makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen
TRANSCRIPT
MAKALAH
MSDM dan KEPEMIMPINAN
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Dan
Hubungan Tenaga Kerja / Manajemen
DISUSUN OLEH :
NANDA SETYAWATI WULANDARI (1313015001)
MARTHA RIA SIAGIAN (1313015005)
SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006)
LUKMAN IBRAHIM (1313015023)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Kepemimpinan tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Hubungan
Tenaga Kerja/Manajemen”.
Makalah ini digunakan mahasiswa semester II program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya, yang
dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam pemahaman materi mata
kuliah tersebut.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar pada para mahasiswa/i.
Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan dan kritik yang datang dari para
mahasiswa dan dosen untuk perbaikan pada periode mendatang.
Dan terima kasih atas sumbang sarannya.
Surabaya, 11 Juni 2014
Penyusun,
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang
ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi
juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu
banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
3
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan
dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta
bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
Rumusan Masalah
Apa itu kesehatan okupasi (kerja) ?
Bagaimana langkah diagnosis penyakit akibat kerja ?
Apa strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan tempat kerja ?
Apa saja penyebab terjadinya kecelakaan kerja ?
Undang-Undang manakah yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan
kerja ?
Tujuan
Mengetahui dan memahami kesehatan pekerja (okupasi)
Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat kerja.
Mengetahui dan memahami manajerial keperawatan okupasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Karyawan
Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-
fisik dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan yang efektif, maka penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka
pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang.
Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru
dan leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis),
dan kecelakaan kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan
gerakan-gerakan berulang-ulang, dan sakit punggung).
Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan
kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis,
penarikan diri, percaya diri yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan
terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam
mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan,
dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele.
Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health)
mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil
dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011).
5
Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja berawal dari OSH
( Occupational Safety and Health ) yaitu: sebuah ilmu disiplin yang peduli dan
melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di
tempat kerja. Setelah adanya OSH disusunlah Occupational Safety and Health Act
yang ditandatangani oleh President Richard M. Nixon pada tanggal 29 Desembar
1970. Undang-undang ini menjadi pencetuas berdirinya badan NIOSH ( National
Institute for Occupational Safety and Health ) dan OSHA ( Occupational Safety and
Health Administration ). Tujuan utama act adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan dan
keselamatan mereka, seperti bahan kimia beracun, bunyi berisik yang mengganggu,
gangguan mekanik, kepanasan atau kedinginan atau lingkungan yang kotor.
Isi dari OSHA itu terdiri dari beberapa point, yaitu :
Mendorong para pemilik dan pekerja perusahaan agar berusaha untuk
mengurangi tingkat resiko di lingkungan kerja mereja dan memancing
mereka untuk menyempurnakan program yang mendukung keselamatan
dan kesehatan pekerja yang sudah ada.
Menyediakan hak dan kewajiban yang terpisah dengan rasa hormat untuk
tercapainya keamanan dan keselamatan kondisi kerja.
Dengan memberikan otoritas kepada sekretaris pekerja untuk
memandatkan pengimplementasian kesehatan dan keselamatan kerja
standard yang diterapkan ke bisnis dan mempengaruhi antar usaha, dan
dengan menciptakan jabatan yang mengurusi kesehatan dan keselamatan
kerja untuk memberikan fungsi keputusan di dalam kegiatan ini.
Dengan membangun dengan baik inisiatif dari pekerja dan pemilik
perusahaan untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
6
Dengan menyediakan penelitian di bidang keselamatan dan kesehatan
termasuk di faktor psikologi, dengan dengan mengembangkan metoda,
teknik dan pendekatan yang inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dengan mencari cara untuk mengetahui penyakit tersembunyi,
memperlihatkan keadaan hubungan umum di antara penyakit dan kerja di
lingkungan, dan mengadakan penelitian lain yang berhubungan denga
permasalahan kesehatan, untuk mengenali fakta bahwa penerapan
standard kesehatan yang sekarang sering berbeda dari yang berada di
dalam penerapan keselamatan.
Dengan menyediakan kriteria kesehatan yang akan menjamin bahwa
pegawai tidak akan menderita penurunan kesehatan, kapasitas fungsional
atau pengharapan hidup sebagai hasil dari pengalaman kerja.
Dengan menyediakan program latihan untuk meningkatkan angka dan
kompetensi dari setiap individu yang menerapkan keselamatan kerja dan
kesehatan.
Dengan menyediakan pengembangan dan penyebaran dan penerapan
standard keselamatan dan kesehatan.
Dengan menyediakan program pelaksanaan yang efektif yang meliputi
perijinan yang menentang pemberian pemberitahuan tingkat lanjut dari
inspeksi atau sangsi apa pun dari individual yang melanggar ketentuan
yang berlaku.
Dengan mendukung pemerintahan setempat untuk mengambil tanggung
jawab tertinggi dari administrasi dan proses penerapan dari hokum
kesehatan dan keselamatan dengan menyediakan hak untuk pemerintah
7
setempat untuk mengidentifikasikan kebutuhan mereka dan bertanggung
jawab di area penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, untuk
mengembangkan perencanaan dalam persetujuan untuk penetapan
kegiatan ini, untuk meningkatkan administrasi dan pelaksanaan dari
penerapan hukum keselamatan dan kesehatan kerja, dan memimpin
projek percobaan dan pendemonstrasian bersama dengan itu.
Dengan menyediakan prosedur pelaporan yang tepat dengan hormat unuk
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang di mana prosedur
tersebut akan membantu tujuan dari kegiatan ini dan secara tepat
menggambarkan kesulitan yang sering terjadi di penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Dengan meningkatkan kebersamaan antara pekerja dan manajemen
sebagai usaha untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit yang
meningkat di kalangan pekerja.
Di dalam OSHA terdapat persyaratan yang harus dilaksanakan sebelum
melakukan pekerjaan, persyaratan itu antara lain :
Perusahaan harus melengkapi setiap individu pekerjanya dan menempatkan
mereka di area yang bebas dari bahaya yang akan menyebabkan kematian atau
bahaya bagi fisik mereka.
Perusahaan mengikuti penerapan standarisasi keselamatan dan kesehatan yang
diumunkan di kegiatan ini.
Setiap individu pekerja harus mengikuti standard peraturan, regulasi dan
pengumuman penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dari kegiatan ini
yang dipakai untuk kegiatan dia sendiri dan berhubungan.
8
Tujuan Dan Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting
untuk diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi
atau lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang
mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan :
1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi.
4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan
Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan
lingkungan kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada
beberapa penyebab kecelakaan kerja yang teridentifikasi :
1. Kecerobohan personal
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam
ligkungan pekerjaan, atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber
dari kecerobohan pribadi telah mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan
9
kecelakaan kerja yang terjadi di organisasi. Tindakan-tindakan personal yang
kurang aman ini meliputi senda gurau yang berlebihan, tidak menggunakan alat
pengaman, menggunakan alat yang tidak sesuai, dan serig tidak mengindahkan
prosedur kerja atau mengambil jalan pintas. Peristiwa tersebut tersebut terjadi
sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi kemungkinan besar disebabkan oleh
kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu tergesa-gesa, kebosanan, stres,
penglihatan yang kurang, suka melamu (daydreaming), kebencian dan
ketidakmatangan emosional.
Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf
kecelakaan biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam
pertama pada hari kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat
daripada kenaikan dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh
kelelahan dan sebagian kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam.
2. Lingkungan fisik
Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor,
tempat parkir, dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga
disebabkan oleh kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini
termasuk hal-hal seperti :
Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
Peralatan yang rusak.
Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan.
Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban.
Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup.
Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara
yang tidak murni
10
3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)
Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah
adanya orang-orang tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini
terjadi mungkin berasal dari sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan
tertentu (misalnya, seorang karyawan yang tidak dapat tidur sepajag malam,
karena mengurus anaknya yang sakit).
4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja
berkualitas rendah, meliputi :
Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas,
otonomi, dan umpan balik yang rendah.
Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu
banyaknya komunikasi satu arah pada para pekerja.
Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja
yang tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.
Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang
gagal mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang
mempegaruhi pemberian imbalan.
Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang
diskriminatif dan bervaliditas redah.
Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat
diberhentikan semuanya.
Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan
keterlibata dalam pekerjaan.
11
Strategi Untuk Meningkatkan Keselamatan Dan Kesehatan Tempat Kerja
Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat
dikembangkan untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan
apakah sebuah strategi berjalan efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian,
tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit daqn kecelakaan sebelum dan sesudah
intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk menentukan tingkat-
tingkatnya.
1) Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan
OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan
penyakit pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan
kecenderungan jangka panjang, termasuk peningkatan atau penurunan
kesehatan pegawai.
Tingkat Kejadian
Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah
kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
Tingkat Kejadian= Jumlahkecelakaandan penyakit x200.000JumlahJam Kerja Pegawai
Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk
setiap juta jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.
12
Tingkat Frekuensi= Jumlahkecelakaandan penyakit x 1.000 .000 jamJumlahJam Kerja Pegawai
Tingkat Keparahan
Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang
karena kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan
rumus berikut.
Tingkat Keparahan= Jumlah jam yangdibebankan x 1.000 .000 jamJumlah JamKerja Pegawai
2) Pencegahan Kecelakaan
Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin
cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan.
Beberapa fitur keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik
adalah pejagaan mesin-mesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus,
lampu peringatan, mekanisme pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.
Ergonomis, Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat
pekerjaan tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis.
Ergonomis merupakan perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan
kemampuan serta batasan fisik dan psikologis pegawai.
Komite keselamatan dan kesehatan, Sekitar 75% perusahaan memiliki
pegawai sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan
utuk melibatkan pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite
keselamatan dan kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-
masalah yang harus diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam
melakukan peningkatan. Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut
13
sangat berguna dalam mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat
kerja.
3) Pencegahan Penyakit
Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan
kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang,
kodisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun.
Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit ini
biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera.
Penyimpanan Catatan, Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan
perusahaan utuk mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta
meyimpan catatan mengenai pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi
informasi yang tepat mengenai penyakit dan paparannya.
Mengawasi Paparan, Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit
di tempat kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang
ada di tempat kerja. Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi
paparan terhadap bahan-bahan berbahaya.
Penyaringan Genetis, Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig
ekstrem dan kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan
menggunakan pengujian genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah
terkena penyakit tertentu, perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk
menghadapkan karyawan yang sensitif dengan kondisi-kondisi yang dapat
diterima oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun.
4) Manajemen Tindakan
14
Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program
yang dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait
pekerjaan. Penekanan utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk
mengurangi ambiguitas yang berhubungan dengan peran pekerjaan yang
berganti secara cepat. Harapannya adalah program ini daopat mengurangi
tekanan yang dialami oleh pegawai.
Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja,
banyak perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan
untuk membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan
membantu pegawai menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat
mengurangi akibat dari kesehatan yang negatif karena paparan jangka panjang.
Mengembangkan keterampilan manajemen waktu adalah salah satu strategi
efektif yang dapat digunakan oleh pegawai untuk mengatasi tekanan
perusahaan.
5) Program Kesehatan
Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya
tetap sehat dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan
pengeluaran perusahaan dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan
kesehatan pegawaiya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan
meningkatkan keuntungan mereka.
Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan
komponen pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya
layanan kesehatan bagi pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih
tinggi daripada biaya untuk pegawai dengan berat badan ormal, dan biaya
15
pengobatan (sering kali dibayar dengan tunjangan resep obat) 77% lebih tinggi.
Lagipula, para pekerja yang kegemukan akan lebih serig abse selama lebih dari
14 hari per tahun.
Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi
hilangnya produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk
merokok, meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta
eningkatkan kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan
dukungan kepada pegawai yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi
yang efektif.
HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang
berinvestasi dalam pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan
bahwa program pencegahan yang efektif memiliki 4 komponen:
Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara
menghindari infeksi HIV.
Pengujian serta konseling gratis dan sukarela.
Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu
penularan HIV.
Pembagian kondom gratis.
Program-Program Untuk Meningkatkan Keselamatan
Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan
pencegahan terjadinya kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi
seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran utama program keselamatan adalah
dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya tentang keselamatan.
16
Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat
karyawan lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat
disajikan agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :
1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan
kepada manajemen puncak dan menengah.
2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung
jawab manajer operasional. para manajer operasional sebaiknya
mempertimbangkan bahwa keselamatan itu merupakan bagian integral dari
pekerjaan mereka.
3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan
harus yakin bahwa program keselamatan itu bermanfaat.
4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program
keselamatan dan bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer
sumber daya manusia atau anggota staf sumber daya manusia memiiki
tanggung jawab utama terhadap program keselamatan.
Program Promosi
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan
keselamatan :
Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan
pekerjaan akan membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan
stress. hal itu dapat menyebabkan kecelakaan. sering perubahan-
perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga pekerjaan dapat lebih
berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan lebih
menarik biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan,
dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.
17
Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan
operasional dan mewakili manajemen. Tugas yang biasa dilakukan
oleh komite keselamatan meliputi pemeriksaan, mengamati
pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat
rekomendasi.
Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada
kelompok kerja atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan
terbaik untuk periode waktu tertentu.
Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan
perlu diinformasikan.
Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi.
gambar, sketsa, dan kartun dapat efektif jika disajikan sebagai
sosialisasi pengetahuan keselamatan.
Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan
manajer untuk memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.
Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara
periodik.
Teknik Dalam Program Kesehatan Dan Keselamatan
Analisis Bahaya Kerja
Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis
suatu tugas dan bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari
pelaksanaan suatu tugas tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan
langkah-langkah kerja yang lebih aman dengan tujuan mencegah bahaya-
bahaya potensial tersebut.
18
Ergonimika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang
meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang
digunakan, serta lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu
disesuaikan adalah mesin-mesin dan lingkungan kerjanya terhadap
karakteristik para karyawan, bukan sebaliknya.
Fokus Program Keselamatan Kerja
Perilaku Kerja
Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja.
Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan
kerja, mulai dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.
Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program
keselamatan kerja.
Kondisi Kerja
Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman,
misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman.
Undang-Undang Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
1. Keselamatan dan kesehatan kerja;
2. Moral dan kesusilaan; dan
19
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 87 UU no 13/2003
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
20
HUBUNGAN TENAGA KERJA / MANAJEMEN
Pengertian Hubungan Tenaga Kerja
Organisasi para karyawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau
menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melalui kegiatan-kegiatan
kolektif, kepentingan-kepentingan sosial, ekonomi dan politik para anggotanya.
Merupakan wadah bagi karyawan sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam
perusahaan.
Hubungan tenaga kerja adalah merupakan suatu hubunganyang timbul
antara pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak
yang bersangkutan. Pekerja menyatakan kesangupan untuk bekerja pada
pengusaha dengan menerima upah dan sebaliknya pengusaha menyatakan pula
kesanggupannya untukmempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Dengan
demikian hubungan kerja yang terjadi antara pekerja dan pengusaha
adalahmerupakan bentuk perjanjian kerja yang pada dasarnya memuat hak
dankewajiban masing-masing pihak.
Didalam pemeliharan hubungan kerja, terdapat tiga unsur yaitu :
Kerja, Didalam hubungan kerja harus adapekerja tertentu sesuai
perjanjiankarena itulah hubungan ini dinamakan hubungan kerja.
Upah, Setiap hubungna kerja selalu menimbulkan hak dan
kewajibandiantarakedua belah pihak dengan berimbang. Dalam
hubungan kerjaupah adalah merupakan salah satu unsur pokok yang
menandaiadanya hubungan kerja. Pengusaha berkewajiban
membayar upahdan pekerja berhak atas upah dari pekerja yang
dilakukannya.
21
Perintah, Didalam hubungan kerja harus ada unsur perintah yang
artinya yangsatu pihak berhak memberikan perintah dan pihak yang
lainberkewajiban melaksanakan perintah. Dalam hal ini
pengusahaberhak memberikan perintah kepada pekerja dan
pekerjaberkewajiban mentaati perintah tersebut.
Tujuan pemeliharaan hubungan kerja
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Serikat Karyawan Penting Bagi Karyawan
Serikat karyawan memastikan dan memperjuangkan karyawan memperoleh
kompensasi yang adil & layak dari perusahaan yang mempekerjakannya.
Serikat karyawan memastikan dan memperjuangkan karyawan diberikan
kondisi kerja yang lebih baik.
Serikat karyawan memperjuangkan karyawan memperoleh haknya secara
adil.
Serikat karyawan melindungi karyawan dari tindakan sewenang-wenang
manajemen perusahaan.
22
Serikat karyawan memperjuangkan karyawan memperoleh kepuasan kerja
dan peluang untuk berprestasi di perusahaan.
Konsep Pergerakkan Serikat Karyawan
BUSINESS UNIONISM
Misi pergerakan adalah untuk melindungi para karyawan, meningkatkan
kesejahteraan, menuntut kenaikan gaji, dan memperbaiki kondisi-kondisi
kerja.
SOCIAL UNIONISME
Misi pergerakan tertuju pada kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial,
ekonomi, dan politik yang lebih luas.
Kerjasama Serikat Karyawan-Manajemen
Sikap kerjasama harus dikembangkan pada kedua belah pihak agar
organisasi dapat berjalan lancar dan tercapai pemenuhan kepentingan yang
saling menguntungkan (harus ada sikap proaktif dari departemen SDM).
Manajer SDM dapat mengembangkan kerjasama antara perusahaan dan
serikat karyawan, melalui :
a. Konsultasi awal - membahas masalah-masalah sebelum menjadi
keluhan yang lebih formal.
b. Perhatian - perhatian yg serius terhadap masalah-masalah dan
kesejahteraan karyawan.
c. Panitia-panitia Kerja Bersama - yang memungkinkan kedua belah
pihak mencari penyelesaian masalah2 yang sering timbul.
d. Program-Program Latihan
23
e. Pihak Ketiga.
Asas-Asas Pemeliharaan Hubungan Kerja
Asas manfaat dan efesiensi pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan
memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.
Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan,
kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus
diprogram dengan baik supaya tidak sia-sia.
Asas kebutuhan dan kepuasan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus
menjadi dasar programpemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya
tujuanpemeliharaan, kesehatan, dan sikap karyawan baik, sehingga
merekamau bekerja secara efektif dan efesien menunjuang tercapainyatujuan
perusahaan.
Asas Keadilan dan KelayakanKeadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan
asas programpemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan kelayakan
akanmenciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-
tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama, dan semangat kerjanyameningkat.
Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberianpemeliharaan akan tercapai.
Asas Peraturan LegalPeraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-
undang,Keppres, dan keputusan mentri harus dijadikan asas program
pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari konflik dan
intervensi serikat buruh dan pemerintah.
Asas Kemampuan Perusahaan Kemampuan perusahaan menjadipedoman
dan asas program pemeliharaan kesejahteraan karyawan.Jangan sampai
24
terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya
perusahaan.
25
BAB. III
PENUTUP
Demikian makalah Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kepemimpinan
tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Hubungan Tenaga
Kerja/Manajemen” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
kurang lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
26
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional.
Sedangkan dalam hubungan tenaga kerja dibutuhkan strategi dalam
pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting,
supayapelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi
perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuaidan efektif
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan,kesehatan, dan sikap
loyal karyawan hendaknya dengan metode yangefektif dan efesien supaya tercapai
manfaat yang optimal.
27
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Henry Simamora. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 3), STIE
YKPN : Jogjakarta
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja.html
http://www.slideshare.net/LylyArta/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja
http://apasihmaumu.blogspot.com/2012/06/hubungan-tenaga-kerja-sdm.html
28