makalah binaan instruktur
DESCRIPTION
awawdawdawdTRANSCRIPT
MAKALAH BINAAN INSTRUKTUR (BINTUR)
DISUSUN OLEH : M. Ibnu Rahman
PASKIBRA SEKOLAH SATUAN PALETEHAN (PSSP)
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BOGOR TAHUN 2013/2014
JL. DR. SUMERU KOMP. BUMI MENTENG ASRI
TELP. (0251) 8338865, FAX. (0251) 8315815 BOGOR - 16111
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji kehadirat allah SWT, dengan segala rahmat dan barokahnya, maka makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangan dalam segi pengetikan maupun isi.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi persyaratan ( BINTUR ), walaupun dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan maka selesailah makalah ini, dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangannya , tapi di harapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah wawawsan bagi pembaca.
Dengan segala kekurangan yang masih ada di makalah ini penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.
Wassalamualaikum Wr Wb
Lembar Pengesahan
Laporan hasil kegiatan bintur :
Hari :
Tanggal :
Nama : M. Ibnu Rahman
Kelas : X-4
Angkatan : XX
Mengetahui
Ketua PSSP Penulis
M. Khoerul Manzil M. Ibnu Rahman
NIS. NIS.
Pembina Satuan Pembina Latih
Nanan Bentar Wardana
NIP. NIM.
Pengertian Public Speaking dan Alur Penerapannya
Public Speaking apabila ditelaah secara harfiah, maka dapat dibagi dalam 2 kosakata yaiut public yang artinya umum, khayalak banyak, secara massa dan speaking yang berarti berbicara secara runtut dan mengandung makna. sehingga Public-Speaking dapat diartikan sebagai tata cara melakukan bicara di depan umum, secara runtut dan terencana, dengan tujuan tertentu.
ketika seseorang melakukan kegiatan public speaking maka orang tersebut disebut sebagai public speaker, dalam profesi ini ada beberapa orang yang menggunakan kegiatan public speaking dalam menjalankan pekerjaannya, antara lain orator : ahli pidato, presenter yaitu penyaji suatu program dan biasanya berkaitan dengan media massa elektronik (dapat didengar atau bahkan dilihat), Motivator atau instruktur yakni figur yang diyakini dapat memberikan suntikan semangat kepada seseorang dalam melaksanakan pekerjaan mereka atau membina seorang pekerja dalam melaksanakan tugas dengan pekerjaan yang lebih baik.
Definisi Public Speaking
public speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan mengenai suatu hal atau topik di hadapan banyak orang dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat tertentu..
Penerapan Public Speaking
Disadari atau tidak, kita seringkali melakukan public speaking dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bahkan oleh pelajar sekalipun. Mengutarakan pendapat di dalam rapat, bercerita kepada teman-teman di sekitar, dan presentasi di depan kelas merupakan segelintir contoh dari penerapan public speaking.
Ciri-ciri Public Speaking yang baik
Orang dengan kemampuan public speaking yang baik adalah orang yang mampu menyampaikan pesan kepada orang banyak, namun pesan dapat sampai ke penerima pesan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan.
Public speaking bukanlah kemampuan yang bisa kita pelajari tanpa adanya latihan yang cukup. Untuk bisa mengembangkan kemampuan public speaking kita dengan baik, diperlukan ‘jam terbang’ yang tinggi dalam berbicara di depan umum.
Faktor percaya diri public speaking
Orang yang rendah diri atau depresif ialah mereka yang tidak pernah mencoba menunjukkan potensi yang ia miliki. Akibatnya, rasa percaya diri tetap terkalahkan oleh rasa takut dan rasa gugup yang selalu membayangi pikirannya sebelum bertindak. Perlu disadari bahwa ketakutan itu perlahan-lahan akan hilang apabila kita sering mencoba melakukan hal yang kita takutkan, lalu membuat kesalahan, dan kemudian dengan cermat mengambil pelajaran dari setiap pengalaman yang didapatkan. Seperti yang dinyatakan oleh Dale Carnegle, 2006,
bahwa cara tercepat dan terbaik untuk mengalahkan rasa takut adalah dengan melakukan apa yang kita takutkan.
Strategi dan persiapan yang baik sebelum berbicara di depan publik
Tugas seorang public speaker adalah menyampaikan ide kepada audiens dan ide tersebut berpotensi untuk mempengaruhi tindakan audiens. Untuk itu, sangat diperlukan persiapan yang optimal sebelum melakukan presentasi di depan audiens. Saya merangkum strategi dan persiapan tersebut dalam lima hal, yaitu:
1. Pengenalan Audiens
Pengenalan audiens dapat membekali kita dalam memilih bahan, menyusun, dan menyajikannya dengan strategi yang tepat. Hal ini dikarenakan pengetahuan kita tentang publik akan menjadi konkret.
Untuk mengenali calon audiens, terdapat hal-ha umum dan khusus yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Hal umum
Jumlah audiens, rentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, sosial-politik-ekonomi, dan adat budaya.
1. Hal khusus
- Perhatikan motivasi kedatangan audiens
- Perhatikan tingkat pengetahuan auidens
- Perhatikan kemungkinan reaksi atau sikap audiens
1. Pengorganisasian Materi
Semakin banyak informasi yang dapatkan maka akan semakin baik persiapan materinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Mengetahui informasi yang dibutuhkan
- Mengetahui sumber informasi
- Memilih beberapa informasi dari beberapa kumpulan yang telah didapatkan
- Menyusun struktur materi
1. Pengenalan Tempat
Seorang pembicara yang baik akan mengenali terlebih dahulu medan dimana ia akan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Hadir sekurang-kurangnya satu jam sebelum acara dimulai untuk melihat kondisi fisik secara keseluruhan
- Pastikan posisi saat akan berbicara
- Perhatikan outdoor atau indoor
- Perhatikan syarat kebutuhan anda untuk berbicara, seperti kelengkapan audio visual
1. Penampilan Fisik
Audiens cenderung akan memberikan penilaian ketika mendapat kesan pertama yang diberikan oleh pembicara. Maka dari itu, banyak hal yang harus diperhatikan secara mendetil, antara lain:
- Kerapian, kebersihan, dan kesesuaian pakaian
- Kenampakan fisik saat tampil, seperti
Berdiri santai tetapi tegap Kaki harus rapi dan terlihat sopan Keadaan tangan santai dan dapat melakukan gerakan yang seproporsional mungkin Wajah terlihat meyakinkan tetapi tidak tegang
Komunikasi efektif dan teknik-teknik public speaking
Dalam Melaksanakan Public Speaking maka dikenal Alur kegiatan Public Speaking yang tersusun dalam tahap-tahap berikut ini :
• Canalizing Ideas - dalam tahap ini, seorang public speaker terlebih dahulu memilih pesan yang akan disampaikan. Hal ini dilakukan untuk mensiasati tidak adanya kerancuan pesan karena tidak ada fokus masalah yang akan disampaikan.
• Planning Design - pada tahap ini seorang public speaker merancang tata cara penyampaian pesan. Yakni dengan menentukan akan memulai dengan bahasa apa, dengan gaya berbicara seperti apa, dan apakah hal-hal tersebut telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
• Mapping your route - pada tahap ini seorang public speaker merencanakan bagan penyampaian pesan. Yakni menentukan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan diawal, tengah hingga akhir. Baik dari pembukaan, joke sebagai selingan hingga kata-kata mutiara pembangkit semangat atau pembuka inspirasi.
• Acquiring knowledge – pada tahap ini yang merupakan tahap terakhir bagi seorang public speaker yakni menambahkan isi pesan yang disesuaikan dengan tujuan public speaking, baik ilmiah maupun bukan ilmiah. Dengan melakukan kegiatan terakhir ini maka pesan yang disampaikan diharapkan dapat lebih bermakna.
Tujuan Kegiatan Public speaking dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. sebagai pemberi informasi dimana seseorang pada tahap ini hanya memberikan pesan tanpa meminta feedback dari receiver (penerima pesan).
2. sebagai orang yang berusaha mempengaruhi (influence) yakni untuk mengarahkan atau membentuk sikap seseorang sesuai dengan apa yang ingin sang influecer, ditahap ini khayalak menjadi patuh pada apa yang disampaikan oleh penyampai pesan. contoh pada kasus ini kita dapat lihat pada berita aktual yang akhir-akhir ini banyak dibahas yaitu modus penipuan dengan mengatasnamakan NII (Negara Islam Indonesia), pada praktek ini sang public speaker berusaha untuk mengarahkan khayalak atau peserta untuk mengikuti jalan pikiran mereka (terkait dengan teknik kami bahas dalam tulisan lain)
3. sebagai orang yang berusaha agar orang lain ikut berpartisipasi (Participated In) yakni pesan yang disampaikan bertujuan untuk diikuti atau menjadi panutan bagi orang lain yang mendengar dan mengamati. dalam hal ini public speaker menjadi panutan bagi khayalak. hal ini dapat dilihat dari tokoh-tokoh besar dunia, misalnya nabi besar ummat islam, Muhammad S.A.W yang menjadi panutan bagi banyak ummat islam hingga hari ini.
Kesimpulan
Kepentingan akan kemampuan berbicara di depan publik sudah sangat mutlak. Kemampuan ini mendasari kesuksesan setiap orang diberbagai bidang. Seorang Public speaker dengan perannya sebagai pemberi pengaruh dan manfaat bagi para pendengar dituntut untuk tampil meyakinkan. Semua perkataan, penampilan, dan perilakunya dapat saja menjadi inspirasi bagi para pendengarnya. Untuk itu, unsur motivasi komunikasi harus melekat dalam diri seorang public spekerguna menghindari kekhawatiran-kekhawatiran yang membuat ia ragu dengan kemampuannya.
Ketenangan seorang public speaker ditentukan oleh kesempurnaan persiapannya. Kemudian setiap proses pelaksanaanya dilakukan dengan sistematis. Maka, seorang public speaker akan mendapatkan kesuksesan apabila ia telah berhasil menjalankan strateginya dan menerapkan teknik-teknik berkomunikasi yang efektif. Strategi dan teknik tersebut dilaksanakan sebelum berbicara, saat berbicara, setelah berbicara, dan selama proses pengulangan kegiatan dikesempatan berikutnya.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Etimologi
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.[5] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya di Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana. Piramida di Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Pengertian Pengorganisasian dan Organisasi
Organisasi adalah Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing)
memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan wadah atau
tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan
ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning).
Dengan demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki pengertian yang
berbeda.
James L. Gibson c.s., sebagaimana yang dikutip oleh Winardi, berpendapat
bahwa:“…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat
mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang
bertidak secara sendiri”
B. Azas – azas Organisasi
Pembagian kerja
Asas wewenang dan tanggungjawab
Disiplin
Kesatuan perintah
Kesatuan arah
Asas kepentingan umum
Pemberian janji yang wajar
Pemusatan wewenang
Rantai berkala
Asas keteraturan
Asas keadilan
Kestabilan masa jabatan
Inisiatif
Asas kesatuan
C. Bentuk – Bentuk Organisasi
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang
sudah terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan mengarahkan
tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja. Pengambilan keputusan
dalam sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama.
Macam-macam bentuk organisasi tersebut adalah:
1. Macam – macam organisasi
a) Democratic Decentralized (DD)
Tidak memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk menangani suatu
tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa berubah/diganti bila ada perubahan
dalam pekerjaan (task). Keputusan yang dibuat harus berdasarkan konsensus kelompok,
bukan hanya wewenang satu orang saja.
Komunikasi sangatlah penting karena setiap individu harus benar-benar paham akan
segala sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan. Sifat komunikasi antar anggota di sini
adalah komunikasi horizontal, karena tidak ada istilah pimpinan dan bawahan dalam bentuk
organisasi ini.
b) Controlled Decentralized (CD)
Memiliki satu pemimpin utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-tugas utama.
Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih pemimpin utama untuk mengkoordinir
dan menangani sub-sub tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan pemimpin utama. Pemimpin
sekunder ini menjadi koordinator dalam sub-sub group yang dibentuk berdasarkan pembagian
tugas.
Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antar anggota dalam masing-
masing sub group. Sedangkan pengambilan keputusan antar group diputuskan oleh pemimpin
utama. Komunikasi juga tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan
secara horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi vertikal
antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim.
c) Controlled Centralized (CC)
Hanya ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan ditangani langsung
oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan terhadap suatu masalah berada di
tangan pimpinan utama.
Pimpinan utama ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja
dan tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat
komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
2. Teori – teori Organisasi
a) James D. Money
Oragnisasi adalah sebagai bentuk perserikatan orang – orang untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
b) Jhon D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang
diselengarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
c) Chester L Bernard
Organisasi adalah suatu sistem tentang aktifitas kerjasama dua orang atau lebih dari
sesuatu yang tidak berwujud dan tidak padang bulu, yang sebagian besar bagian silaturahmi.
FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Fungsi Manajemen Organisasi
Manajemen pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan(manajer) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.Kegiatan manajemen dan aplikasinya dalam organisasi dan metode:
a. Planning (perencanaan)
Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya.Planning merupakan kegiatan non fisik (kejiwaan) sebelum melaksanakankegiatan fisik dan sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dansasaran organisasi serta tujuan suatu program pembangunan.Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalahrencana-rencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bisa melalui rapat-rapat, seperti:• Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana-rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.• Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan.
b. Organizing (pengorganisasian)
Merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan mengenai orang yang menduduki fungsi -fungsi tersebut secara tepat. Organizing dilakukan demi perencanaan, pelaksanaan dan pembagian kerja yang tepat. Yang harus diperhatikan dalam penempatan orang (staffing) dilakukan secara obyektif.Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah :• Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan(relationship) antara organisasi/bagian/seksi yang satu dengan yang lain.• Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masingbagian.• Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar Organisasi, dll)• Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris Organisasi harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.
c. Motivating (pendorongan)
Merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina danmendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai. Motivating mencakup segi-segi perangsang baik yang bersifat rohaniah seperti kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karier, pemberian cuti dan sebagainya maupun yang bersifat jasmaniah seperti sistem upah yang menggairahkan pemberian tunjangan, penyediaan fasiliatas yang lengkap dan sebagainya.
d. Accounting (pelaporan)
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :• Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan) atau• Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan
e. Controlling (pengendalian)
Merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakanpengawasan, penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan. Controlling sangat penting untuk mengetahui sampai di mana pekerjaan sudah dilaksanakan sehingga dapat dilakukan evaluasi, penentuan tindakan korektif ataupun tindak lanjut, sehingga pengembangan dapat ditingkatkan pelaksanaannya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap komitmen organisasi diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan, perhatian,
kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan, perbedaan karakteristik individu (usia,
tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang berhubungan dengan
pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja,
kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan
bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan diri agar
tetap menjadi anggota organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen organisasi
meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang
ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha
semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi.
Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal dengan organisasi,
perasaan terlibat pada organisasi, dan perasaan setia terhadap organisasi
Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pada mulanya diperkenalkan oleh dua ahli psikologi,
yaitu Peter Salovey dari Universitas Harvard, dan John Mayer dari Universitas New
Hampshire. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Daniel Goleman,
Salovey dan Mayer menggunakan istilah kecerdasan emosional untuk
menggambarkan kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan
perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan
perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual
Daniel Goleman mencirikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan
tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.
Pengertian yang lain disampaikan oleh Pamugari Widyastuti, dosen psikologi
Universitas Indonesia. Menurutnya, emotional intelligence adalah kemampuan mengenali
perasaan-perasaan yang positif (menyenangkan) dan negatif (tidak menyenangkan), serta
kemampuan mengubah suatu perasaan negatif menjadi positif. Sedangkan emotional quotient
adalah kesadaran emosi dan kemampuan mengelola emosi, yang memungkinkan seseorang
mampu menyelaraskan emosi dan nalarnya sehingga kebahagiaan dapat tercapai secara
optimal
Seorang pakar psikologi, Robert K. Cooper –sebagaimana dikutip oleh Wijaya
mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami,
dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Hal ini berarti kecerdasan emosi menuntut penilikan
perasaan, pengaruh untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain
serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan
sehari-hari
Adapun pembagian emosi menurut Daniel Goleman adalah sebagai berikut:
1) Amarah; seperti beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa
pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan tindak kekerasan.
2) Kesedihan; seperti pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, depresi berat.
3) Rasa takut; seperti cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, tidak tenang, was was, fobia, dan
panik.
4) Kenikmatan; seperti bahagia, gembira, riang, puas, terhibur, bangga, takjub, senang sekali,
dsb.
5) Cinta; seperti penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih.
6) Terkejut; takjub, terkesiap, terpana dsb.
7) Jengkel; jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah dsb.
8) Malu; rasa salah, malu hati, kesal hati, hina, aib, hati hancur lebur.
Kelima dimensi yang membuat seseorang paham terhadap pribadinya adalah
mengenali emosi diri (self awareness), mengelola emosi (self regulation), memotivasi diri
sendiri (motivation), mengenali emosi orang lain (empathy), dan membina hubungan atau
keterampilan sosial (social skill).
1. Mengenali emosi diri (self awareness).
Kompetensi dalam dimensi pertama ini adalah mengenali emosi sendiri, mengetahui
kekuatan dan keterbatasan diri, dan keyakinan akan kemampuan sendiri. Hal ini penting
mengingat ketidakmampuan untuk mencermati perasaan sesungguhnya akan membuat seorng
individu dikuasai oleh perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaan
adalah pilot yang handal bagi kehidupan mereka (Goleman, 2003: 58).
Ajaran Socrates “kenalilah dirimu” serta hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“barang siapa yang mengenali dirinya, maka ia benar-benar mengenali Tuhannya”, jelas
menunjukkan inti kecerdasan emosional (Sukidi, 2004: 44).
2. Mengelola emosi (self regulation)
Emosi tentu saja tidak cukup hanya dikenali saja, tetapi lebih dari itu harus pula
disadari eksistensinya dan dikelola agar dapat memberi pengaruh yang positif dalam
kehidupan. Oleh karena itu, kompetensi dimensi kedua ini adalah mengelola emosi. Perasaan
perlu ditangani dan dikendalikan agar dapat terungkap dengan pas. Ketika perasaan sedang
senang tidak perlu terlalu berlebihan dan ketika sedang down, murung, cemas, atau
tersinggung, juga tidak terlalu berlebihan.
3. Memotivasi diri sendiri (motivation)
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri
sendiri, serta untuk berkreasi. Goleman (2003: 58) menyatakan bahwa kendali diri emosional
–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati– adalah landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang.
4. Mengenali emosi orang lain (empathy)
Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi
yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain (Goleman,
2003: 59). Mengasah kemampuan untuk mengenal emosi orang lain sangat diperlukan dalam
berhubungan dengan siapapun karena hal ini akan menentukan cara kita mensikapi keadaan
sekitar. Selain itu, kemampuan mengenal emosi orang lain dan mensikapinya secara tepat
akan berpengaruh besar pada “kesuksesan” dalam berhubungan dengan orang lain.
5. Membina hubungan atau keterampilan sosial (social skills)
Maksudnya adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan
dengan orang lain. Diantaranya adalah kemampuan persuasif (mempengaruhi), mendengar
dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan silang pendapat,
semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building (Sadili,