makalah astronomi.docx

20
1 Makalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Astronomi Dosen Pengampu : Arif Widi yatmoko, M.Pd OLEH : MOHAMMAD WIDI SYAHRONI 4001411022 FITRIA NUR AINI 4001411029 DWI RACHMAWATI 4001411052 JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

Upload: nynaadhitama

Post on 18-Oct-2015

474 views

Category:

Documents


92 download

DESCRIPTION

Makalah Astronomi.docx

TRANSCRIPT

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah AstronomiDosen Pengampu : Arif Widiyatmoko, M.Pd

OLEH :

MOHAMMAD WIDI SYAHRONI4001411022FITRIA NUR AINI4001411029DWI RACHMAWATI4001411052

JURUSAN IPA TERPADUFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN3Latar Belakang3Rumusan Masalah4Tujuan Penulisan4BAB II PEMBAHASAN5Teori Geosentris5Sejarah Teori Geosentrisme 5Tokoh Pendukung Teori Geosentris 6Runtuhnya Teori Geosentris 8Teori Heliosentris8Awal Mula Teori Heliosentris 8Pengertian Teori Heliosentris 9Penyempurnaan Teori Heliosentris 10Tokoh Pendukung Teori Heliosentris 11Kebenaran dari Teori Heliosentris13BAB III PENUTUP17Simpulan17Penutup17DAFTAR PUSTAKA18

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangUmumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya rangsangan dari suatu objek, rangsangan itu menimbulkan rasa ingin tahu yang mendorong seseorang untuk melihat, menyaksikan, mengamati, mengalami dan sebagainya.Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam, juga berusaha untuk memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk memahami masalah itu sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan yang baik.Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambahnya dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya, setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimentasi ini, maka lahirlah ilmu pengetahuan yang mantap atau bagus.Dengan demikian, manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran yang sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap jawaban-jawaban tersebut juga tidak selalu memuaskan manusia. Ia harus mengujinya dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah kebenaran yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu kebenaran yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah.Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah menjadikan manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru sebaliknya, semakin menggiatkan manusia untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau menggugurkan teori sebelumnya. Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi melakukan penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Karena ilmu bersifat statis, tidak kaku, artinya ilmu tidak akan berhenti pada satu titik.Astronomi merupakan sains kuno yang paling lama, paling banyak dikembangkan, dan paling dihargai. Banyak sains matematis pada awalnya dikembangkan untuk memfasilitasi riset astrorologi. Pertimbangan praktis, seperti menemukan arah seseorang dalam perjalanan malam atau memahami korelasi antara musim dan posisi planet, memberikan daya dorong tambahan bagi astronomi. Orang Babilonia, Yunani, dan India menemukan system rumit bagi kajian astronomi yang berjalan diluar pengamatan sederhana dan dikarakterisasikan dengan berbagai tingkat ketetapan dan ketepatan matematis.Ilmu Astronomi berkembang sangat signifikan, dalam mengungkap kebenaran pergerakan benda langit, manusia mempunyai beberapa tahapan dalam memahaminya. Hampir semua astronom Yunani berpendapat bahwa Bumi berbentuk bola dan menjadi pusat seluruh alam semesta. Pendapat ini muncul karena pada masa lalu orang-orang belum mempunyai teropong, anggapan bahwa bumi menjadi pusat seluruh alam semesta ini dikenal sebagai geosentrisme. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahun, maka berkembang pula teknologi yang diciptakan manusia terutama penemuan teropong oleh Nicolaus Copernicus yang pada masa itu mampu mematahkan teori Geosentrisme, dan mengganti teori tersebut dengan teori Heliosentrisme dimana pusat dari alam semesta adalah matahari.Dari sinilah, akan dijelaskan dalam makalah ini tentang awal mula terjadinya paradigma Geosentris hingga munculnya teori baru yang dapat menggantikan teori Geosentrisme, yaitu teori Heliosentrisme.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Bagaimana awal mula tercetusnya teori Geosentris?2. Bagaimana awal mula tercetusnya teori Heliosentris?3. Kenapa teori Heliosentris dikatakan sebagai teori yang mendekati kebenaran?

C. Tujuan PenulisanTujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam menyusun makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui awal mula tercetusnya teori Geosentris.2. Untuk mengetahui awal mula tercetusnya teori Heliosentris.3. Untuk menganalisis bukti-bukti yang menunjukkan bahwa teori heliosentris sebagai teori yang mendekati kebenaran.BAB IIPEMBAHASAN

A. Teori Geosentrisme1. Sejarah Teori GeosentrismeEmbrio teori Geosentris dimulai sejak zaman Aristoteles (384-322) yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, dengan menunjukkan argument ketika terjadi proses gerhana terdapat baying-bayang lengkung pada bulan yang disebabkan oleh posisi bumi. Ia juga berpendapat bahwa pusat jagat raya adalah bumi. Sehingga semua benda-benda langit bergerak mengitari bumi.Sekitar tahun 150 M, di Alexandria hiduplah seorang astronom Mesir bernama Ptolomeus. Ia merupakan peneliti ahli dan menjadi popular karena ensiklopedia yang disusunnya, yang berisi semua pengetahuan sains dari dunia kuno. Kita mengenalnya dengan almagest. Selain memberikan satu-satunya catatan catalog bintang Hipparchus, buku ini juga menimpulkan pandangan klasik bumi sebagai pusat alam semesta. Konsep ini dikenal dengan konsep alam semesta Ptolomeus.Sejarah sosial teori geosentris yang menyangkut dinamikanya di tengah-tengah dominasi gereja pada kurun abad 3-16, yang mampu menghasilkan tipologi tersebut sehingga dapat diterima pada ranah pmahaman manusia mengenai konsep alam semesta.Dilihat dari suasana pada kuru waktu tersebut, keberadaan dewan gereja memiliki otoritas penuh dalam menentukan segala kebijakan, apalagi yang berkaitan dengan deologi. Pada abad pertengahan sekitar abad 12 s/d 15 orang-orang Eropa Barat sanagat mendukung Aristoteles. Sehingga Aristoteles dianggap mutlak benar.Lalu muncul pertanayaan Aristoteles yang menyatakan pusat alam semesta. Pendapat Aristoteles ini berdasarkan keterangan ayat Yoshua 10:12a-13, yaitu matahari, berhentilah di atas gabeon dan engkau, bulan di atas lemabh Ayalon!. Maka berhentilah matahari dan bulan itu bergerak, oleh dewan gereja pernyataan ini didukung sepenuhnya karena sesuai dengan apa yang tertera dalam Yosua, dan dijadikan pegangan oleh rakyat awam pada umumnya. Sehingga teori Geosentris dianggap mutlak benar pada saat itu.

Gambar 1. Model Tata Surya GeosentrisBangsa Eropa barat pada abad XIII M, tengah dilanda tumbuhnya isme-isme baru seperti humanisme, rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi adri filsafat skolastik di masa itu, dimana orang dilarang menggunakan rasio atau faham yang kontaradiktif dengan pemahaman gereja.Pemikiran yang dianggap melanggar agama oleh gereja, memungkinkan penggagas dapat dihukum denagn dsiksa bahkan dihukum mati. Seperti yang dialami oleh Giardono Bruno (1548-1600), salah seorang pendukung idea lam semesta Nicolas Copernicus dengan Teori Heliosentris. Ia ditangkap dan disiksa oleh deawan Inquisasi Gereja, dan akhirnya dihukum mati di tiang pembakaran di Roma pada bulan februari 1600. sehingga teori Geosentris ini terus berkembang dan mengakar sebelum akhirnya dipatahkan oleh teori Heliosentris

2. Tokoh Pendukung Teori Geosentrismea) Aristoteles (384 SM-322 SM)Seorang ahli filsafat terbesar sepanjang masa. Dikenal dengan bapak peradaban baru, bapak ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, dan berbagi julukan lain yang disematkan kepadanya. Tokoh ilmu logika, biologi, fisiks, matematika, botani, kimia, anatomi dan zoology. Dia juga seorang pengarag produktif yang telah mengarang lebih Dari 50 buku disertai dengan uraian-uraian yang sisematis.Gambar 2. Aristoteles

b) Hipparchus (150 SM)Seorang berkebangsaan Yunani yang juga hali dalam bidang asronomi, dia termasuk salah satu pendukung teori Geosentris. Karya-karya yang ia temukan adalah menyusun gambaran baku alam semesta dan menyusun katalog bintang-bintang yang ditulis dalam bukunya yang berjudul introduction to astronomyGambar 3. Hipparchus

c) Claudius Ptolomeus (140 SM)Seorang ahli Geografi dan astrologi. Pendukung teori yang dikemukakan oleh aristoteles, kemudian menyempurnakan dan mempopulerkannya hingga namanya lebih dikenal di dunia. Dia juga seorang pengarang beberapa risalah astronomi, dimana risalah-risalah yang dikarangnya tersebut banyak diadopsi oleh ilmuwan-ilmuwan setelahnya. Karya-karyanya adalah: Syntasis, Geografia dan Tetrabiblos.Gambar 4. Ptolomeus

d) Abu Jafar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)Ia sangat disegani oleh dunia, karena pengetahuan dan kemahirannya bukan saja di bidang syariat tapi juga ahli dalam bidang filsafat, logik, aritmetik, geometri, musik, sastra, sejarah islam dan kimia. Kontribusi beliau dalam ilmu pengetahuan antara lain: (1) menemukan angka 0 (nol) dalam system perhitungan; (2) menyusun tabel geometri; (3) menemukan teori kemiringan ekliptika; (4) merevisi data astronomi dalam kitab sindihid; (5) menciptakan pemakaian sinus, cosinus, dan tangent dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi; (6) penyelesaian persamaan, teorema segitiga, sama sisi juga segitiga sama kaki; (7) memperkirakan luas segitiga, segi empat dan bulatan dalam geometria; (8) memperkenalkan aljabar dan hisab. Karya beliau adalah kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa al-muqabalah.Gambar 5. Al Khawarizmi

e) Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M)Salah seorang ahli astronomi dan matematika yang bergitu dikenal luas di dunia ilmu pengetahuan. Kontribusinya dalam di bidang ilmu pengetahuan adalah (1) menciptakan teropong bintang; (2) menemukan teori mengenai garis lengkung bulan dan matahari yang diaplikasikan dalam menentukan gerak akselerasi bulan; (3) menemukan bahwa kemiringan ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari; (4) menemukan orbit bulan dan planet; (5) menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Adapun buku-buku yang ditulis antara lain: Tabriel al-Maghesti dan Tahmid al-Mustofa li Mana al-Manar.Gambar 6. Al Battani

f) Nasiruddin Muhammad al-Thusi (598-673 H/ 1201-1274 M)Al-Thusi juga ahli dalam bidang astronomi, teologi, etika, dan filsafat masih dipelajari hingga kini sbagaimana juga terhadap karya-karya Ibn Sina, sehingga banyak yang menjulukinya Ibn Sina kedua. Di antara karya-karyanya adalah meneliti lintasan; (1) jarak planet merkurius; (2) meneliti terbit dan terbenam matahari (3) menemukan ukuran dan jarak matahari dengan bulan; (4) meneliti kenaiakan bintang-bintang; (5) menemukan teori gerak planet. Dia juga menulis buku Jadwal al-Kaniyan dan Zubdah al-haiah.Gambar 7. Al Thusi

g) Al-FarghanySalah satu ilmuwan muslim yang berhasil menorehkan prestasi dalam dunia astronomi adalah Abul-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Dia adalah salah satu astronom yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Makmun pada abad IX dan menjadi orang kepercayaan.Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan antara lain: (1) menemukan jarak dan diameter planet-planet lainnya; (2) menentukan besarnya diameter bumi yang mencapai 6.500 mil; (3) mampu meneropong bintang-bintang.Gambar 8. Al Farghani

3. Runtuhnya Teori GeosentrisTeori yang menempatkan bumi sebagai tata surya (geosentris) ternyata membuat beberapa ilmuwan merasakan keraguan. Teori yang telah berlangsung selama lebih dari 14 abad ini gugur karena gagal menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik dari planet-planet yang teramati. Lintasan semu planet sepanjang tahun relatif terhadap bintang-bintang adalah berupa lengkungan (kurva) yang tidak rata. Malahan, adakalanya planet-planet teramati seolah-olah bergerak mundur (berbalik) sebelum akhirnya bergerak maju kembali selama periode orbitnya. Untuk menjelaskan gerak mundur semu ini dalam kerangka teori geosentris, maka perlu menganggap bahwa planet-planet bergerak dalam lintasan-lintasan sirkular kecil yang disebut episiklus (epicycles), ketika planet-planet bergerak dalam orbit besarnya mengelilingi Bumi. Akan tetapi, anggapan ini justru tidak sesuai dengan hasil pengamatan.Alasan inilah yang membuat teori geosentris menjadi runtuh dan digantikan oleh teori yang baru. Teori baru tersebut adalah teori heliosentris.

B. Teori Heliosentrisme1. Awal Mula Teori HeliosentrisTeori Heliosentris muncul tepatnya pada abad ke 14 M. dikemukakan oleh seorang yang berkebangsaan polandia yang bernama Nicolas Copernicus. Namun sebenarnya awal mula teori ini muncul adalah berasal dari pendapat yang dikemukakan Aristarchus (310-320 SM) yang mengungkapkan bahwa pusat tata surya adalah matahari, jadi sebenarnya teori pada masa Copernicus ini bukanlah hal yang baru, namun jauh sebelum itu, Aristarchus telah meletakkan dasar bagi teori tersebut, namun Aristarchus tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga kurang bermanfaat bagi kacamata ilmiah, dan kurang bisa dimengerti pada zaman itu, karena memang tidak sesuai dengan penginderaan manusia. Jadi pada zaman Aristarchus ini teori yang dikemukakannya tidak diperhatikan oleh para ilmuwan pada zamannya, para ilmuwan lebih mengarah kepada teori geosentris. Kemudian pada abad ke-14 teori dari Aristarchus tersebut diulas ulang oleh Copernicus, Copernicus mengkaji lebih dalam lagi mengenai keadaan tata surya, dengan cara menghitung sudut bulan-bumi-matahari, menghitung perbandingan sudut bumi-matahari dan bumi-bulan, sehingga Copernicus mendapatkan kesimpulan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan yang berbentuk lingkaran. Copernicus pun terus meneliti lebih dalam selama bertahun-tahun tentang hal tersebut, dengan perhitungan cermat, dan dengan susah payah akhirnya Copernicus ini berhasil menyusun sebuah buku yang di dalamnya terdapat prinsip-prinsip pokok tentang teorinya, Yaitu De Revolurionibus Orbium Coelestium.Selanjutnya, Copernicus mencoba untuk membuktikan teorinya tersebut dengan pengamatan yang sederhana, hanya dengan mengamati pergerakan-pergerakan matahari, planet-planet dan bintang. Itupun hanya dengan menggunakan teropong sederhana yang beliau buat sendiri. Dengan cara seperti itu teori Heliosentrispun masih kurang sempurna. Namun Copernicus inilah yang menetapkan langkah awal munculnya teori helisentris ini. Teori Heliosentris ini diperkuat oleh ilmuwan-ilmuwan lain, yakni Galileo Galilei, Sir Isaac Newton, dan semakin sempurna dengan Teori Kepler oleh Johannes Kepler.

2. Pengertian Teori HeliosentrisDalam astronomi, heliosentrisme adalah teori yang berbunyi bahwa Matahari menjadi pusat alam semesta. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Helios = Matahari, dan Kentron = Pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan dengan geosentrisme yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Pandangan mengenai kemungkinan heliosentrisme ini terjadi sejak zaman klasik kuno. Tapi abad ke-14 baru dapat ditemukan suatu model matematis yang dapat meramalkan secara lengkap sistem heliosentris. Hal tersebut dikemukakan oleh Nicolas Copernicus.Jadi, bisa disimpulkan bahwa teori heliosentris ini berawal pada masa peradaban Eropa.Teori Copernicus ini telah menggoncangkan dunia pada zamannya. Sebab suatu penemuan yang sama sekali bertolak belakang dengan teori-teori sebelumnya dan telah diyakini orang sepanjang 14 abad lamanya.Pihak-pihak yang jelas menentang teori ini adalah dari golongan para ahli ilmu pengetahuan, pengelola gereja-gereja dan tokoh-tokoh agama Nasrani. Teori heliocentris ini kemudian didukung dan diikuti oleh ahli-ahli astronomi lainnya, antara lain Galileo Galilei dan Sir Isaac Newton. Teori ini memang masih banyak mengandung kelemahan-kelemahan. Tetapi satu hal yang tak dapat diingkari bahwa sampai sekarang prinsip tentang pusat dari tata surya bukanlah bumi melainkan matahari.

3. Penyempurnaan Teori HeliosentrisSeteleh Nicolas berhasil mengemukakan teorinya, ternyata masih banyak kelemahan-kelemahan dalam teori tersebut. Lalu, beberapa ilmuwan setelahnya pun ikut mendukung teori itu dengan cara membuat penelitian-penlitian yang sejenis dengan apa yang dilakukan oleh Copernicus. Diantara beberapa ilmuwan itu adalah Galileo Galilei, sang penemu teleskop ini ikut berperan dalam memperkuat teori Heliosentris, dengan telekop canggih yang diciptakannya, Galileo mampu mengamati kondisi benda-benda langit, gerak-geriknya, serta berbagai perubahan ataau fase-fase yang terjadi padanya, sehingga Galileo dapat membuat kesimpulan bahwa semua benda langit itu mengitari matahari.

Gambar 9. Model Tata Surya HeliosentrisTak lama setelah Galileo meninggal, Sir Isac Newton pun lahir, Newton sangat berjasa dalam penerimaan teori Heliosentris ini pada masyarakat, teori Heliosentris ini sebelumnya ditolak oleh para pendeta-pendeta gereja, namun karena dukungan dari Newton, teori Heliosentris inipun diterima oleh para astronom waktu itu.Setelah itu Johannes Kepler pun turut membantu Copernicus, bahkan Kepler mendukung teori Copernicus dengan membuat teorinya sendiri yang sekarang familiar dengan nama Hukum Kepler.

4. Tokoh Pendukung Teori Heliosentris.Di antara tokoh-tokoh yang mendukung teori heliosentris adalah:a) Aristarchus (abad III SM)Aristarcus merupakan seorang ahli astronomi klasik Yunani pertama yang tidak setuju dengan pendapat Aristoteles tentang teori geosentrisnya pada abad III SM. Pusat alam semesta bukan bumi melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Namun, pendapatnya ini ditentang oleh Aristoteles dan Ptolomeus yang mengusulkan hipotesis geosentris.Gambar 10. Aristarchus

Karena banyaknya penentangan dan penolakan dari berbagai pihak, maka Aristarchus menolak pendapatnya sendiri dan kembali menganut teori geosentris.

b) Nicolas Copernicus (1473-1543)Nicolas Copernicus adalah ahli astronomi amatir dari Polandia yang menentang pandangan Geosentris dari Ptolomeus. Ia mengekemukakan dalam bukunya Revolutionibus Orbium Calestium bahwa matahari merupakan pusat dari suatu sistem peredaran benda-benda langit, yang dikenal dengan Heliosentris. Teori ini menjadikan matahari sebagai pusat peredaran bumi dan benda-benda langit lain yang menjadi anggotanya.Gambar 11. Nicolas Copernicus

Selanjutnya dikemukakan pula bahwa bumi berputar pada sumbunya (rotasi) sekali dalam satu hari dan bulan pun bergerak mengitari bumi dalam 27 1/3 hari untuk sekali putaran. Sejak Copernicus mengumumkan pandangan heliosentrisnya, maka dalam dunia astronomi sampai abad 18 M ada dua aliran yaitu aliran Ptolomeus dan aliran Copernicus.Pada teori ini, matahari dianggap berada pada pusat alam semesta, bintang-bintang terletak pada bulatan angkasa dan berputar mengelilingi Matahari. Diantara bintang-bintang dan matahari terdapat planet-planet termasuk bumi yang berputar mengelilingi matahari dalam masing-masing orbitnya dengan lintasan orbit berbentuk lingkaran. Gerak mundur semu dalam peredaran planet-planet yang sulit dijelaskan oleh model geosentris, dapat dijelaskan dengan mudah dalam model heliosentris. Caranya dengan menggunakan konsep gerak relatif antara bumi dan planet-planet lain yang bergerak disekitar matahari dengan kecepatan sudut putar yang berbeda-beda.Kelemahan yang dimiliki oleh teori Copernicus ini adalah adanya fakta bahwa bintang-bintang tidak berputar mengelilingi matahari, dan kedua lintasan orbit planet-planet bergerak mengelilingi matahari bukan berupa lingkaran (sirkular). Kesimpulan bahwa lintasan planet-planet bukan lingkaran diambil karena berdasarkan pengamatan ternyata jarak suatu planet ke matahari selama periode revolusinya tidaklah tetap, melainkan berubah-ubah, Hal ini tidak akan terjadi jika lintasan edar planet mengitari matahari berupa lingkaran (Tjasyono, 2006).

c) Galileo Galilei (1564-1642)Setelah Galileo membaca karya Copernicus tentang gerak benda-benda langit, kemudian ia menyusun teori kinematika tentang benda-benda langit yang sejalan dengan Copernicus.Pada 1690 Galileo merakit teropong dengan mengembangkan teknlogi rancangan Hans Lippershey setahun sebelumnya. Ia menemukan beberapa fakta seperti: (1) permukaan bulan ternyata tidak mulus dan bulat sempurna; (2) ada 4 planet kecil (bulan), mengitari Jupiter. Bukti telak bahwa tidak semua benda langit mengitari bumi; (3) fasa-fasa Venus sama seperti fasa Bulan. Hal ini bisa terjadi hanya pada sistem helosentris; (4) bintang yang diamati, ternyata bintang itu tidak lebih besar melainkan berupa titik kecil yang menunjukan bintang berjarak jauh sekali dari bumi. Hasil pengamatan ini cendrung menyingkirkan manusia dari pusat alam-semesta.Gambar 12. Galileo

Karya Galileo tentang peredaran benda-benda langit seperti itu dinyatakan terlarang untuk dibaca umum, karena bertentangan dengan pandangan dan kepercayaan kaum gereja.

d) Johannes Kepler (1571-1630)Kepler adalah seorang yang berkebangsaan Jerman, dengan tidak kenal lelah ia selalu mengadakan penelitian benda-benda langit. Ia memperluas dan menyempurnakan ajaran Copernicus. Kepler telah membuktikan bahwa orbit planet berbentuk ellips bukan lingkaran seperti yang telah dikemukakan Copernicus. Teori-teori yang ia kemukakan dilandasi matematika yang kuat, ia menjadi landasan dalam ilmu astronomi. Tiga hukum itu adalah: (1) lintasan planet menyerupai ellips dengan matahari pada salah satu titik apinya. Ellips merupakan suatu bangun datar berbentuk lonjong ditandai oleh sumbu mayor dan sumbu minor; (2) garis hubung planet matahari akan menyapu daerah yang sama luasnya dalam selang waktu yang sama panjangnya; (3) pangkat dua kala edar planet sebanding dengan pangkat tiga jarak planet ke matahari.Gambar 13. Kepler

e) Tycho Brahe (1546-1601)Tycho Brahe ahli astronomi berkebangsaan Denmark banyak merancang dan membangun alat-alat astronomi yang besar yang belum pernah dibangun orang sebelumnya. Pada tahun 1576 ia membangun sebuah observatorium dan bekerja di dalamnya selama 21 tahun. Banyak data penting tentang alam semesta yang dicatatnya ternyata sangat berfaedah untuk ilmu astronomi pada masa kemudian. Konsep Tycho Brahe sebetulnya berusaha menggabungkan sistem Plotomeus dan Copernicus dengan pusat jagat raya tetap di bumi.Gambar 14. Tycho

f) Sir Isac Newton (1643-1722)Ia adalah fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah. Bahkan dikatakan sebagai Bapak ilmu Fisika Modern. Dengan hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton berhasil menulis sebuah buku yang berjudul Philosophiae Naturalis Pricipia Mathematika.Gambar 15. Newton

Kontribusi terbesarnya bagi astronomi adalah hukum gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding tebalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi hukum kepler yang dikemukakan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan tata surya yang lahir kemudian. Bumi mengelilingi matahari bukan sekedar teori asal jadi, tetapi konsekuensi hukum gravitasi.

C. Kebenaran dari Teori HeliosentrismeFenomena heliosentris dan geosentris sebenarnya masih menjadi perbincangan yang cukup serius di kalangan kita. Beberapa diantara kita meyakini bahwa teori heliosentris adalah teori yang mendekati kebenaran, sementara beberapa yang lainpun meyakini hal serupa bahwa teori geosentris adalah teori yang mendekati kebenaran.Ternyata dari pengamatan astronomi menunjukkan bahwa memang Bumi yang mengitari Matahari. Cara untuk membuktikan fenomena langit adalah melalui ilmu astronomi, yaitu ketika pengamatan dilakukan pada benda-benda langit lalu memberikan penjelasan ilmiah tentang apa yang sebenarnya terjadi disana.1. Bukti pertama adalah adanya aberasi bintang.Secara sederhana proses aberasi bintang dapat diilustrasikan sebagai berikut. Saat hari sedang hujan, cobalah kita berdiri di tengah-tengah air hujan tersebut dengan demikian kita akan merasakan air hujan jatuh tepat di kepala kita dengan kondisi vertikal/tegak lurus dengan kepala kita. Selanjutnya jika kita menggunakan payung dengan posisi masih berdiri di tengah-tengah hujan. Maka bagian muka dan belakang kepala kita tidak akan terciprat air hujan. Kemudian kita mulai berjalan maju ke depan, perlahan-lahan dan semakin cepat berjalan, maka kita akan merasakan seolah-olah air hujan yang jatuh malah membelok dan terkena muka kita. Untuk menghindari air hujan ke muka kita, maka kita cenderung mencondongkan payung ke muka.Dari ilustrasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya air hujan tetap jatuh tegak lurus dengan kepala kita. Namun, karena kita bergerak relatif ke depan, maka seolah-olah yang terjadi adalah air hujan itu membelok dan terkena muka kita.Demikian halnya dengan fenomena aberasi bintang, sebagaimana ilustrasi di atas. Sebetulnya posisi bintang selalu tetap pada suatu titik di langit. Tetapi dari pengamatan astronomi, ditemukan bahwa posisi bintang seolah-olah mengalami pergeseran dari titik awalnya, meskipun pergeserannya tidak terlalu besar, tetapi hal ini cukup untuk menunjukkan bahwa memang sebenarnya bumi yang bergerak.Dari ilustrasi yang diberikan di samping, aberasi terjadi jika pengamat adalah orang yang berdiri ditengah hujan itu dan arah cahaya bintang adalah arah jatuhnya air hujan. Selanjutnya, pengamat bergerak lurus ke depan, tegak lurus arah jatuhnya hujan. N menyatakan posisi bintang, O posisi pengamat di Bumi. Arah sebenarnya bintang relatif terhadap pengamat adalah ON, sedangkan jaraknya tergantung pada kecepatan cahaya.Gambar 16. Ilustrasi Aberasi Bintang

Kemudian Bumi bergerak pada arah OO dengan arah garis tersebut merepresentasikan lajunya. Ternyata dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa bintang berada pada garis ON padahal sebenarnya berada pada garis ON, dengan NN paralel dan sama dengan OO. Dengan demikian posisi tampak bintang seolah-olah bergeser dari posisi sebenarnya dengan sudut yang dibentuk antara NON.Jika memang Bumi tidak bergerak, maka untuk setiap waktu, sudut NON adalah 0, tetapi dalam kenyataannya sudut NON tidak nol. Hal ini adalah bukti yang pertama yang menyatakan bahwa memang bumi bergerak.

2. Bukti kedua adalah paralaks bintang.Ilustrasi sederhana untuk memahami dari efek paralaks bintang dapat kita lakukan sebagai berikut. Cobalah letakkan telunjuk kita dengan posisi berdiri tepat berada di depan wajah kita dan tempelkan di hidung, kemudian kita coba melihat telunjuk kita dengan menggunakan mata kita (kiri dan kanan) secara bergantian (ketika melihat dengan mata kiri, mata kanan kita pejamkan, begitupun sebaliknya). Hal yang terjadi adalah akan terlihat bahwa posisi telunjuk bergeser terhadap objek di belakangnya. Pergeseran inilah yang dinamakan dengan paralaks.Para astronom, menggunakan metode (efek paralaks) ini untuk menghitung jarak ke bintang dengan menghitung sudut antara garis-garis pandang bintang, yang diamati di dua tempat yang berbeda.Metode perhitungan ini pertama kali dilakukan oleh Bessel (1838). Paralaks bintang bisa terjadi jika posisi suatu bintang yang jauh, seolah-olah tampak bergerak terhadap suatu bintang yang lebih dekat. Fenomena ini hanya bisa terjadi, karena adanya perubahan posisi dari Bintang akibat pergerakan Bumi terhadap Matahari.Perubahan posisi ini membentuk sudut p, jika kita mengambil posisi ujung-ujung saat Bumi mengelilingi Matahari. Sudut paralaks dinyatakan dengan (p), merupakan setengah pergeseran paralaktik bilamana bintang diamati dari dua posisi paling ekstrim.

3. Adanya Efek DoplerIlustrasi untuk memahami efek Doppler dapat dikemukakan sebagai berikut. Jika kita berdiri di suatu tempat, tiba-tiba sebuah mobil ambulance atau patroli polisi bergerak mendekati kita sambil membunyikan sirine, kita akan mendengar nada bunyi sirine tersebut semakin dekat semakin tinggi. Kemudian jika ambulan/patroli polisi tersebut bergerak dan menjauhi kita, nada bunyi sirine yang terdengar akan semakin lama semakin rendah (sampai akhirnya hilang).Dari ilustrasi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa jika sumber bunyi (dalam hal ini adalah mobil ambulance atau patroli polisi) dan pengamat atau pendengar bergerak relatif satu sama lain (menjauhi atau mendekati) maka frekuensi yang ditangkap oleh pengamat tidak sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi. Bergerak relatif maksudnya adalah apakah karena pengamatnya yang bergerak atau sumber bunyinya yang bergerak.Sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Newton, bahwa cahaya bisa dipecah menjadi komponen me-ji-ku-hi-bi-ni-u (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila dan ungu), maka pengetahuan tentang cahaya bintang menjadi sumber informasi yang valid tentang bagaimana sidik jari bintang. Ternyata, pengamatan-pengamatan astronomi menunjukkan bahwa banyak perilaku bintang menunjukkan banyak obyek-obyek langit mempunyai sidik jari yang tidak berada pada tempatnya. Penjelasannya diberikan oleh Christian Johann Doppler (1842), bahwa jika suatu sumber informasi bergerak (informasi ini bisa suara, atau sumber optis), maka terjadi perubahan informasi.Demikian juga pada sumber cahaya, jika sumber cahaya mendekat maka gelombang cahaya yang teramati menjadi lebih biru, kebalikannya akan menjadi lebih merah. Ketika bumi bergerak mendekati bintang, maka bintang menjadi lebih biru, dan ketika menjauhi menjadi lebih merah.Pada suatu ketika, pengamatan bintang menunjukkan adanya pergeseran merah, tetapi di saat yang lain, bintang tersebut mengalami pergeseran Biru. Ini menjadi bukti yang tidak bisa dibantah, bahwa bumi yang bergerak mengelilingi atahari mempunyai kecepatan relatif terhadap bintang.

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanDari paparan materi di atas, maka simpulan yang dapat diambil adalah:1. Teori geosentris merupakan teori yang menjadikan bumi sebagai pusat tata surya. Teori ini didukung oleh para rohaniwan dan para tokoh astronomi seperti Aristoteles, Hipparchus, Claudius Ptolomeus, Abu Jafar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, Ibnu Jabr al-Battani, Nasiruddin Muhammad al-Thusi dan Al-Farghany2. Teori heliosentris merupakan teori yang menjadikan matahari sebagai tata surya. Teori ini menyempurnakan teori geosentris karena mampu menjawab gerak mundur semu dalam peredaran planet-planet yang sulit dijelaskan oleh model geosentris, dapat dijelaskan dengan mudah dalam model heliosentris. Tokoh yang mendukung teori helio sentris adalah Aristarchus, Nicolas Copernicus, Galileo Galilei, Johannes Kepler, Tycho Brahe dan Sir Isac Newton. Tokoh-tokoh ini saling menyempurnakan teori heliosentris yang dikemukakan tokoh sebelumnya hingga teori heliosentris dapat diterima manusia hingga sekarang.3. Teori heliosentris yang sekarang ini dipercaya semua pihak ternyata semakin lama semakin menunjukka kebenaran teori ini. Bukti bahwa teori heliosentris mendekati kebenaran adalah terjadinya aberasi bintang yang menunjukkan bahwa bumi yang bergerak. Bukti yang kedua adalah paralaks bintang dimana fenomena ini hanya bisa terjadi, karena adanya perubahan posisi dari Bintang akibat pergerakan Bumi terhadap Matahari. Sedangkan bukti terakhir adalah adanya efek dopler yang menunjukkan bumi bergerak mengelilingi matahari karena suatu bintang terlihat biru ketika dekat dengan bintang tersebut dan akan terlihat merah ketika jauh dari bintang tersebut.

B. PenutupDemikian makalah sederahana yang dapat kami sampaikan, didalamnya pasti banyak terdapat kekurangan, dan kesalahan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

15