makalah

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hadist merupakan sumber hukum islam kedua setelah alquran yang sangat penting, oleh sebab itu dalam periwayatanya ulama ahli hadist sangatlah berhati-hati. dan untuk itu banyak sekali ilmu yang membahas tentang keshahihan hadist, ada yang berdasar sanad, riwayat maupun matan. hal ini karena semakin memenuhi syarat dalam periwayatan maka semakin baik kehujjahanya sebagai sumber hukum islam. Setelah wafatnya Rosulullah terjadilah beberapa peristiwa yang hampir menjatuhkan umat islam, yaitu pada masa khulafaurrasyidin. dimana timbul kekacauan yang di akibatkan oleh beberapa peristiwa yaitu: 1. Adanya nabi palsu yang di pelopori musailamh Al Kadzab 2. Adanya kaum murtaddin dan ingkaruz zakat 3. Adanya umat yahudi yang munafikin, mereka masuk islam hanya untuk merusak agama islam. tokohnya Abdullah bin saba' . 4. Kebijakan khalifah ustman bin affan dalam mengelola kekahfilahanya yang banyak memberikan jabatan 1

Upload: abi-le-cavvy

Post on 05-Jul-2015

930 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadist merupakan sumber hukum islam kedua setelah alquran yang sangat

penting, oleh sebab itu dalam periwayatanya ulama ahli hadist sangatlah berhati-

hati. dan untuk itu banyak sekali ilmu yang membahas tentang keshahihan hadist,

ada yang berdasar sanad, riwayat maupun matan. hal ini karena semakin memenuhi

syarat dalam periwayatan maka semakin baik kehujjahanya sebagai sumber hukum

islam.

Setelah wafatnya Rosulullah terjadilah beberapa peristiwa yang hampir

menjatuhkan umat islam, yaitu pada masa khulafaurrasyidin. dimana timbul

kekacauan yang di akibatkan oleh beberapa peristiwa yaitu:

1. Adanya nabi palsu yang di pelopori musailamh Al Kadzab

2. Adanya kaum murtaddin dan ingkaruz zakat

3. Adanya umat yahudi yang munafikin, mereka masuk islam hanya untuk

merusak agama islam. tokohnya Abdullah bin saba' .

4. Kebijakan khalifah ustman bin affan dalam mengelola kekahfilahanya yang

banyak memberikan jabatan kepada keluaraganya, sehingga terjadi

kecemburuan pada rakyat.

5. Peperangan antar umat islam, seperti perang Shiffin, yaitu perang antara

khafilah ali dan Muawiyyah.

Setelah masa kekahilfahan selesai dan di gantikan dinasti Ummayah, timbul

beberapa golongan fanatik umat islam yang tentu saja mempunyai kepentingan

didalam kelompoknya sehingga mereka diperkirakan telah banyak membuat hadist-

hadist baru atau disebut juga pemalsuan hadist.

1

Page 2: makalah

Hal inilah yang mendorong ulama’ muhadisin untuk meneliti hadist secara

luas dan cermat. Untuk itulah ulama’ membagi ilmu hadist menjadi dua, yaitu ilmu

Hadist Riwayah dan Ilmu Hadist Dirayah

Ilmu hadist riwayah adalah kajian mengenai proses penerimaan, memelihara,

menyampaikan kepada orang lain dan mentadwidkan suatu hadist dalam suatu kitab

hadist. Kajian ini tidak membicarakan adanya matan yang syadz dan ‘illat, maupun

sanad yang bersambung atau tidak dan juga tidak membicarakan tentang sifat para

perawi.

Sedangkan ilmu hadist dirayah terutama ilmu mustholah ialah kajian ilmu yang

meneliti matan, sanad dan rawi hadist.

Selanjutnya cabang ilmu dari keduanya jika dilihat dari segi sanad atau rawi

adalah Ilmu Rijal Al Hadist, Ilmu Thabaqah Ar Ruwat Dan Ilmu Jarh Wa Ta’dil.

Dan dari segi matan yaitu : Ilmu Gharib Al Hadist, Ilmu Asbab Wurud Alhadist,

Ilmu Naskh Mansukh, Ilmu Talfiq Alhadist, Ilmu Fan Al Mubhamat, Dan Ilmu

Tashif Wal Tahrif

Adapun posisi Ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah anak cabang dari Ilmu Rijal Al

Hadist, yang kemudian akan dibahas oleh penulis pada bab selanjutnya.

2

Page 3: makalah

B. Rumusan Masalah

a) apa yang yang disebut Hadist Mawdhu dan bagimana ciri-cirinya dan motif

pembuatannya?

b) apa Ilmu Tarikh Ar Ruwah, apa kedudukanya dalam ilmu hadist dan apa

pula fungsinya?

C. Tujuan Penulisan

a) untuk mengetahui Hadist Mawdhu’ serta cirri-ciri dan motif pembuatan

hadis Mawdhu’.

b) untuk mengetahui Ilmu Tarihk Ar Ruwah, kedudukanya dalam ilmu hadist

beserta fungsinya

3

Page 4: makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadist Palsu

Hadist palsu merupakan masalah yang sangat serius dalam kajian ilmu

hadist, hal ini mengingat hadist merupakan sumber pokok hukum islam yang kedua

setelah Al Qur’an. Pemalsuan hadist ini adalah adanya seseorang yang membuat

hadist yang mereka sebut hadist dari Rosulullah, namun setelah diteliti ternyata

bukan. Dalam ilmu hadist hadist ini disebut hadist Mawdhu’ ( Hadist Palsu).

Ciri-Ciri Hadits Palsu :

1.      Dari pengakuannya sendiri, seperti pengakuan seorang guru tashawuf

yang berkata : “tidak ada seorangpun yang meriwayatkan hadits kepadaku. Akan

tetapi kami melihat manusia sama meninggalkan Al-Qur’an, maka kami ciptakan

untuk mereka hadits ini (tentang keutamaan ayat Al-Qur’an), agar mereka menaruh

perhatian untuk mencintai Al-Qur’an”.

2.      Petunjuk yang memperkuat adanya kedustaan, misalnya seorang rawi

mengaku menerima hadits dari seorang guru, padahal ia tidak pernah bertemu

dengan guru tersebut, atau menerima dari seorang guru yang telah meninggal dunia

sebelum ia dilahrikan.

3.      Petunjuk dari tingkah lakunya, seperti yang pernah dilakukan oleh

Ghiyat bin Ibrahim dikala berkunjung ke istana Khalifah Al-Mahdi yang sedang

bermain dengan burung merpati1, katanya :

“Tidak syah perlombaan selain : mengadu anak panah, mengadu kuda atau

mengadu burung”.

1Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad, MS.i, 2008, Ilmu Hadits kajian riwayah dan dirayah, Bandung: CV

Mimbar Pustaka hal.52

4

Page 5: makalah

Perkataan au janahin (atau mengadu burung) adalah perkataan Ghiyats

sendiri, yang spontan ia tambahkan di akhir hadits yang ia ucapkan, dengan

maksud  membesarkan hati Khalifah yang sedang mengadu burung merpati.

4.      Dari segi matan, maknanya  bertentangan dengan Al-Qur’an, hadits

mutawatir, Ijma’ dan logika sehat

5.      Menukil kata mutiara (adagium) orang orang yang dipandang alim yang

kemudian disandarkan itu adalah berasal dari Rasulullah saw. 

Motif-Motif yang Mendorong Membuat Hadits Palsu2 :

1.      Untuk memperkuat partainya, Syiah Rafidah dikenal paling banyak

membuat hadits palsu (pertentangan politik).

2.      Untuk merusak / mengeruhkan agama Islam, seperti Hasan Bin Saba’

dan orang Persia-Majusi yang benci dan dengki terhadap hegemony Arab-Islam,

tokoh-tokoh zindiq yang ber akidah sesat (usaha kum zindik).

3.      Untuk nasihat dan menarik minat hati manusia, contohnya hadits yang

berlebihan dalam menerangkan pahala amal.

4.      Fanatik kesukuan, kultus imam, individu, dsb

5.      Mempertahankan mazhab fikih ikhtilaf.

6.      Mencari muka dihadapan penguasa, contohnya hadits Ghiyats diatas.

7.      Kejahilan dalam ilmu agama disertai kemauan keras untuk berbuat

kebaikan.

Untuk mentadwinkan hadist ulama’ akhirnya juga meneliti hadist tersebut,

selain matan juga Rowinya dan salah satunya adalah melalui Ilmu Tarikh Ar Ruwah.

2Drs. Munzien Suparta M.A, 2003, Ilmu Hadits, Jakarta: PT. Grasindo Persada hal. 181

5

Page 6: makalah

B. Ilmu tarikh Ar Ruwah

Tarikh Ar Ruwah merupakan salah satu cabang dari ilmu Rijalul Hadits,

yang di dalam Rijalul Hadits tersebut memuat dua ilmu yaitu Tarikh Al-Ruwah itu

sendiri dan ilmu jarh wat Ta’dil. Di dalam buku pokok-pokok ilmu dirayah hadits

menerangkan bahwa ilmu tarikh ar ruwah adalah:

“Ilmu yang mengenalkan kepada kita perawi-perawi hadits dari segi mereka

kelahiran, hari kewafatan, guru-gurunya, masa dia mulai mendengar hadits dan

orang-orang yang meriwayatkan hadits dari padanya, negerinya, tempat

kediamannya, perlawanan-perlawanannya, sejarah kedatangannya ke tempat-

tempat yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits3”.

sedang dalam keterngan lain ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah:

Ilmu yang membahas tentang biografi para perawi yang menjelaskan

tentang nama dan gelar, tanggal dan tempat kelahiran, keturunan, guru, murid dan

jumlah hadist yang diriwayatkan, tempat dan waktu, dan lainya tentang rawi4.

Para Ulama sangat mementingkan ilmu ini supaya mereka dapat mengetahui

keadaan perawi-perawi sanad. Mereka menanyakan tentang umur perawi, tempat

kediaman, sejarah mereka belajar, sebagaimana mereka menanyakan tentang pribadi

perawi sendiri agar mereka mengetahui tentang kemutashilannya dan

kemunqathiannya, tantang kema’rufannya dan kemauqufannya. Karena memang

sejarahlah senjata yang ampuh untuk menghadapi para pendusta. 

Sufyan Ats Tsauri5 berkata: 

“Tatkala para perawi telah mempergunakan kedustaan, kamipun

mempergunakan sejarah”.3 IlmuTarikharruwah.wordpress/script.

4Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad, MS.i, 2008, Ilmu Hadits kajian riwayah dan dirayah, Bandung: CV

Mimbar Pustaka hal.192

5Islamhadits.Blogspot.com/avivmakalah/ilmurijalalhadist.

6

Page 7: makalah

Dengan demikian kita dapat mengetahui mana hadits yang diterima, mana

hadits yang ditolak, mana yang sah diamalkan, mana yang tidak. Dialah jalan yang

mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. Dengan kesungguhan para Ulama

dalam menghadapi sejarah para perawi, terkumpulah suatu pembendaharaan besar

yang menerangkan sejarah para perawi hadits, kekayaan itu mereka simpan dalam

hasil-hasil karya mereka. Maka ada yang menulis tentang hal para sahabat dan

segala sangkut pautnya, tentang bilangan hadits-hadits mereka dan perawi-

perawinya.

Ada berbagai macam jalan yang ditempuh para pengarang sejarah perawi

hadits diantaranya6:

1. Ada yang menulis sejarah para perawi thabaqat demi thabaqat, yaitu

orang-orang semasa kemudian orang-orang semasa pula. Diantara kitab-

kitab yang menulis sejarah perawi thabaqat demi thabaqat adalahkitab At

Thabaqat Al Kubro, karya Muhammad ibn sa’ad ( 168-230 H ).

2. Ada yang mengarang sejarah para perawi dengan mensyarahkan

menurut tahun para perawi, dari tahun demi tahun. Didalamnya

diteraangkan tahun wafatnya para perawi, disamping menerangkan keadaan

beritanya. Diantara kitab yang terkenal adalah Tarikhul Islamm karya Adz

Dzahabi.

3. Ada juga yamg menyusun sejarah perawi menurut huruf abjad.

Diantara kitab yang paling tua yang sampai kepada kita adalah At Tarikhul

Kabir karya Al Imam Muhammad ibn Isma’il Al Bukhori ( 194-256 H )

yang didalamnya disebutkan kurang lebih 40.000 biografi pria dan wanita.

4. Ada pula yang menyusun menurut negeri perawi hadits. Pengarangnya

menerangkan Ulama-ulama negerinya dan Ulama-ulama yang datang ke

negeri itu. Selain itu biasanya disebutkan pula sahabat-sahabat yang berada

di negeri itu. Diantara kitab yang paling tua dalam bidang ini adalah Tarikh

Naisabur karangan Al Hakim ( 321-405 H ).

6IlmuTarikharruwah.wordpress/script.

7

Page 8: makalah

Para Ulama tidak saja meriwayatkan sejarah perawi-perawi lelaki, bahkan

meriwayatkan juga sejarah perawi-perawi wanita yang telah menjadi pengembang-

pengembang hadits, seperti Aisyah dan istri-istri nabi yang lain.

Ilmu Tarikh Al-Ruwah ini hampir sama dengan ilmu thobaqot dan ilmu jarah

dan ta’dil. Tetapi di dalam buku karangan Hasbi Ash-Siddiqi menjelaskan

perbedaan diantara ilmu-ilmu tersebut, yaitu:

Ilmu sejarah ialah ilmu yang di dalamnya dibahas tentang hari-hari kelahiran

perawi dan hari kewafatan mereka. Dengan ilmu ini kita dapat menetapkan

kemuttasilan atau kemunqotiannya. Karena sesungguhnya seseorang perawi yang

mengaku mendengar hadits dari seseorang tidak dapat kita tolak pengakuannya,

terkecuali kalau kita mengetahui masa kelahirannya, di masa kewafatan orang yang

sebelumnya

8

Page 9: makalah

Ilmu Thabaqat ialah ilmu yang dibahas di dalamnya tentang orang-orang

yang berserikat dalam suatu urusan atau orang-orang yang semasa dan sekerja.

Ilmu Jarah Wat Ta’dil ialah ilmu yang dengannya dapat diketahui siapa yang

diterima dan ditolak dari perawi-perawi hadits.

C. Manfaat Ilmu Tarikh Ar Ruwah

Ilmu ini berkembang bersama dengan berkembangnya ilmu riwayah.

Perhatian para ulama dalam membahas ilmu ini didorong oleh suatu maksud untuk

mengetahui dengan sebenarnya hal ikhwal para perawi hadits. Atas motif tersebut

mereka menanyakan kepada para perawi yang bersangkutan mengenai umur dan

tanggal kapan mereka dilahirkan, dimana domisili mereka dan kapan mereka

menerima hadits dari guru mereka, disamping para ulama tersebut meneliti tentang

identitas para perawi itu. 

Mengetahui tanggal lahir dan wafatnya para perawi adalah sangat penting

untuk menolak pengakuan seorang perawi yang mengaku pernah bertemu dengan

seorang guru yang pernah memberikan hadits kepadanya, padahal setelah diketahui

tanggal lahir dan wafat gurunya, mungkin sekali mereka tidak saling bertemu,

disebabkan kematian gurunya mendahului dari pada kelahirannya.

Jika demikian halnya, maka hadits yang meeka riwayatkan itu sanadnya

tidak bersambung. Dengan kata lain faidah mempelajari ilmu Tarikh Al Ruwah itu

alah mengetahui muttasil atau munqatinya sanad hadits dan untuk mengetahui

marfu’ atau mursalnya pemberian hadits.

9

Page 10: makalah

Mengetahui kampung halaman perawi juga besar faidahnya. Yaitu untuk

membedakan perawi-perawi yang kebetulan sama namanya akan tetapi berbeda

marga dan kampung halamannya. Sebab sebagaimana diketahui banyak perawi-

parawi itu banyak yang namanya bersamaan, akan tetapi tempat tinggal mereka

berbeda. Tampak faidahnya pula dalam hal ini apabila perawi yang namanya sama

itu sebagiannya ada yang tsiqah, sehingga dapat diterima haditsnya, sedang sebagian

yang lain adalah tidak tsiqah yang menyebabkan harus ditolaknya hadits tersebut.

Adapun kitab-kitab Tarikh Al Ruwah antara lain ialah:

1) At Tarikhul kabir, karya imam Muhammad ibn Isma’il Al Bukhori

( 194-252 H ). Dalam kitab tersebut menerangkan biografi dari guru-gurunya

yang pernah memberikan hadits kepadanya, baik dari golongan tabi’in

maupun sahabat sampai berjumlah kurang lebih 40.000 orang. Baik mereka

laki-laki ataupun perempuan, baik mereka yang tsiqah maupun ghoiru tsiqah.

Nama-nama perawi itu disusun secara alfabetis, akan tetapi nama yang

pertama ditaruh pada bab pendahuluan adalah nama yang menggunakan

Muhammad. Setiap nam dijadikan satu bab dan disusun secara alfabetis atau

arabiyah dengan mengutamakan nama leluhurnya. Kitab tersebut terdiri dari

4 jilid besar-besar. Pada cetakan Haiderabad tahun 1362 H, kitab tersebut

dijadikan 8 jilid.

2) Tarikh Nisabur, karya imam Muhammad bin Abdullah Al Hakim An

Nisabury ( 321-405 H ). Kitab ini merupakan kitab Tarikh yang terbesar dan

banyak faidahnya bagi para fuqoha’. Hanya saja kitab ini telah hilang. Ia

hanya ditemukan dalam koleksi cuplikan yang terdiri dari beberapa lembar

3) Tarikh Bagdad, karya Abu Bakar Ahmad Ali Al Bagdady, yang

terkenal dengan nama Al khatib Al Bagdady ( 392-463 H ). Kitab yang besar

faidahnya ini memuat biografi darri ulama-ulama besar dalam segala bidang

ilmu pengetahuan sebanyak 7831 orang dan disusun secara alfabetis. Perawi-

perawi yang tsiqah, lemah dan yang ditinggalkan haditsnya dimasukkan

semuanya di dalam kitab ini. Ia terdiri dari 14 jilid dan dicetak di kairo pada

tahun 1349 H ( 1931 M ).

10

Page 11: makalah

Selain kitab-kitab tersebut di atas masih banyak lagi kitab-kitab Tarikh Al

Ruwah, antara lain Al Ikmal firaf’il-ibtiyab ‘anil mu’talif wal mukhtalif, karya Al

Amir Al Hafidz Abi Nashr ‘Ali bin Hibatillah bin Ja’far yang terkenal dengan nama

Ibnu Ma’kula Al Bagdady. Ada juga kitab Tahdzibul Kamal fi asmair-rijal, karya Al

Hafidz Jamaludin Abil Hajjad Yusuf Al Mizay Ad-dimasyqy ( 654-742 H )

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hadist merupakan sumber pokok hukum islam setelah Al Qur’an,

kedudukanya begitu vital bagi semua semua umat islam di dunia, sehingga dalam

pelestarianya dan penjagaanya pun ulama’ sangat berhati-hati.

Kekacauan umat islam setelah wafatnya Rosulullah SAW. di manfaatkan

sebagian musuh islam untuk mengancurkan islam itu sendiri, salah satunya adalah

dengan membuat hadist palsu ( hadist Mawdhu’). berbagai motif dan tujuan dalam

membuat hadist mawdhu’ sangat meresahkan umat islam, sehingga para ulama’

menyusun ilmu Hadist sebagai upaya penyelamatan hadist, ilmu hadist ini terbagi

menjadi dua yaitu ilmu hadist riwayah dan dirayah.

Ilmu hadist ini akhirnya berkembang keduanya, jika dilihat dari segi sanad

atau rawi maka kita akan mempelajari Ilmu Rijal Al Hadist, Ilmu Thabaqah Ar

Ruwat Dan Ilmu Jarh Wa Ta’dil.

Dan dari segi matan yaitu : Ilmu Gharib Al Hadist, Ilmu Asbab Wurud

Alhadist, Ilmu Naskh Mansukh, Ilmu Talfiq Alhadist, Ilmu Fan Al Mubhamat, Dan

Ilmu Tashif Wal Tahrif

Adapun posisi Ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah anak cabang dari Ilmu Rijal Al

Hadist, menurut para ulama’ muhadisin definisi Ilmu tarikh Ar ruwah adalah:

11

Page 12: makalah

“Ilmu yang mengenalkan kepada kita perawi-perawi hadits dari segi mereka

kelahiran, hari kewafatan, guru-gurunya, masa dia mulai mendengar hadits dan

orang-orang yang meriwayatkan hadits dari padanya, negerinya, tempat

kediamannya, perlawanan-perlawanannya, sejarah kedatangannya ke tempat-

tempat yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits”.

Peran Rowi disini sangat penting, hal ini mengingat rawi adalh sumber

utama tahrij hadis. rawi juga adalah penerima juga membukukanya, sehingga dalam

rawi dan sanad ulama’ harus benar-benar mengetahui kualitas rawi, hal ini untuk

mempersempit ruang bagi hadis mawdhu’ agar tidak menjadi hujjah, sebab hadist

mawdhu’ hanyalah hadist perusak yang mementingkan individu dan beberapa

kelompok tertentu yang membuatnya.

Kitab Tarikhr Ruwah yang terkenal “At-Tarikhu’l-Kabir” karya Imam

Bukhary dan “Tarikh Baghdad” karya Imam Al Khatib Baghdady. Tarikh Nisabur,

karya imam Muhammad bin Abdullah Al Hakim An Nisabury. dan masih banyak

kitab lainya.

B. Saran

Kita sebagai umat islam dan khususnya sebagai calon pendidik haruslah

mulai banyak belajar dalam memilah dam memilih hadist. hal ini sebagai upaya

perbaikan pendidikan pada anak didik. agar kita dan anak didik kita mampu

mengetahui kualitas hadis serta mampu mengamalkan hadist tersebut debgan baik.

Ilmu Tarikh Ar Ruwah tentu sangat penting untuk mengetahui kualitas

perawi hadist, selain itu ilmu traikh ar ruwah merupakan salah satu alat dalam

melestarikan dan menjaga hadist, maka sebaiknya sebelum mentahrij hadist sangat

penting mempelajari ilmu ini.

12

Page 13: makalah

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Nurudin ITR, 1994, Ulumul Hadits , Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad, MS.i, 2008, Ilmu Hadits kajian riwayah dan

dirayah, Bandung: CV Mimbar Pustaka

Drs. Munzien Suparta M.A, 2003, Ilmu Hadits, Jakarta: PT. Grasindo Persada

Islamhadits.Blogspot.com/avivmakalah/ilmurijalalhadist.

IlmuTarikharruwah.wordpress/script

13