makala h

117
BAB I PENDAHULUAN A. Esensi Dan Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan Materi Kuliah ini membahas mengenai dasar Teori dan Strategi yang dijadikan kerangka berbikir (frame of thinking) dalam memahami Perencanaan Pembangunan, baik dari segi urgensi, proses, fungsi, sistem maupun kelembagaannya. Selanjutnya dibahas pula mengenai model-model, konsep-konsep pembangunan dan perencanaan pembangunan dalam berbagai perspektif yang akan dijadikan basis dalam menganalisis proses Perencanaan Pembangunan. Adapun Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan meliputi : I. Pendahuluan a) Esensi dan Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan b) Landasan Filosofis Perencanaan Pembangunan Dan Kaitannya Dengan Administrasi Negara II. Pengertian Dasar, Teori Dan Strategi a) Pengertian Tentang Teori Dan Strategi b) Hubungan dan relevansi Teori dengan Strategi Pembangunan III. Pengertian Perencanaan

Upload: nelfania

Post on 08-Aug-2015

103 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

A. Esensi Dan Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan

Materi Kuliah ini membahas mengenai dasar Teori dan

Strategi yang dijadikan kerangka berbikir (frame of thinking)

dalam memahami Perencanaan Pembangunan, baik dari segi

urgensi, proses, fungsi, sistem maupun kelembagaannya.

Selanjutnya dibahas pula mengenai model-model, konsep-konsep

pembangunan dan perencanaan pembangunan dalam berbagai

perspektif yang akan dijadikan basis dalam menganalisis proses

Perencanaan Pembangunan.

Adapun Ruang Lingkup Materi Perencanaan Pembangunan

meliputi :

I. Pendahuluan

a) Esensi dan Ruang Lingkup Materi Perencanaan

Pembangunan

b) Landasan Filosofis Perencanaan Pembangunan Dan

Kaitannya Dengan Administrasi Negara

II. Pengertian Dasar, Teori Dan Strategi

a) Pengertian Tentang Teori Dan Strategi

b) Hubungan dan relevansi Teori dengan Strategi

Pembangunan

III. Pengertian Perencanaan

a) Arti Perencanaan Sebagai Proses, Metoda, Sistem

Page 2: Makala h

b) Berbagai fungsi dan jenis perencanaan

c) Beberapa alternatif strategi pembangunan

IV. Konsep Pembangunan (Arti Dan Model)

a) Pendefinisian pembangunan

b) Berbagai pemahaman tentang konsep pembangunan

c) Model-model pembangunan dan pergeserannya.

V. Perencanaan Ekonomi Ke Perencanaan Pembangunan

a) Alasan-alasan terjadinya perubahan dari Perencanaan

Ekonomi ke Perencanaan Pembangunan

b) Proses perencanaan pembangunan

c) Unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembengunan

VI. Keperluan Dan Pentingnya Perencanaan Pembangunan

a) Alasan-alasan perlunya Perencanaan Pembangunan

berbagai negara

b) Keterlibatan Pemerintah / negara dalam Perencanaan

Pembangunan

VII. Ciri-ciri Dan Tujuan Perencanaan Pembangunan

a) Ciri-ciri Perencanaan Pembangunan

b) Tujuan Perencanan Pembangunan

c) Kelemahan Perencanaan Pembangunan di Negara

Berkembang

Page 3: Makala h

VIII. Teknik-teknik Perencanaan Dan Evaluasi

a) Beberapa Teknik pembuatan/penyusunan sebuah

Perencanaan

b) Pengambilan keputusan sebagai hasil penyusunan sampai

evaluasi perencanaan

IX. Perencanaan Dan Pelaksanaan

a) Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi program

b) Kendala yang dihadapi dalam implementasi

X. Perencanaan Dan Pembiayaan Pembangunan

a) Kaitan perencanaan dan Anggaran Biaya

b) Prosedur usulan DUK dan DIK

c) Pengawasan dan monitoring

XI. Administrasi Pembangunan

a) Pengertian Administrasi Pembangunan dalam menunjang

Perencanaan Pembangunan

b) Perlunya reformasi Pembangunan Administrasi

XII. Organisasi Perencanaan Pembangunan

a) Peran dan fungsi Organisasi Perencanaan pembangunan

b) Hubungan antar lembaga instansi terkait

XIII. Mekanisme Perencanaan Pembangunan

a) Model Bottom Up dan Top Down Planning

Page 4: Makala h

b) Integrasi kedua model tersebut

XIV. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan

a) Arti dan perlunya partisipasi masyarakat

b) Pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program

B. Landasan Filosofis Perencanaan Pembangunan Dan Kitannya

Dengan Administrasi Negara

Filosofi menurut R.A. Supriyono dalam buku Manajemen

Strategi Dan Kebijakan Bisnis, adalah seperangkat keyakinan

pokok yang menentukan parameter-parameter untuk bisnis dan

mendorong semangat bagi para karyawannya (1998 : 41).

Dalam pembahasan disini landasan filosofi dalam

perencanaan pembangunan yang dimaksud adalah bentuk nilai-

nilai yang menjadi dasar dibenarkan mengadakan perencanaan

pembangunan pada administrasi negara suatu negara.

Manusia sebagai mahluk sosial selalu hidup bersama,

berkelompok, karena manusia secara inhaerent menyadari dalam

dirinya terdapat berbagai keterbatasan kemampuan. Berbagai

keterbatasan tersebut tidak memungkinkan seseorang untuk

memenuhi semua kebutuhannya dengan memuaskan apabila

bekerja sendiri-sendiri, itulah diperlukan kerjasama dalam suatu

tatanan masyarakat. Pada masyarakat yang lebih kompleks

dalam bentuk negara maka pengaturan pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan akibat berbagai keterbatasan tersebut diatur oleh

negara dan pemerintahannya supaya terjadi keteraturan dan

keharmonisan masyarakat. Gerald F. Coiden membayangkan

dunia ini merupakan arena “binatang jalang” seandainya tidak

ada hal-hal yang bersifat publik, yang sebenarnya dimaksudkan

untuk melindungi keselamatan dan kenyamanan individu dari

Page 5: Makala h

segala macam ancaman. PendapatGerald F. Coiden ini sesuai

dengan tujuan Negara Modern saat ini bukan saja sebagai

penjaga malam tetapi sekaligus sebagai pembentuk negara

kesejahteraan (making walfare state).

Pengaturan negara dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya

merupakan tugas dan kewajiban negara. Menurut R.

Kranenburgyang dikutip Mirriam Budihardjo dalam buku

Dasar-dasar Ilmu Politik, bahwa : “negara adalah suatu organisasi

kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang

disebut negara. ..... negara sebagai organisasi kekuasaan itu

karena manusia hidup dalam wadah negara dan memerlukan

negara karena kebutuhan manusia sangat beranekaragam, cita-

cita yang beranekaragam, dan kemampuan manusia mempunyai

keterbatasan, maka kekuasaan merupakan sarana untuk

memudahkan terwujudkan kehendak masyarakat atau negara”.

Pernyataan R. Kranenburg tersebut tugas negara secara

politis dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya dan untuk

merealisasikan diperlukan administrasi negara. Seperti

dikemukakan oleh Dimock & Dimock (Marshall Edward

Dimock & dan isterinyaGladys Ogden Dimock) dalam Ilmu

Administrasi Negara menyatakan bahwa administrasi negara juga

merupakan bagian dari ilmu politik yang mempelajari penentuan

kebijaksanaan negara dalam suatu proses yang dimulai dengan

pemilihan dan berlangsung melalui partai-partai politik, badan-

badan perwakilan rakyat, hingga pada badan administrasi

sendiri. Seperti halnya dengan ilmu politik, administrasi negara

adalah suatu ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki

rakyat melalui pemeintah dan cara mereka memperolehnya.

Pendapat senada dikemukakan juga oleh Dwight

Waldodalam bukunya Introduction to The Study of Public

Page 6: Makala h

Administrationbahwa politik yang menetapkan tujuan dan

administrasi yang merealisasikan /melaksanakan tujuan tersebut.

Dari kedua pendapat tadi dapat disimpulakan bahwa

negara dalam perspektif politik berusaha meujudkan pemenuhan

kebutuhan masyarakat melalui perencanaan pembangunan dan

administrasi negara yang merealisasikan atau melaksanakannya.

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Miftah

Thohadalam buku Dimensi-dimensi Prima Administrasi Negara

menyatakan bahwa : “pilar fundamental dari administrasi negara

adalah kebijakan publik”. Seperti kita ketahui bahwa salah satu

bentuk dari kebijakan publik yang paling tertinggi di negara (RI)

adalah GBHN yang didalamnya terdapat Perencanaan

Pembangunan.

Dari pendapat tersebut maka administrasi negara bukan

saja merealisasikan/melaksanakan tujuan negara tetapi juga

berusaha merumuskan apa-apa saja yang akan dicapai dalam

menuju tujuan negara tersebut melalui perencanaan

pembangunan.

Maka segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk

kepentingan umum itulah yang menjadi cakupan Administrasi

Negara. Administrasi Negara amat erat hubungannya dengan

soal pemberian jasa dan barang yang bersifat publik.

Dalam hal Administrasi Negara berkaitan dengan

pelaksanaan hukum dan pemberian pelayanan umum. Ini

merupakan fungsi dasar yang harus dilaksanakan/dilakukan

secara efektif, efesien, dan selaras denagn cita rasa rakyat serta

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan rakyat, yang akhirnya

kondisi tersebut tadi Administrasi Negara merupakan “titik temu”

antara hasrat dan harapan rakyat dengan pemerintah.

Page 7: Makala h

Dengan demikian Administrasi Negara adalah suatu ilmu

yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui

pemerintah dan cara mereka memperolehnya. Sesuai dengan

pendapat Dimock & Dimockbahwa hal-hal yang mendapat

perhatian utama dalam studi Administrasi Negara adalah

mengenai apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana

melakukannya.

Fungsi Administrasi Negara di negara-negara yang sedang

membangun sangat dominan, karena keberhasilan atau

kegagalan suatu program pembangunan dilimpahkan pada

kemampuan sistem Administrasi Negara yang ditetapkan Negara

tersebut. Hal ini jika dikaitkan dengan pendapat Leonardo D.

White bahwa Administrasi Negara terdiri dari semua operasi yang

bertujuan untuk melaksanakanPublic Policy atau kebijaksanaan

publik.

Kemampuan administrasi negara mencapai hasil maksimal

program pembangunan untuk memenuhi tuntutan

masyarakatnya sangat tergantung membuat dan merealisasikan

kebijaksanaan umum (public policy), yaitu ada 4 tahap :

1). Formulasi Kebijakan

Pelaksanaan dengan persoalan bagaimana masalah-masalah

public memperoleh perhatian para pembuat kebijakan,

bagaimana asal-usul kebijakan dirumuskan untuk

menanggapi masalah-masalah tertentu dipilih untuk

dirumuskan/diformulasikan dari tuntutan kebijakan (policy

Demand) dengan keputusan kebijakan (policy decision)

2). Implementasi Kebijakan

Yaitu aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan

suatu kebijakan secara efektif. Pelaksanaan aneka ragam

Page 8: Makala h

program yang dimaksudkan dalam kebijakan adalah aspek

proses kebijakan.

3). Evaluasi Kebijakan

Bertujuan untuk mengukur efektivitas dan dampak kebijakan

dengan alat-alat antara lain performance

Budgeting (anggaran disusun bedasarkan kegiatan), program

budgeting (anggaran disusun berdasarkan program)

dan performance auditing.

4). Terminasi Kebijakan

Yaitu proses penyelesaian kebijakan pemerintah manakala

kebijakan mulai tiada. Ini saatnya langkah mengoreksi

kebijakan menyimpang atau tidak, berhasil atau tidak, dan

apakah perlu diambil kebijakan baru sebagai tindak lanjutnya.

Bagi bangsa yang sedang membangun kegiatan negara

adalah untuk menciptakan kemakmuran dan keadalian sosial

bagi seluruh rakyat, maka sarana untuk itu adalah tidak lain

Administrasi Negara. Tetapi Administrasi Negara disini bukan

pengertian administrasi negara sebagai alat atau sarana dalam

pengertian fisik – mati (hanya sebagai teknik, prosedur, dan

mekanik) melainkan sebagai alat atau sarana dalam pengertian

organisme yang dinamik. Maka disini studi Administrasi Negara di

Negara yang sedang membangun tidak saja menyajikan soal

teknik dan prosedur melainkan menunjukan bagaimana

mengorganisasikan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang

telah, sedang, dan akan dilakukan untuk memakmurkan

kehidupan masyarakatnya.

Pembangunan adalah seatu proses untuk mengubah suatu

kondisi untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik. Maka tentu

saja pembangunan akan mengakibatkan berbagai perubahan.

Page 9: Makala h

Administrasi negara mempunyai konsekuensi selain administrasi

negara harus menyelenggarakan pembangunan, juga

administrasi negara harus malakukan penyelesaian terhadap

kasus-kasus atau permasalahan yang timbul dalam proses

pembangunan.

Konsekuesi ini mendorong studi administrasi negara untuk

meningkatkan kemampuannya dalam membuat

determinasi public policy yang lebih berdaya guna dan berhasil

guna agar kegiatan pemerintahan dapat diselenggarakan secara

produktif, praktis, dan menempuh cara-cara yang bijaksana.

Administrasi negara mengambil bagian aktif dalam

keseluruhan proses pemerintahan bukan hanya berkenaan

dengan proses kebijakan tetapi juga berkepentingan terhadap

adanya korps aparatur pemerintahan yang berkemampuan

tinggi.

Peranan studi Administrasi Negara melekat dalam

pentingnya Administrasi Negara yaitu :

1. Peranan Administrasi Negara sebagai Stabilisator masyarakat.

2. Peranan Administrasi Negara dalam perubahan sosial

3. Peranan Administrasi Negara sebagai kunci masyarakat

modern.

Pembangunan pasti akan menimbulkan akses

akibatperubahan yang kadang-kadang amat fundamental yaitu

adanya nilai yang hilang tetapi nilai yang baru belum ditemukan.

Maka kewajiban administrator publik menumbuhkan konformitas

terhadap sistem nilai dengan jalan :

1. Melestarikan nilai-nilai dasar yang telah menjadi konsensus

nasional.

Page 10: Makala h

2. Menegakan segala aturan dan ketentuan kepada setiap

anggota masyarakat.

3. Melakukan tindakan preventif terhadap kecenderungan untuk

melawan standar perilaku yang telah dilakukan.

BAB II

PENGERTIAN DASAR, TEORI DAN STRATEGI

A. Berbagai Pengertian Dasar

1. Perencanaan (Umum) adalah suatu, tindakan dan kegiatan

yang rasional berdasarkan informasi, penilaian dan

perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia

dan membutuhkan adanya kewenangan (kompetensi) agar

tercapainya tujuan dan sasaran yang diinginkan (organisasi

secara ekonomis, produktif, efektif dan effisien.

2. Perencanaan Pembangunan adalah suatu usaha, tindakan dan

kegiatan yang rasional berdasarkan informasi, penilaian dan

perhitungan-perhitungan bagi sumber-sumber yang tersedia

dan membutuhkan dana kewenangan (kompetensi), sehingga

terwujudnya perubahan-perubahan yang mendukung berbagai

aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sesuai dengan

tujuannya (pembangunan).

3. Perencanaan strategis menurut John M. Bryson &

Miftahudinadalah sekumpulan konsep, prosedur dan alat-alat

(sumber-sumber yang tersedia) sebagai upaya yang konkrit

dan disiplin untuk membuat satu keputusan dan tindakan

dalam melaksanakan perencanaan yang efektif dan effisien

Page 11: Makala h

4. Visi menurut R.A. Supriyono adalah pandangan atau

wawasan luas manajemen mengenai kondisi (lingkup, skala

dan ukuran) yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan.

5. Misi menurut R.A. Supriyono adalah pernyataan pokok

mengenai alasan eksistensi organisasi dan peta umum arah

dan pola organisasi di masa depan. Misi menentukan : (1)

bagaimana kehendak organisasi berinteraksi dengan

lingkungannya, dan (2) bagaimana kehendak organisasi untuk

mencapai visi tertentu.

6. Proses menurut J.F. Stoner adalah suatu cara untuk

melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan : Rasional;

Transparan; Akurat; dan Tepat = Hasil.

7. Sistem menurut Bintoro Tjokroamidjojo adalah suatu hal

yang menyeluruh atau suatu totalitas yang terpadu dan

saling berhubungan, saling terkait, saling interaksi dan saling

ketergantungan satu dengan lainnya.

8. Mekanisme adalah struktur bagi gerakan atau proses dari

unsur-unsur yang saling kait-mengkait dan tunjang-

menunjang dan atau mengisi secara terpadu untuk

mencapai tujuan dan sasaran.

9. Prosedur adalah :

a. suatu pola dalam melaksanakan fungsi dan tugas dengan

efektif dan effisien

b. suatu urutan kerja tahap-pertahap agar pelaksanaannya

dapat berjalan secara efektif dan effisien.

10. Strategi adalah suatu pendekatan secara umum dalam

memecahkan masalah berorganisasi.

Page 12: Makala h

11. Tata kerja adalah suatu urutan cara-cara melaksanakan

pekerjaan dengan mempertimbangkan fasilitas yang

tersedia.

12. Paradigma menurut Golossory adalah cara pandang yang

fundamental yang melandasi nilai-nilai tertentu dan

berisikan teori, konsep, metodologi dan cara pendekatan

yang dapat dipergunakan para teoritis dan praktisi dalam

menanggapi permasalahan baik dalam kaitan

pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan

permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan

kemanusiaan.

13. Komitmen adalah dukungan yang merupakan partisipasi aktif

(dari pejabat/pimpinan) dan keterlibatannya langsung dalam

penyediaan dana, fasilitas dan memberikan penghargaan

serta bertanggung jawab positif.

14. Prinsip/azas adsalah suatu poernyataan yang fundamental

atau kebenaran umum yang merupakan pedoman untuk

berpikir dan bertindak guna tercapainya tujuan dan sasaran

dengan efektif dan effisien.

15. Prinsip/azas manajemen menurut Bintoro Tjokroamidjojo :

a. Rasionalitas

b. Ekonomis

c. Produktif

d. Efektif

e. effisien

16. Prinsip/azas organisasi menurut Chester Bernard :

Page 13: Makala h

a. Pembagian tugas yang jelas

b. Pendelegasian wewenang

c. Pengawasan yang ketat (span of control)

d. Sentralisasi dan desentralisasi

e. Kesatuan perintah (Unity of Commond)

17. Dedikasi adalah pengabdian berlandaskan Imtaq dan Iptek

bagi kemajuan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara

18. Partisipasi adalah kebersamaan dan keterbukaan dalam

melaksanakan tugas dengan tetap memenuhi kewajiban

dan tanggung jawab masing-masing.

19. Prestasi adalah meningkatnya effisiensi dan kinerja organisasi

berdasarkan/berlandaskan kompetensi dan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang terus dikembangkan.

20. Akuntabilitas adalah hasil kerja yang dapat

dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas maupun

norma-norma hukum.

21. Unsur-unsur manajemen menurut G.R. Terry :

A. ORANG/PEGAWAI

B. UANG/DANA

C. BAHAN-BAHAN

D. MESIN-MESIN

E. METODE

F. PASAR/HUMAS

Page 14: Makala h

(6 M)

22. Fungsi-fungsi manajemen menurut G.R. Terry :

a. Perencanaan

b. Pengorganisasian

c. Penggerakan

d. Pengawasan

23. Faktor-faktor Kepemimpinan menurut BP.7 Pusat Tahun

1978 :

a. Peranan : Sangat Strategis

b. Unsur : Keteladanan

c. Aspek : Konsisten dan Konsekuen

d. Semangat : Kekeluargaan

e. Sikap : Sebagai Pengasuh

Sebagai Pendorong

Sebagai Penuntun

Sebagai Pembimbing

24. Sistem Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal)/Pengawasan

Melekat (Waskat) :

a. Komparatif : Laporan-laporan

b. Verifikatif : Prosedur

Page 15: Makala h

c. Inspektif : Pengecekan langsung

d. Investigatif : Penyidikan

25. S W O T :

a. Strengh : Kekuatan

b. Weaknes : Kelemahan

c. Opportunity : Peluang/Kesempatan

d. Threat : Ancaman/Tantangan

B. Pengertian Tentang Teori Dan Strategi

Teori adalah ciri utama setiap ilmu, jika sesuatu tidak memiliki teori tersendiri berarti tidak layak menyatakan sebagai ilmu.

Teori dipergunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena tertentu secara rasional.

Munculnya teori : Masalah  Identifikasi masalah  Postulat  Hipotesis  Riset Analisis  Klonklusi/asumsi  Teori.

Teori selalu berkaitan dengan hukum dan prinsip. Hukum adalah pernyataan yang menyatakan hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih. Prinsip adalah yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi.

Strategi pengertiannya dapat dilihat didalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, bahwa strategi adalah :

1. ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa (-

bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang

dan damai;

Page 16: Makala h

2. ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi

musuh di perang, dikondisi yang menguntungkan, ...;

3. rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus;

4. ... strategi nasional : seni dan ilmu mengembangkan dan

menggunakan berbagai kekuatan nasional, baik di masa

damai maupun di masa perang, untuk mendukung pencapaian

tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

Menurut Christensen yang dikutip oleh R.A.

Supriyonodalam buku Manajemen Strategi Dan Kebijakan

Bisnis menyatakan bahwa : “pengertian strategi dapat ditinjau

dari segi militer, politik, ekonomi dan perusahaan. Dari segi

militer, strategi adalah penempatan satuan-satuan atau

kekuatan-kekuatan tentara di medan perang untuk mengalahkan

musuh. Dari segi politik, strategi adalah penggunaan sumber-

sumber nasional untuk mencapai tujuan nasional. Dari segi

ekonomi, strategi adalah alokasi sumber-sumber yang sifatnya

jarang atau terbatas”(1998 : 7).

Selanjutnya Christensen menyatakan bahwa : “Strategi

adalah pola-pola berbagai tujuan serta kebijaksanaan dasar dan

rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan

sedemikian rupa sehingga jelas usaha apa yang sedang dan akan

dilaksanakan oleh perusahaan,, demikian juga sifat perusahaan

abik sekarang maupun di masa yang akan datang”(1998 : 7).

Sedangkan pengertian strategi dapat dilihat dari

pendapatOnong Uchjana Effendi dalam buku berjudul

“Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa : “.... strategi

komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (communications

management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai

Page 17: Makala h

tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan

bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam

arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-

waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi

Komunikasi’ menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi

adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan

strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan

situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin

dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan

strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara

memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan

perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.

(1984 :10)

B. Hubungan Dan Relevansi Teori dengan Strategi

Pembangunan

Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus

didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi pembangunan

harus didukung dengan teori, dengan teori merupakan

pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji

kebenarannya. Karena teori merupakan

suatu statement (pernyataan) atau suatu konklusi dari

beberapa statement yang menghubungkan (mengkorelasikan)

suatustatement yang satu dengan statement lainnya.

Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-

tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata “program”

dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar

dan rasional yang dimainkan oleh pimpinan dalam perumusan

strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu

bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan

Page 18: Makala h

pedoman pamanfaatan sumber-sumber daya organisasi yang

digunakan untuk perencanaan dan pencapaian tujuan.

Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan

organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini

mengandung arti bahwa setiap organisasi (termasuk organisasi

negara/pemerintahan) selalu mempunyai strategi. Walau kadang

tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi dapat

menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber

lainnya dengan tantangan dan rasio yang harus dihadapi dari

lingkungan di luar organisasi.

Salah satu hal yang penting dalam rangka hubungan

perkembangan ilmu (termasuk di dalamnya terdapat berbagai

teori) dan teknologi (termasuk berbagai strategi) dengan

pembangunan adalah bagaimana caranya ilmu (teori) dan

teknologi (strategi) dapat merupakan sumber yang penting

dalam proses perumusan kebijakan dan perumusan perencanaan

serta pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian kebijakan

pemerintah/negara memberi perhatian terhadap prospek masa

depan berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi.

Perumusan kebijakan (perencanaan) demikian didasarkan juga

atas sumbangan dari disiplin ilmu. Kecuali itu perkembangan

dalam dunia ilmu dan teknologi, dengan lengkapnya berbagai

teori dan berbagai teknik/strategi, juga dapat mempengaruhi

kualitas administrasi negara suatu negara tertentu. Antara lain

berbagai teknik-teknik dan pendekatan manajemen yang maju

dapat dipergunakan dalam pelaksanaan administrasi negara.

Bahkan berbagai peralatan-peralatan baru dapat meningkatkan

efektivitas dan effisiensi administrasi negara. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Public

Administration in the Second United Nations Development

Decade : “Developing countries need to give more attention to

the management of scientifi and technological institutions as well

Page 19: Makala h

as to the application of science and technology to public

administration”.

Dari pernyataan tersebut di atas maka apabila

perkembangan administrasi negara makin maju berkat

perkembangan ilmu dan teknologi, maka administrasi negara

dapat membuat dan merumuskan perencanaan pembangunan

yang paling tepat untuk dilaksanakan dan pelaksanaannya dapat

tercapai dengan efektif dan effisien.

Peranan strategi menjadi semakin penting akhir-akhir ini.

Para pimpinan menyadari bahwa perumusan tujuan dan strategi

organisasi yang baik dan jelas dapat memberikan arah dan

pedoman bagi organisasinya, termasuk dalam kontek organisasi

negara. Sebagai hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik dan

jelas, sehingga memungkinkan pimpinan untuk merumuskan

perencanaan pembangunan, rencana-rencana dan kegiatan-

kegiatan yang memberi arah pencapaian tujuan.

Disamping itu, perkembangan lingkungan terjadi sangat

pesat yang menambah pentingnya strategi, yaitu :

(1) Kenaikan tingkat perubahan teknologi;

(2) pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial;

(3) peningkatan kompleksitas lingkungan eksternal; dan

(4) semakin panjangnya tenggang waktu antara keputusan-

keputusan sekarang dan hasil-hasil di waktu yang akan

datang.

Kebaikan utama perencanaan strategi adalah dalam

memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan

organisasi. Dengan mempergunakan perencanaan strategi, para

manajer akan memberikan kepada organisasi tujuan-tujuan

Page 20: Makala h

tersebut. Jadi, organisasi mempunyai sasaran dan pengarahan

yang jelas. Disamping itu proses perncanaan strategi, membantu

manajer mengantisipasi masalah-masalah sebelum timbul dan

menanganinya sebelum terjadi lebih berat.

Kebaikan penting perencanaan strategi lainnya membantu

para manajer dalam pembuatan keputusan. Analisa hati-hati dari

perencanaan strategi memberikan kepada para manajer lebih

banyak informasi yang mereka perlukan untuk membuat

keputusan-keputusan yang baik.

BAB III

PENGERTIAN PERENCANAANA. Arti Perencanaan Sebagai Proses, Metode, Dan Sistem

Menurut Henry Mintzberg dalam buku “The Rise and Fall of

Strategic Planning” menyatakan bahwa planning :

(1) ... is the future thinking

(2) ... is controlling the future

(3) ... is decision making

(4) ... is a formalized procedure to produce an

articulate results, in the form of an integrated

system of decisions

Perencanaan adalah kegiatan yang mengupayakan dan

menyepakatihari depan yang diinginkan dalam keterkaitan

dengan kelaikan,kemungkinan dan kebolehjadian pencapaiannya

(Perencanaan selalu menyangkut keadaan sekarang yang akan

diubah, menjadi keadaan yang diinginkan).

Page 21: Makala h

 Kelaikan (= feasibility) terutama dipengaruhi oleh sumberdaya

yang dapat disediakan.

 Kemungkinan (= possibility) terutama dipengaruhi oleh

kemampuan manajerial.

 Kebolehjadian (= probability) terutama dipengaruhi oleh unsur-

unsur lingkungan eksternal yang pada ummnya jangkauan

manajemen organisasi.

Mendiang PM India Jawaharlal Nehru yang

dikutip Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi

Di Dunia Ketiga (Jilid 2) menyatakan bahwa : “Perencanaan itu

merupakan latihan inteligensi untuk menghadapi kenyataan-

kenyataan dan situasi menurut apa adanya, dan mencari jalan

untuk mengatasi problema-problemanya” (1983 : 163)

Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa : Perencanaan

adalah perhitungan dan penentuan daripada apa yang akan

dijalankan didalam rangka mencapai rangka mencapai suatu

prapta (objective) yang tertentu, dimana, bilamana, oleh siapa

dan bagaimana tata caranya.

Bintoro Tjokroamidjojo menyatakan bahwa : Perencanaan

merupakan suatu tindakan, akan tetapi perencanaan sebagai

suatu proses karena perencanaan adalah suatu tindakan pilihan

yang terbaik atau menguntungkan dari berbagai pilihan atau

alternatif dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran.

G.R. Terry menyatakan bahwa : Perencanaan adalah

tindakan pemilihan fakta dan usaha serta perbuatan dan

pebggunaan asumsi-asumsi mengenai masa yang kan datang.

Dalam hal ini menggambarkan serta menstimulir kegiatan-

kegiatan yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai

hasil-hasil yang diinginkan.

Page 22: Makala h

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan

mempunyai pengertian :

a) Dalam arti seluas-luasnya, tidak lain adalah proses

mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

b) Proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan dan penentuan

aparat pelaksana kegiatan untuk tujuan tertentu.

c) Usaha yang diorganisir berdasarkan perhitungan-perhitungan

untuk memajukan perkembangan tertentu.

Perencanaan sebagai pedoman dalam upaya kita

mencapai proses apa-apa yang akan diinginkan sebagaimana

dikemukakanMendiang Presiden Amerika Serikat Abraham

Lincoln yang dikutipMichael P. Todaro dalam buku

Pembangunan Ejonomi Di Dunia Ketiga (Jilid 2) menyatakan

bahwa : “Seandainya kita sudah mengetahui lebih dahulu di

mana kita berada, dan apa yang akan kita tuju, maka kita akan

mendapatkan kesimpulan yang lebih baik, tentang apa yang

harus kita lakukan, dan bagaimana cara melakukannya” (1983 :

183).

Proses menurut J.F. Stoner adalah suatu cara untuk

melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan secara :

rasiona; transparan; akurat; dan tepat sehingga mendapatkan

hasil.

Perencanaan ditinjau dari sudut proses, yaitu proses yang

berkesinambungan dari segala kegiatan untuk mencapai tujuan,

dimulai dari proses pemikiran, penentuan, tujuan sampai

pelaksaaan kerja sehingga tujuan tercapai.

Proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui 3 pendekatan (3 Approach terhadap planning) :

Page 23: Makala h

A. Mengetahui sifat-sifat/cirri-ciri suatu perencanaan.

Perencanaan yang baik ada 10 ciri :

1. Harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya. Artinya dengan perencanaan itu

tujuan akan mudah dicapai, bukan malah mempersulit

pencapaiannya.

2. Harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh

memehami tujuan organisasi.

3. Harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh

mendalami teknik-teknik perencanaan.

4. Harus disertai oleh suatu perincian yang teliti.

5. tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan

6. Rencana harus sederhana, artinya susunan rencana itu

sistematis, bahasa yang mudah dipahami dan ada prioritas

yang jelas.

7. Rencana harus luwes, yaitu walau pola dasar rencana itu

permanen tapi harus ada kemungkinan perubahan

penyesuaian terhadap suatu kondisi tertentu.

8. Di dalam rencana harus terdapat tempat pengambilan

resiko.

9. Rencana harus bersifat praktis/pragmatis, yaitu harus dapat

tercapai (attainable).

10. Rencana harus merupakan “forecasting” (peramalan atas

keadaan yang mungkin dihadapi).

B. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian

yang harus dijawab dengan memuaskan :

Page 24: Makala h

1. What, apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

2. Where, dimana kegiatan-kegiatan tertentu hendak

dijalankan

3. When, Kapan rencana itu dilaksanakan

4. How, bagaimana cara melaksankan kegiatan-kegiatan ke

arah tercapainya tujuan

5. Who, Siapa hal ini menyangkut pembagian tugas, wewenang

dan tanggung jawab.

6. Why, mengapa, secara filosofis mendahului pertanyaan ke-

5 sebelumnya. Hal ini berarti menyangkut kriteria akan

kapabilitas orang yang akan diberikan tugas dan tanggung

jawab dalam melaksanakan rencana tersebut.

C. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang

harus dipecahkan dengan menggunakan teknik-teknik ilmiah

(scientific techniques of problem-solving), meliputi 7 langkah :

1. Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi. (Know

the nature of the problem).

2. Mengumpulkan data (collect data)

3. Penganalisaan data ( analysis of the data)

4. Penentuan bebrapa alternatif (determination of several

alternative)

5. Memilih cara yang kelihatannya terbaik (selection of the

seeminingly best wal from among alternatives)

6. Palaksanaan (Execution)

Page 25: Makala h

7. Penilaian hasil yang dicapai (evaluation of result)

B. Berbagai Fungsi Dan Jenis Perencanaan

Perencanaan yang didalam operasionalnya dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

1) Perencanaan fisik ( Physical planning ), yaitu yang

berhubungan dengan sifat-sifat serta pengaturan gedung-

gedung, alat-alat, sarana (material) dan fasilitas yang

lazimnya disebut perencanaan fisik

2) Perencanaan fungsional ( Fungsional planning ), yaitu yang

berhubungan dengan fungsi tertentu dan atau fungsi-fungsi

yang terbatas jumnlahnya, contoh : Perencanaan Pegawai

3) Perencanaan secara luas ( Comprehensive planning ), yaitu

yang berhubungan dengan perencanaan yang menyeluruh

dalam arti intern dan ekstern dari berbagai kegiatan

organisasi, perencanaan ini mengintegrasikan dari beberapa

kegiatan organisasi, contohnya : Perencanaan Pemulihan

Wilayah Aceh Pasca Tsunami

4) Perencanaan yang dikombinasikan (General combination

planning ), yaitu perencanaan yang meliputi berbagai aspek

kegiatan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang ada pada unit

kerja dalam sesuatu organisasi yang mempunyai tujuan sama,

dan demikian juga halnya dengan antar instansi/organisasi.

Contoh : Perencanaan Bidang Pendidikan

Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis,

berkesinambungan, dan kreatif, agar manajemen tidak hanya

akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi

peserta aktif dalam memanfaatkan lingkungannya.

Page 26: Makala h

Ada dua alasan perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :

(1) “Protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan; dan

(2) “Positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses

pencapaian tujuan organisasi.

Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya :

1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan;

2) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-

masalah utama;

3) memungkinkan pimpinan memahami keseluruhan gambaran

operasi lebih jelas; dan meminimkan pekerjaan yang tidak

pasti;

4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;

5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;

6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai

bagian organisasi;

7) menghemat waktu, usaha, dan dana.

BAB IVKONSEPSI PEMBANGUNAN ( ARTI DAN MODEL )

A. Pendefinisian Pembangunan

Page 27: Makala h

Istilah yang netral digunakan untuk pembangunan

menurutM. Faisal Khan adalah :

 Modernisasi

 Perubahan

 Pemupukan Modal

 Pertumbuhan Ekonomi

 Kemajuan Pengetahuan Dan Teknologi

 Industrialisasi

 Perubahan Sosial Yang Teratur

 Pembangunan Bangsa

 Penyempurnaan Kesejahteraan Umum

 Demokratisasi

 Inovasi Dan Swakarya

Pembangunan disefinisikan sebagai pertumbuhan dari suatu yang lebih rendah menuju keadaan yang lebih tinggi atau lebih maju.

Pembangunan juga berarti kemajuan yang berjalan

setahap demi setahap dan lambat laun menuju pada kematangan

yang dapat diartikan sebagai proses tanpa berhenti ( never

ending proces ).

Sedangkan Pembangunan Nasional pada dasarnya mempunyai 5 pengertian, yaitu :

1. Kesejahteraan ekonomi, baik makmur maupun keadilan;

Page 28: Makala h

2. Modernisasi, proses kearah masyarakat maju;

3. Pembangunan bangsa, proses pengembangan masyarakat

primodial dengan pelaksanaan Wawasan Nusantara;

4. Wawasan lingkungan dalam arti memecahkan masalah

lingkungan antara lain : Kebodohan dan kemiskinan;

5. Pembangunan manusia dalam hal ini kualitas sumber daya

manusia.

B. Berbagai Pemahaman Tentang Konsep Pembangunan

Konsep pembangunan pada awalnya tidak akan terlepas

dari berbagai teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan

oleh para ahli, diantaranya :

1) Teori Pembangunan Adam Smith, dikenal dengan ‘Teori

Hukum Alam’ yang meyakini berlakunya doktrin ‘hukum alam’

dalam persoalan ekonomi maka wajar kalau ia menganjurkan

kebijakan ‘pasar bebas’ dalam ekonomi. Kekuatan yang tidak

terlihat, yaitu pasar persaingan sempurna yang merupakan

mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis,

cenderung untuk memaksimumkan kesejahteraan nasional.

2) Teori Ricardian. David Richardo membangun teorinya

tentang saling hubungan antara tiga kelompok dalam

perekonomian, yaitu tuan tanah, kapitalis, dan buruh.

Keseluruhan pendapatan nasional dibagi-bagikan kepada tiga

kelompok tersebut masing-masing sebagai uang sewa,

keuntungan, dan upah.

3) Teori Malthus. Thomas Robert Malthus tidak menganggap

proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya,

memerlukan berbagai usaha yang konsisten di fihak rakyat.

Jadi proses pembangunan adalah suatu proses naik-turunnya

Page 29: Makala h

aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar-tidaknya

aktivitas ekonomi.

4) Teori Mill. John Stuart Mill menganggap pembangunan

ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal.

Peningkatan kesejahteraan hanya mungkin bila tanah dan

modal mampu meningkatkan produksi lebih capat dibanding

angkatan kerja.

5) Teori Marxis. Karl Marx menyumbang kepada teori

pembangunan ekonomi dalam tiga hal, yaitu : dalam arti luas

memberikan tafsiran sejarah dari sudut ekonomi, dalam art

sempit merinci kekuatan yang mendorong perkembangan

kapitalis, dan terakhir menawarkan jalan alternatif tentang

pembangunan ekonomi terencana. Dalam penafsiran sejarah

bahwa semua peristiwa sejarah adalah hasil perjuangan

ekonomi yang terus menerus di antara berbagai kelas dan

kelompok dalam masyarakat. Dalam perkembangan kapitalis,

karena produksi tunduk pada perubahan maka bila kekuatan

produksi bertentangan dengan struktur kelas masyarakat akan

terjadi ‘revolusi sosial’.

6) Teori Schumpeter. Joseph Alois Schumpeter menyatakan

bahwa pembangunan adalah perubahan yang spontan dan

terputus-putus pada saluran sirkuler (dari produksi barang,

penawaran, permintaan, laba, tabungan, dan bunga).

7) Teori Keynes, hanya ditujukan pada negara kapitalis maju.

8) Teori Rostow, membedakan adanya lima tahap pertumbuhan

ekonomi, yaitu :

(1) masyarakat tradisional;

(2) prasyarat untuk tinggal landas;

Page 30: Makala h

(3) tinggal landas;

(4) dewasa / maturity; dan

(5) masa konsumsi massal.

9) Teori Lewis. W. Arthur Lewis membangun teori sistematis

‘Pembangunan ekonomi dengan penawaran buruh yang

tidak terbatas’. Pada negara berkembang tersedia buruh

melimpah dengan upah sekedar cukup untuk hidup

(subsisten). Pembangunan ekonomi berlangsung apabila

modal terakumulasi sebagai akibat peralihan buruh surplus

dar sektor ‘subsisten’ ke sektor ‘kapitalis’.

10) Teori Leibenstein. Harvey Leibenstein mengajukan tesis

bahwa negara terbelakang dicekam oleh lingkaran setan

kemiskinan yang membuat tetap berada di sekitar tingkat

keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Jalan

keluarnya adalah ‘upaya minimum kritis’ tertentu yang

akan menaikkan perdapatan per kapita pada tingkat

dimana pembangunan yang berkesinambungan

dipertahankan.

11) Teori ‘Dorongan Kuat’ (Big Push Theory). Paul N.

Rosenstein-Rodan mengemukakan bahwa untuk

menanggulangi hambatan pembangunan ekonomi negara

terbelakang dan untuk mendorong ekonomi tersebut ke

arah kemajuan diperlukan suatu ‘dorongan kuat’ atau suatu

program besar menyeluruh dalam bentuk suatu jumlah

minimum investasi.

12) Teori Myrdall. Gunnar Myrdall berpendapat bahwa

pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-

menyebab sirkuler yang membuat si kaya mendapat

keuntungan semakin banyak dan mereka yang tertinggal di

Page 31: Makala h

belakang menjadi semakin terhambat. dampak balik

(backwash effects) cenderung membesar dan dampak

sebar (spread effects) cenderung mengecil. Secara

kumulatif kecenderungan ini semakin memperbudak

ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan

regional di antara negara-negara terbelakang (masih

menghadapi ‘lingkaran setan kemiskinan’).

Konsep pembangunan di Negara

Republik Indonesiamenerapkan berbagai teori-teori

pembangunan yang sudah berhasil diterpakan di negara lain

dengan disesuaikan dengan keadaan sosial budaya

masyarakat Indonesia.

Adapun azas dalam pembangunan nasional di Indonesia,

meliputi

1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Manfaat

3. Demokrasi

4. Adil dan makmur

5. Keseimbangan

6. Hukum

7. Kemandirian

8. Kejuangan

9. Iptek

Menurut Imam Nazeni konsep pembangunan ibarat

proses komputer yang harus ada perangkatnya, yaitu :

Page 32: Makala h

a) Perangkat Keras :

1. Tenaga kerja/pegawai

2. Dana/keuangan

3. Material/peralatan

4. Basis usaha/organisasi

5. Waktu

b) Perangkat Lunak :

1. Kecerdasan/ilmu

2. Keahlian/keterampilan

3. Peraturan-peraturan

4. Teknologi

5. Informasi

6. Nilai-nilai kepribadian/moral.

Berkaitan dengan konsep pembangunan adalah konsep mengenai kemajuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan suatu negara. Istilah yang diusung untuk negara-negara yang sedang membangun oleh Gunar Myrdall disebut negara kurang berkembang/tidak berkembang (underdeveloped). Meier, Baldwin, & Barbara Wardmenggunakan istilah ‘negara miskin’. Sedang Ny. Hicks lebih senang menggunakan istilah yang lebih terhormat dengan ‘negara sedang berkembang (the developing countries)’. Sekarang sering muncul istilah baru ‘dunia ketiga’.

Adapun kriteria untuk negara-negara sedang berkembang menurutSimon Kuznets yang dikutip M.L. Jhingan dalam buku Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, yaitu :

- Pertama, berarti kegagalan memanfaatkan secara penuh potensi produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan teknologi yang ada atau suatu kegagalan yang bersumber pada perlawanan lembaga-lembaga sosial.

Page 33: Makala h

- Kedua, berarti keterbelakangan dalam kinerja (performance) ekonomi dibandingkan dengan beberapa negara terkemuka pada masanya.

- Ketiga, berarti kemiskinan ekonomi, dalam arti kegagalan untuk menyediakan biaya hidup yang memadai dan harta benda yang memuaskan sebagian terbesar penduduk.

Selanjutnya M.L. Jhingan sendiri dalam buku Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan telah mengemukakan kriteria negara terbelakang sebagai berikut :

1) nisbah (rasio) penduduk terhadap wilayah tanah

2) perbandingan output industri terhadap keseluruhan output.

3) rasio yang rendah antara modal terhadap populasi per kapala

4) memiliki sumber alam yang belum tergali

5) rendahnya pendapatan per kapita

Kriteria yang terakhir (ke-5) inilah yang banyak diterima dan digunakan para ahli lainnya.

Konsep pembangunan yang dikembangkan pada masa

sekarang adalah agar negara/pemerintah memberikan pelayanan

pada masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Ryaas

Rasyid (2002 :171) menyatakan bahwa dalam rangka

membangunan kembali citra pemerintahan sebagai pelayanan

yang adil, maka kita kembali menggunakan paradigma

pelayanan dan pemberdayaan. Bila dikaji lebih mendalam bahwa

pendapat ini tidak menghilangkan peran pemerintah sebagai

“agent Pembangunan” atau dikatakan bahwa pemerintah sudah

tidak lagi memiliki komitment pembangunan, tetapi

mendudukkan tugas pembangunan itu diatas landasan nilai

pelayanan. Artinya bahwa tidak ada lagi kebijakan pembangunan

yang mengandung nilai ketidakadilan dan yang bersifat

Page 34: Makala h

mematikan kreativitas masyarakat. Kebijakan semacam itu jelas

bertentangan dengan komitmen pelayanan dan pemberdayaan.

C. Model-model Pembangunan Dan Pergeserannya

Model-model pembangunan yang berkembang dalan teori perencanaan pembangunan muncul dari model pembangunan ekonomi, diantaranya :

1) Model Harrod-Domar, mencoba menelaah persyaratan

pertumbuhan mantap (steady growth) dalam perekonomian.

Peranan kuncinya pada investasi di dalam proses

pertumbuhan ekonomi. Watak ganda dari investasi, pertama

menciptakan pendapatan (dampak permintaan), dan kedua

memperbesar kapasitas produksi perekonomian negara

melalui stok modal (dampak penawaran). Selama investasi

netto tetap berlangsung, pendapatan nyata danoutput akan

senantiasa membesar dan tingkat pertumbuhan pendapatan

yang diperlukan (disebut “tingkat pertumbuhan terjamin

(warranted rate of grouth) atau tingkat pertumbuhan penuh”)

dapat terus berlangsung.

2) Model Distribusi Menurut Kaldor, merupakan suatu usaha untuk

menjadikan rasio tabungan-modal sebagai suatu variabel di

dalam proses pertumbuhan. Didasarkan pada “fungsi

tabungan klasik” bahwa tabungan (S=saving) adalah sama

dengan rasio antara keuntungan (P=profit) dan pendapatan

nasional (Y=Income nasional) ► S=P/Y

3) Model Akumulasi Modal Joan Robinson, model pertumbuhan

ekonomi yang sederhana berdasarkan ‘aturan main kapasitas’.

Dalam model ini “tidak begitu banyak keterkaitan dengan

pergeseran ekuilibirium dalam perekonomian kapitalis, tetapi

ditambah dengan pengkajian sifat-sifat pertumbuhan

Page 35: Makala h

ekuilibirium (antara pertumbuhan penduduk, kemajuan

teknologi, akumulasi modal dan faktor-faktor kelembagaan)”.

4) Model Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik Meade, model

pertumbuhan eko0nomi neo-klasik yang dirancang untuk

menjelaskan bagaimana bentuk paling sderhana dari sistem

ekonomi akan berperilaku selama proses pertumbuhan

ekuilibirium. Di dalam perekonomian sebagai output bersih

diproduksi tergantung pada empat faktor : (1) Stok modal

netto yang tersedia dalam bentuk mesin; (2) Jumlah tenaga

buruh yang tersedia; (3) Tanah dan sumber alam yang

tersedia; dan (4) Keadaan pengetahuan teknik yang terus

membaik sepanjang waktu.

5) Model Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang Solow, bahwa

dengan koefisien teknik yang bersifat variabel, rasio modal-

buruh akan cenderung menyesuaikan dirinya, dalam

perjalanan waktu, ke arah rasio keseimbangan

6) Model Perubahan Teknikal. Menurut Hicks suatu penemuan

dikatakan netral apbila penemuan itu meningkatkan

produktivitas buruh dan modal dalam proporsi yang sama.

Perubahan teknikal dianggap netral jika rasio produk marginal

modal terhadap produk marginal buruh tetap tidak berubah

pada rasio modal-buruh yang konstan.

7) Model Pertumbuhan Mantap. Konsep pertumbuhan mantap

(steady-state growth) adalah pasangan dari ekuilibirium

jangka panjang. Semua variabel seperti output : penduduk,

stok modal, tabungan, investasi, dan kemajuan teknologi

masing-masing tumbuh secara konstan atau pada laju yang

lurus secara eksponensial.

Selanjutnya Michael P. Todaro dalam buku

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga telah mengutip publikasi

Page 36: Makala h

tahun 1951 dariUnited Nation Departement of Economic

Affairs (Departemen Urusan Ekonomi Perserikatan Bangsa-

bangsa) membedakan empat jenis perencanaan, yang masing-

masing telah dipergunakan dalam bentuk yang sama atau

berlainan oleh hampir semua negara sedang berkembang :

 Pertama ... perencanaan yang hanya menyangkut penyusunan

program perbelanjaan pemerintah yang berlaku untuk

masa/jangka waktu satu tahun sampai sepuluh tahun.

 Kedua, perencanaan yang kadang-kadang hanya mengenai

pelaksanaan target produksi, apakah bagi perusahaan-

perusahaan swasta, ataukah bagi perusahaan-pertusahaan

pemerintah, dengan dasar-dasar masukan/input tenaga kerja,

modal atau sumber-sumber lain yang langka, atau

penggunaan/pemakaian dengan dasar luaran/output.

 Ketiga, perencanaan yang bisa dipakai untuk menjelaskan

keterangan pelaksanaan target-target ekonomi secara

keseluruhan, menentukan alokasi semua sumber yang langka

diantara berbagai cabang ekonomi.

 Keempat, perencanaan yang kadang-kadang dipergunakan

untuk menjelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah yang mencoba memaksa perusahaan-perusahaan

swasta untuk mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya.

BAB V

PERENCANAAN EKONOMI KE PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Page 37: Makala h

A. Alasan-alasan Terjadinya Perubahan Dari Perencanaan Ekonomi Ke Perencanaan Pembangunan

Semenjak negara Republik Indonesia dibentuk dan

merdeka serta mendapat pengakuan internasional, maka upaya

untuk mensejahterakan rakyat Indonesia itu pemerintah

melakukan upaya-upaya pembangunan dengan titik berat

(fokusnya) pada pembangunan ekonomi. Perekonomian yang

maju dianggap sebagai tolak ukur untuk kemajuan suatu

bangsa/negara. Hal ini dipengaruhi juga dengan keadaan

masyarakat internasional, terutama negara-negara yang baru

merdeka (sedang berkembang) sama-sama mengadakan

pembangunan ekonomi.

Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di

Dunia Ketiga menyatakan bahwa : “Perencanaan ekonomi bisa

diartikan dengan suatu usaha pemerintah yang sungguh-sungguh

untuk mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam

jangka panjang dan untuk mempengaruhi secara langsung dan

dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan tingkat dan

pertumbuhan variabel ekonomi yang penting dari suatu negara

(penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi, tabungan

eksport, import dan lain-lain) dalam rangka usaha untuk

mencapai tujuan-tujuan pembangunan”. (1983 : 165).

Pada pelaksanaannya pembangunan yang menitikberatkan

bidang ekonomi belum berhasil memajukan perkembangan

masyarakat mencapai kesejahteraan. Hal ini disebabkan

pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh banyak variabel.

Diantaranya variabel ‘endogen’ yang artinya mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Misalnya kurs nilai

mata uang, kondisi politik, keamanan, industri dan sebagainya.

Sedangkan variabel ‘eksogen’ yang artinya mempengaruhi

variabel endogen, misalnya kestabilan politik, kestabilan nilai

tukar mata uang, industri-industri produksinya stabil,import dan

Page 38: Makala h

eksport berjalan dengan lancar, keamanan mantap dan

sebagainya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kemauan dan

kestabilan politik serta kemauan untuk berkorban. Variabel yang

dapat dipakai oleh perencana dan pengambil keputusan disebut

‘policy instrument’ atau ‘policy variabels’.

Pada pengalaman upaya pembangunan ekonomi di

negara-negara yang sedang berkembang yang banyak

mengalami kegagalan dikarenakan menemui hambatan-

hambatan berikut :

A) Adanya ciri-ciri negara yang terbelakang, sepereti telah

diuraikan dimuka.

B) Lingkaran setan kemiskinan. Menurut R. Nurkse bahwa

lingkaran setan pada pokoknya berasal dari fakta behwa

produktivitas total di negara terbelakang sangat rendah

sebagai akibat kekurangan modal, pasar yang tidak

sempurna, dan keterbelakangan perekonomian. Lingkaran

tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut : Produktivitas

rendah ►Pendapatan rendah ► Permintaan rendah ►

Tabungan rendah ► Investasi rendah ► Kurang modal ►

Produktivitas rendah.

C) Tingkat pembentukan modal yang rendah

D) Hanbatan sosio-budaya, yaitu kebanyakan negara-negara

berkembang memiliki lembaga sosial dan sikp hidup yang

tidak menunjang pembangunan ekonomi.

E) Effek dari globalisasi menjadikan komunikasi antar masyarakat

maju dengan masyarakat berkembang semakin mudah tetapi

menimbulkan hasrat dari masyarakat negara berkembang

ingin meniru pola konsumsi negara maju

disebut demonstration effect.

Page 39: Makala h

F) Dampak kekuatan internasional. Myint, Prebish, Singer, Lewis &

Myrdall telah mengembangkan teori tentang penghisapan

negara-negara terbelakang secara internasional. Bahwa : “di

dalam perekonomian dunia telah bermain kekuatan-kekuatan

yang tidak seimbang; akibatnya keuntungan perdagangan

lebih banyak mengalir ke negara-negara maju”.

B. Proses Prencanaan Pembangunan

Dalam perbedaan yang besar mengenai rencana-rencana pembangunan dan teknik-teknik perencanaan, ada beberapa karakteristik dasar tentang perencanaan ‘yang komprehensif’ yang sudah umum bagi negara-negara sedang berkembang, seperti dikemukakan oleh T. Killick yang dikutip Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, yang telah membuat daftar enam karakteristik, sebagai berikut :

1. Dimulai dari pandangan dan tujuan politik pemerintah, perencanaan itu berusaha menetapkan tujuan kebijaksanaan, terutama sekali menyangkut pembangunan ekonomi masa depan.

2. Suatu rencana pembangunan menyusun stretegi yang ditujukan untuk mencapai saran-saran tersebut, yang biasanya dimasukkan dalam target spesifik.

3. Rencana itu berusaha menciptakan koordinasi secara terpusat, pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prinsip-prinsip dalam negeri yang konsisten, memilih tindakan-tindakan yang optimal mengenai implementasi strategi dan mencapai target, dan dimaksudkan untuk bisa dipergunakan sebagai kerangka kerja dalam mengarahkan keputusan-keputusan atau tindakan-tindakan selanjutnya dari hari ke hari.

4. Perencanaan itu mencakup seluruh perekonomian (dan karena itu perencanaan itu adalah ‘komprehensif’, bertentangan dengan perencanaan ‘kolonial’ atau ‘sektor pemerintah’).

Page 40: Makala h

5. Untuk mengusahakan secara optimal dan konsisten, rencana komprehensif itu harus lebih banyak menggunakan model ekonomi makro yang diformulasi, dan akan dipergunakan untuk proyeksi pelaksanaan ekonomi yang direncanakan untuk masa yang akan datang.

6. Suatu rencana pembangunan biasanya meliputi jangka waktu, katakanlah 5 tahun, dan secara fisik dinyatakan sebagai dokumen rencana jangka menengah (medium term plan document), yang mungkin saja berhubungan dengan perspektif rencana jangka panjang dan dilengkapi dengan rencana tahunan.

Secara umum perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional adalah sebagai berikut :

(1) Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang; ► Dapat dilihat

pada : Kebijakan dalam GBHN

(2) Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah; ► Dapat

dilihat pada : Kebijakan dan Program dalam REPELITA

(3) Perencanaan Pembangunan Jangka Pendek; ► Dapat dilihat

pada : Program dalam Perencanaan Operasional Tahunan

( POT ). Contoh dalam Pidsato Pengantar Nota Keuangan dan

RAPBN.

Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

A. Jangka Panjang ► GBHN ► Pola Umum Pembangunan Nasional

( PUPN ) yang berisikan :

 Pola Pembangunan Nasional ( PDPN )

 Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang (PDPJP)

 Pola Dasar Pembangunan Jangka Menengah (PDPJM)

Page 41: Makala h

B. Jangka Menengah ► REPELITA, yang berisikan :

1. Strategi Dasar Pembangunan

2. Kerangka Rencana atau Kerangka Makro

3. Rencana Daerah-daerah (Regional)

C. Jangka Pendek ► Perencanaan Operasional Tahunan

(POT) ►APBN, yang berisikan :

1. Rencana Sektor; Sub Sektor; Program; dan Proyek ( DIP

► PO)

2. Paket Kebijaksanaan

3. Perencanaan Pembangunan Di Tingkat Daerah, yaitu

Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota ► REPELITA

DAERAH ► APBD

4. Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa ► Kepala Desa +

BPD

Perencanaan Pembangunan Nasional (RENBANGNAS) adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berkelanjutan yang intinya dapat mensejahterakan kemampuan diberbagai aspek kehidupan dan penghidupan berbangsa dan bernegara dengan negara lainnya, terutama dengan negara maju.

Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, menyatakan bahwa : “ ... proses perencanaan itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu latihan bagi pemerintah, pertama untuk memilih tujuan-tujuan sosial, kemudian menyusun berbagai target, dan akhirnya mengorganisir suatu kerangka kerja untuk diimplementasi, dikoordinasi dan memonitor rencana pembangunan tersebut” (1983 : 165).

Dalam proses perencanaan pembangunan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

Page 42: Makala h

a. Penyusunan rencana harus terdapat unsur :

i. Tinjauan keadaan

ii. Perkiraan keadaan (forcasting)

iii. Penetapan tujuan rencana (plan objectivies)

iv. Identifikasi kebijakan/kegiatan usaha

v. Persetujuan penyususn rencana

b) Penyusunan program, dalam hal ini penyusunannya lebih terperinci mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu, yaitu jadwal kegiatan, pembiayaan dan menetapkan lembaga/instansi yang akan melakukan program-program pembangunan (proyek). Dengan demikian rencana mempunyai kedudukan yang legal dalam pelaksanaannya.

c) Pelaksanaan rencana perlu diikuti implikasi pelksanaannya dan secara terus menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.

d) Dalam pengawasan atau pelaksanaan rencana :

 Mengusahakan agar pelaksanaannya sesuai dengan rancangan

 Kalau ada penyimpangan, seberapa jauh dan apa penyebabnya.

 Tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.

e) Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus yang fungsinya untuk membantu proses perencanaan pembangunan agar kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangannya dapat diidentifikasi yang akhirnya untuk perbaikan rencana atau program.

Page 43: Makala h

Dalam hal perencanaan regional (daerah), untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan regional (daerah), dibutuhkan monografi, potensi dan masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan perencanaan regional

Di Indonesia pembangunan regional diatur dalam UU N0. 32 Tahun 2004 (sebagai revisi UU N0. 22 Tahun 1999) dalam Bab VII Pasal 150 sampai dengan pasal 154 tentang Perencanaan Pembanguan Daerah. Pada pasal 150 ayat 3 disebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara berjangka, meliputi :

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah disingkat dengan RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPIP Nasional;

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah memperhatikan RPJM Nasional;

c. RPJM Daerah tersebut di atas memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan ekonomi, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

d. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, selanjutnya disebut RKPD, merupakan penjabaran dari RPJM Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerja ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintah;

Page 44: Makala h

e. RPJP Daerah dan RPJMD ditetapkan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Selanjutnya pasal 151 UU No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa :

(1) Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD yang memuat visi, misi tujuan strategi, kebijakan, pedoman, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat Indikatif.

(2) Renstra SKPD tersebut di atas dirumuskan dalam bentuk rencana kerja, satuan kerja, perangkat kerja daerah yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Pentingnya perencanaan regional sebagaimana kita lihat bahwa adanya perkembangan yang tidak merata antara daerah-daerah ini dapat menimbulkan apa yang disebut “back wash effect”, artinya kenaikan tenaga kerja dan modal tidak merata. Dalam hal ini daerah menjadi mundur. Maka sebaliknya harus dilaksanakan “speed effect”, artinya dapat menaikkan dan perluasan kegiatan, dalam hal ini “pemerataan pembangunan”.

C. Unsur-unsur Pokok Dalam Perencanaan

Pembangunan

Perencanaan Pembangunan dilaksanakan dengan :

(1) Berencana, artinya dari, oleh, dan untuk rakyat

(2) Menyeluruh, artinya meliputi aspek keidupan dan

penghidupan berbangsa dan bernegara (EPOLEKSOSBUD-

HANKAM)

Page 45: Makala h

(3) Terpadu, artinya dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama

dengan rakyat

(4) Terarah, artinya mempunyai arah yang jelas, dalam hal ini

bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

(5) Berlanjut, artinya terus menerus meningkatkan kesejahteraan

dan keamanan rakyat.

Sedangkan dalam perencanaan pembangunan harus terdapat :

(1) Tinjauan keadaan, dalam hal ini sebelummemulai suatu

perencanaan atau rencana (review before take off) atau suatu

tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review of

ferformance). Dengan demikian dapat dilakukan identifikasi

masalahnya, hambatan-hambatan dan potensi-potensi yang

dapat dikembangkan.

(2) Perkiraan keadaan (forcasting) dengan menggunakan statistik,

teknik proyeksi, dan hasil-hasil penelitian.

(3) Penetapan tujuan rencana (plan objectivies). Misalnya nilai-

nilai politik, sosial masyarakat dan secara teknis berdasarkan

tinjauan keadaan dan perkiraan yang akan dilalui

perencanaan atau rencana.

(4) Identifikasi kebijakan/kegiatan usaha yang perlu dilakukan

dalam perencanaan dan atau rencana dilakukan dalam adan

atau rencana. Dengan demikian dilakukan secara sektoral

dalam penentuan sasarannya.

(5) Persetujuan penyususn rencana, dalam hal ini proses

pengambilan keputusan dan diusahakan penyerahan dengan

rencana pembiayaan dari program-program yang akan

dilaksanakan.

Page 46: Makala h

Selanjutnya unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan meliputi :

1. Kebijakan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan, hal

ini sebagai dasar dari seluruh rencana yang kemudian

dituangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan

pembangunan dan dirumuskan dalam tujuan rencana, yaitu :

a. Perumusan tujuan perencanaan pembangunan yang

merupakan komponen peretama dalam suatu rencana

pembangunan.

b. Penetapan tujuan perencanaan pembangunan yang

merupakan pilihan-pilihan atas dasar kondisi serta nilai-nilai

yang ada pada masyarakat. Misalnya politik, sosial, ekonomi,

dan hankamrata.

c. Rencana strategis (Renstra) dan Telaah strategis (Telstra)

2. Adanya kerangka rencana/kerangka makro rencana yang

dihubungkan dengan berbagai variabel-variabel pembangunan

ekonomi.

3. Sumber-sumber pembangunan (sumber daya manusia, sumber

daya material, sumber daya dana dan sumber daya lainnya

yang mendukung rencana pembangunan).

4. Kebijakan yang konsisten dan konsekuen, dalam hal ini

termasuk peraturan-peraturan dan unsur-unsur manajemen

dan fungsi-fungsinya.

5. Program investasi yang dilaksanakan secara sektoral

(pertanian, pertambangan, industri, dan perumahan). Dalam

penyususnannya harus diperhatikan :

Page 47: Makala h

a. Adanya konsistensi yang saling mendukung antara program

dan proyek-proyek.

b. Penetapan skala prioritas yang mantap.

c. Ditekankan pada proses pertumbuhan administrasi

pembangunan dan administrasi negara yang mendukung

perencanaan dan pelaksanaannya. Dalam hal ini termasuk

mekanisme dan kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan (planning machinery), sehingga terwujudnya

perencanaan yang matang, pelaksanaan yang mantap dan

pengawasan yang ketat.

Di dalam perencanaan operasional pembangunan harus memperhatikan :

1. Unsur-unsurnya meliputi :

a) Kegiatan=kegiatan apa yang perlu dilaksanakan.

b) Siapa yang melakukannya (Hubungan Kerja, Kerjasama dan

Koordinasi).

c) Bentuk/hasil yang diinginkan

d) Jadwal pelaksanaannya.

2. Kegiatan-kegiatan rencana operasional tahunan :

a) Review (tinjauan pelaksanaannya)

b) Forcant (dapat memperkirakan tentang perkembangan

keadaan)

c) Resources assesment (dapat memperkirakan sumber-

sumber pembangunan)

Page 48: Makala h

d) Penetapan kebijakan pembangunan

e) Penyusunan program investasi sektoral (SDM, Fisik, dan

pembiayaan)

f) Implementasi program-program proyek.

g) Feedback (monitoring dan evaluasi pelaksanaan.

Semua hal tersebut diatas harus jelas siapa yang

melakukannya, hubungannya, kerjasamanya dan koordinasi

serta mekanismenya.

Dalam perencanaan pembangunan adalah penting dalam perencanaan program-program dan proyek-proyek. Suatu program pembangunan atau proyek mempunyai ciri-ciri :

a) Tujuan dirumuskan secara jelas

b) Penentuan sarana / peralatannya

c) Kebijakannya harus konsisten dan konsekuen

d) Pengukuran mengenai pengeluaran dan hasil yang diharapkan

e) Hubungan antara proyek satu dengan yang lainnya (karena

program proyek tidak berdiri sendiri)

f) Manajemen proyek (SDM, sarana, peralatan, biaya dan sumber-

sumber lainnya).

Dalam perencanaan proyek perlu dilakukan evaluasi :

(1) Ekonomis ►Biaya dan manfaat

(2) Teknis ► Apakah fleksibel dari segi teknis

(3) Finansial ► Perkiraan biaya yang wajar

Page 49: Makala h

(4) Pemasaran ► Hasil proyek

(5) Organisasi ► Pengorganisasian proyek

(6) Manajemen ► Pimpro, SDM, sarana/peralatan,

dana/sumberlainnya.

BAB VI

KEPERLUAN DAN PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN

A. Alasan-alasan Perlunya Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan mempunyai pengertian-

pengertian sebagai berikut :

i. Perencanaan dalam arti yang seluas-luasnya tidak lain adalah

suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

ii. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan, penentuan

kegiatan dan penentuan aparat pelaksanaan kegiatan untuk

mencapai tujuan.

iii. Albert Waterson menyebutkan bahwa perencanaan

pembangunan adalah melihat ke depan mengambil pilihan

berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan

masa depan tersebut dengan terus mengikuti agar supaya

pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan.

iv. Widjojo Nitisastro mengemukakan bahwa : “Perencanaan

pembangunan pada dasarnya berkisar kepada dua hal : Yang

pertama ialah penentuan pilihan secara sadar mengenai

tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka

Page 50: Makala h

waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat

yang bersangkutan; Yang kedua ialah pilihan diantara cara-

cara alternatif yang effisien serta rasional guna mencapai

tujuan-tujuan tersebut”.

v. Bintoro Tjokroamidjojo mengemukakan perencanaan

pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan

sumber-sumber pembangunan (dengan segala

keterbatasannya) untuk mencapai tujuan keadaan sosial

ekonomi yang lebih baik secara lebih effisien dan efektif.

Dari pengertian dan pernyataan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa di dalam perencanaan pembangunan perlu diketahui lima hal pokok , yaitu :

 Pertama, adalah permasalahan-permasalahan pembangunan

suatu negara atau masyarakat yang dikaitkan dengan

sumber-sumber pembangunan yang dapat diusahakan, dalam

hal ini sumber-sumber daya ekonomi dan sumber-sumber

daya lainnya;

 Kedua, adalah tujuan serta sasaran rencana yang ingin dicapai;

 Ketiga, adalah kebijakan dan cara untuk mencapai tujuan dan

sasaran rencana dengan melihat penggunaan sumber-

sumbernya dan pemilihan alternatif-alternatifnya yang

terbaik;

 Keempat, penterjemahan dalam program-program atau

kegiatan-kegiatan usaha (proyek) yang konkrit;

 Kelima, adalah jangka waktu pencapaian tujuan.

Alasan-alasan perlunya perencanaan pembangunan

sebagai berikut :

Page 51: Makala h

a) Permasalahan pembangunan dalam suatu negara/masyarakat

yang dikaitkan dengan sumber-sumber pembangunan yang

dapat diusahakan : Misalnya Ekonomi, Sumber Daya Alam.

Sumber Daya Manusia, Infrastruktur dan sebagainya

b) Tujuan dan sasaran rencana yang ingin dicapai

c) Kebijakan dan cara untuk mencapai tujuan/sasaran rencana

dengan melihat sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif

yang baik.

d) Diterjemahkan/dituangkan dalam program-program/kegiatan-

kegiatan/usaha-usaha yang konkrit.

e) Jangka waktu pencapaiannya, dalam hal ini perlu :

a. Koordinasi

b. Konsisten dan Konsekuen

c. Penetapan skala prioritas.

Kelima butir di atas sangat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu : “Hasrat dan Motivasi” untuk membangun dari masyarakat dan kesediaan masyarakat untuk berkorban.

Alasan pentingnya perencanaan pembangunan, yaitu :

a. Perencanaan dilihat dari segi suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan dengan lebih baik mendapatkan alasan yang telah kuat untuk melakukan perencanaan, yaitu :

1) Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan;

Page 52: Makala h

2) Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin;

3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik ( the best combination);

4) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usaha;

5) Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi (control / evaluation).

b. Dari segi segi ekonomi maka perencanaan pembangunan dasar alasannya adalah :

i. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efektif dan effisien. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output / hasil secara maksimal dari pada penggunaan resources / sumber yang tersedia.

ii. Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang secara terus menerus meningkat.

iii. Stabilitas ekonomi, menghadapi siklus konjungtur.

c. Mengapa dilakukan perencanaan ekonomi tidak diserahkan sepenuhnya kepada ekonomi pasar ? Dapat dikemukakan hal-hal berikut :

Page 53: Makala h

1. Perlunya penanggulangan terhadap instabilitas ekonomi atau terdapatnya fluktuasi konjungtur

2. Ekonomi pasar dapat menghasilkan distribusi pendapatan yang kurang adil

3. Mekanisme pasar dapat mempunyai kekurangan-kekurangan dalam soal hubungan upah

4. Keborosan-keborosan ekonomi pasar

5. Perencanaan ekonomi juga sering dilakukan untuk menanggapi perubahan-perubahan besar.

d. Bagi negara-negara baru berkembang dasar alasan perencanaan pembangunan dapat ditambahkan sebagai berikut :

1) Keyakinan ideologi politik. Seperti dikemukakan terdahulu maka negara-negara baru berkembang cenderung manganut filsafat masyarakat yang sosialistis, tujuan negara adalah membentuk negara kesejahteraan (making walfare state).

2) Belum sempurna atau lemahnya mekanisme pasar. Dalam hal ini akan mengakibatkan kepincangan dalam mekanisme pasar, misalnya dalam hubungan harga (price relatinship) yang mungkin tidak mendorong perkembangan ekonomi yang sehat.

3) Perubahan struktur ekonomi. Banyak negara-negara baru berkembang struktur ekonominya berat sebelah ke agraris atau ekstraktif, yang membawa kelemahan-kelemahan struktur tertentu, antara lain inflexcibity supply (tidak fleksibelnya penawaran) sereta daya absorpsi kesempatan kerja yang lebih terbatas.

4) Tingkat investasi yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendapatan yang rendah dan pada

Page 54: Makala h

umumnya juga tingkat tabungannya rendah pula. Dengan demikian menyebabkan tingkat investasi yang rendah, investasi merupakan variabel pokok dalam pembinaan modal dan pertumbuhan ekonomi.

5) Belum berkembangnya kemampuan wirausaha (enterpreneur). Dengan kenyataan ini maka peran kegiatan produktif dalam masyarakat tidak dapat banyak diserahkan kepada sektor kegiatan usaha swasta. Kelompok ini penting sampai seorang pengarang mengemukakan bahwa ada negara-negara yang bisa cepat maju karena terdapatnya kelompok wirausaha yang kuat dalam masyarakat tersebut.

6) Teknologi yang masih lemah, teknologi juga merupakan variabel penting lainnya dalam proses pembangunan

B. Keterlibatan Pemerintah/Negara Dalam Perencanaan

Pembangunan

Perencanaan serta fungsi pemerintah terhadap perkembangan masyarakat tergantung pada falsafah hidup kemasyarakatan dan falsafah politik masyarakat (negara) tersebut. Pada masyarakat liberalis pemerintah diharapkan tidak terlalu banyak ikut campur tangan kegiatan-kegiatan masyarakat, pemerintah/negara hanya menjaga ketertiban dan keamanan warganya. Namun pada negara-negara sosialis, falsafah masyarakatnya menghendaki negara dan pemerintah memimpin bahkan mengurus hampir segala sesuatu dalam masyarakat bangsa tersebut.

Peranan dan fungsi pemerintahan juga seringkali tergantung dengan tingkat kemajuan suatu negara terutama di bidang ekonomis material dan terpengaruh dari banyak sedikitnya sumber-sumber kekayaan alamnya. Pada negara yang baru berkembang diperlukan peranan pemerintah yang lebih besar sebagai enterpreneur atau pendorong inisiatif usaha pembaharuan dan pembangunan masyarakat. Pemerintah

Page 55: Makala h

menjadi ‘development agent’ atau unsur pendorong pembaharuan/pembangunan.

Menurut Awaloedin Djamin yang dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar Administrasi Pembangunan bahwa klasifikasi pembagian peranan pemerintah atas :

(A) Fungsi pengaturan, terdiri dari :

1. Penentuan kebijaksanaan;

2. Pemberian pengarahan dan bimbingan;

3. Pengaturan melalui perizinan; dan

4. Pengawasan.

Produk dari pada fungsi ini adalah berbagai peraturan-peraturan.

(B) Pemilikan sendiri dari pada usaha-usaha ekonomi dan sosial yang penyelenggaraannya dapat dilakukan sendiri atau oleh swasta.

(C) Penyelenggaraan sendiri dari berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi atau sosial.

Menurut Irving Swerdlow yang dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojodalam buku Pengantar Administrasi Pembangunan bahwa cara pelaksanaan perenan pemerintah sebagai involvement atau campur tangan dalam proses perkembangan kegiatan masyarakat(jika lebih positif merupakan proses pembangunan), dapat dilakukan dengan limamacam cara :

a) Operasi langsung (operations) : Pada pokoknya pemerintah menjalankan sendiri kegiatan-kegiatan sendiri.

Page 56: Makala h

b) Pengendalian langsung (direct contril) : Penggunaan perizinan, lisensi (untuk kredit, kegiatan ekonomi lain), penjatahan dan lain-lain. Ini dilakukan oleh badan-badan pemerintah yang ‘action laden’ (yang berwenang dalam berbagai perizinan, alokasi, tarif dan lain=lain).

c) Pengendalian tak langsung (indirect control) : Cara dengan memberikan pengaturan dan syarat-syarat, misalnya pengaturan penggunaan dana devisa tertentu diperbolehkan asal untuk ‘daftar barang tertentu’.

d) Pemengaruhanlangsung (direct influence). Disini dilakukan cara persuasi dan nasihat. Misalnya para petani supaya masuk KUD.

e) Pemengaruhan tidak langsung (indirect influence). Merupakan bantuk involvement yang paling ringan, misalnya memberikan informasi atau menjelaskan kebijaksanaan pemerintah.

Pada kasus Negara Indonesia, seperti telah dikemukakan pada pembahasan awal, bahwa secara filosofis kewajiban negara untuk negara/pemerintah untuk memajukan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, ketentraman seluruh rakyat secara mereta/seimbang. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 Alinea IV bahwa tujuan negara Republik Indonesia adalah :

a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darahIndonesia,

b) memajukan kesejahteraan umum,

c) mencerdaskan kehidupan bangsa,

d) dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

Untuk itu pemerintah menyelenggarakan usaha-usaha /

kegiatan-kegiatan ke arah tersebut yang dinamakan proses

Page 57: Makala h

pembangunan. Proses pembangunan tersebut didahului dengan

perumusan dan penetapan perencanaan pembangunan.

Semenjak tahun 1960 – an format perencanaan pembangunan yang digunakan pada negara Indonesia dituangkan dalam Ketetapan MPR tentang GBHN, yang didalamnya memuat tujuan, arah, kebijakan, bidang-bidang perencanaan pembangunan. Namun setelah masa reformasi tahun 1998 maka format GBHN tidak digunakan lagi hanya ada ketetapan MPR mengenai Propenas yang diterjemahakan tiap tahun ke dalam RAPBN (termasuk RAPBD untuk masing-masing provinsi dan kabupaten/kota).

Walaupun demikian dalam perencanaan pembangunan tersebut, Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara N0. 06 Tahun 1994 masih tetap dijadikan pedoman, yaitu penerapan dasar-dasar manajemen dalam perencanaan pembangunan, meliputi :

B) Perencanaan yang matang dilakukan dengan :

1. Mengikutsertakan unit-unit kerja

2. Memperhatikan minat unit kerja bawahan dan

menyatukannya dengan unit kerja atasan

3. mempertimbangkan efesiensi sumber daya

4. melakukan uji coba terhadap kelayakan perencanaan.

C) Pelaksanaan yang tepat dilakukan dengan :

2. Mengikuti secara patuh arahan perencanaan yang ada

3. Bila lingkungan menuntut adanya perubahan, maka

pengubahan perencanaan dikerjakan seminim mungkin dan

dapat dipakai sebagai acuan perencanaan berikutnya

4. Memperhatikan keadaan unit kerja yang melakukan

perencanaan tersebut dan teguh pada azas efektivitas dan

effisiensi

5. Menjembatani antara perencanaan dan tujuan atau sasaran.

Page 58: Makala h

D) Pengawasan yang ketat dilakukan dengan :

1. Menerapkan prinsip pengawasan melekat

2. Mengumpanbalikan hasil pengawasan bagi keperluan

perencanaan yang akan datang

3. Mengarahkan pengawasan pada tujuan pencapaian tujuan

4. Membenahi proses manajemen dalam bentuk audit

manajemen.

E) Dalam proses selanjutnya harus diupayakan sebagai berikut :

1. Pemasyarakatan budaya kerja agar pegawai negeri beretos

kerja dan menyukai kerja dan menghasilkan kerja yang

bermutu

2. Pelaksanaan pengawasan melekat yang benar-benar

dilakukan secara nyata oleh setiap atasan, baik dalam

rangka pemasyarakatan budaya kerja, peningkatan mutu

manajemen administrasi unit kerja masing-masing atau

pelaksanaan tugas rutin sehari-hari.

3. Peningkatan mutu kepemimpinan, melalui seleksi

peningkatan dalam pangkat dan jabatan serta pengiriman

mengikuti pendidikan dan pelatihan.

BAB VII

CIRI-CIRI DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

A. Ciri-ciri & Tujuan Perencanaan Pembangunan

Ciri-ciri dan tujuan perencanaan pembangunan sebagai berikut :

1) Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai

perkembangan ‘sosial ekonomi’ yang tetap ( steady social

econimic growth ). Dalam hal ini berusaha untuk

Page 59: Makala h

meningkatkan produksi nasional, misalnya pangan, tekstil,

hasil hutan, tambang, dan sebagainya.

2) Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan

pendapatan perkapita dan dapat mempertahankan laju

pertumbuhan ekonomi.

3) Usaha untuk merubah struktur ekonomi dari ‘agrari’ ke

‘industriali’, terasuk agri bisnis pedesaan dan industri-industri

kecil di pedesaan ‘ditumbuhkembangkan’

4) Perluasan kesempatan kerja, dalam hal ini untuk

mengantisipasi pengangguran tak kentara (yang merupakan

tantangan berat bagi pembangunan nasional).

5) Usaha untuk pemerataan antara daerah yang satu dengan

daerah yang lainnya.

6) Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat,

misalnya pengusaha-pengusaha kecil dan koperasi.

7) Berusaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

diberbagai sektor.

8) Perubahan struktural perkembangan masyarakat, misalnya

kepemilikan dan penguasaan faktor-faktor produksi..

Fungsi perencanaan pembangunan menurut Albert Waterson :

a) Perencanaan yang seluas-luasnya : Dalam arti mempersiapkan

secara sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran.

b) Bagaimana mencapai tujuan dan sasaran secara produktif,

efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber

yang tersedia.

Page 60: Makala h

c) Penentuan tujuan yang akan dilakukan/dilaksanakan, bilamana,

bagaimana dan oleh siapa.

d) Melihat kehidupan dengan mengambil pilihan berbagai

alternatif dan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran

agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan

B. Kelemahan Perencanaan Pembangunan Di Negara

Berkembang

Pada tahun 1970 badan dunia PBB telah mencanangkan

sebadai dasawarsa pembangunan dunia, terutama ditujukan

pada negara-negara yang baru merdeka yang masih tertinggal

jauh kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Maka model

perencanaan pembangunan yang pernah diterapkan di suatu

negara benyak pula diterapkan untuk negara linnya. Tapi dalam

pelaksanaan pembangunan di negara-negara tersebut

mengalami banyak kegagalan. Hal ini menggambarkan bahwa

model perencanaan pembangunan itu buklan suatu blue

print yang dapat diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan

kondisi sosial budaya masyarakatnya serta kemampuan sumber

daya alam dan sumber daya manusianya.

Menurut Arthur Lewis dan Alberet Waterson beberapa

kelemahan perencanaan pembangunan di negara-negara

berkembang, yaitu :

1) Seringkali merupakan dokumen politik mengenai cita-cita

pembangunan yang dikehendaki atau yang diinginkan;

2) Sering kurang mendapatkan dukungan politik dan kurangnya

kestabilan politik;

Page 61: Makala h

3) Kurangnya hubungan dan koordinasi antara penyususn

rencana dan pada rencananya (Team) dengan pelaksana

rencana dan para pelaksananya;

4) Dalam pemilihan (dalam bidang) berbagai alternatif, sehingga

menguntungkan bagi suatu pihak dan merugikan bagi pihak

lainnya (trade offs), dalam hal ini perlu ada kesepakatan

antara berbagai tujuan pembangunan tersebut (reconciliation);

5) Kurang dukungan data statistik, hasil penelitian dan informasi

yang mendukung untuk satu perencanan;

6) Kurang menguasai teknik-teknik perencanaan dan kurangnya

sumber daya manusia untuk itu.

7) Kurang menyadari dan kurang perhatian, bahwa perencanaan

merupakan suatu proses yang saling berhubungan erat antara

perencanaan dengan pelaksanaannya.

8) Kurangnya kemampuan administrasi pemerintahan untuk

pelksanaan rencana pembangunan. Administrasi dan politik

seringkali merupakan hambatan utama dalam pelaksanaan

perencanaan pembangunan.

BAB VIII

TEKNIK-TEKNIK PERENCANAAN DAN EVALUASI

Didalam penyusunan perencanaan harus berlandasaskan pada statistik dan hasil penelitian. Data statistik dan hasil penelitian sangat penting untuk perencanaan pembangunan, yaitu :

1) Untuk menilai dan mengetahui keadaan pada waktu titik tolak

pelaksanaan rencana atau menyusun program

2) Untuk menyusun perkiraan dan proyeksi masa depan

Page 62: Makala h

3) Data statistik dan hasil penelitian sangat diperlukan bagi

perencanaan atau penyusunan program atau rencana proyek

4) Dengan nyata statistik akan dapat dinilai mengenai

perkembangan pelaksanan rencana

5) Penelitian untuk perencanaan pembangunan, terutama pada

potensi sumber daya alam, material, sumber daya manusia,

dana dan sumber daya lainnya.

Perencanaan pembangunan, terutama program-

program dan proyek-proyek, merupakan rencana untuk

melakukan pekerjaan yang tidak berulang (tidak seperti dalam

industri perakitan). Dengan demikian manajemen harus

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan (mengevaluasi) pekerjaan yang tidak berulang.

Teknik yang digunakan dalam perencanaan dan

pengendaliannya nanti digunakan PERT yang merupakan

singkatan Program Evaluation and Review

Technique atau Teknik menilai dan meninjau kembali

program. Teknik ini dikembangkan oleh Navy Special Projects

Office (Biro Proyek-proyek Khusus Angkatan Laut Amerika

Serikat) dalam kerjasama dengan perusahaan

konsultanmanajemen Booz, Allen & Hamilton, merupakan

pengembangan dari PETA GANTT (Gantt Charts) dari H.L.

Gantt dalam usahanya untuk menanggulangi masalah

pengendalian produksi, yaitu dengan Gantt milestone

chartt (peta tonggak batas Gantt); peta yang

menggambarkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan

saling hubungan yang terdapat antara semua fase atau tingkat

pekerjaan.

Teknik PERT adalah metode yang bertujuan untuk

sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun

gangguan dan konflik produksi; mengkoordinasikan dan

Page 63: Makala h

mensikronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan

pekerjaan; dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini

memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali

dan teratur. PERT mereupakan metode untuk menentukan jadwal

dan anggaran dari sumber-sumber, sehingga suatu pekerjaan

yang sudah ditentukan lebih dahulu dapat diselesaikan tapat

pada waktunya. PERT juga merupakan fasilitas komunikasi dalam

hal bahwa PERT dapat melaporkan kepada manajer

perkembangan yang terjadi, baik yang menguntungkan maupun

yang merugikan. Lebih dari itu PERT merupakan suatu

pendekatan yang baik sekali untuk mencapai penyelesaian

proyek tepat pada waktunya.

Teknik lainnya dalam perencanaan proyek adalah Metode

Jalur Kritis (Critical Path Method – CPM), yakni metode untuk

merencanakan dan mengendalikan proyek-proyek, merupakan

sistem yang paling banyak dipergunakan di antara semua sistem

lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan.

Prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam CPM mirip

sekali dengan prinsip-prinsip dalam sistem PERT. Dalam sistem

CPM ditentukan dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap

aktivitas yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan ini

adalah perkiraan normal (normal estimate) dan perkiraan

cepat (crash estimate). Perkiraan waktu yang normal kira-kira

sama dengan perkiraan waktu yang paling mungkin   dalam PERT.

Biaya normal adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu proyek dalam waktu normal. Perkiraan waktu cepat adalah

waktu yang akan dibutuhkan oleh suatu proyek jika biaya yang

dikeluarkan tidak jadi soal dalam usaha mempersingkat waktu

proyek tersebut.

Teknik-teknik perencanaan dan evaluasi lainnya adalah :

Page 64: Makala h

(1. Manpower Utilization, yaitu perencanaan dan pengendalian

terhadap proyek-proyek dengan memperhatikan pengerahan,

pemanfaatan dan pengendalian optimum terhadap tenaga

kerja dalam proyek-proyek sehingga dapat diramalkan

pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul, terhadap tujuan-

tujuan proyek jika pekerjaan dan cara pengerahan tenaga

kerja ini diubah. Tekniknya dengan cara memodifikasi PERT.

(2. Implementation, Planning, and Control

Technique / IMPACT(Teknik Penerapan, Perencanaan dan

Pengendalian) adalah sistem pembentukan jaringan yang

khusus diciptakan untuk membantu pimpinan mengendalikan

biaya untuk menyediakan dan menempatkan program-

program bagi komputer.

(3. Line of Balance / LOB (Garis Keseimbangan), merupakan

suatu sistem untuk merencanakan dan mengendalikan

produksi, yang berkonsentrasi pada aspek waktu yang

dibutuhkan oleh event kunci (key event) untuk

menyelesaikan seluruh proyek yang digambarkan dalam

grafik kemajuan proyek.

(4. Sistem Requirement Recording, Analysis, and

Management /CRAM (Manjemen, Analisa dan Pencatatan

Syarat-syarat Kontrak) disebut juga follow-up, yaitu

mengawasi tindakan pembelian sejak saat dikeluarkannya

perintah pembelian hingga saat barang yang dibeli diterima

di gudang.

(5. Least Cost Estimating and

Scheduling / LESS (Penjadwalan dan Penaksiran Biaya

Minimal), adalah prosedur pembentukan jaringan yang

menentukan metode yang paling cepat dan paling ekonomis

untuk menyelesaikan suatu proyek.

Page 65: Makala h

(6. Computer Operated Management Evaluation

Technique /COMET (Teknik Evaluasi Manajemen yang

dilaksanakan dengan komputer). Sistem ini menggunakan

jaringan standar yang dapat diadaptasikan pada program-

program yang jauh lebih kecil melalui penggunaan aktivitas

tanpa waktu.

(7. Activity Balance Line Evaluation / ABLE (Evaluasi Aktivitas

Berdasarkan Garis Keseimbangan), adalah sistem untuk

mengukur, meramalkan dan melaporkan status suatu

program. Namanya berdasarkan ringkasan mengenai

perjanjian manajemen yang memperlihatkan ringkasan-

ringkasan akumulatif mengenai proses-proses yang ditujukan

sebagai tandingan terhadap pelaksanaan dalam waktu.

(8. BUWEPS PERT Milestone System (Siatem Babakan PERT

menurut Buweps), dengan cara menggabungkan teknik-

teknik manajmen tingkat lanjutan dengan memanfaatkan

sepenuhnya akan kesanggupan komputer, untuk

memperbaiki komunikasi agar pengambilan keputusan dapat

dipermudah.

(9. Cost Planning and Appraisal / CPA (Menilai dan

Merencanakan Biaya), tujuannya untuk mengembangkan cara

yang lebih efektif guna mengurus kontrak jenis biaya (cost

type contract) dengan cara mengintegrasikan data mengenai

waktu, biaya dan teknologi.

(10. Hoffman Evaluation Program ang

Procedure / HEPP(Evaluasi Program Beserta Prosedur

Menurut Hoffman) adalah suatu sistem perencanaan dan

pengendalian yang berorientasi pada aktivitas, dan diciptakan

khusus untuk pekerjaan yang menyangkut riset dan

pengembangan. Sistem tersebut menyajikan elemen-elemen

utama dari suatu rencana prgram dalam suatu gambaran

Page 66: Makala h

grafik yang tunggal. Elemen-elemen utama tersebut adalah

sebagai berikut : aktivitas pekerjaan, peralatan keras

(hardware), alokasi sumber baerdasarkan waktu (time

allocation of resources) dan biaya. Jika grafik tersebut

seringkali diubah dalam arti disesuaikan dengan keadaan

terakhir, maka grafik tersebut dapat menunjukkan apa yang

telah terjadi sejak saat tinjauan yang terakhir dan

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, yang

menyimpang dari rencana semula.

(11. Integrated Control / ICON (Pengendalian yang

diintegrasikan), adalah sistem informasi manajemen yang

dipergunakan :

i.untuk mempersiapkan dan menilali mata uang bagi tawaran-

tawaran dan untuk menilai kembali secara periodik

setelah kontrak dibuat;

ii.untuk membuat rencana-rencana melalui teknik PERT,

termasuk di dalamnya usaha untuk mengurangi waktu

jaringan dan memelihara dokumen-dokumen yang

lengkap mengenai jaringan utama; dan

iii.untuk mengumpulkan dan membuat laporan yang lengkap

mengenai data tentang penggunaan waktu, uang, dan

tenaga manusia pada pelaksanaan yang sebenarnya

serta yang direncanakan, guna dibandingkan.

(12. Management Planning and Control

Syatem / MPACS (Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Dalam Manajemen), adalah komunikasi dasar mengenai data-

data keuangan dan tenaga manusia, rencana

diperbandingkan dengan pelasanaan yang sebenarnya.

MPACS berfungsi sebagai penghubung antara detail-detail

biaya yang terdapat dalam Work Package (rangkaian kerja)

Page 67: Makala h

dengan ikhtisar angka-angka biaya yang sesungguhnya dari

PERT.

(13. NASA PERT and Companion Cost. Sistem yang

mengintegrasikan sistem manajemen dengan alat-alat

administrasi serta proses-proses pada NASA yang biasa

menjadi alat perencanaan, pengendalian, dan laporan yang

tertib bagi manajer proyek. Bahwa manajemen proyek secara

keseluruhan hanya dapat dicapai jika ketiga variabel

menejemen, yaitu waktu, sumber-sumber dan pelaksanaan,

diurus dan dimasukkan dalam suatu kerangka kerja yang

umum, yang mengklasifikasikan semua elemen kerja dari

proyek, mulai dari atas dan diteruskan hingga pada tingkat-

tingkat di bawahnya, yang menggambarkan sistem, sub-

sistem, dan sebagainya, yang keseluruhannya membentuk

proyek tersebut.

(14. Program Analysis Adaptable Control

Technique / PAAC(Analisa Program Yang Disesuaikan

Dengan Teknik Pengendalian) adalah metode untuk

mengambil sari, menganalisa dan membuat ikhtisar

mengenai data-data yang direncanakan dan yang

sebenarnya, yang terdapat pada sistem informasi manajemen

untuk mengendalikan proyek-proyek individual.

(15. Program Eavaluation Procedure / PEP (Prosedur Dalam

Penilaian Program). Sebagai suatu sistem pengendalian dan

informasi yang dipergunakan dalam merencanakan,

mengendalikan dan menilai kemajuan suatuprogram, sistem

ini berorientasi pada waktu dan mempergunakan jaringan

untuk merefleksikan event dan aktivitas. Sistem dasarnya

diciptakan oleh Angkatan Laut (A S) untuk program

Polarisnya. Sekarang dipergunakan juga oleh Departemen

Pertahanan (A S), NASA, dan lain-lain biro pemerintah serta

Page 68: Makala h

industri-industri. Sumber Air Force Systems Command (SCCS),

Andrews Air Force Base,Washington, D.C.

(16. Project Audit Report PAR Project Audit Reprt (PAR)

merupakan modifikasi dari sistem PERT/Cost, yang

didasarkan pada sistem yang baru-baru ini dipergunakan

dalam Burroughs Detroit Division, dan dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan akan rencana permulaan yang semakin

meningkat serta akan teknik laporan yang tepat dan cepat. Ia

merupakan suatu alat yang sangat efektif untuk membuat

laporan mengenai waktu/biaya dari proyek yang

bagaimanapun luasnya. Ia memberikan dokumen mengenai

riwayat pelaksanaan yang statistis, akan dapat memperbesar

kesanggupan untuk merencanakan proyek dan

memperkirakan biayanya di masa yang akan datang.

(17. Planning Network PLANET (Perencanaan Jaringan) adalah

tehnik perencanaan bagi para perencana, yang dipergunakan

dalam Guided Missile Range Division dari Pan American World

Airways. PLANET merupakan sistem perencanaan yang

menggabungkan bar carts dalam hubungan seri dan paralel

dalam suatu bagan yang berorientasi pada waktu (time

oriented chart). PLANET mirip sekali dengan PERT dan

merupakan suplemen bagi PERT tersebut.

(18. Program Reliability Information System for

Management /PRISM (Sistem Informasi Mengenai Dapat

Tidaknya Dipercaya Suatu Program Bagi Manajemen) adalah

sistem yang dipergunakan untuk menciptakan alat-alat

manajemen yang baru, untuk mengendalikan dan mengukur

besarnya kepercayaan yang dapat diberikan pada program-

program Polaris Angkatan Laut (AS), di samping itu juga

untuk memperbaiki komunikasi. Sistem ini mempergunakan

dua buah pendekatan yang masing-masing berdiri sendiri-

Page 69: Makala h

sendiri. (1) RMI – Reliability Maturity Index, suatu ukuran

mengenai pelaksanaan dibandingkan dengan reliabilitas yang

direncanakan dari suatu program pengembangan; dan

(2) RPM – Reliability Performance Measure, suatu ramalan

mengenai tujuanakhir yang bersangkutan dengan dengan

realibilitas pada kesanggupan untuk beroperasi, yang

dilakukan secara kontinu selama siklus pengembangannya.

(19. Resources Allocation and Multi-Project

Scheduling / RAMPS(Alokasi Sumber Dan Penyusunan

Jadwal Multi Proyek), merupakan teknik manajemen yang

mengalami otomatisasi, dengan tujuan agar manusia, bahan-

bahan, dan uang dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Sistem ini didasarkan pada PERT dan CPM.

(20. Scheduling Control by Automated Network

Syatem / SCANS(Penjadwalan Dan Pengendalian Dengan

Jaringan Yang Otomatis). Kalau dalam PERT mempergunakan

empat kriteria : waktu, tenaga kerja, fasilitas, dan biaya.

SCANS mempergunakan kriteria-kriteria tersebut dalam

merencanakan aktivitas-aktivitas yang akan datang,

menganalisa suksesnya waktu sekarang dan mempelajari

pengaruh dari perubahan-perubahan.

(21. Computer Program for Schaduling Time and

Distributing Cost / SKED (Program Komputer Untuk

Merencanakan Waktu Dan Mendistribusikan Biaya),

merupakan integrasi program komputer untuk merencanakan

waktu dan program komputer untuk mendistribusikan biaya.

SKED merupakan operasi PERT yang standar dengan

tambahan memilih rencana yang didasarkan pada peraturan-

peraturan tertentu yang berhubungan dengan alokasi waktu

luang positif dan negatif. Setelah waktu luang dialokasikan,

maka uang dan man-hours (prestasi tenaga manusia per jam)

Page 70: Makala h

diperkirakan dan manajemen kemudian menilai distribusi

kedua unsur ini.

(22. The Schedule Performance and Review

Technique / SPERT(Teknik Penilaian Rencana Pelaksanaan

Dan Teknik Peninjauan). Dasar sistem ini adalah PERT, tetapi

semua event dalam jaringan direncanakan dengan waktu

yang pasti dari rencana pelaksanaan, serta metode proyeksi

trend dan peragaan manajemen (trend projection and

management display) yang diambil dari ABLE.

(23. Trade-Off Evaluation Syestem / TOES adalah alat

manajemen yang untuk memungkinkan diadakannya evaluasi

yang rasional dan effisien mengenai sifat-sifat teknis, rencana

dan biaya trade-offs. Sistem tersebut bertujuan untuk

mempertemukan PERT dengan dengan analisa sistem,

mengingat sifat-sifat yang saling bertentangan dari batasan-

batasannya.

(24. Task Reporting and Current

Evaluation / TRACE (Laporan Tugas Dan Evaluasi Keadaan

Terakhir), adalah sistem laporan untuk membuat laporan-

laporan yang cermat dan tepat pada waktunya mengenai

status program yang kompleks, dan agar manajemen

mengenai aktivitas-aktivitas yang besar dan tersebat luas

dapat dilaksanakan dengan sukses. Sistem ini

mempergunakan jaringan dengan leased lines, data

transceivers, dan fasilitas perhitungan yang terpusat.

(25. Weapon System Programming and Control

System /WSPACS (Sistem Perencanaan Dan Pengendalian

Bagi Persenjataan) adalah teknik perhitungan biaya dengan

struktur kekuatan (komputer) untuk perencanaan-

perencanaan luas dengan titik berat pada penilaian pukulan-

Page 71: Makala h

pukulan yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan

reprograming (perencanaan ulang).

BAB IX

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

Sepereti telah dikemukakan di atas bahwa perencanaan

merupakan suatu proses yang kontinu. Dan proses yang kontinu

ini meliputi dua aspek, yaitu :

1. formulasi rencana, dan

2. pelaksanaannya.

Banyak terjadi kesalahpahaman pendapat, bahwa dengan danya duatu rencana pembangunan, akan dengan sendirinya terselanggara suatu proses perencanaan (pembangunan). Albert Waterson yang dikutip Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar Administrasi Pembangunan mengemukakan bahwa perencanaan sebagai suatu proses berbeda dengan suatu dokumen rencana pembangunan.

Proses perencanaan dapat dimulai dengan suatu rencana

pembangunan atau mungkin hanya dengan formulasi kebijakan-

kebijakan pembangunan yang efektif untuk mencapai tujuan

tujuan-tujuan pembangunan, kemudian diikuti dengan berbagai

langkah-langkah kegiatan (measures) untuk merealisirnya.

Waluapun suatu rencana pembangunan memang suatu alat yang

labih baik untuk proses perencanaan dan pelaksanaannya.

Dengan melihat perencanaan sebagai suatu proses yang meliputi

formulasi rencana dan implementasinya, dapatlah diusahakan

rencana itu bersifat relistis dan dapat menanggapi masalah-

masalah yang benar-benar dihadapi. Rencana dengan demikian

merupakan alat bagi implementasi, dan implementasi hendaknya

berdasar suatu rencana. Dalam proses perencanaan yang kontinu

itu perlu kiranya terdapat unsur-unsur berikut :

Page 72: Makala h

(1) Sifat rencana itu sendiri sebagai dasar pelaksanaannya sudah

mengandung ciri-ciri yang berorientasi kepada

palaksanaan, dalam arti memungkinkan untuk

pelaksanaannya atau sudah diperhatikan kapasitas

administratif bagi pelaksanaannya. Masalah pelaksanaan

rencana perlu sudah dipertimbangkan di dalam waktu

perencanaannya agar terdapat jaminan yang lebih besar

dalam merealisir tujuan dan sasaran-sasaran rencana.

(2) Proses perencanaan tetap mengandung unsur kontinuitas dan

fleksibilitas. Olek karena itu maka perlu terus menerus

dilakukan reformulasi rencana dan re-implementasi dalam

pelaksanaannya. Untuk itu dalam perencanaan di dalam

perencanaan dikembangkan rolling plan, yaitu cara disetiap

akhir tahun (periode) tertentu pelaksanaan rencana

disesuaikan kembali dengan sasaran-sasaran, program-

program dan proyek-proyek rencana untuk tahun (atau

periode tertentu) berikutnya.

(3) Proses perencanaan tetap seoperasional mungkin. Antara lain

diusahakan penggunaan Perencanaan Operasional Tahunan

(POT) serta mengkaitkannya dengan anggaran belanja

tahunan. Walaupun sumber-sumber keuangan negara

hanya merupakan sebagian daripada seluruh sumber-

sumber pembangunan, namun kebijakan fiskal, budget dan

anggaran itu sendiri seringkali merupakan hal yang

dominan dalam mengarahkan alokasi investasi

pembangunan. Ciri operasional lainya suatu perencanaan

adalah penyusunan program-program kerja dalam

lingkungan kegiatan yang saling berkait dalam kumpulan

atau unitnya yang terkecil, biasanya dituangkan dalam

perencanaan program-program dan proyek-proyek.

Page 73: Makala h

(4) Adanya sistem pengendalian pelaksanaan pembangunan yang

mengusahakan keserasian antara pelaksanaan dan

perencanaan. Disini koordinasi antar lembaga sangat

penting.

(5) Untuk proses penyesuaian kembali rencana dan

pelaksanaannya serta pengendalian pelaksanaan

diperlukan sistem pelaporan dan evaluasi dalm proses

perencanaan. Merupakan feed back, memberikan informasi

tentang pelaksanaan yang diperlukan bagi pengambilan

keputusan perencanaan kembali atau koreksi dalam

pelaksanaan rencana. Sistem pelaporan dan evaluasi ini

sangat berguna pula bagi penyusunan program kerja

sebagai perincian dari perencanaan pembangunan.

Perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana

jangka menengah, dan rencana tahunan. Rencana jangka

panjang menjadi pedoman penyusunan rencana jangka

menengah. Rencana jangka menengah disusun dalam rangka

perspektif jangka panjang tersebut. Rencana tahunan kini

dikembangkan merupakan bagian dan peralatan dalam

melaksanakan rencana jangka menengah dengan cara

penyusunan kebijakan dan program kegiatan yang lebih konkrit,

sehingga perencanaan menjadi lebih bersifat operasional.

POT dapat memberikan kerangka koordinasi dalam

perencanaan, dengan mengkaitkan berbagai elemen dalam

rencana secara serasi.

POT harus memberikan gambaran keadaan sosial ekonomi

pada tahun lampau, sumber-sumber ekonomi yang tersedia

untuk tahun tertentu, gambaran mengenai kegiatan sosial

ekonomi, penetapan tujuan dan kebijakan-kebijakan kegiatan

untuk tahun yang bersangkutan, penetapan proyek-proyek yang

Page 74: Makala h

akan dilakukan. Untuk itu proses penyusunan POT perlu

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Mengadakan tinjauan terhadap keadaan (review) tahun yang

lalu dalam pelaksanaan pembangunan dan mengadakan

perkiraan perkembangan untuk tahun yang akan datang

(forcast).

(2) Suatu perkiraan mengenai perkembangan untuk tahun yang

akan datang merupakan unsur penting dalam penyusunan

POT. Hal ini gunanya memberikan kemungkinan pilihan

mengenai tujuan, cara-cara dan perkiraan pelaksanaan

untuk rencana yang bersangkutan.

(3) Mengadakan penelitian mengenai sumber-sumber yang

dibutuhkan dan tersedia bagi pembangunan, khususnya

sumber-sumber pembiayaan, sumber-sumber bahan vital,

dan tenaga-tenaga penting untuk sektor-sektor prioritas.

(4) Merumuskan tujuan dan perkiraan hasil pelaksanaan untuk

tahun yang bersangkutan dalam rangka realisasi rencana

pembangunan jangka menengah serta pertimbangan-

pertimbangan kebijakan jangka pendek lainnya.

(5) Menyusun suatu rencana kebijakan pembangunan yang

konsisten guna mendukung pelaksanaan pembangunan dan

tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan tersebut.

(6) Menyusun rencana sektoral yang terdiri dari berbagai program

yang konsisten sesuai dengan kebijakan untuk mencapai

tujuan rencana tahunan, selaras dengan prioritas yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Page 75: Makala h

(7) Mengusahakan adanya konsistensi antara perencanaan secara

sektoral dan regional. Penentuan regional penting untuk

penentuan lokasi proyek-proyek.

(8) Mengadakan koordinasi antara rencana investasi pemerintah

dan rencana yang akan dilakukan oleh sektor swasta.

Hubungan antara POT dan APBN harus diperhatikan, suatu

rencana tahunan baru akan bersifat operasional apabila

anggarannya tersedia. POT harus harus tercermin dalam APBN,

demikian pula APBN harus mencerminkan program-program dan

tujuan-tujuan pembangunan. Maka POT harus memperhitungkan

APBN, rencana pemberian kredit malalui bank, anggaran devisa,

banytuan proyek, dan bantuan teknik, sehingga menjadi

pedoman kegiatan pemerintah dalam melaksanakan rencana.

Dalam rangka pelaksanaan POT maka penyerasian antara

perencanaan fisik dan pembiayaan, terutama tercermin dalam

hubungan antara POT dengan penyusunan anggaran belanja

tahunan. Tetapi hal ini memerlukan beberapa pemikiran, yaitu :

- Pertama : penyusunan program-program dan proyek-proyek

dalam rencana sektoral secara menyeluruh (program investasi

pembangunan pemerintah) harus disusun dengan skala

prioritas berdasar perkiraan penyediaan pembiayaan yang

tersedia. Serta didasarkan atas perkiraan penerimaan negara

dari dalam maupun luar negeri

- Kedua : penyusunan rencana tahunan dalam berbagai rencana

sektoral harus terperinci dalam program-program dan proyek-

proyek yang memungkinkan dipergunakan untuk penelitian

dan penilaian bagi penyusunan anggaran belanja negara dan

penyediaan pembiayaan.

Page 76: Makala h

- Ketiga : perlunya terdapat sistem klasifikasi yang sama antara

rencana tehunan dengan anggaran belanja negara.

- Keempat : praktek dan prosedur pelaksanaan anggaran cukup

rumit maka melambankan pelaksanaan fisik dari pada

program-program dan proyek-proyek. Untuk itu perlu

penyempurnaan dan kesesuaian antara kepentingan

penganggaran dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

BAB X

PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Administrasi pembangunan dapat pula dilihat dari kemampuan untuk merumuskan kebijaksanaan dan realisasi pelaksanaannya dalam rangka mobilisasi dana serta penggunaannya secara efektif, sehingga menimbulkan proses pembangunan. Dana-dana atau pembiayaan pembangunan, penggalian sumber, arah dan cara penggunaannya sangat mempengaruhi perkembangan politik, sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Dengan meningkatnya peranan pemerintah serta perluasan fungsinya, maka pengelolaan sumber serta penggunaan dana dan pembiayaan pembangunan menjadi amat penting. Kebijaksanaan pemerintah terhadap masalah tersebut sebaiknya merupakan bagian dari suatu kebijaksanaan dan rencana pembangunan.

Dana dan pembiayaan pembangunan sumbernya beragam. Ada yang langsung diusahakan oleh pemerintah sendiri (dari pajak, laba perusahaan negara, bantuan/pinjaman luar negeri, dan sebagainya) dan ada pula yang diciptakan dan digunakan dalam masyarakat sendiri, misalnya tabungan yang dihimpun masyarakat dan digunakan untuk investasi.

Salah satu alat penting dal;am rangka pembiayaan pembangunan yang berada di tangan pemerintah adalah anggaran belanja negara. Anggaran/Budget tidak hanya menjadi alat kebijaksanaan ekonomi pemerintah, tetapi pada umumnya

Page 77: Makala h

karena harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat, maka akan menjadi suatu kebijaksanaan negara. Dengan demikian budget mempunyai kekuatan legal yang cukup tinggi serta menjadi alat pelaksanaan kegiatan dan pengawasan yang sehat di dalam suatu negara demokrasi.

Dalam sistem keuangan dan administrasi negara modern, anggaran untuk perencanaan dan pembiayaan pembangunan mempunyai fungsi dan peran penting, antara lain :

(1) Sebagai peralatan kebijaksanaan yang multi fungsional, yang

semuanya dimaksudkan untuk mencapai cita-cita dan

berbagai tujuan negara dan bangsa yang bersangkutan.

(2) Merupakan realisasi konkrit dari “politik pembangunan”

(GBHN dan REPELITA / PROPENAS) yang akan menentukan

kua;litas hidup dan kehidupan bangsa ini sekarang dan masa

yang akan datang.

(3) Sebagai alat untuk mencegah keuangan dan kekayaan negara

disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak sah.

Anggaran belanja negara mempunyai dua segi, yaitu segi

penerimaan dan segi pengeluaran. Pelaksanaan kebijaksanaan

dari kedua segi tersebut mempunyai pengaruh langsung

terhadap berbagai bidang, ekonomi, politik, sosial di sektor

pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu anggaran belanja

negara menjadi sangat penting sebagai suatu program aksi

pemerintah. Untuk dapat memenuhi fungsinya sebagai program

aksi yang menunjang usaha pembangunan secara berencana,

maka anggaran belanja negara dan penyusunannya sebaiknya

dikaitkan dengan perencanaan pembangunan. mulai pada tahun

1960 dikembangkan perencanaan operasional tahunan (POT),

yang diusahakan pengaitan dan koordinasi antara penyusunan

program-program dan proyek-proyek kegiatan usaha

pembangunan tahunan, dengan anggaranbiayanya. Rencana

Page 78: Makala h

Pembangunan tahunan mendapatkan jaminan pelaksanaannya

dengan penyediaan pembiayaan dalam anggaran belanja, dan

anggaran belanja mencerminkan rencana tahunan tersebut.

Di dalam penyusunan anggaran belanja (meliputi segi

penerimaan dan pengeluaran, sangatlah penting terdapatnya

konsistensi dan koordinasi. Hal ini disebabakan karena smber-

sumber penerimaan maupun arah pengeluaran berbagai ragam,

tetapi juga kkarena satu segi anggaran saling mendukung

dengan segi anggaran yang lain. Misalnya pembiayaan sesuatu

kegiatan usaha dapat diusahakan dari sumber-sumber

pembiayaan dalam negeri, tetapi mungkin juga memerlukan

pembiayaan luar negeri. Penggunaan pembiayaan untuk

keperluan irigasi, dikaitkan dengan pembiayaan penyuluhan dan

peningkatan produksi pertanian di daerah irigasi tersebut. Kecuali

hal itu juga diperlukan adanya suatu koordinasi pembiayaan

untuk hal-hal yang merupakan pembiayaan pembangunan

dengan pembiayaan pemeliharaan setelah pembangunan

sesuatu usaha selesai.

Penyusunan anggaran belanja negara, menjadi suatu

kegiatan utama dari pemerintah.Dalam hal analisa, penyusunan,

memberikan alasan untuk pengesahannya, dan kemudian

pelaksanaan budget negara, adalah salah satu fungsi

pemerintahan. Badan legislatif mempunyai peranan penting

untuk menilai, memberikan kritik, dan pada akhirnya

memberikan persetujuan final terhadap anggaran tersebut.

Mengenai pertanggungan jawab anggaran belanja

biasanya menggunakan sistem kas (kas stelsel), apa yang

diperhitungkan (dimasukkan) dalam tata pembukuan

pelaksanaan anggaran untuk sesuatu tahun tertentu adalah

transaksi keuangan yang dilakukan pada tahun anggaran

tersebut. Untuk keperluan kontinuitas pembiayaan berbagai

Page 79: Makala h

kegiatan pembangunan, kadang dimodifikasi dengan

pelaksanaan sistem firemen, yaitu biaya-biaya tahun anggaran

tertentu yang belum selesai digunakan, dapat terus dipakai pada

pelaksanaan tahun anggaran berikutnya.

Dalam penyusunan anggaran biaya belanja perlu pula

diserasikan dengan pengarahan atau perencanaan kredit,

anggaran devisa, dan kerangka investasi nasional secara

menyeluruh. Hal ini untuk menjamin konsistensi dalam usaha

berencana yang bersifat nasional. Sedang dalam pelaksanaannya

tergantung masuk tidaknya dalam jangkauan perencanaan

pembangunan, apakah bersifat komprehensif atau parsial.

Perencanaan dan penyusunan anggaran meliputi

sebagaian dari sumber-sumber pembiayaan dan perkiraan

pembiayaan serta investasi masyarakat. Namun perencanaan

dan penyusunan anggaran mempunyai dasar legal yang kuat dan

dapat mempengaruhi sektor-sektor pembiayaan lainya.

Dalam sejarah perkembangan administrasi negara, suatu

sistem perencanaan dan penyusunan anggaran mempunyai

fungsi dan tujuan yang berbeda-beda, secara kronologis

pertumbuhannya dimulai dengan Sistem

Tradisional : Incremental Budgeting atau Line-item /

Object Expenditures Budget, lalu Performance Budgeting

System, diikuti oleh Program Budgeting

Syatem, kemudianPlanning Programing and Budgeting

System (PPBS) dan terakhir adalah Sistem ZBB (Zero Base

Budgeting).

Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka disini

dikemukakan perbedaan ciri-ciri pokok antara keempat sistem

anggaran tersebut, yaitu :

Page 80: Makala h

i. Sistem Tradisional : Incremental Budgeting atau Line-

item / Object Expenditures Budget, adalah sistem

anggaran yang mengacu pada Undang-undang

Perbendaharaan Indonesia(Indische Compabilities

Wet / ICW ). Adapun ciri-ciri pokok dari sistem tradisional

adalah :

 Berorientasi kepada pertanggung jawaban (accounting).

 Berdasarkan objek-objek pengeluaran (object or

expenditureatau input).

 Berpangkal kepada satuan-satuan organisasi

(Organization units)

 Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa “tugas pokok

dan fungsi” suatu badan serta berbagai kegiatan pokok

yang sedang berjalan adalah tetap.

 Mengutamakan pembiayaan yang marginal dan

berorientasi pada hal-hal yang bersifat taktis dan

berjangka pendek.

ii. Performance Budgeting System, yang kemudian

berkembang dengan Sistem Program Budgeting (Program

Budgeting Syatem). Sistem ini memiliki ciri-ciri antara

lain :

 Berorientasi kepada penata-laksanaan (management

control).

 Memusatkan perhatian pada program dan kegiatan pada

instansi pemerintah dan atas dasar itu dilakukan

klasifikasi anggaran.

Page 81: Makala h

 Berdasarkan pendayagunaan (efficiency) dari hasil-hasil

pelaksanaan (outputs) dan effisiensi dalam alokasi.

 Menekankan keterkaitan antara input dan output, serta

penilaian cost benefit.

iii. Planning Programing and Budgeting

Syatem (PPBS) diIndonesia dikenal dengan nama Sistem

Perencanaan , Pembuatan Program Dan Anggaran (SIPPA)

merupakan perkembangan lebih lanjut dari Performace &

Program Budgeting. Adapun ciri-ciri utamanya adalah :

1) Berorientasi kepada perencanaan strategis

2) Tekanan pokoknya tertuju pada tiga hal :

 tujuan

 output yang terukur, dan

 dampak

3) Menekankan pemanfatan cost benefit dan cost

effectiveness, serta berorientasi jangka panjang.

iv. Sistem ZBB (Zero Base Budgeting). Sistem ini berpangkal

pada PPBS dan MBO (Management By Objectives). Sistem ini

mengkaitkan proses perencanaan, penganggaran, dan

pengkajian-ulang berbagai kegiatan program, baik yang

lama (sedang berjalan) ataupun yang baru (dimasa depan).

Pada garis besarnya ZBB mempunyai ciri-ciri :

1) Identifikasi yang jelas tentang maksud dan tujuan serta

tentang faktor-faktor organisasi, prosedur, dan faktor-

faktor operasional lainnya.

Page 82: Makala h

2) Penilaian dan pencocokan berbagai kebutuhan dengan

sumber-sumber yang tersedia untuk membantu proses

realokasi yang rasional.

3) Identifikasi yang sistematis dari alternatif-alternatif,

pelaksanaan keji-ilang terhadap berbagai pos

pengeluaran atau pembiayaan berbagai program dan

kegiatan.

4) ZBB secara terpadu menggunakan teknik-teknik

penentuan tujuan, analisa incremental, analisa berbagai

alternatif dancost-benefit, serta

pengukuran performance.

BAB XI

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

A. Pengertian Administrasi Pembangunan Dalam Menunjang Perencanaan Pembangunan

Istilah untuk administrasi pembangunan dapat dikatakan

sebagai berikut :

 Manajemen dan pengarahan sasaran

 Menyelesaikan segala sesuatu

 Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan (eksekutif)

 Menegakkan dan melaksanakan kebijakan

 Kegiatan berkelompok yang bersifat kerjasama dengan

rasionalitas yang tinggi

 Tindakan-tindakan manusia yang bersifat kerjasama untuk

mencapai tujuan bersama

Page 83: Makala h

 Kerjasama manusia (orang) dan usaha-usaha kelompok untuk

melaksanakan kebijakan

 Tahap pelaksanaan keputusan-keputusan

 Tindakan-tindakan kepemimpinan (managerial action )

 Kekuasaan pelaksanaan dari pemerintah

 Sistem Administrasi

Administrasi pembangunan sebagai salah satu

kecenderungan baru dalam administrasi negara adalah

penerapan konsep administrasi atau manajemen yang lebih

ditujukan untuk mendukung proses pembangunan.

Administrasi pembangunan berorientasi kepada usaha

meningkatkan kemampuan administratif untuk mendorong

perubahan-perubahan kearah keadaan yang dianggap lebih baik

daripada suatu masyarakat dimasa depan.

Menurut M. Faisal Khan bahwa : “kegiatan-kegiatan

fungsional atau organisasional yang bersangkut paut dengan

administrasi pembangunan dan berencana dalam berbagai

tingkat (fase) yang dapat dipelajari secara sistematis, praktis

(dilaksanakan) dan dianalisis juga dapat memecahkan masalah

serta pelaksanaan rencana yang berhasil guna”.

Sedangkan menurut J.B. Kristiadi bahwa : “Administrasi

Negara yang mampu mendorong kearah proses perubahan serta

penyesuaiannya. Oleh sebab itu administrasi pembangunan juga

merupakan pendukung perencanaan dan implementasinya.

Dalam proses tersebut administrasi pembangunan mempunyai

perhatian yang besar terhadap perkembangan politik, ekonomi,

sosial budaya, Iptek, dan Hankam yang mempengaruhi perannya

dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan”.

Page 84: Makala h

Munurut Bintoro Tjokroamidjaja Administrasi Pembangunan

mempunyai dua fungsi pokok :

Pertama : Adalah penyempurnaan aparatur atau administrasi

negara agar lebih mampu mendukung proses

pembangunan usaha penyempurnaan dilakukan dibidang

kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan antara

lain penyempurnaan organisasi pemerintahan,

administrasi kepegawaian, administrasi keuangan,

administrasi meterial (peralatan) dan kepemimpinan.

Kedua : Adalah pengembangan sistem administrasi perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini seperti halnya

sistem perencanaan dan penganggaran, sistem

mobilisasi dana, sistem pembiayaan pembangunan,

sistem tata hubungan kerja pelaksanaan program

pembangunan, manajemen/program/proyek

pembangunan sistem pengendalian dan pengawasan

atau wasdal.

Ruang Lingkup administrasi pembangunan meliputi :

1. Penyempurnaan administrasi negara, kelembagaan, organisasi,

kepegawaian, sistem, prosedur dan sebagainya.

2. Penyusunan kebijakan : Kepemimpinan, Koordinasi,

Pengawasan dan Pengendalian dan fungsi-fungsi manajemen

yang merupakan unsur pembangunan

3. Fungsi lainnya dalam administrasi pembangunan antara lain

partisipasi masyarakat.

B. Perlunya Reformasi Pembangunan Administrasi

Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar

Administrasi menyatakan bahwa : “Pada pokoknya pendekatan

Page 85: Makala h

administrasi pembangunan diartikan sebagai proses

pengendalian usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk

merealisir pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu

keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam

berbagai aspek kehidupan bangsa (dalam perumusan yang

terdahulu disebutkan administrasi |pengendalian usaha] untuk

mendorong atau mendukung perubahan-perubahan suatu

masyarakat ke arah keadaan yang lebih baik di kemudian hari).

Tinjauan peranan administrasi negara dalam proses

pembangunan nasional telah melahirkan administrasi

pembangunan. Menurut Sondang P. Siagian dalam buku

Administrasi Pembangunan telah terjadi proses “rethinking”

dalam administrasi negara dan terjadi masalah pelaksanaan

pembaharuian administratif (administrative reform) untuk

menjawab berbagai pertanyaan berikut :

1. apakah birokrasi pemerintahan yang bekerja secara tradisional

mampu menghadapi perubahan yang sedang terjadi di

bidang sosial budaya, ekonomi dan politik ?

2. apakah birokrasi pemerintahan dalam suatu negara telah

menyesuaikan diri dengan pembangunan nasional yang

menjadi tujuan antara bagi setiap negara dewasa ini dalam

rangka mencapai tujuan akhir ?

3. apakah fokus perhatian tidak sebaiknya dialihkan dari hanya

sekedar pembinaan sistem status quo kepada partisipasi

yang aktif dalam proses pembangunan.

4. apakah perhatian yang lebih besar tidak perlu diberikan

kepada segi inovatif dari administrasi pemerintahan ?

Pembangunan sebagai konsep yang “goal-oriented”

menunjukkan bahwa pembangunan itu merupakan pertumbuhan

Page 86: Makala h

dan perubahan yang berencana dalam berbagai aspek kehidupan

bangsa – politik, ekonomi, sosial budaya dan administratif –

dalam rangkanation-building.

Dengan demikian arti pembaharuan administratif dalam

hubungannya dengan pembangunan dalam berbagai aspek

kehidupan bangsa dalam rangka nation-buiding, menurut konsep

pembaharuan administratif terdapat lima golongan besar, yaitu :

1. Penekanan beru (new emphasis) terhadap program-program

kerja;

2. Sikap-sikap yang berubah terhadap “langganan” pemerintah

serta para anggota daripada suatu birokrasi penerintahan;

3. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam bentuk-bentuk intern

(internal styles) dari suatu administrasi yang menunuju

kepada perbaikan dan komunikasi dan manajemen yang

bersifat partisipatif;

4. Penekanan yang lebih besar terhadap penggunaan sumber-

sumber dengan lebih effisien dan ekonomis;

5. Kurangnya penekanan terhadap approach yang statis terhadap

cara kerja yang bersifat rutin dan legalistis.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka sasaran

pembaharuan administratif adalah peningkatan secara nyata

‘performance capacity’ dari seluruh aparat pelaksana serta

peningkatan effisiensi kerja dalam menunjang kegiatan-kegiatan

pembangunan nasional.

BAB XII

ORGANISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Page 87: Makala h

Organisasi perencanaan pembangunan di Negara Republik Indonesiayaitu :

- BAPPENAS (Pemerintah Pusar/nasional)

- Bagian-bagian Perencanaan Departemen (LPND)

- BAPEDA (Pemerintahan Provinsi)

- BAPPEDA (Pemerintah Kabupaten/Kota)

- Musyawarah Kepala Desa dengan BPD

Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dalam buku Pengantar

Administrasi menyatakan bahwa : “Dilihat dari segi administrasi

pembangunan, maka organisasi-organisasi pemerintah secara

menyeluruh seyogyanya harus mampu mendesain

kebijaksanaan/rencana dan program-programnya, pelaksanaan,

komunikasi dengan sektor-sektor di luar pemerintahan, serta

evaluasi dan pengawasan yang diharapkan mendorong proses

pembangunan. ... Ini memerlukan mekanisme hubungan tata

kerja sedemikian rupa sehingga hasil kebijaksanaan atau rencana

dan pelaksanaan tersebut bersifat konsisten. Maksudnya adalah

konsisten antara berbagai kebijaksanaan sektor dan konsisten

antara kebijaksanaan dalam jangka waktu yang berbeda-beda

(jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek). Untuk

dapat melingkupi tidak saja tugas-tugas dalam usaha

pembaharuan dan pembangunan secara berencana dilihat dari

segi prosesnya, tetapi juga supaya kebijaksanaan dapat

diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan sektor pemerintah

maupun non-pemerintah di seluruh wilayah negara, ...”.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan pernyataan di

atasBintoro Tjokroamidjojo mengemukakan pendapat

dari Saul Katzmengenai klasifikasi serta penyusunan hubungan

Page 88: Makala h

organisasi-organisasi pemerintahan guna mendukung proses

pembangunan, yaitu :

(A) Organisasi kebijaksanaan dan bimbingan nasional. Dalam hal

ini adalah organisasi-organisasi yang menyususn, mendukung

atau menetapkan keputusan-keputusan penting yang dipilih

dari berbagai alternatif yang dimaksudkan untuk menetapkan

dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Juga berfungsi

mengusahakan dukungan nasional terhadap keputusan-

keputusannya. Organisasi ini meliputi :

1. Organisasi kepemimpinan nasional/pimpinan

pemerintahan, terdiri :

a) Kepemimpinan nasional/pimpinan pemerintahan sendiri

beserta organisasi stafnya;

b) Panitia-panitia atau dewan-dewan pembangunan

nasional

c) Dewan konsultatif nasional.

2. Organisasi penyusunan rencana nasional.

3. Organisasi atau tata hubungan organisasi komunikasi

nasional.

4. Organisasi-organisasi bagi pengawasan dan pengendalian.

(B) Organisasi-organisasi operasional yang bersifat

nasional.   Disini kebijaksanaan dan rencana-rencana

diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata dalam

program-program, proyek-proyek atau kegiatan

pembangunan lainnya dilakukan oleh organisasi pemerintah

ataupun swasta. Organisasi ini meliputi :

Page 89: Makala h

a) Organisasi-organisasi pusat yang memberikan jasa atau

pelayanan staf. Misalnya organisasi administrasi

kepegawaian, statistik, dan sebagainya.

b) Departemen-departemen, organisasi-organisasi otonom

pemerintah sampai kepada tingkat kegiatan program-

program dan proyek-proyek usaha pembangunan.

(C) Organisasi-organisasi yang di luar pemerintahan pusat

maupun organisasi-organisasi swasta, terutama yang

bergerak atau berusah dalam bidang kegiatan ekonomi

pembangunan. Ini adalah tata hubungan organisasi guna

mempengaruhi kegiatan-kegiatan sektor-sektor semi

pemerintah dan sektor swasta. Misalnyavoluntary

organization, koperasi, dan lain-lain.

BAB XIII

MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN

A. Model Bottom Up Dan Top Down

Planning

Dalam upaya untuk mewujudkan mekanisme perencanaan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah serta untuk lebih mengefektifkan perencanaan pembangunan Daerah yang konprehensif dan terpadu sehingga dapat tecapai titik temu antara aspirasi dan kebutuhan Daerah yang mendesak dengan kebijaksanaan dan stretegi pembangunan nasional, oleh Pemerintah telah dikeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan baik yang menyangkut masalah pembentukan kelembagaan maupun proses dan mekanisme penyusunan perencanaan serta penyelenggaraannya. Adapun berbagai peraturan perundang-

Page 90: Makala h

undangan dan kebijaksanaan-kebijaksanaaan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980 tentang

Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

2) Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1980 tentang

peningkatan dan Penyempurnaan Fungsi Lembaga Sosial Desa

menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian

Pembangunan di Daerah (P5D).

4) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1981 tentang

Mekanisme Pengendalian Pelaksanaan Program Masuk Desa.

5) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor Bangda 1/9/16

tanggal 20 November 1978 tentang Pedoman Pola Dasar

Pembangunan Daerah.

6) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2104/ Bangda

tanggal 15 November 1983 tentang Pedoman Penyusunan

Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II.

Seluruh peraturan tersebut di atas merupakan satu paket kebijaksanaan yang saling melengkapi dalam proses dan mekanisme perencanaan dari bawah ke atas.

B. Integrasi Kedua Model Tersebut

Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan

Daerah dari bawah hanyalah salah satu aspek saja dalam

kerangka pola dan sistem penyusunan perencanaan

pembangunan secara keseluruhan.

Page 91: Makala h

Dalam upaya penjabaran kebijaksanaan nasional di Daerah

telah dilakukan suatu mekanisme perencanaan dari atas ke

bawah (top down planning) melalui jalur-jalur kelembagaan yang

sudah ada dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta ketentuan-

ketentuan lainnya yang konsisten. Untuk mencapai dan

memperoleh hasil pembangunan yang maksimal, maka dalam

proses dan mekanisme penyusunan perencanaan pembangunan

dari bawah, terutama yang berkaitan dengan perencanaan yang

dilakukan oleh lembaga yang ada di daerah seperti Musyawarah

Desa (antara Kepala Desa dengan Badan Perwakilan Desa pada

Desa atau antara Lurah dengan LKMD pada Kelurahan), UDKP

pada tingkat kecamatan, dan Bappeda pada tingkat

Kabupaten/Kota harus dilakukan secara harmonis dan terpadu.

Dengan kata lain perpaduan antara bottom-up

planning dengan top-domn planning sedapat mungkin

dikembangkan dalam setiap fase perencanaan pembangunan di

Daerah,

Sesuai dengan sebutannya Perencanaan Pembangunan

Daerah dari Bawah, maka proses dan mekanisme

penyusunannya dibahas berjenjang melalui tahap-tahap

penyusunan di semua tingkatan pemerintahan mulai

Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi, Regional

sampai tingkat Nasional.

C. Jenjang Perencanaan : Tiga Model Dasar

Rencana-rencana pembangunan pada umumnya didasarkan atas beberapa formulasi model ekonomi makro, menurut Michael P. Todaro dalam buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga sebagai berikut :

(1) Model Pertumbuhan Bersama/Menyeluruh, Memproyeksikan

Variabel-variabel Makro. Model ini mencakup seluruh

Page 92: Makala h

ekonomi berdasarkan susunan variabel ekonomi makro yang

terbatas, dianggap paling penting bagi penentuan tingkat

dan laju pertumbuhan luaran/output nasional : tabungan,

investasi, persediaan modal, eksport, import, bantuan luar

negeri, dan lain-lain. Tetapi dalam soal-soal tertentu,

model/teori pertumbuhan ini hanya memberikan perkiraan

kasar permulaan tentang petunjuk-petunjuk umum yang

dapat dilakukan oleh ekonomi. Contohnya model ini jarang

sekali memberikan rencana pembangunan secara

operasional.

(2) Model-model Input-Output dan Proyeksi-proyeksi Sektoral : Ide

Dasar. Pendekatan yang lebih rumit lagi mengenai

perencanaan pembangunan ialah menggunakan beberapa

variasi antar industri atau model input-output yang kegiatan-

kegiatan sektor industri penting dalam ekonomi saling

berhubungan antara satu dengan yang lain dan secara

simultan menyusun atau rangkaian persamaan aljabar yang

menjelaskan proses produksi tertentu atau teknologi masing-

masing industri. Semua industri dipandang sebagai produsen

output/luaran dan konsumen/pemakai input/masukan dari

industri lain.Pantulan-pantulan langsung atau tidak langsung

mengenai perubahan-perubahan permintaan/kebutuhan

produk-produk dari salah satu industri pada output yang

telah direncanakan, pekerjaan dan import semua barang-

barang industri bisa dilacak melalui seluruh jaringan

perekonomian yang banyak liku-likunya tentang

interdepedensi ekonomi.

(3) Pertimbangan Proyek Dan Analisis Bea-Maslahat Sosial (Social

Cost-Benefit Analysis). Metodologi pertimbangan proyek

tergantung pada teori dan praktek analisis bea maslahat

‘sosial’, yaitu untuk menentukan harga atau nilai proyek

yang melibatkan anggaran belanja/pemgeluaran pemerintah

Page 93: Makala h

dianggap perlu untuk mempertimbangkan keuntungan-

keuntungan/manfaat dan kerugian-kerugian (biaya) bagi

masyarakat secara keseluruhan. Karena itu menentukan

keuntungan sosial dalam suatu jamgka waktu karena

perbedaan antara keuntungan dan biaya sosial yang kedua-

duanya diukur secara langsung atau tidak langsung.

Kalkulasi profitibilitas sosial dari suatu investasi kemudian

melibatkan proses tiga tahap :

a. memperinci ‘fungsi sasaran’ yang harus ditingkatkan

dengan mengukur bagaimana perbedaan keuntungan

yang harus diukur dan apa ‘imbuhan’ yang mungkin

terdapat di antara keuntungan-keuntungan itu.

b. memerlukan beberapa ukuran sosial nilai-nilai unit dari

semua proyek input dan output disebut ‘bayangan harga-

harga’. Semakin besar penyimpangan atrau pertentangan

antara harga bayangan dan harga pasar, semnakin besar

pula kebutuhan akan analisis bea-maslahat sosial dalam

usaha mencapai peraturan-peraturan usaha/keputusan

investasi pemerintah.

c. memerlukan beberapa ketentuan kriteria untuk

mengurangi arus bea-maslahat sosial yang diproyeksikan

kepada satu indeks yang nilainya kemudian dipakai untuk

memilih atau menolak suatu proyek menempatkannya

dal;am proyek-proyek alternatif.

5. Penentuan Sasaran.. ‘Nilai sosial’ dari sutau proyek haruslah

dievaluasi dalam kerangka sasaran atau tujuan sosial dan

ekonomi nasional. Penentuan sasaran atau tujuan merupakan

jenjangpertama dan paling penting di dalam formulasi suatu

rencana pembangunan. Walaupun semua rencana itu

dimaksudkan atau dirancang untuk memaksimalkan

‘kesejahteraan sosial’ dalam sayu atau berbagai bentuk, tetapi

Page 94: Makala h

penting dirinci dan dijelaskan secara teliti mengenai ukuran

pokok kesejahteraan sosial.

6. Memperhitungkan Harga-harga ‘Bayangan’ dan Tingkat

Potongan Sosial. Analisis bea-maslahat sosial yang penting

adalah kalkulasi dan/atau estimasi harga-harga yang

dipergunakan dalam menentukan nilai

kemaslahatan/keuntungan yang benar dan besarnya biaya

riel.Pada negara-negara yang sedang berkembang harga-

harga pasaran output/keluaran dan input/masukan tidak

memberikan refleksi yang benar mengenai

kemaslahatan/keuntungan dan biaya-biaya sosial. Antara

lain,lima alasan berikut :

(1) Inflasi dan Kurs/Nilai Tukar yang ’Overvaluation’. Banyak

negara sedang berkembang dilanda inflansi yang ganas

dengan tidak terkendalinya keadaan harga. Harga-harga

ini biasanya tidak mencerminkan biaya kebatalan

(oppurtunity-cost) yang sebenarnya bagi masyarakat

yang menghasilkan barang-barang atau jasa. Selanjutnya,

hampir didalam semua negara, pemerintah

mengatur/menentukan harga valuta asing. Dengan inflasi

dan nilai valuta asing yang tidak berubah, nilai tukar/kurs

dalm negeri menjadi “overvalued”, sehingga dengan

demikian, (a) harga-harga impor memperkecil

(underestimate) biaya reil bagi negara yang beli produk-

produk luar negeri ; dan (b) harga-harga ekspor (dengan

ukuran kurs dalam negeri) memperkecil (undestate)

keuntungan riel yang diterima oleh negara, dari volume

ekspor tertentu. Selanjutnya, harga “resmi” valuta asing

dalam sebagian besar negara-negara sedang berkembang

tidak memberikan refleksi keuntungan dan biaya “sosial”

yang benar dari kegiatan impor dan ekspor. Akibatnya,

usaha-usaha investasi pemerintah berdasarkan harga-

Page 95: Makala h

harga semacam ini cendrung meragukan untuk industri-

industri ekspor dan substitusi impor.

(2) Tingkat Upah, Bea Modal dan Pengangguaran.. Pengaruh

dalam hampir sumua negara sedang berkembang

mengenai perubahan-perubahan “harga faktor” yang

berakibat dalam tingkat upah melebihi biaya batalan

sosial (atau harga bayangan) tenaga kerja dan tingkat

kepentingan untuk memahami biaya kebatalan sosial dari

hasil modal. Andaikata pemerintah menggunakan harga-

harga pasar yang tidak sesuai dengan harga tenaga dan

modal dalam menghitung biaya-biaya proyek investasi

alternatif pemerintah, mereka akan memperkecil biaya

riel proyek-proyek intensifikasi modal dan cendrung

menaikannya pada biaya sosial proyek-proyek

intensifikasi tenaga yang rendah biayanya. Selanjutnya,

andaikata fungsi sasaran kesejahteraan sosial

memberikan premi terhadap perbaikan pemerataan

penghasilan, maka pilihan proyek-proyek intensifikasi

modal bukan hanya akan memperkecil biaya-biaya, tetapi

juga secara marjinal akan mengurangi bantuan terhadap

perbaikan kesejahteraan sosial, dibandingkan dengan

proyek intensifikasi tenaga alternatif.

(3) Tarif, Kuota, dan Substitusi Import . Eksistensi tingginya

tingkat nominal dan proteksi tarif efektif, digabungkan

dengan kuota-kuota import dan nilai lebih, membedakan

sektor pertanian dan sektor industri substitusi import.

(4) Kekurangan tabungan. Dengan adanya tekanan-tekanan

substansial untuk memberikan/menyediakan tingkat

konsumsi yang tinggi bagi masyarakat yang kekurangan

makanan, maka tingkat dan laju tabungan-tabungan

Page 96: Makala h

dalam negeri di sebagian negara-negara sedang

berkembang seringkali dianggap sebagai sub-optimal.

(5) Tingkat Potongan Sosial (Social Rate of Discount ). Perlunya

pemerintah memilih tingkat potongan (discount rate)

yang sesuai dalam membuat kalkulasi nilai keuntungan-

keuntungan danbiaya-biaya proyek yang berlangsung dari

waktu ke waktu. ‘Tingkat potongan sosial’ pada

hakekatnya adalah ‘harga’ waktu, yakni nilai waktu yang

dipergunakan oleh para perencana untuk menghitung

nilai bersih sekarang mengenai keuntungan proyek.

3. Memilih Proyek : Ada Beberapa Kriteria. Dengan

mempertimbangkan harga-harga bayangan yang relevan,

memproyeksikan perhitungan waktu mengenai keuntungan

dan biaya yang diharapkan, dan memilih tingkat potongan

sosial yang sesuai, sekarang para perencana mampu memilih

diantara sekian banyak alternatif proyek-proyek investasi yang

dianggap paling sesuai.

BAB XIV

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

A. Arti Dan Perlunya Partisipasi Masyarakat

Pembangunan merupakan suatu proses pembeharuan yang kontinu dan terus menerus dari suatu keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Dan di negara-negara baru berkembang usaha pembaharuan ini, seperti telah dikemukakan terdahulu, pada umumnya dilakukan dengan pemerintah yang aktif, dan dengan usaha secara berencana. Pembangunan yang meliputi segala segi kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya itu baru akan berhasil, apabila merupakan kegiatan yan melibatkan partisipasi dari seluruh

Page 97: Makala h

rakyat di dalam suatu negara. Tidak saja dari pengambil kebijaksanaan tertinggi, perencana, pemimpin pelaksanaan operasional, tetapi juga dari p-etani-petani yang masih tradisionil, nelayan, buruh, pedagang kecil dan lain-lain.

Administrasi pembangunan tidak hanya berarti

kemampuan untuk menetapkan strategi pembangunan yang

baik, kemudian diperinci dalam rencana-rencana dan

diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata yang efektif dalam

pelaksanaan pemerintahan, tetapi juga hendaknya dapat

menimbulkan respons dan kerja sama seluruh rakyat (seluruh ini

tentu saja relatif) dalam proses pembangunan tersebut.

Administrasi pembangunan juga berperan untuk melibatkan

(belum tentu dengan cara-cara langsung) kegiatan masyarakat

luas,sesuai dengan arah kebijaksanaan yang ditetapkan dalam

proses pembangunan. Di sini terlihat empat aspek penting dalam

rangka partisipasi dalam pembangunan yaitu:

5. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat tersebut sesuai dengan

mekanisme proses politik dalam suatu negara turut

menentukan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan

yang dilakukan pemerintah. Dalam masyarakat demokratis

maka arah dan tujuan pembangunan hendaklah

mencerminkan kepentingan masyarakat. Cermin dari

kepentingan masyarakat ini dilakukan melaui partisipasi

masyarakat didalam keterlibatan politik mereka dalam

proses politik.

6. Meningkatkan artikulasi (kemampuan) untuk merumuskan

tujuan-tujuan terutama cara-cara dalam merencanakan

tujuan itu yang sebaiknya. Maka pemerintah harus

memberikan pengarahan mengenai tujuan dan cara-cara

mencapai tujuan pembangunan tersebut dan

mengembangkan kemampuan-kemampuan masyarakat

untuk mendukung proses pembangunan.

Page 98: Makala h

7. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang

konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah

ditentukan dalam proses politik. Misalnya mengerahkan

gotong royong membersihkan sungai dari sampah.

8. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program

partisipatif dalam pembengunan yang berencana, misalnya

pembangunan masyarakat desa dan program kredit usaha

kecil.

Untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan ada beberapa faktor yang sangat menentukan,

yaitu :

(1) Kepemimpinan. Unsur pertama dari proses pengendalian

usaha dalam pembangunan ditentukan sekali oleh adanya

serta kualitas kepemimpinan. Arief Budiman menyatakan

bahwa dalam menggerakkan partisipasi rakyat untuk

pembangunan diperlukan pemimpin-pemimpin formal yang

mempunyai legalitas dan pemimpin-pemimpin informal

yang memiliki legitimitas.

(2) Komunikasi. Gagasan-gagasan, kebijaksanaan dan rencana

hanya akan mendapat dukungan, bila diketahui melalui

proses komunikasi dan kemudian

dimengerti. Eldersveldmengemukakan bahwa supaya

masyarakat dapat terlibat dalam suatu sistem dan dalam

pencapaian tujuan-tujuan pembangunan, hendajlak

administrasi pemerintah menjangkau (penetration)

golongan masyarakat yang paling jauh dan paling perlu

bagi berhasilnya usaha-usaha pembangunan. Maka

memerlukan penerangan dan penyebaran (information)

tentang usaha-usaha pembangunan tersebut. Ini ditujukan

supaya mendapat kepercayaan (belief and confidance) dan

dapat dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan nyata (action).

Page 99: Makala h

Komunikasi juga bertujuan untuk mengembangkan suatu

iklim yang mengurangi tekanan (tensions) dan konflik

dalam masyarakat. Komunikasi juga dimaksudkan untuk

menumbuhkan berbagai perubahan-perubahan nilai dan

sikap yang inheren di dalam proses pembaharuan dan

pembangunan tanpa menimbulkan tekanan, frustasi, dan

friksi. Maka dikembangkan suatu konsep mengenai sistem

penerangan untuk mendukung program pembangunan

(development support communication). Komunikasi ini erat

hubungannya dengan kepemimpinan dan peranan serta

hubungan kepemimpinan di dalam suatu masyarakat. Salah

satu unsur dari kepemimpinan yang penting adalah

komunikasi, dan dalam mengembangkan komunikasii

diperlukan peranan pemimpin-pemimpin yang dapat

“menjembatani” komunikasi timbal balik.

(3) Pendidikan. Yingkat pendidikan yang memadai akan

memberikan kesadaran yang lebih tinggi pada masyarakat

dan memudahkan bagi pengembangan identifikasi terhadap

tujuan-tujuan pembangunan.

B. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Berbgai Program

Pemberdayaan masyarakat menurut Adimihardja (1999 : xi) adalah : tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat, tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, tetapi nilai tambah sosial budaya.

Dari konstruksi pemikiran yang dikemukakan itu menunjukan bahwa makna pemberdayaan di era reformasi dan situasi krisis ekonomi pada saat ini lebih kuat diwarnai perspektif politik dan ekonomi dari pada perspektif sosial dan budaya. Hal ini dapat

Page 100: Makala h

dilihat dari adanya usaha untuk memobilisasi masyarakat untuk memanfaatkan sumber yang datang dari atas untuk kepentingan politik tertentu dan mempertahankan keberhasilan pertumbuhan ekonomi, dengan kurang meberikan peluang agar inisiatif tumbuh dari masyarakat atau menumbuh kembangkan perilaku sosial masyarakat untuk di dukung melalui pengayaan orientasi, motivasi, pengambilan keputusan sendiri oleh masyarakat, serta peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap sumber kehidupan.

Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Tjokrowinoto dan Pranarka (1996 : 56) bahwa : harus ditempatkan tidak hanya secara individual akan tetapi secara kolektif, dan semua itu harus menjadi bagian dari aktualisasi dan keaktualisasi eksistensi manusia dan kemanusiaan. Dengan kata lain, manusia dan kemanusianlah yang menjadi tolok ukur normatif, struktur dan substansial. Hal ini menempatkan konsep pemberdayaan sebagi bagian dari upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, pemerintah, negara, dan tata dunia didalam kerangka proses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab, yang terwujud di berbagai kehidupan : politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan sebagainya.

Dari konsep tersebut menunjukkan bahwa dalam membangun masyarakat ke depan, maka diperlukan suatu keseimbangan (keadilan) yang manusiawi antara kehidupan politik, ekonomi, hukum dan kehidupan sosial budaya bagi setiap manusia atau masyarakat. Keharusan ini menjadi sangat penting oleh karena persoalan-persoalan sosial budaya, ekonomi dan politik termasuk persoalan hukum akan menghadapi tantangan-tantangan yang cukup berat sebagai akibat dari globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terbendung.

Weissglass (1990 : 351) memberikan pengertian tentang

pemberdayaan sebagai : “ a process of supporting people to

construct new meanings and exercise their freedom to chose “,

artinya suatu proses yang membangkitkan masyarakat untuk

Page 101: Makala h

membangun makna dan menggunakan hak kebebasan

menentukan pilihan yang baru.

Irwin (1995 : 82) mengemukakan : “ Empowering other

people means giving them a change to make their sp0ecial

contribution ... your contribution may be a particular insight, a

particular talent, a particular energy, aparticular loving way to be

with people “, artinya upaya pemberdayaan itu berarti

memberukan kepada masyarakat peluang untuk melibatkan diri

dengan hal-hal yang menyangkut paham, bakat, kekuatan dan

kesenangan masyarakat.

Dari beberapa definisi tentang pemberdayaan masyarakat yang telah dikemukakan di atas pada prinsipnya adalah dalam rangka membangkitkan atau membangun potensi-potensi yang ada pada masyarakat seperti : bakat, keterampilan, kekuatan dan kesenangan.

Dengan tidak mengurangi makna pemberdayaan masyarakat yang sebenarnya, Penulis akan mempergunakan definisi pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan oleh Bryan dan White (1989 : 25) bahwa : Pemberdayaan hendaknya di fahami sebagai suatu proses meningkatkan kemampuan masyarakat sehingga mereka dapat memecahkan masalah sendiri dengan cara memberikan kepada mereka kepercayaan untuk mengelola program-proram tertentu atas keputusannya sendiri.

Dari definisi pemberdayaan yang dikemukakan

oleh Bryandan White tersebut mengandung beberapa dimensi

dalam pemberdayaan masyarakat yaitu :

1. proses meningkatkan kemampuan masyarakat,

2. pemecahan masalah,

3. memberikan kepercayaan,

Page 102: Makala h

4. pengelolaan program, dan

5. membuat keputusan sendiri

Secara tajam akan di jelaskan unsur-unsurnya, ciri-crinya

dan sifat-sifatnya sehingga menjadi jelas sebagai variabel.

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu fenomena sosial

yang merupakan kejadian konkrit dan dapat di indra atau di

amati. Kemampuan masyarakat harus dan mutlak perlu di

tingkatkan, karena sumber daya manusia merupakan energi

yang sangat istimewa. Kemampuan menurut Robbin (2001 : 46)

adalah : suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai

tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan seseorang

pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah

kemampuan yang di perlukan untuk melakukan kegiatan mental,

sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan

untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,

kecekatan, kekuatan, dan keterampilan serupa. Di harapkan,

dengan meningkatnya kemampuan masyarakat baik secara

intelektual dan fisik, maka masyarakat akan memberikan

kontribusi secara maksimal terhadap

penyelenggaraan Pemerintah di daerah. Kemampuan intelektual

akan dapat di capai apabila Pemerintah secara serius

memperhatikan masalah pendidikan, baik pendidikan formal ,

informal dan non formal. Selanjutnya peningkatan kemampuan

secara fisik hanya akan dicapai apabila Pemerintah secara serius

memperhatikan kesehatan masyarakat dan kesehatan

lingkungannya. Dimensi kemampuan masyarakat bertalian erat

dengan partisipasi masyarakat. Kesediaan masyarakat untuk

berpartisipasi merupakan tanda danya kemampuan masyarakat

untuk berkembang secara mandiri.,

Page 103: Makala h

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mubyarto (1984 :

36) bahwa : kemampuan masyarakat untuk berkembang secara

mandiri berkolerasi secara positif dengan kemampuannya untuk

berpartisipasi dan juga kemampuannya untuk meningkatkan

taraf hidup sendiri.

Konsep ini memberikan kejelasan bahwa hanya pada

masyarakat yang memilikii kemampuan, partisipasi itu dapat di

wujudkan. Sehingga antara kemampuan masyarakat dan

partisipasi masyarakat ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat di

pisahkan tetapi dapat dan perlu di bedakan.

Demikian halnya Tilaar (1997 : 238) mengemukakan

bahwa :Suatu masyarakat yang berpartisipasi adalah masyarakat

yang mengetahui potensi dan kemampuannya termasuk

hambatan-hambatan karena keterbatasannya. Masyarakat yang

mampu berdiri sendiri adalah masyarakat yang mengetahui arah

hidup dan perkembangannya termasuk kemampuannya untuk

berkomunikasi dan bekerja sama dengan masyarakat lainnya

bahkan pada tingkat regional dan internasional.

Menjadi jelas bahwa partisipasi masyarakat itu sangat

ditentukan oleh kemampuan

masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi tingkat kemampuanpema

haman akan sesuatu yang diketahui masyarakat, makadiharapka

n akan semakin tinggi pila partsispasi masyarakat yang

bersangkutan dalm setiap kegiatan, program, maupun proyek

yang dilaksanakan pada masyarakat itu berada.

Kaitan antara kemampuan masyarakat dengan

pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa

menurut Ndraha (1987 : 107) bahwa : kemampuan masyarakat

untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui

Page 104: Makala h

intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desanya.

Kemampuan masyarakat yang telah diberdayakan dapat dilihat pula dalam kemempuan memecahkan masalah, yaitu mengurangi dan meminimalisasikan kesenjangan antara harapan-harapan masyarakat dengan kenyataan yang ada dapat mengancam kehidupan masyarakat itu sendiri serta tidak mungkin diintervensi oleh pemerintah yang kurang memahami permasalahannya. Apabila pemerintah tidak mengintervensi masalah-masalah masyarakat desa, merupakan bentuk kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat akan dapat menggali potensi-potensi, inisiatif-inisiatif, dan kreatifitas sehingga masyarakat dapat memberikan sikap dan tindakannya sesuai dengan latar belakang historis kehidupan masyarakat tersebut.

Dalam perberdayaan masyarakat desa dalam rangka

membangun pedesaan yang kuat, effisien dan moder, ada tujuh

agenda permasalah yang perlu dipecahkan (dibuat agenda

pemecahannya), yaitu :

(II) belum optimalnya pemerintah dalam menyediakan barang

publik dan jasa publik kepada masyarakat (seperti prasarana

kesehatan, prasarana pendidikan, prasarana sosial-budaya,

keamanan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan;

(III) rendahnya posisi tawar masyarakat dalam pasar input

(tenaga kerja, modal, lahan);

(IV) belum berfungsinya pemerintah dalam mendorong

terbangunnya pasar input dan pasar output yang effisien;

(V) randahnya daya beli masyarakat sebagai akibat rendahnya

pendapatan masyarakat dan tingginya harga barang output

akibat buruknya kelembagaan dan prasarana transportasi;

Page 105: Makala h

(VI) rendahnya akses bagi petani dan usaha kecil di pedesaan

untuk memasuki pasar input, sebagai akibat buruknya

kelembagaan dan prasarana transportasi;

(VII) terbatasnya kemampuan pemerintah desa dalam

menyediakan prasarana untuk usaha ekonomi pedesaan;

dan

(VIII) belum terbangunnya kerjasama yang saling menguntungkan

antara usaha besar dan usaha kecil.

Untuk menggrapa agenda permasalahan tersebut pada

tahap awal dimulai dengan pemberdayaan masyarakat desa.

Pemberdayaan masyarakat dikonsepkan dalam dua makna

pokok, yaitu :

1. meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan

berbagai kebijakan kemampuan yang diharapkan, dan

2. meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberian

wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam

pengambilan keputusan untuk membangun diri dan

lingkungannya secara mandiri.

Dengan demikian menunjukkan bahwa upaya

pemberdayaan masyarakat berarti memampukan dan

memandirikan masyarakat.

Implementasi konsepsi pemberdayaan masyarakat

tersebut dalam kebijakan pembangunan nasional harus terwujud

dalam 3 aspek kebijakan utama, yaitu :

1. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat,

baik potensi sumber daya maupun potensi sistem ilai

Page 106: Makala h

tradisional sebagai kearifan lokal yang telah membudaya

dalam menata kehidupan masyarakat;

2. memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, baik

potensi lokal yang telah membudaya dalam menata

kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan atau

input berupa bantuan dana, pembangunan prasarana dan

sarana, baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial

(pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga

pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah, dan

3. melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang

lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang, dan

bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi.

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, Mirriam, 1981,

Dasar-dasar Ilmu Politik, Binacipta, Jakarta.

Effendi, Onong Uchjana, 1994,

Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktek, Alumni, Bandung.

Dwijowijoto, Riant Nugroho, 2003,

Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi Dan

Evaluasi, PT Elex Media Komputendo, Jakarta.

Jhingan, M.L., 1988,

Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, Terjemahan D.

Guritno, CV. Rajawali, Jakarta.

Levin, Richard I. & Kirkpatrick, Charles A., 1982,

Page 107: Makala h

Perencanaan Dan Pengendalian Dengan PERT Dan

CPM(Terjemahan Magdalena Adiwardana Jamin, LPPM

– Balai Aksara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara RI, 1996,

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid II Edisi

Ketiga, PT Toko Gunung Agung, Jakarta.

Siagian, Sondang P., 1981,

Administrasi Pembangunan, PT Gunung Agung, Jakarta.

Sukirno, Sadono, 1981,

Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijaksanaan), Borta Gorat, Medan..

Supriyono, R.A., 1998,

Manajemen Strategi Dan Kebijakan

Bisnis, Jakarta

Team Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud,

1997,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka,Jakarta.

Tjokroamidjojo, Bintoro, 1995,

Pengantar Administrasi Pembangunan,

LP3ES,Jakarta.

Todaro, Michael P., 1983,

Page 108: Makala h

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Jilid II (alih bahasa

Aminudin dan Nursid), Ghalia Indonesia, Jakarata.