sosial, kemudian menyusun berbagai target, dan akhirnya mengorganisir suatu kerangka kerja untuk diimplementasi, dikoordinasi dan memonitor rencana pembangunan tersebut” (1983 : 165).
Dalam proses perencanaan pembangunan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
![Page 42: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/42.jpg)
a. Penyusunan rencana harus terdapat unsur :
i. Tinjauan keadaan
ii. Perkiraan keadaan (forcasting)
iii. Penetapan tujuan rencana (plan objectivies)
iv. Identifikasi kebijakan/kegiatan usaha
v. Persetujuan penyususn rencana
b) Penyusunan program, dalam hal ini penyusunannya lebih terperinci mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu, yaitu jadwal kegiatan, pembiayaan dan menetapkan lembaga/instansi yang akan melakukan program-program pembangunan (proyek). Dengan demikian rencana mempunyai kedudukan yang legal dalam pelaksanaannya.
c) Pelaksanaan rencana perlu diikuti implikasi pelksanaannya dan secara terus menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
d) Dalam pengawasan atau pelaksanaan rencana :
Mengusahakan agar pelaksanaannya sesuai dengan rancangan
Kalau ada penyimpangan, seberapa jauh dan apa penyebabnya.
Tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.
e) Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus yang fungsinya untuk membantu proses perencanaan pembangunan agar kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangannya dapat diidentifikasi yang akhirnya untuk perbaikan rencana atau program.
![Page 43: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/43.jpg)
Dalam hal perencanaan regional (daerah), untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan regional (daerah), dibutuhkan monografi, potensi dan masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan perencanaan regional
Di Indonesia pembangunan regional diatur dalam UU N0. 32 Tahun 2004 (sebagai revisi UU N0. 22 Tahun 1999) dalam Bab VII Pasal 150 sampai dengan pasal 154 tentang Perencanaan Pembanguan Daerah. Pada pasal 150 ayat 3 disebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara berjangka, meliputi :
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah disingkat dengan RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPIP Nasional;
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah memperhatikan RPJM Nasional;
c. RPJM Daerah tersebut di atas memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan ekonomi, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
d. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, selanjutnya disebut RKPD, merupakan penjabaran dari RPJM Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerja ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintah;
![Page 44: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/44.jpg)
e. RPJP Daerah dan RPJMD ditetapkan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Selanjutnya pasal 151 UU No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa :
(1) Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi tujuan strategi, kebijakan, pedoman, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat Indikatif.
(2) Renstra SKPD tersebut di atas dirumuskan dalam bentuk rencana kerja, satuan kerja, perangkat kerja daerah yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Pentingnya perencanaan regional sebagaimana kita lihat bahwa adanya perkembangan yang tidak merata antara daerah-daerah ini dapat menimbulkan apa yang disebut “back wash effect”, artinya kenaikan tenaga kerja dan modal tidak merata. Dalam hal ini daerah menjadi mundur. Maka sebaliknya harus dilaksanakan “speed effect”, artinya dapat menaikkan dan perluasan kegiatan, dalam hal ini “pemerataan pembangunan”.
C. Unsur-unsur Pokok Dalam Perencanaan
Pembangunan
Perencanaan Pembangunan dilaksanakan dengan :
(1) Berencana, artinya dari, oleh, dan untuk rakyat
(2) Menyeluruh, artinya meliputi aspek keidupan dan
penghidupan berbangsa dan bernegara (EPOLEKSOSBUD-
HANKAM)
![Page 45: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/45.jpg)
(3) Terpadu, artinya dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama
dengan rakyat
(4) Terarah, artinya mempunyai arah yang jelas, dalam hal ini
bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
(5) Berlanjut, artinya terus menerus meningkatkan kesejahteraan
dan keamanan rakyat.
Sedangkan dalam perencanaan pembangunan harus terdapat :
(1) Tinjauan keadaan, dalam hal ini sebelummemulai suatu
perencanaan atau rencana (review before take off) atau suatu
tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review of
ferformance). Dengan demikian dapat dilakukan identifikasi
masalahnya, hambatan-hambatan dan potensi-potensi yang
dapat dikembangkan.
(2) Perkiraan keadaan (forcasting) dengan menggunakan statistik,
teknik proyeksi, dan hasil-hasil penelitian.
(3) Penetapan tujuan rencana (plan objectivies). Misalnya nilai-
nilai politik, sosial masyarakat dan secara teknis berdasarkan
tinjauan keadaan dan perkiraan yang akan dilalui
perencanaan atau rencana.
(4) Identifikasi kebijakan/kegiatan usaha yang perlu dilakukan
dalam perencanaan dan atau rencana dilakukan dalam adan
atau rencana. Dengan demikian dilakukan secara sektoral
dalam penentuan sasarannya.
(5) Persetujuan penyususn rencana, dalam hal ini proses
pengambilan keputusan dan diusahakan penyerahan dengan
rencana pembiayaan dari program-program yang akan
dilaksanakan.
![Page 46: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/46.jpg)
Selanjutnya unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan meliputi :
1. Kebijakan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan, hal
ini sebagai dasar dari seluruh rencana yang kemudian
dituangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan
pembangunan dan dirumuskan dalam tujuan rencana, yaitu :
a. Perumusan tujuan perencanaan pembangunan yang
merupakan komponen peretama dalam suatu rencana
pembangunan.
b. Penetapan tujuan perencanaan pembangunan yang
merupakan pilihan-pilihan atas dasar kondisi serta nilai-nilai
yang ada pada masyarakat. Misalnya politik, sosial, ekonomi,
dan hankamrata.
c. Rencana strategis (Renstra) dan Telaah strategis (Telstra)
2. Adanya kerangka rencana/kerangka makro rencana yang
dihubungkan dengan berbagai variabel-variabel pembangunan
ekonomi.
3. Sumber-sumber pembangunan (sumber daya manusia, sumber
daya material, sumber daya dana dan sumber daya lainnya
yang mendukung rencana pembangunan).
4. Kebijakan yang konsisten dan konsekuen, dalam hal ini
termasuk peraturan-peraturan dan unsur-unsur manajemen
dan fungsi-fungsinya.
5. Program investasi yang dilaksanakan secara sektoral
(pertanian, pertambangan, industri, dan perumahan). Dalam
penyususnannya harus diperhatikan :
![Page 47: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/47.jpg)
a. Adanya konsistensi yang saling mendukung antara program
dan proyek-proyek.
b. Penetapan skala prioritas yang mantap.
c. Ditekankan pada proses pertumbuhan administrasi
pembangunan dan administrasi negara yang mendukung
perencanaan dan pelaksanaannya. Dalam hal ini termasuk
mekanisme dan kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan (planning machinery), sehingga terwujudnya
perencanaan yang matang, pelaksanaan yang mantap dan
pengawasan yang ketat.
Di dalam perencanaan operasional pembangunan harus memperhatikan :
1. Unsur-unsurnya meliputi :
a) Kegiatan=kegiatan apa yang perlu dilaksanakan.
b) Siapa yang melakukannya (Hubungan Kerja, Kerjasama dan
Koordinasi).
c) Bentuk/hasil yang diinginkan
d) Jadwal pelaksanaannya.
2. Kegiatan-kegiatan rencana operasional tahunan :
a) Review (tinjauan pelaksanaannya)
b) Forcant (dapat memperkirakan tentang perkembangan
keadaan)
c) Resources assesment (dapat memperkirakan sumber-
sumber pembangunan)
![Page 48: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/48.jpg)
d) Penetapan kebijakan pembangunan
e) Penyusunan program investasi sektoral (SDM, Fisik, dan
pembiayaan)
f) Implementasi program-program proyek.
g) Feedback (monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
Semua hal tersebut diatas harus jelas siapa yang
melakukannya, hubungannya, kerjasamanya dan koordinasi
serta mekanismenya.
Dalam perencanaan pembangunan adalah penting dalam perencanaan program-program dan proyek-proyek. Suatu program pembangunan atau proyek mempunyai ciri-ciri :
a) Tujuan dirumuskan secara jelas
b) Penentuan sarana / peralatannya
c) Kebijakannya harus konsisten dan konsekuen
d) Pengukuran mengenai pengeluaran dan hasil yang diharapkan
e) Hubungan antara proyek satu dengan yang lainnya (karena
program proyek tidak berdiri sendiri)
f) Manajemen proyek (SDM, sarana, peralatan, biaya dan sumber-
sumber lainnya).
Dalam perencanaan proyek perlu dilakukan evaluasi :
(1) Ekonomis ►Biaya dan manfaat
(2) Teknis ► Apakah fleksibel dari segi teknis
(3) Finansial ► Perkiraan biaya yang wajar
![Page 49: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/49.jpg)
(4) Pemasaran ► Hasil proyek
(5) Organisasi ► Pengorganisasian proyek
(6) Manajemen ► Pimpro, SDM, sarana/peralatan,
dana/sumberlainnya.
BAB VI
KEPERLUAN DAN PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
A. Alasan-alasan Perlunya Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan mempunyai pengertian-
pengertian sebagai berikut :
i. Perencanaan dalam arti yang seluas-luasnya tidak lain adalah
suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
ii. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan, penentuan
kegiatan dan penentuan aparat pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan.
iii. Albert Waterson menyebutkan bahwa perencanaan
pembangunan adalah melihat ke depan mengambil pilihan
berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan
masa depan tersebut dengan terus mengikuti agar supaya
pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan.
iv. Widjojo Nitisastro mengemukakan bahwa : “Perencanaan
pembangunan pada dasarnya berkisar kepada dua hal : Yang
pertama ialah penentuan pilihan secara sadar mengenai
tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka
![Page 50: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/50.jpg)
waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat
yang bersangkutan; Yang kedua ialah pilihan diantara cara-
cara alternatif yang effisien serta rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut”.
v. Bintoro Tjokroamidjojo mengemukakan perencanaan
pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan
sumber-sumber pembangunan (dengan segala
keterbatasannya) untuk mencapai tujuan keadaan sosial
ekonomi yang lebih baik secara lebih effisien dan efektif.
Dari pengertian dan pernyataan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa di dalam perencanaan pembangunan perlu diketahui lima hal pokok , yaitu :
Pertama, adalah permasalahan-permasalahan pembangunan
suatu negara atau masyarakat yang dikaitkan dengan
sumber-sumber pembangunan yang dapat diusahakan, dalam
hal ini sumber-sumber daya ekonomi dan sumber-sumber
daya lainnya;
Kedua, adalah tujuan serta sasaran rencana yang ingin dicapai;
Ketiga, adalah kebijakan dan cara untuk mencapai tujuan dan
sasaran rencana dengan melihat penggunaan sumber-
sumbernya dan pemilihan alternatif-alternatifnya yang
terbaik;
Keempat, penterjemahan dalam program-program atau
kegiatan-kegiatan usaha (proyek) yang konkrit;
Kelima, adalah jangka waktu pencapaian tujuan.
Alasan-alasan perlunya perencanaan pembangunan
sebagai berikut :
![Page 51: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/51.jpg)
a) Permasalahan pembangunan dalam suatu negara/masyarakat
yang dikaitkan dengan sumber-sumber pembangunan yang
dapat diusahakan : Misalnya Ekonomi, Sumber Daya Alam.
Sumber Daya Manusia, Infrastruktur dan sebagainya
b) Tujuan dan sasaran rencana yang ingin dicapai
c) Kebijakan dan cara untuk mencapai tujuan/sasaran rencana
dengan melihat sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif
yang baik.
d) Diterjemahkan/dituangkan dalam program-program/kegiatan-
kegiatan/usaha-usaha yang konkrit.
e) Jangka waktu pencapaiannya, dalam hal ini perlu :
a. Koordinasi
b. Konsisten dan Konsekuen
c. Penetapan skala prioritas.
Kelima butir di atas sangat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu : “Hasrat dan Motivasi” untuk membangun dari masyarakat dan kesediaan masyarakat untuk berkorban.
Alasan pentingnya perencanaan pembangunan, yaitu :
a. Perencanaan dilihat dari segi suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan lebih baik mendapatkan alasan yang telah kuat untuk melakukan perencanaan, yaitu :
1) Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan;
![Page 52: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/52.jpg)
2) Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin;
3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik ( the best combination);
4) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usaha;
5) Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi (control / evaluation).
b. Dari segi segi ekonomi maka perencanaan pembangunan dasar alasannya adalah :
i. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efektif dan effisien. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output / hasil secara maksimal dari pada penggunaan resources / sumber yang tersedia.
ii. Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang secara terus menerus meningkat.
iii. Stabilitas ekonomi, menghadapi siklus konjungtur.
c. Mengapa dilakukan perencanaan ekonomi tidak diserahkan sepenuhnya kepada ekonomi pasar ? Dapat dikemukakan hal-hal berikut :
![Page 53: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/53.jpg)
1. Perlunya penanggulangan terhadap instabilitas ekonomi atau terdapatnya fluktuasi konjungtur
2. Ekonomi pasar dapat menghasilkan distribusi pendapatan yang kurang adil
3. Mekanisme pasar dapat mempunyai kekurangan-kekurangan dalam soal hubungan upah
4. Keborosan-keborosan ekonomi pasar
5. Perencanaan ekonomi juga sering dilakukan untuk menanggapi perubahan-perubahan besar.
d. Bagi negara-negara baru berkembang dasar alasan perencanaan pembangunan dapat ditambahkan sebagai berikut :
1) Keyakinan ideologi politik. Seperti dikemukakan terdahulu maka negara-negara baru berkembang cenderung manganut filsafat masyarakat yang sosialistis, tujuan negara adalah membentuk negara kesejahteraan (making walfare state).
2) Belum sempurna atau lemahnya mekanisme pasar. Dalam hal ini akan mengakibatkan kepincangan dalam mekanisme pasar, misalnya dalam hubungan harga (price relatinship) yang mungkin tidak mendorong perkembangan ekonomi yang sehat.
3) Perubahan struktur ekonomi. Banyak negara-negara baru berkembang struktur ekonominya berat sebelah ke agraris atau ekstraktif, yang membawa kelemahan-kelemahan struktur tertentu, antara lain inflexcibity supply (tidak fleksibelnya penawaran) sereta daya absorpsi kesempatan kerja yang lebih terbatas.
4) Tingkat investasi yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendapatan yang rendah dan pada
![Page 54: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/54.jpg)
umumnya juga tingkat tabungannya rendah pula. Dengan demikian menyebabkan tingkat investasi yang rendah, investasi merupakan variabel pokok dalam pembinaan modal dan pertumbuhan ekonomi.
5) Belum berkembangnya kemampuan wirausaha (enterpreneur). Dengan kenyataan ini maka peran kegiatan produktif dalam masyarakat tidak dapat banyak diserahkan kepada sektor kegiatan usaha swasta. Kelompok ini penting sampai seorang pengarang mengemukakan bahwa ada negara-negara yang bisa cepat maju karena terdapatnya kelompok wirausaha yang kuat dalam masyarakat tersebut.
6) Teknologi yang masih lemah, teknologi juga merupakan variabel penting lainnya dalam proses pembangunan
B. Keterlibatan Pemerintah/Negara Dalam Perencanaan
Pembangunan
Perencanaan serta fungsi pemerintah terhadap perkembangan masyarakat tergantung pada falsafah hidup kemasyarakatan dan falsafah politik masyarakat (negara) tersebut. Pada masyarakat liberalis pemerintah diharapkan tidak terlalu banyak ikut campur tangan kegiatan-kegiatan masyarakat, pemerintah/negara hanya menjaga ketertiban dan keamanan warganya. Namun pada negara-negara sosialis, falsafah masyarakatnya menghendaki negara dan pemerintah memimpin bahkan mengurus hampir segala sesuatu dalam masyarakat bangsa tersebut.
Peranan dan fungsi pemerintahan juga seringkali tergantung dengan tingkat kemajuan suatu negara terutama di bidang ekonomis material dan terpengaruh dari banyak sedikitnya sumber-sumber kekayaan alamnya. Pada negara yang baru berkembang diperlukan peranan pemerintah yang lebih besar sebagai enterpreneur atau pendorong inisiatif usaha pembaharuan dan pembangunan masyarakat. Pemerintah
![Page 55: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/55.jpg)
menjadi ‘development agent’ atau unsur pendorong pembaharuan/pembangunan.
Menurut Awaloedin Djamin yang dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar Administrasi Pembangunan bahwa klasifikasi pembagian peranan pemerintah atas :
(A) Fungsi pengaturan, terdiri dari :
1. Penentuan kebijaksanaan;
2. Pemberian pengarahan dan bimbingan;
3. Pengaturan melalui perizinan; dan
4. Pengawasan.
Produk dari pada fungsi ini adalah berbagai peraturan-peraturan.
(B) Pemilikan sendiri dari pada usaha-usaha ekonomi dan sosial yang penyelenggaraannya dapat dilakukan sendiri atau oleh swasta.
(C) Penyelenggaraan sendiri dari berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi atau sosial.
Menurut Irving Swerdlow yang dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojodalam buku Pengantar Administrasi Pembangunan bahwa cara pelaksanaan perenan pemerintah sebagai involvement atau campur tangan dalam proses perkembangan kegiatan masyarakat(jika lebih positif merupakan proses pembangunan), dapat dilakukan dengan limamacam cara :
a) Operasi langsung (operations) : Pada pokoknya pemerintah menjalankan sendiri kegiatan-kegiatan sendiri.
![Page 56: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/56.jpg)
b) Pengendalian langsung (direct contril) : Penggunaan perizinan, lisensi (untuk kredit, kegiatan ekonomi lain), penjatahan dan lain-lain. Ini dilakukan oleh badan-badan pemerintah yang ‘action laden’ (yang berwenang dalam berbagai perizinan, alokasi, tarif dan lain=lain).
c) Pengendalian tak langsung (indirect control) : Cara dengan memberikan pengaturan dan syarat-syarat, misalnya pengaturan penggunaan dana devisa tertentu diperbolehkan asal untuk ‘daftar barang tertentu’.
d) Pemengaruhanlangsung (direct influence). Disini dilakukan cara persuasi dan nasihat. Misalnya para petani supaya masuk KUD.
e) Pemengaruhan tidak langsung (indirect influence). Merupakan bantuk involvement yang paling ringan, misalnya memberikan informasi atau menjelaskan kebijaksanaan pemerintah.
Pada kasus Negara Indonesia, seperti telah dikemukakan pada pembahasan awal, bahwa secara filosofis kewajiban negara untuk negara/pemerintah untuk memajukan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, ketentraman seluruh rakyat secara mereta/seimbang. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 Alinea IV bahwa tujuan negara Republik Indonesia adalah :
a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darahIndonesia,
b) memajukan kesejahteraan umum,
c) mencerdaskan kehidupan bangsa,
d) dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
Untuk itu pemerintah menyelenggarakan usaha-usaha /
kegiatan-kegiatan ke arah tersebut yang dinamakan proses
![Page 57: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/57.jpg)
pembangunan. Proses pembangunan tersebut didahului dengan
perumusan dan penetapan perencanaan pembangunan.
Semenjak tahun 1960 – an format perencanaan pembangunan yang digunakan pada negara Indonesia dituangkan dalam Ketetapan MPR tentang GBHN, yang didalamnya memuat tujuan, arah, kebijakan, bidang-bidang perencanaan pembangunan. Namun setelah masa reformasi tahun 1998 maka format GBHN tidak digunakan lagi hanya ada ketetapan MPR mengenai Propenas yang diterjemahakan tiap tahun ke dalam RAPBN (termasuk RAPBD untuk masing-masing provinsi dan kabupaten/kota).
Walaupun demikian dalam perencanaan pembangunan tersebut, Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara N0. 06 Tahun 1994 masih tetap dijadikan pedoman, yaitu penerapan dasar-dasar manajemen dalam perencanaan pembangunan, meliputi :
B) Perencanaan yang matang dilakukan dengan :
1. Mengikutsertakan unit-unit kerja
2. Memperhatikan minat unit kerja bawahan dan
menyatukannya dengan unit kerja atasan
3. mempertimbangkan efesiensi sumber daya
4. melakukan uji coba terhadap kelayakan perencanaan.
C) Pelaksanaan yang tepat dilakukan dengan :
2. Mengikuti secara patuh arahan perencanaan yang ada
3. Bila lingkungan menuntut adanya perubahan, maka
pengubahan perencanaan dikerjakan seminim mungkin dan
dapat dipakai sebagai acuan perencanaan berikutnya
4. Memperhatikan keadaan unit kerja yang melakukan
perencanaan tersebut dan teguh pada azas efektivitas dan
effisiensi
5. Menjembatani antara perencanaan dan tujuan atau sasaran.
![Page 58: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/58.jpg)
D) Pengawasan yang ketat dilakukan dengan :
1. Menerapkan prinsip pengawasan melekat
2. Mengumpanbalikan hasil pengawasan bagi keperluan
perencanaan yang akan datang
3. Mengarahkan pengawasan pada tujuan pencapaian tujuan
4. Membenahi proses manajemen dalam bentuk audit
manajemen.
E) Dalam proses selanjutnya harus diupayakan sebagai berikut :
1. Pemasyarakatan budaya kerja agar pegawai negeri beretos
kerja dan menyukai kerja dan menghasilkan kerja yang
bermutu
2. Pelaksanaan pengawasan melekat yang benar-benar
dilakukan secara nyata oleh setiap atasan, baik dalam
rangka pemasyarakatan budaya kerja, peningkatan mutu
manajemen administrasi unit kerja masing-masing atau
pelaksanaan tugas rutin sehari-hari.
3. Peningkatan mutu kepemimpinan, melalui seleksi
peningkatan dalam pangkat dan jabatan serta pengiriman
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
BAB VII
CIRI-CIRI DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
A. Ciri-ciri & Tujuan Perencanaan Pembangunan
Ciri-ciri dan tujuan perencanaan pembangunan sebagai berikut :
1) Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai
perkembangan ‘sosial ekonomi’ yang tetap ( steady social
econimic growth ). Dalam hal ini berusaha untuk
![Page 59: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/59.jpg)
meningkatkan produksi nasional, misalnya pangan, tekstil,
hasil hutan, tambang, dan sebagainya.
2) Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan
pendapatan perkapita dan dapat mempertahankan laju
pertumbuhan ekonomi.
3) Usaha untuk merubah struktur ekonomi dari ‘agrari’ ke
‘industriali’, terasuk agri bisnis pedesaan dan industri-industri
kecil di pedesaan ‘ditumbuhkembangkan’
4) Perluasan kesempatan kerja, dalam hal ini untuk
mengantisipasi pengangguran tak kentara (yang merupakan
tantangan berat bagi pembangunan nasional).
5) Usaha untuk pemerataan antara daerah yang satu dengan
daerah yang lainnya.
6) Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat,
misalnya pengusaha-pengusaha kecil dan koperasi.
7) Berusaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi
diberbagai sektor.
8) Perubahan struktural perkembangan masyarakat, misalnya
kepemilikan dan penguasaan faktor-faktor produksi..
Fungsi perencanaan pembangunan menurut Albert Waterson :
a) Perencanaan yang seluas-luasnya : Dalam arti mempersiapkan
secara sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran.
b) Bagaimana mencapai tujuan dan sasaran secara produktif,
efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia.
![Page 60: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/60.jpg)
c) Penentuan tujuan yang akan dilakukan/dilaksanakan, bilamana,
bagaimana dan oleh siapa.
d) Melihat kehidupan dengan mengambil pilihan berbagai
alternatif dan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan
B. Kelemahan Perencanaan Pembangunan Di Negara
Berkembang
Pada tahun 1970 badan dunia PBB telah mencanangkan
sebadai dasawarsa pembangunan dunia, terutama ditujukan
pada negara-negara yang baru merdeka yang masih tertinggal
jauh kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Maka model
perencanaan pembangunan yang pernah diterapkan di suatu
negara benyak pula diterapkan untuk negara linnya. Tapi dalam
pelaksanaan pembangunan di negara-negara tersebut
mengalami banyak kegagalan. Hal ini menggambarkan bahwa
model perencanaan pembangunan itu buklan suatu blue
print yang dapat diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan
kondisi sosial budaya masyarakatnya serta kemampuan sumber
daya alam dan sumber daya manusianya.
Menurut Arthur Lewis dan Alberet Waterson beberapa
kelemahan perencanaan pembangunan di negara-negara
berkembang, yaitu :
1) Seringkali merupakan dokumen politik mengenai cita-cita
pembangunan yang dikehendaki atau yang diinginkan;
2) Sering kurang mendapatkan dukungan politik dan kurangnya
kestabilan politik;
![Page 61: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/61.jpg)
3) Kurangnya hubungan dan koordinasi antara penyususn
rencana dan pada rencananya (Team) dengan pelaksana
rencana dan para pelaksananya;
4) Dalam pemilihan (dalam bidang) berbagai alternatif, sehingga
menguntungkan bagi suatu pihak dan merugikan bagi pihak
lainnya (trade offs), dalam hal ini perlu ada kesepakatan
antara berbagai tujuan pembangunan tersebut (reconciliation);
5) Kurang dukungan data statistik, hasil penelitian dan informasi
yang mendukung untuk satu perencanan;
6) Kurang menguasai teknik-teknik perencanaan dan kurangnya
sumber daya manusia untuk itu.
7) Kurang menyadari dan kurang perhatian, bahwa perencanaan
merupakan suatu proses yang saling berhubungan erat antara
perencanaan dengan pelaksanaannya.
8) Kurangnya kemampuan administrasi pemerintahan untuk
pelksanaan rencana pembangunan. Administrasi dan politik
seringkali merupakan hambatan utama dalam pelaksanaan
perencanaan pembangunan.
BAB VIII
TEKNIK-TEKNIK PERENCANAAN DAN EVALUASI
Didalam penyusunan perencanaan harus berlandasaskan pada statistik dan hasil penelitian. Data statistik dan hasil penelitian sangat penting untuk perencanaan pembangunan, yaitu :
1) Untuk menilai dan mengetahui keadaan pada waktu titik tolak
pelaksanaan rencana atau menyusun program
2) Untuk menyusun perkiraan dan proyeksi masa depan
![Page 62: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/62.jpg)
3) Data statistik dan hasil penelitian sangat diperlukan bagi
perencanaan atau penyusunan program atau rencana proyek
4) Dengan nyata statistik akan dapat dinilai mengenai
perkembangan pelaksanan rencana
5) Penelitian untuk perencanaan pembangunan, terutama pada
potensi sumber daya alam, material, sumber daya manusia,
dana dan sumber daya lainnya.
Perencanaan pembangunan, terutama program-
program dan proyek-proyek, merupakan rencana untuk
melakukan pekerjaan yang tidak berulang (tidak seperti dalam
industri perakitan). Dengan demikian manajemen harus
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan (mengevaluasi) pekerjaan yang tidak berulang.
Teknik yang digunakan dalam perencanaan dan
pengendaliannya nanti digunakan PERT yang merupakan
singkatan Program Evaluation and Review
Technique atau Teknik menilai dan meninjau kembali
program. Teknik ini dikembangkan oleh Navy Special Projects
Office (Biro Proyek-proyek Khusus Angkatan Laut Amerika
Serikat) dalam kerjasama dengan perusahaan
konsultanmanajemen Booz, Allen & Hamilton, merupakan
pengembangan dari PETA GANTT (Gantt Charts) dari H.L.
Gantt dalam usahanya untuk menanggulangi masalah
pengendalian produksi, yaitu dengan Gantt milestone
chartt (peta tonggak batas Gantt); peta yang
menggambarkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan
saling hubungan yang terdapat antara semua fase atau tingkat
pekerjaan.
Teknik PERT adalah metode yang bertujuan untuk
sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun
gangguan dan konflik produksi; mengkoordinasikan dan
![Page 63: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/63.jpg)
mensikronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan
pekerjaan; dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini
memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali
dan teratur. PERT mereupakan metode untuk menentukan jadwal
dan anggaran dari sumber-sumber, sehingga suatu pekerjaan
yang sudah ditentukan lebih dahulu dapat diselesaikan tapat
pada waktunya. PERT juga merupakan fasilitas komunikasi dalam
hal bahwa PERT dapat melaporkan kepada manajer
perkembangan yang terjadi, baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan. Lebih dari itu PERT merupakan suatu
pendekatan yang baik sekali untuk mencapai penyelesaian
proyek tepat pada waktunya.
Teknik lainnya dalam perencanaan proyek adalah Metode
Jalur Kritis (Critical Path Method – CPM), yakni metode untuk
merencanakan dan mengendalikan proyek-proyek, merupakan
sistem yang paling banyak dipergunakan di antara semua sistem
lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan.
Prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam CPM mirip
sekali dengan prinsip-prinsip dalam sistem PERT. Dalam sistem
CPM ditentukan dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap
aktivitas yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan ini
adalah perkiraan normal (normal estimate) dan perkiraan
cepat (crash estimate). Perkiraan waktu yang normal kira-kira
sama dengan perkiraan waktu yang paling mungkin dalam PERT.
Biaya normal adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu proyek dalam waktu normal. Perkiraan waktu cepat adalah
waktu yang akan dibutuhkan oleh suatu proyek jika biaya yang
dikeluarkan tidak jadi soal dalam usaha mempersingkat waktu
proyek tersebut.
Teknik-teknik perencanaan dan evaluasi lainnya adalah :
![Page 64: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/64.jpg)
(1. Manpower Utilization, yaitu perencanaan dan pengendalian
terhadap proyek-proyek dengan memperhatikan pengerahan,
pemanfaatan dan pengendalian optimum terhadap tenaga
kerja dalam proyek-proyek sehingga dapat diramalkan
pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul, terhadap tujuan-
tujuan proyek jika pekerjaan dan cara pengerahan tenaga
kerja ini diubah. Tekniknya dengan cara memodifikasi PERT.
(2. Implementation, Planning, and Control
Technique / IMPACT(Teknik Penerapan, Perencanaan dan
Pengendalian) adalah sistem pembentukan jaringan yang
khusus diciptakan untuk membantu pimpinan mengendalikan
biaya untuk menyediakan dan menempatkan program-
program bagi komputer.
(3. Line of Balance / LOB (Garis Keseimbangan), merupakan
suatu sistem untuk merencanakan dan mengendalikan
produksi, yang berkonsentrasi pada aspek waktu yang
dibutuhkan oleh event kunci (key event) untuk
menyelesaikan seluruh proyek yang digambarkan dalam
grafik kemajuan proyek.
(4. Sistem Requirement Recording, Analysis, and
Management /CRAM (Manjemen, Analisa dan Pencatatan
Syarat-syarat Kontrak) disebut juga follow-up, yaitu
mengawasi tindakan pembelian sejak saat dikeluarkannya
perintah pembelian hingga saat barang yang dibeli diterima
di gudang.
(5. Least Cost Estimating and
Scheduling / LESS (Penjadwalan dan Penaksiran Biaya
Minimal), adalah prosedur pembentukan jaringan yang
menentukan metode yang paling cepat dan paling ekonomis
untuk menyelesaikan suatu proyek.
![Page 65: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/65.jpg)
(6. Computer Operated Management Evaluation
Technique /COMET (Teknik Evaluasi Manajemen yang
dilaksanakan dengan komputer). Sistem ini menggunakan
jaringan standar yang dapat diadaptasikan pada program-
program yang jauh lebih kecil melalui penggunaan aktivitas
tanpa waktu.
(7. Activity Balance Line Evaluation / ABLE (Evaluasi Aktivitas
Berdasarkan Garis Keseimbangan), adalah sistem untuk
mengukur, meramalkan dan melaporkan status suatu
program. Namanya berdasarkan ringkasan mengenai
perjanjian manajemen yang memperlihatkan ringkasan-
ringkasan akumulatif mengenai proses-proses yang ditujukan
sebagai tandingan terhadap pelaksanaan dalam waktu.
(8. BUWEPS PERT Milestone System (Siatem Babakan PERT
menurut Buweps), dengan cara menggabungkan teknik-
teknik manajmen tingkat lanjutan dengan memanfaatkan
sepenuhnya akan kesanggupan komputer, untuk
memperbaiki komunikasi agar pengambilan keputusan dapat
dipermudah.
(9. Cost Planning and Appraisal / CPA (Menilai dan
Merencanakan Biaya), tujuannya untuk mengembangkan cara
yang lebih efektif guna mengurus kontrak jenis biaya (cost
type contract) dengan cara mengintegrasikan data mengenai
waktu, biaya dan teknologi.
(10. Hoffman Evaluation Program ang
Procedure / HEPP(Evaluasi Program Beserta Prosedur
Menurut Hoffman) adalah suatu sistem perencanaan dan
pengendalian yang berorientasi pada aktivitas, dan diciptakan
khusus untuk pekerjaan yang menyangkut riset dan
pengembangan. Sistem tersebut menyajikan elemen-elemen
utama dari suatu rencana prgram dalam suatu gambaran
![Page 66: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/66.jpg)
grafik yang tunggal. Elemen-elemen utama tersebut adalah
sebagai berikut : aktivitas pekerjaan, peralatan keras
(hardware), alokasi sumber baerdasarkan waktu (time
allocation of resources) dan biaya. Jika grafik tersebut
seringkali diubah dalam arti disesuaikan dengan keadaan
terakhir, maka grafik tersebut dapat menunjukkan apa yang
telah terjadi sejak saat tinjauan yang terakhir dan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, yang
menyimpang dari rencana semula.
(11. Integrated Control / ICON (Pengendalian yang
diintegrasikan), adalah sistem informasi manajemen yang
dipergunakan :
i.untuk mempersiapkan dan menilali mata uang bagi tawaran-
tawaran dan untuk menilai kembali secara periodik
setelah kontrak dibuat;
ii.untuk membuat rencana-rencana melalui teknik PERT,
termasuk di dalamnya usaha untuk mengurangi waktu
jaringan dan memelihara dokumen-dokumen yang
lengkap mengenai jaringan utama; dan
iii.untuk mengumpulkan dan membuat laporan yang lengkap
mengenai data tentang penggunaan waktu, uang, dan
tenaga manusia pada pelaksanaan yang sebenarnya
serta yang direncanakan, guna dibandingkan.
(12. Management Planning and Control
Syatem / MPACS (Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Dalam Manajemen), adalah komunikasi dasar mengenai data-
data keuangan dan tenaga manusia, rencana
diperbandingkan dengan pelasanaan yang sebenarnya.
MPACS berfungsi sebagai penghubung antara detail-detail
biaya yang terdapat dalam Work Package (rangkaian kerja)
![Page 67: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/67.jpg)
dengan ikhtisar angka-angka biaya yang sesungguhnya dari
PERT.
(13. NASA PERT and Companion Cost. Sistem yang
mengintegrasikan sistem manajemen dengan alat-alat
administrasi serta proses-proses pada NASA yang biasa
menjadi alat perencanaan, pengendalian, dan laporan yang
tertib bagi manajer proyek. Bahwa manajemen proyek secara
keseluruhan hanya dapat dicapai jika ketiga variabel
menejemen, yaitu waktu, sumber-sumber dan pelaksanaan,
diurus dan dimasukkan dalam suatu kerangka kerja yang
umum, yang mengklasifikasikan semua elemen kerja dari
proyek, mulai dari atas dan diteruskan hingga pada tingkat-
tingkat di bawahnya, yang menggambarkan sistem, sub-
sistem, dan sebagainya, yang keseluruhannya membentuk
proyek tersebut.
(14. Program Analysis Adaptable Control
Technique / PAAC(Analisa Program Yang Disesuaikan
Dengan Teknik Pengendalian) adalah metode untuk
mengambil sari, menganalisa dan membuat ikhtisar
mengenai data-data yang direncanakan dan yang
sebenarnya, yang terdapat pada sistem informasi manajemen
untuk mengendalikan proyek-proyek individual.
(15. Program Eavaluation Procedure / PEP (Prosedur Dalam
Penilaian Program). Sebagai suatu sistem pengendalian dan
informasi yang dipergunakan dalam merencanakan,
mengendalikan dan menilai kemajuan suatuprogram, sistem
ini berorientasi pada waktu dan mempergunakan jaringan
untuk merefleksikan event dan aktivitas. Sistem dasarnya
diciptakan oleh Angkatan Laut (A S) untuk program
Polarisnya. Sekarang dipergunakan juga oleh Departemen
Pertahanan (A S), NASA, dan lain-lain biro pemerintah serta
![Page 68: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/68.jpg)
industri-industri. Sumber Air Force Systems Command (SCCS),
Andrews Air Force Base,Washington, D.C.
(16. Project Audit Report PAR Project Audit Reprt (PAR)
merupakan modifikasi dari sistem PERT/Cost, yang
didasarkan pada sistem yang baru-baru ini dipergunakan
dalam Burroughs Detroit Division, dan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan akan rencana permulaan yang semakin
meningkat serta akan teknik laporan yang tepat dan cepat. Ia
merupakan suatu alat yang sangat efektif untuk membuat
laporan mengenai waktu/biaya dari proyek yang
bagaimanapun luasnya. Ia memberikan dokumen mengenai
riwayat pelaksanaan yang statistis, akan dapat memperbesar
kesanggupan untuk merencanakan proyek dan
memperkirakan biayanya di masa yang akan datang.
(17. Planning Network PLANET (Perencanaan Jaringan) adalah
tehnik perencanaan bagi para perencana, yang dipergunakan
dalam Guided Missile Range Division dari Pan American World
Airways. PLANET merupakan sistem perencanaan yang
menggabungkan bar carts dalam hubungan seri dan paralel
dalam suatu bagan yang berorientasi pada waktu (time
oriented chart). PLANET mirip sekali dengan PERT dan
merupakan suplemen bagi PERT tersebut.
(18. Program Reliability Information System for
Management /PRISM (Sistem Informasi Mengenai Dapat
Tidaknya Dipercaya Suatu Program Bagi Manajemen) adalah
sistem yang dipergunakan untuk menciptakan alat-alat
manajemen yang baru, untuk mengendalikan dan mengukur
besarnya kepercayaan yang dapat diberikan pada program-
program Polaris Angkatan Laut (AS), di samping itu juga
untuk memperbaiki komunikasi. Sistem ini mempergunakan
dua buah pendekatan yang masing-masing berdiri sendiri-
![Page 69: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/69.jpg)
sendiri. (1) RMI – Reliability Maturity Index, suatu ukuran
mengenai pelaksanaan dibandingkan dengan reliabilitas yang
direncanakan dari suatu program pengembangan; dan
(2) RPM – Reliability Performance Measure, suatu ramalan
mengenai tujuanakhir yang bersangkutan dengan dengan
realibilitas pada kesanggupan untuk beroperasi, yang
dilakukan secara kontinu selama siklus pengembangannya.
(19. Resources Allocation and Multi-Project
Scheduling / RAMPS(Alokasi Sumber Dan Penyusunan
Jadwal Multi Proyek), merupakan teknik manajemen yang
mengalami otomatisasi, dengan tujuan agar manusia, bahan-
bahan, dan uang dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Sistem ini didasarkan pada PERT dan CPM.
(20. Scheduling Control by Automated Network
Syatem / SCANS(Penjadwalan Dan Pengendalian Dengan
Jaringan Yang Otomatis). Kalau dalam PERT mempergunakan
empat kriteria : waktu, tenaga kerja, fasilitas, dan biaya.
SCANS mempergunakan kriteria-kriteria tersebut dalam
merencanakan aktivitas-aktivitas yang akan datang,
menganalisa suksesnya waktu sekarang dan mempelajari
pengaruh dari perubahan-perubahan.
(21. Computer Program for Schaduling Time and
Distributing Cost / SKED (Program Komputer Untuk
Merencanakan Waktu Dan Mendistribusikan Biaya),
merupakan integrasi program komputer untuk merencanakan
waktu dan program komputer untuk mendistribusikan biaya.
SKED merupakan operasi PERT yang standar dengan
tambahan memilih rencana yang didasarkan pada peraturan-
peraturan tertentu yang berhubungan dengan alokasi waktu
luang positif dan negatif. Setelah waktu luang dialokasikan,
maka uang dan man-hours (prestasi tenaga manusia per jam)
![Page 70: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/70.jpg)
diperkirakan dan manajemen kemudian menilai distribusi
kedua unsur ini.
(22. The Schedule Performance and Review
Technique / SPERT(Teknik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Dan Teknik Peninjauan). Dasar sistem ini adalah PERT, tetapi
semua event dalam jaringan direncanakan dengan waktu
yang pasti dari rencana pelaksanaan, serta metode proyeksi
trend dan peragaan manajemen (trend projection and
management display) yang diambil dari ABLE.
(23. Trade-Off Evaluation Syestem / TOES adalah alat
manajemen yang untuk memungkinkan diadakannya evaluasi
yang rasional dan effisien mengenai sifat-sifat teknis, rencana
dan biaya trade-offs. Sistem tersebut bertujuan untuk
mempertemukan PERT dengan dengan analisa sistem,
mengingat sifat-sifat yang saling bertentangan dari batasan-
batasannya.
(24. Task Reporting and Current
Evaluation / TRACE (Laporan Tugas Dan Evaluasi Keadaan
Terakhir), adalah sistem laporan untuk membuat laporan-
laporan yang cermat dan tepat pada waktunya mengenai
status program yang kompleks, dan agar manajemen
mengenai aktivitas-aktivitas yang besar dan tersebat luas
dapat dilaksanakan dengan sukses. Sistem ini
mempergunakan jaringan dengan leased lines, data
transceivers, dan fasilitas perhitungan yang terpusat.
(25. Weapon System Programming and Control
System /WSPACS (Sistem Perencanaan Dan Pengendalian
Bagi Persenjataan) adalah teknik perhitungan biaya dengan
struktur kekuatan (komputer) untuk perencanaan-
perencanaan luas dengan titik berat pada penilaian pukulan-
![Page 71: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/71.jpg)
pukulan yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan
reprograming (perencanaan ulang).
BAB IX
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Sepereti telah dikemukakan di atas bahwa perencanaan
merupakan suatu proses yang kontinu. Dan proses yang kontinu
ini meliputi dua aspek, yaitu :
1. formulasi rencana, dan
2. pelaksanaannya.
Banyak terjadi kesalahpahaman pendapat, bahwa dengan danya duatu rencana pembangunan, akan dengan sendirinya terselanggara suatu proses perencanaan (pembangunan). Albert Waterson yang dikutip Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar Administrasi Pembangunan mengemukakan bahwa perencanaan sebagai suatu proses berbeda dengan suatu dokumen rencana pembangunan.
Proses perencanaan dapat dimulai dengan suatu rencana
pembangunan atau mungkin hanya dengan formulasi kebijakan-
kebijakan pembangunan yang efektif untuk mencapai tujuan
tujuan-tujuan pembangunan, kemudian diikuti dengan berbagai
langkah-langkah kegiatan (measures) untuk merealisirnya.
Waluapun suatu rencana pembangunan memang suatu alat yang
labih baik untuk proses perencanaan dan pelaksanaannya.
Dengan melihat perencanaan sebagai suatu proses yang meliputi
formulasi rencana dan implementasinya, dapatlah diusahakan
rencana itu bersifat relistis dan dapat menanggapi masalah-
masalah yang benar-benar dihadapi. Rencana dengan demikian
merupakan alat bagi implementasi, dan implementasi hendaknya
berdasar suatu rencana. Dalam proses perencanaan yang kontinu
itu perlu kiranya terdapat unsur-unsur berikut :
![Page 72: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/72.jpg)
(1) Sifat rencana itu sendiri sebagai dasar pelaksanaannya sudah
mengandung ciri-ciri yang berorientasi kepada
palaksanaan, dalam arti memungkinkan untuk
pelaksanaannya atau sudah diperhatikan kapasitas
administratif bagi pelaksanaannya. Masalah pelaksanaan
rencana perlu sudah dipertimbangkan di dalam waktu
perencanaannya agar terdapat jaminan yang lebih besar
dalam merealisir tujuan dan sasaran-sasaran rencana.
(2) Proses perencanaan tetap mengandung unsur kontinuitas dan
fleksibilitas. Olek karena itu maka perlu terus menerus
dilakukan reformulasi rencana dan re-implementasi dalam
pelaksanaannya. Untuk itu dalam perencanaan di dalam
perencanaan dikembangkan rolling plan, yaitu cara disetiap
akhir tahun (periode) tertentu pelaksanaan rencana
disesuaikan kembali dengan sasaran-sasaran, program-
program dan proyek-proyek rencana untuk tahun (atau
periode tertentu) berikutnya.
(3) Proses perencanaan tetap seoperasional mungkin. Antara lain
diusahakan penggunaan Perencanaan Operasional Tahunan
(POT) serta mengkaitkannya dengan anggaran belanja
tahunan. Walaupun sumber-sumber keuangan negara
hanya merupakan sebagian daripada seluruh sumber-
sumber pembangunan, namun kebijakan fiskal, budget dan
anggaran itu sendiri seringkali merupakan hal yang
dominan dalam mengarahkan alokasi investasi
pembangunan. Ciri operasional lainya suatu perencanaan
adalah penyusunan program-program kerja dalam
lingkungan kegiatan yang saling berkait dalam kumpulan
atau unitnya yang terkecil, biasanya dituangkan dalam
perencanaan program-program dan proyek-proyek.
![Page 73: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/73.jpg)
(4) Adanya sistem pengendalian pelaksanaan pembangunan yang
mengusahakan keserasian antara pelaksanaan dan
perencanaan. Disini koordinasi antar lembaga sangat
penting.
(5) Untuk proses penyesuaian kembali rencana dan
pelaksanaannya serta pengendalian pelaksanaan
diperlukan sistem pelaporan dan evaluasi dalm proses
perencanaan. Merupakan feed back, memberikan informasi
tentang pelaksanaan yang diperlukan bagi pengambilan
keputusan perencanaan kembali atau koreksi dalam
pelaksanaan rencana. Sistem pelaporan dan evaluasi ini
sangat berguna pula bagi penyusunan program kerja
sebagai perincian dari perencanaan pembangunan.
Perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana
jangka menengah, dan rencana tahunan. Rencana jangka
panjang menjadi pedoman penyusunan rencana jangka
menengah. Rencana jangka menengah disusun dalam rangka
perspektif jangka panjang tersebut. Rencana tahunan kini
dikembangkan merupakan bagian dan peralatan dalam
melaksanakan rencana jangka menengah dengan cara
penyusunan kebijakan dan program kegiatan yang lebih konkrit,
sehingga perencanaan menjadi lebih bersifat operasional.
POT dapat memberikan kerangka koordinasi dalam
perencanaan, dengan mengkaitkan berbagai elemen dalam
rencana secara serasi.
POT harus memberikan gambaran keadaan sosial ekonomi
pada tahun lampau, sumber-sumber ekonomi yang tersedia
untuk tahun tertentu, gambaran mengenai kegiatan sosial
ekonomi, penetapan tujuan dan kebijakan-kebijakan kegiatan
untuk tahun yang bersangkutan, penetapan proyek-proyek yang
![Page 74: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/74.jpg)
akan dilakukan. Untuk itu proses penyusunan POT perlu
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Mengadakan tinjauan terhadap keadaan (review) tahun yang
lalu dalam pelaksanaan pembangunan dan mengadakan
perkiraan perkembangan untuk tahun yang akan datang
(forcast).
(2) Suatu perkiraan mengenai perkembangan untuk tahun yang
akan datang merupakan unsur penting dalam penyusunan
POT. Hal ini gunanya memberikan kemungkinan pilihan
mengenai tujuan, cara-cara dan perkiraan pelaksanaan
untuk rencana yang bersangkutan.
(3) Mengadakan penelitian mengenai sumber-sumber yang
dibutuhkan dan tersedia bagi pembangunan, khususnya
sumber-sumber pembiayaan, sumber-sumber bahan vital,
dan tenaga-tenaga penting untuk sektor-sektor prioritas.
(4) Merumuskan tujuan dan perkiraan hasil pelaksanaan untuk
tahun yang bersangkutan dalam rangka realisasi rencana
pembangunan jangka menengah serta pertimbangan-
pertimbangan kebijakan jangka pendek lainnya.
(5) Menyusun suatu rencana kebijakan pembangunan yang
konsisten guna mendukung pelaksanaan pembangunan dan
tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan tersebut.
(6) Menyusun rencana sektoral yang terdiri dari berbagai program
yang konsisten sesuai dengan kebijakan untuk mencapai
tujuan rencana tahunan, selaras dengan prioritas yang telah
ditetapkan sebelumnya.
![Page 75: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/75.jpg)
(7) Mengusahakan adanya konsistensi antara perencanaan secara
sektoral dan regional. Penentuan regional penting untuk
penentuan lokasi proyek-proyek.
(8) Mengadakan koordinasi antara rencana investasi pemerintah
dan rencana yang akan dilakukan oleh sektor swasta.
Hubungan antara POT dan APBN harus diperhatikan, suatu
rencana tahunan baru akan bersifat operasional apabila
anggarannya tersedia. POT harus harus tercermin dalam APBN,
demikian pula APBN harus mencerminkan program-program dan
tujuan-tujuan pembangunan. Maka POT harus memperhitungkan
APBN, rencana pemberian kredit malalui bank, anggaran devisa,
banytuan proyek, dan bantuan teknik, sehingga menjadi
pedoman kegiatan pemerintah dalam melaksanakan rencana.
Dalam rangka pelaksanaan POT maka penyerasian antara
perencanaan fisik dan pembiayaan, terutama tercermin dalam
hubungan antara POT dengan penyusunan anggaran belanja
tahunan. Tetapi hal ini memerlukan beberapa pemikiran, yaitu :
- Pertama : penyusunan program-program dan proyek-proyek
dalam rencana sektoral secara menyeluruh (program investasi
pembangunan pemerintah) harus disusun dengan skala
prioritas berdasar perkiraan penyediaan pembiayaan yang
tersedia. Serta didasarkan atas perkiraan penerimaan negara
dari dalam maupun luar negeri
- Kedua : penyusunan rencana tahunan dalam berbagai rencana
sektoral harus terperinci dalam program-program dan proyek-
proyek yang memungkinkan dipergunakan untuk penelitian
dan penilaian bagi penyusunan anggaran belanja negara dan
penyediaan pembiayaan.
![Page 76: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/76.jpg)
- Ketiga : perlunya terdapat sistem klasifikasi yang sama antara
rencana tehunan dengan anggaran belanja negara.
- Keempat : praktek dan prosedur pelaksanaan anggaran cukup
rumit maka melambankan pelaksanaan fisik dari pada
program-program dan proyek-proyek. Untuk itu perlu
penyempurnaan dan kesesuaian antara kepentingan
penganggaran dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
BAB X
PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Administrasi pembangunan dapat pula dilihat dari kemampuan untuk merumuskan kebijaksanaan dan realisasi pelaksanaannya dalam rangka mobilisasi dana serta penggunaannya secara efektif, sehingga menimbulkan proses pembangunan. Dana-dana atau pembiayaan pembangunan, penggalian sumber, arah dan cara penggunaannya sangat mempengaruhi perkembangan politik, sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Dengan meningkatnya peranan pemerintah serta perluasan fungsinya, maka pengelolaan sumber serta penggunaan dana dan pembiayaan pembangunan menjadi amat penting. Kebijaksanaan pemerintah terhadap masalah tersebut sebaiknya merupakan bagian dari suatu kebijaksanaan dan rencana pembangunan.
Dana dan pembiayaan pembangunan sumbernya beragam. Ada yang langsung diusahakan oleh pemerintah sendiri (dari pajak, laba perusahaan negara, bantuan/pinjaman luar negeri, dan sebagainya) dan ada pula yang diciptakan dan digunakan dalam masyarakat sendiri, misalnya tabungan yang dihimpun masyarakat dan digunakan untuk investasi.
Salah satu alat penting dal;am rangka pembiayaan pembangunan yang berada di tangan pemerintah adalah anggaran belanja negara. Anggaran/Budget tidak hanya menjadi alat kebijaksanaan ekonomi pemerintah, tetapi pada umumnya
![Page 77: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/77.jpg)
karena harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat, maka akan menjadi suatu kebijaksanaan negara. Dengan demikian budget mempunyai kekuatan legal yang cukup tinggi serta menjadi alat pelaksanaan kegiatan dan pengawasan yang sehat di dalam suatu negara demokrasi.
Dalam sistem keuangan dan administrasi negara modern, anggaran untuk perencanaan dan pembiayaan pembangunan mempunyai fungsi dan peran penting, antara lain :
(1) Sebagai peralatan kebijaksanaan yang multi fungsional, yang
semuanya dimaksudkan untuk mencapai cita-cita dan
berbagai tujuan negara dan bangsa yang bersangkutan.
(2) Merupakan realisasi konkrit dari “politik pembangunan”
(GBHN dan REPELITA / PROPENAS) yang akan menentukan
kua;litas hidup dan kehidupan bangsa ini sekarang dan masa
yang akan datang.
(3) Sebagai alat untuk mencegah keuangan dan kekayaan negara
disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak sah.
Anggaran belanja negara mempunyai dua segi, yaitu segi
penerimaan dan segi pengeluaran. Pelaksanaan kebijaksanaan
dari kedua segi tersebut mempunyai pengaruh langsung
terhadap berbagai bidang, ekonomi, politik, sosial di sektor
pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu anggaran belanja
negara menjadi sangat penting sebagai suatu program aksi
pemerintah. Untuk dapat memenuhi fungsinya sebagai program
aksi yang menunjang usaha pembangunan secara berencana,
maka anggaran belanja negara dan penyusunannya sebaiknya
dikaitkan dengan perencanaan pembangunan. mulai pada tahun
1960 dikembangkan perencanaan operasional tahunan (POT),
yang diusahakan pengaitan dan koordinasi antara penyusunan
program-program dan proyek-proyek kegiatan usaha
pembangunan tahunan, dengan anggaranbiayanya. Rencana
![Page 78: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/78.jpg)
Pembangunan tahunan mendapatkan jaminan pelaksanaannya
dengan penyediaan pembiayaan dalam anggaran belanja, dan
anggaran belanja mencerminkan rencana tahunan tersebut.
Di dalam penyusunan anggaran belanja (meliputi segi
penerimaan dan pengeluaran, sangatlah penting terdapatnya
konsistensi dan koordinasi. Hal ini disebabakan karena smber-
sumber penerimaan maupun arah pengeluaran berbagai ragam,
tetapi juga kkarena satu segi anggaran saling mendukung
dengan segi anggaran yang lain. Misalnya pembiayaan sesuatu
kegiatan usaha dapat diusahakan dari sumber-sumber
pembiayaan dalam negeri, tetapi mungkin juga memerlukan
pembiayaan luar negeri. Penggunaan pembiayaan untuk
keperluan irigasi, dikaitkan dengan pembiayaan penyuluhan dan
peningkatan produksi pertanian di daerah irigasi tersebut. Kecuali
hal itu juga diperlukan adanya suatu koordinasi pembiayaan
untuk hal-hal yang merupakan pembiayaan pembangunan
dengan pembiayaan pemeliharaan setelah pembangunan
sesuatu usaha selesai.
Penyusunan anggaran belanja negara, menjadi suatu
kegiatan utama dari pemerintah.Dalam hal analisa, penyusunan,
memberikan alasan untuk pengesahannya, dan kemudian
pelaksanaan budget negara, adalah salah satu fungsi
pemerintahan. Badan legislatif mempunyai peranan penting
untuk menilai, memberikan kritik, dan pada akhirnya
memberikan persetujuan final terhadap anggaran tersebut.
Mengenai pertanggungan jawab anggaran belanja
biasanya menggunakan sistem kas (kas stelsel), apa yang
diperhitungkan (dimasukkan) dalam tata pembukuan
pelaksanaan anggaran untuk sesuatu tahun tertentu adalah
transaksi keuangan yang dilakukan pada tahun anggaran
tersebut. Untuk keperluan kontinuitas pembiayaan berbagai
![Page 79: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/79.jpg)
kegiatan pembangunan, kadang dimodifikasi dengan
pelaksanaan sistem firemen, yaitu biaya-biaya tahun anggaran
tertentu yang belum selesai digunakan, dapat terus dipakai pada
pelaksanaan tahun anggaran berikutnya.
Dalam penyusunan anggaran biaya belanja perlu pula
diserasikan dengan pengarahan atau perencanaan kredit,
anggaran devisa, dan kerangka investasi nasional secara
menyeluruh. Hal ini untuk menjamin konsistensi dalam usaha
berencana yang bersifat nasional. Sedang dalam pelaksanaannya
tergantung masuk tidaknya dalam jangkauan perencanaan
pembangunan, apakah bersifat komprehensif atau parsial.
Perencanaan dan penyusunan anggaran meliputi
sebagaian dari sumber-sumber pembiayaan dan perkiraan
pembiayaan serta investasi masyarakat. Namun perencanaan
dan penyusunan anggaran mempunyai dasar legal yang kuat dan
dapat mempengaruhi sektor-sektor pembiayaan lainya.
Dalam sejarah perkembangan administrasi negara, suatu
sistem perencanaan dan penyusunan anggaran mempunyai
fungsi dan tujuan yang berbeda-beda, secara kronologis
pertumbuhannya dimulai dengan Sistem
Tradisional : Incremental Budgeting atau Line-item /
Object Expenditures Budget, lalu Performance Budgeting
System, diikuti oleh Program Budgeting
Syatem, kemudianPlanning Programing and Budgeting
System (PPBS) dan terakhir adalah Sistem ZBB (Zero Base
Budgeting).
Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka disini
dikemukakan perbedaan ciri-ciri pokok antara keempat sistem
anggaran tersebut, yaitu :
![Page 80: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/80.jpg)
i. Sistem Tradisional : Incremental Budgeting atau Line-
item / Object Expenditures Budget, adalah sistem
anggaran yang mengacu pada Undang-undang
Perbendaharaan Indonesia(Indische Compabilities
Wet / ICW ). Adapun ciri-ciri pokok dari sistem tradisional
adalah :
Berorientasi kepada pertanggung jawaban (accounting).
Berdasarkan objek-objek pengeluaran (object or
expenditureatau input).
Berpangkal kepada satuan-satuan organisasi
(Organization units)
Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa “tugas pokok
dan fungsi” suatu badan serta berbagai kegiatan pokok
yang sedang berjalan adalah tetap.
Mengutamakan pembiayaan yang marginal dan
berorientasi pada hal-hal yang bersifat taktis dan
berjangka pendek.
ii. Performance Budgeting System, yang kemudian
berkembang dengan Sistem Program Budgeting (Program
Budgeting Syatem). Sistem ini memiliki ciri-ciri antara
lain :
Berorientasi kepada penata-laksanaan (management
control).
Memusatkan perhatian pada program dan kegiatan pada
instansi pemerintah dan atas dasar itu dilakukan
klasifikasi anggaran.
![Page 81: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/81.jpg)
Berdasarkan pendayagunaan (efficiency) dari hasil-hasil
pelaksanaan (outputs) dan effisiensi dalam alokasi.
Menekankan keterkaitan antara input dan output, serta
penilaian cost benefit.
iii. Planning Programing and Budgeting
Syatem (PPBS) diIndonesia dikenal dengan nama Sistem
Perencanaan , Pembuatan Program Dan Anggaran (SIPPA)
merupakan perkembangan lebih lanjut dari Performace &
Program Budgeting. Adapun ciri-ciri utamanya adalah :
1) Berorientasi kepada perencanaan strategis
2) Tekanan pokoknya tertuju pada tiga hal :
tujuan
output yang terukur, dan
dampak
3) Menekankan pemanfatan cost benefit dan cost
effectiveness, serta berorientasi jangka panjang.
iv. Sistem ZBB (Zero Base Budgeting). Sistem ini berpangkal
pada PPBS dan MBO (Management By Objectives). Sistem ini
mengkaitkan proses perencanaan, penganggaran, dan
pengkajian-ulang berbagai kegiatan program, baik yang
lama (sedang berjalan) ataupun yang baru (dimasa depan).
Pada garis besarnya ZBB mempunyai ciri-ciri :
1) Identifikasi yang jelas tentang maksud dan tujuan serta
tentang faktor-faktor organisasi, prosedur, dan faktor-
faktor operasional lainnya.
![Page 82: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/82.jpg)
2) Penilaian dan pencocokan berbagai kebutuhan dengan
sumber-sumber yang tersedia untuk membantu proses
realokasi yang rasional.
3) Identifikasi yang sistematis dari alternatif-alternatif,
pelaksanaan keji-ilang terhadap berbagai pos
pengeluaran atau pembiayaan berbagai program dan
kegiatan.
4) ZBB secara terpadu menggunakan teknik-teknik
penentuan tujuan, analisa incremental, analisa berbagai
alternatif dancost-benefit, serta
pengukuran performance.
BAB XI
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
A. Pengertian Administrasi Pembangunan Dalam Menunjang Perencanaan Pembangunan
Istilah untuk administrasi pembangunan dapat dikatakan
sebagai berikut :
Manajemen dan pengarahan sasaran
Menyelesaikan segala sesuatu
Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan (eksekutif)
Menegakkan dan melaksanakan kebijakan
Kegiatan berkelompok yang bersifat kerjasama dengan
rasionalitas yang tinggi
Tindakan-tindakan manusia yang bersifat kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama
![Page 83: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/83.jpg)
Kerjasama manusia (orang) dan usaha-usaha kelompok untuk
melaksanakan kebijakan
Tahap pelaksanaan keputusan-keputusan
Tindakan-tindakan kepemimpinan (managerial action )
Kekuasaan pelaksanaan dari pemerintah
Sistem Administrasi
Administrasi pembangunan sebagai salah satu
kecenderungan baru dalam administrasi negara adalah
penerapan konsep administrasi atau manajemen yang lebih
ditujukan untuk mendukung proses pembangunan.
Administrasi pembangunan berorientasi kepada usaha
meningkatkan kemampuan administratif untuk mendorong
perubahan-perubahan kearah keadaan yang dianggap lebih baik
daripada suatu masyarakat dimasa depan.
Menurut M. Faisal Khan bahwa : “kegiatan-kegiatan
fungsional atau organisasional yang bersangkut paut dengan
administrasi pembangunan dan berencana dalam berbagai
tingkat (fase) yang dapat dipelajari secara sistematis, praktis
(dilaksanakan) dan dianalisis juga dapat memecahkan masalah
serta pelaksanaan rencana yang berhasil guna”.
Sedangkan menurut J.B. Kristiadi bahwa : “Administrasi
Negara yang mampu mendorong kearah proses perubahan serta
penyesuaiannya. Oleh sebab itu administrasi pembangunan juga
merupakan pendukung perencanaan dan implementasinya.
Dalam proses tersebut administrasi pembangunan mempunyai
perhatian yang besar terhadap perkembangan politik, ekonomi,
sosial budaya, Iptek, dan Hankam yang mempengaruhi perannya
dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan”.
![Page 84: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/84.jpg)
Munurut Bintoro Tjokroamidjaja Administrasi Pembangunan
mempunyai dua fungsi pokok :
Pertama : Adalah penyempurnaan aparatur atau administrasi
negara agar lebih mampu mendukung proses
pembangunan usaha penyempurnaan dilakukan dibidang
kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan antara
lain penyempurnaan organisasi pemerintahan,
administrasi kepegawaian, administrasi keuangan,
administrasi meterial (peralatan) dan kepemimpinan.
Kedua : Adalah pengembangan sistem administrasi perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini seperti halnya
sistem perencanaan dan penganggaran, sistem
mobilisasi dana, sistem pembiayaan pembangunan,
sistem tata hubungan kerja pelaksanaan program
pembangunan, manajemen/program/proyek
pembangunan sistem pengendalian dan pengawasan
atau wasdal.
Ruang Lingkup administrasi pembangunan meliputi :
1. Penyempurnaan administrasi negara, kelembagaan, organisasi,
kepegawaian, sistem, prosedur dan sebagainya.
2. Penyusunan kebijakan : Kepemimpinan, Koordinasi,
Pengawasan dan Pengendalian dan fungsi-fungsi manajemen
yang merupakan unsur pembangunan
3. Fungsi lainnya dalam administrasi pembangunan antara lain
partisipasi masyarakat.
B. Perlunya Reformasi Pembangunan Administrasi
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar
Administrasi menyatakan bahwa : “Pada pokoknya pendekatan
![Page 85: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/85.jpg)
administrasi pembangunan diartikan sebagai proses
pengendalian usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk
merealisir pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu
keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam
berbagai aspek kehidupan bangsa (dalam perumusan yang
terdahulu disebutkan administrasi |pengendalian usaha] untuk
mendorong atau mendukung perubahan-perubahan suatu
masyarakat ke arah keadaan yang lebih baik di kemudian hari).
Tinjauan peranan administrasi negara dalam proses
pembangunan nasional telah melahirkan administrasi
pembangunan. Menurut Sondang P. Siagian dalam buku
Administrasi Pembangunan telah terjadi proses “rethinking”
dalam administrasi negara dan terjadi masalah pelaksanaan
pembaharuian administratif (administrative reform) untuk
menjawab berbagai pertanyaan berikut :
1. apakah birokrasi pemerintahan yang bekerja secara tradisional
mampu menghadapi perubahan yang sedang terjadi di
bidang sosial budaya, ekonomi dan politik ?
2. apakah birokrasi pemerintahan dalam suatu negara telah
menyesuaikan diri dengan pembangunan nasional yang
menjadi tujuan antara bagi setiap negara dewasa ini dalam
rangka mencapai tujuan akhir ?
3. apakah fokus perhatian tidak sebaiknya dialihkan dari hanya
sekedar pembinaan sistem status quo kepada partisipasi
yang aktif dalam proses pembangunan.
4. apakah perhatian yang lebih besar tidak perlu diberikan
kepada segi inovatif dari administrasi pemerintahan ?
Pembangunan sebagai konsep yang “goal-oriented”
menunjukkan bahwa pembangunan itu merupakan pertumbuhan
![Page 86: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/86.jpg)
dan perubahan yang berencana dalam berbagai aspek kehidupan
bangsa – politik, ekonomi, sosial budaya dan administratif –
dalam rangkanation-building.
Dengan demikian arti pembaharuan administratif dalam
hubungannya dengan pembangunan dalam berbagai aspek
kehidupan bangsa dalam rangka nation-buiding, menurut konsep
pembaharuan administratif terdapat lima golongan besar, yaitu :
1. Penekanan beru (new emphasis) terhadap program-program
kerja;
2. Sikap-sikap yang berubah terhadap “langganan” pemerintah
serta para anggota daripada suatu birokrasi penerintahan;
3. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam bentuk-bentuk intern
(internal styles) dari suatu administrasi yang menunuju
kepada perbaikan dan komunikasi dan manajemen yang
bersifat partisipatif;
4. Penekanan yang lebih besar terhadap penggunaan sumber-
sumber dengan lebih effisien dan ekonomis;
5. Kurangnya penekanan terhadap approach yang statis terhadap
cara kerja yang bersifat rutin dan legalistis.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka sasaran
pembaharuan administratif adalah peningkatan secara nyata
‘performance capacity’ dari seluruh aparat pelaksana serta
peningkatan effisiensi kerja dalam menunjang kegiatan-kegiatan
pembangunan nasional.
BAB XII
ORGANISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
![Page 87: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/87.jpg)
Organisasi perencanaan pembangunan di Negara Republik Indonesiayaitu :
- BAPPENAS (Pemerintah Pusar/nasional)
- Bagian-bagian Perencanaan Departemen (LPND)
- BAPEDA (Pemerintahan Provinsi)
- BAPPEDA (Pemerintah Kabupaten/Kota)
- Musyawarah Kepala Desa dengan BPD
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar
Administrasi menyatakan bahwa : “Dilihat dari segi administrasi
pembangunan, maka organisasi-organisasi pemerintah secara
menyeluruh seyogyanya harus mampu mendesain
kebijaksanaan/rencana dan program-programnya, pelaksanaan,
komunikasi dengan sektor-sektor di luar pemerintahan, serta
evaluasi dan pengawasan yang diharapkan mendorong proses
pembangunan. ... Ini memerlukan mekanisme hubungan tata
kerja sedemikian rupa sehingga hasil kebijaksanaan atau rencana
dan pelaksanaan tersebut bersifat konsisten. Maksudnya adalah
konsisten antara berbagai kebijaksanaan sektor dan konsisten
antara kebijaksanaan dalam jangka waktu yang berbeda-beda
(jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek). Untuk
dapat melingkupi tidak saja tugas-tugas dalam usaha
pembaharuan dan pembangunan secara berencana dilihat dari
segi prosesnya, tetapi juga supaya kebijaksanaan dapat
diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan sektor pemerintah
maupun non-pemerintah di seluruh wilayah negara, ...”.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan pernyataan di
atasBintoro Tjokroamidjojo mengemukakan pendapat
dari Saul Katzmengenai klasifikasi serta penyusunan hubungan
![Page 88: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/88.jpg)
organisasi-organisasi pemerintahan guna mendukung proses
pembangunan, yaitu :
(A) Organisasi kebijaksanaan dan bimbingan nasional. Dalam hal
ini adalah organisasi-organisasi yang menyususn, mendukung
atau menetapkan keputusan-keputusan penting yang dipilih
dari berbagai alternatif yang dimaksudkan untuk menetapkan
dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Juga berfungsi
mengusahakan dukungan nasional terhadap keputusan-
keputusannya. Organisasi ini meliputi :
1. Organisasi kepemimpinan nasional/pimpinan
pemerintahan, terdiri :
a) Kepemimpinan nasional/pimpinan pemerintahan sendiri
beserta organisasi stafnya;
b) Panitia-panitia atau dewan-dewan pembangunan
nasional
c) Dewan konsultatif nasional.
2. Organisasi penyusunan rencana nasional.
3. Organisasi atau tata hubungan organisasi komunikasi
nasional.
4. Organisasi-organisasi bagi pengawasan dan pengendalian.
(B) Organisasi-organisasi operasional yang bersifat
nasional. Disini kebijaksanaan dan rencana-rencana
diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata dalam
program-program, proyek-proyek atau kegiatan
pembangunan lainnya dilakukan oleh organisasi pemerintah
ataupun swasta. Organisasi ini meliputi :
![Page 89: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/89.jpg)
a) Organisasi-organisasi pusat yang memberikan jasa atau
pelayanan staf. Misalnya organisasi administrasi
kepegawaian, statistik, dan sebagainya.
b) Departemen-departemen, organisasi-organisasi otonom
pemerintah sampai kepada tingkat kegiatan program-
program dan proyek-proyek usaha pembangunan.
(C) Organisasi-organisasi yang di luar pemerintahan pusat
maupun organisasi-organisasi swasta, terutama yang
bergerak atau berusah dalam bidang kegiatan ekonomi
pembangunan. Ini adalah tata hubungan organisasi guna
mempengaruhi kegiatan-kegiatan sektor-sektor semi
pemerintah dan sektor swasta. Misalnyavoluntary
organization, koperasi, dan lain-lain.
BAB XIII
MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN
A. Model Bottom Up Dan Top Down
Planning
Dalam upaya untuk mewujudkan mekanisme perencanaan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah serta untuk lebih mengefektifkan perencanaan pembangunan Daerah yang konprehensif dan terpadu sehingga dapat tecapai titik temu antara aspirasi dan kebutuhan Daerah yang mendesak dengan kebijaksanaan dan stretegi pembangunan nasional, oleh Pemerintah telah dikeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan baik yang menyangkut masalah pembentukan kelembagaan maupun proses dan mekanisme penyusunan perencanaan serta penyelenggaraannya. Adapun berbagai peraturan perundang-
![Page 90: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/90.jpg)
undangan dan kebijaksanaan-kebijaksanaaan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980 tentang
Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
2) Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1980 tentang
peningkatan dan Penyempurnaan Fungsi Lembaga Sosial Desa
menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian
Pembangunan di Daerah (P5D).
4) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1981 tentang
Mekanisme Pengendalian Pelaksanaan Program Masuk Desa.
5) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor Bangda 1/9/16
tanggal 20 November 1978 tentang Pedoman Pola Dasar
Pembangunan Daerah.
6) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2104/ Bangda
tanggal 15 November 1983 tentang Pedoman Penyusunan
Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II.
Seluruh peraturan tersebut di atas merupakan satu paket kebijaksanaan yang saling melengkapi dalam proses dan mekanisme perencanaan dari bawah ke atas.
B. Integrasi Kedua Model Tersebut
Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan
Daerah dari bawah hanyalah salah satu aspek saja dalam
kerangka pola dan sistem penyusunan perencanaan
pembangunan secara keseluruhan.
![Page 91: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/91.jpg)
Dalam upaya penjabaran kebijaksanaan nasional di Daerah
telah dilakukan suatu mekanisme perencanaan dari atas ke
bawah (top down planning) melalui jalur-jalur kelembagaan yang
sudah ada dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta ketentuan-
ketentuan lainnya yang konsisten. Untuk mencapai dan
memperoleh hasil pembangunan yang maksimal, maka dalam
proses dan mekanisme penyusunan perencanaan pembangunan
dari bawah, terutama yang berkaitan dengan perencanaan yang
dilakukan oleh lembaga yang ada di daerah seperti Musyawarah
Desa (antara Kepala Desa dengan Badan Perwakilan Desa pada
Desa atau antara Lurah dengan LKMD pada Kelurahan), UDKP
pada tingkat kecamatan, dan Bappeda pada tingkat
Kabupaten/Kota harus dilakukan secara harmonis dan terpadu.
Dengan kata lain perpaduan antara bottom-up
planning dengan top-domn planning sedapat mungkin
dikembangkan dalam setiap fase perencanaan pembangunan di
Daerah,
Sesuai dengan sebutannya Perencanaan Pembangunan
Daerah dari Bawah, maka proses dan mekanisme
penyusunannya dibahas berjenjang melalui tahap-tahap
penyusunan di semua tingkatan pemerintahan mulai
Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi, Regional
sampai tingkat Nasional.
C. Jenjang Perencanaan : Tiga Model Dasar
Rencana-rencana pembangunan pada umumnya didasarkan atas beberapa formulasi model ekonomi makro, menurut Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga sebagai berikut :
(1) Model Pertumbuhan Bersama/Menyeluruh, Memproyeksikan
Variabel-variabel Makro. Model ini mencakup seluruh
![Page 92: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/92.jpg)
ekonomi berdasarkan susunan variabel ekonomi makro yang
terbatas, dianggap paling penting bagi penentuan tingkat
dan laju pertumbuhan luaran/output nasional : tabungan,
investasi, persediaan modal, eksport, import, bantuan luar
negeri, dan lain-lain. Tetapi dalam soal-soal tertentu,
model/teori pertumbuhan ini hanya memberikan perkiraan
kasar permulaan tentang petunjuk-petunjuk umum yang
dapat dilakukan oleh ekonomi. Contohnya model ini jarang
sekali memberikan rencana pembangunan secara
operasional.
(2) Model-model Input-Output dan Proyeksi-proyeksi Sektoral : Ide
Dasar. Pendekatan yang lebih rumit lagi mengenai
perencanaan pembangunan ialah menggunakan beberapa
variasi antar industri atau model input-output yang kegiatan-
kegiatan sektor industri penting dalam ekonomi saling
berhubungan antara satu dengan yang lain dan secara
simultan menyusun atau rangkaian persamaan aljabar yang
menjelaskan proses produksi tertentu atau teknologi masing-
masing industri. Semua industri dipandang sebagai produsen
output/luaran dan konsumen/pemakai input/masukan dari
industri lain.Pantulan-pantulan langsung atau tidak langsung
mengenai perubahan-perubahan permintaan/kebutuhan
produk-produk dari salah satu industri pada output yang
telah direncanakan, pekerjaan dan import semua barang-
barang industri bisa dilacak melalui seluruh jaringan
perekonomian yang banyak liku-likunya tentang
interdepedensi ekonomi.
(3) Pertimbangan Proyek Dan Analisis Bea-Maslahat Sosial (Social
Cost-Benefit Analysis). Metodologi pertimbangan proyek
tergantung pada teori dan praktek analisis bea maslahat
‘sosial’, yaitu untuk menentukan harga atau nilai proyek
yang melibatkan anggaran belanja/pemgeluaran pemerintah
![Page 93: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/93.jpg)
dianggap perlu untuk mempertimbangkan keuntungan-
keuntungan/manfaat dan kerugian-kerugian (biaya) bagi
masyarakat secara keseluruhan. Karena itu menentukan
keuntungan sosial dalam suatu jamgka waktu karena
perbedaan antara keuntungan dan biaya sosial yang kedua-
duanya diukur secara langsung atau tidak langsung.
Kalkulasi profitibilitas sosial dari suatu investasi kemudian
melibatkan proses tiga tahap :
a. memperinci ‘fungsi sasaran’ yang harus ditingkatkan
dengan mengukur bagaimana perbedaan keuntungan
yang harus diukur dan apa ‘imbuhan’ yang mungkin
terdapat di antara keuntungan-keuntungan itu.
b. memerlukan beberapa ukuran sosial nilai-nilai unit dari
semua proyek input dan output disebut ‘bayangan harga-
harga’. Semakin besar penyimpangan atrau pertentangan
antara harga bayangan dan harga pasar, semnakin besar
pula kebutuhan akan analisis bea-maslahat sosial dalam
usaha mencapai peraturan-peraturan usaha/keputusan
investasi pemerintah.
c. memerlukan beberapa ketentuan kriteria untuk
mengurangi arus bea-maslahat sosial yang diproyeksikan
kepada satu indeks yang nilainya kemudian dipakai untuk
memilih atau menolak suatu proyek menempatkannya
dal;am proyek-proyek alternatif.
5. Penentuan Sasaran.. ‘Nilai sosial’ dari sutau proyek haruslah
dievaluasi dalam kerangka sasaran atau tujuan sosial dan
ekonomi nasional. Penentuan sasaran atau tujuan merupakan
jenjangpertama dan paling penting di dalam formulasi suatu
rencana pembangunan. Walaupun semua rencana itu
dimaksudkan atau dirancang untuk memaksimalkan
‘kesejahteraan sosial’ dalam sayu atau berbagai bentuk, tetapi
![Page 94: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/94.jpg)
penting dirinci dan dijelaskan secara teliti mengenai ukuran
pokok kesejahteraan sosial.
6. Memperhitungkan Harga-harga ‘Bayangan’ dan Tingkat
Potongan Sosial. Analisis bea-maslahat sosial yang penting
adalah kalkulasi dan/atau estimasi harga-harga yang
dipergunakan dalam menentukan nilai
kemaslahatan/keuntungan yang benar dan besarnya biaya
riel.Pada negara-negara yang sedang berkembang harga-
harga pasaran output/keluaran dan input/masukan tidak
memberikan refleksi yang benar mengenai
kemaslahatan/keuntungan dan biaya-biaya sosial. Antara
lain,lima alasan berikut :
(1) Inflasi dan Kurs/Nilai Tukar yang ’Overvaluation’. Banyak
negara sedang berkembang dilanda inflansi yang ganas
dengan tidak terkendalinya keadaan harga. Harga-harga
ini biasanya tidak mencerminkan biaya kebatalan
(oppurtunity-cost) yang sebenarnya bagi masyarakat
yang menghasilkan barang-barang atau jasa. Selanjutnya,
hampir didalam semua negara, pemerintah
mengatur/menentukan harga valuta asing. Dengan inflasi
dan nilai valuta asing yang tidak berubah, nilai tukar/kurs
dalm negeri menjadi “overvalued”, sehingga dengan
demikian, (a) harga-harga impor memperkecil
(underestimate) biaya reil bagi negara yang beli produk-
produk luar negeri ; dan (b) harga-harga ekspor (dengan
ukuran kurs dalam negeri) memperkecil (undestate)
keuntungan riel yang diterima oleh negara, dari volume
ekspor tertentu. Selanjutnya, harga “resmi” valuta asing
dalam sebagian besar negara-negara sedang berkembang
tidak memberikan refleksi keuntungan dan biaya “sosial”
yang benar dari kegiatan impor dan ekspor. Akibatnya,
usaha-usaha investasi pemerintah berdasarkan harga-
![Page 95: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/95.jpg)
harga semacam ini cendrung meragukan untuk industri-
industri ekspor dan substitusi impor.
(2) Tingkat Upah, Bea Modal dan Pengangguaran.. Pengaruh
dalam hampir sumua negara sedang berkembang
mengenai perubahan-perubahan “harga faktor” yang
berakibat dalam tingkat upah melebihi biaya batalan
sosial (atau harga bayangan) tenaga kerja dan tingkat
kepentingan untuk memahami biaya kebatalan sosial dari
hasil modal. Andaikata pemerintah menggunakan harga-
harga pasar yang tidak sesuai dengan harga tenaga dan
modal dalam menghitung biaya-biaya proyek investasi
alternatif pemerintah, mereka akan memperkecil biaya
riel proyek-proyek intensifikasi modal dan cendrung
menaikannya pada biaya sosial proyek-proyek
intensifikasi tenaga yang rendah biayanya. Selanjutnya,
andaikata fungsi sasaran kesejahteraan sosial
memberikan premi terhadap perbaikan pemerataan
penghasilan, maka pilihan proyek-proyek intensifikasi
modal bukan hanya akan memperkecil biaya-biaya, tetapi
juga secara marjinal akan mengurangi bantuan terhadap
perbaikan kesejahteraan sosial, dibandingkan dengan
proyek intensifikasi tenaga alternatif.
(3) Tarif, Kuota, dan Substitusi Import . Eksistensi tingginya
tingkat nominal dan proteksi tarif efektif, digabungkan
dengan kuota-kuota import dan nilai lebih, membedakan
sektor pertanian dan sektor industri substitusi import.
(4) Kekurangan tabungan. Dengan adanya tekanan-tekanan
substansial untuk memberikan/menyediakan tingkat
konsumsi yang tinggi bagi masyarakat yang kekurangan
makanan, maka tingkat dan laju tabungan-tabungan
![Page 96: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/96.jpg)
dalam negeri di sebagian negara-negara sedang
berkembang seringkali dianggap sebagai sub-optimal.
(5) Tingkat Potongan Sosial (Social Rate of Discount ). Perlunya
pemerintah memilih tingkat potongan (discount rate)
yang sesuai dalam membuat kalkulasi nilai keuntungan-
keuntungan danbiaya-biaya proyek yang berlangsung dari
waktu ke waktu. ‘Tingkat potongan sosial’ pada
hakekatnya adalah ‘harga’ waktu, yakni nilai waktu yang
dipergunakan oleh para perencana untuk menghitung
nilai bersih sekarang mengenai keuntungan proyek.
3. Memilih Proyek : Ada Beberapa Kriteria. Dengan
mempertimbangkan harga-harga bayangan yang relevan,
memproyeksikan perhitungan waktu mengenai keuntungan
dan biaya yang diharapkan, dan memilih tingkat potongan
sosial yang sesuai, sekarang para perencana mampu memilih
diantara sekian banyak alternatif proyek-proyek investasi yang
dianggap paling sesuai.
BAB XIV
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
A. Arti Dan Perlunya Partisipasi Masyarakat
Pembangunan merupakan suatu proses pembeharuan yang kontinu dan terus menerus dari suatu keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Dan di negara-negara baru berkembang usaha pembaharuan ini, seperti telah dikemukakan terdahulu, pada umumnya dilakukan dengan pemerintah yang aktif, dan dengan usaha secara berencana. Pembangunan yang meliputi segala segi kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya itu baru akan berhasil, apabila merupakan kegiatan yan melibatkan partisipasi dari seluruh
![Page 97: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/97.jpg)
rakyat di dalam suatu negara. Tidak saja dari pengambil kebijaksanaan tertinggi, perencana, pemimpin pelaksanaan operasional, tetapi juga dari p-etani-petani yang masih tradisionil, nelayan, buruh, pedagang kecil dan lain-lain.
Administrasi pembangunan tidak hanya berarti
kemampuan untuk menetapkan strategi pembangunan yang
baik, kemudian diperinci dalam rencana-rencana dan
diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata yang efektif dalam
pelaksanaan pemerintahan, tetapi juga hendaknya dapat
menimbulkan respons dan kerja sama seluruh rakyat (seluruh ini
tentu saja relatif) dalam proses pembangunan tersebut.
Administrasi pembangunan juga berperan untuk melibatkan
(belum tentu dengan cara-cara langsung) kegiatan masyarakat
luas,sesuai dengan arah kebijaksanaan yang ditetapkan dalam
proses pembangunan. Di sini terlihat empat aspek penting dalam
rangka partisipasi dalam pembangunan yaitu:
5. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat tersebut sesuai dengan
mekanisme proses politik dalam suatu negara turut
menentukan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan
yang dilakukan pemerintah. Dalam masyarakat demokratis
maka arah dan tujuan pembangunan hendaklah
mencerminkan kepentingan masyarakat. Cermin dari
kepentingan masyarakat ini dilakukan melaui partisipasi
masyarakat didalam keterlibatan politik mereka dalam
proses politik.
6. Meningkatkan artikulasi (kemampuan) untuk merumuskan
tujuan-tujuan terutama cara-cara dalam merencanakan
tujuan itu yang sebaiknya. Maka pemerintah harus
memberikan pengarahan mengenai tujuan dan cara-cara
mencapai tujuan pembangunan tersebut dan
mengembangkan kemampuan-kemampuan masyarakat
untuk mendukung proses pembangunan.
![Page 98: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/98.jpg)
7. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang
konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah
ditentukan dalam proses politik. Misalnya mengerahkan
gotong royong membersihkan sungai dari sampah.
8. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program
partisipatif dalam pembengunan yang berencana, misalnya
pembangunan masyarakat desa dan program kredit usaha
kecil.
Untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan ada beberapa faktor yang sangat menentukan,
yaitu :
(1) Kepemimpinan. Unsur pertama dari proses pengendalian
usaha dalam pembangunan ditentukan sekali oleh adanya
serta kualitas kepemimpinan. Arief Budiman menyatakan
bahwa dalam menggerakkan partisipasi rakyat untuk
pembangunan diperlukan pemimpin-pemimpin formal yang
mempunyai legalitas dan pemimpin-pemimpin informal
yang memiliki legitimitas.
(2) Komunikasi. Gagasan-gagasan, kebijaksanaan dan rencana
hanya akan mendapat dukungan, bila diketahui melalui
proses komunikasi dan kemudian
dimengerti. Eldersveldmengemukakan bahwa supaya
masyarakat dapat terlibat dalam suatu sistem dan dalam
pencapaian tujuan-tujuan pembangunan, hendajlak
administrasi pemerintah menjangkau (penetration)
golongan masyarakat yang paling jauh dan paling perlu
bagi berhasilnya usaha-usaha pembangunan. Maka
memerlukan penerangan dan penyebaran (information)
tentang usaha-usaha pembangunan tersebut. Ini ditujukan
supaya mendapat kepercayaan (belief and confidance) dan
dapat dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan nyata (action).
![Page 99: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/99.jpg)
Komunikasi juga bertujuan untuk mengembangkan suatu
iklim yang mengurangi tekanan (tensions) dan konflik
dalam masyarakat. Komunikasi juga dimaksudkan untuk
menumbuhkan berbagai perubahan-perubahan nilai dan
sikap yang inheren di dalam proses pembaharuan dan
pembangunan tanpa menimbulkan tekanan, frustasi, dan
friksi. Maka dikembangkan suatu konsep mengenai sistem
penerangan untuk mendukung program pembangunan
(development support communication). Komunikasi ini erat
hubungannya dengan kepemimpinan dan peranan serta
hubungan kepemimpinan di dalam suatu masyarakat. Salah
satu unsur dari kepemimpinan yang penting adalah
komunikasi, dan dalam mengembangkan komunikasii
diperlukan peranan pemimpin-pemimpin yang dapat
“menjembatani” komunikasi timbal balik.
(3) Pendidikan. Yingkat pendidikan yang memadai akan
memberikan kesadaran yang lebih tinggi pada masyarakat
dan memudahkan bagi pengembangan identifikasi terhadap
tujuan-tujuan pembangunan.
B. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Berbgai Program
Pemberdayaan masyarakat menurut Adimihardja (1999 : xi) adalah : tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat, tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, tetapi nilai tambah sosial budaya.
Dari konstruksi pemikiran yang dikemukakan itu menunjukan bahwa makna pemberdayaan di era reformasi dan situasi krisis ekonomi pada saat ini lebih kuat diwarnai perspektif politik dan ekonomi dari pada perspektif sosial dan budaya. Hal ini dapat
![Page 100: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/100.jpg)
dilihat dari adanya usaha untuk memobilisasi masyarakat untuk memanfaatkan sumber yang datang dari atas untuk kepentingan politik tertentu dan mempertahankan keberhasilan pertumbuhan ekonomi, dengan kurang meberikan peluang agar inisiatif tumbuh dari masyarakat atau menumbuh kembangkan perilaku sosial masyarakat untuk di dukung melalui pengayaan orientasi, motivasi, pengambilan keputusan sendiri oleh masyarakat, serta peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap sumber kehidupan.
Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Tjokrowinoto dan Pranarka (1996 : 56) bahwa : harus ditempatkan tidak hanya secara individual akan tetapi secara kolektif, dan semua itu harus menjadi bagian dari aktualisasi dan keaktualisasi eksistensi manusia dan kemanusiaan. Dengan kata lain, manusia dan kemanusianlah yang menjadi tolok ukur normatif, struktur dan substansial. Hal ini menempatkan konsep pemberdayaan sebagi bagian dari upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, pemerintah, negara, dan tata dunia didalam kerangka proses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab, yang terwujud di berbagai kehidupan : politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan sebagainya.
Dari konsep tersebut menunjukkan bahwa dalam membangun masyarakat ke depan, maka diperlukan suatu keseimbangan (keadilan) yang manusiawi antara kehidupan politik, ekonomi, hukum dan kehidupan sosial budaya bagi setiap manusia atau masyarakat. Keharusan ini menjadi sangat penting oleh karena persoalan-persoalan sosial budaya, ekonomi dan politik termasuk persoalan hukum akan menghadapi tantangan-tantangan yang cukup berat sebagai akibat dari globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terbendung.
Weissglass (1990 : 351) memberikan pengertian tentang
pemberdayaan sebagai : “ a process of supporting people to
construct new meanings and exercise their freedom to chose “,
artinya suatu proses yang membangkitkan masyarakat untuk
![Page 101: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/101.jpg)
membangun makna dan menggunakan hak kebebasan
menentukan pilihan yang baru.
Irwin (1995 : 82) mengemukakan : “ Empowering other
people means giving them a change to make their sp0ecial
contribution ... your contribution may be a particular insight, a
particular talent, a particular energy, aparticular loving way to be
with people “, artinya upaya pemberdayaan itu berarti
memberukan kepada masyarakat peluang untuk melibatkan diri
dengan hal-hal yang menyangkut paham, bakat, kekuatan dan
kesenangan masyarakat.
Dari beberapa definisi tentang pemberdayaan masyarakat yang telah dikemukakan di atas pada prinsipnya adalah dalam rangka membangkitkan atau membangun potensi-potensi yang ada pada masyarakat seperti : bakat, keterampilan, kekuatan dan kesenangan.
Dengan tidak mengurangi makna pemberdayaan masyarakat yang sebenarnya, Penulis akan mempergunakan definisi pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan oleh Bryan dan White (1989 : 25) bahwa : Pemberdayaan hendaknya di fahami sebagai suatu proses meningkatkan kemampuan masyarakat sehingga mereka dapat memecahkan masalah sendiri dengan cara memberikan kepada mereka kepercayaan untuk mengelola program-proram tertentu atas keputusannya sendiri.
Dari definisi pemberdayaan yang dikemukakan
oleh Bryandan White tersebut mengandung beberapa dimensi
dalam pemberdayaan masyarakat yaitu :
1. proses meningkatkan kemampuan masyarakat,
2. pemecahan masalah,
3. memberikan kepercayaan,
![Page 102: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/102.jpg)
4. pengelolaan program, dan
5. membuat keputusan sendiri
Secara tajam akan di jelaskan unsur-unsurnya, ciri-crinya
dan sifat-sifatnya sehingga menjadi jelas sebagai variabel.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu fenomena sosial
yang merupakan kejadian konkrit dan dapat di indra atau di
amati. Kemampuan masyarakat harus dan mutlak perlu di
tingkatkan, karena sumber daya manusia merupakan energi
yang sangat istimewa. Kemampuan menurut Robbin (2001 : 46)
adalah : suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai
tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan seseorang
pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah
kemampuan yang di perlukan untuk melakukan kegiatan mental,
sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
kecekatan, kekuatan, dan keterampilan serupa. Di harapkan,
dengan meningkatnya kemampuan masyarakat baik secara
intelektual dan fisik, maka masyarakat akan memberikan
kontribusi secara maksimal terhadap
penyelenggaraan Pemerintah di daerah. Kemampuan intelektual
akan dapat di capai apabila Pemerintah secara serius
memperhatikan masalah pendidikan, baik pendidikan formal ,
informal dan non formal. Selanjutnya peningkatan kemampuan
secara fisik hanya akan dicapai apabila Pemerintah secara serius
memperhatikan kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungannya. Dimensi kemampuan masyarakat bertalian erat
dengan partisipasi masyarakat. Kesediaan masyarakat untuk
berpartisipasi merupakan tanda danya kemampuan masyarakat
untuk berkembang secara mandiri.,
![Page 103: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/103.jpg)
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mubyarto (1984 :
36) bahwa : kemampuan masyarakat untuk berkembang secara
mandiri berkolerasi secara positif dengan kemampuannya untuk
berpartisipasi dan juga kemampuannya untuk meningkatkan
taraf hidup sendiri.
Konsep ini memberikan kejelasan bahwa hanya pada
masyarakat yang memilikii kemampuan, partisipasi itu dapat di
wujudkan. Sehingga antara kemampuan masyarakat dan
partisipasi masyarakat ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat di
pisahkan tetapi dapat dan perlu di bedakan.
Demikian halnya Tilaar (1997 : 238) mengemukakan
bahwa :Suatu masyarakat yang berpartisipasi adalah masyarakat
yang mengetahui potensi dan kemampuannya termasuk
hambatan-hambatan karena keterbatasannya. Masyarakat yang
mampu berdiri sendiri adalah masyarakat yang mengetahui arah
hidup dan perkembangannya termasuk kemampuannya untuk
berkomunikasi dan bekerja sama dengan masyarakat lainnya
bahkan pada tingkat regional dan internasional.
Menjadi jelas bahwa partisipasi masyarakat itu sangat
ditentukan oleh kemampuan
masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi tingkat kemampuanpema
haman akan sesuatu yang diketahui masyarakat, makadiharapka
n akan semakin tinggi pila partsispasi masyarakat yang
bersangkutan dalm setiap kegiatan, program, maupun proyek
yang dilaksanakan pada masyarakat itu berada.
Kaitan antara kemampuan masyarakat dengan
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa
menurut Ndraha (1987 : 107) bahwa : kemampuan masyarakat
untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui
![Page 104: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/104.jpg)
intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desanya.
Kemampuan masyarakat yang telah diberdayakan dapat dilihat pula dalam kemempuan memecahkan masalah, yaitu mengurangi dan meminimalisasikan kesenjangan antara harapan-harapan masyarakat dengan kenyataan yang ada dapat mengancam kehidupan masyarakat itu sendiri serta tidak mungkin diintervensi oleh pemerintah yang kurang memahami permasalahannya. Apabila pemerintah tidak mengintervensi masalah-masalah masyarakat desa, merupakan bentuk kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat akan dapat menggali potensi-potensi, inisiatif-inisiatif, dan kreatifitas sehingga masyarakat dapat memberikan sikap dan tindakannya sesuai dengan latar belakang historis kehidupan masyarakat tersebut.
Dalam perberdayaan masyarakat desa dalam rangka
membangun pedesaan yang kuat, effisien dan moder, ada tujuh
agenda permasalah yang perlu dipecahkan (dibuat agenda
pemecahannya), yaitu :
(II) belum optimalnya pemerintah dalam menyediakan barang
publik dan jasa publik kepada masyarakat (seperti prasarana
kesehatan, prasarana pendidikan, prasarana sosial-budaya,
keamanan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan;
(III) rendahnya posisi tawar masyarakat dalam pasar input
(tenaga kerja, modal, lahan);
(IV) belum berfungsinya pemerintah dalam mendorong
terbangunnya pasar input dan pasar output yang effisien;
(V) randahnya daya beli masyarakat sebagai akibat rendahnya
pendapatan masyarakat dan tingginya harga barang output
akibat buruknya kelembagaan dan prasarana transportasi;
![Page 105: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/105.jpg)
(VI) rendahnya akses bagi petani dan usaha kecil di pedesaan
untuk memasuki pasar input, sebagai akibat buruknya
kelembagaan dan prasarana transportasi;
(VII) terbatasnya kemampuan pemerintah desa dalam
menyediakan prasarana untuk usaha ekonomi pedesaan;
dan
(VIII) belum terbangunnya kerjasama yang saling menguntungkan
antara usaha besar dan usaha kecil.
Untuk menggrapa agenda permasalahan tersebut pada
tahap awal dimulai dengan pemberdayaan masyarakat desa.
Pemberdayaan masyarakat dikonsepkan dalam dua makna
pokok, yaitu :
1. meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan
berbagai kebijakan kemampuan yang diharapkan, dan
2. meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberian
wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam
pengambilan keputusan untuk membangun diri dan
lingkungannya secara mandiri.
Dengan demikian menunjukkan bahwa upaya
pemberdayaan masyarakat berarti memampukan dan
memandirikan masyarakat.
Implementasi konsepsi pemberdayaan masyarakat
tersebut dalam kebijakan pembangunan nasional harus terwujud
dalam 3 aspek kebijakan utama, yaitu :
1. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat,
baik potensi sumber daya maupun potensi sistem ilai
![Page 106: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/106.jpg)
tradisional sebagai kearifan lokal yang telah membudaya
dalam menata kehidupan masyarakat;
2. memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, baik
potensi lokal yang telah membudaya dalam menata
kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan atau
input berupa bantuan dana, pembangunan prasarana dan
sarana, baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial
(pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga
pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah, dan
3. melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang
lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang, dan
bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Mirriam, 1981,
Dasar-dasar Ilmu Politik, Binacipta, Jakarta.
Effendi, Onong Uchjana, 1994,
Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktek, Alumni, Bandung.
Dwijowijoto, Riant Nugroho, 2003,
Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi Dan
Evaluasi, PT Elex Media Komputendo, Jakarta.
Jhingan, M.L., 1988,
Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, Terjemahan D.
Guritno, CV. Rajawali, Jakarta.
Levin, Richard I. & Kirkpatrick, Charles A., 1982,
![Page 107: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/107.jpg)
Perencanaan Dan Pengendalian Dengan PERT Dan
CPM(Terjemahan Magdalena Adiwardana Jamin, LPPM
– Balai Aksara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara RI, 1996,
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid II Edisi
Ketiga, PT Toko Gunung Agung, Jakarta.
Siagian, Sondang P., 1981,
Administrasi Pembangunan, PT Gunung Agung, Jakarta.
Sukirno, Sadono, 1981,
Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijaksanaan), Borta Gorat, Medan..
Supriyono, R.A., 1998,
Manajemen Strategi Dan Kebijakan
Bisnis, Jakarta
Team Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud,
1997,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka,Jakarta.
Tjokroamidjojo, Bintoro, 1995,
Pengantar Administrasi Pembangunan,
LP3ES,Jakarta.
Todaro, Michael P., 1983,
![Page 108: Makala h](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022061502/557212de497959fc0b911a5b/html5/thumbnails/108.jpg)
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Jilid II (alih bahasa
Aminudin dan Nursid), Ghalia Indonesia, Jakarata.