makalah avometer

25
AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : 0804405050 JURUSAN : TENKIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009

Upload: rusdi-ariawan

Post on 19-Jun-2015

9.400 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah avometer

TRANSCRIPT

Page 1: makalah avometer

AVOMETER

PENGUKURAN LISTRIK

NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN

NIM : 0804405050

JURUSAN : TENKIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2009

Page 2: makalah avometer

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis aturkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa , Karena

atas berkat dan Rahmatnya ,Tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya .Tugas makalah ini merupakan perwujudan usaha saya untuk

senantiasa menambah wawasan.

Dalam pelaksaan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak

yang tidak mungkin disebut satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan

penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna

sehingga penulis tidak menutup diri untuk menerima kritik dan saran dari

pembaca, pada akhir kata, besar harapan penulisan semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 22 Februari 2009

Penulis

Page 3: makalah avometer

iii

DAFTAR ISI

Hal

JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan.................................................................................................... 2

1.4 Manfaat .................................................................................................. 2

1.5 Batasan Masalah..................................................................................... 2

1.6 Sistematika Pembahasan......................................................................... 2

BAB II ISI .................................................................................................... 3

2.1 Apa itu Avometer ................................................................................... 3

2.2 Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter .............. 3

2.3 Jenis Avometer....................................................................................... 4

2.4 Bagian-bagian avometer ......................................................................... 6

2.5 Cara Mengukur ...................................................................................... 9

2.6 Metode Pengukuran................................................................................ 17

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 21

3.1 Simpulan ................................................................................................ 21

3.2 Saran...................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

Page 4: makalah avometer

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam makalah ini, saya membahas tentang avometer, alat ukur ini

sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan.

Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka

gunakan untuk keperluan teknis yaitu avometer. Untuk melakukan pekerjaan

elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika

selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :

1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)

2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)

3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere

meter, sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur

resistansi disebut Ohm meter. Avometer sangat penting fungsinya dalam

setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan

dengan mudah dan cepat.

1.2 Rumusan Masalah

Avometer merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligus

oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana cara penggunaan alat

tersebut .Dalam makalah ini akan membahas permasalahan tentang :

1. Apa itu avometer

2. Fungsi avometer

3. Jenis avometer

4. Bagian dari avometer

5. Cara mengukur menggunakan avometer

Page 5: makalah avometer

2

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Merupakan tugas dari mata kuliah pengukuran listrik

2. Mengetahui apa itu avometer.

3. Mengetahui fungsi dan pemakaian alat ukur dasar listrik yaitu avometer

4. Mengetahui cara mengukur menggunakan alat avometer

1.4 Manfaat

Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberi

pangetahuan kepada para pembaca agar mengetahui avometer secara

mendalam.

1.5 Batasan Masalah

Dalam hal ini saya batasi permasalahan yang di bahas yaitu sebatas

tentang alat ukur listrik yaitu avometer.

1.6 Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan ini dimulai tentang apa itu avometer, fungsi dari

avometer, kegunaan avometer, jenis-jenis avometer, cara mengukur

menggunakan avometer, metode pengukuran avometer.

Page 6: makalah avometer

3

BAB II

ISI

2.1 Apa itu Avometer

Avometer asal kata dari AVO dan meter. Artinya, ‘A’ ampere untuk

mengukur arus listrik. ‘V’ voltase buat ukur voltase atau tegangan. ‘O’ untuk

mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran,

maka itu disebut avometer.

Ada empat tulisan besar bertuliskan DCV, ACV, DCma dan OHM.

Pertama, DCV fungsinya untuk mengukur voltase arus searah. Contohnya,

baterai atau aki. Berikutnya, ACV. Sisi yang ini, digunakan jika ingin

mengukur arus listrik bolak-balik.

Huruf besar ketiga, OHM. Bagian ini berfungsi untuk mengukur

tahanan.

Terkahir, Dcma. Sisi yang ini, berfungsi untuk mengukur ampere.

2.2 Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter

1. Amperemeter / Ampere Meter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat

arus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat

multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi

amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.

Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan

shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang

kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan

shunt.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis.

Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan

menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum

amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar

pula simpangannya.

Page 7: makalah avometer

4

2. Voltmeter / Volt Meter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur

tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat

meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet

dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat

pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus

listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang

terjadi.

3. Ohmmeter / Ohm Meter

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur

hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan

aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer

untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan

ohm.

2.3 Jenis Avometer

Avometer atau multimeter merupakan alat ukur yang sangat berguna

dalam membuat pekerjaan kita menjadi mudah, dengan mengenal pasti

kerusakan, tahanan, arus, maupun tegangan. Multimeter dibagi menjadi dua

yaitu :

A. Analog

Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan

jarum ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini

tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan

(Volt) dan arus (mA). Di pasaran banyak sekali berbagai macam merk

yang beredar dari multimeter analog ini. Multimeter analog mempunyai

keuntungan karena harganya yang lebih murah dan biasanya multimeter

Page 8: makalah avometer

5

analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai

komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya

komponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk

memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai

dengan rangkaian blok yang ada.

B. Digital

Multimeter digital atau Digital Multimeter hampir sama

fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital

menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital mempunyai

bacaan ujiannya lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog,

sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran

nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan

besaran yang diinginkan. Multimeter digital mempunyai keuntungan

pada ketelitian pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang

Page 9: makalah avometer

6

koma. Tetapi mempunyai kekurangan yaitu pada harga belinya yang

lebih mahal.

Maka sebagai pemula dalam elektronika, saya sarankan

memakai dahulu multimeter analog. Karena sebagai “elektronik-holik”

maka teman dalam mengerjakan tugas adalah multimeter.

2.4 Bagian-bagian avometer

Page 10: makalah avometer

7

1. Papan skala

2. Jarum penunjuk

3. Tombol pengatur jarum penunjuk nol

4. Pemutar jarum

5. Zero ohm ajusment

6. LED indicator

7. Selektor putar

8. Lubang probe hitam

9. Lubang probe merah

Keterangan :

Meter korektor berguna untuk menyetel jarum AVO-meter ke arah nol, saat

mau dipergunakan.

1. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan

kemampuan batas ukur yang dipergunakan. Saklar putar (range selesctor

switch ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVOmeter.

Page 11: makalah avometer

8

2. Terminal + dan –Com terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC

Volt, DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna

hitam untuk -

3. Pointer (jarum Meter) adalah jarum meter adalh sebatang pelat yang

bergerak kekanan dan kekiri yang menunjukkan besaran/nilai.

4. Mirror (cermin) sebagai batas antara Ommeter dengan Volt-Ampermeter.

5. Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

6. Zero Adjusment adalah pengatur/penepat jarum pada kedudukan nol

ketika menggunakan Ohmmeter.

7. Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas

kemampuan alat ukur.

8. Kotak Meter, adalah Kotak/tempat meletakkan komponen-komponen

AVOmeter.

Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current

Volt), yaitu VOLTMETER untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran

tukar. Batas ukur ini dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500

V, 0 – 1000 V.

Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan

batas ukur OHMMETER yang dapat digunakan untuk mengukur nilai

tahanan dan baik buruknya alat-alat dalam “pesawat”. Pada bagian ini

terdapat batas ukur, yaitu misal : x1, x10, x100, x 1K, x 10K.

Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (DIRECT CURRENT

VOLT) yang merupakan bagian dari VOLTMETER, yaitu bagian yang

digunakan khusus untuk untuk mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur

DCV dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.

Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0 – 10 V.

Bila di atas 12 Volt dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0 – 50 V.

Jika di atas 50 Volt di bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0 – 250 V.

Bila di atas 250V dibawah 500V digunakan batas ukur 500 Volt.

Page 12: makalah avometer

9

Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V digunakan batas ukur 0 –

1000 V. Jika lebih dari itu maka tidak boleh menggunakan Volt meter secara

langsung.

Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk

mengukur besarnya kuat arus listrik. Batas ukur dibagi atas, misal 0 – 0,25

mA, 0 – 25 mA, 0 – 500 mA. Bila menggunakan alat ukur ini pertama-tama

letakkanlah saklar pada batas ukur yang terbesar/tertinggi, kemudian di

bawahnya sehingga batas ukur yang digunakan selalu lebih tinggi dari arus

yang kita ukur.

Catatan :

1. Setiap kali menggunakan AVO-meter harus memperhatikan batas ukur

alat tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih

besar daripada yang hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat

ukur AVO-meter dapat mengakibatkan kerusakan.

2. AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt,

jangan dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga

sebaliknya. Ohmmeter tidak boleh dipergunakan untuk mengukur

tegangan listrik baik DC maupun AC Volt karena dapat mengakibatkan

rusaknya alat ukur tersebut. Jadi pemakaian alat ukur harus sesuai dengan

fungsi alat ukur tersebut

3. Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka0 pada skala DcmA,

DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter

posisi jarum nol di bagian kanan.

2.5 Cara Mengukur

1. Cara mengukur Tegangan DC

1) Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC

(V=)

2) Asas Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus

dipilih batas yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan

diukur. Misalkan tegangan yang akan diukur 6.5V, maka batas ukur

yang harus dipilih adalah 10V. Tidak boleh memilih batas yang lebih

Page 13: makalah avometer

10

kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas

maksimum dan dapat merusak moving coil.

3) Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah

disambungkan kepada bagian positif dan kabel hitan disambungkan

pada bagian negative. Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan

pararel.

Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan

bergerak kekiri

4) Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti.

Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus

dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada

cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax)

2. Mengukur Tegangan AC

1) Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC

(V˜)

2) Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 at au 300). Batas ukur yang

dipilih harus yang sama atau lebih b esar dari tegangan yang akan

diukur, Misalkan tegangan yang aka n diukur 220V, maka batas ukur

yang harus dipilih adalah 300V.Tidak boleh memilih batas yang

lebih kecil, karena jarum penu njuk akan bergerak melewati batas

maksimum dan dapat merusak moving coil.

3) Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel.

Untuk tegagan AC kabel merah dan hit an dapat bebas

Page 14: makalah avometer

11

disambungkan kepada sumber tegangan positif atau negative, karena

tegangan AC tidak mempunyai polaritas.

4) Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti.

Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus

dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada

cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax).

3. Cara Mengukur Arus DC

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan,

dimana rangkaian untuk mengukur arus dipasang dengan cara serie

dengan beban. Beban dapat berupa resistor, lampu atau lainnya.

a. Atur selector pada posisi Arus DC ( A=)

b. Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus

yang akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar

tidak merusak meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu

jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan

yang kurang akurat.

c. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie

pada kabel negative atau pada kabel positif (sesuai gambar). Apabila

pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak

kekiri.

d. Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi

jarum.

Page 15: makalah avometer

12

4. Mengukur Resistansi

Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi

suatu komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan

berapakah besar nilai Resistansinya.

Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat,

hitam, merah dan toleransi emas artinya resistor tersebut mempunyai

nilai resistansi sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya

resistor tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih

diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950 sampai 1050 ohm.

Cara mengukurnya sebagai berikut :

a. Atur selector switch pada posisi ohm

b. Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000

(sesuaikan dengan nilai resistor)

c. As Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter

bergerak kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada

skala maksimum dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya

agar pembacaan meter dapat / sesuai dengan skala dan range yang

dipakai.

d. Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik

pada ke dua kaki resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna

kabel

e. Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan

pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada

Page 16: makalah avometer

13

skala 10 dan batas ukur menggunakan x 100, maka nilai resistor

tersebut adalam 1000 ohm

5. Menguji Kapasitor / Kondensator

Sebelumnya muatan kondensator didischarge. Dengan jangkah

pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POS dan hitam pada

MIN.

Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara

berangsur-angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik. Bila jarum

tidak bergerak, kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan

tidak balik, kemungkinan kondensator bocor.

Untuk menguji elco 10 F jangkah pada x10 k atau 1 k. Untuk

kapasitas sampai 100 F jangkah pada x100, di atas 1000 F, jangkah x1

dan menguji kondensator non elektrolit jangkah pada x10 k. Menguji

Hubungan Pada Circuit / Rangkaian

Page 17: makalah avometer

14

Suatu circuit atau bisa juga kumparan trafo diperiksa resistansinya, dan

koneksi baik bila resistansinya menunjukkan angka NOL.

6. Menguji Dioda

Dengan jangkah OHM x1 k atau x100 penyidik merah ditempel

pada katoda (ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke

kanan. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum

harus tidak bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode

rusak.

Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana

anoda dan mana katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.

Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan

circuit pada gambar 10. Bila tegangan katoda anoda 0.2 V, maka

kemungkinan dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda

silicon.

Page 18: makalah avometer

15

7. Menguji Transistor

Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung,

sehingga prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor.

Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100,

penyidik hitam ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum

harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor,

jarum harus ke kanan lagi.

Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor,

jarum harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke

Emitor jarum juga harus tidak menyimpang.

Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel

pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang

ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu

peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.

Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik

merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke

kanan. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum

arus menyimpang ke kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian

NPN.

Page 19: makalah avometer

16

Kita dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana

Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah

jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi

pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu

transistor.

Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan

transistor. Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila

voltage 0.2 V germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon

8. Menguji FET

Penentuan jenis FET dilakukan dengan jangkah pada x100

penyidik hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum

menyimpang, maka janis FET adalah kanalP dan bila tidak, FET adalah

kanal N.

Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar.

Jangkah diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum,

Page 20: makalah avometer

17

resistansi harus kecil. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak

terhingga. Bila peristiwa ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak.

9. Menguji UJT

Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch,

UJT kalau masih bisa on off berarti masih baik.

Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan

harus kecil. Setelah potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai

posisi tertentu dan kalau diputar terus jarum tetap disitu. Bila jarum

diputar pelan-pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu tiba-

tiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai

minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT

masih baik

2.6 Metode Pengukuran

Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan

suatu alat ukur yang disebut AVOMeter, dengan menggunakan AVOMeter

kita dapat mengetahui baik tidaknya suatu jalur menggunakan fasilitas

pengukuran Ohm “?”.

Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan

diberikan kepada jalur tersebut. Perlu anda ketahui bahwa didalam

AVOMeter sudah terdapat sumber arus yang berasal dari sebuah battery yang

telah dipasang didalam AVOMeter, sehingga pada waktu pengukuran

tegangan battrey ini akan mengalir pada rangkaian yang diukur, walaupun

hanya dapat memberikan arus yang sangat rendah.

Page 21: makalah avometer

18

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat

dilakukan dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan

pengukuran secara seri. Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan

tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara tersebut. Agar dapat

lebih dipahami lagi ikuti keterangan dibawah ini:

1. Teknik Pengukuran Pararel

Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur

besaran arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat

pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi

(Jarum AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO

Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak

akan ada arus listrik yang dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi

bila terdapat nilai resistansi yang kecil (Jarum AVO Meter akan bergerak

lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang akan mengalir pada jalur

tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter

hanya bergerak sedikit saja ke arah kanan) maka makin kecil arus yang

akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi bila AVO-Meter

tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun)

maka tidak terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut.

Page 22: makalah avometer

19

Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai

resistansi maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak

terdapat arus yang disebabkan karena terdapat komponen yang

bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu

cara pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa

kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.

2. Teknik Pengukuran Seri

Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak

mempunyai arus, sebaiknya anda jangan dulu mengambil kepastian

bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara

pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk

mengetahui komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada

prakteknya anda akan mengukur satu persatu disetiap komponen yang

akan dilalui oleh jalur tersebut.

Metode pengukuran secara seri dapat diperlihatkan pada gambar dibawah

ini:

Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan

menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri

dilakukan untuk mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila

hasil pengukuran menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka jalur

Page 23: makalah avometer

20

tersebut tidak terhubung dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran

AVO-Meter tidak bergerak sedikitpun dipastikan jalur tersebut telah

putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer menunjukan “0 Ohm” (

Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan). Seperti gambar

dibawah ini:

Page 24: makalah avometer

21

BAB III

PENUTUP

2.1 Simpulan

Avometer adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi

yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter,

sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi

disebut Ohm meter.

Avometer atau multimeter dibagi menjadi dua yaitu avometer analog

dan avometer digital. Multimeter analog menggunakan tampilan dengan

penunjukkan jarum ke range-range yang kita ukur dengan probe sedangkan

multimeter digital atau Digital Multimeter hampir sama fungsinya dengan

multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka

digital.

Bagian-bagian dari avometer itu sendiri adalah Papan skala, Jarum

penunjuk, Tombol pengatur jarum penunjuk nol, Pemutar jarum, Zero ohm

ajusment, LED indicator, Selektor putar, Lubang probe hitam, Lubang probe

merah

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat

dilakukan dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan

pengukuran secara seri. Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan

tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara tersebut

2.2 Saran

Avometer merupakan alat ukur listrik yang sangat sering digunakan

maka dari itu saya menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya, jangan

menggunakan alat itu dengan sembarangan, gunakanlah dengan benar dan

sesuai dengan fungsinya.

Page 25: makalah avometer

22

DAFTAR PUSTAKA

Yoshrizal. 2009. Avometer Kenali Fungsi Dasar, (online),

(http://mengenalavometer.blogspot.com/2007/08/avometer-kenali-fungsi-

dasar.html, diakses 20 Februari 2009).

Doanco. 2009. AVOMETER, (online), (http://doanco.blogspot.com/2008/10/avo-

meter.html, diakses 20 Februari 2009).

Fanfan, Del. 2009. Metode Pengukuran, (online),

(http://ipanbnagcell.blogspot.com/2008/09/metode-pengukuran.html, diakses

20 Februari 2009).

Anawinta. 2009. MULTIMETER: ALAT ELEKTRO PENTING!, (online),

(http://anawinta.wordpress.com/2008/02/04/multimeter-alat-elektro-penting/,

diakses 20 Februari 2009).

Sunarto. 2009. TEKNIK PENGUKRAN KOMPONEN & RANGKAIAN

ELEKTONIKA, ( online ) ,

(http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Teknik_Pengukuran_Ko

mponen_%26_Rangkaian_Elektronika, diakses 20 Februari 2009).