makala h

12
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (GEO 2002) HAK ASASI MANUSIA DISUSUN OLEH : LILIK ANDRIYANI 13/348106/GE/07576 ANGGUN MUTIARA CITA 13/347522/GE/07541 ANISA NUSALINA 13/346554/GE/07488 AMINA RAISA SRI ASRIA 13/346822/GE/07491 AYU SEKAR MAWARNI 13/347400/GE/07515 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: yosefganang

Post on 24-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kewarganegaraan

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN(GEO 2002)HAK ASASI MANUSIA

DISUSUN OLEH :LILIK ANDRIYANI13/348106/GE/07576ANGGUN MUTIARA CITA13/347522/GE/07541ANISA NUSALINA13/346554/GE/07488AMINA RAISA SRI ASRIA13/346822/GE/07491AYU SEKAR MAWARNI13/347400/GE/07515

FAKULTAS GEOGRAFIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014BAB IPENDAHULUANI. LATAR BELAKANGKehidupan yang mencuat dewasa ini, terutama bagi kehidupan bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia, Penegakan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu issu pentingdalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Namun masihbanyak pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan dengan baik,banyak pihak yang masih ragu-ragu akan penegakan hak asasi manusia diIndonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi penegakan HAM di Indonesia, danfaktor penyebab kurang ditegakannya HAM di Indonesia.Persoalan hak asasi manusia berkaitan langsung dengan eksistensi martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Itulah sebabnya, konsep hak-hak asasi manusia harus dimaknai sebagai sebuah potensi yang dimiliki oleh manusia secara kodrati yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, sebagai hak dasar, pokok, dan asasi yang melekat bersama dengan kelahiran manusia di dunia. Hak-hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak milik, dan hak merdeka. Dari hak-hak asasi tersebut, kemudian berkembang menjadi hak-hak lain seperti hak berbicara, hak beragama, hak berusaha, hak berbudaya, hak politik, hak sama dalam hukum, dan sebagainya.Sekalipun demikian, tidak semua orang menyadari akan martabat kemanusiaan tadi baik pengakuan maupun perlakuannya. Kenyataan yang ada dalam kehidupan, pengakuan terhadap martabat manusia lebih gampang dari pada perlakuannya. Karena itu, persoalan yang hendak dipecahkan sekarang adalah bagaimana memperlakukan hak-hak asasi manusia itu secara konkret sesuai dengan martabat kemanusiaannya.Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi penegakan HAM di Indonesia dan faktor penyebab kurang ditegakannya HAM di Indonesia. Kasus-kasus yang bersangkutan dengan hak asasi manusia banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seringkali cukup kejam, dan terkadang bahkan memakan korban jiwa. Hal ini mungkin disebabkan karena pengertian masyarakat yang kurang mengenai hak asasi manusia, sehingga terkadang ada orang yang sembarangan memukul jika sedang kesal, karena ia tidak mengerti bahwa setiap manusia memiliki hak untuk bebas dan hidup sejahtera, tanpa penyiksaan.II. RUMUSAN MASALAH Bagaimana kondisi HAM di Indonesia saat ini? Apa saja contoh kasus pelanggaran HAM yang masih terjadi di Indonesia? Apakah terdapat undang-undang yang mengatur HAM untuk contoh kasus pelanggaran tersebut? Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir pelanggaran HAM?

BAB IIPEMBAHASANSecara umum Hak Asasi Manusia adalah satu dengan harkat dan martabat serta kodrat manusia, oleh sebab itu disebut juga sebagai hak dasar. Hak itu ada pada setiap manusia dan merupakan sifat kemanusiaan. Dalam Tap.MPR No.XVII/MPR/1988 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan, bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia, dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu gugat oleh siapapun.Jadi, segala hak yang berakar dari martabat, harkat, serta kodrat manusia adalah hak yang lahir bersama manusia itu. Hak ini bersifat universal, berlaku di mana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja. Hak itu tidak tergantung pada pengakuan manusia, negara, dan masyarakat lain. Hak ini diperoleh manusia dari Penciptanya dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan. Hak asasi manusia ini selalu dipandang sebagai sesuatu yang mendasar, fundamental dan penting. Oleh karena itu, banyak pendapat yang mengatakan bahwa hak asasi manusia itu adalah kekuasaan dan keamanan yang dimiliki oleh setiap individu dan wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Namun dalam beberapa tahun terakhir justru penegakan dan pemenuhan HAM di Indonesia semakin memprihatinkan. Dalam kurun waktu peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia dalam 63 tahun terakhir, namun selama itu pula penegakan HAM di Indonesia belum berjalan. Tidak berjalannya penegakan HAM itu bisa dilihat dari Indonesia yang menduduki posisi 30 dalam peringkat negara dengan kondisi HAM terburuk dari 197 negara yang dievaluasi dalam berbagai pelanggaran HAM. Negara (dalam hal ini yaitu Komnas HAM) sepertinya sangat lamban untuk mengungkap dan mengupas secara detail kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi baik itu kasus yang disorot media ataupun yang tidak terlalu disorot .Kasus HAM yang sedang mencuat kepermukaan adalah kasus seorang bocah berusia 3,5 tahun bernama Iqbal Saputra yang diculik dari ibunya dan disuruh ngamen sepanjang hari oleh si penculik dan bila sang bocah tidak menghasilkan uang paling tidak Rp.30.000 perhari, maka sang bocah disiksa dan dianiaya si penculik. Kasus penculikan bocah Ikbal ini, mencuat kepermukaan setelah ada seseorang bernama Yuliana yang iba dan terenyuh hatinya melihat seorang bocah pengamen berusia sekitar 3,5 tahun, yang sekujur tubuhnya penuh luka dan kondisinya lemas tak berdaya tergeletak dilantai di Halte Busway Trans Jakarta Mangga Dua Jakarta. Lalu oleh Yuliana, sang bocah Iqbal, dibawa ke Puskesmas Pademangan berserta seseorang laki laki yang mengaku orang tuanya Iqbal. Karena kondisi Iqbal kejang-kejang dan menderita luka parah, pihak Puskesmas pun merujuk Iqbal ke RSUD Koja. Saat itu pihak Puskesmas Pademangan menaruh curiga dengan orang yang mengaku orang tua Iqbal dan selanjutnya Pihak Puskesmas langsung menghubungi pihak kepolsian. Sementara ituKabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, menuturkan bahwa Iqbal diculik olehtersangka Dadang Supriatna yang mengaku sebagai orang tua Iqbal dan juga mantan kekasih ibunda Iqbal pada bulan Desember 2013. Dadang sakit hati dengan ibunda Iqbal yang bernama Lisyang menjalin asmara dengan lelaki lain.Kini meski kondisinya sudah sehat, Iqbal belum bisa menikmati kesembuhannya, karena keluarga yang ditunggu-tunggu untuk mengajaknya pulang belum ada. Ibunda Iqbal tidak diperkenankan untuk merawat Iqbal, karena secara psikologi kondisinya masih labil. Saat ini, kepulangan Iqbal masih menunggu surat rekomendasi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk menentukan siapa yang akan merawat bocah usia 3,5 tahun ini. Iqbal kini kembali menjalani hari-harinya di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Iqbal masih belajar untuk duduk, karena kaki dan tangannya belum berfungsi secara normal.Miris memang melihat salah satu dari beragam kasus HAM di Indonesia terutama yang menimpa balita hingga anak-anak. Jelas kasus Iqbal Saputra sangat mencoreng nama Indonesia. Anak-anak seusia Iqbal yang seharusnya dapat menikmati masa kecilnya dengan bermain bersama teman-teman dan memperoleh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bukan malah dieksploitasi untuk mencari uang hingga mengalami kekerasan. Pada kasus Iqbal Saputra yang telah dijelaskan kronomoginya dapat digolongkan kedalam pelanggaran UUD 1945 Pasal 28 I ayat satu tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi :Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.Pelanggaran HAM tersebut juga telah membawa Dadang Supriatna dijerat Pasal 88 UU Perlindungan Anak, melakukan eksploitasi demi kepentingan ekonomi dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara, Pasal 330 KUHAP, 354 penganiayaan dengan sengaja, dan Pasal 800 perlindungan anak.Hak asasimerupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hakasasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara dapat hidup sesuaidengan kemanusiaannya. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak bagi upaya-upaya penciptaan Indonesia yang damai dan sejahtera. Keberhasilan perlindungan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga HAM, dan kita sebagai warga masyarakat. Sebagai anggota masyarakat dapat mendukung dan menghargai upaya perlindungan HAM dengan ikut berpartisipasi yang di lakukan dengan cara sebagai berikut :1. Menyampaikan laporan terjadi pelanggaran HAM kepada KOMNAS HAM atau lembaga lain yang berwenang dalam rangka perlindungan dan pemajuan HAM2. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaiatan dengan HAM kepada KOMNAS HAM dan atau lembaga lain yang relevan3. Dengan cara sendiri maupun bekerja sama dengan Komnas HAM melaksanakan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai HAMUpaya penegakan dan perlindungan HAM juga harus dilakukan oleh Pemerintah. Perlindungan HAM yang di maksud adalah pembelaan terhadap HAM, artinya pemerintah harus menjaga agar HAM tidak di langgar oleh orang lain. Masyarakat dan terutama pemerintah pun dapat lebih mensaktikan lagi lembaga khusus Hak Asasi Manusia yang dimiliki pemerintah yaitu KOMNASHAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia), karena selama ini KOMNASHAM hanya dapat memegang suatu kasus pelanggaran HAM sampai batas pengaduan kasus, penyelidikan kasus, tanpa bias menghakimi siapa oknum-oknum yang terlibat dalam kasus itu, alangkah baiknya jika KOMNASHAM diberi wewenang untuk melaksanakan tindakan penghukuman atas oknum yang terlibat dalam kasus tersebut. Memang akan butuh dana, butuh tenaga ahli untuk melaksanakannya, namun bukankah rakyat Indonesia ini lebih dari cukup untuk melaksanakan tugas itu, yakinlah bahwa rakyat Indonesia mampu untuk itu. Memang butuh proses panjang untuk melaksanakan hal itu, butuh waktu yang mungkin lama untuk merekrut ahli ahli hukum diseluruh Indonesia ini yang berkomitmen untuk mengamankan, mensejahterakan dan memajukan bangsa ini dibidang Hak Asasi Manusia, butuh pejuang pejuang HAM layaknya Alm. Moenir. Perlu adanya Moenir baru untuk bangsa kita ini. Sebagai mahasiswa yang dalam konotasinya adalah penyambung lidah lidah rakyat, jangan sekali kali mengenal kata menyerah untuk memperjuangkan Hak hak kita dan orang orang yang ada disekitar kita, agar kehidupan kita didunia ini lebih bermanfaat.

BAB IIIPENUTUPI. KESIMPULAN Secara umum Hak Asasi Manusia adalah satu dengan harkat dan martabat serta kodrat manusia, oleh sebab itu disebut juga sebagai hak dasar. Hak itu ada pada setiap manusia dan merupakan sifat kemanusiaan. Hak asasi manusia sebagaimana yang telah diatur dalam beberapa undang-undang serta aturan pemerintah sudah seharusnya dilindungi oleh pemerintah dan harus ditegakkan. Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan elit politik bahkan seluruh masyarakat agar penegakan hak asasi manusia berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Sudah menjadi kewajiban bersama segenap komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran hak asasi manusia dimasa lalu tidak terulang kembali di masasekarang dan masa yang akan datang.

II. SARANSemua manusia memiliki hak yang sama baik dalam berbagai aspek pada dasarnya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya rasa saling menghormati, saling menghargai, toleransi, dan saling melindungi antar sesama manusia sebagai komponen bangsa ini serta tidak terlepas dari pengawasan pemerintah dan aparatnya dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKAFelicia, Karina, dkk. 2008. Hak Asasi Manusia. Jakarta : London School of Public RelationDuadji, Susno. 2003. Praktik-Praktik Pelanggaran Hak Asasi Aanusia di Indonesia. BaliRimawan, Robertus. Maret 2014. Merengek Minta Sepeda Alasan DS Aniaya Iqbal. (http://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.html) diakses pada 28 April 2014.Sindonews. Maret 2014. Iqbal Bocah 3,5 Tahun; Korban Penculikan, Ngamen dan Penganiayaan. (http://hukum.kompasiana.com/2014/03/20/iqbal-bocah-35-tahun-korban-penculikan-ngamen-dan-penganiayaan-642871.html) diakses pada 28 April 2014.