makalah biokimia

10
MAKALAH BIOKIMIA ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH MAKAN Nama : Lukluil Maknun NIM : 13613143 Kelas : B Kelompok : B-8 LABORATORIUM KIMIA FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Upload: lukluil-maknun

Post on 17-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah biokim

TRANSCRIPT

MAKALAH BIOKIMIAANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH MAKAN

Nama: Lukluil MaknunNIM: 13613143Kelas: BKelompok: B-8

LABORATORIUM KIMIA FARMASIPROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA2015ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH MAKANLukluil Maknun13613143/B8/BABSTRAKSetiap tubuh makhluk hidup mengalami metabolisme. Termasuk metabolisme yang terjadi pada kondisi lapar (puasa) dan setelah makan (kenyang). Metabolisme yaitu semua reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan hidup. Metabolisme penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kondisi biokimia dalam darah. Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaaan kadar glukosa dan trigliserida pada kondisi puasa dan kenyang. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah dapat menjelaskan aspek biokimia yang terjadi pada kondisi lapar dan setelah makan. Serta dapat melakukan pemeriksaan parameter biokimia terkait dengan metabolisme. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kadar glukosa pada percobaan ini adalah metode GOD-PAP sedangkan metode yang digunakan dalam pemeriksaan kadar trigliserida adalah metode GPO-PAP. Hasil penelian menunjukkan bahwa 30 menit setelah makan kadar glukosa dan trigliserida akan naik sedangka pada 2 jam setelah makan kadar glukosa dan trigliseridanya akan menurun.1. PENDAHULUANGlukosa merupakan bahan bakar utama untuk jaringan misalnya otak dan susunan saraf, serta satu-satunya bahan bakar bagi sel darah merah. Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 1 jam setelah makan, dua jam setelah makan, kadar kembali ke rantang puasa (antara 80-100 mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hati berespon terhadap hal ini dengan memulai degradasi simpanan oksigen dan melepaskan glukosa dalam darah. Pada awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok glukosa ke dalam darah, tetapi simpanan ini terbatas. Hati memiliki mekanisme lain untuk menghasilkan glukosa darah. Proses ini yang dikenal sebagai glukoneogenesis yang menggunakan sumber-sumber karbon berupa laktat (glikolisis di dalam sle darah merah), gliserol (lipolisis triasilgliserol adiposa), dan asam amino (pemecahan protein otot). Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon untuk glukoneogenesis. Dari simpanan energi makanan triasilgliserol jaringan adiposa yang berjumlah besar, hanya sebagian kecil terutama gugus gliserol yang dapat digunakan untuk menghasilkan glukosa dalam darah. Setelah beberapa jam puasa glukoneogenesis mulai menambah glukosa yang dihasilkan glikogenolisis di hati. Bila puasa berlanjut, glukoneogenesis menjadi lebih penting sebagai sumber glukosa darah (1) .Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang kemudian dicerna dan diserap. Sebagian makanan ini digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi. Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan. Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida oleh enzim pencernaan. Monosakarida kemudian diserap oleh sel epitel usus dan dilepaskan ke dalam vena porta hepatika. Sesampainya di hati, sebagian glukosa dioksidasi dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi segera sel-sel hati. Sebagian lagi diubah menjadi glikogen dan triasilgliserol(2).1. METODE`Alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu spektrofotometer, mikropipet, rak tabung reaksi, dan waterbath. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquadest, kit pemeriksaan glukosa, kit pemeriksaan trigliserida, serum tinggi lemak, serum tinggi karbohidrat,blue tip dan yellow tip. Prinsip metode GOD-PAP adalah penetapan kadar glukosa secara tidak langsung dengan menggunakan glukosa oksidase sebagai enzim. H2O2 yang terbentuk akan bereaksi dengan fenol dan 4 aminoantipirin yang menghasilkan senyawa berwarna yang dapat dideteksi di spektrofotometer(3). Cara kerja yang dilakukan adalah disiapkan 8 tabung reaksi dan tiap tabung diisi 1000 reagen glukosa. Kemudian tabung 1 berisi 1000 reagen glukosa, tabung 2 ditambahstandar glukosa 10 , tabung 3 ditambah serum darah probandus 1 saat puasa 10 , tabung 4 ditambah serum probandus 2 saat puasa 10 , tabung 5 ditambah serum probandus 1 saat 30 menit setelah makan 10 ,tabung 6 ditambah serum probandus 2 saat 30 menit setelah makan 10 , tabung 7 ditambah serum probandus 1 2 jam setelah makan, tabung 7 ditambah serum probandus 2 jam setelah makan. Kemudian tiap tabung diinkubasi 15 menit pada suhu 37oC. Kemudian dibaca absorbansinya pada 546 nm. Setelah itu dihitung kadar glukosa.Pada pemeriksaan trigliserida digunakan metode GPO-PAP. Prinsipnya adalah trigliserida yang sudah dihidrolisis dan difosforilasi ditetapkan kadarnya secara tidak langsung dengan menggunakan gliserol-3P oksidase sebagai enzim. H2O2 yang terbentuk akan bereaksi dengan fenol dan 4 aminoantipirin yang menghasilkan senyawa berwarna yang dapat dideteksi di spektrofotometer(3). Cara kerja yang dilakukan adalah disiapkan 8 tabung reaksi dan tiap tabung diisi 1000 reagen trigliserida. tabung 1 berisi 1000 reagen trigliserida, tabung 2 ditambahkan standar trigliserida 10 , tabung 3 ditambahkan serum probandus 1 saat puasa 10 , tabung 4 ditambahkan sampel serum probandus 2 saat puasa 10 , tabung 5 ditambahkan serum probandus 1 saat 30 menit setelah makan 10 ,tabung 6 ditambahkan serum probandus 2 saat 30 menit setelah makan 10 , tabung 7 ditambahkan serum probandus 1 2 jam setelah makan, tabung 7 ditambahkan sampel probandus 2 jam setelah makan. Kemudian masing masing tabung diinkubasi 15 menit pada suhu 37oC. Kemudian dibaca absorbansinya pada 546 nm. Setelah itu dihitung kadar trigliserida.1. HASIL DAN PERHITUNGANProbandus 1 (P1)Probandus 2 (P2)Diet tinggi karbohidratDiet tinggi lemakTinggi: 1,5 m , Berat : 45 Kg, BMI : 20 Tinggi: 1,7 m , Berat: 67 kg, BMI: 23,183Tabel absorbansi glukosaKelA blankoA standarPuasa30 menit setelah makan2 jam setelah makan

P1P2P1P2P1P2

B60,0180,2120,0140,1420,1650,2820,1210,186

B70,0680,1050,0980,0970,0790,7680,4720,416

B80,020,4280,4920,5890,7170,7350,3430,3445

B90,0010,2930,1670,1960,2980,3140,0960,177

B100,0120,3880,5240,5950,7110,8090,5880,500

Rata-rata0,0240,2850,2590,3240,3940,5820,3240,325

Tabel absorbansi trigliseridakelA blankoA standarPuasa30 menit setelah makan2 jam setelah makan

P1P2P1P2P1P2

B60,0150,2120,0530,0670,0500,0800,0610,065

B70,0500,4780,1380,1090,1080,1450,1770,139

B80,0030,7110,0560,2570,0780,1430,0370,158

B90,0170,6020,2840,0960,2570,2580,0780,088

B100,0020,2060,0450,0740,0460,0740,1580,230

Rata-rata0,0170,4410,1150,1210,1080,1400,1020,136

PerhitunganGlukosa :Pada saat puasa1. P1 = X 100= 90,038 mg/dL1. P2 = X 100= 114,943 mg/dLPada saat 30 menit setelah makan1. P1 = X 100= 141,762 mg/dL1. P2= X 100 = 213,793 mg/dLPada saat 2 jam setelah makan1) P1 = X 100= 114,943 mg/dL 2) P2= X 100 = 115,326 mg/dLTrigliserida :Pada saat puasa1. P1= mg/dL1. P2 = X 200 = 49,057 mg/dLPada saat 30 menit setelah makan1) P1= X 200 = 42,925 mg/dL2) P2 = X 200 = 58,019 mg/dLPada saat 30 menit setelah makan1) P1= X 200 = 40,094 mg/dL2) P2 = X 200 = 56,132 mg/dL

1. DISKUSIProbandus satu diet tinggi karbohidrat sedangkan pada probandus dua diet tinggi lemak. Kadar glukosa puasa pada probandus tinggi karbohidrat yaitu 90,038 mg/dL setetelah 30 menit setelah makan yaitu 141,762 mg/dL dan 2 jam setelah makan yaitu 114,943 mg/dL. Dari data tersebut kadar gukosa pada probandus tinggi karbohidrat setelah 30 menit setelah makan mengalami kenaikan dan pada 2 jam setelah makan kadarnya menurun. sedangkan kadar puasa pada probandus tinggi lemak yaitu 114,943 mg/dL pada 30 menit setelah makan yaitu 213,793 mg/dL dan pada 2 jam setelah makan yaitu 115,326 mg/dL. Dari dapat tersebut dapat disimpulkan pada 2 jam setelah makan pada probandus tinggi lemak probandus diet karbohidrat telah sesuai. Pada 2 jam setelah makan ini kadar glukosanya menurun dari 30 menit setelah makan karena glukosa telah digunakan untuk energi dan disimpan sebagai glikogen(4), apabila kadar glukosa tidak menurun dapat disebabkan karena kemampuan penyimpanan pada jaringan adiposa yang kurang baik.Kadar trigliserida puasa probandus tinggi karbohidrat yaitu 46,226 mg/dL ,30 menit setelah makan yaitu 42,925 mg/dL dan 2 jam setelah makan yaitu 40,094 mg/dL. Dari data tersebut seharusnnya kadar trigliserida pada 30 menit setelah makan naik dan menurun pada 2 jam setelah makan namun dari data tersebut kadarnya semakin menurun. Sedangkan kadar puasa pada probandus tinggi lemak yaitu 49,057 mg/dL pada 30 menit setelah makan yaitu 58,019 mg/dL dan pada 2 jam setelah makan yaitu 56,132 mg/dL. Dari data probandus tinggi lemak ini telah sesuai Karena kadar trigliserida pada 30 menit setelah makan mengalami kenaikan dan menurun ketika 2 jam setelah makan. Seharusnya pada 30 menit setelah makan kadar trigliserida naik karena ada asupan makanan yang masuk dan pada 2 jam setelah makan kadar trigliserida menurun dari 30 menit setelah makan karena trigliserida telah digunakan untuk energy dan disimpan sebagai glikogen, hal tersebut mungkin karena kemampuan penyimpanan pada jaringan adiposa yang kurang baik. Kesalahan pada probandus tinggi karbohidrat dapat dikarenakan ada kelainan dalam metabolisme trigliserida,sehingga metabolism berjalan lambat.

1. KESIMPULANBerdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa kondisi saat setelah makan, glukosa yang tidak dipakai menjadi energi akan disimpan , sebagai glikogem da trigliserida pada jaringan trigliserida. Pada saat puasa glikogen akan dipecah sebagai glukosa . Pada kondisi setelah makan trigliserida dapat disimpan pada jaringan adiposa dan pada saat puasa trigliserida akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol yang dapat diubah menjadi energy .1. REFERENSI1. Marks DB, Marks AD, Smith CM,2000,Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis, Edisi I, EGC, Jakarta, 20-30.1. Sherwood L, 2004, Human Physiology From Cells to Systems, Brooks/Cole-Thomson Learning, USA, 279, 726-8.1. Sumarjo,D,2008, Pengantar Kimia,buku kedokteran EGC, Jakarta , 246.1. Wahono,Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Karbohidrat Dibandingkan Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida dan HDL Pada Rattus Novergicus Galur Wistar, Jurnal Kedokteran Brawijaya,2006,XXII(2):80.