makalah agripotong

13
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat akrab bagi peternak di Asia, dan merupakan salah satu ternak yang dipopulerkan di Indonesia, hingga mencapai jumlah 15.209.702 ekor dengan tingkat laju populasi sebesar 2,2–4,3% tiap tahunnya (Mulyono dan Sarwono, 2004). Indonesia memiliki sumber daya genetik ternak yang beraneka ragam dan merupakan aset besar dalam usaha pengembangan ternak. Berbagai rumpun ternak lokal spesifik lokasi, baik yang sudah dikenal umum maupun yang belum dapat ditemukan di setiap propinsi dengan jumlah dan potensi yang belum diketahui. Rumpun tersebut mempunyai keunggulan komparatif dibanding ternak impor, antara lain daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan tropis dengan sifat reproduksi yang baik sebagai akibat seleksi alam yang alami. Diantara berbagai jenis ternak lokal, kambing merupakan ternak yang banyak dipelihara. Ternak kambing merupakan jenis ternak yang cukup digemari masyarakat, namun skala usahanya masih bersifat usaha kecil dengan sistem pemeliharaan dan perkembangbiakannya masih secara tradisional. Pemeliharaan kambing secara lepas (tradisional) umumnya sebagai usaha sambilan bagi peternak, meskipun ada juga yang menjadikannya sebagai mata pencaharian pokok. (Gatot Murtidjo, dkk, 2011) Usaha ternak kambing terus mengalami peningkatan seiring dengan permintaan daging yang terus meningkat. Keberhasilan

Upload: yoyok-wiyono

Post on 29-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mbmb

TRANSCRIPT

Page 1: makalah agripotong

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat akrab bagi peternak di Asia,

dan merupakan salah satu ternak yang dipopulerkan di Indonesia, hingga mencapai jumlah

15.209.702 ekor dengan tingkat laju populasi sebesar 2,2–4,3% tiap tahunnya (Mulyono dan

Sarwono, 2004). Indonesia memiliki sumber daya genetik ternak yang beraneka ragam dan

merupakan aset besar dalam usaha pengembangan ternak. Berbagai rumpun ternak lokal

spesifik lokasi, baik yang sudah dikenal umum maupun yang belum dapat ditemukan di

setiap propinsi dengan jumlah dan potensi yang belum diketahui. Rumpun tersebut

mempunyai keunggulan komparatif dibanding ternak impor, antara lain daya adaptasi yang

baik terhadap lingkungan tropis dengan sifat reproduksi yang baik sebagai akibat seleksi alam

yang alami. Diantara berbagai jenis ternak lokal, kambing merupakan ternak yang banyak

dipelihara. Ternak kambing merupakan jenis ternak yang cukup digemari masyarakat, namun

skala usahanya masih bersifat usaha kecil dengan sistem pemeliharaan dan

perkembangbiakannya masih secara tradisional. Pemeliharaan kambing secara lepas

(tradisional) umumnya sebagai usaha sambilan bagi peternak, meskipun ada juga yang

menjadikannya sebagai mata pencaharian pokok. (Gatot Murtidjo, dkk, 2011)

Usaha ternak kambing terus mengalami peningkatan seiring dengan permintaan

daging yang terus meningkat. Keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan oleh tiga

faktor yaitu pakan (feeding), bibit unggul (breeding) dan manajemen yang baik. Penggunaan

pakan yang tepat dapat mengoptimalkan pertambahan bobot badan dan produksi daging.

Dalam usaha penggemukan ternak perlu diperhatikan mutu pakan yang dilakukan dengan

menambah bahan pakan lain yang tinggi kandungan proteinnya ke dalam ransum. Bahan

pakan tersebut adalah dedak yang apabila diberikan pada ternak dapat meningkatkan

pertambahan berat badan (Mathius et al., 1991). Dalam makalah ini akan dibahas mengenai

pemberian pakan yang sesuai untuk mencapai produksi yang baik dalam program

penggemukan (fattenig).

Page 2: makalah agripotong

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ternak kambing merupakan ternak yang sangat

populer untuk di ternakkan, apalagi dalam hal penggemukan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan penggemukan adalah pemberian pakan, maka dari itu bagaimana

cara pemberian pakan yang baik dan sesuai untuk mencapai target produksi dalam

penggemukan, khususnya pada ternak kambing betina.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana penggemukan

ternak kambing betina dengan memperhatikan pemberian pakan untuk mencapai target

produksi.

Manfaat

Mengetahui bagaimana menggemukkan ternak kambing betina dengan

memperhatikan pemberia pakan untuk mencapai target produksi.

Page 3: makalah agripotong

BAB II

PEMBAHASAN

Pakan

Penggemukan kambing merupakan pemeliharaan kambing dewasa dalam keadaan

kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif

singkat (3-5 bulan). Salah satu faktor keberhasilan penggemukan pada kambing adalah

pemberian pakan. Hartadi et al. (1986) menyatakan pakan adalah suatu bahan yang dimakan

hewan yang mengandung energi dan zat-zat gizi (atau keduanya) di dalam bahan tersebut.

Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput dan daun – daunan tertentu

(daun nangka, daun waru, daun pisang dan daunan leguminosa). Seekor kambing dewasa

membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali, pagi dan sore.

Kambing sangat efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi protein yang ber

kualitas tinggi. Menurut Setiawan dan Arsa (2005), secara umum pakan kambing sebenarnya

hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar, pakan penguat dan pakan pengganti. Pakan

kasar merupakan bahan pakan berkadar serat kasar tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan

yang terdiri dari rumput dan dedaunan. Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat

rendah dan mudah dicerna seperti konsentrat, konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan

bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan

dimaksudkan untuk disatukan atau dicampur sebagai suplemen atau bahan pelengkap

(Hartadi et al., 1980). Murtidjo (1993) menjelaskan bahwa konsentrat untuk ternak kambing

umumnya disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan

serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan penguat dapat berupa dedak jagung,

ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, atau campuran pakan tersebut. Sementara

pakan pengganti merupakan pakan hijauan yang sudah difermentasi. Menurut Mulyono dan

Sarwono (2008), pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam

daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada

rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum

menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (protein

kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau

dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing.

Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992). Menurut

Murtidjo (1993), hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan

berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral.

Page 4: makalah agripotong

Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus disuplementasikan

dengan makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat

terpenuhi. Tujuan suplementasi makanan penguat dalam makanan ternak kambing adalah

untuk meningkatkan daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah

unsur makanan yang defisien serta meningkatkan konsumsi dan kecernaan makanan.

Keuntungan yang diperoleh dari pemberian pakan kasar bersama makanan penguat adalah

adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan makanan penguat

terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya memanfaatkan makanan kasar yang

ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan lebih cepat berkembang

populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan yang harus dikonsumsi ternak

kambing.

Manajemen pemberian pakan yang baik perlu dipelajari karena merupakan upaya

untuk memperbaiki kualitas pakan yang diberikan. Pemberian pakan yang tidak memenuhi

kebutuhan ternak akan merugikan. Manajemen pemberian pakan harus memperhatikan

penyusunan ransum kebutuhan zat-zat untuk ternak yang meliputi jenis ternak, berat badan,

tingkat pertumbuhan, tingkat produksi, dan jenis produksi (Chuzaemi dan Hartutik,1988).

Pakan yang diberikan kepada ternak potong sebaiknya pakan yang masih segar. Bila pakan

berada di dalam palungan lebih dari 12 jam maka pakan tersebut akan menjadi basi, apek dan

mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan menyebabkan pengambilan (intake) pakan oleh

ternak berkurang dan hal ini akan berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap

terjadi penurunan 1,0 % akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar

1,5-2,0 %. Untuk menjamin pakan di dalam palungan selalu segar, lakukan pemberian pakan

minimal 2 kali sehari, bila terdapat sisa pakan dari pemberian sebelumnya harus dibuang.

Idealnya ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira -kira setengah jam setelah pakan

pada pemberian sebelumnya habis. Inilah pentingnya menyusun ransum yang sesuai dengan

kebutuhan ternak.

Page 5: makalah agripotong

Kambing

Di Indonesia, kambing yang biasa dan umum digunakan untuk diternakkan adalah

jenis kambing kacang yang dimana dibudidayakan untuk menghasilkan daging.

Kambing Kacang

Berat Lahir Berat Dewasa

Jantan : 1.6 kg Jantan: 13 - 25 kg

Betina: 1.8 kg Betina: 11 - 19 kg

Mekanisme Penggemukan (fattening) Pada Kambing

Penggemukan ternak potong seharusnya dilakukan secara efektif dan baik. Di

Indonesia, rata-rata kambing dipotong pada umur muda yaitu 1-2 tahun. Kambing yang

dipotong umur muda lebih disukai karena empuk dan harum. Bobot hidup kambing betina

11-19 kg atau rata-rata 15 kg/ekor. Saat terbaik untuk memotong kambing adalah saat ternak

berumur antara 8-24 bulan. Daging yang berasal dari ternak tua, yaitu berumur antara 2-6

tahun, umumnya berasal dari kambing perah atau indukan afkir yang tekstur dagingnya agak

alot.

Dalam penggemukan, lemak yang dihasilkan dalam karkas tidak boleh tinggi. Karkas

dengan daging banyak dan sedikit lemak merupakan produk yang diharapkan. Oleh sebab itu,

pakan yang diberikan dan dikonsumsi ternak memegang peranan penting dalam

menghasilkan karkas dengan mutu terbaik. Bakalan kambing untuk digemukan sebaiknya

diperoleh dari anak kambing lepas sapih sampai umur 8 bulan. Hal ini dikarenakan responnya

terhadap pemberian pakan cukup tinggi. Kambing betina sebaiknya dibesarkan untuk calon

induk dalam rangka meningkatkan populasi ternak. Jika kambing betina tidak memenuhi

persyaratan menjadi calon induk yang baik, maka kambing betina tesebut sebaiknya

digemukkan untuk dihasilkan dagingnya saja. Untuk mendapatkan produksi daging yang

tinggi, penggemukan kambing perlu memperhatikan waktu yang paling produktif. Kambing

paling responsive terhadap pakan sejak fase remaja, yaitu saat berumur 7-8 bulan sampai

ternak berumur 1-1,5 tahun. Penggemukan bakalan kambing bisa dilakukan secara semi

intensif atau intensif. Pertumbuhan bobot kambing yang digemukkan secara intensif bisa

mencapai hingga 100-150 gram per hari dengan rata-rata 120 gr per hari. Atau kalau dihitung

dalam minggu sekitar 700-1.050 gram dengan rata-rata 840 gram. Atau, sekitar 1,2 kg per 10

harinya.

Page 6: makalah agripotong

Jadi untuk penggemukan kambing betina, dimulai dari bakalan yang nantinya

dijadikan pedaging mulai berumur 8 bulan, dengan berat awal sekitar 15 kg, dimana rata –

rata pertambahan bobot badan harian 120 gr. Penggemukan kambing biasanya berlangsung

selama 4 bulan lamanya, jadi hasil bobot badan akhir kambing tersebut adalah:

4 bulan = 120 hari

120 hari x 120 gr = 14.400gr (14,4 kg)

Berat awal 15 kg + 14,4 kg (hasil 4 bulan penggemukan) = 29,4 kg

Jadi penggemukan selama 4 bulan memberi penambahan sebesar 14,4 kg dengan pemberian

pakan hijaun dan konsentrat 2 kali sehari (pagi dan sore).

Yang perlu diingat, ternak juga memiliki naluri, perasaan dan kontak batin dengan

pemilik atau pemeliharanya. Untuk itu, selama proses penggemukan berlangsung, ternak

membutuhkan perhatian yang cukup dan perlakuan rutin yang memadai setiap harinya

sehingga selalu merasakan kondisi yang nyaman.

Penggemukan kambing betina untuk mencapai target weight:

Menurut Mahmilia dkk(2009), bahwa berat badan lebih penting dari umur dalam

menentukan waktu dewasa kelamin. Oleh karena itu ternak yang tumbuh cepat akan

mencapai pubertas lebih awal. Ditunjang oleh teori yang dikenal dengan nama target weight

theory, yaitu seekor ternak akan mencapai pubertas atau aktivitas produksi dapat berlangsung

secara normal jika telah mencapai bobot badan tertentu.

Untuk kambing calon induk yang diharapkan jadi induk yang produktif, sebaiknya

dipilih dari kambing muda kelamin betina yang memiliki pertumbuhan paling baik, kondisi

tubuh baik, aktif dan kuat. Tatalaksana pemeliharaan yang baik sangat mendukung seleksi

calon pemacak maupun calon induk yang baik.

Perawatan calon induk kambing juga perlu memperoleh prioritas khusus, termasuk

mencukupi pemberian makanan hijauan pakan tidak lebih dari 8 kg/ekor dan makanan

penguat 0,25 kg/ekor. Kekurangan makanan, pemeliharaan dan perawatan dapat

mengakibatkan permasalahan seperti: Kambing sulit menjadi bunting bila dikawinkan.

Sering terjadi kesulitan dalam melahirkan anak yang pertama kalinya,

Anak yang dilahirkan kecil dan lemah.

Page 7: makalah agripotong

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam penggemukan (fattening) salah satu faktor yang mempengaruhi adalah

manajemen pemberian pakan. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat yang

diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore. Untuk kambing betina biasanya tidak digemukkan

karena difokuskan sebagai calon induk untuk menambah keturunan, setelah induk di afkir (2-

6 tahun) maka induk di potong tetapi dagingnya keras, jadi, kambing betina yang

digemukkan biasanya tidak memenuhi persyaratan menjadi induk yang baik sehingga akan

digemukkan pada umur 8 bulan dengan berat awal sekitar 15 kg, penggemukan kambing

biasanya selama 4 bulan, dan didapatkan hasil penambahan sekita 14,4 kg sehingga berat

akhir dari kambing betina yang digemukkan adalah sebesar 29,4 kg.

Page 8: makalah agripotong

DAFTAR PUSTAKA

Chuzaemi, S. dan Hartutik. 1988. Ilmu Makanan Ternak Khusus Ruminansia. Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan S. Lebdosukojo. 1980. Tabel-tabel dan Komposisi

Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. International Feedstuffs Institute Utah

Agricultural Experiment Station Utah State University, Logan.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A. D. Tillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan untuk

Indonesia Cetakan ke -2. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mahmilia,M.,Doloksaribu,M.,Nasution, S., dan Hasibuan, S.2009.Reproduksi Awal Kambing

Kacang dan Boerka-1 di Loka Penelitian Kambng Potong. Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009.

Mathius, I. W., Haryanti, B., M.I. Siregar. 1991. Makanan dalam Pedoman Praktis Beternak

Kambing dan Domba Sebagai Ternak Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian.

Bogor.

Mulyono, S., dan B. Sarwono. 2004. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Murtidjo, B.A. 1993. Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius, Yogyakarta.

Murtidjo gatot, dkk. 2011. Kinerja Kambing Bligon Yang Dipelihara Peternak Di Desa Giri

Sekar, Panggang, Gunungkidul. Buletin Peternakan Vol. 35(2): 86-95, Juni 2011

Setiawan, T. dan Arsa, T. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa.Penebar

Swadaya, Jakarta.