makalah agama islam (etika)

18
1 MAKALAH Agama Islam Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”Etika, Moral, dan Akhlak” Di Susun Oleh: Winda Listya Ningrum J2A009007 Ana Rahmawati J2A009008 Ririn Sulpiani J2A009009 Florenta J2A009010 Devi Anastasia Shinta J2A009012 Ndaru Atmi Purnami J2A009013 JURUSAN MATEMATIKA FAKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

Upload: winda-listya-ningrum

Post on 30-Jun-2015

3.187 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Agama Islam (Etika)

1

MAKALAH

Agama Islam Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

”Etika, Moral, dan Akhlak”

Di Susun Oleh:

Winda Listya Ningrum J2A009007

Ana Rahmawati J2A009008

Ririn Sulpiani J2A009009

Florenta J2A009010

Devi Anastasia Shinta J2A009012

Ndaru Atmi Purnami J2A009013

JURUSAN MATEMATIKA

FAKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

Page 2: MAKALAH Agama Islam (Etika)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kami, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah AGAMA ISLAM

yang berjudul “Etika, Moral dan Akhlak” ini. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa kebenaran.

Di dalam makalah ini kami mengangkat tema tentang Etika, Moral dan Akhlak yang

sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui Etika, Moral dan

Akhlak sangat berperan dalam kehidupan kita karena Etika, Moral dan Akhlak mencerminkan

kepribadian diri dari seseorang. Hal tersebut juga dijelaskan dalam ajaran agama Islam yaitu

yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan Hadist.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suparno, S.Ag selaku

Dosen Pengampu mata kuliah Agama Islam dan teman-teman Matematika Angkatan 2009

dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekeliruan. Oleh karena itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Dengan segala kerendahan hati,

semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Semarang, April 2010

Penulis

Page 3: MAKALAH Agama Islam (Etika)

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………… 2

Daftar Isi …………………………………………………………. 3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ………………………………………………………… 4

B. Tujuan …………………………………………………………. 4

C. Pengantar ke Materi ………………………………………………………… 4

D. Rumusan Masalah …………………………………………………………. 5

BAB II Pembahasan …………………………………………………………. 6

BAB III Penutup ……………………………………………………….. 16

A. Hipotesa ………………………………………………………. 16

B. Hasil Hipotesa ………………………………………………………. 16

C. Kesimpulan ………………………………………………………. 17

D. Saran ……………………………………………………… 18

Page 4: MAKALAH Agama Islam (Etika)

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika, Moral dan Akhlak sangat dekat dengan kehidupan kita. Tanpa kita sadari setiap

hari kita selalu berhubungan dengan hal tersebut. Pada zaman sekarang dimana mobilitas

kehidupan seseorang yang sangat tinggi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat banyak

orang-orang yang mengabaikan hal tersebut, terutama di kalangan “Remaja”. Sering kita lihat

banyak remaja yang tidak punya Etika, Moral dan Akhlak. Misalnya seorang murid yang tidak

menghormati gurunya bahkan ada seorang anak yang tidak menghormati orang tuanya.

Mungkin hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dimana pergaulan remaja saat ini

sudah tidak terkontrol lagi bahkan cenderung ke arah pergaulan bebas.

Dari pendapat-pendapat yang kami sebutkan di atas diketahui bahwa kita harus

memberikan kesadaran moral kepada para remaja. Hal ini harus ditanamkan sejak dini di

dalam diri para remaja, karena remaja merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu

makalah ini kami buat untuk memotivasi dan memberikan kesadaran kepada para remaja

supaya memiliki Etika, Moral dan Akhlak yang baik.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Agama

Islam. Dan untuk menambah wawasan serta informasi mengenai Etika, Moral dan Akhlak

yang diridhai oleh Allah SWT.

C. Pengantar ke Materi

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat <49>:13)

Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.

Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa

dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi

Page 5: MAKALAH Agama Islam (Etika)

5

sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri.

Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam

kehidupannya.

Oleh karena itu etika, moral dan akhlak sangat diperlukan dalam hidup bermasya-rakat

agar terjalin hubungan yang harmonis antar sesama manusia. Tanpa adanya akhlak maka

manusia dalam melakukan kegiatan sosialnya menjadi tidak terarah. Perbuatan yang muncul

akan kurang bermakna dan cenderung menyimpang dari yang diajarkan agama. Jika manusia

memegang akhlak, berarti mereka memegang Islam. Maka nilai-nilai untuk mengatur

kehidupan sangatlah penting dan dorongan pribadi merupakan kunci utama dalam penciptaan

akhlak yang mulia.

D. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan tujuan dari Akhlak ?

2. Apa perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak?

3. Apa landasan dan kedudukan dari Akhlak?

4. Jelaskan karakteristik Akhlak dalam Islam?

5. Bagaimana aktualisasi Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat?

Page 6: MAKALAH Agama Islam (Etika)

6

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Tujuan Akhlak

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab yang

berarti perangai, tingkah laku dan tabiat. Secara terminologi, akhlak berarti tingkah laku

seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan

yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kata akhlak, moral dan etika yang

ketiganya memiliki makna hampir sama, yakni tingkah laku manusia.

Namun jika dilihat dari sumbernya, ketiga kata tersebut akan berbeda. Akhlak

bersumber dari agama. Moral berasal dari adat-istiadat masyarakat. Sedangkan etika, filsafat

oral dari akal pikiran.

Jika dikaji lebih mendalam dan dihubungkan dengan konteks kalimat kata akhlak,

moral dan etika memiliki pengertian yang berbeda. Akhlak adalah tingkah laku baik, buruk,

salah benar yang merupakan penilaian dipandang dari sudut hukum yang berlaku dalam ajaran

agama. Moral, istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai,

kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Yang

dimaksud penilaian benar atau salah dalam moral, adalah masyarakat secara umum.

Sedangkan etika merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari tingkah laku

manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik dan buruk, ukuran yang dipergunakan adalah

akal pikiran. Jika diperbandingkan antara ketiga kata tersebut maka etika merupakan ilmu,

moral adalah ajaran, dan akhlak adalah tingkah laku manusia.

Tujuan akhlak dibagi menjadi 2 macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Adapun tujuan umum dari akhlak adalah menjadikan diri seorang muslim dengan

akhlak yang luhur dan adab yang mulia baik itu lahiriyah maupun batiniyah

Adapun tujuan akhlak secara khusus adalah :

1. Mensucikan jiwa insaniyah dari iri, dengki, bohong, khianat, dan lainnya yang

termasuk dalam akhlak yang jelek.

2. Supaya membiasakan diri untuk berakhlak mulia seperti jujur, bersikap baik,

amanah, pemaaf dan lainnya yang termasuk kedalam akhlak mahmudah.

Page 7: MAKALAH Agama Islam (Etika)

7

2. Perbedaan antara Akhlak, Moral dan Etika

Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan

atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak

berdasarkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat

istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap

suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai

moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan

abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa

seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab

keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi

diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :

“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad)

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah

akumulasi dari aqidah dan syari‟at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila

aqidah telah mendorong pelaksanaan syari‟at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata

lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari‟at Islam telah dilaksanakan

berdasarkan aqidah.

3. Landasan dan Kedudukan Akhlak

Dasar dari akhlak adalah al-Qur‟an dan hadis. Dalam Q. S. al-Qalam (68) : 4,

dinyatakan:

Artinya : dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Pujian tersebut bersifat individual yang ditujukan kepada pribadi Rasul saw. karena

beliau mempunyai keagungan dan keanggunan moralitas. Banyak Nabi dan Rasul, tetapi

Page 8: MAKALAH Agama Islam (Etika)

8

hanya Rasul saw. yang mendapatkan pujian tersebut. Kemudian dalam ayat yang lain al-

Qur‟an menyatakan bahwa keagungan akhlak tersebut layak dijadikan standar akhlak bagi

umatnya:

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa Rasul sengaja diproyeksikan oleh Allah untuk

menadi “lokomotif” akhlak umat manusia secara universal, karena beliau diutus sebagai

rahmatan li al-„alamin. Rasul bersabda: “sesungguhnya saya diutus hanyalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Hadis di atas tidak secara langsung menyatakan bahwa akhlak menenpati posisi yang

strategis dalam kehidupan manusia, karenanya misi Rasul yang paling utama adalah untuk

mengupayakan perbaikan akhlak yang dekaden. Persoalannya adalah bagaimana subtansi

akhlak Rasul. Dalam hal ini para sahabat pernah bertanya pada „Aisyah, istri Rasul, yang

dinggap mengetahui secara detail tentang diri Rasul dalam keseharian, maka „Aisyah

menjawab:

”نأرقلا هقلخ ناك ”

(subtansi akhlak Rasul adalah al-Qur‟an).

Ada 3 pandangan tentang kedudukan akhlak yaitu:

1. Akhlak sebagai amal utama

Pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah islami semuanya diarahkan pada

pencapaian akhlak. Pengajaran ilmu Tauhid misalnya selain memberikan dasar keyakinan

mesti juga mencerminkan norma-norma tingkah laku serta budi pekerti dalam pergaulan

sosial. Akhlak disini dipandang sebagai suatu yang agung “kebaikan adalah baiknya

perangaian”.

Ada beberapa literatur yang menyatakan keutamaan akhlak dalam Riyadl Al-Sholihin

disebut; “yang paling sempurna imannya adalah orang muslim yang paling bagus akhlaknya

dan sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik pada keluarganya”.

Hal senada juga disebutkan dalam kitab Ihya Ulummudin; Al-fadl berkata; “dari Rosul

SAW bahwa seorang wanita berpuasa di siang hari dan sholat di malam hari tetapi tidak baik

Page 9: MAKALAH Agama Islam (Etika)

9

perangaiannya. Ia menyakiti tetangganya dengan ucapan-ucapan. Rosul bersabda; “tidak ada

kebaikan baginya, ia termasuk ahli neraka”.

Hadits-hadits di atas menunjukkan beetapa tingginya nilai akhlak, dalam kitab

Ta‟limul Muta‟allim dikatakan; “sebaik-baiknya ilmu adalah tingkah laku da sebaik-baiknya

amal adalah menjaga tingkahh laku”.

2. Akhlak sebagainya media penerima nur dan ilmu Allah SWT

Ada anggapan bahwa ilmu dan nur Allah SWT tidak bisa diterima kecuali oleh orang-

orang yang suci, orang yang jauh dari maksiat. Dalam kitab Tanwir Al-Qutub, Najmuddin

menyebutkan; “setiap maksiat yang dilakukan adalah penghalang dari tercapainya ilmu karena

pada dasarnya adalah cahaya yang dihujamkan Allah ke dalam hati, sedang maksiat justru

mematikan cahaya tersebut”.

Imam Al-Ghozali manggambarkan hati sebagai cermin dalam maksiat sebagai

keterangan yang menutupi kejernihannya. Semakin sering sekali seseorang melakukan

maksiat berarti semakin banyak kotoran menutupi hatinya sehingga hatinya menjadi gelap.

Al-qur‟an menyatakan; “sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang meraka usahakan

itulah yang menutupi hati meraka sendiri (QS. Al-muthoffifin; 14).

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa imam syafi‟I pernah mengeluh kepada gurunya

tentang jelek hafalannya, sang guru menyarankan agar ia menjauhi maksiat karena ilmu

adalah cahaya sementara maksiat itu adalah perusak cahaya tersebut.

Dengan demikian akhlak adalah suatu yang sangat penting berkaitan dengan bisa

tidaknya mendapatkan cahaya pengetahuan dari Allah SWT, jika sesorang melakukan maksiat

maka ia tidak bisa menerima cahaya pengetahuan dari Allah SWT, sebaliknya jika seseorang

mempunyai akhlak yang baik ia akan menerima cahaya pengetahuan.

3. Akhlak sebagai sarana mencapai ilmu manfaat

Sekolah-sekolah mengenal adanya konsep ilmu manfaat (Al‟ilam Al-nafi‟) dan tidak

manfaat (Ghair Al-nafi). Alwy Al-haddad menyatakan: “Ilmu itu ada dua macam, ilmu yang

meresap kedalam hati dan ilmu yang hanya ada di mulut saja. Ilmu yang pertama adalah ilmu

yang bermanfaat sementara ilmu yang kedua akan menjadi hujjah (alasan) Allah SWT untuk

menyiksa keturunan adam”.

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat memberikan kepada yang bersangkutan

dan juga kepada orang lain, adapun ilmu yang tidak bermanfa‟at adalah ilmu yang tidak

Page 10: MAKALAH Agama Islam (Etika)

10

memberikan kebaikan kepada orang lain dan dirinya sendiri.

Ilmu yang ada pada seseorang pada dasarnya berkembang sesuai dengan kemampuan

akal dan kemanfaatannya berjalan sesuai dengan tingkat pribadi yang bersangkutan. Jika yang

mempunyai ilmu adalah orang baik maka dengan ilmunya itu pasti akan memberikan

kebaikan kepada orang lain dan sebaliknya juga yang bersangkutan adalah orang jahat maka

pasti ilmunya akan di arahkan untuk tujuan yang jahat.

Sebagian ulama memberikan bandingan bahwa bertambahnya pengetahuan orang jahat

adalah seperti bertambahnya kesuburan pohon kemaron atau brotowali (pohon yang buahnya

sangat pahit) jika bertambah subur maka akan bertambah rasa pahitnya sementara itu menurut

Alwy Al-Haddad ilmu yang berada pada cendikiawan jahat (Ulama Al-Su‟) tidak bisa di sebut

ilmu agama dalam arti yang sebenarnya, sebab ilmu yang di miliki hanyalah ilmu yang di

mulutnya bukan ada di hatinya.

Akhlak berperan penting dalam pencapaian ilmu manfaat karena ia merupakan

landasan utama bagi terbentuknya pribadi yang saleh ketika kesalehan diri telah terbentuk

maka segala ilmu yang diperoleh akan digunakan untuk kebaikan orang lain. Cara membentuk

kesalehan diri antara lain dengan mengendalikan, Imam Syafi‟I menyatakan: “siapa yang

tidak bisa mengendalikan napsunya, tidak akan bermanfa‟at ilmunya”.

Uraian secara lebih luas tentang cara mendapat ilmu manfaat diuraikan Ibnu Hajar Al-

Asqolani, menurutnya ada tiga syarat tercapainya ilmu: (1) tidak cinta dunia (seperti wanita

,harta dan tahta), (2) tidak berteman dengan orang jahat, (3) tidak menyakiti orang lain. Orang

yang menginginkan ilmu manfa‟at harus menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak

baik sehingga ia dapat menerima cahaya pengetahuan dari Allah SWT.

4. Karateristik Akhlak

“Sesungguhnya yang paling sempurna imannya dari orang-orang mukmin adalah yang

paling baik akhlaknya” (H. R. Turmudzi).

Page 11: MAKALAH Agama Islam (Etika)

11

Akhlak dalam islam mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

1. Akhlak meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci. Di dalam al-Qur‟an ada materi

akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-

Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara umum; berbuat adil, berbuat

kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Sedangkan dalam surat al-

Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk saling mencela dan memanggil

dengan gelar yang buruk.

2. Akhlak bersifat menyeluruh ke setiap sendi. Saat dimana pun dan keadaan apa pun akhlak

harus tercermin.

3. Akhlak dalam Islam mengatur semua segi kehidupan manusia baik yang bersifat vertikal

maupun horizontal yang mengatur segi dunyawiyah manusia. Penerapan akhlak dapat

memberikan nasib kemaslahatan masyarakat bangsa. Sebagai para penyelenggara negara

akhlak harus tetap tercermin. Dari mengolah potensi alam, dalam kegiatan berekonomi,

berpolitik bahkan dalam segala hal yang menyukseskan kemajuan negara. Tanpa

mengesampingkan inti dari penunjangnya, semuanya melibatkan akhlak.

4. Akhlak sebagai buah dari iman. Iman diibaratkan sebuah akar, ibadah adalah batang, ranting

dan daunnya, sementara akhlak adalah buahnya.

5. Akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan. Islam tidak mengizinkan mancapai tujuan,

walaupun baik, dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat. Karena hal tersebut

bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.

Ciri-ciri akhlak Islamiyyah ialah:

Bersifat mutlak dan menyeluruh: Akhlak Islamiyyah bersifat mutlak, tidak boleh

dipinda atau diubahsuai, dikenakan kepada seluruh individu tanpa mengira keturunan,

warna kulit, pangkat, tempat, dan masa.

Melengkapkan dan menyempurnakan tuntutan: Ditinjau dari sudut kejadian manusia

yang dibekalkan dengan pelbagai naluri, akhlak Islamiyyah adalah merangkumi

semuaaspek kemanusiaan rohaniyyah, jasmaniyyah danaqliyyah, sesuai dengan semua

tuntutan naluri dalam usaha mengawal sifat-sifat yang tercela (sifat-sifat mazmumah)

untuk kesempurnaan insan, bukan untuk mengawal kebebasan peribadi seseorang.

Page 12: MAKALAH Agama Islam (Etika)

12

Bersifat sederhana dan seimbang: tuntutan akhlak dalam Islam adalah sederhana, tidak

membebankan sehingga menjadi pasif dan tidak pula membiarkan sehingga

menimbulkan bahaya dan kerosakan.

Mencakupi suruhan dan larangan: Bagi kebaikan manusia, perlaksanakan akhlak

Islamiyyah meliputi suruhan dan larangan dengan tidak boleh mengutamakan atau

mengabaikan mana-mana aspek tersebut.

Bersih dalam perlaksanaan: Untuk mencapai kebaikan, akhlak Islmaiyyah memerintah

supaya cara dan metod perlaksanaan sesuatu perbuatan dan tindakan itu hendaklah

dengan cara yang baik dan saluran yang benar yang telah ditetapkan oleh akhlak

Islamiyyah. Ertinya untuk mencapai suatu matlamat, cara perlaksanaannya mestilah

bersih menurut tata cara Islam. Islam tidak menerima falsafah: Matlamat tidak

menghalalkan cara.

Keseimbangan: Akhlak dalam Islam membawa kesinambungan bagi tuntutan realiti

hidup antara rohaniyyah dan jasmaniyyah serta aqliyyah, dan antara kehidupan dunia dan

akhirat sesuai dengan tabii manusia itu sendiri.

5. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia adalah :

1. Sebagai pengamalan Syariat Islam

Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam

semeste telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar sempurna, sehingga dengan

niat karena Allah SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan menjadi

ibadah bagi umat islam yang mengamalkanya

2. Sebagai Identias

Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia yang

berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa membedakan

antara manusia denga hewan

3. Pengatur Tatanan Sosial

Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan akhlak

mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad SAW

Page 13: MAKALAH Agama Islam (Etika)

13

mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan

lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang

terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan

4. Rahmat Bagi Seluruh Alam

Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak mulia yang

diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia

dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk –

makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya

5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )

Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM ) berarti

dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan

terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan

Akhlak kepada Allah, Sesama manusia, dan Lingkungan.

1. Akhlak kepada Allah

a. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-

Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan

ketundukkan terhadap perintah Allah.

b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,

baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah

melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

c. Berdo‟a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do‟a meru-pakan

inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan

ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah

terhadap segala sesuatu. Kekuatan do‟a dalam ajaran Islam sangat luar biasa,

karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha

dan berdo‟a merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh

Page 14: MAKALAH Agama Islam (Etika)

14

dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdo‟a adalah

orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu

dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai

Allah.

d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan

menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa

dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu

tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan

orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak kepada sesama manusia

a. Akhlak kepada diri sendiri

(1) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari

pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diung-

kapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

(2) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa

terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan per-buatan.

Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan

syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan me-manfaatkan nikmat

Allah sesuai dengan aturan-Nya.

(3) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang

tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan

dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain

b. Akhlak kepada ibu bapak

Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan

perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk per-buatan

antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan

Page 15: MAKALAH Agama Islam (Etika)

15

cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, me-ringankan beban,

serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

c. Akhlak kepada keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota

keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.

Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh

seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua

dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir

kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan

utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.

Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan

keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara

mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-

betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi

penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam

keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi

pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.

3. Akhlak kepada lingkungan

Misi agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada manusia tetapi

juga kepada alam dan lingkungan hidup. Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan

diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi,yaitu sebagai wakil Allah yang

bertugas mamakmurkan, mengelola dan melestarikan alam. Berakhlak kepada

lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis

dengan alam sekitarnya.

Page 16: MAKALAH Agama Islam (Etika)

16

BAB III

PENUTUP

A. Hipotesa

Dalam makalah tentang Etika, Moral dan Akhlak ini, kami mengambil sebuah hipotesa yang

ada di dalam kehidupan kita. Bahwa :

“Faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan Etika, Moral, dan Akhlak

seorang anak, terutama di lingkungan keluarga yakni peran kedua orangtua.”

B. Hasil hipotesa

Dari penyebaran angket agama tentang hipotesa yang telah kami lakukan diperoleh hasil

hipotesa yaitu :

1. Remaja sebagai generasi muda pada saat ini kurang memiliki etika, moral, dan akhlak.

A. Setuju : 80%

B. Tidak setuju :10%

C. Ragu-ragu :10%

2. Karena pengaruh budaya barat, Etika, Moral, dan Akhlak bangsa Indonesia telah

mengalami penurunan.

A. Setuju : 75%

B. Tidak setuju : 10%

C. Ragu-ragu : 15%

3. Semakin jarangnya intensitas pertemuan orangtua dan anak, maka Etika, Moral, dan

Akhlak anak tersebut kurang baik.

A. Setuju : 70%

B. Tidak setuju : 10%

C. Ragu-ragu : 20%

4. Semakin keras proteksi orangtua terhadap anak maka perilaku anak akan semakin

menyimpang ke arah yang negatif.

A. Setuju : 55%

B. Tidak setuju : 20%

C. Ragu-ragu : 35%

5. Perceraian orangtua mempengaruhi Etika, Moral, dan Akhlak seorang anak.

A. Setuju : 70%

B. Tidak setuju : 10%

C. Ragu-ragu : 20%

6. Ketika seseorang bergelimpangan harta, maka seseorang tersebut memiliki akhlak

kurang terpuji.

A. Setuju : 25%

B. Tidak setuju : 35%

C. Ragu-ragu : 40%

Page 17: MAKALAH Agama Islam (Etika)

17

Berdasarkan angket yang kami edarkan didapatkan analisis hipotesis sebagai berikut :

Remaja sebagai generasi muda saat ini sebagian besar kurang memiliki etika, moral dan

akhlak. Namun tidak semuanya seperti itu, tergantung individu anak tersebut.

Pengaruh perkembangan zaman saat ini, membuat mudahnya budaya barat masuk ke

Indonesia. Sehingga mengakibatkan penurunan etika, moral dan akhlak bangsa Indonesia. Di lain sisi

masih ada beberapa budaya barat yang baik, asalkan kita bisa menyaring mana yang baik dan mana

yang buruk. Hanya saja sebagian besar dari kebudayaan barat bertolak belakang dengan etika budaya

kita.

Jarangnya intensitas pertemuan orang tua dengan anak dapat mempengaruhi pembentukan

etika, moral dan akhlak yang kurang baik terhadap anak. Pertemuan dengan orang tua bisa

mempengaruhi pembentukan kepribadi anak. Namun tidak sepenuhnya karena pengawasan dan

perhatian terhadap anak tetap bisa dilakukan dengan media lain, misalnya melalui situs jejaring sosial

yang marak saat ini yaitu facebook.

Kerasnya proteksi orang tua terhadap anak dapat membentuk perilaku anak yang menyimpang

ke arah negatif. Akan tetapi hal tersebut tergantung dari sifat anak dan perilaku orang tua itu sendiri.

Ketika anak hidup di lingkungan keluarga broken home maka secara tidak langsung akan

mempengaruhi etika, moral dan akkhlak seorang anak. Tetapi pada kenyataanya ketika pasca

perceraian orang tua, apabila anak tersebut berada pada lingkungan yang baik dan kondisi mental

yang cukup kuat maka etika, moral dan akhlak akan tetap terjaga.

Harta tidak mempengaruhi pembentukan etika, moral dan akhlak terhadap anak. Karena

seorang anak yang memiliki akhlak yang terpuji dapat dipengaruhi oleh bimbingan dan asuhan yang

tepat dari orang tua serta lingkungan sekitar. Kurang terpujinya akhlak sebagian besar masyarakat

jaman sekarang dipengaruhi oleh kurang bersyukurnya mereka terhadap sang pencipta.

Jadi berdasarkan analisis hipotisis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor lingkungan sangat

berpengaruh dalam pembentukan Etika, Moral, dan Akhlak seorang anak, terutama di lingkungan

keluarga yakni peran kedua orangtua. Namun semua itu tergantung dari individu anak itu sendiri.

C. Kesimpulan

Akhirnya dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa etika, moral, dan

akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan

manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki

terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga

sejahtera batiniah dan lahiriyah.

Perbedaaan antara etika, moral, dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber

yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik

buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan

yang berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk

menentukan baik buruk itu adalah al-qur'an dan al-hadis.

Page 18: MAKALAH Agama Islam (Etika)

18

Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pula pada sifat dan kawasan

pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan susila lebih

banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan

moral dan susila bersifat local dan individual. Etika menjelaskan ukuran baik-buruk,

sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.

Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan

membutuhkan. Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan

susila berasala dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai

yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari

wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al-Qur'an dan Hadis. Dengan kata lain

jika etika, moral dan susila berasal dari manusia sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.

D. Saran

Berdasarkan hasil dari penulisan makalah yang kami buat ini. Maka kami

menyarankan kepada para remaja untuk menjaga Etika, Moral dan Akhlak terutama dengan

orang tua. Karena sesuai dengan ajaran agama kita, kita harus memiliki Etika, Moral dan

Akhlak yang terpuji. Dengan hal itu kita akan disukai, dihargai dan dihormati oleh banyak

orang. Dan dengan hal tersebut pula bangsa Indonesia akan bisa lebih baik dan lebih maju dari

sekarang ini.