makalah bab 7
DESCRIPTION
akpriTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Dalam riset seringkali kita mengaitkan antara metodologi dan filsafat, sering kita
menghubungkan dua hal tersebut dan menganggapnya saling berhubungan. Fungsi filsafat
sendiri adalah untuk pengujian metode sehingga menghasilkan ilmu yang valid sedangkan
fungsi metodologi adalah lebih kepada prosedur yang akan digunakan dalam penelitian atau
riset agar menghasilkan ilmu yang valid juga. Riset sendiri diartikan sebagai bentuk
pengamatan pada data dan fakta yang ada untuk menjawab suatu permasalahan yang ada dan
juga gejala gejala yang muncul dari masalah tersebut. Sedangkan bila diartikan menurut
istilah akuntansi keperilakuan riset merupakan metode studi yang dilakukan berdasarkan
aspek keperilakuan hingga memperoleh pemecahan dari masalah tersebut. Tentunya dalam
riset pasti ada motivasi dan tujuanya dan pada umumya motivasi dilaksanakannya suatu riset
adalah adanya keinginan seseorang untuk pemecahan suatu masalah yang ada dan tujuannya
adalah untuk mengetahui jawaban tentang suatu masalah tersebut dan juga untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang akuntansi keperilakuan. Manfaat
dilakukannya riset ini adalah untuk pembrian gambaran terkini tentang bidang baru,
pengklasifikasian kesenjangan dan juga pembandingan riset melalui sub bidang yang ada
dalam akuntansi. Dalam riset akuntansi ada strategi yang disebut ruplikasi yang merupakan
penggabunagn antara duplikasi dan repetisi yang memiliki arti riset yang dilakukan secara
sengaja. Dalam implikasi ada empat alasan yaitu menguji temuan riset, menguji validitas
temuan riset dengan populasi berbeda, menguji kecenderungan atau perubahan dan menguji
temuan penting dengan metode berbeda.
Tahap awal dilakukanya riset yaitu dengan penemuan masalah yang meliputi identifikasi
dan pengelompokan masalah kemudian pemecahan masalah dengan mengetahui hal atau
masalah apa yang terjadi akan tetapi harus diawali dengan penjajakan permasalahan terlebih
dahulu dengan pengajuan pertanyaan awal. Masalah yang diambil pun pastinya sangat
beragam tergantung kemampuan dan tingkat riset yang dilakukan.dalam memulai riset
tentunya kita harus tau cara dasar penentuan atau menyatakan dasar permasalahan karena hal
ini digunakan untuk pengembangan pertanyaan pertanyaan dalam riset yang akan dilkukan
pada suatu masalah. Setelah itu juga kita harus mengetahui cara perumusan pertanyaan dan
akuntansi keperilakuan mungkin memecah masalah ke dalam sub sub pokok masalah. Setelah
mengetahui dasar permasalahan tentunya kita juga harus mengetahui sumber penemuan
masalah. Dalam akuntansi perilaku dapat ditelusuri dari berbagai aspekdan secara umum
dikelompokan dalam dua apsek yaitu pengalaman pribadi dan tinjauan dari literature riset.
Dalam riset tentunya ada kendala kendala yang harus dihadapi khususnya dalam penemuan
masalah dan sering hal inilah yang membuat stress dalam riset. Agar tidak terjadi masalah
masalah itu tentunya kita harus memahami teori yang biasanya menerangkan gejala atau hal
hal mengapa suatu masalah bisa terjadi. Teori ini digunakan juga untuk proses penyusunan
pertanyaan yang harus juga memiliki konsep, kontruksi dan definisi.dalam riset ada variabel
variabel yang juga harus diperhatikan dan harus ada yaitu variabel dependen dan independen.
Selain itu ada juga variabel moderasi dan intervensi yang masing masing mempunyai arti
tersendiri.
Dalam perkembangan riset ada istilah proporsi dan hipotesis dan dalam riset para ahli
tidak sependapat bila hal ini disamakan karena proporsi lebih mengarah pada konsep yang
dipertimbangkan sedangkan hipoteisi merupakan jawaban sementara. Hipotesis ini tidak
membatasi ilmu riset dan hipotesis ini bisa diungkapkan, akan tetapi juga harus berdasarkan
data data yang harus dikumpulkan. Jenis data sendiri ada beberapa macam yaitu data subjek,
data fisik, data documenter, sumber data, data primer dan data sekunder. Karena dalam riset
akuntansi perilaku hal hal yang diukur merupakan perilaku atau sifat seseorang dan tidak ada
alat ukur yang pasti maka harus ada pengukuran tentang validitas dan keandalan. Supaya riset
ini dapat akuran dan bisa diterima. Selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah
pengumpulan data yang dapat melalui survey yang diartikan interaksi langsung antara
peneliti dengan responden, kemudian observasi yang diartikan proses pencatatan perilaku
manusia dan yang ketiga pemilihan responden dengan penentuan populasi kemudian
penentuan sampel. Jenis sample sendiri ada probabilitas dan non-probabilitas. Intrumen yang
digunakan dalam riset ini biasanya berupa kuesioner dan bila ingin mendapat hasil maksimal
maka desain kuesioner harus yang baik agar responden bersikap kooperatif dan mau
menjawab pertanyaan yang ada. Selain itu peneliti juga harus menetapkan hal hal esensial
yang memang harus dijawab responden. Setelah semua terlaksana maka setelah itu dilakukan
analisis data dengan alat alat analisis sesuai kebutuhan dan jika ini telah dilakukan tahan
akhir adalah penyusunan laporan riset yang berisi tentang tahap persiapan sampai intrepretasi
dan penyimpulan hasil analisis.
A. Apa Yang Dimaksud dengan Riset
Semua orang yang mencurahkan perhatiannya pada sesuatu dan mengamati fakta-fakta
yang terdapat di dalamnya tentu didorong oleh suatu keinginan untuk mengetahui dan
memahami fakta-fakta yang terdapat di dalamnya tentu didorong oleh suatu keinginan untuk
mengetahui dan memahami fakta-fakta yang diamati secara lebih mendalam tersebut. Sebagai
konsekuensinya, kegiatan tersebut pada hakikatnya akan memunculkan berbagai pertanyaan.
Pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab masalah
denga menggunakan pengetahuna merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh karena itu, riset
dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah-
masalah serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau
gejala dari masalah tersebut.
Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas
terhadap permasalahan yang akan dipecahakan. Hal ini sering disebut suatu rencana untuk
menjawab pertanyaan. Riset aplikasi berkaitan dengan penyelesaian masalah-masalah yang
spesifik. Riset yang murni maupun mendasar adalah riset yang berkenaan dengan perbaikan
terhadap pemahaman mengenai hal-hal khusus atau istimewa. Riset menggunakan metode
khusus sehingga tidak bias dan mempunyai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Riset yang dilakukan juga dapat berbeda dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan
untuk suatu fenomena yang sama pada lingkungan dan waktu yang berbeda. Hal ini terutama
terjadi pada riset-riset sosial.
B. Istilah Riset Akuntansi keperilakuan
Secara subtansial, istilah “riset” yang digunakan dalam akuntansi keperilakuan tidak
berbeda dengan istilah-istilah riset pada umumnya yang digunakan oleh para peneliti di
bidang lainnya. Prinsip “riset” hanya digunakan untuk menjelaskan dan memberikan
gambaran umum tentang penelitian.
Menurut David H Penny, Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai
jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta
Menurut J. Suprapto, Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan
yangdijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati,
sertasistematis.
Menurut Sutrisno Hadi, Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Menurut Mohammad Ali, Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui
penyelidikanatau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu,
yang dilakukansecara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Tuckman mendefinisikan penelitian (research): a systematic attempt to provide answer
toquestion yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan
jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-
langkahtertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori,
prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya,
yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Dari definisi-definisi di ata maka dapat ditarik kesimpulan bahwa riset akuntansi
keperilakuan merupakan suatu penyelidikan yang terorganisasi. Dalam definisi tersebut,
penekanan diletakkan pada sistem asuhan sebagai atribut-atribut yang esensial (mutlak).
Dalam melakukan riset, setiap orang mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda,
diantaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing.
C. Motivasi dan Tujuan Riset
Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Adapun tujuan umum seseorang dalam melakukan riset adalah untuk
mengetahui jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut. Berbagai literatur menjelaskan
bahwa motivasi dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama, yakni riset pada
prinsipnya ditimbulkan oleh dua sisi yang saling berkaitan.
Riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia dalam meningkatkan
pengetahuannya mengenai sesuatu. Satu sisi lainnya, riset dilakukan seseorang karena
keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Tujuan riset akuntansi keperilakuan sendiri menekankan pada hubungan akuntansi
dengan perilaku manusia maupun desain, konstruksi, dan penggunaan suatu sistem informasi
akuntansi yang efisien, serta dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Secara spesifik terdapat lima tujuan utama dalam riset yaitu:
1. Menggambarkan fenomena,
2. Menemukan hubungan,
3. Menjelaskan fenomena,
4. Memprediksi kejadian-kejadian yang mendatang, dan
5. Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian.
Hal ini biasanya merupakan langkah pertama dalam suatu penyelidikan khusus. Suatu
perencanaan terhadap riset terkadang akan dilihat hanya berdasarkan pada penjelasan
informasi.
D. Manfaat dan Pentingnya Riset
Manfaat merupakan kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu. Manfaat
riset mengungkapkan harapan tentang apa saja hasil, kontribusi, sumbangan yang dapat
diperoleh dari riset tersebut dan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-
pihak terkait. Terdapat beberapa manfaat dari riset, yaitu:
1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang
yang baru diperkenalkan.
2. Membantu mengidentifikasikan kesenjagan (gap) riset.
3. Meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sub bidang
akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem informasi
akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.
E. Replikasi
Replikasi merupakan pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja
dengan menggunakan prosedur-prosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi
menggunakan objek yang berbeda. Pengulangan riset dimaksudkan untuk menetapkan
validitas atau memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang kesimpulan riset terdahulu.
Dalam riset keperilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan pengalaman-
pengalaman yang bersentuhan dengan ilmu ekstata. Riset yang penting biasanya selalu
direplika sebelum menemukan temuan yang dapat diterima masyarakat ilmiah. Oleh karena
itu ada beberapa alasan logis dilakukannya replikasi yang akan dibahas berikut ini.
1. Menguji temuan umum riset
Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti baru, atau berbeda
dengan hasil riset sebelumnya. Banyaknya replikasi bermanfaat, karena temuan riset
tersebut dapat membantu mengonfirmasi bukti-bukti baru riset.
2. Menguji validitas temuan riset dengan populasi berbeda
Masalah utama riset keperilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang
dirpresentasikan dalam populasi. Tanpa replikasi, peneliti tidak mampu menemukan
derajat tingkat temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi berbeda.
3. Menguji kecenderungan atau perubahan waktu
Banyak dari peneliti ilmu pengetahuan keperilakuan yang sebagian bergantung pada
lingkungan dimana individu-individu berfungsi. Maka dari itu, temuan atas riset sikap
rasial yang dianggap valid dua puluh tahun lalu kemungkinan tidak valid lagi saat ini.
Riset ulang bermanfaat untuk menguji temuan-temuan dan mengidentifikasi temuan
terdahulu.
4. Menguji temuan-temuan penting menggunakan metodologi berbeda
Dalam beberapa proyek riset, terdapat kemungkinan yang diamati, yaitu penggunaan
metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran di antara fenomena yang dipelajari.
Kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang
digunakan. Oleh karena itu, replikasi sangat bermanfaat pada repetisi riset dengan
metodologi yang berbeda.
F. Mengenal Masalah
Pada umumnya riset mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan
masalah. Penemuan masalah dalam riset meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan
masalah atau pemilihan pokok masalah, dan perumusan atau formulasi masalah. Penentuan
masalah merupakan bagian sulit dan krusial, karena masalah riset memengaruhi strategi
dalam pemecahan masalah.
Masalah adalah sebuah kalimat pertanyaan yang menanyakan. Kebanyakan kasus suatu
masalah memiliki dua variable atau lebih. Suatu masalah yang tidak memuat implikasi dari
pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakannya, bukanlah masalah ilmiah. Ini bukan
hanya berarti adanya pernyataan tentang suatu hubungan aktual, melainkan juga adanya
kemungkinan pengukuran variabel-variabel hubungan itu dengan cara tertentu.
G. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam riset yang diambil peneliti biasanya beragam. Oleh karena itu, untuk
lebih memahami berbagai jenis masalah dalam riset akuntansi keperilakuan, berikut berbagai
jenis masalah dalam riset ini :
1. Masalah-masalah yang ada saat ini di berbagai subbidang akuntansi keperilakuan
yang memerlukan penyelesaian.
2. Area-area tertentu dalam subidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan
pembenahan atau perbaikan.
3. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjelaskan atau
memprediksi suatu fenomena.
4. Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.
H. Menyatakan Dasar Permasalahan
Dasar permasalahan riset dimulai dari usaha untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan keperilakuan dengan merinci pertanyaan dasar ke dalam pertanyaan yang lebih
khusus. Pertanyaan-pertanyaan yang dirinci tersebut dapat dikatakan sebagai hasil dari proses
hierarki pertanyaan riset akuntansi keperilakuan. Proses hierarki dimulai dari cara
mengidentifikasi permasalah akuntansi keperilakuan, mengembangkan pertanyaan, membuat
pertanyaan riset, melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan, mengukur pertanyaan, serta
membuat keputusan.
Setelah peneliti telah memahami cara membuat pertanyaan riset melalui proses
berikutnya adalah memahami cara merumuskan pertanyaan riset. Ada tiga tahapan yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Menemukan permasalahan akuntansi keperilakuan, bagian ini peneliti
mengidentifikasi gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah maupun kesempatan.
2. Menemukan pertanyaan akuntansi keperilakuan, pada bagian ini peneliti
mengumpulkan informasi penyelidikan.
3. Menemukan pertanyaan riset, pada bagian ini beberapa pertanyaan riset dirumuskan,
setiap pertanyaan merupakan alternatif tindakan dari riset.
I. Kesalahan Umum dalam Penemuan Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, ketika berada dalam proses menemukan masalah,
periset sering mengalami kendala maupun hambatan-hambatan. Kendala ini terkadang
mengakibatkan stres yang dapat menurunkan motivasi si periset untuk melanjutkan riset. Jika
ditelusuri lebih terperinci, terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan oleh si periset dalam
menentukan masalah. Berikut beberapa kesalahan umum yang dilakukan:
1. Periset mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas;
2. Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai
dengan data yang tersedia;
3. Periset merumusakan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu,
sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset;
4. Periset menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil riset sebelumnya
dengan topik sejenis sehingga masalah riset tidak didukung oleh kerangka teoritis yang
baik;
5. Periset memilih masalah riset yang hasilnyakurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
J. Memahami Teori
Teori bisa berbeda dengan hipotesis karena kekeliruan. Pebedaan tersendiri yang
membedakan teori dan hipotesis adalah satu dari tingkatan yang kompleks dan abstrak. Pada
umumnya, teori cenderung kompleks, abstrak, dan melibatkan berbagai variabel. Sebaliknya,
hipotesis cenderung lebih sederhana, variabel proposisinya tebatas, dan melibatkan contoh
yang konkret. Peneliti harus memahami nilai-nilai dari teori. Teori memberikan manfaat
berikut dalam beberapa hal:
1. Teori membatasi cakupan fakta yang harus dipelajari;
2. Teori menghendaki riset yang memungkinkan hasil yang lebih besar;
3. Teori menyarankan suatu sistem bagi peneliti untuk menggunakan data dalam rangka
mengklasifikasikannya dengan cara-cara yang berarti;
4. Teori merangkum pengetahuan tentang suatu obyek dan menyatakan keseragaman yang
berada di luar pengamatan;
5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta lebih lannjut yang harus
ditemukan.
Pemahaman umum tentang teori menyatakan bahwa satu teori menerangkan atau
menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, misalnya mengapa
ditemukan bentuk organisasi dan bukan bentuk yang lain, mengapa manusia cenderung
bertindak seadanya. Dengan demikian, teori dianggap memberi jawaban atas pertanyaan
tentang “mengapa” atau “bagaimana hal tersebut bisa terjadi?”
Ketika kita melakukan riset, kita mencari jawaban untuk mengetahui “apakah yang
seharusnya kita fahami, dijelaskan, dan gejala yang diprediksi.” Kita ingin menjawab
pertanyaan “bagaiman reaksi karyawan jika kita menerapkan skedul kerja yang baru?”
pertanyaan tersebut menghendaki penggunaan konsep, konstruksi, dan definisi.
Konsep
Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang obyek dan peristiwa,
diperlukan landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep dan
konstruksi. Suatu konsep mengungkapkan abstraksi yang tebentuk oleh generelasi dari
hal-hal khusus. Konsep mempunyai karakteristik yang behubungan dengan kejadian-
kejadian, objek, kondisi, dan perilaku. Misalnya, prestasi kerja merupakan konsep yang
mengungkapkan abstraksi dari kemampuan karyawan, antara lain mempromosikan
produk, menjual produk, mencari pangsa pasar baru, memenuhi target, meningkatkan
laba, atau menurunkan biaya. Berbagai perilaku yang teramati digolongkan menjadi satu
dan diungkapkan dengan satu kata, yaitu “prestasi”, “intelegensi”, “agresivitas”, dan
“kejujuran” merupaka konsep-konsep yang digunakan untuk mengungkapkan keragaman
perilaku manusia.
Konsrtuksi
Suatu konsruksi adalah konsep, tetapi pengertian tambahan. Konstruksi dalam riset
tidak hanya diartikan lebih abstrak, tetapi juga menyangkut persepsi orang. Misalnya,
istilah “intelegensi” dapat dikatakan sebagai sebuah konsep. Konsep tentang intelegensi
menerangkan suatu abstraksi dari observasi tentang ikhwal yang dianggap atau diduga
sebagai perilaku cerdas atau tidak cerdas. Akan tetapi, sebagai konstruksi ilmiah, arti
“intelegen” lebih dan kurang dari arti intelegensi sebagai konsep. Sebagai digunakan
dalam riset ilmu sosial, konsruksi merupakan suatu gambaran atas ide khusus yang
diciptakan untuk tujuan riset guna membangun teori. Konstruksi dibangun berdasarkan
konsep-konsep yang sederhana, khususnya ketika ide atau gambaran yang kita maksud
untuk diberitahukan bukan merupakan subjek langsung untuk diobservasi.
K. Variabel
Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Kalau
diekspresikan secara berlebihan, variabel adalah suatu yang bervariasi. Apabila konstruksi
yang sedang kita kaji adalah gender, maka nilai yang dilekatkan pada varibel, misalnya x
adalah 0 dan 1, dimana nilai 1 untuk salah satu jenis kelamin, sementar nilai 0 adalah untuk
jenis kelamin lainnya.
Variabel Independen dan Variabel Dependen
Variabel independen disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yang
dipandang sebagai penyebab muncuknya variabel dependen yang diduga sebagai
akibatnya. Oleh karena itum variabel dependen atau variabel terikat dapat dikatakan
sebagai jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.
Variabel Moderasi
Dalam riset, hubungan sederhana membutuhkan syarat untuk memperbaiki penyebab
dari variabel-variabel lain. Dalam hal ini, variabel tersebut dikatakan sebagai variabel
moderasi. Variabel moderasi adalah variabel independen kedua yang dipercaya
mempunyai kontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh ketidakpastian
terhadap keaslian hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Variabel Intervensi
Variabel intervensi merupakan suatu mekanisme konseptual dimana variabel
independen dan variabel moderasi mempengaruhi variabel dependen. Variabel intervensi
didefinisikan sebagai faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang
diobservasi, tetapi tidak bisa dilihat, diukur atau dimanipulasi. Variabel tersebut terletak
di antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel tersebut
berperan sebagai mediasi dalam hubungan antara variabel independen dengan variabek
dependen.
L. Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis
Proposisi didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang konsep-konsep yang dapat
dipertimbangkan. Proposisi dapat menjadi sebuah kebenaran atau juga suat kebohongan
apabila mengacu pada fenomena yang diobservasi, dimana proposisi diformulasikan untuk
diuji secara empiris sebagai hipotesis. Sementara itu, hipotesis didefinisikan sebagai jawaban
sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan. Hipotesis selalu mengambil bentuk
pernyataan (deklarative) yang pada umumnya mampu menghubungkan variable yang satu
dengan lainnya secara umum maupun khusus. Hipotesis harus mampu menjadi landasan logis
dan menjadi arah bagi pengumpulan data dan proses penelitian itu sendiri serta mampu
menjelaskan arah penelitian secara terperinci.
Terdapat beberapa tanggapan negative yang mengaggap hipotesis sudah tidak di
butuhkan lagi dalam riset karena membatasi imajinasi dalam riset atau hipotesis sudah
ketinggalan zaman dan sudah dijelaskan dalam pertanyaan riset. Padahal hipotesis adalah
piranti yang andal dalam mencapai pengetahuan yang andal untuk mengamati fenomena-
fenomena yang tejadi. Debawah ini dijelaskan mengenai kriteria, jenis atau format hipotesis.
Kriteria Hipotesis
Untuk mampu membuat hipotesis dalam riset maka peneliti harus mempertimbangkan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset.
2. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat
diuji secara empiris.
3. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang
lebih kuat disbanding hipotesis saingan.
Menurut Dewey, riset biasanya bermula dari suatu masalah. Riset bermula dari situasi
tidak menentu dimana gagasan-gagasan masih kabur, atau terdapat kebimbangan yang
membuat bingung. Masalah tidak dapat diselesaikan sebelum seseorang mangalami
pengalaman yang membingungkan tersebut.
Jenis Hipotesis
Pada dasarnya hipotesis dirumuskan untuk menghubungkan antara variable
independen dan variable dependen. Rumusaan hipotesis dapat dinyatakan dalam beberapa
bentu, yaitu pernyataan jika maka atau proposisi, hipotesi nol, hipotesis alternative.
M. Pemilihan Data atau Sampel Riset
Untuk mengetahui besaran sampel yang digunakan dalam riset maka peneliti harus
terlebih dahulu mengetahui besaran populasi keseluruhan riset. Dari besar populasi maka
peneliti akan menarik besaran sampel representative yang harus di penuhi agar peneliti
mampu melakukan generalisasi.
Populasi
Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen dari populasi
dimana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen populasi
merupakan subyek berdasarkan pengukuran yang diambil. Elemen polusai merupakan
unit studi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi juga
merupakan keseluruhan kumpulan elemen yang berkaitan dnegan harapan peneliti dalam
mengambil kesimpulan.
Contoh: seorang peneliti ingin menguji komitmen organisasional dan kepuasan kerja
yang menjadi predictor keinginan pegawai untuk pindah. Karena obyek penelitian adalah
Kantor Akuntan Publik (KAP) maka populasi penelitian adalh audior yang bekerja dalam
KAP tersebut. Peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan investigasi
terhadap seluruh populasi karena populasi yang diteliti relative sedikit dan variabelitas
tiap elemen tergolong tinggi. Sensus lebih dipilih untuk menejlaskan karakteristik setiap
elemen dari populasi. Sensu merupakan jumlah keseluruhan elemen dalam suatu
populasi.
Sampel
Sampel merupakan bagian darin jumlah maupun karakteristik yang dimiliki populasi
dan dipilih secara berhati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan penarikan
sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi atau
menguji satu atau lebih hipotesis statistik.
N. Mengapa Menggunakan Sampel?
Terdapat beberapa alasan melakukan pengambilan sampel, antara lain biaya murah,
akurasi hasil yang lebih baik, kecepatan pengumpulan data, dan ketersidaan elemen-elemen
populasi.
O. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data diperlukan untuk menjawab masalah riset dan emnguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Dalam proses pengumpulan di gunakan beragam alat untuk pengumulan data.
Pengumpulan data adlah proses tersetruktur dan terstandarisasi untuk memperoleh data yang
diperlukan. Selalu ada hubungan antara metod pengumpulan data dengan riset yang ingin
dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Adapun
metode pengumpulan data di bagi atas data primer dan data skunder.
Jenis Data
Jenis data merupakan pengelompokan data didasarkan pada sifat data tersebut. Pada
akuntansi keperilakuan kebanyakan data di bagi menjadi data subyek, fisik dan
dokumenter. Ketiga jenis data tersebut tidak jauh berbeda dnegan pengelompokan data
dalam riset bisnis dan manajemen. Beriut penjelasan terperinci dari ketiga jenis data
tersebut.
Data Subyek
Data subyek merupakan jenis data yang berupa opini, sifat, pengalaman, atau
karakteristik dari seseorang atau kelompok yang menjadi subjek penelitian. Atau dapat
dikatan bahwa data subyek adalah data yang dilaporkan sendiri oleh responden dari
sumbernya. Data subyek diklasifikasikan pada bentuk tanggapan (respon) yang
diberikan, baik secara verbal (lisan) tertulis maupun ekspresi.
Data Fisik
Data fisik merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data
fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian
pada masa lau. Pada akuntansi keperilakuan data fisik dapat dikumpulkan melalui
observasi.
Data Dokumenter
Data dokumenter antara lain berupa faktur, penjualan, surat-menyurat, notulen hasil
rapat, atau dalam bentuk laporan program. Data documenter berisi waktu kejadian terjadi
dan orang yang terlibat dalam kejadian tersebut. Data dokumentasi dalam riset dapat
menjadi sumber data yang komplek dalam penelitian dan diperoleh melalui observasi
yang dikenal dengan analisis kandungan (content analysis) yang berupa kategori isi,
tinjauan dokumen, pemeberian kode berdasarkan kaejadian atau transaksi.
Sumber Data
Sumber data dapat dikatakan sebagai awal darimana data berasal dan menjadi fakta
penting dalam pertimbangan pada setiap metode pengumpulan data. Dalam riset
akuntansi keperilakuan sumber data yang digunakan sama dengan sumber data pada
penelitian di bidang lainnya. Sumber data di bagi dua yakni data primer (primary data)
dan data skunder (secondary data)
Data Primer
Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari smeber data
pertama. Pada saat pengumpulan adata primer terdapat hubungan langsung antara si
peneliti dengan responden. Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, data primer
merupakan sumber daya yang paling banyak untuk digunakan peneliti. Hal ini
dikarenakan sumber data berasal dari pendapat subjek riset baik perorangan maupun
kelompok. Manfaat utama dari data primer adalah unsur unsur kebohongan tertutup
terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran
yang dilihat. Selain itu, peneliti juga dapat mengeliminasi atau setidaknya mengurangi
berbagai data yang tidak relevan secara langsung. Tetapi kelemahan dari penggunaan
sumber data ini adalah kebutuhan akan dana yang relatif besar dan waktu yang relatif
lama. Ditinjau dari segi metode yang digunakan, setidaknya terdapat dua metode dalam
mengumpulkan data primer yaitu metode survei dan metode observasi.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu,
mengklasifikasikan permasalahan permasalahan, menciptakan tolok ukur untuk
mengevaluasi data primer dan memenuhi kesenjangan kesenjangan informasi. Manfaat
lainnya ialah seorang peneliti mampu memperoleh informasi lain, selain informasi utama.
P. Validitas Dan Keandalan
Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku. Hal
pertama diukur berkaitan dengan hal hal yang salah (validitas) dan hal kedua diukur berkaitan
dengan hal hal tidak representatif (keandalan). Kedua hal tersebut dinilai dengan
menggunakan validitas dan keandalan
Validitas mengacu pada lingkup yang diukur pada kenyataannya. Peneliti ingin
melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah risetnya.
Keandalan berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus yang jika digunakan di lapangan dan
waktu yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang sama.
1. Validitas
Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi mengacu pada cara peneliti
menggambarkan dimensi dimensi dan konsep atau masalah masalah yang ingin diukur
khususnya yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi
rentang terhadap arti maupun suatu konsep. Validitas isi merupakan pokok
pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah istilah
yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.
Validitas prediktif merupakan validitas yang berkaitan dengan keakuratan
suatu pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku. Validitas prediktif
mengharuskan adanya suatu kriteria atau indikator eksternal terhadap apa yang harus
diperbaiki.
Validitas konkuren merupakan validitas yang berkaitan dengan hubungan
antara alat ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, validitas
konkuren berbeda sengan validitas prediktif yang merupakan ukuran untuk
memprediksi perilaku yang dihasilkan pada waktu yang sama sebagai ukuran
eksternal terhadap perilaku, pengujian validitas konkuren membantu seorang peneliti
untuk membedakan individu individu berdasarkan beberapa kriteria.
Validitas konstruksi merupakan validitas yang berdasarkan pada suatu
pertimbangan tentang kesesuaian hasil pengukuran tersebut dengan teori. Validitas
konstruksi sangat bermanfaat unutk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria
eksternal.
2. Keandalan
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil
di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
Q. Metode Pengumpulan Data
Data primer dapat dikumpulkan dengan mengamati perilaku, serta melakukan survei atau
eksperimen laboratorium. Terdapat dua metode yang melatarbelakangi orang dimana ia tidak
sanggup untuk menjelaskan apakah mereka bekerja dan bagaimana ia bekerja yaitu (1) para
peneliti tidak memahami pekerjaan orang orang tersebut dan penyebab mereka melibatkan
perilaku dan (2) ukuran sampel yang kecil sangat beresiko untuk melakukan generalisasi hasil
terhadap populasi.
1. Survei
Interaksi secara langsung antara seorang peneliti dengan responden tidak
terdapat dalam survei. Data dikumpulkan dengan mengirimkan surat elektronik,
menelepon, atau memberikan serangkaian pertanyaan. Terdapat manfaat maupun
kerugian yang berhubungan dengan survei. Survei melalui surat setidaknya lebih
mahal. Pengumpulan data riset pada kondisi tertentu adakalanya tidak memerlukan
kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan
secara tertulis melalui kuisioner. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai
cara, antara lain disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim bersama sama dengan
pengiriman paket atau majalah. Tetapi dengan teknik kuisioner mungkin akan kurang
mendapat tanggapan responden karena data yang diperoleh bersifat kompleks sensitif
maupun kontroversial.
2. Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal
atau kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan
individu individun yang diteliti. Kelebihan metode ini dibandingkan metode
sebelumnya adalah data yang dikumpulkan ummnya tidak distorsi lebih akurat dan
lebih bebas dari bias pihak responden. Metode observasi dapat dihasilkan data yang
lebih terperinci mengenai fenomena yang diteliti dibandingkan dengan metode survei.
Tetapi metode observasi tidaklah bebas dari kesalahan. Para pengamat mungkin
memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif seperti halnya bias yang terjadi
karena peran pewawancara dalam metode survei.
Memilih Responden
Langkah pertama dalam memilih responden adalah menentukan populasi. Setelah itu,
peneliti menentukan suatu sensus atau suatu sampel. Sensus adalah kegiatan untuk
mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi. Sampel
merupakan kumpulan informasi dan bagian dari populasi. Suatu sensus akan tepat ketika
1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan
sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui setiap unsur dalam populasi, dan
3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
Kesalahan pengambilan sampel diakibatkan oleh ukuran sampel yang terlalu kecil
atau desain sampel yang karena beberapa argumen terhadap suatu populasi mempunyai
perbedaan probabilitas terhadap pilihan dari segmen segmen lain. Sementara itu,
kesalahan non sampel merupakan masalah dalam desain perencanaan dan pengumpulan
data, termasuk pertanyaan yang menyesatkan kalimat pertanyaan yang buruk, pertanyaan
yang membingungkan, bias wawancara, kesalahan pencatatan, penyimpangan dan
maipulasi data.
Sampling Probabilitas Dan Non Probabilitas
Sampling probabilitas menggunakan beberapa bentuk dari sampling acak; sementara
sampel non probabilitas tidak menggunakan sampling acak. Dalam sampling probabilitas,
setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang dipilih telah diketahui. Ada beberapa
jenis sampling probabilitas: acak, sistematis terstratifikasi, kelompok dan sebagainya.
Sampling non probabilitas adalah ketika probabilitas yang dipilih tidak diketahui. Dengan
sampling probabilitas, kesalahan pengambilan sampel dapat ditaksir secara matematis
karenan probabilitas yang dipilih diketahui. Hal ini memberikan suatu pengukuran yang
objektif terhadap sampel yang representatif kepada para peneliti. Pengetahuan pada
probabilitas yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel
yang tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah
penting
R. Instrumen Riset
Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang
penting dalam proses riset. Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara
menarik sehingga responden tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut yang pada
hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan tingkat respons, validitas dan kendalan data.
S. Menjamin Kerjasama Responden
Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respon yang tinggi. Pertama,
sebelum wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang
menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi
mereka melalui telepon untuk membuat janji wawancara. Pada hari wawancara, para peneliti
seharusnya datang tepat waktu dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama responden.
Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu
mengirimkan surat kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar
data riset tersebut serta meminta kerja sama saat menelepon. Penawaran insentif dalam
bentuk uang tunai atau bentuk lain akan lebih membantu
Seluruh metode diatas yang melibatkan kuesioner, surat, telepon, atau wawancara pribadi
harus melakukan pengujian sebelumnya. Tujuannya adalah agar peneliti dapat memperbaiki
kalimat pertanyaan yang disusun dengan buruk atau pertanyaan pertanyaan yang
membingungkan. Kuesioner seharusnya bersifat jelas, tidak panjang lebar dan menggunakan
kata kata yang tidak membingungkan. Selain itu, kuesioner juga harus mudah dipahami dan
menghendaki suatu jawaban tendensius.
T. Menjamin Validitas Dan Keandalan Jawaban
Hanya informasi informasi esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para
peneliti seharusnya menentukan dasar keinginan informasi dan memilih suatu format
pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap
responden. Pertanyaan pertanyaan dapat bersifat terbuka (open ended) atau sudah ditentukan
kemungkinan kemungkinan jawabannya (closed ended). Suatu pertanyaan open ended
diminta untuk suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan close ended menawarkan bermacam
macam pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta untuk memilih satu atau lebih
plihan jawaban. Manfaat dari format pertanyaan ini termasuk memudahkan jawaban dari para
responden dan memudahkan tabulasi dan penjelasan dari peneliti.
U. Analisis Data Dan Persiapan Laporan
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan
dalam riset. Peneliti biasanya melakukan berbagai tahap persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan
data yang diperoleh. Ketersediaan alat alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alat
analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan
terkadang hanya ada satu alat analisis yang digunakan. Di samping itu, ketersediaan alat alat
analisis tersebut mencerminkan kompleksnya permasalahan atau fenomena yang dihadapi
setiap riset. Tahap akhir dari suatu riset adalah penyusunan lapran riset. Secara umum,
laporan riset berisi tentang hal hal yang terkait dengan kegiatan peneliti sejak tahap persiapan
riset hingga interprestasi dan penyimpulan hasil analisis. Bentuk baku dari suatu laporan riset
belum ada. Bentuk atau format lapora riset sangatlah dipengaruhi oleh keinginan si peneliti,
hal hal yang perlu dilaporkan serta permintaan dari para sponsor riset.
KESIMPULAN
Bab ini telah membahas mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses riset. Pertama
peneliti menentukan definisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan penjelasan
riset, serta memprediksi tujuan-tujuan riset. Berikutnya dibahas perbedaan antara hubungan
dan penyebab, kemudian dijelaskan proses riset mulai dari desain riset, pengumpulan riset,
analisis data, dan penyajian laporan. Bab ini merupakan pembahasan singkat atas penyediaan
analisis data dan isi dari laporan akhir.
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Disusun oleh :
1. Rikat Danella (108694061)
2. Arvin Lakhaye (108694063)
3. A. Jogi M. L. Toruan (108694076)
4. Riswan M. (108694081)
5. Arizal Rosadi (108694086)
6. M. Dhairolly Yafie (108694088)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013