makalah bab 7

30
PENDAHULUAN Dalam riset seringkali kita mengaitkan antara metodologi dan filsafat, sering kita menghubungkan dua hal tersebut dan menganggapnya saling berhubungan. Fungsi filsafat sendiri adalah untuk pengujian metode sehingga menghasilkan ilmu yang valid sedangkan fungsi metodologi adalah lebih kepada prosedur yang akan digunakan dalam penelitian atau riset agar menghasilkan ilmu yang valid juga. Riset sendiri diartikan sebagai bentuk pengamatan pada data dan fakta yang ada untuk menjawab suatu permasalahan yang ada dan juga gejala gejala yang muncul dari masalah tersebut. Sedangkan bila diartikan menurut istilah akuntansi keperilakuan riset merupakan metode studi yang dilakukan berdasarkan aspek keperilakuan hingga memperoleh pemecahan dari masalah tersebut. Tentunya dalam riset pasti ada motivasi dan tujuanya dan pada umumya motivasi dilaksanakannya suatu riset adalah adanya keinginan seseorang untuk pemecahan suatu masalah yang ada dan tujuannya adalah untuk mengetahui jawaban tentang suatu masalah tersebut dan juga untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang akuntansi keperilakuan. Manfaat dilakukannya riset ini adalah untuk pembrian gambaran terkini tentang bidang baru, pengklasifikasian kesenjangan dan juga pembandingan riset melalui sub bidang yang ada dalam akuntansi. Dalam riset akuntansi ada strategi yang disebut ruplikasi yang merupakan penggabunagn antara duplikasi dan repetisi yang memiliki arti riset yang dilakukan secara sengaja. Dalam implikasi ada empat alasan yaitu menguji temuan riset, menguji validitas temuan

Upload: jogi-lumban-toruan

Post on 27-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

akpri

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bab 7

PENDAHULUAN

Dalam riset seringkali kita mengaitkan antara metodologi dan filsafat, sering kita

menghubungkan dua hal tersebut dan menganggapnya saling berhubungan. Fungsi filsafat

sendiri adalah untuk pengujian metode sehingga menghasilkan ilmu yang valid sedangkan

fungsi metodologi adalah lebih kepada prosedur yang akan digunakan dalam penelitian atau

riset agar menghasilkan ilmu yang valid juga. Riset sendiri diartikan sebagai bentuk

pengamatan pada data dan fakta yang ada untuk menjawab suatu permasalahan yang ada dan

juga gejala gejala yang muncul dari masalah tersebut. Sedangkan bila diartikan menurut

istilah akuntansi keperilakuan riset merupakan metode studi yang dilakukan berdasarkan

aspek keperilakuan hingga memperoleh pemecahan dari masalah tersebut. Tentunya dalam

riset pasti ada motivasi dan tujuanya dan pada umumya motivasi dilaksanakannya suatu riset

adalah adanya keinginan seseorang untuk pemecahan suatu masalah yang ada dan tujuannya

adalah untuk mengetahui jawaban tentang suatu masalah tersebut dan juga untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang akuntansi keperilakuan. Manfaat

dilakukannya riset ini adalah untuk pembrian gambaran terkini tentang bidang baru,

pengklasifikasian kesenjangan dan juga pembandingan riset melalui sub bidang yang ada

dalam akuntansi. Dalam riset akuntansi ada strategi yang disebut ruplikasi yang merupakan

penggabunagn antara duplikasi dan repetisi yang memiliki arti riset yang dilakukan secara

sengaja. Dalam implikasi ada empat alasan yaitu menguji temuan riset, menguji validitas

temuan riset dengan populasi berbeda, menguji kecenderungan atau perubahan dan menguji

temuan penting dengan metode berbeda.

Tahap awal dilakukanya riset yaitu dengan penemuan masalah yang meliputi identifikasi

dan pengelompokan masalah kemudian pemecahan masalah dengan mengetahui hal atau

masalah apa yang terjadi akan tetapi harus diawali dengan penjajakan permasalahan terlebih

dahulu dengan pengajuan pertanyaan awal. Masalah yang diambil pun pastinya sangat

beragam tergantung kemampuan dan tingkat riset yang dilakukan.dalam memulai riset

tentunya kita harus tau cara dasar penentuan atau menyatakan dasar permasalahan karena hal

ini digunakan untuk pengembangan pertanyaan pertanyaan dalam riset yang akan dilkukan

pada suatu masalah. Setelah itu juga kita harus mengetahui cara perumusan pertanyaan dan

akuntansi keperilakuan mungkin memecah masalah ke dalam sub sub pokok masalah. Setelah

mengetahui dasar permasalahan tentunya kita juga harus mengetahui sumber penemuan

masalah. Dalam akuntansi perilaku dapat ditelusuri dari berbagai aspekdan secara umum

dikelompokan dalam dua apsek yaitu pengalaman pribadi dan tinjauan dari literature riset.

Page 2: Makalah Bab 7

Dalam riset tentunya ada kendala kendala yang harus dihadapi khususnya dalam penemuan

masalah dan sering hal inilah yang membuat stress dalam riset. Agar tidak terjadi masalah

masalah itu tentunya kita harus memahami teori yang biasanya menerangkan gejala atau hal

hal mengapa suatu masalah bisa terjadi. Teori ini digunakan juga untuk proses penyusunan

pertanyaan yang harus juga memiliki konsep, kontruksi dan definisi.dalam riset ada variabel

variabel yang juga harus diperhatikan dan harus ada yaitu variabel dependen dan independen.

Selain itu ada juga variabel moderasi dan intervensi yang masing masing mempunyai arti

tersendiri.

Dalam perkembangan riset ada istilah proporsi dan hipotesis dan dalam riset para ahli

tidak sependapat bila hal ini disamakan karena proporsi lebih mengarah pada konsep yang

dipertimbangkan sedangkan hipoteisi merupakan jawaban sementara. Hipotesis ini tidak

membatasi ilmu riset dan hipotesis ini bisa diungkapkan, akan tetapi juga harus berdasarkan

data data yang harus dikumpulkan. Jenis data sendiri ada beberapa macam yaitu data subjek,

data fisik, data documenter, sumber data, data primer dan data sekunder. Karena dalam riset

akuntansi perilaku hal hal yang diukur merupakan perilaku atau sifat seseorang dan tidak ada

alat ukur yang pasti maka harus ada pengukuran tentang validitas dan keandalan. Supaya riset

ini dapat akuran dan bisa diterima. Selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah

pengumpulan data yang dapat melalui survey yang diartikan interaksi langsung antara

peneliti dengan responden, kemudian observasi yang diartikan proses pencatatan perilaku

manusia dan yang ketiga pemilihan responden dengan penentuan populasi kemudian

penentuan sampel. Jenis sample sendiri ada probabilitas dan non-probabilitas. Intrumen yang

digunakan dalam riset ini biasanya berupa kuesioner dan bila ingin mendapat hasil maksimal

maka desain kuesioner harus yang baik agar responden bersikap kooperatif dan mau

menjawab pertanyaan yang ada. Selain itu peneliti juga harus menetapkan hal hal esensial

yang memang harus dijawab responden. Setelah semua terlaksana maka setelah itu dilakukan

analisis data dengan alat alat analisis sesuai kebutuhan dan jika ini telah dilakukan tahan

akhir adalah penyusunan laporan riset yang berisi tentang tahap persiapan sampai intrepretasi

dan penyimpulan hasil analisis.

A. Apa Yang Dimaksud dengan Riset

Semua orang yang mencurahkan perhatiannya pada sesuatu dan mengamati fakta-fakta

yang terdapat di dalamnya tentu didorong oleh suatu keinginan untuk mengetahui dan

memahami fakta-fakta yang terdapat di dalamnya tentu didorong oleh suatu keinginan untuk

Page 3: Makalah Bab 7

mengetahui dan memahami fakta-fakta yang diamati secara lebih mendalam tersebut. Sebagai

konsekuensinya, kegiatan tersebut pada hakikatnya akan memunculkan berbagai pertanyaan.

Pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab masalah

denga menggunakan pengetahuna merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh karena itu, riset

dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah-

masalah serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau

gejala dari masalah tersebut.

Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas

terhadap permasalahan yang akan dipecahakan. Hal ini sering disebut suatu rencana untuk

menjawab pertanyaan. Riset aplikasi berkaitan dengan penyelesaian masalah-masalah yang

spesifik. Riset yang murni maupun mendasar adalah riset yang berkenaan dengan perbaikan

terhadap pemahaman mengenai hal-hal khusus atau istimewa. Riset menggunakan metode

khusus sehingga tidak bias dan mempunyai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Riset yang dilakukan juga dapat berbeda dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan

untuk suatu fenomena yang sama pada lingkungan dan waktu yang berbeda. Hal ini terutama

terjadi pada riset-riset sosial.

B. Istilah Riset Akuntansi keperilakuan

Secara subtansial, istilah “riset” yang digunakan dalam akuntansi keperilakuan tidak

berbeda dengan istilah-istilah riset pada umumnya yang digunakan oleh para peneliti di

bidang lainnya. Prinsip “riset” hanya digunakan untuk menjelaskan dan memberikan

gambaran umum tentang penelitian.

Menurut David H Penny, Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai

jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta

Menurut J. Suprapto, Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan

yangdijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati,

sertasistematis.

Menurut Sutrisno Hadi, Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai

usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Menurut Mohammad Ali, Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui

penyelidikanatau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu,

yang dilakukansecara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Page 4: Makalah Bab 7

Tuckman mendefinisikan penelitian (research): a systematic attempt to provide answer

toquestion yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan

jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-

langkahtertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori,

prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya,

yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.

Dari definisi-definisi di ata maka dapat ditarik kesimpulan bahwa riset akuntansi

keperilakuan merupakan suatu penyelidikan yang terorganisasi. Dalam definisi tersebut,

penekanan diletakkan pada sistem asuhan sebagai atribut-atribut yang esensial (mutlak).

Dalam melakukan riset, setiap orang mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda,

diantaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing.

C. Motivasi dan Tujuan Riset

Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Adapun tujuan umum seseorang dalam melakukan riset adalah untuk

mengetahui jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut. Berbagai literatur menjelaskan

bahwa motivasi dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama, yakni riset pada

prinsipnya ditimbulkan oleh dua sisi yang saling berkaitan.

Riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia dalam meningkatkan

pengetahuannya mengenai sesuatu. Satu sisi lainnya, riset dilakukan seseorang karena

keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

Tujuan riset akuntansi keperilakuan sendiri menekankan pada hubungan akuntansi

dengan perilaku manusia maupun desain, konstruksi, dan penggunaan suatu sistem informasi

akuntansi yang efisien, serta dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.

Secara spesifik terdapat lima tujuan utama dalam riset yaitu:

1. Menggambarkan fenomena,

2. Menemukan hubungan,

3. Menjelaskan fenomena,

4. Memprediksi kejadian-kejadian yang mendatang, dan

5. Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian.

Hal ini biasanya merupakan langkah pertama dalam suatu penyelidikan khusus. Suatu

perencanaan terhadap riset terkadang akan dilihat hanya berdasarkan pada penjelasan

informasi.

Page 5: Makalah Bab 7

D. Manfaat dan Pentingnya Riset

Manfaat merupakan kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu. Manfaat

riset mengungkapkan harapan tentang apa saja hasil, kontribusi, sumbangan yang dapat

diperoleh dari riset tersebut dan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-

pihak terkait. Terdapat beberapa manfaat dari riset, yaitu:

1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang

yang baru diperkenalkan.

2. Membantu mengidentifikasikan kesenjagan (gap) riset.

3. Meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sub bidang

akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem informasi

akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.

E. Replikasi

Replikasi merupakan pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja

dengan menggunakan prosedur-prosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi

menggunakan objek yang berbeda. Pengulangan riset dimaksudkan untuk menetapkan

validitas atau memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang kesimpulan riset terdahulu.

Dalam riset keperilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan pengalaman-

pengalaman yang bersentuhan dengan ilmu ekstata. Riset yang penting biasanya selalu

direplika sebelum menemukan temuan yang dapat diterima masyarakat ilmiah. Oleh karena

itu ada beberapa alasan logis dilakukannya replikasi yang akan dibahas berikut ini.

1. Menguji temuan umum riset

Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti baru, atau berbeda

dengan hasil riset sebelumnya. Banyaknya replikasi bermanfaat, karena temuan riset

tersebut dapat membantu mengonfirmasi bukti-bukti baru riset.

2. Menguji validitas temuan riset dengan populasi berbeda

Masalah utama riset keperilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang

dirpresentasikan dalam populasi. Tanpa replikasi, peneliti tidak mampu menemukan

derajat tingkat temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi berbeda.

3. Menguji kecenderungan atau perubahan waktu

Page 6: Makalah Bab 7

Banyak dari peneliti ilmu pengetahuan keperilakuan yang sebagian bergantung pada

lingkungan dimana individu-individu berfungsi. Maka dari itu, temuan atas riset sikap

rasial yang dianggap valid dua puluh tahun lalu kemungkinan tidak valid lagi saat ini.

Riset ulang bermanfaat untuk menguji temuan-temuan dan mengidentifikasi temuan

terdahulu.

4. Menguji temuan-temuan penting menggunakan metodologi berbeda

Dalam beberapa proyek riset, terdapat kemungkinan yang diamati, yaitu penggunaan

metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran di antara fenomena yang dipelajari.

Kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang

digunakan. Oleh karena itu, replikasi sangat bermanfaat pada repetisi riset dengan

metodologi yang berbeda.

F. Mengenal Masalah

Pada umumnya riset mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan

masalah. Penemuan masalah dalam riset meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan

masalah atau pemilihan pokok masalah, dan perumusan atau formulasi masalah. Penentuan

masalah merupakan bagian sulit dan krusial, karena masalah riset memengaruhi strategi

dalam pemecahan masalah.

Masalah adalah sebuah kalimat pertanyaan yang menanyakan. Kebanyakan kasus suatu

masalah memiliki dua variable atau lebih. Suatu masalah yang tidak memuat implikasi dari

pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakannya, bukanlah masalah ilmiah. Ini bukan

hanya berarti adanya pernyataan tentang suatu hubungan aktual, melainkan juga adanya

kemungkinan pengukuran variabel-variabel hubungan itu dengan cara tertentu.

G. Jenis Masalah

Jenis masalah dalam riset yang diambil peneliti biasanya beragam. Oleh karena itu, untuk

lebih memahami berbagai jenis masalah dalam riset akuntansi keperilakuan, berikut berbagai

jenis masalah dalam riset ini :

1. Masalah-masalah yang ada saat ini di berbagai subbidang akuntansi keperilakuan

yang memerlukan penyelesaian.

Page 7: Makalah Bab 7

2. Area-area tertentu dalam subidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan

pembenahan atau perbaikan.

3. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjelaskan atau

memprediksi suatu fenomena.

4. Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.

H. Menyatakan Dasar Permasalahan

Dasar permasalahan riset dimulai dari usaha untuk mengembangkan pertanyaan-

pertanyaan keperilakuan dengan merinci pertanyaan dasar ke dalam pertanyaan yang lebih

khusus. Pertanyaan-pertanyaan yang dirinci tersebut dapat dikatakan sebagai hasil dari proses

hierarki pertanyaan riset akuntansi keperilakuan. Proses hierarki dimulai dari cara

mengidentifikasi permasalah akuntansi keperilakuan, mengembangkan pertanyaan, membuat

pertanyaan riset, melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan, mengukur pertanyaan, serta

membuat keputusan.

Setelah peneliti telah memahami cara membuat pertanyaan riset melalui proses

berikutnya adalah memahami cara merumuskan pertanyaan riset. Ada tiga tahapan yang

harus diperhatikan antara lain :

1. Menemukan permasalahan akuntansi keperilakuan, bagian ini peneliti

mengidentifikasi gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah maupun kesempatan.

2. Menemukan pertanyaan akuntansi keperilakuan, pada bagian ini peneliti

mengumpulkan informasi penyelidikan.

3. Menemukan pertanyaan riset, pada bagian ini beberapa pertanyaan riset dirumuskan,

setiap pertanyaan merupakan alternatif tindakan dari riset.

I. Kesalahan Umum dalam Penemuan Masalah

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, ketika berada dalam proses menemukan masalah,

periset sering mengalami kendala maupun hambatan-hambatan. Kendala ini terkadang

mengakibatkan stres yang dapat menurunkan motivasi si periset untuk melanjutkan riset. Jika

ditelusuri lebih terperinci, terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan oleh si periset dalam

menentukan masalah. Berikut beberapa kesalahan umum yang dilakukan:

1. Periset mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas;

Page 8: Makalah Bab 7

2. Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai

dengan data yang tersedia;

3. Periset merumusakan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu,

sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset;

4. Periset menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil riset sebelumnya

dengan topik sejenis sehingga masalah riset tidak didukung oleh kerangka teoritis yang

baik;

5. Periset memilih masalah riset yang hasilnyakurang memberikan kontribusi terhadap

pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.

J. Memahami Teori

Teori bisa berbeda dengan hipotesis karena kekeliruan. Pebedaan tersendiri yang

membedakan teori dan hipotesis adalah satu dari tingkatan yang kompleks dan abstrak. Pada

umumnya, teori cenderung kompleks, abstrak, dan melibatkan berbagai variabel. Sebaliknya,

hipotesis cenderung lebih sederhana, variabel proposisinya tebatas, dan melibatkan contoh

yang konkret. Peneliti harus memahami nilai-nilai dari teori. Teori memberikan manfaat

berikut dalam beberapa hal:

1. Teori membatasi cakupan fakta yang harus dipelajari;

2. Teori menghendaki riset yang memungkinkan hasil yang lebih besar;

3. Teori menyarankan suatu sistem bagi peneliti untuk menggunakan data dalam rangka

mengklasifikasikannya dengan cara-cara yang berarti;

4. Teori merangkum pengetahuan tentang suatu obyek dan menyatakan keseragaman yang

berada di luar pengamatan;

5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta lebih lannjut yang harus

ditemukan.

Pemahaman umum tentang teori menyatakan bahwa satu teori menerangkan atau

menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, misalnya mengapa

ditemukan bentuk organisasi dan bukan bentuk yang lain, mengapa manusia cenderung

bertindak seadanya. Dengan demikian, teori dianggap memberi jawaban atas pertanyaan

tentang “mengapa” atau “bagaimana hal tersebut bisa terjadi?”

Ketika kita melakukan riset, kita mencari jawaban untuk mengetahui “apakah yang

seharusnya kita fahami, dijelaskan, dan gejala yang diprediksi.” Kita ingin menjawab

pertanyaan “bagaiman reaksi karyawan jika kita menerapkan skedul kerja yang baru?”

pertanyaan tersebut menghendaki penggunaan konsep, konstruksi, dan definisi.

Page 9: Makalah Bab 7

Konsep

Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang obyek dan peristiwa,

diperlukan landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep dan

konstruksi. Suatu konsep mengungkapkan abstraksi yang tebentuk oleh generelasi dari

hal-hal khusus. Konsep mempunyai karakteristik yang behubungan dengan kejadian-

kejadian, objek, kondisi, dan perilaku. Misalnya, prestasi kerja merupakan konsep yang

mengungkapkan abstraksi dari kemampuan karyawan, antara lain mempromosikan

produk, menjual produk, mencari pangsa pasar baru, memenuhi target, meningkatkan

laba, atau menurunkan biaya. Berbagai perilaku yang teramati digolongkan menjadi satu

dan diungkapkan dengan satu kata, yaitu “prestasi”, “intelegensi”, “agresivitas”, dan

“kejujuran” merupaka konsep-konsep yang digunakan untuk mengungkapkan keragaman

perilaku manusia.

Konsrtuksi

Suatu konsruksi adalah konsep, tetapi pengertian tambahan. Konstruksi dalam riset

tidak hanya diartikan lebih abstrak, tetapi juga menyangkut persepsi orang. Misalnya,

istilah “intelegensi” dapat dikatakan sebagai sebuah konsep. Konsep tentang intelegensi

menerangkan suatu abstraksi dari observasi tentang ikhwal yang dianggap atau diduga

sebagai perilaku cerdas atau tidak cerdas. Akan tetapi, sebagai konstruksi ilmiah, arti

“intelegen” lebih dan kurang dari arti intelegensi sebagai konsep. Sebagai digunakan

dalam riset ilmu sosial, konsruksi merupakan suatu gambaran atas ide khusus yang

diciptakan untuk tujuan riset guna membangun teori. Konstruksi dibangun berdasarkan

konsep-konsep yang sederhana, khususnya ketika ide atau gambaran yang kita maksud

untuk diberitahukan bukan merupakan subjek langsung untuk diobservasi.

K. Variabel

Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Kalau

diekspresikan secara berlebihan, variabel adalah suatu yang bervariasi. Apabila konstruksi

yang sedang kita kaji adalah gender, maka nilai yang dilekatkan pada varibel, misalnya x

adalah 0 dan 1, dimana nilai 1 untuk salah satu jenis kelamin, sementar nilai 0 adalah untuk

jenis kelamin lainnya.

Variabel Independen dan Variabel Dependen

Page 10: Makalah Bab 7

Variabel independen disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yang

dipandang sebagai penyebab muncuknya variabel dependen yang diduga sebagai

akibatnya. Oleh karena itum variabel dependen atau variabel terikat dapat dikatakan

sebagai jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.

Variabel Moderasi

Dalam riset, hubungan sederhana membutuhkan syarat untuk memperbaiki penyebab

dari variabel-variabel lain. Dalam hal ini, variabel tersebut dikatakan sebagai variabel

moderasi. Variabel moderasi adalah variabel independen kedua yang dipercaya

mempunyai kontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh ketidakpastian

terhadap keaslian hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Variabel Intervensi

Variabel intervensi merupakan suatu mekanisme konseptual dimana variabel

independen dan variabel moderasi mempengaruhi variabel dependen. Variabel intervensi

didefinisikan sebagai faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang

diobservasi, tetapi tidak bisa dilihat, diukur atau dimanipulasi. Variabel tersebut terletak

di antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel tersebut

berperan sebagai mediasi dalam hubungan antara variabel independen dengan variabek

dependen.

L. Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis

Proposisi didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang konsep-konsep yang dapat

dipertimbangkan. Proposisi dapat menjadi sebuah kebenaran atau juga suat kebohongan

apabila mengacu pada fenomena yang diobservasi, dimana proposisi diformulasikan untuk

diuji secara empiris sebagai hipotesis. Sementara itu, hipotesis didefinisikan sebagai jawaban

sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan. Hipotesis selalu mengambil bentuk

pernyataan (deklarative) yang pada umumnya mampu menghubungkan variable yang satu

dengan lainnya secara umum maupun khusus. Hipotesis harus mampu menjadi landasan logis

dan menjadi arah bagi pengumpulan data dan proses penelitian itu sendiri serta mampu

menjelaskan arah penelitian secara terperinci.

Terdapat beberapa tanggapan negative yang mengaggap hipotesis sudah tidak di

butuhkan lagi dalam riset karena membatasi imajinasi dalam riset atau hipotesis sudah

ketinggalan zaman dan sudah dijelaskan dalam pertanyaan riset. Padahal hipotesis adalah

Page 11: Makalah Bab 7

piranti yang andal dalam mencapai pengetahuan yang andal untuk mengamati fenomena-

fenomena yang tejadi. Debawah ini dijelaskan mengenai kriteria, jenis atau format hipotesis.

Kriteria Hipotesis

Untuk mampu membuat hipotesis dalam riset maka peneliti harus mempertimbangkan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset.

2. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat

diuji secara empiris.

3. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang

lebih kuat disbanding hipotesis saingan.

Menurut Dewey, riset biasanya bermula dari suatu masalah. Riset bermula dari situasi

tidak menentu dimana gagasan-gagasan masih kabur, atau terdapat kebimbangan yang

membuat bingung. Masalah tidak dapat diselesaikan sebelum seseorang mangalami

pengalaman yang membingungkan tersebut.

Jenis Hipotesis

Pada dasarnya hipotesis dirumuskan untuk menghubungkan antara variable

independen dan variable dependen. Rumusaan hipotesis dapat dinyatakan dalam beberapa

bentu, yaitu pernyataan jika maka atau proposisi, hipotesi nol, hipotesis alternative.

M. Pemilihan Data atau Sampel Riset

Untuk mengetahui besaran sampel yang digunakan dalam riset maka peneliti harus

terlebih dahulu mengetahui besaran populasi keseluruhan riset. Dari besar populasi maka

peneliti akan menarik besaran sampel representative yang harus di penuhi agar peneliti

mampu melakukan generalisasi.

Populasi

Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen dari populasi

dimana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen populasi

merupakan subyek berdasarkan pengukuran yang diambil. Elemen polusai merupakan

unit studi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang,

Page 12: Makalah Bab 7

kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi juga

merupakan keseluruhan kumpulan elemen yang berkaitan dnegan harapan peneliti dalam

mengambil kesimpulan.

Contoh: seorang peneliti ingin menguji komitmen organisasional dan kepuasan kerja

yang menjadi predictor keinginan pegawai untuk pindah. Karena obyek penelitian adalah

Kantor Akuntan Publik (KAP) maka populasi penelitian adalh audior yang bekerja dalam

KAP tersebut. Peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan investigasi

terhadap seluruh populasi karena populasi yang diteliti relative sedikit dan variabelitas

tiap elemen tergolong tinggi. Sensus lebih dipilih untuk menejlaskan karakteristik setiap

elemen dari populasi. Sensu merupakan jumlah keseluruhan elemen dalam suatu

populasi.

Sampel

Sampel merupakan bagian darin jumlah maupun karakteristik yang dimiliki populasi

dan dipilih secara berhati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan penarikan

sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi atau

menguji satu atau lebih hipotesis statistik.

N. Mengapa Menggunakan Sampel?

Terdapat beberapa alasan melakukan pengambilan sampel, antara lain biaya murah,

akurasi hasil yang lebih baik, kecepatan pengumpulan data, dan ketersidaan elemen-elemen

populasi.

O. Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data diperlukan untuk menjawab masalah riset dan emnguji hipotesis yang telah

dirumuskan. Dalam proses pengumpulan di gunakan beragam alat untuk pengumulan data.

Pengumpulan data adlah proses tersetruktur dan terstandarisasi untuk memperoleh data yang

diperlukan. Selalu ada hubungan antara metod pengumpulan data dengan riset yang ingin

dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Adapun

metode pengumpulan data di bagi atas data primer dan data skunder.

Jenis Data

Page 13: Makalah Bab 7

Jenis data merupakan pengelompokan data didasarkan pada sifat data tersebut. Pada

akuntansi keperilakuan kebanyakan data di bagi menjadi data subyek, fisik dan

dokumenter. Ketiga jenis data tersebut tidak jauh berbeda dnegan pengelompokan data

dalam riset bisnis dan manajemen. Beriut penjelasan terperinci dari ketiga jenis data

tersebut.

Data Subyek

Data subyek merupakan jenis data yang berupa opini, sifat, pengalaman, atau

karakteristik dari seseorang atau kelompok yang menjadi subjek penelitian. Atau dapat

dikatan bahwa data subyek adalah data yang dilaporkan sendiri oleh responden dari

sumbernya. Data subyek diklasifikasikan pada bentuk tanggapan (respon) yang

diberikan, baik secara verbal (lisan) tertulis maupun ekspresi.

Data Fisik

Data fisik merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data

fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian

pada masa lau. Pada akuntansi keperilakuan data fisik dapat dikumpulkan melalui

observasi.

Data Dokumenter

Data dokumenter antara lain berupa faktur, penjualan, surat-menyurat, notulen hasil

rapat, atau dalam bentuk laporan program. Data documenter berisi waktu kejadian terjadi

dan orang yang terlibat dalam kejadian tersebut. Data dokumentasi dalam riset dapat

menjadi sumber data yang komplek dalam penelitian dan diperoleh melalui observasi

yang dikenal dengan analisis kandungan (content analysis) yang berupa kategori isi,

tinjauan dokumen, pemeberian kode berdasarkan kaejadian atau transaksi.

Sumber Data

Sumber data dapat dikatakan sebagai awal darimana data berasal dan menjadi fakta

penting dalam pertimbangan pada setiap metode pengumpulan data. Dalam riset

akuntansi keperilakuan sumber data yang digunakan sama dengan sumber data pada

penelitian di bidang lainnya. Sumber data di bagi dua yakni data primer (primary data)

dan data skunder (secondary data)

Page 14: Makalah Bab 7

Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari smeber data

pertama. Pada saat pengumpulan adata primer terdapat hubungan langsung antara si

peneliti dengan responden. Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, data primer

merupakan sumber daya yang paling banyak untuk digunakan peneliti. Hal ini

dikarenakan sumber data berasal dari pendapat subjek riset baik perorangan maupun

kelompok. Manfaat utama dari data primer adalah unsur unsur kebohongan tertutup

terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran

yang dilihat. Selain itu, peneliti juga dapat mengeliminasi atau setidaknya mengurangi

berbagai data yang tidak relevan secara langsung. Tetapi kelemahan dari penggunaan

sumber data ini adalah kebutuhan akan dana yang relatif besar dan waktu yang relatif

lama. Ditinjau dari segi metode yang digunakan, setidaknya terdapat dua metode dalam

mengumpulkan data primer yaitu metode survei dan metode observasi.

Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu,

mengklasifikasikan permasalahan permasalahan, menciptakan tolok ukur untuk

mengevaluasi data primer dan memenuhi kesenjangan kesenjangan informasi. Manfaat

lainnya ialah seorang peneliti mampu memperoleh informasi lain, selain informasi utama.

P. Validitas Dan Keandalan

Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku. Hal

pertama diukur berkaitan dengan hal hal yang salah (validitas) dan hal kedua diukur berkaitan

dengan hal hal tidak representatif (keandalan). Kedua hal tersebut dinilai dengan

menggunakan validitas dan keandalan

Validitas mengacu pada lingkup yang diukur pada kenyataannya. Peneliti ingin

melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah risetnya.

Keandalan berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus yang jika digunakan di lapangan dan

waktu yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang sama.

1. Validitas

Page 15: Makalah Bab 7

Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi mengacu pada cara peneliti

menggambarkan dimensi dimensi dan konsep atau masalah masalah yang ingin diukur

khususnya yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi

rentang terhadap arti maupun suatu konsep. Validitas isi merupakan pokok

pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah istilah

yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.

Validitas prediktif merupakan validitas yang berkaitan dengan keakuratan

suatu pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku. Validitas prediktif

mengharuskan adanya suatu kriteria atau indikator eksternal terhadap apa yang harus

diperbaiki.

Validitas konkuren merupakan validitas yang berkaitan dengan hubungan

antara alat ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, validitas

konkuren berbeda sengan validitas prediktif yang merupakan ukuran untuk

memprediksi perilaku yang dihasilkan pada waktu yang sama sebagai ukuran

eksternal terhadap perilaku, pengujian validitas konkuren membantu seorang peneliti

untuk membedakan individu individu berdasarkan beberapa kriteria.

Validitas konstruksi merupakan validitas yang berdasarkan pada suatu

pertimbangan tentang kesesuaian hasil pengukuran tersebut dengan teori. Validitas

konstruksi sangat bermanfaat unutk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria

eksternal.

2. Keandalan

Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil

di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.

Q. Metode Pengumpulan Data

Data primer dapat dikumpulkan dengan mengamati perilaku, serta melakukan survei atau

eksperimen laboratorium. Terdapat dua metode yang melatarbelakangi orang dimana ia tidak

sanggup untuk menjelaskan apakah mereka bekerja dan bagaimana ia bekerja yaitu (1) para

peneliti tidak memahami pekerjaan orang orang tersebut dan penyebab mereka melibatkan

perilaku dan (2) ukuran sampel yang kecil sangat beresiko untuk melakukan generalisasi hasil

terhadap populasi.

1. Survei

Interaksi secara langsung antara seorang peneliti dengan responden tidak

terdapat dalam survei. Data dikumpulkan dengan mengirimkan surat elektronik,

Page 16: Makalah Bab 7

menelepon, atau memberikan serangkaian pertanyaan. Terdapat manfaat maupun

kerugian yang berhubungan dengan survei. Survei melalui surat setidaknya lebih

mahal. Pengumpulan data riset pada kondisi tertentu adakalanya tidak memerlukan

kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan

secara tertulis melalui kuisioner. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai

cara, antara lain disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim bersama sama dengan

pengiriman paket atau majalah. Tetapi dengan teknik kuisioner mungkin akan kurang

mendapat tanggapan responden karena data yang diperoleh bersifat kompleks sensitif

maupun kontroversial.

2. Observasi

Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal

atau kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan

individu individun yang diteliti. Kelebihan metode ini dibandingkan metode

sebelumnya adalah data yang dikumpulkan ummnya tidak distorsi lebih akurat dan

lebih bebas dari bias pihak responden. Metode observasi dapat dihasilkan data yang

lebih terperinci mengenai fenomena yang diteliti dibandingkan dengan metode survei.

Tetapi metode observasi tidaklah bebas dari kesalahan. Para pengamat mungkin

memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif seperti halnya bias yang terjadi

karena peran pewawancara dalam metode survei.

Memilih Responden

Langkah pertama dalam memilih responden adalah menentukan populasi. Setelah itu,

peneliti menentukan suatu sensus atau suatu sampel. Sensus adalah kegiatan untuk

mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi. Sampel

merupakan kumpulan informasi dan bagian dari populasi. Suatu sensus akan tepat ketika

1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan

sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui setiap unsur dalam populasi, dan

3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.

Kesalahan pengambilan sampel diakibatkan oleh ukuran sampel yang terlalu kecil

atau desain sampel yang karena beberapa argumen terhadap suatu populasi mempunyai

perbedaan probabilitas terhadap pilihan dari segmen segmen lain. Sementara itu,

kesalahan non sampel merupakan masalah dalam desain perencanaan dan pengumpulan

data, termasuk pertanyaan yang menyesatkan kalimat pertanyaan yang buruk, pertanyaan

Page 17: Makalah Bab 7

yang membingungkan, bias wawancara, kesalahan pencatatan, penyimpangan dan

maipulasi data.

Sampling Probabilitas Dan Non Probabilitas

Sampling probabilitas menggunakan beberapa bentuk dari sampling acak; sementara

sampel non probabilitas tidak menggunakan sampling acak. Dalam sampling probabilitas,

setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang dipilih telah diketahui. Ada beberapa

jenis sampling probabilitas: acak, sistematis terstratifikasi, kelompok dan sebagainya.

Sampling non probabilitas adalah ketika probabilitas yang dipilih tidak diketahui. Dengan

sampling probabilitas, kesalahan pengambilan sampel dapat ditaksir secara matematis

karenan probabilitas yang dipilih diketahui. Hal ini memberikan suatu pengukuran yang

objektif terhadap sampel yang representatif kepada para peneliti. Pengetahuan pada

probabilitas yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel

yang tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah

penting

R. Instrumen Riset

Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang

penting dalam proses riset. Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara

menarik sehingga responden tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut yang pada

hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan tingkat respons, validitas dan kendalan data.

S. Menjamin Kerjasama Responden

Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respon yang tinggi. Pertama,

sebelum wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang

menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi

mereka melalui telepon untuk membuat janji wawancara. Pada hari wawancara, para peneliti

seharusnya datang tepat waktu dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama responden.

Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu

mengirimkan surat kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar

data riset tersebut serta meminta kerja sama saat menelepon. Penawaran insentif dalam

bentuk uang tunai atau bentuk lain akan lebih membantu

Seluruh metode diatas yang melibatkan kuesioner, surat, telepon, atau wawancara pribadi

harus melakukan pengujian sebelumnya. Tujuannya adalah agar peneliti dapat memperbaiki

Page 18: Makalah Bab 7

kalimat pertanyaan yang disusun dengan buruk atau pertanyaan pertanyaan yang

membingungkan. Kuesioner seharusnya bersifat jelas, tidak panjang lebar dan menggunakan

kata kata yang tidak membingungkan. Selain itu, kuesioner juga harus mudah dipahami dan

menghendaki suatu jawaban tendensius.

T. Menjamin Validitas Dan Keandalan Jawaban

Hanya informasi informasi esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para

peneliti seharusnya menentukan dasar keinginan informasi dan memilih suatu format

pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap

responden. Pertanyaan pertanyaan dapat bersifat terbuka (open ended) atau sudah ditentukan

kemungkinan kemungkinan jawabannya (closed ended). Suatu pertanyaan open ended

diminta untuk suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan close ended menawarkan bermacam

macam pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta untuk memilih satu atau lebih

plihan jawaban. Manfaat dari format pertanyaan ini termasuk memudahkan jawaban dari para

responden dan memudahkan tabulasi dan penjelasan dari peneliti.

U. Analisis Data Dan Persiapan Laporan

Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan

dalam riset. Peneliti biasanya melakukan berbagai tahap persiapan data untuk memudahkan

proses analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan

data yang diperoleh. Ketersediaan alat alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alat

analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan

terkadang hanya ada satu alat analisis yang digunakan. Di samping itu, ketersediaan alat alat

analisis tersebut mencerminkan kompleksnya permasalahan atau fenomena yang dihadapi

setiap riset. Tahap akhir dari suatu riset adalah penyusunan lapran riset. Secara umum,

laporan riset berisi tentang hal hal yang terkait dengan kegiatan peneliti sejak tahap persiapan

riset hingga interprestasi dan penyimpulan hasil analisis. Bentuk baku dari suatu laporan riset

belum ada. Bentuk atau format lapora riset sangatlah dipengaruhi oleh keinginan si peneliti,

hal hal yang perlu dilaporkan serta permintaan dari para sponsor riset.

KESIMPULAN

Bab ini telah membahas mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses riset. Pertama

peneliti menentukan definisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan penjelasan

riset, serta memprediksi tujuan-tujuan riset. Berikutnya dibahas perbedaan antara hubungan

dan penyebab, kemudian dijelaskan proses riset mulai dari desain riset, pengumpulan riset,

Page 19: Makalah Bab 7

analisis data, dan penyajian laporan. Bab ini merupakan pembahasan singkat atas penyediaan

analisis data dan isi dari laporan akhir.

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Disusun oleh :

1. Rikat Danella (108694061)

2. Arvin Lakhaye (108694063)

3. A. Jogi M. L. Toruan (108694076)

4. Riswan M. (108694081)

5. Arizal Rosadi (108694086)

6. M. Dhairolly Yafie (108694088)

Page 20: Makalah Bab 7

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2013