makalah amar ma'ruf nahi mungkar

12
1 AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR Oleh : Mukholis, S.Ag BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, adalah saling menasehati, mengarahkan kepada kebaikan, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. At-Tahdzir (memberikan peringatan) terhadap yang bertentangan dengan hal tersebut, dan segala yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla, serta yang menjauhkan dari rahmat-Nya.Perkara al-amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil munkar (menyuruh berbuat yang ma’ruf dan melarang kemungkaran) menempati kedudukan yang agung. Dimana para ulama menganggapnya sebagai rukun keenam dari rukun Islam. [1] B. Rumusan Masalah 1)Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar 2)Perintah amar ma`ruf nahi mungkar.

Upload: ahmad-saiful-mujib

Post on 31-Oct-2015

2.776 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

1

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

 

Oleh : Mukholis, S.Ag

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf

dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar dari pilar-pilar

akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan

hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan

dan kemampuan melakukannya. Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan

sebaik-baiknya amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, adalah saling

menasehati, mengarahkan kepada kebaikan, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan

kesabaran. At-Tahdzir (memberikan peringatan) terhadap yang bertentangan dengan hal

tersebut, dan segala yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla, serta yang

menjauhkan dari rahmat-Nya.Perkara al-amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil

munkar (menyuruh berbuat yang ma’ruf dan melarang kemungkaran) menempati

kedudukan yang agung. Dimana para ulama menganggapnya sebagai rukun keenam dari

rukun Islam.[1]

 

B. Rumusan Masalah

1) Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar

2) Perintah amar ma`ruf nahi mungkar.

3) Karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar.

4) Penurunan azab menimpa masyarakat.

5) Manfaat melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

6) Akibat mengabaikan perintah amar ma’ruf dan nahi munkar.

 

[1]  http://www.vbi-attaqwa.org/2009/06/10/amar-ma%E2%80%99ruf-dan-nahi-munkar/

Page 2: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

2

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian amar ma`ruf nahi mungkar.

Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk

bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada

sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan.[2] Atau makruf adalah

setiap pekerjaan (urusan yang diketahui dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan

syara’-Nya. Termasuk segala yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran,

keakraban, persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya.

Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan

syara’-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’, termasuk segala yang

haram, segala yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT.

Allah berfirman:

“Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwalah, serta jangan

tolong menolong dalam hal dosa dan kejahatan”.  (QS. Al Maidah: 2)

Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan jalan

untuk kesana , menutup jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap mempertimbangkan

kemumgkinan-kemungkinan yang akan terjadi.[3] Kalau kita tidak sanggup mencegahnya

atau takut akan membahayakan diri sendiri, kita berusaha memberikan nasihat, kita

pergunakan akal kita agar dia membatalkan niatnya.

 B. Perintah Amar Ma`ruf Nahi Mungkar.

Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf

dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia

lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat

penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan

melakukannya. Bahkan Allah swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi

siapa yang tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan

dalam hal tersebut.[4]

Ketahuilah bahwa amar ma’ruf nahi munkar termasuk Ushul Ad-Din, dengan

dicapai tujuan perutusan (bitsah) para nabi. Hal itu berdasarkan firman Allah SWT dalam

surah Ali-Imran :104.

[2]  Ahmad Iwudh Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, (Bandung: Mizan Pustaka, 2006) hlm.224[3] Imam Ghazali, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, (Surabaya: Terbit Terang. 1990) hal. 80[4] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqey, Al-Islam (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,2001) hlm. 348

Page 3: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

3

“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan merekalah termasuk

orang-orang yang beruntung”(QS. Ali Imron : 104)

 Dan sesungguhnya saya mendengar rasulullah saw bersabda: sesungguhnya apabila

orang-orang melihat orang yang bertindak aniyaya kemudian mereka tidak mencegahnya,

maka kemungkina besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, yang disebabkan

oleh perbuatan mereka itu sendiri.[5]

 

“Dari Abu Said al Khudry ra berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah saw

bersabda,”Barang siapa dari kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah merubahnya

dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila tidak bisa maka

dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)

Maksudnya lemah dari segi perbuatan orang-orang beriman. Kata sebagian ulama:

maksud mencegah dengan tangan ialah khusus bagi para pemimpin yng dengan lisan

untuk para ulama, dan yang dengan hayi khusus untuk para orang awam(umum). Katanya:

dan orang yang mampu melakukannya sama dengan kewajiban memberantas

kemunkaran.

 

C. Karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar.

Ada 3 karakter masyarakat dalam menyikapi amar ma’ruf nahi munkar:

a) Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau dinamakan karakter

orang mukmin.

b) Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf, atau dinamakan karakter

orang munafik.

c) Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan munkar, dan melarang sebagian yang

ma’ruf dan munkar. Ini adalah karakter orang yang suka berbuat dosa dan maksiat.[6]

Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas beramar

ma’ruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang da’i, mubaligh, ataupun ustadz saja,

namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini merupakan salah satu kewajiban

penting yang diamanahkan Rasulullah SAW kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan

kapasitasnya masing-masing. Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat

kemunkaran, maka ia harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati,

[5] Imam Nawawi, Riyadhus Sholihin, Terj, Ahmad Sunarto, (Jakarta: Pustaka Amani 1990) hlm. 223[6] Muhammad Jamaludin Qasyimi, Roudhlotul Mu’minin terjemah  Abu Ridho. (Semarang: Assyifa. 1993)

hlm. 373

Page 4: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

4

sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam

kitabnya Ihya’ Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas “amar ma’ruf dan nahi

munkar” adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan

karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas ‘amar ma’ruf nahi

munkar’ hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar,

kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan.

D. Penurunan azab menimpa masyarakat

Apabila manusia melihat kemunkaran  dan tidak bisa merubahnya,  Dikawatirkan

Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata.[7] Seperti kisah bani israil yang

ada dalam Al-qur’an:

“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera

Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat.

Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S Almaidah: 78-

79).”

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :

“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia, hendaklah kalian

membaca ayat ini : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang

yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila kamu telah mendapatkan

petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar Rasululllah SAW bersabda :”

sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian

mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan

kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-

Nasa’i).[8]

 

E. Manfaat Melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Ada beberapa manfaat bila amar ma’ruf dan nahi munkar ditegakkan.

[7]   Ali Usman Dahlan. Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim.(Bandung: CV. Diponegoro, tt) hlm, 373

Page 5: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

5

a) Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin

b) Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar ma’ruf nahi

munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat muslim)

c) Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh

d) Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan buruk (munkar).

e) Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.

f) Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut, sehingga

tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.

g)  Akan dijauhkan dari Azab Allah.

Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan terjaga dengan

baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut ilmu, yaitu niat/motivasi yang

salah dan belajar pada orang yang salah. Dengan terjaganya para ulama yang sholeh,

maka akan lahirlah umara (penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan

adil. Keempat, bila seseorang sudah menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar, maka

hatinya akan tenang dan termotivasi untuk menjalankan kehidupannya lebih baik lagi dari

hari ke hari.[9]

Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kema’rufan telah ‘digerus’ oleh derasnya arus

kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah dibungkus dengan performa yang

menarik, sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat mampu menikmatinya. Begitu

mudahnya kemunkaran sudah masuk dalam celah-celah sempit dalam rumah melalui

media cetak dan elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat. Tentu ini sangat

berbahaya, karena kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus disuguhkan dan

diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang menarik, maka sangat mungkin

kemunkaran itu akan dianggap sebagai kebaikan dan kemudian dijadikan sebagai

kebiasaan.

Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang kokoh, yaitu dari

diri kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba

Allah. Kesadaran inilah yang akan mengantarkannya untuk menjadi seorang yang

muttaqin, dan mampu menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dengan baik.

Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya kemunkaran,

maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan jika Allah dan Rasul Nya

telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan jelas, maka sebagai seorang muslim yang

taat sudah sepatutnya untuk berucap sami’na wa atho’na.

 

F. Akibat Mengabaikan Perintah Amar Ma’ruf Dan Nahi Munkar

[8]  Imam Tirmidhi, Sunan At Tirmidhi, (Bairut: Darul Kutub Al- Ilmiyah) hlm. 69[9]  Ahmad Iwudh Abduh, Ibid, hal. 215.

Page 6: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

6

Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar ma’ruf dan

nahy munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar ma’ruf dan nahy

munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan, maka pasti orang-orang

yang mengabaikan dan tidak melaksanakannya akan mendapat dosa. Tidak ada satu

umatpun yang mengabaikan perintah amar ma’ruf dan nahy munkar kecuali Allah

menimpakan berbagai hukuman kepada umat itu. Berikut ini akan disebutkan sebagiannya

sebagaimana disebutkan oleh Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Al-

Amru Bil-Ma’ruf Wan-Nahyu ‘Anil-Munkar dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam

bukunya Taujihat Nabawiyyah .

a. Azab yang menyeluruh

Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat , sedangkan

orang-orang yang shalih tidak berusaaha mengingkari dan membendung kerusakan

tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara menyeluruh

baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang shalih. Firman Allah yang

artinya:

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang

zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-

Nya (QS.Al-Anfal : 25 ).

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya dengan sanadnya dari

Zainab binti Jahsy bahwa ia bertanya :

Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa padahal di tengah-tengah kita ada

orang-orang yang shalih? Rasulullah saw. menjawab : ” Ya, apabila kemaksitan telah

merajalela”. Abu Bakar r.a. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda :

Sesungguhnya jika orang-orang melihat orang yang berbuat zalim lalu tidak

mencegahnya , maka hampir saja menimpakan siksa secara menyeluruh kepada

mereka.(HR. Tirmidzi).

b. Tidak dikabulkannya do’a orang-orang yang shalih

Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar serta

tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan

menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do’a mereka.

Sabda Rasulullah saw:

Demi dzat yang diriku ada di tangan-Nya hendaknya kamu menyuruh kepada

yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, atau Allah akan menimpakan siksa

kepadamu kemudian kamu berdo’a kepada-Nya lalu tidak dikabulkan. ( HR. Tirmidzi).

c. Berhak mendapatkan laknat

Page 7: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

7

Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar

adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana yang

telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar.

Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah

bin Mas’ud ia berkata :Rasulullah saw. bersabda : ” Pertama kerusakan yang terjadi

pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat kejahatan

ditegur : wahai fulan, berertqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang kamu

lakukan, karena perbuatan itu tidak halal bagimu, kemudian pada esok harinya bertemu

lagi sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya, bahkan ia telah menjadi teman

makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika demikian keadaan mereka, Allah

menutup hati masing-masing, sebagaimana firman Allah :

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa

putra Maryam. sampai firman Allah ( tapi kebanyakan mereka adlah orang-orang yang

fasik) . Kemudian Nabi bersabda : ” Tidak, sekali-kali jangan seperti mereka. Demi

Allah, kamu harus menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar dan

mencegah orang yang berbuat zalim, kamu harus mengembalikannya ke jalan hak, dan

kamu batasi di dalam hak itu. Atau kalau tidak, Allah akan menutup hatimu, kemudian

melaknat kamu sebagaimana melaknat mereka “.

d. Timbulnya perpecahan

Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan

paling keji dapat menjauhkan syari’at Allah dari realitas kehidupan dan

ditinggalkannya hukum-hukumNya dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini terjadi

dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak mencegahnya, maka Allah akan

menanamkan perpecahan dan permusuhan di kalangan mereka sehingga mereka saling

melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah.

e. Pemusnahan mental

Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak memusnahkan

umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu seperti

kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu’aib yang telah mendustakan para Nabi dan

mendurhakai perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah membinasakan umat Muhammad

secara mental. Maksudnya umat ini tidak dimusnahkan fisiknya, tetap dalam keadaan

hidup, sekalipun melakukan dosa dan maksiat yang menyebabkan. kehancuran dan

kebinasaan, namun walaupun jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah ruah, di sisi

Allah tidak ada nilainya sama sekali, musuh-musuhnya tidak merasa takut, serta

kawan-kawannya tidak merasa hormat . Inilah yang diberitakan Rasulullah saw. ketika

umat ini takut mengatakan yang hak dan tidak mencegah orang yang berbuat zalim.[10]

 

Page 8: Makalah Amar Ma'Ruf Nahi Mungkar

8

BAB 3

KESIMPULAN

Amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kebaikan dan mencegah terhadap keburukan

merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim yang baik. Siapa saja diantara kalian melihat

kemunkaran dilingkungan kita, maka kita sebagai muslim yang baik harus merubahnya

dengan tangan kita, apabila kita tidak mampu merubah dengan tangan kita, maka rubahlah

dengan lisan kita, bila kita tidak mampu juga, maka rubahlah dengan hati kita, dan ketika kita

hanya bisa merubahnya  dengan hati kita,maka itu adalah paling lemah-lemahnya iman.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Imam, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Surabaya: Terbit Terang, 1990

Iwudh, Ahmad Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006

Qasyimi, Muhammad Jalaludin, Roudhlotul Mu’minin. Terj. Abu Ridho. Semarang: Assyifa.

Ash Shiddiqey, Muhammad Teungku Hasbi, Al-Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001

Nawawi, Imam, Riyadhus Sholihin, Terj. Ahmad Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani, 1990

Dahlan, Ali Usman, Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim, Bandung: CV. Diponegoro

Tirmidhi, Imam,  Sunan At Tirmidhi, Bairut: Darul Kutub Al- Ilmiyah

http://www.vbi-attaqwa.org/2009/06/10/amar-ma%E2%80%99ruf-dan-nahi-munkar/

[10]  Imam Ghazali, Op. cit, hlm. 86