makalah bahan tambahan makanan (btm)

Upload: septika-fajri

Post on 02-Mar-2016

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

TRANSCRIPT

MAKALAH ILMU TEKNOLOGI PANGANBAHAN TAMBAHAN MAKANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA IIJURUSAN GIZI2013

A. Pengertian dan Fungsi Bahan Tambahan Pangana. PengertianBahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.Didalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud tekhnologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk pangan. Menurut FAO di dalam Furia (1980), bahan tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan (ingredient) utama. Pada masa lalu, sumber bahan tambahan makanan masih terbatas pada bahan alami, seperti daun suji dan kunyit untuk pewarna, pati untuk pengental, garam memberi rasa asin serta rempah-rempah untuk memberikan aroma yang khas. Namun, dengan semakin maju dan berkembangnya teknologi pengolahan pangan, mendorong orang untuk memperoleh segala sesuatu secara praktis dan cepat, tidak heran pada akhirnya tercipta macam-macam bahan tambahan makanan hasil ekstrak bahan alami maupun sintesis bahan kimia.Pemakaian Bahan Tambahan Pangan di Indonesia diatur oleh Departemen Kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

b. FungsiMenurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 bahan tambahan makanan yang digunakan harus memiliki salah satu fungsi di bawah ini :1) Antioksidan (Antioxidant) 2) Antikempal (Anticaking Agent)3) Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)4) Pemanis Buatan (Artificial Sweeterner) 5) Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent) 6) Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener) 7) Pengawet (Preservative) 8) Pengeras (Firming Agent) 9) Pewarna (Colour) 10) Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer) 11) Sekuestran (Sequestrant) Beberapa bahan Tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut :1) Natrium Tetraborat (Boraks) 2) Formalin (Formaldehyd)3) Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils) 4) Kloramfenikol (Chlorampenicol) 5) Kalium Klorat (Pottasium Chlorate) 6) Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate) 7) Nitrofuranzon (Nitrofuranzone) 8) P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl urea) 9) Asam Salisilat dan garamnya (Salilicylic Acid and its salt) Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, selain bahan tambahan diatas masih ada bahan tambahan kimia yang dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis sintesis), dan kalsium bromat (pengeras).

B. Tujuan Penambahan Bahan Tambahan Pangan

Menurut Winarno 1980 BTP atau food additive yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1) Dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut.2) Tidak mengurangi zat-zat essensial dalam makanan.3) Dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan.4) Menarik bagi konsumen dan tidak merupakan penipuan.Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah umum digunakan namun sering terjadi kontroversi karena banyak produsen pangan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan serta melebihi dari dosis yang diizinkan dalam industri. Bahan tambahan makananbukanlah merupakan bahan pokok dalam suatu proses pengolahan makanan. Secara khusus tujuan penggunaan BTP dalam pangan adalah untuk :1) Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan.2) Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak dimulut.3) Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik 4) Meningkatkan kualitas pangan.5) Menghemat biaya.

C. Jenis dan Cara Penambahan Bahan Tambahan Pangana. JenisJenis bahan makanan yang sering terdapat pada produk makanan atau digunakan dalam mengolah makanan atau digunakan berdasarkan kegunaan dibedakan menjadi 11 macam yaitu :1) Zat pewarnaUntuk memperbaiki warna pada makanan atau minuman.Contoh zat warna : karmin, klorofil, tartrazin, karotein, titanium diroksida.

2) Zat pengawetUntuk mencegah atau menghambat tumbuhnya bakteri sehingga tidak terjadi pembusukan, pengsaman atau peruraian makanan.Contoh pengawet : asam benzoat dan nitrit.

3) PemanisUntuk memberikan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan lidah terhadap rasa manis. Contoh pemanis yang biasa di gunakan : sakarin dan siklamat.

4) Penyedap rasa dan aromaUntuk menambah atau mempertegas rasa dan aroma makanan.Contoh : essence monosodium glutamate dan lain-lain.

5) Pembentuk seratUntuk membuat makanan lebih berserat sehingga lebih mudah di kunyah dan di rasakan oleh mulut. Contoh : emulsifiers.

6) Anti oksidanUntuk mencegah bau tengik, untuk mencegah atau menghambat ketengikan pada produk misal minyak goreng. Contoh : lesitin dan asam askorbat yang merupakan bahan alami atau buatan seperti BHA dan BHT.

7) Anti KempalUntuk mencegah penggumpalan pada bahan makanan dalam bentuk tepung atau butiran yang menyerap air.

8) Pengaturan keasaman yang terdiri dari penetral dan pendapar pengasaman di gunakan untuk penegas rasa dan aroma, serta dapat mencegah sisa rasa asam yang tidak disukai atau mempertahankan derajat keasaman pada bahan makanan.

9) Pemutih atau pematang tepungAdalah bahan tambahan makanan yang dapat bersifat oksidator sehingga menghilangkan bercak bercak pada produk, juga dapat meningkatkan daya kembang pada tepung serta mematangkan tepung dan memperbaiki mutu pemanggangan.

10) Perenyah dan pengisiBahan tambahan makanan yang membuat makanan tetap renyah, biasanya diberikan pada buah buahan sayur acar, asinan, dan lain lain.

11) Zat PemantapBahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam sehingga memantapkan warna, aroma dan serat makanan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MenKes/Per/IX/88, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 239/MenKes/Per/V/85, Bahan Tambahan Makanan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan asal bahan, bahan penambahan, dan aturan pengunaan.

1) Berdasarkan asal bahan Bahan alamiDiperoleh dari hasil ekstraksi bahan-bahan alami. Dan memiliki sifat lebih aman dan mudah didapat, relatif kurang stabil, serta perlu jumlah banyak.Contoh : gula, garam, bawang putih, kunyit, khlorofil daun (sebagai pewarna), molase (sebagai pemanis), dan pandan (pemberi aroma).

Bahan identik alamiTerbuat dari bahan sintetis tetapi struktur kimianya identik dengan bahan alami. Contoh : pewarna yang berasal dari karotenoid murni yaitu Santoxantin (merah), Apokarotin (merah orange), dan beta karotin (kuning).

Bahan sintesisBiasanya merupakan hasil sintesis secara kimia. Memiliki keuntungan yaitu lebih stabil, lenih pekat, jumlah penggunaan sedikit, serta menimbulkan efek samping.Contoh: Sakarin dan siklamat yang fungsinya sebagai pemanis. BHA dan BHT (bersifat karsinogenik), formalin dan boraks (pengawet dan pengenyal), rhodamin B (pewarna), sakarin maksimal 300 mg/kg (efek karsinogenik), siklamat maksimal 1 g/kg (efek karsinogenik), asam askorbat, serta asam asetat glasial.

2) Berdasarkan bahan penambahan Sengaja ditambahkanContoh : pestisida, insektisida, pupuk

Tidak sengaja ditambahkanContoh : antioksidan, pengawet, pewarna, pengental

3) Berdasarkan aturan pengunaan Aman atau Generally Recognized As Safe (GRAS)Penggunaan termasuk aman (dosis bebas).

Memakai aturan pengunaan (Non-GRAS)Penggunaan diatur dalam UU (Men-Kes) karena tingkat bahaya dan ancaman yang ditimbulkan.

b. Cara Pemberian

Semua bahan kimia akan berubah sifatnya dari mengantungkan menjadi racun bila dosis pemakaiannya keliru. Oleh karena itu, penetapan batas maksimal pengunaan harian (BTM atau AD I) sangat penting dilakukan dan diinformasikan kepada masyarakat luas. Batas pengunaan bahan tambahan makanan sehari-hari.

Penentuan nilai AD ISuatu zat atau bahan yang disengaja ditambahkan saat pembuatan untuk mendapatkan hasil atau karakteristik tertentu sesusai yang diinginkan. Umumnya, bahan tambahan makanan membuat makanan menjadi lebih awet dan juga memberikan bentuk, rasa, dan bau yang lebih menyenangkan.

1) Bahan tambahan makanan sebagai campuran makanana) Bahan campuran normal (normal ingredient)Bahan campuran normal adalah bahan yang dapat dikonsumsi sendiri tanpa harus dicampur dengan bahan lain.Misalnya : buah stroberri selain berfungsi sebagai campuran es krim, stroberri juga dapat berfungsi sebagai buah.

b) Bahan pembantu pengolahan (Procesing Aids)Bahan pembantu pengolahan adalah komponen bahan-bahan penolong yang umumnya akan hilang sebagian atau secara keseluruhan akibat proses pengolahan. Bahan pembantu ini, biasanya tidak meninggalkan pengaruh merugikan terhadap warna, flavour, dan penamilan makanan olahan.

c) Kontaminan (contaminant)Kontaminan adalah bahan-bahan yang tidak sengaja terbawa atau tercampur dalam proses pengolahan. Misalnya residu, senyawa-senyawa pengemas yang kontak dengan makanan, mikroorganisme.

2) Bahan tambahan makanan menurut FAO-WHOYang tergolong bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan secara sengaja kedalam makanan dalam jumlah tertentu dan berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, dan memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang masa simpan.

3) Bahan tambahan makanan menurut codex almentarius commisionKomisi ini mendifinisikan bahan tambahan makanan sebagai bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya tidak dipakai secara khusus sebagai campuran makanan. Ada yang bernilai gizi, namun ada pula yang tidak. Dalam hal ini penambahan zat aditif hanya untuk membantu teknologi pengolahan pangan.

D. Dosis yang diizinkan oleh Berbagai Lembaga Lesehatan

Berikut ini adalah bahan tambahan pangan yang aman menurut Surat Keputusan Menkes no.722/Menkes/Per/IX/88 :

1) Pengawet Makanan Asam benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan Sodium benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan Asam propionate sebanyak 3 g per 1 kg adonan (untuk roti) Belerang dioksida sebanyak 500 mg per 1 kg adonan

2) Pewarna Makanan Ponceau 4 R untuk pewarna saus sambal dengan dosis 300 mg per 1 kg makanan atau 70 mg per 1 kg minuman. Merah allura/allura red dengan dosis 70 mg per 1 kg makanan atau 300 mg per 1 kg adonan Erytrosine dengan dosis 300 mg per 1 kg berat badan per hari Kuning FCF Sunset Yellow

3) Pemanis Sakarin dengan dosis 2,5 mg per 1 kg berat badan per hari Sodium siklamat dengan dosis 11 mg per 1 kg berat badan per hari Aspartam dengan dosis 40 mg per 1 kg berat badan per hari Sorbitol (digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan kalori rendah)

4) Penyedap Rasa dan Aroma MSG (mono sodium glutamate) micin/vetsin dengan dosis 120 mg per kg berat badan per hari

5) Pemutih dan Pematang Tepung Asam askorbat/ascorbic acid/vitamin C dosis 200 mg per kg berat badan per hari Aseton perioksida secukupnya

6) Pengental Pectin dosis 10 g per kg (ada 2 macam pectin apple dan pectin citrus) Gelatin dosis 5 mg per kg CMC/Carboxy Methyl Cellulose

7) Antioksidan Asam ascorbat/Ascorbic acid/vitamin C dosis 500 mg per kg untuk produk daging BHT dosis 200 mg per kg sebagai antitengik untuk minyak goreng TBHQ dosis antitengik untuk minyak goreng

8) Pengatur keasaman Untuk menurunkan PH. Citric Acid/Asam Sitrat (jeruk) Dosis 3 gram per kg Malic Acid/Asam Malat (apel) Tartaric Acid (anggur) Buffer Liquid/Buffered Lactic Acid /asam susu Untuk menaikkan PH Soda Kue/Sodium Bikarbonat Dosis 2 gram per kg Soda Kie S/Sodium Carbonate

9) Anti kempal atau gumpal atau cacking agent Magnesium Karbonat/Magnesium Carbonate 20 gram per kg Magnesium Stearat 15 g per kg ACA/Silica Premium ACA/Light Silica

10) Sekuestran Asam Fosfat 5 gram per kg Citric Acid/Asam Sitrat secukupnya

Sesuai dengan peraturan dari Departemen Kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88, yang termasuk dalam bahan tambahan makanan yang diijinkan sebagai berikut :

1. Anti OksidanAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(mg/kg)

1. Asam AskorbatDaging olahanIkan bekuBuah kalenganJam, Jelly, dan marmaladPekatan sari buah500400700500400

2. Asam eritorbatDaging olahanIkan bekuSaus apel kalengan500400150

3. BHA (Butil Hidroksianisol)Lemak dan minyak makanMargarineMentegaIkan bekuIkan asin2001002001000200

2. Anti KempalAdalah bahan makanan yang dapat mencegah mengempal atau menggumpalnya makanan yang berupa serbuk, tepung atau butiran.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(g/kg)

1. Aluminium SilikatSusu bubukKrim bubuk11

2. Kalsium Aluminium SilikatGaram mejaSerbuk gram dengan rempah atau bumbu mericaDekstrosa bubuk/gula bubuk1020 15

3. Kalsium SilikatSusu bubukKrim bubuk101

3. Pengatur KeasamanAdalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman bahan makanan. Selain itu juga berfungsi sebagai penegas rasa, warna, dan pengawet.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Asam MalatJam, jeli, marmaladMinuman ringanPasta tomatSecukupnya hingga pH 2,8-3,534 g/LSecukupnya hingga pH tdk lebih dari 4,3

2. Asam SitratPasta tomatJam, jeli, marmaladSecukupnya hingga pH tdk lebih dari 4,3Secukupnya hingga pH tdk lebih dari 2,8-3,5

3. Kalsium AsetatKaseinBirSecukupnyaSecukupnya

4. Asam LaktatMakanan bayi kalenganJam, jeli, marmalad 2 g/kgSecukupnya hingga pH 2,8-3,5

4. PemanisBahan Tambahan Makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(mg/kg)

1. SakarinPermen karetSausJam dan jeliMinuman ringan60300200300

2. SiklamatPermen karetSausJam dan jeliMinuman ringan5003 g/kg2 g/kg3 g/kg

3. SorbitolKismisJam, jeli, dan rotiMakanan lain5 g/kg300120

Sesuai dengan peraturan Badan POM yang baru (HK. 00.05.5.1.4547) tanggal 21 Oktober 2004, terdapat 13 macam pemanis buatanJenisKemanisan dan KaloriADI (mg/kg berat badan)Penggunaan

1. Alitam2000 x sukrosaKalori 1,4 kkal/gr0,34 mg/kgSusu, buah olahan, roti, saos

2. Acesulfam K.200 x sukrosaTidak ada kalori15 mg/kgSusu, es krim, buah olahan, permen, daging

3. Aspartam60-220 x sukrosaKalori 0,4 kkal/gr50 mg/kgSusu, es krim, jus, saos, minuman diet

4. Isomalt0,45-0,65 x sukrosaKalori 2 kkal/grTermasuk dalam GRASBuah segar, pasta/mie, diet khusus

5. Lakitol0,3-0,4 x sukrosaKalori 2 kkal/grTermasuk dalam GRASPasta/mie, ikan/daging, diet khusus

6. Maltitol0,9 x sukrosaKalori 2,1 kkal/grTermasuk dalam GRASPasta/mie, formula bayi/ diet khusus

7. Manitol0,5-0,7 x sukrosaKalori 1,4 kkal/grTermasuk dalam GRASMentega, pasta/mie, ikan, diet khusus

8. Neotam7000-13000 x sukrosaTidak berkalori0,2 mg/kg berat badan

9. Sakarin300-500 x sukrosaTidak ada kalori5 mg/kg berat badanSusu, es krim, buah olahan, permen karet, kue, minuman

10. Siklamat30 x sukrosaTidak ada kalori0-11 mg/kg berat badanSusu fermentasi, es krim, permen karet, minuman/jus, makanan diet

11. SilitolSama dengan sukrosaKalori 2,4 kkal/grTermasuk dalam GRASSusu fermentasi, buah segar, ikan olahan, bumbu, formula bayi

12. Sorbitol0,5-0,7 x sukrosaKalori 2,6 kkal/grTermasuk dalam GRASSusu fermentasi, mentega, buah segar / olahan, pasta / mi, daging/ikan, diet khusus

13. Sukralosa600 x sukrosaTidak ada kalori0-15 mg/kg berat badanSusu fermentasi, es krim, buah/sayur olahan, permen, kue, jus

Keterangan :ADI : Acceptable Daily Intake atau Asupan Harian yang dapat diterima, adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.5. Pemutih dan Pematang Tepung

Adalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung, sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(mg/kg)

1. Asam askorbatTepung200

2. AzodikarbonamidaTepung45

3. Natrium Stearil FumaratRoti dan sejenisnya5

6. Pengemulsi, Pemantap dan PengentalAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. AgarEs krimKalduSarden dan ikan sejenis sarden kaleng10 g/kgSecukupnya20 g/kg

2. Gom ArabEs krim dan sejenisnyaMinuman ringanYoghurt beraroma10 g/kg500 mg/kg5 g/kg

3. PektinEs krim dan sejenisnyaYoghurt beraromaMinuman ringanJam dan jeli, marmalad10 g/kg10 g/kg500 mg/kg5 g/kg

4. Amonium AlginatEs krim Yoghurt Keju10 g/kg5 g/kg5 g/kg

7. PengawetAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Asam BenzoatKecapMinuman ringanSaus tomat600 mg/kg600 mg/kg1 g/kg

2. Asam PropionatSediaan keju olahanRoti3 g/kg2 g/kg

3. Kalsium SorbatPekatan sari nanasMargarin1 g/kg1 g/kg

4. Kalium SorbatKejuJam dan jeliMargarin1 g/kg1 g/kg1 g/kg

8. PengerasAdalah Bahan Tambahan Makanan yang berfungsi sebagai bahan perenyah dan dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Kalsium KloridaSayur kalenganApel kalenganJam dan jeli260 mg/kg

200 mg/kg

2. Kalsium glukonatBuah kalenganTomat kalenganAcar ketimun dalam botol350 mg/kg450 mg/kg250 mg/kg

3. Kalsium sitratApel kalengan, sayur kalengan260 mg/kg

9. PewarnaAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.a. Pewarna alami (dari tumbuhan, hewan atau dari sumber mineral)Karotenoid (merah, kuning, dan oranye)Kurkumin (dari tanaman kunyit)Klorofil (hijau)b. Pewarna yang identik dengan alami (dihasilkan dengan cara sintesa kimia bukan cara ekstraksi)Santoxantin (merah)Beta karoten (kuning orange)c. Pewarna sintetikDyes (mudah larut dalam air dan tidak dapat larut dalam pelarut organik)Lakes (tidak larut dalam air, alkohol maupun minyak)Pewarna yang Diizinkan Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

Pewarna Alami

1. Kuning-Anato (Cl.75120)

-Beta Apo-8 karotenaEs krimKejuLemak minyakEs krimJam jeliMinyak lemak100 mg/kg600 mg/kgSecukupnya100 mg/kg200 mg/kgsecukupnya

2. Cokelat-KaramelYoghurt beraromaMinuman ringanJam dan jeli, marmalad200 mg/kg300 mg/kg150 mg/kg

3. Hijau-Khlorofil (Cl.75100)Jam dan jeli 200 mg/kg

4. Putih-Titanium Dioksida (77841)Kembang gulasecukupnya

Pewarna Sintetik

1. Biru-Brilliant Blue (Cl. 2028)Es krimAcar ketimunJam dan jeli, marmalad100 mg/kg200 mg/kg300 mg/kg

2. Kuning-Sunset yellow FCF (Cl.15985)Es krimYoghurtJam jeli marmalad100 mg/kg12 mg/kg200 mg/kg

3. Merah-Eritrosin (Cl. 45430)Es krimJam jeli 100 mg/kg200 mg/kg

4. Cokelat-Cokelat HT (Cl. 20285)Minuman dan Makanan cairMakanan lain70 mg/kg300 mg/kg

5. Hijau-Fast Green FCF (Cl. 42053)Es krim, MarmaladJam jeli100 mg/kg200 mg/kg

10. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat RasaAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa dan aroma alami (rempah-rempah, minyak atsiri). Penyedap rasa dan aroma sintetik (Benzaldehida, Etil Butirat, Vanilin). Penguat rasa : Asam guanilat, Asam L-glutamat.

11. SekuestranAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan, sehingga memperbaiki atau memberi warna, cita rasa dan tekstur pada makanan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Asam FosfatKepiting kalenganLemak dan minyak makan, minyak kacang, minyak kelapa, dan lainnya5 g/kg100 mg/kg

2. Dikalium FosfatDaging olahan/awetanKaldu3 g/kg1 g/kg

3. Dinatrium DifosfatLihat Dikalium FosfatPotongan kentang goreng bekuLihat Dikalium Fosfat100 mg/kg

Miscellaneous Additive (Bukan Golongan BTM)1. EnzimBerasal dari mikroba, tanaman dan hewan digunakan dalam pengolahan makanan secara fermentasi ( enzim rennet untuk pembuatan keju).2. Penambah GiziBahan tambahan berupa vitamin, mineral untuk memperbaiki nilai gizi (penambahan vitamin pada susu bubuk, Yodisasi garam).3. HumektanDimaksudkan untuk menyerap lembab sehingga dapat mempertahankan kadar air dalam makanan (contoh: gliserol pada keju, es krim).4. Bahan PenjernihDigunakan untuk menjernihkan minuman, sari buah atau minyak (bentonit untuk penjernihan anggur).Bahan Tambahan Makanan yang Dilarang Digunakan dalam Makanan1. Asam Borat (Boraks)Biasanya boraks digunakan pada pembuatan bakso, kerupuk, mie basah dan pengawet ikan atau ayam. Pada dasarnya boraks digunakan untuk pembuatan gelas, pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Dalam air, boraks akan terurai menjadi natrium hidroksida dan asam boraks. Boraks dilarang digunakan pada makanan karena berakibat pada kerusakan usus, otak, ginjal, dan hati.

2. Asam SalisilatAsam salisilat sering disebut aspirin, dalam pengobatan digunakan sebagai analgetik dan anti inflamasi. Pada mulanya, asam salisilat digunakan untuk mencegah jamur pada buah di pabrik cuka, tetapi pada akhirnya pemerintah Amerika melarang karena mempunyai efek tidak baik bagi kesehatan. Bila masuk ke dalam tubuh menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.

3. Dietilpirokarbonat (DEPC)DEPC pada mulanya digunakan sebagai pencegah peragian pada pembuatan minuman beralkohol dan minuman ringan. Juga sering digunakan pada pengawetan susu, sari jeruk dan minuman buah-buahan. Tetapi ternyata DEPC termasuk dalam bahan kimia karsinogenik.

4. DulsinDulsin adalah pemanis buatan yang memiliki rasa manis 250 kali gula tebu. Beberapa tahun digunakan ternyata dulsin mengakibatkan sifat karsinogenik pada hewan percobaan.

5. Kalium KloratKalium klorat biasanya digunakan sebagai pemutih, bahan peledak dan pembuat korek api. Penggunaan pada makanan dilarang sejak 1988 karena menyebabkan nyeri perut, kerusakan ginjal dan hati.

6. KloramfenikolKloramfenikol disebut juga chloromycetin adalah antibiotik. Pada saat ini kloramfenikol dilarang ditambahkan pada makanan hewan karena akan mengkontaminasi daging hewan yang pada akhirnya akan membahayakan konsumen.

7. Minyak nabati yang dibrominasiMinyak nabati yang dibrominasi adalah bahan tambahan pangan yang digunakan sebagai stabiliser dan pengemulsi pada minuman ringan. Penelitian menunjukkan bahwa pada tikus yang diberi ransum minyak yang dibrominasi menyebabkan kematian.

8. NitrofurazonNitrofurazon adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai salep atau obat luar. Nitrofurazon yang dicampurkan dalam pakan ayam menunjukkan potensi pemicu kanker.

9. FormalinFormalin merupakan bahan pengawet yang paling banyak disalahgunakan untuk produk pangan. Formalin dapat digunakan sebagai antiseptik, desinfektan dan pengawet dalam biologi. Dalam dosis kecil (