makalah bhs indonesia

19
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA TUGAS MAKALAH Dopa SoapSabun Mandi Transparan Organik Anti Oksidan dari Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Ekstrak Kulit Pisang ( Musa Paradisiaca, Linn. ) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Disusun Oleh : ANGGARA EKA PERMANA (21030112120030) ANGGA MUHAMMAD K. (20130112130126) ESTIONO NUGROHO (21030112130158) PUTI SETYO PURWOKO (21030112130149) RIZKI ANGGA ANGGITA (21030112140036) SURYO TETUKO (21030112120028) UDIN MABRURO (21030112140037) YOGA PRIYA UTAMA (21030112130121) UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Upload: anggara140194

Post on 16-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

teknik kimia

TRANSCRIPT

  • MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

    TUGAS MAKALAH

    Dopa Soap Sabun Mandi Transparan Organik Anti Oksidan dari Pemanfaatan

    Minyak Jelantah dan Ekstrak Kulit Pisang (Musa Paradisiaca, Linn.) Berbasis

    Teknologi Ramah Lingkungan

    Disusun Oleh :

    ANGGARA EKA PERMANA (21030112120030)

    ANGGA MUHAMMAD K. (20130112130126)

    ESTIONO NUGROHO (21030112130158)

    PUTI SETYO PURWOKO (21030112130149)

    RIZKI ANGGA ANGGITA (21030112140036)

    SURYO TETUKO (21030112120028)

    UDIN MABRURO (21030112140037)

    YOGA PRIYA UTAMA (21030112130121)

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2013

  • i

    Kata Pengantar

    Puji syukur atas segala rahmat dan karunia yang Allah SWT berikan

    kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Dopa

    Soap Sabun Mandi Transparan Organik Antioksidan dari Pemanfaatan Minyak

    Jelantah dan Ekstrak Kulit Pisang (Musa Paradisicia, Linn) Berbasis Teknologi

    Ramah Lingkungan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Muh. Muzakka, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikiran dalam penyusunan karya tulis ini.

    2. Keluarga yang selalu berdoa dan mendukung atas segala penulis lakukan, serta pihak lain yang membantu dalam penulisan karya tulis ini.

    Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dalam penyusunan karya tulis ini,

    sehingga saran dan kritik dari segala pihak yang bersifat membangun sangat

    penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Dan

    kami berharap karya tulis ini dapat dikembangkan lagi dan dapat bermanfaat

    untuk diaplikasikan dalam masyarakat luas. Sehingga dapat mengatasi berbagai

    masalah terutama masalah peningkatan kualitas kesehatan di masyarakat

    Indonesia saat ini.

    Semarang, 22 Mei 2013

    Tim Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ................................................................................................................ i

    Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

    Daftar Gambar ............................................................................................................... iii

    Daftar Tabel .................................................................................................................... iv

    Ringkasan ....................................................................................................................... v

    BAB I. PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1

    I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................................... 4

    BAB II. PEMBAHASAN

    II.1 Sabun, minyak jelantah, dan kulit pisang antioksidan ............................................... 5

    II.2 Pemanfaatan limbah minyak jelantah dan kulit pisang sebagai Sabun ....................................6

    BAB III. KESIMPULAN

    III.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12

    III.2 Saran ....................................................................................................................... 12

    DAFTAR PUSTAKA

  • iii

    Daftar Gambar

    1. Gambar 1. Grafik Data Statistik Konsumsi Minyak Goreng Nasional. ................. 2

    2. Gambar 2. Skema pembuatan sabun transparan antioksidan ................................ 7

    3. Gambar 3. Tahap Pemurnian Minyak Jelantah ..................................................... 7

    4. Gambar 4. Tahap ekstraksi dopamin dari kulit pisang .......................................... 8

    5. Gambar 5. Langkah Implementasi Produk Sabun Anti Oksidan di

    Masyarakat .......................................................................................................... 11

  • iv

    Daftar Tabel

    1. Tabel 1. Data Perkembangan Produktivitas Pisang di Indonesia .......................... 3

    2. Tabel 2. Data kebutuhan sabun dalam negeri dan ekspor ..................................... 5

    3. Tabel 3. Kandungan asam lemak yang dominan pada beberapa jenis minyak ................................................................................................................ 9

  • v

    SABUN TRANSPARAN ANTI OKSIDAN DARI MINYAK JELANTAH

    DAN EKSTRAK KULIT PISANG DENGAN TEKNOLOGI RAMAH

    LINGKUNGAN

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

    Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

    Abstrak

    Setiap orang pasti akan mengalami penuaan. Penuaan adalah suatu proses alami

    yang tak dapat dihindari dan berlangsung secara terus menerus yang

    ditandai oleh perubahan pada sel- sel tubuh (Finkle dan Holbrok,

    2000). Strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah penuaaan dini adalah

    dengan memusnahkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Keganasan radikal

    bebas dapat di atasi dengan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan (Slater,

    1984). Antioksidan adalah suatu senyawa yang berfungsi untuk menstabilkan

    elektron yang tidak berpasangan dengan cara mendonorkan elektronnya dan mampu

    menghentikan reaksi berantai yang ditimbulkan oleh radikal bebas (Mokbel dan

    Hashinaga, 2005). Minyak jelantah merupakan minyak yang berasal dari sisa

    penggorengan pangan. Minyak jelantah berpotensi menimbulkan masalah

    kesehatan bagi masyarakat apabila masih terus digunakan dan bila ditinjau dari

    komposisi kimianya mengandung senyawa peroksida yang bersifat pemicu kanker

    yang terbentuk selama proses penggorengan dan asam lemak tidak jenuh,

    sehingga minyak jelantah tidak layak digunakan sebagai bahan pangan. Pisang

    merupakan buah yang tumbuh di daerah tropis yang memiliki cita rasa dan

    kandungan gizi yang tinggi sebagai antioksidan. Kandungan antioksidan kulit

    pisang lebih besar daripada antioksidan dalam buahnya (Kanazawa dan Sakibara,

    2000). Sabun mandi merupakan kebutuhan harian yang cukup tinggi konsumsinya

    di masyarakat. Namun harus tetap berhati-hati dalam memilih jenis sabun mandi

    dan perhatikan kandungan bahan pembuatannya, jangan sampai kulit menjadi

    rusak atau terkena alergi dan kering. Ada beberapa bahan berbahaya yang terdapat

    dalam sabun mandi diantaranya adalah pewangi buatan, Triclosan, Sodium Lauryl

    and Laureth Sulfate, Methylisothiazolinone, Tetrasodium Etidronate, Propylene

    Glycol, Kimia aditif seperti Mineral Oil dan Petroleum Oil, Tetrasodium EDTA,

    Coca-midopropyl Betaine. Untuk menghindari ketakutan konsumen akan bahan

    kimia berbahaya dalam sabun maka muncul beberapa sabun, penulis

    menggagaskan untuk membuat inovasi dengan membuat sabun transparan

    antioksidan dengan memanfaatkan limbah-limbah minyak jelantah dan kulit

    pisang yang sehat dan ramah lingkungan guna meningkatkan nilai ekonomis dan

    kesejahteraan masyarakat.

    Kata kunci : sabun transparan antioksidan, minyak jelantah, pisang, dopami

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Penuan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dan

    berlangsung secara terus-menerus, yang ditandai oleh perubahan pada sel-sel

    tubuh (Finkle dan Holbrok, 2000). Polusi udara, metabolisme dalam tubuh, dan

    paparan oleh sinar matahari mempunyai pengaruh besar terhadap terjadinya

    penuaan kulit karena dapat menimbulkan radikal bebas di jaringan permukaan

    kulit (Barja, 2004). Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki

    elektron tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan sangat reaktif mencari

    pasangan elektronnya (Devasagayam et al., 2004). Radikal bebas memicu

    munculnya enzim proteolisis yang dapat memecah kolagen dan jaringan

    penghubung di bawah dermis (Hellemans et al., 2003). Berkurangnya

    kolagen serta serat elastin pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi

    berkeriput, tampak tua, terkesan kurang sehat, dan tidak cantik (Ames et al.,

    1993).

    Radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa yang mempunyai aktifitas

    antioksidan (Slater, 1984). Antioksidan adalah suatu senyawa yang berfungsi

    untuk menstabilkan elektron yang tidak berpasangan dengancara

    mendonorkan elektronnya dan mampu menghentikan reaksi berantai oleh

    radikal bebas (Mokbel dan Hashhinaga, 2005). Penggunaan antioksidan untuk

    mencegah penuaan dapat dilakukan dengan melapisi permukaan kulit.

    Pelapisan kulit dengan antioksidan, dapat dilakukan dengan memanfaatkan

    media sabun mandi.

    Sabun merupakan senyawa garam logam alkali (biasanya garam natrium)

    dari asam-asam lemak atau gliserida (Dalimunthe, 2009). Sabun dibuat

    melalui proses saponifikasi, yaitu reaksi hidrolisis asam lemak dengan alkali

    basa membentuk sabun dan produk samping berupa gliserol (Fessenden, 1994

    dan Ketaren, 1986). Sabun mandi bekerja sebagai surfaktan, berfungsi

    sebagai pengangkat kotoran yang menempel di kulit. Banyak sabun mandi

    pasaran dibuat dengan tambahan berbagai senyawa kimia berbahaya seperti

    pewangi buatan (triclosan,sodium lauryl and laurethsulfat,

  • 2

    methylisothiazolinone, tetrasodiumetidronate, propyleneglycol) dan kimia

    aditif (tetrasodium EDTA, coca -midopropylbetaine). Penggunaan senyawa

    ini akan menyebabkan iritasi kulit, gangguan kerusakan syaraf. Dari berbagai

    fakta tersebut perlu adanya inovasi pembuatan sabun organik alami tanpa

    adanya bahan tambahan kimia berbahaya.

    Minyak jelantah adalah minyak yang berasal dari sisa penggorengan.

    Komposisi minyak jelantah tersusun dari komponen gliserida atau asam

    lemak (56,5 %) dan komponen non gliserida (43,5 %) (Kheang, 1996).

    Ketersediaan minyak jelantah sangat melimpah di Indonesia. Data dari Badan

    Pusat Statistik, terjadi peningkatan konsumsi minyak goreng nasional dari

    tahun 2006-2010. Diprediksi jumlah ini meningkat dan mencapai angka 5,5

    juta ton diakhir tahun 2013. Sehingga akan berdampak pada jumlah limbah

    minyak goreng (minyak jelantah) yang besar pula. Minyak jelantah dapat

    menyebabkan pencemaran apabila dibuang ke lingkungan dan berbahaya

    apabila dikonsumsi, karena dapat mengakibatkan penyakit seperti

    pengendapan lemak dalam pembuluh darah (Artherosclerosis), penurunan

    nilai cerna lemak, dan kanker (Luciana, 2005 danNur, 2008). Tetapi fakta

    dilapangan banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan kembali

    minyak jelantah untuk dikonsumsi. Sehingga sangat perlu adanya

    pemanfaatan kembali minyak jelantah menjadi produk lain yang lebih

    inovatif.

    Gambar 1. Grafik Data Statistik Konsumsi Minyak Goreng Nasional

    Pisang merupakan buah yang tumbuh di daerah tropis, termasuk di

    Indonesia. Jumlah pisang di Indonesia cukup melimpah, data dari Faostat

    (2005) pada tabel 2, merupakan fluktuasi tingkat produksi pisang di Indonesia

    dari tahun 1995-2004. Dapat diperkirakan tingkat produksi pisang pada tahun

  • 3

    2013 mencapai angka 5,78 juta ton. Peningkatan produksi pisang akan

    berdampak pada pengingkatan jumlah limbahnya yaitu kulit pisang. Kulit

    pisang beratnya dapat mencapai sekitar sepertiga berat buah pisang (Anonim,

    2006), sehingga jumlah kulit pisang di Indonesia di tahun 2013 mencapai 1,9

    juta ton.

    Tabel 1. Data Perkembangan Produktivitas Pisang di Indonesia

    Tahun Produksi (Juta

    Ton)

    Tahun Produksi (Juta

    Ton)

    1995 3,805 2000 3,746

    1996 3,023 2001 4,3

    1997 3,057 2002 4,384

    1998 3,176 2003 4,311

    1999 3,375 2004 4,4

    Sumber : Faostat (2005)

    Kulit pisang memiliki kandungan senyawa antioksidan lebih besar

    dibandingkan dengan daging buanya (Kanazawa dan Sakakibara, 2000). Jenis

    antioksidan yang terdapat di kulit pisang adalah katekin, epikatekin,

    galokatekin yang merupakan senyawa fenolik (Someya et al., 2002), dopamin

    (Kanazawa dan Sakakibara, 2000), dan berbagai turunan senyawa flavonoid.

    Vinson et al (2001) melakukan analisa kuantitas dan kualitas antioksidan

    pada kulit pisang diperoleh antioksidan sekitar 42,30 mol/g berat kering.

    Studi lain oleh Chen et al (2004) mendapatkan antioksidan sebesar 3,61 mg/g

    berat kering. Dari berbagai fakta tersebut kulit pisang sangat berpotensi untuk

    dijadikan sebagai sumber antioksidan untuk pencegahan proses penuan dini

    yang disebabkan radikal bebas.

    Dari beberapa uraian diatas dapat dibuat suatu inovasi terbaru tentang

    pemanfaatan minyak jelantah, dan kulit pisang menjadi produk sabun mandi

    transparan organik antioksidan yang berfungsi sebagai penangkal radikal

    bebas. Pembuatan sabun ini menggunakan reaksi saponifikasi memanfaatkan

    kandungan asam lemak atau gliserida yang tinggi pada minyak jelantah.

    Kandungan antioksidan pada kulit pisang akan diekstrak, dan ditambahkan

    zat adiktif yang tidak berbahaya pada sabun minyak jelantah. Salah satu zat

  • 4

    adiktif yang ditambahkan adalah sukrosa yang berfungsi membuat tampilan

    sabun menjadi transparan. Bentuk transparan dipilih untuk meingkatan daya

    tarik estetika penampilan sabun, dan dapat meningkatkan ketertarikan

    masyarakat menggunakan sabun ini. Gagasan sabun mandi ini memiliki

    beberapa kelebihan diantaranya aman di gunakan karena menggunakan bahan

    organik alami, murah dan merupakan aplikasi teknologi ramah lingkungan

    karena memanfaatan kembali limbah yang tidak terpakai.

    I.2 Tujuan dan Manfaat

    Penulisan ini memiliki tujuan untuk :

    1. Menciptakan inovasi baru mengenai sabun antioksidan yang ramah

    lingkungan.

    2. Memaparkan tahapan pembuatan sabun transparan dari limbah minyak

    jelantah dan kulit pisang.

    3. Mengetahui langkah-langkah strategis apa yang dapat dilakukan untuk

    mengimplementasikan sabun transparan dari minyak jelantah dan kulit

    pisang di masyarakat.

    Adapun manfaat yang dapat dicapai dari penulisan ini adalah:

    1. Memberikan solusi dari dampak bahaya zat kimia sabun yang beredar

    di masyarakat.

    2. Meminimalisir pemakaian minyak jelantah untuk dikonsumsi kembali

    ataupun dibuang yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

    3. Memanfaatkan limbah kulit pisang yang produksinya melimpah tiap

    tahunnya.

  • 5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Sabun, minyak jelantah, dan kulit pisang antioksidan

    Tabel 2.Data kebutuhan sabun dalam negeri dan ekspor

    Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan sabun

    terus meningkat dari tahun-ketahun. Oleh karena itu, dengan adanya pabrik

    pembuatan sabun ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sabun baik di dalam

    maupun di luar negeri.

    Minyak jelantah merupakan minyak yang berasal dari sisa penggorengan

    panganan. Minyak jelantah berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi

    masyarakat apabila masih terus digunakan dan bila ditinjau dari komposisi

    kimianya mengandung senyawa peroksida yang bersifat pemicu kanker yang

    terbentuk selama proses penggorengan dan asam lemak tidak jenuh, sehingga

    minyak jelantah tidak layak digunakan sebagai bahan pangan. Minyak jelantah

    yang mengandung gliserida mirip dengan minyak goreng juga bisa dibuat

    menjadi surfaktan dengan proses saponifikasi

    Pisang merupakan buah yang tumbuh di daerah tropis yang memiliki cita

    rasa dan kandungan gizi yang tinggi sebagai Antioksidan.

    Kandungan antioksidan kulit pisang lebih besar daripada

    antioksidan dalam buahnya (Kanazawa dan Sakakibara, 2000). Kulit pisang

    yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat dapat dimanfaatkan

    sebagai agen antipenuaan berbahan alam yang ditambahkan dalam

    sabun sehingga lebih aman digunakan.

  • 6

    Sabun mandi memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan aktivitas

    mandi, karena dapat membersihkan tubuh dari kotoran sekaligus dapat membuat

    tubuh menjadi segar dan wangi. Namun harus tetap berhati-hati dalam memilih

    jenis sabun mandi karena ada beberapa bahan berbahaya yang terdapat dalam

    sabun mandi yang dapat memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh.

    Di pasaran talah beredar macam-macam sabun herbal dari bahan alami

    yang bisa menggantikan sabun berbahan kimia yang bisa membahayakan para

    konsumen. Contoh dari sabun yang berbahan herbal yang bisa kita temukan di

    pasaran adalah sabun bengkoang, sabun zaitun, sabun kopi, sabun anggur, sabun

    kemagi, sabun limau, sabun alpokat, dan masih banyak sabun herbal lainnya.

    Semua jenis sabun herbal tersebut menggunakan bahan dasar alami yang sehat.

    Berdasarkan fungsi sabun sebagai antioksidan, di pasaran kita sudah bisa

    menemui berbagai macam sabun antioksidan, diantaranya adalah sabun dari

    ekstrak rosela, sabun sabun stawberry, sabun coklat, sabun mentimun, sabun

    pepaya, dan masih banyak sabun antioksidan lainnya.

    Dari uraian sabun herbal dan sabun antioksidan di atas, semuanya

    menggunakan bahan yang alami yang masih berguna, tetapi belum ada yang

    menggunakan bahan dari limbah yang sudah tidak terpakai. Sehingga perlu dibuat

    sabun herbal antioksidan yang terbuat dari bahan limbah. Dengan penggunaan

    limbah sebagai bahan pembuatan sabun herbal dan antioksidan ini diharapkan

    dapat menurunkan nilai produksi dalam pembuatan sabun.

    II.2 Pemanfaatan limbah minyak jelantah dan kulit pisang sebagai Sabun

    Pada solusi terdahulu telah ada jenis sabun antioksidan yang berasal dari

    bahan alami. Namun belum ada produk sabun yang berbahan baku limbah.

    Melalui karya tulis ini, penulis memberikan gagasan inovasi pemanfaatan limbah

    minyak jelantah dan kulit pisang sebagai sabun transparan antioksidan ramah

    lingkungan. Dengan demikian produk ini memberikan solusi terhadap

    pemanfaatan limbah kulit pisang dan minyak jelantah yang mempunyai nilai

    ekonomi yang tinggi serta aman digunakan karena berbahan dasar alami.

  • 7

    Adapun langkah-langkah dalam pembuatan sabun transparan antioksidan

    ramah lingkungan ini adalah sebagai berikut :

    Tahap Pemurnian Minyak Jelantah

    Minyak jelantah hasil sisa penggorengan tidak dapat digunakan secara

    langsung sehingga memerlukan pemurnian terlebih dahulu. Pemurnian minyak

    jelantah dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu Despicing, Bleaching, dan

    Deodorizing. Pada Despicing, minyak jelantah sebanyak 1 liter dicampurkan

    dengan air sebanyak 1 liter di dalam dandang lalu dipanaskan hingga diperoleh

    separuh dari volume awal. Bleaching dilakukan dengan cara menambahkan 10 g

    karbon aktif lalu diaduk hingga rata. Fungsi karbon aktif adalah sebagai penjerap

    pengotor yang terdapat pada minyak jelantah. Lalu Deodorizing yaitu

    Gambar 4. Tahap Pemurnian Minyak Jelantah

    Minyak

    jelantah

    Kulit

    Pisang

    Minyak

    murni

    Dopamin

    Sabun Transparan

    Antioksidan

    Gambar 3. Skema pembuatan sabun transparan antioksidan

  • 8

    memisahkan karbon aktif dan minyak dengan cara penyaringan hingga

    memperoleh minyak yang dimurnikan.

    Tahap Ekstraksi Dopamin dari Kulit Pisang

    Dopamin merupakan asam amino yang memiliki aktivitas antioksidan.

    Kulit pisang mempunyai kandungan antioksidan yang lebih besar daripada

    daging buahnya berkisar antara 80mg-560mg tiap 100 g kulit pisang. Senyawa

    dopamin dapat diekstraksi dari kulit pisang dengan cara merendam 200 g kulit

    pisang bersih dan kering yang telah dipotong kecil-kecil dengan pelarut organik

    aseton sebanyak 100 ml selama 1 hari. Setelah itu dipisahkan pelarut organik

    aseton untuk memperoleh senyawa antioksidan Dopamin.

    Tahap Pembuatan Sabun Transparan Antioksidan

    Sabun dapat dibuat dengan cara mereaksikan lemak / asam lemak dengan

    basa kuat. Reaksi penyabunan sering disebut juga dengan reaksi saponifikasi.

    Adapan pembuatan sabun transparan dapat adalah sebagai berikut :

    1. Panaskan 1 Liter minyak yang telah dimurnikan sampai suhu 60 oC.

    2. Masukkan KOH 30 % sebanyak 500 ml.

    3. Panaskan dengan suhu 70 oC sambil diaduk.

    4. Aduk terus sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk larutan yang

    kental).

    5. Tambahkan 500 gram asam stearat yang sudah dilelehkan pada suhu 60oC.

    6. Tambahkan 800 ml etanol, 800 ml gliserin, 500 ml Coco-DEA, 80 gram gula

    pasir, dan 10 gram NaCl sambil terus diaduk.

    7. Pemanasan dan pengadukan terus dilakukan sampai seluruh campuran menjadi

    homogen.

    8. Penambahan zat antioksidan 50 ml, pewarna dan pewangi pada suhu 40 oC.

    Gambar 5.Tahap ekstraksi dopamin dari kulit pisang

  • 9

    9. Tuangkan campuran ke dalam cetakan berukuran 12,5 x 10 cm dan diamkan

    hingga sabun mengeras.

    10. Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan lalu diberi kemasan.

    Keterangan bahan baku :

    1. Minyak dan Lemak

    Jenis minyak yang dapat digunakan pada proses pembuatan sabun adalah

    minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak, minyak jagung, minyak kedelai dan

    minyak lainnya. Minyak ini mengandung asam lemak yang digunakan sebagai

    bahan dasar reaksi saponifikasi dalam proses pembuatan sabun.

    Tabel 3. Kandungan asam lemak yang dominan pada beberapa jenis minyak

    No Jenis Minyak Asam Lemak yang Dominan Jumlah

    1 Minyak Kelapa Asam Laurat 44 - 53 %

    2 Minyak Sawit Asam Palmitat

    Asam Oleat

    40 - 46 %

    39 - 45 %

    3 Minyak jarak Asam Risinoleat 86 %

    4 Minyak jagung Asam Linoleat

    Asam Oleat

    56,3 %

    30,1 %

    5 Minyak Kedelai Asam Linoleat

    Asam Oleat

    15 64 %

    11 60 %

    Minyak dan lemak dihasilkan oleh alam yang bersumber dari hewan dan tanaman,

    perbedaan mendasar antara lemak hewani dan lemak nabati adalah :

    Lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung

    fitosterol

    Kadar lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil daripada lemak nabati

    2. Kalium Hidroksida ( KOH )

    Kalium hidroksida (KOH) seringkali disebut dengan soda qie yang

    merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. KOH

    berbentuk kristal putih dengan sifat cepat menyerap kelembapan. Kalium

    hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun yang disebut dengan

    saponifikasi.

  • 10

    3. Asam Stearat

    Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang (C18) yang

    bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya.

    Asam stearat dapat berbentuk cairan atau padatan. Pada proses pembuatan sabun,

    asam stearat berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.

    4. Etanol

    Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak berwarna, merupakan

    senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan

    sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan

    lemak.

    5. Gliserin

    Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati

    dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan

    sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfir

    sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit

    dan mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki

    rasa manis.

    6. Coco dietanolamida (Coco-DEA)

    Coco-DEA merupakan dietanolamida yang terbuat dari minyak kelapa.

    Dalam formula sediaan kosmetik, DEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil

    busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang

    bermanfaat untuk menyatukan fasa minyak dengan fasa air.

    7. Natrium Klorida (NaCl)

    Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak

    berwarna dan bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCl selain bertujuan

    untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan konsentrasi elektrolit agar

    sesuai dengan penurunan jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan

    pembuat sabun tetap seimbang selama proses pemanasan.

    8. Gula Pasir

    Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun

    transparan, gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada

    sabun. Penambahan gula pasir dapat membantu perkembangan kristal pada sabun.

  • 11

    9. Pewarna

    Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan

    produk sabun yang beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan

    pewarna untuk kosmetik grade.

    10. Pewangi

    Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan

    efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan

    sabun adalah dalam bentuk parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga,

    tanaman herbal dan lain-lain).

    Gambar 5. Langkah Implementasi Produk Sabun Anti Oksidan di Masyarakat

    Disiapkan kulit

    pisang bersih dan

    kering.

    Kulit pisang dipotong

    kecil-kecil

    Diekstraksi

    dengan aseton

    Dopamin

    Panaskan minyak

    hingga 60 0C

    Tambahkan KOH

    30% aduk hingga

    700C

    tambahkan Asam

    stearat 600C

    tambahkan etanol ,

    gliserin, Coco DEA, dan gula pasir

    Pada suhu 400C tambahkan zat

    antioksidan, pewarna dan pewangi

    Sabun Transparan Antioksidan

    minyak

    jelantah

    despicing

    Ditambahkan karbon aktif

    Disaring hingga jernih

    Minyak murni

  • 12

    BAB III

    PENUTUP

    III.1 KESIMPULAN

    Minyak jelantah sangat berbahaya dan tidak dapat digunakan karena

    mengandung senyawa perosida dan asam lemak tidak jenuh yang dapat memicu

    penyakit kanker. Tetapi kandungan gliserol yang tedapat dalam minyak jelantah

    dapat digunakan sebagai bahan pembuat sabun. Kulit pisang mengandung

    dopamin yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai untuk menghasilkan sabun

    Anti Oksidan. Untuk meningkatkan nilai ekonomi sabun Anti Oksidan, dapat

    dibuat sabun Anti oksidan transparan dengan menggunakan gula.

    III.2 SARAN

    Perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat tentang potensi minyak

    jelantah yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat sabun. Hal ini dapat

    mengurangi limbah minyak jelantah yang tidak dapat digunakan lagi dan sering

    dibuang percuma.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ames, B.N., M.K. Shigenaga, dan T.M. Hagen. 1993. Oxidants, antioxidants, and the degenerative diseases of aging. Proc. Natl.Acad. Sci. 90:7915-7922.

    Barja, G. 2004. Free radicals and aging.Trends in Neurosciences 27 (10): 595-600.

    Balasundram, N., K. Sundram, dan S. Samman. 2005.

    Phenolic compounds in plants and agri-industrial by products: Antioxidant activity, occurrence, and potential uses. Food Chem. 99(1):191-203.

    Devasagayam, T.P.A., J.C. Tilak, K.K. Boloor,K.S. Sane, S.S.

    Ghaskadbi, dan R.D. Lele. 2004. Free Radicals and Antioxidants in Human Health: Current Status and Future Prospects. JAPI 52: 794:804.

    Finkel, T. dan N.J. Holbrok. 2000. Oxidants, oxidative stress and the biology of ageing. Nature 208:239-247

    Hellemans L., H. Corstjens, A. Neven, L. Declercq, dan D. Maes. 2003. Antioxidant Enzyme Activity in Human Stratum Corneum Shows Seasonal Variation with an Age-Dependent Recovery. Catalase 120(3):434-439.

    Kanazawa, K. dan H. Sakakibara. 2000. High content of dopamine, a strong antioxidant, in Cavendish banana. J Agric. FoodChem. 48(3):844-848.

    Sultana, B., F. Anwar, M.R. Asi, dan S.A.S. Catha. 2008, Antioxidant potential of extracts from different agro wastes: Stabilization of corn oil. Grasas Y Aceites 59(3):205-217.

    Mokbel, M.S. dan F. Hashinaga. 2005. Antibacterial and Antioxidant Activities of Banana (Musa, AAA cv. Cavendish) Fruits Peel. Am. J. Biochem. And Biotech. 1(3):125-131

    Rionugroho, G. dan Harum,N. 2011. Manfaat Minyak Goreng Bekas Dan Abu Kulit Buah Kapuk Randu (SODA QIE) Sebagai Bahan Pembuata Sabun Mandi Organik Berbasis Teknologi Ramah

    Lingkungan. Universitas Dipoenegoro.Semarang

    Slater, T.F. 1984. Free-radical mechanisms in tissue injury. Biochem. J. 222 : 1-15

    Someya, S., Y. Yoshiki, dan K. Okubo. 2002. Antioxidant compounds from bananas (Musa Cavendish). Food Chem. 79: 351-354