makalah

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkunagan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Anak Sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan baik segenap badan serta bagian – bagiannya atau suatu hal ini yang mendatangkan kebaikan. Kesehatan sendiri dapat diartikan sebagai keadaan sehat (terbebas dari penyakit) dan kebaikan keadaan (badan atau yang lainnya). Dengan kata lain, kesehatan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang sehat terbebas dari penyakit sehingga dapat melakukan segala aktivisnya tanpa hambatan fisik. Seseorang dikatakan sehat jika ia memiliki kesehatan baik secara fisik (organ tubuh) maupun psikis (mental, emosional, sosial, dan spiritual). (Soegeng, Santoso. 2008) 1

Upload: farida-aryani

Post on 19-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

deteksi dini tumbang

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkunagan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Anak Sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan baik segenap badan serta bagian bagiannya atau suatu hal ini yang mendatangkan kebaikan. Kesehatan sendiri dapat diartikan sebagai keadaan sehat (terbebas dari penyakit) dan kebaikan keadaan (badan atau yang lainnya). Dengan kata lain, kesehatan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang sehat terbebas dari penyakit sehingga dapat melakukan segala aktivisnya tanpa hambatan fisik. Seseorang dikatakan sehat jika ia memiliki kesehatan baik secara fisik (organ tubuh) maupun psikis (mental, emosional, sosial, dan spiritual). (Soegeng, Santoso. 2008)Untuk mengetahui sejauh mana pertunbuhan serta perkembangan anak dapat dilakukan dengan menilai pertumbuhan anak menggunakan KMS (Kertu Menuju Sehat) dan perkembangan anak menggunakan KPSP dan DDST saat posyandu. Sehingga petugas pelayanan kesehatan bersama dengan orangtua anak dapat mendeteksi secara dini apakah anak benar benar tumbuh dan berkembang dengan baik atau bila ada penyimpangan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan, dapat segera ditangani dengan stimulasi yang sesuai pada anak.

1.2 Tujuan1.2.1 Untuk mendeteksi pertumbuhan anak mengguankan KMS 1.2.2 Untuk mendeteksi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan KPSP dan DDST1.3 Manfaat 1.3.1 Agar mahasiswa dapat memahami tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak menggukan KMS,KPSP dan DDST 1.3.2 Sebagai media pembelajaran

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan adalah pertambahan jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh. Pertubuhan bersifat irreversible (tidak dapat balik) serta kuantitatif sehingga indikatornya dapat diukur, misalnya tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem organ tubuh akibat bertambahnya kematangan fungsi sistem organ tubuh. Perkembangan bersifat reversible (dapat balik) serta kualitatif, contohnya adalah kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi sosial, kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral(Lyndon,Saputra 2014)2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan PerkembanganSecara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu :2.2.1 Faktor genetik Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini meliputi faktor bawaan, jenis kelamin, serta ras dan suku bangsa.2.2.2 Faktor lingkungan Berpengaruh dalam tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga mileu yaitu tempat anak tersebut hidup dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan. Faktor lingkungan meliputi lingkunangan pranatal, yakni gizi ibu saat hamil, trauma dan kelainan mekanis, toksin (zat kimia), endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio serta lingkungan postnatal meliputi, budaya, sosial ekonomi, nutrisi, iklim/cuaca, olahraga atau latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, status kesehatan, dan hormonal(Lyndon,Saputra 2014)2.3 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan 2.3.1 Masa Pranatal (Intrauterin)Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pranatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Fase embrio dimulai sejak konsepsi sampai usia kehamilan 8 minggu. Pada fase ini terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat sehingga terbentuk suatu sistem organ dalam tubuh. Fase fetus terjadi sejak usia 9 minggu sampat terjadinya kelahiran. Pada fase ini terjadi peningkatan fungsi organ serta pertambahan ukuran panjang dan berat badan, terutama pertumbuhan jaringan subkutan dan otot. 2.3.2 Masa Postnatal Pertumbuhan dan perkembangan pada masa postnatal dapat dibagi menjadi beberapa periode yaitu : 2.3.2.1 Masa neonatus (0-28 hari)2.3.2.2 Masa Bayi (1-12 bulan)2.3.2.3 Usia 1-2 tahun2.3.2.4 Masa pra sekolah 2.4 KMS (Kartu Menuju Sehat)Pertumbuhan bayi perlu dipantau untuk mendeteksi secara dini pola tumbuh kembang anak. Dengan demikian, kelainan apapun pada anak dapat segera diketahui untuk kemudian ditangani. Deteksi ini dapat ditempuh melalui pemeriksaan fisik secara rutin dengan indikator antara lain, tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Standar acuan untuk mengetahui pertumbuhan dan status gizi balita adalah berat badan berdasarkan usia (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/BT) dan tinggi badan menurut usia (TB/U) dan berat badan menurut usia (BB/U)KMS merupakan modifikasi dari tabel WHO-NCHS, yaitu berat badan terhadap usia balita, dilengkapi juga dengan gambar perkembangan motorik kasar, halus, dan berbahasa. KMS ditujukan sebagai alat bantu bagi ibu dan petugas untuk memantau tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita serta menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi. Dengan menggunakan KMS, pertumbuhan diharapkan pada anak dengan status awal berat badan dan tinggi badan normal akan mengikuti pola pertumbuhan standar. Pada status awal berat bada kurang dan tinggi badan termasuk pendek, pola pertumbuhan yang diharapkan adalah dibawah standar. Jika mengikuti pola pertumbuhan standar, bayi akan terlihat kegemukan. Pada status awal berat badan kurang, tetapi tinggi badan normal, pola pertumbuhan yang diharapkan adalah berada pada pola standar. Jadi berat badan anak harus terus dinaikkan hingga berada pada pola standar. Jika grafik pertumbuhan menunjukkan kecenderungan untuk menurun dan datar, penyebabnya harus segera dicari. Umumnya hal tersebut disebabkan oleh gangguan saluran cerna dengan gejala yang ditunjukkan dapat berupa :2.4.1 Sering muntah atau kembung 2.4.2 Sering cegukan 2.4.3 Sering buang angin2.4.4 Sering mengejan, rewel, atau gelisah atau kolik terutama pada malam hari2.4.5 Sering buang air besar (disertai mengejan, tidak BAB setiap hari, feses keras dan berwarna hitam atau hijau tua, feses hitam kecil seperti kotoran kambing)2.4.6 Lidah sering kotor, timbul bercak-bercak putih, sariawam2.4.7 Bibir kering2.4.8 Air berlebihan atau mulut berbau2.4.9 Perut nyeri ringan, rasa nyeri hilang timbul2.4.10 Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinnga, dan daerah yang tertutup popok2.4.11 Kerak di ramabut2.4.12 Kulit kering, timbul bekas hitam2.4.13 Sering menggosok mata dan telinga2.4.14 Kepala, telapak tangan dan kaki sering berkeringan secara berlebihan2.4.15 Gigi mudah rusak atau berwarna kecokelatan2.4.16 Infeksi saluran kemih2.4.17 TBC (Lyndon,Saputra 2014)2.5 Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pengukuran lingkar kepala anak adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui perkembangan otak anak. Biasanya besar tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada perkembangan tengkorak maka perkembangan otak juga terhambat. 2.5.1 Kegunaan pengukuran lingkar kepala anakPengukuran lingkar kepala anak secara teratur dapat menggambarkan perkembangan otak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantau perkembangan kecerdasan anak.2.5.2 Cara melakukan pengukuran lingkar kepalaPakailah meteran yang tidak mudah berubah panjangnya.2.5.2.1 Alat pengukuran dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata dan bagian belakang kepala yang menonjol, dicari ukuran terbesar. 2.5.2.2 Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut jenis kelamin anak pada Kartu Tumbuh Kembang Anak (halaman 3).2.5.3 Cara menilai2.5.3.1 Bila ukuran lingkar kepala anak berada di antara garis putus putus atau di dalam jalur hijau pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak maka lingkaran kepala anak digolongkan normal.2.5.3.2 Garis kontinu di antara 2 garis putus putus adalah garis median dari lingkaran kepala anak.2.5.3.3 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di atas garis putus putus atas ataupun di bawah garis putus putus bawah atau di luar jalur hijau pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak, maka lingkaran kepala anak tidak normal dan perlu mendapat pemeriksaan lebih lanjut (dirujul) (Depkes RI 1992) 2.6 KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)2.6.1 PengertianFormulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan2.6.2 Cara Menggunakan KPSP2.6.2.1 Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak. Contoh: bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.2.6.2.2 Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.2.6.2.3 Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulanContoh: bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan2.6.2.4 Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak2.6.2.5 Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.2.6.2.6 Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawabanYAatauTIDAK.

2.6.3 Interpretasi Hasil KPSP2.6.3.1 Hitung jawaban Ya (bila dijawabbisaatauseringataukadang-kadang)2.6.3.2 Hitung jawabab Tidak (bila jawabanbelum pernahatautidak pernah)2.6.3.3 Bila jawaban YA = 9-10,perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)2.6.3.4 Bila jawaban YA = 7 atau 8,perkembangan anak meragukan (M)2.6.3.5 Bila jawaban YA = 6 atau kurang,kemungkinan ada penyimpangan (P).2.6.4 Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)2.6.4.1 Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.2.6.4.2 Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.2.6.4.3 Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.2.6.4.4 Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.2.6.5 Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)2.6.5.1 Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .2.6.5.2 Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.2.6.5.3 Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.2.6.5.4 Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.2.6.5.5 Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.2.6.5.6 Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.2.6.5.7 Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.2.6.5.8 Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitasklinik tumbuh kembang (Depkes RI,2002)2.7 DDST II (Denver Development Screening Test II)2.7.1 PengertianDenver Development screeneng Test II merupakan tes yang dilakukan untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak anak dibawah usia 6 tahun. Hal yang perlu dimengerti tentang DDST II adalah :2.7.1.1 DDST II bukan tes Intellegence Quotient (IQ)2.7.1.2 DDST II bukanlah peramal perkembangan kemampuan adaptif atau intelektual anak di masa mendatang2.7.1.3 DDST II tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis seperti ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan bahasa, atau gangguan emosional2.7.1.4 DDST II bukanlah substitusi evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik2.7.1.5 DDST II lebih bertujuan untuk membandingkan kemampuan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seusia.2.7.2 Kegunaan 2.7.2.1 Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia2.7.2.2 Memonitor anak dengan resiko perkembangan 2.7.2.3 Memastikan apakah anak yang diduga memiliki kelainan perkembangan memang benar benar ada kelainan2.7.3 Orang yang dapat melakukan stimulasi pada anakOrang yang dapat melakukan stimulasi pada anak antara lain ; Perawat di ruang anak, dokter anak, dokter umum, psikiater, psikolog, fisioterapis, guru di sekolah, bidan, keluarga di rumah.2.7.4 Aspek yang dinilaiDDST II terdiri atas 125 item yang disusun dalam formulir menjadi empat sektor yang meliputi : 2.7.4.1 Personal Sosial (perilaku sosial)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.2.7.4.2 Adaptif Motorik Halus (fine motor adaptif)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.2.7.4.3 Bahasa (language)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak dakam mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa serta kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan.2.7.4.4 Motorik Kasar Aspek yang berhubungan dengan berbagai gerakan umum otot besar, misalnya duduk, berjalan, dan sikap tubuh. 2.7.5 Prinsip pemeriksaan DDST II2.7.5.1 Dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.2.7.5.2 Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana2.7.5.3 Suasana pemeriksaan yang nyamandan bervariasi2.7.5.4 Memperhatikan gerakan spontan anak2.7.5.5 Dilakukan secara wajar, tanpa paksaan, dan tidak menghukum2.7.5.6 Memberikan pujian (reinforcement) jika anak dapat melakukan tugas2.7.5.7 Semua alat bantu stimulasi diletakkan di atas meja2.7.5.8 Tes dilakukan satu item demi satu item2.7.5.9 Pada saat pemeriksaan, hanya satu alat yang dipakai sesuai tugas pada item tersebut. 2.7.6 Pelaksanaan DDST II2.7.6.1 Alat yang digunakan dalam pemeriksaan DDST II2.7.6.1.1 Lembar formulir DDST II2.7.6.1.2 Benang sulaman merah2.7.6.1.3 Kismis/ permen tic tac2.7.6.1.4 Kerincingan dengan pegangan 2.7.6.1.5 Kubus kayu berwarna merah, kuning, dan hijau sebanyak 8 10 buah2.7.6.1.6 Lonceng kecil2.7.6.1.7 Bola tenis2.7.6.1.8 Boneka plastik kecil dan dot kecil2.7.6.1.9 Cangkir plastik kecil dengan pegangan 2.7.6.1.10 Pensil warna 2.7.6.1.11 Kertas kosong2.7.6.1.12 Botol kaca bening dengan tutup berdiameter sekitar 2 cm dan dapat dibuka2.7.6.1.13 Meja dan kursi2.7.6.1.14 Ruangan yang cukup luas 2.7.6.1.15 Meja khusus dengan kasur atau selimut sebagai tempat pemeriksaan bayi2.7.6.2 Cara pemeriksaan DDST II2.7.6.2.1 Tentukan usia anak pada saant pemeriksaanPenyesuaian usia perlu dilakukan pada kasus prematuritas anak yang lahirnya maju lebih dari 2 minggu sebelu Hari Perkiraan Lahir (HPL). Gunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Jika dalam perhitungan usia kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Contoh :16 10 2014 11 01 2013 5 hari 9 bulan 1 tahunKarena jumlah harinya 5 (< 15 hari), maka usia anak adalaha di bulatkan ke bawah yaitu 1 tahun 9 bulan. 2.7.6.2.2 Tarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan usia yang telah ditentukan 2.7.6.2.3 Lakukan pengukuran pada anak pada item item empat sektor dan berikan penilaian pada setiap item yang dinilaiSetiap tes boleh diuji coba sebanyak tiga kali pada anak sebelum dinyatakan gagal. Jika anak sudah mencoba sebanyak tiga kali, tetapi masih tidak bisa, anak baru dinyatakan gagalpada item uji coba tersebut. Hal yang perlu diperhatikan :2.7.6.2.3.1 Tes diawali dengan item yang kurang aktif lebih dahulu 2.7.6.2.3.2 Tes diawali dengan item yang lebih mudah dilakukan2.7.6.2.3.3 Uji coba dengan item yang sama dilakukan dengan berurutan2.7.6.2.3.4 Hanya alat uji coba yang akan dipakai yang berada didepan anak2.7.6.2.3.5 Semua uji coba dimulai dari item disebelah kiri garis usia dan dilanjutkan dengan item yang ditembus garis usia serta item disebelah kanan garis usia2.7.6.3 Penilaian (evaluasi)2.7.6.3.1 Pass (P) atau Lulus (L)Anak dapat melakukan uji coba dengan baik 2.7.6.3.2 Fail (F) atau Gagal (G)Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik 2.7.6.3.3 No Opportunity (No) atau Tidak ada Kesempatan (TaK)Anak tidak dapat melakukan uji coba karena ada hambatan, misalnya kasus retardasi mental dan down syndrome 2.7.6.3.4 Refusal (R) atau Menolak (M)Anak menolak untuk melakukan uji coba karena faktor sesaat, misalnya lelah, sakit, menangis dan mengantuk. 2.7.6.4 Penilaian hasil tes keseluruhan 2.7.6.4.1 Normal2.7.6.4.1.1 Tidak ada delayed2.7.6.4.1.2 Paling banyak 1 caution 2.7.6.4.1.3 Lakukan pemeriksaan ulangan pada kunjungan berikutnya 2.7.6.4.2 Suspect2.7.6.4.2.1 Ada 2 atau lebih caution dan atau 1 atau lebih delayed2.7.6.4.2.2 Lakukan pemeriksaan ulangan dalam 1-2 minggu berikutnya untuk menghilangkan faktor sesaat, misalnya rasa takut, keadaan sakit, atau kelelahan2.7.6.4.3 Unstateable atau tidak dapat di uji2.7.6.4.3.1 Ada skor menolak pada 1 item tes atau lebih disebelah kiri garis usia2.7.6.4.3.2 Anak menolak pada lebih dari 1 item yang ditembus garis usia pada daerah 75-90 %2.7.6.4.3.3 Lakukan pemeriksaan ulangan pada waktu 1-2 minggu berikutnya(Lyndon,Saputra 2014)2.8 Penyimpangan pada Pertumbuhan dan Perkembangan2.8.1 Penyimpangan pada pertumbuhanPenyimpangan pertumbuhan anak dapat diketahui dengan cara pemantauan dan pemeriksaan seksama sejak kehamilan misalnya dengan memperhatikan kenaikan berat badan ibu setiap bulan dan USG untuk kemungkinan kelainan organik.Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tanda adanya penyimpangan pertumbuhan, perlu dideteksi secara teliti.2.8.1.1 Bentuk tubuh , ukuran, simetris atau tidak Kepala (fontanella, pembengkakan ), muka (posisi mata,bentuk palpebra, pupil, lensa, telinga, bentuk mandibula, maxilla, hidung dan bibir), dada/thorax, jarak puting susu, umbilicus, otot perut, vertebra scoliosis/kyphosis, spina dan posisi serta adanya anus. Pada remaja; bentuk dan ukuran genitalia,payudara, rambut pubis dan axilla.2.8.1.2 Anthropometri Ukuran tinggi/panjang badan, berat badan, lingkaran kepala,lingkaran lengan, lingkaran dada, panjang lengan/tungkai. Data-data pengukuran yang dilakukan dengan tepat dan benar diplot dan dibandingkan dengan standard yang sudah disepakati untuk negara bersangkutan atau oleh WHO untuk digunakan.2.8.1.3 Gagal tumbuh (Failure to thrive)Terminologi ini sekarang disebut juga sebagai Growth Deficiency didefinisikan sebagai melambatnya kecepatan tumbuh yang mengakibatkan garis pertumbuhan memotong 2 garis persentil pertumbuhan dibawahnya pada kurva pertumbuhan anak.

2.8.2 Penyimpangan pada perkembanganPenilaian perkembangan anak meliputi identifikasi dini masalah-masalah perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan surveillance ukuran standard atau non standard, yang juga digabungkan dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat medik dan hasil pemeriksaan mediknya10. Penyimpangan perkembangan biasanya dibahas bersama-sama dengan penyimpangan perilaku dalam bab yang sama, dengan kelainan yang sangat luas variasinya.Tolok ukur perkembangan meliputi motorik kasar, halus, berbahasa, perilaku sosial dipakai dalam skrining pada Denver Developmental Screening Test (DDST) dan Denver II misalnya. Sedangkan untuk IQ(Intelligence Qotient, SQ (Social Qotient),EQ (Emotional Qotient) yang dilakukan oleh para psikolog diperlukan untuk menetapkan batas-batas kemampuan kurang, normal, atau berbakat (pada gifted children), pada test pemilihan sekolah/pendidikan yang tepat (placement test). atau semacam fit and proper test pada orang dewasa. Dikatakan terdapat penyimpangan perkembangan apabila kemampuan anak tidak sesuai dengan tolok ukur (milestones) anak normal.Dalam survai diperoleh dari informasi kepedulian orang tua terhadap perkembangan dan perilaku anaknya. Kategori kepedulian orang tua dalam deteksi penyimpangan perkembangan anak :2.8.2.1 Emosi dan perilaku2.8.2.2 Berbicara dan berbahasa2.8.2.3 Ketrampilan sosial dan menolong diri sendiri2.8.2.4 Motorik kasar2.8.2.5 Motorik halus2.8.2.6 Membandingkan dengan lingkungan2.8.2.7 Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh(Irwanto,dkk 2006)

BAB IIITINJAUAN KASUS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA ANAK NUMUR 1 TAHUN 7 BULAN DI PEJERUK

PENGKAJIANTgl/jam :A. DATA SUBYEKTIF1. Identitas AnakNama: Anak NTanggal Lahir: 26 April 2014Umur: 1 tahun 7 bulanAnak ke: 3Jenis Kelamin: PerempuanIbuAyahNama :Ny RTn AUmur:35 tahun36 tahunAgama:IslamIslamSuku:SasakJawaPendidikan:SMASMAPekerjaan:WirausahaPelayan cafeAlamat:PejerukGili Trawangan

2. Keluhan utama/alasan datang Ibu ingin mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ibu mengatakan bahwa anaknya sedang flu3. Riwayat kehamilan dan kelahirana. Riwayat Kehamilan Usia kehamilan : 9 bulan Penyakit/masalah yang diderita selama hamil : tidak ada Riwayat ANC dan Imunisasi TT yang pernah diperolehANC : 6 kaliImunisasi TT2 kali saat hamil ke 1b. Riwayat Persalinan Cara persalinan: Normal Penolong persalinan: Bidan Tempat persalinan: RSUP Mataram BBL: 3300 gram PBL: 46 cm LIKA: 32 cm LILA: 10 cm APGAR Scrore: 7-9 Jenis Kelamin: Perempuan Kelainan/masalah dalam persalinan: anak lahir dengan letak sungsangc. Riwayat Postnatal Pemeberian ASI segera setelah lahir : Ya Tanda tanda bahaya/masalah yang dialami bayi pasca persalinan : tidak ada4. Riwayat psikososiala. Kontak diri.kontak mata: ibu dan ayah sering melakukannya b. Menyentuh/sentuhan: yac. Pemberian ASI setelah lahir (kapan) : segera setelah lahir d. Riwayat Pemberian ImunisasiIMUNISASITanggalTanggalTanggalTanggal

BCGJuni 2013

Hepatitis B26 April 2013 Mei 2013Oktober 2013

DPTJuni 2013Agustus 2013Oktober 2013Feberuari 2014

Polio26 April 2013Juni 2013Oktober 2013Oktober 2013

CampakNovember 2013

MMR

Meningitis

e. Pemenuhan nurtisi Pemberian ASI dimulai sejak segera setelah lahir sampai usia 1 tahun Frekuensi Pemberian ASI saat ini : sudah tidak diberikan ASI lagi Diberikan susu formula: tidak Makanan pendamping ASI dimulai sejak usia 7 bulan Makan yang dikonsumsi saat iniFrekuensi: 3 kali sehariPorsi: satu piring kecilJenis/bentuk: bubur, nasi, telur, tahu tempe dan sayurVitamin/suplemen yang dikonsumsi : tidak adaf. Pola eliminasi (BAB/BAK) : normalg. Pola istirahat : siang : 1 jam malam : 7 jamh. Pola perkembangan dalam keluarga : terdapat keterlambatan perkembangani. Kondisi lingkungan tempat tinggal : rumah bersih, jumlah anggota keluarga 8 orang, rangsangan atau stimulasi yang diberikan kepada anak adaj. Dukungan atau respon keluarga terhadap kelahiran anak : sangat senang5. Riwayat penyakit yang pernah di derita anakAnak pernah menderita infeksi pada darah

B. DATA OBYEKTIF1. Pemeriksaan Umuma. Keadaan umum anak: baikb. Berat badan: 8,5 kgc. Tinggi badan: 72 cmd. LIKA: 46 cme. LILA: 15 cmf. Tanda vital Suhu: 36,6 oC Laju Jantung: 86 x/menit Laju napas: 24 x/menit2. Pemeriksaan Fisika. Kepalarambut bersih,distribusi merata, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolanb. TelingaLetak telinga dan mata simetris, telinga bersih, luka tidak ada, daya pegas daun telinga normal, tes pendengaran normal. c. MataMata simetris, pus tidak ada, konjungtiva normal, skelera tidak ikterusd. Hidung dan mulutSumbatan pada hidung ada, sekret ada, nafas cuping hidung tidak ada, warna bibir kemerahan, sumbing tidak ada, hipersalivasi tidak ada, jumlah gigi 6, tidak ada karies gigie. LeherTidak ada benjolan dan pembengkakanf. DadaBentuk dada normal, puting susu simetris, bunyi nafas whezing , tarikan dinding dada tidak adag. PerutBentuk perut normal, tidak ada benjolanh. GenitaliaVagina normal, pengeluaran sekret tidak adai. PunggungBentuk tulang punggung normal, cekungan tidak adaj. Lubang anusLubang anus adak. EkstremitasGerakan aktif, jumlah jari normall. Kondisi kulitLuka tidak ada, tanda lahir tidak ada, pembengkakan tidak ada, terdapat ruam popok di bagian pantat

C. ANALISA1. Diagnosaa. Pemantauan menggunakan KPSPAnak N umur 19 bulan / 1 tahun 7 bulan, dengan tumbuh kembang normal b. Pemantauan menggunakan DDSTAnak N umur 19 bulan / 1 tahun 7 bulan, dengan tumbuh kembang meragukan2. Masalah anak tidak dapat melakukan 1 kegiatan pada kotak yang memotong garis usia di 2 sektor yaitu sektor bahasa dan personal sosial3. Kebutuhan : anak perlu distimulasi

D. PENATALAKSANAANTgl/jam: 19 November 2014 / 10.00 wita1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya dalam keadaan normal 2. Memberitahu ibu untuk memberikan anaknya nutrisi dan istrirahat.tidur yang cukup 3. Mengajarkan ibu untuk terus menstimulasi anaknya dengan menggunakan alat permainan edukasi seadanya yang dapat memacu perkembangan anak4. Mengajarkan anak untuk tetap mandiri, seperti makan dan minum sendiri5. Merencanakan jadawal periksaan ulang pada tangal 3 Desember 20146. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan

FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAKKec. Ampenan Kab/Kota. Mataram Provinsi. NTBI. IDENTITAS ANAK1. Nama : Naura ShaqeelaLaki-laki/Perempuan2. Nama Ayah : Agus Nama Ibu : Rusnaini3. Alamat : Jalan Gotong Royong 98 Pejeruk, Ampenan4. Tanggal Pemeriksaan: 19 November 20145. TanggalLahir: 26 April 20136. Umur Anak: 1 tahun 7 bulan (19 bulan)

II. ANAMNESIS:1. Keluhan utama: Ibu ingin mengetahui tumbuh kembang anaknya2. Apakah anak punya masalah tumbuh kembang : tidak

III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL/JIKA ADA KELUHAN :1. BB: 8,5 kg PB/TB: 72 cm. BB/TB: 8,47a. Gizi baik;b. Gizi kurang;c. Gizi burukd. Gizi lebih;e. Rujuk : ya / tidak

2. LKA: 46 cm. LKA/U :a. Normal;b. Mikrosefalc. Makrosefal;d. Rujuk : ya / tidak3. Perkembangan anak:1. Sesuai;2. Meragukan : b1. G.Kasar; b2. G. Halus; b3. B.Bahasa; b4. Sos.Kemandirian; b5.Rujuk: ya/tidak 3. Penyimpangan : c1. G.Kasar; c2. G. Halus; c3. B.Bahasa; c4. Sos.Kemandirian; c5.Rujuk: ya/tidak4. Daya lihat: a. Normal, b. Curiga ada gangguan, c. Rujuk : ya / tidak5. Daya dengar: a. Normal, b. Curiga ada gangguan, c. Rujuk : ya / tidak4. Mental emosional: a. Normal, b. Curiga ada gangguan, c. Rujuk : ya / tidak

IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI/JIKA ADA KELUHAN1. Autis: a. Resiko tinggi; b. Resiko rendah, c. Gangguan lain; d. Batas normal; e. Rujuk : ya / tidak2. GPPH: a. Kemungkinan GPPH; b. Bukan GPPH; c. Rujuk : ya/tidak

V. KESIMPULAN Dari kasus diatas, didapatkan hasil pada tes KPSP anak N memperoleh 9 jawaban Ya sehingg interpretasinya normal. Pada tes DDST didapatkan hasil 1 kegiatan pada kotak yang berpotongan garis usia pada 2 sektor yaitu sektor bahasa dan sosial kemandirian tidak dapat dilakukan, sehingga harus dilakukan pemeriksaan ulang pada 2 minggu berikutnnya pada tanggal 3 Desember 2014. Sedangkan pada tes daya dengar tidak terdapat gangguan/ kelainan serta pertumbuhan (BB,TB,LIKA) anak N normal.

VI. TINDAKAN INTERVENSI1. Konseling stimulasi bagi ibu : a. Diberikan; b. Tidak diberikan2. Intervensi stimulasi perkembangan: a. G.Kasar; b. G.Halus; c. B.Bahasa; d. Sos.Kemandirian; e. Tgl evaluasi intervensi : 2 minggu lagi (3 Desember 2014)3. Tindakan pengobatan lain : tidak ada4. Dirujuk ke ..........a. Ada surat rujukan; b. Tidak ada surat rujukan

BAB IV PEMBAHASANPada bab ini penulis akan membahas mengenai hasil pemeriksaan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada anak N umur 19 bulan.Saat dilakukan pengukuran antropometri untuk mengetahui pertumbuhan anak didapatkan hasil yaitu BB 8,5 kg, TB 72 cm, LIKA 46 cm, dan LILA 15 cm. Sehingga pertumbuhan anak dapat dikatakan normal. Berdasarkan hasil pengukuran dan dihubungkan dengan standar Nilai Ambang Batas IMT(WHO,2000) maka dapat dilihat bahwa pengukuran IMT nya adalah 8,47 maka hasil berada dalam kisaran normal. Hasil dari pemeriksaan lingkar kepala anak tidak sesuai antar teori dan praktik Kemudian saat dilakukan pemeriksaan menggunakan media KPSP dan DDST untuk mengetahui perkembangan anak didapatkan hasil yaitu pada pemeriksaan KPSP anak dikatakan normal karena dari semua kuisioner yang diajukan memperoleh 9 jawaban Ya. Sedangkan sat dilakukan pemeriksaan menggunakan DDST, anak tidak dapat melakukan 1 kegiatan pada kotak yang memotong garis usia di 2 sektor yaitu pada sektor bahasa dan sosial kemandirian. Sehingga anak dikatan meragukan. Berdasarkan teori menurut (dr.Lyndon, 2014) bila terdapat 2 keterlambatan pada pada 1 sektor atau 1 keterlamabatan pada 2 sektor yang berbeda. Hal ini menunjukkan todak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Saat melakukan pemeriksaan terdapat beberapa kendala karena suasana hati anak yang kadang menurun atau meningkat, yang membuat anak menjadi susah untuk diperiksa.

BAB V PENUTUP

5.1 KesimpulanSetelah melakukan pemeriksaan dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa berat bada anak N menurut KMS yaitu mengalami kenaikan berat badan karena memotong garis pertumbuhan diatasnya. Sehingga dapat dikatakan pertumbuhan anak normal.Pada pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan anak menggunakan KPSP anak dikatakan normal. sedangkan pemeriksaan menggunakan DDST anak mengalami keterlambatan sehinggan dikategorikan perkembangan meragukan dan harus distimulasi kembali dan diperiksa kembali 2 minggu lagi.5.2 Saran Mahasiswa mampu melakukan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak menggunakan KMS,KPSP dan DDST agar keterlambatan pada anak dapat distimulasi lebih awal.

21