makalah akuntansi keuangan

32
KANTOR PUSAT DAN CABANG Kantor Cabang (branch) adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh kantor pusat (home office) dimana cabang didirikan dilokasi yang berbeda dengan lokasi kantor pusat Kantor cabang di berikan hak otonomi oleh kantor pusat untuk mengatur dan mengelola kegiatan bisnisnya seperti membeli dan memasarkan barangnya ke konsumen. Hal yang harus diperhatikan adalah kantor cabang berbeda dengan agen penjualan. Agen penjualan adalah perwakilan perusahaan tetapi agen tidak memiliki hak otonomi untuk mengatur dan mengelola bisnisnya. Jadi agen hanya merupakan bagian dari perusahaan yang bertugas untuk menerima order pembelian dari konsumen dan meneruskan ke perusahaan untuk diselesaikan. Sehingga, hubungan dengan kantor pusat antara cabang dan agen serta pencatatan akuntansi juga berbeda. Pencapaian tujuan pemasaran Agen (Agency) atau Cabang (Branch) Perbedaan agen penjualan dan kantor cabang : Agen Penjualan Kantor Cabang 1. Pembukuan Buku kas, penerimaan dan pengeluaran Pembukuan lengkap 2. Persediaan Tidak mempunyai persediaan Mempunyai persediaan 3.Kebijakan Penjualan dan Piutang Ditentukan pusat Menentukan sndiri 4. Modal Kerja Dikirim pusat dan tidak mengurus uang tunai selain modal kerja yang diberikan oleh kantor Mengelola uang tunai dan melaksanakan pembayaran atas inisiatif sendiri. Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 1

Upload: miemien-thepooh

Post on 29-Nov-2015

339 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Akuntansi Keuangan

KANTOR PUSAT DAN CABANG

Kantor Cabang (branch) adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh kantor pusat (home office) dimana cabang didirikan dilokasi yang berbeda dengan lokasi kantor pusat Kantor cabang di berikan hak otonomi oleh kantor pusat untuk mengatur dan mengelola kegiatan bisnisnya seperti membeli dan memasarkan barangnya ke konsumen.Hal yang harus diperhatikan adalah kantor cabang berbeda dengan agen penjualan.  Agen penjualan adalah perwakilan perusahaan tetapi agen tidak memiliki hak otonomi untuk mengatur dan mengelola bisnisnya.  Jadi agen hanya merupakan bagian dari perusahaan yang bertugas untuk menerima order pembelian dari konsumen dan meneruskan ke perusahaan untuk diselesaikan.  Sehingga, hubungan dengan kantor pusat antara cabang dan agen serta pencatatan akuntansi juga berbeda.

Pencapaian tujuan pemasaran Agen (Agency) atau Cabang (Branch)

Perbedaan agen penjualan dan kantor cabang :

Agen Penjualan Kantor Cabang1. Pembukuan Buku kas, penerimaan

dan pengeluaranPembukuan lengkap

2. Persediaan Tidak mempunyai persediaan

Mempunyai persediaan

3.Kebijakan Penjualan dan Piutang

Ditentukan pusat Menentukan sndiri

4. Modal Kerja Dikirim pusat dan tidak mengurus uang tunai selain modal kerja yang diberikan oleh kantor pusat

Mengelola uang tunai dan melaksanakan pembayaran atas inisiatif  sendiri.

Hubungan kantor Pusat dan Agen usaha dari suatu agen

Agen yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal (di daerah tertentu) berada di bawah pengawasan kantor pusat (bagian penjualan) dan biasanya tidak mengadakan persediaan (stock) selain dari contoh-contoh atau monster (samples), dari pada barang-barang yang akan ditawarkan untuk di jual.contoh-contoh barang yang akan di tawarkan dan mungkin juga di iklankan itu di beri oleh kantor pusat.semua biaya yang bersangkutan dengan agen sselain yang dikeluarkan oleh agen dengan mempergunakan modal kerja yang diterimanya, diperhitungkan dan di tanggung oleh kantor pusat.

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 1

Page 2: makalah Akuntansi Keuangan

PEMBUKUAN UNTUK SUATU AGEN

Akutansi terhadap usaha keagenan tidak membutuhkan penyusunan buku-buku secara lengkap.pada umumnya agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan (dan pengisian kembali) modal kerja dari kantor pusat, dan pengeluaran-pengeluaran untuk berbagai macam gaya. pengeluaran kas biasanya di catat dalam bentuk rangkap dengan cara membuat tembusannya.

PEMBUKUAN UNTUK KANTOR PUSAT

pembukuan terhadap transaksi-transaksi dengan agen,yang akan selenggarakan oleh kantor pusat,tergantung pada tujuan yang dikehendaki,yaitu mengenai laba(rugi) yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen tersebut.dalam hal ini terdapat dua alternatif sebagai berikut:

- Laba (rugi) yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen(tiap-tiap agen)tidak ditentukan secara terpisah.

- Laba(rugi) yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen ditentukan secara terpisah.Laba (rugi) aktivitas penjualan melalui agen di tentukan secara terpisah

Laba (rugi) aktifitas penjualan melalui agen tidak ditentukan secara terpisah

(1) pengiriman samle (monster) barang dagangan sebesar harga pokok Rp.100.00,00.Agen X Rp.100.000,00Pengiriman barang Kepada agen X Rp.100.000,00

Persediaan sampleAgen X Rp 100.000Pengiriman barang kepadaAgen x Rp 100.000

(2) pembentukan modal kerja Agen X sebesar Rp.50.000,00Modal kerja – Agen X Rp.50.000,00Kas Rp.50.000,00

Modal kerja Agen x Rp 50.000 Kas Rp 50.000

(3) penjualan melalui Agen X sebesar harga faktur Rp.1.000,00piutang dagang Rp.1.000.000,00hasil penjualan Agen X Rp.1.000.000,00

Piutang dagang Rp 1.000.000 Hasil penjualan Rp 1.000.000

(4) Harga pokok penjualan melalui agen X sebesar Rp.750.000,00Harga pokok penjualan –

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 2

Page 3: makalah Akuntansi Keuangan

Agen X Rp.750.000,00Pengiriman barang kepada agen X Rp.750.000,00Pengiriman barang kepada agen x Rp. 750.000

5) laporan penggunaan & pengisian kembali modal kerja agen x sebesar Rp 45.000Macam-macam biaya Usaha agen x Rp 45.000 Kas Rp 45.000

Macam –macamBiaya usaha Rp 45.000 Kas Rp 45.000

6) gaji & komisi untuk agen x dibayar langsung oleh kantor pusat sebesar Rp 30.000 Gaji & komisi agen x Rp 30.000 Kas Rp 30.000

Gaji & komisi Rp 30.000 Kas Rp 30.000

7) menutup rekening pendapatan dan biaya-biaya agen ke rekening rugi laba aagen.Hasil penjualan –agen x Rp 1.000.000 Harga pokok penjualan Agen x Rp 750.000 Macam-macam biaya usaha Agen x Rp 45.000 Gaji & komisi Agen x Rp 30.000 Rugi laba Agen x Rp 175.000

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang

Telah dikemukakan banyak macam cara perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan pendapatannya.penggunaan berbagai macam saluran distribusi,cara penjualan,pembukaan,agen-agen penjualan,perwakilan dan kantor-kantor cabang diberbagai tempat pada umumnya mempunyai tujuan yang sama,yaitu dalam rangka meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menjual produknya.adapun sifat dan jenisnya usaha operasi kantor cabang biasanya berada dibawah pengelolaan seorang menager cabang yang bertanggung jawab langsung kepada top managemen dikantor pusat.manager cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktifitas dan hasil usaha cabang kepada kantor pusatnya,karena dapat demikian penting untuk analisa dan pengambilan keputusan.kebijakan umum dan standart pelaksanaan yang biasa berlaku bagi dunia usaha,juga dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk oleh kantor pusat.garis besar bekerjanya suatu cabang adalah sebagai berikut;-cabang diberi modal kerja,baik beruba uang kas,barang-barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 3

Page 4: makalah Akuntansi Keuangan

-cabang dapat memberi barang dagangan dari pihak ke tiga untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabala pembelian itu dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomis.-cabang melakukan aktivitas penjualan;mulai dari usaha-usaha untuk mendapatkan pembeli; mengirimkan barang atau menyerahkjan jasa-jasa kepada langganan, membuat faktur pnjualan menagih (mengumpulkan) piutang dan menyimpan uang didalam rekening banknya sendiri.

Sistem Akuntasi untuk Operasi Kantor Cabang

Sistem pengumpulan dan pengolahan data akuntasi terhadap transaksi-transaksi yang

terjadi di kantor cabang dapat di lakukan dengan berbagai cara. Sistem akuntasi terhadap

aktivitas kantor cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem sentralisasi,

disentralisasi atau kombinasi di antara keduanya.

Sistem Sentralisasi

Apabila sistem sentralisasi dilaksanakan, maka pembukuan terhadap transaksi-transaksi

yang terjadi di kantor cabang di selenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada cara

ini kantor cabang cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti penjualan,

catatan waktu kerja, voucher-voucher pengeluaran kas, dan bukti-bukti lainnya yg

mendukung terjadinya transaksi. Dan dokumen itu dikirim ke pusat untuk di catat di

dalam buku jurnal dan rekening-rekening buku besarnya.

Apabila laba (rugi) dari aktivitas cabang akan ditentukan terpisah dari kegiatan kantor

pusat, maka penggunaan buku-buku jurnal khusus atau rekening-rekening pendapatan,

harga pokok penjualan dan biaya kantor cabang harus disediakan di dalam susunan

rekening-rekening pembukuan kantor pusat. Sistem sentralisasi pada umumnya

dilaksanakan dalam rangka penghematan biaya administrasi. Sistem sentralisasi jyga

lebih menjamin penghematan biaya administrasi. Sistem sentralisasi juga lebih menjamin

adanya keseragaman prosedur dan metode-metode pembukuan yang di terapkan baik

untuk aktivitas kantor pusat, maupun aktivitas kantor cabangnya. Akan tetapi

keterlambatan informasi yg di terima oleh kantor pusat pada umumnya akan merupakan

faktor yang menyebabkan keterlambatan penyajian laporan keuangan secara periodik.

Sistem Desentralisasi

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 4

Page 5: makalah Akuntansi Keuangan

Pada car ini setiap cabang menyelenggrakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang

terjadi pada cabang yang bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap cabang menyelengrakan

buku jurnal, buku besar dan buku tambahan apabila dianggap perlu. Apabila sistem ini

diselenggarakan, biasanya susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada

tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi yang pada

kantor pusat.

Proses akuntasi pada kantor cabang di selenggrakan seperti halnya pada perusahaan yang

berdiri sendiri, kecuali bahwa kantor cabang tidak menyelengarakan rekening modal.

Suatu rekening khusus yang berfungsi sama dengan rekening modal di dalam suatu

perusahaan pada umunya harus dibentuk untuk menampung selisi antara aktiva dan

hutang-hutang kantor cabang. Rekening khusus yang biasanya disebut rekening “R/K –

Kantor Pusat” merupakan modal bagi kantor cabang di satu pihak dan merupakan

investasi atau peneneman modal oleh kantor pusat di cabang yg bersangkutan.

Hasil akhir dari proses akuntasi pada kantor cabang ini akan tercemin di dalam laporan

keuangan kantor cabang secara individual. Sedangkan proses penyusunan laporan

keuangan periodik pada kantor cabang juga dilaksanakan seperti biasanya pada

perusahaan-perusahaan yg berdiri sendiri.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Sistem Desentralisasi

Ciri pokok yang menghubungkan pembukuan di kantor cabang dan kantor pusat ialah

adanya rekening “R/K – Kantor Pusat” di dalam rekening-rekening pembukuan Kantor

Pusat. Kedua rekening tersebut merupakan rekening proforma.

Diselenggarakannya rekening-rekening aktiva, hutang, pendapatan dan biaya-biaya

kecuali untuk rekening modal di kantor cabang, dapat di ambil kesimpulan menegnai

adanya hubungan antara rekening-rekening pemnukukan d kantor pusat. Aktiva yg di

tepatkan dicabang adalah sebagian dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sebagai satu

kesatuan usaha. Demikian pula galnya utang-utang yang terjadi di kantor cabang adalah

merupakan hutang-hutang yg terjadi di kantor cabang adalah merupakan hutang atau

kewajiban dari perusahaan sebagai suatu badan usaha yang terpisah dari pemiliknya.

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 5

Page 6: makalah Akuntansi Keuangan

Hubungan antara kantor cabang dengan kantor pusatnya itu akan tercermin dalam

rekening buku besar yg diselengrakan oleh masing-masing pihak digambarkan berikut ini

:

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 6

Rekening-rekening pembukuan Kantor Pusat

R/K – Kantor Cabang 100.000,-

Rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang

Macam-macam Aktiva 150.000,-

Macam-macam Hutang50.000,-

R/K – Kantor Pusat100.000,-

Page 7: makalah Akuntansi Keuangan

Rekening “R/K – kantor Cabang” di dalam rekening-rekening pemnukuan kantor pusat

menunjukan saldo debit sebesar Rp. 100.000,- Jumlah tersebut merupakan selisih antara

aktiva yang di tempatkan sebesar Rp. 150.000,- dengan hutang-hutang yg terjadi sebesar

Rp. 50.000,- pada kantor cabang. Untuk menampung selisih antara aktiva aktiva dengan

hutang-hutangnya, kantor cabang menyelenggrakan rekening R/K – Kantor Pusat dan

saat yg sama mempunyai saldo kredit sebesar Rp. 100.000,- Rekening R/K – Kantor

Cabang dan R/K – Kantor Pusat karena mempunyai saldo di dalam rekening-rekening

pembukuan kantor cabang dipakai untuk menampung jumlah investasi oleh kantor pusat

di cabang sejak kantor cabang itu jumlah modal yg di tanamkan di kantor cabang.

Transaksi intern pada kantor cabang demikian iyu tidak mempengaruhi investasi kantor

di cabang yg jumlahya itu tidak mempengaruhi investasi pusat di cabang yg jumlahnya

sebesar Rp. 1.000.000,- oleh karena itu kantor pusat tidak melakukan pencatatan apapun

terhadap transaksi-transaksi pengeluaran kas di kantor cabang tersebut.

Pembelian alat-alat kantor oleh kantor cabang, hanya berakibatkan perubahan komposisi

terhadap aktiva yang di tempatkan di cabang dari sebelumnya berupa uang dan kas

seluruhnya kemudian menjadi uang kas sebesar Rp. 750.000,- dan aalat kantor sebesar

Rp. 250.000,- seperti ternyata di dalam rekening-rekening pembukuan kantor cabang

sebagai berikut

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 7

Rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang

R/K – Kantor Pusat1.000.000,- Kas

1.000.000,- 250.000,- 750.000,-

Alat-alat Kantor250.000,-

Rekening-rekening pembukuan Kantor Pusat

1.Pengiriman uang tunai ke cabang Rp. 1.000.000,-

R/K – Kantor Cabang 1.000.000,-

Kas1.000.000,-

2.Pembelian Alat Kantor, oleh Cabang Rp. 250.000,-

Page 8: makalah Akuntansi Keuangan

Sebagai unit usaha yang berdiri sendiri cabang mengeluarkan biaya-biaya untuk

memperoleh pendapatan. Seperti halnya perusahaan pada umumnya pendapatan dan

biaya-biaya akan mempengaruhi modal yang ditanamkan di dalam perusahaan, akan

tetapi pengaruh demikian tidak di catat secara langsung ke rekening modal bersangkutan.

Di dalam akuntasi pengaruh dari pendapatan dan biaya-biaya itu terhadap modal yg di

tanamkan, akan dikumpulkan selama satu periode akuntasi melalui Perhitungan Rugi-

Laba.

Secara periodik laba atau rugi usaha kantor cabang diperhitungkan dengan jumlah

investasi kantor pusat di cabang.

Laba yg di dapat oleh cabang berarti menambah jumlah investasi kantor pusat dan oleh

karenanya dikreditkan ke “R/K – Kantor Pusat” di dalam rekening-rekening pembukuan

kantor cabang. Di lain pihak kantor pusat akan menerbitkan rekening “R/K – Kantor

Cabang” dengan rekening lawan kredit pada rugi – Laba Kantor Cabang, sebagai

pengakuan terhadap akuntasi yang bersangkutan.

Contoh 1.

Dalam rangka meningkatakan omzet penjualannya PT. Yogjakarta telah membuka kantor cabangnya di

luar kota pada awal bulan Desember 1980. Ihktiasar transaksi yg terjadi di kantor cabang dalam bulan

Desember 1980, dan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut, masing-masing oleh kantor

cabang dan kantor pusat adalah sebagai berikut :

Transaksi-transaksi

cabang

Buku-buku Cabang Buku-buku kantor pusat

1 sampai dengan 31 Desember

1980 :

1) Diterima uang dari

Kantor pusat sebesar Rp.

300.000,- sbg modal

kerja.

Kas 300.000,-

R/K– Kantor Pusat 300.000,-

R/K– Kantor Cabang 300.000,-

Kas 300.000,-

2) Diterima barang-barang

dari kantor pusat sebesar

harga pokok Rp.

600.000,-

Pengiriman Barang-barang dari

kantor pusat

600.000,-

R/K– Kantor Pusat 600.000,-

R/K– Kantor Cabang

600.000,-

Pengiriman Barang utk kantor

cabang

600.000,-

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 8

Page 9: makalah Akuntansi Keuangan

3) Pembelian alat-alat

perlengkapan kantor oleh

cabang secara tunai,

dengan harga Rp.

200.000,0

Alat-alat Kantor

200.000,-

Kas

200.000,-

4) Penjualan oleh kantor

cabang, terdiri :

Tunai : Rp. 250.000,-

Kredit : Rp. 400.000,-

Jumlah Rp. 650.000,-

Kas

250.000,-

Piutang Dagang

400.000,-

Penjualan

650.000,-

5) Penerimaan pembayaran

piutang dari langganan :

Rp. 250.000,-

Kas 250.000,-

Piutang dagang 250.000,-

6) Biaya-biaya yg dibayar :

- Gaji & komisi Rp.

55.000,-

- Sewa Kantor Rp.

40.000,-

- Listrik air Rp.

5.000,-

- Macam-macam Rp.

25.000,-

- Jumlah Rp.

125.000,-

Gaji dan komisi Rp. 55.000,-

Sewa Kantor Rp. 40.000,-

Listrik & Air Rp. 5.000,-

Macam-macam Rp. 25.000,-

Kas

125.000,-

7) Pengiriman uang ke

kantor pusat sebesar Rp.

250.000,-

R/K – Kantor Pusat

250.000,-

Kas

250.000,-

Kas

250.000,-

R/K- Kantor Cabang

250.000,-

8) Biaya-biaya yg telah

dikeluarkan dan

diperhitungkan utk beban

kantor cabang, oleh

kantor pusat :

- Biaya asuransi : Rp.

20.000,-

- Brosur & kata-logus

Biaya Asuransi

20.000,-

Brosur & katalogus

30.000,-

Advetensi

25.000,-

Biaya bunga

75.000,-

R/K – Kantor Cabang

150.000,-

Persekot premi asuransi

20.000,-

Asuransi

30.000,-

Brosur & katalogus

25.000,-

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 9

Page 10: makalah Akuntansi Keuangan

Rp. 30.000,-

- Advertesni : Rp.

25.000,-

- Bunga Investasi,

pada kantor cabang

Rp. 75.000,-

- Jumlah Rp.

150.000,-

R/K – Kantor Pusat

150.000,-

Pendapat Biaya

75.000,-

31 Desember 1980 – Penyesuaian

dan tutup buku

9) Persediaam barang

dagangan pada tgl 31

Desember 1980, sebsear

Rp. 225.000,-

Depresiasi alat-alat

kantor sebesar Rp.

5.000,-

Persediaan Barang

225.000,-

Dagangan Depresiasi Alat-alat

kantor

5.000,-

Ak, Depr. Alat kantor 5.000,-

Rugi-laba

225.000,-

10) Pemindaab saldo-saldo

rekening biaya ke rugi-

laba

Penjualan

650.000,-

Rugi-Laba

650.000,-

11) Pemindaan saldo

rekening-rekenin biaya

ke Rugi-Laba

Rugi-laba

880.000,-

Gaji & komisi

55.000,-

Sewa kantor

40.000,-

Lisrik, air

5.000,-

Biaya Asuransi

20.000,-

Brosur & katalogus

30.000,-

B. Advertasi

25.000,-

Biaya Bunga

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 10

Page 11: makalah Akuntansi Keuangan

75.000,-

Depresiasi alat-alat kantor

5.000,-

Macam-macam biaya

25.000,-

Peng, Barang dari Kantor Pusat

600.000,-

12) Pemindahan saldo

rekening-rekeing biaya

ke Rugi-Laba

Rugi – Laba

25.000,-

R/K – Kantor Pusat

25.000,-

13) Pengakuan laba alat

operasi kantor cabang,

oleh kantor pusat.

- R/K – Kantor Cabang

25.000,-

Rugi-Laba cabang

25.000,-

14) Pemindahan saldo laba

operasi cabang ke Rugi-

Laba

- Rugi-Laba

25.000,-

Rugi-Laba

25.000,-

Modifikasi Teknik Pencatatan

Agar supaya data laporan keuangan lebih informatif maka untuk kepentingan analisa laporan keuangan hendaknya ada pemindahan di dalam pencatatan penanaman modal yang bersifat permanent dan penanaman modal oleh kantor pusat di cabang yang bersifat sementara.Berdasarkan pokok pemikiran tersebut maka baik pada buku-buku Kantor Pusat maupun buku-buku Kantor Cabang perlu di adakan pemisahaaan antara :

Rekeing Kantor Pusat dan Kantor Cabang yg bersifat sementara dengan Rekening Kantor Pusat dan Kantor Caban yang bersifat permanent.

Rekening Kantor Pusat maupun kantor abang yang bessifat sementara, dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yang menakibatkan hutang-hutang lancar antara pusat dan cabang.Misalnya, dalam pengiriman uang dan barang-barang, di kantor pusat disediakan rekening R/K –Kantor Cabang disediakan rekening R/K – Kantor Cabang dan transaksi pengiriman itu di debit dalam rekening tersebut.Di dalam rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang, disediakan rekening-rekening R/K – Kantor Pusat dan transaksi pengiriman tersebut di catat di sebelah kredit.

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 11

Page 12: makalah Akuntansi Keuangan

Rekening-rekening Kantor Pusat maupun kantor Cabang yang bersifat permanent, dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yg mengakibatkan piutang-piutang tetap antara pusat dan cabang.Misalnya dalam hal kantor pusat menempatkan, Aktiva tetap, atau mendirikan bangunan dan pabrik untuk cabang.Di kantor pusat dapat dibentuk rekening “Investasi Tetap Pada Kantor Cabang “ atau “kantor Cabang R/K Jangka Panjang”, sedang di Kantor Cabang dapat dibentuk rekening “Investasi tetap dari Kantor Pusat” atau “Kantor Pusat – R/K Jangka Panjang”.

Laporan keuangan gabungan untuk kantor pusat dan cabang

Secara periodic baik kantor cabang maupun kantor pusat menyusun laporan keuangannya (Neraca dan perhitungan Rugi-Laba) secara individual. Meskipum laporan keuangan individual itu dapat menunjukkan informasi-informasi yang penting, baik untuk kantor cabang dan kantor pusat, tetapi laporan-laporan itu tidak dapat menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor pusat dan cabangnya sebagai satu kesatuan ekonomis.Telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktiva yang dimiliki dan hutang yang terjadi di cabang adalah merupakan sebagian dari modal kantor pusat yang ditanamkan di cabang yang bersangkutan. Demikian pula pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi di cabang merupakan sebagian dari pendapatan dan biaya-biaya dari kantor pusat, karena cabang hanya merupakan salah satu dari sekian banyak fungsi (kegiatan) kantor pusat sebagaai suatu badan usaha.

Oleh karena itu laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya, dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomis yang bulat, maka dalam penyusunannya harus memperhatikan hal-hal berikut :

a) Di dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Sebagai satu kesatuan usaha hak-hak yang dimiliki oleh dan kewajiban-kewajiban yang ada diantara kantor pusat dengan cabangnya ,atau hutang-piutang di antara pusat dengan cabangnya harus ditiadakan.

b) Di dalam laporan penghitungan Rugi-Laba, harus di hindarkan adanya perhitungan ganda terhadap suatupendapatan dan biaya yang sama. Pengakuan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang timbul dari transaksi antara pusat dan cabang dan sebaliknya sebagai akibat system desentralisasi, harus dibatalkan. Kenaikan dan penurunan kekayaan bersih (net assest) total yang di tempatkan di pusat dan cabang, harus dipakai sebagai criteria terhadap pengakuan adanya pendapatan yang di peroleh dan biaya-biaya yang terjadi

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 12

Page 13: makalah Akuntansi Keuangan

dalam perusahaan sebagai satu kesatuan usaha , untuk menghindarkan adanya perhitungan ganda terhadap pendapatan dan biaya-biaya tersebut.Dengan demikian langkah-langkah yang diperlukan di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan dari kantor pusat dan cabangnya dapat dirumuskan sebagai berikut : Penyusunan neraca gabungan dilakukan dengan langkah-langkah yang

terdiri dari :1) Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening”R/K – kantor pusat”

dengan “R/K- kantor cabang”dan saldo rekening “Hutang” dengan “piutang kepada” antar kantor pusat maupun cabang.

2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya, sesuai dengan kelompok masing-masing. Saldo rekening-rekening modal (pemilik) di dalam neraca gabungan sama dengan saldo rekening-rekening yang bersangkuatan di dalam neraca individual kantor pusat.

Penyusunan laporan perhitungan Rugi-Laba gabungan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghapusakan (mengeliminasi) saldo rekening “pengiriman barang Dari kantor pusat” dengan “pengiriman barang ke kantor cabang” dan saldo rekening-rekening pendapatan dengan biaya biaya yang bersangkutan = yang di akui di dalam laporan perhitungan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sebagai akibat (konsekuensi) kebijaksanaan system desentralisasi yang dilaksanakan.

2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening-rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam laporan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing.

Contoh 2 :

Berikut ini adalah laporan perhitungan rugi-laba dan neraca PT Yogyakarta pada contoh di muka, untuk periode tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1980.

Laporan perhitungan Rugi-LabaKantor pusat kantor cabang

Hasil penjualan Rp 9.000.000 Rp 650.000Harga Pokok Pejualan : persediaan, 1 Jan. 1980 Rp 750.000 - pembelian Rp 7.595.000 -

Rp 8.345.000 -

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 13

Page 14: makalah Akuntansi Keuangan

pengiriman barang darikantor pusat - Rp 600.000

pengiriman barang ke kantor cabang Rp 600.000 -barang tersedia untuk di jual Rp 7.745.000 Rp 600.000 pers. 31 Des. 1980 Rp 995.000 Rp 225.000

Rp 6.750.000 Rp345.000Laba kotor pejualan Rp 2.250.000 Rp305.000Biaya-biaya usaha : Gaji & komisi Rp 750.000 Rp 55.000 Sewa Kantor - Rp 40.000 Listrik,Air Rp 25.000 Rp 5.000 Brosur & Katalogus - Rp 30.000 Biaya Advertensi Rp 25.000 Rp 25.000 Depresiasi Gedung Rp 125.000 - Depresiasi alat kantor Rp 75.000 Rp 5.000 Biaya Asuransi Rp 80.000 Rp 20.000 Macam-macam biaya Rp 20.000 Rp 25.000

Rp 1.100.000 Rp205.000 Laba usaha Rp 1.150.000 Rp100.000Biaya & rugi di luar usaha : Biaya Bunga - Rp 75.000pendapatan & laba diluar usaha : Pendapatan Bunga Rp 75.000 Laba operasi cabang Rp 25.000 Rp 100.000 Laba bersih Rp 1.250.000 Rp 25.000

Neraca , Per 31 Desember 1980Kantor Pusat Kantor Cabang

AktivaKas Rp 167.000 Rp 225.000Piutang Dagang Rp 650.000 Rp 150.000Persediaan barang dagangan Rp 995.000 Rp 255.000

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 14

Page 15: makalah Akuntansi Keuangan

Persekot premi asuransi Rp 75.000 -Alat-alat kantor Rp 1.500.000 Rp 200.000Aktiva depresiasi alat kantor (Rp 450.000) (Rp 5.000)Bangunan Gedung Rp 2.500.000 -Akm. Depresiasi B. Gedung Rp 187.000 -R/K – kantor Cabang Rp 825.000 -

Jumlah Aktiva Rp 6.075.000 Rp 825.000

Hutang & ModalHutang dagang Rp 750.000 -Hutang Bank jangka pendek Rp 1.050.000 -Biaya yang harus dibayar Rp 25.000 -Modal saham Rp 3.000.000 -Laba yang ditahan Rp 1.250.000 -R/K – Kantor pusat - Rp 825.000

Jumlah Hutang & Modal Rp 6.075.000 Rp 825.000

Daftar Lajur Penyusunan

Laporan Keuangan GabunganUntuk memperoleh penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang ada

baik dipusat maupun cabang-cabangnya,biasanya disusun suatu kertas kerja yang berupa “.Daftar lajur penyusunan laporan keuangan gabungan”.Daftar itu memuat kolom-kolom saldo rekening-rekening pembukuan kantor pusat,cabang-cabang,debit dan kredit untuk penyesuaian dan eliminasi dan kolom untuk neraca atau laporan rugi-laba gabungan.didalam daftar lajur itu telah dilakukan penggolongan rekening-rekening sedemikian rupa,sehingga penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang sama dengan mudah dapat dilaksanakan.Daftar lajur dibuat semata-mata untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan,oleh karena itu jurnal penyesuaian dan eliminasi tidak perlu dibuktikan ke rekening-rekening yang bersangkutan baik di pusat maupun cabang.Daftar lajur dan Laporan Rugi Laba gabungan dari PT Yogyakarta dengan cabangannya,dapat dilihat pada halaman 187.sedangkan daftar lajur dan neraca gabungan PT Yogyakarta dengan cabangnya dapat dilihat pada halaman 188

PT YogyakartaDaftar lajur penyusunan Laporan Rugi Laba Gabungan,

periode tahun buku 1980

KantorPusat

Kantorcabang

Eliminasi Laporan Rugi Laba Gabungan

D X

Hasil penjualan 9.000.000,00

650.000,00 9.650.000,00

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 15

Page 16: makalah Akuntansi Keuangan

Harga pokok penjualan:Persediaan,1 Jan 1980Pembelian

Pengiriman barang ke kantor cabangPengiriman barang dari kantor pusat

Tersedian untuk dijual persediaan 31 des 1980

Harga pokok penjualan

Laba kotor penjualan Biaya usaha

Laba usaha Pendapatan dan biaya diluar usaha:Pendapatan bunga Biaya bunga

750.000,007.595.000,008.345.000,00(600.000,00)

-

7.745.000,00 995.000,00

6.750.000,00

2.250.000,001.100.000,00

1.150.000,00

75.000,00-

--

600.000,00

600.000,00255.000,00

345.000,00

305.000,00205.000,00

100.000,00

75.000,00

a).600.000,00

b).75.000,00

a).600.000,00

b).75.000,00

750.000,007.595.000,00

---

8.345.000,001.250.000,00

7.095.000,00

2.555.000,001.305.000,00

1.250.000,00

--

Laba bersih 1.225.000 25.000 675.000 675.000 1.250.000

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 16

Page 17: makalah Akuntansi Keuangan

PT.YogyakartaLaporan Rugi Laba gabungan;kantor Pusat dan Cabang,periode tahun buku 1980

Hasil penjualan Rp.9.650.000harga pokok penjualan:Persediaan 1 januari 1980 Rp. 750.000pembelian Rp. 7.595.000Tersedia untuk dijual Rp. 8.345.000persediaan 31 Desember 1980 Rp. 1.250.000Laba kantor penjualan Rp. 7.095.000

Rp. 2.555.000Biaya usaha(perincihan lihat laporan individual) (Rp. 1.305.000)Laba bersih Rp. 1.250.000

PT.YogyakartaNeraca gabungan Kantor Pusat & Cabang

Per 31 Desember 1980

Aktiva Hutang & Modalkas Rp. 392.000piutang dagang Rp. 800.000persediaan barang dagangan Rp.1.250.000

persektor premi asuransi Rp. 75.000alat-alat kantor Rp.1,700.000akumulasi depresiasi Rp. 455.000 Rp.1.245.000

bagungan gedung Rp.2.500.000akumulasi depresiasi (Rp.187.500,00) Rp.2.312.000,00

jumlah aktiva Rp.6.075.000,00

Hutang dagang Rp. 750.000Hutang bank Rp.1.050.000

biaya yang masih harus dibayar Rp. 25.000

modal saham Rp.3.000.000

laba yang ditahan Rp.1.250.000

jumlah hutang &modal Rp.6.075.000,00

PT. Yogyakarta

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 17

Page 18: makalah Akuntansi Keuangan

Daftar lajur penyusunan Neraca GabunganPer 31 Desember 1980

Kantor pusat

Kantor cabang

Eliminasi Neraca gabunganD K D K

Debit:kasPiutang dagangPersediaan barangDaganganPersektor premiAsuransiAlat-alat kontor Bagunan gedungR/K.kantor cabang

Kredit:Ak.Depresiasi alat-Alat kantorAk.Depresiasi Bangunan gedungHutang dagang Hutang Bank Jangka pendekBiaya yang masih harus dibayar Modal sahamLaba yang ditahan R/K Kantor pusat

167.500650.000

995.000

75.0001.500.0002.500.000 825.0006.712.500

450.000

187.000750.000

1.050.000

25.0003.000.0001.250.000-

225.000150.000

255.000-200.000-

830.000

50.000--

-

---825.000

a).825.000

a).825.000

392.000800.000

1.250.000

75.0001.700.0002.500.000

455.000

187.000750.000

1.050.000

25.0003.000.0001.250.000

6.712.500 830.000 825.000 825.000 6.717.500 6.717.500

Penyesuaian rekening timbale balik

Pada saat tertentu, khususnya pada saat penutupan buku-buku, rekening “kantor cabang” di buku-buku kantor pusat dan rekening “kantor pusat” di buku kantor cabang, mungkin tidak menunjukkan saldo yang sama atau tidak “reciprocal”. Hal ini dapat terjadi oleh karena data tertentu yang telah dicatat oleh salah satu pihak, belum dicatat oleh pihak yang lain.

Data yang perlu dipertimbangkan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam 4 golongan sebagai berikut :

1. Debit rekening “kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor pusat”.

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 18

Page 19: makalah Akuntansi Keuangan

2. Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “kantor Pusat”.

3. Debit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”.

4. Kredit rekening “Kantor Pusat” tanpa ad hubungan dengan Debit rekening “Kantor Cabang”.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, di bawah ini diberikan serangkaian contoh.

Pada tanggal 31 Desember 1980, sebelum penutupan buku diketahui bahwa rekening “Kantor Cabang” di buku-buku kantor pusat dan rekening “Kantor Pusat” di buku-buku kantor cabang menunjukkan posisi sebagai berikut :

Buku-buku Kantor Pusat Yogyakarta“R/K Kantor Cabang, Surabaya”

Tgl. Uraian Debit Kredit Saldo D/K

31 Okt30 Nop

25 Des

25 Des

SaldoPengiriman uang dari cabang SurabayaPengiriman barang ke cabang Surabaya Pelunasan piutang dari langganan cabang Surabaya

-

-

Rp 100.000

-

-

Rp 150.000

-

Rp 50.000

Rp 250.000 (D)

Rp 100.000 (D)

Rp 200.000 (D)

Rp 150.000 (D)

Buku-buku kantor cabang – SurabayaR/K – Kantor Pusat

Tgl. Uraian Debit Kredit Saldo D/K

31 Okt20 Nop

28 Des

29 Des

SaldoPengiriman uang ke PusatKoreksi, laba tahun lalu dicatat terlalu rendahPengiriman uang ke pusat

Rp 150.000

Rp 75.000

Rp 10.000

Rp 250.000 (K)

Rp 100.000 (K)

Rp 110.000 (K)

Rp 35.000

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 19

Page 20: makalah Akuntansi Keuangan

(K)

Analisa rekening-rekening yang masih terbuka itu adalah sebagai berikut :(1) Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa adanya hubungan dengan kredit rekening

“Kantor Pusat”Pengiriman barang-barang dari kantor pusat , Yogyakarta sebesar Rp 100.00,00 ternyata belum diterima oleh Kantor Cabang Surabaya. Setelah diketahui, maka di Kantor Cabang harus diadakan pembetulan dengan jurnal, sebagai berikut:

Pengiriman Barang dari Kantor

Pusat (masih dalam perjalanan) Rp 100.000,00

Kantor Pusat Rp 100.000,00

saldo rekening “Pengiriman Barang dari kantor pusat (masih dalam perjalanan)”akan dipindah kerekening “pengiriman barang-barang pusat”apabila barang-barangnya sudah benar-benar diterima.

(2) Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa adanya hubungan dengan debit rekening “Kantor Pusat”.Penerima pembayaran piutang dari langganan yang langsung disetor ke Kantor Pusat sebesar Rp 50.000,00 belum diketahui oleh Kantor Cabang.Untuk ini, setelah ada pemberitahuan dari Kantor Pusat, Kantor Cabang harus melakukan pencatatan sebagai berikut:

Kantor Pusat…………………….. Rp 50.000,00

Piutang Dagang…………………… Rp 50.000,00

(3) Debit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”.Pengiriman uang dari cabang Surabaya sebesar Rp 75.000,00 pada tanggal 29 Desember 1980, ternyata sampai dengan tanggal 31 Desember 1971 belum diterima oleh Kantor Pusat.Setelah ada nota pemberitahuan bahwa uang sudah benar-benar dikirim oleh Cabang, maka pembukuan Kantor Pusat harus disesuaikan dengan jurnal:

Kas dalam perjalan (Cash in-

transit)………………………………..Rp 75.000,00

Kantor Cabang, Surabaya…………………Rp 75.000,00

(4) Kredit rekening “ Kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Cabang”.Koreksi yang telah dilakukan oleh Kantor Cabang belum diketahui oleh Kantor Pusat.Setelah diberitahukan bahwa laba Cabang Surabaya untuk tahun 1979 terlalu rendah dilaporkan sebesar Rp 10.000 maka Kantor Pusat melakukan koreksi pembukuan sebagai berikut :

kantor cabang, Surabaya ……………………. Rp 10.000

Laba yang ditahan

(Retained Earnings)……………………………………Rp 10.000

Setelah semua jurnal koreksi (penyesuaian) di bukukan ke rekening-rekening yang bersangkutan maka saldo rekening “Kantor Cabang” dan “Kantor Pusat” akan Nampak sebagai berikut :

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 20

Page 21: makalah Akuntansi Keuangan

BUKU-BUKU KANTOR PUSAT

BUKU-BUKU KANTOR CABANG

Rekening : Kantor Cabang Surabaya

Rekening Kantor Pusat

Saldo sebelum penyesuaianPenyesuaian :Tambah :(1) Barang yang dikirim ke cabang(4) Koreksi,laba th 1979,terlalu rendah

Rp 150.000

Rp 10.000

Rp 35.000

Rp 100.000

Dikurangi :(2) penerimaan pembayaran piutang cabang oleh Kantor Pusat(3) pemgiriman utang oleh cabang untuk Kantor Pusat

Rp 160.000

Rp 75.000

Rp 135.000

Rp 50.000

Saldo setelah penyesuaian Rp 85.000 Rp 85.000

Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 21