makalah brazing.docx
TRANSCRIPT
Nama : Gustian Bakti
Kelas : 2 TL 3
LAS BRAZING
A. Pengertian Brazing
Las brazing adalah salat Satu hormone hormon proses imunisasi meliputi pengelasan
dimana sebagai Logam pengisi adalah Logam non fero Yang mempunyai suhu leleh Diatas
450 derajat celcius tetapi di Bawah Titik CAIR Logam induk.
Brazing (Mematri) adalah proses untuk bergabung dengan logam yang sama atau
berbeda menggunakan filler logam yang biasanya mencakup dasar tembaga dikombinasikan
dengan perak, seng nikel, atau fosfor. Pemateri mencakup berbagai suhu 900 º F - 2200 º F
(450 º C - 1.190 º C). Pemateri berbeda dari pengelasan di mematri yang tidak mencairkan
logam dasar, sehingga suhu mematri lebih rendah dari titik leleh dari logam dasar. Untuk
alasan yang sama, mematri adalah pilihan yang unggul dalam bergabung dengan logam
berbeda. Sendi Brazed kuat. Sebuah benar-dibuat bersama (seperti sendi dilas) akan dalam
banyak kasus sebagai kuat atau lebih kuat dari logam berbasis yang bergabung.
Biasanya mematri digunakan dalam kompresor manufaktur, tabung mesin sirkulasi diesel,
alat pertambangan, perlengkapan pipa, perhiasan, alat musik, lemari es, kondensor, dan
aplikasi otomotif.
B. Metode Penyambungan
1. Konstruksi Sambungan
Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2
(dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.
Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari
metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi
sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi
sambungan.
Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan
harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan beberapa
1
faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan
sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.
2. Proses Pengerjaan Sambungan
Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan
konstruksi sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari
bahan pelat lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki
ini ada beberapa alternatif persyaratan. Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini
tidak boleh bocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya
dapat dilakukan dari sisi luar dan sebagainya. Jika dipilih sambungan baut dan mur
kurang sesuai, sebab sambungan ini kecenderungan untuk bocor besar terjadi.
Sambungan lipat akan sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup besar dan
bahannya juga cukup tebal, sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan
yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las. Sambungan las
mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang
memadai. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las
lebih sederhana dan relatif murah, maka yang paling mendekati sesuai untuk konstruksi
tangki ini adalah sambungan las.
3. Kekuatan Sambungan
Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan tangki. Dengan
persyaratan seperti pada uraian di atas, maka pemilihan metoda penyambungan yang
cocok untuktangki jika ditinjau dari sisi kekuatannnya adalah sambungan
las. Sambungan las ini mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif
lebih baik jika dibandingkan dengansambungan yang lainnya.
4. Kerapatan Sambungan
Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemilihan
sambungan yang tahan terhadap kebocoran ini diantaranya adalah sambungan las.
Kriteria sambungan las ini merupakan pencairan kedua bagian bahan logam yang
akan disambung ditambah dengan bahan tambah untuk mengisi celah sambungan.
Pencairan bahan dasar dan bahan tambah ini menjadikan sambungan las lebih rapat dan
tahan terhadap kebocoran.
5. Penggunaan Konstruksi Sambungan
Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan digunakan juga merupakan
pertimbangan yang tidak dapat diabaikan apalagi jika konstruksi tersebut bersentuhan
dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan tersebut
2
digunakan untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan
logam.Untuk konstruksi tangki yang digunakan sebagai bahan tempat penyaluran
minyak, maka sambungan las masih sesuai dengan penggunaan konstruksi tangki ini.
6. Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis yang dimaksud dalam pemilihan untuk konstruksi sambungan ini
adalah dipertimbangkan berdasarkan biaya ke-seluruhan dari setiap proses
penyambungan. Biaya ini sejalan dengan ketersediaan bahan-bahan, mesin
yang digunakan juga transportasi dimana konstruksi tersebut akan di instal. Besar
kecilnya konstruksi sambungan dan volume kerja sambungan juga menjadi bahan
pertimbangan secara keseluruhan. Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu
konstruksi sambumgam dapat dilihat pada perakitan file cabinet. Metoda perakitan file
cabinet yang digunakan adalah metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan
pemilihan ini engingat proses penyambungan dengan las titik ini sedehana, mempunyai
kekuatan sambungan yang baik dan hasil penyambungannya tidak menimbulkan cacat
pada plat.
C. Jenis – Jenis Sambungan
Secara umum, jenis-jenis sambungan las dapat dikelompok kan menjadi 2 (dua),
1. Pengelasan Dingin
Bila dua permukaan yang rata dan bersih di tekan, maka kristal-kristal nya akan
tertekan juga dan bersinggungan, dan bila tekanan di perbesar, maka daerah
singgungan nya pun bertambah besar (luas), Dalam hal ini, lapisan oksida nya pecah
dan logam mengalami deformasi, sehingga kristal-kristal di kedua permukaan akan
menyatu dan akhirnya kedua logam pun menyatu.
2. Pengelasan Panas
Bila kedua permukaan yang rata dan bersih, disamping ditekan juga dipanaskan,
maka kedua permukaan tersebut akan melebur, sehingga terjadilah sambungan
pengelasan panas. Semakin tinggi suhu pengelasan nya, ke uletan logam nya akan
bertambah dan proses difusi atom akan bertambah cepat.
Sekalipun sambungan panas dengan tekanan lebih efisien, namun kekuatan
sambungan nya ditentukan oleh ikatan antar atom-atom nya.
3
D. Macam – Macam Proses Pengelasan
Ada banyak sekali macam dan jenis pengelasan yang dikenal dan dikembangkan,
tergantung kepada cara pemanasan dan peralatan nya. Namun dibawah ini akan
diterangkan jenis-jenis pengelasan yang lebih umum dan sering digunakan di dunia
industri dan komersial.
Pengelasan-pengelasan tersebut adalah:
1. Pengelasan Patri, terdiri dari:
a. Nyala
b. Dapur
c. Induksi
d. Tahanan
e. Celup
f. Infra merah
2. Pengelasan Tempa, terdiri dari:
a. dikerjakan dengan tangan
b. dikerjakan dengan mesin, pukul dan die
3. Pengelasan Gas, terdiri dari:
a. udara + asetilen
b. oksiasetilen
c. oksihidrogen
d. tekanan
4. Pengelasan Tahanan, terdiri dari:
a. Titik
b. Kampuh
c. Proyeksi
d. Tumpul
e. Nyala
f. Perkusi
5. Pengelasan Induksi, terdiri dari:
a. frekwensi tinggi
6. Pengelasan Busur, terdiri dari:
a. Elektroda Karbon: . terlindung dan tanpa terlindung
b. Eletroda Logam: Terlindung:
4
1. busur telindung
2. hidrogen atom
3. gas inert
4. busur terendam
5. lantak
6. terak elektro
7. Berkas Elektron
8. Pengelasan Lasser
9. Pengelasan Gesekan
10. Pengelasan Termit, terdiri dari:
a). tekanan
b). tanpa tekanan
11. Pengelasan Alir
12. Pengelasan Dingin, terdiri dari:
a). tekanan
b). ultra sonik
13. Pengelasan Letup
Untuk menyatukan atau menyambung logam pada proses pengelasan, adakalanya
memerlukan pengerolan atau penekanan dan pemukulan, pada proses lain, perlu
melelehkan logam dan tidak memerlukan tekanan. Pada proses pengelasan dengan
tekanan, umum nya permukaan logam harus dipanas kan terlebih dahulu, sehingga
terjadi gaya kohesi. Suhu pemanasan harus masih berada dibawah titik cair logam
induk, kalaupun sampai mencair, maka logam cair harus di lokalisir, disini diperlukan
tambahan logam cair yang lain (filler). Adakalanya, pada logam yang mencair dan
kemudian membeku, akan ada terperangkap oksida, hal ini merupakan kerugian yang
besar. Untuk itu sering digunakan fluks yang dapat melarutkan oksida didalam terak
yang kemudian mengambang diatas permukaan logam cair. Oksida yang berada diatas
permukaan ini, dapat berfungsi untuk melindungi logam induk dari kontaminasi udara
luar. Karena peristiwa terjadinya oksidasi bisa berlangsung begitu sangat cepat pada
suhu yang tinggi, maka faktor kecepatan proses pengelasan, sangat perlu mendapat
perhatian. Pada proses pengelasan, selalu dianjurkan agar permukaan logam induk
5
yang akan dilas harus dalam keadaan bersih, karena permukaan yang bersih, akan
menghasilkan sambungan las yang jauh lebih kuat.
E. Pematrian
Proses pematrian menggunakan logam tambahan (pengisi) dari jenis “non-besi”
dimana titik cairnya mencapai lebih dari 430 C, tetapi masih dibawah titik cair logam
induk yang akan di sambung, logam tambahan tersebut kemudian akan mengisi ruang
diantara logam-logam yang akan disambung. Gaya yang menarik logam cair untuk
mengisi segenap ruangan penyambungan, disebut dengan “gaya kapiler. Pada pematrian
biasa, distribusi logam pengisi tidak dikendalikan oleh gaya kapiler, tetapi logam pengisi
dicairkan dan dituangkan pada daerah yang akan disambung.
Diperlukan fluks khusus untuk menghilangkan oksida logam dan logam pengisi harus
mempunyai sifat fluiditas, agar dapat membasahi permukaan logam yang akan
disambung. Tidak semua logam lunak baik digunakan untuk penyambungan dengan
patri, namun logam dan paduan patri yang lazim digunakan adalah:
a). Tembaga; titik cirnya 1083 C
b). Paduan tembaga (kuningan + perunggu); dengan titik cair antara (870 s/d 1100) C
c). Paduan perak; titik cair nya (630 s/d 934) C
d). Paduan aluminium; titik cairnya antara (570 s/d 640) C.
Biasanya proses pematrian dapat dikelompok kan berdasarkan cara pemanasan logam
induk (biasanya memakai nyala oksiasatilen), sedangkan proses mana yang akan
digunakan, tergantung kepada bahan pengisi, peralatan yang tersedia, biaya dan bentuk
benda yang akan disambung.
Dibawah ini dapat dilihat, gambar beberapa bentuk-bentuk sambungan patri yang
lazim dipakai pada berbegai keperluan komersial:
a. Sambung Tindih
b. Sambung Temu
6
c. Sambung Serong
Catatan:
a. Diperlukan adanya celah di antara logam I dan logam II, sehingga logam pengisi
dapat mengisi nya berdasarkan gaya tarik-menarik kapiler
b. Ke-2 (dua) logam yang akan disambung, harus bersih dari kotoran-kotoran, minyak-
minyak atau oksida-oksida
c. Ke-2 (dua) logam yang akan disambung patri, harus mempunyai dimensi yang sama.
Hal yang paling utama harus dipehatikan pada proses pematrian adalah: permukaan
yang akan di patri, harus bebas dari kotoran-kotoran, minyak atau oksida-oksida.
Adakalanya diperlukan pembersihan menggunakan cairan kimia (secara kimiawi)
ataupun secara mekanik, disamping juga fluks (boraks dan campuran nya dengan garam-
garam lain).
Secara umum, ada 4 (empat) cara yang dapat dilakukan untuk memanaskan logam
induk pada proses pematrian, yaitu:
a. Pencelupan benda yang akan disambung kedalam logam pengisi atau fluks cair. Suhu
fluks cair harus lebih rendah dari titik cair logam induk yang akan di sambungkan.
Biasanya ke-2 logam induk tersebut di jepit dengan menggunakan “jig”.
b. Mematri dengan menggunakan dapur.
Benda dijepit dgn jig dan dimasukkan ke dalam dapur pada suhu pencairan logam
patri (filler).
c. Mematri dengan nyala, analogi dengan pengelasan gas oksiasetilen. Panas berasal
dari nyala oksiasetilen atau oksihidrogen dan kawat logam pengisi dicairkan tepat
pada celah-cekah sambungan. Fluks (berupa “boraks”) ditambahkan dengan cara
mencelupkan kawat ke dalam air.
d. Mematri dengan nyala, analogi dengan pengelasan gas oksiasetilen. Panas berasal
dari nyala oksiasetilen atau oksihidrogen dan kawat logam pengisi dicairkan tepat
pada celah-cekah sambungan. Fluks (berupa “boraks”) ditambahkan dengan cara
mencelupkan kawat ke dalam air.
7
Benda dijepit dgn jig dan dimasukkan ke dalam dapur pada suhu pencairan logam
patri (filler)..
Catatan:
1. Agar mudah pengendalian suhu dan kecepatan nya, biasanya digunakan cara a dan
b.
2. Untuk mempercepat proses pematrian, bahan pengisi dapat dibentuk terlebih
dahulu menyerupai bentuk sambungan (misalnya: cincin, batang, dll)
Keuntungan Patri:
a. memungkinkan penyambungan logam yang sulit di las
b. dapat menyambung logam dari jenis yang berlainan asalkan dimensi nya sama
c. dapat menyambung bahan yang tipis
d. proses nya relatif cepat, rapih dan tidak memerlukan “finishing” lebih lanjut.
Bahan-bahan yang umum di patri:
- pipa
- pemasangan ujung karbida pada mata pahat
- sambungan pada engine radiator
- sambungan pada heat exchanger
- alat-alat listrik (electrics circuit)
- perbaikan hasil cor-cor an, dll
F. Sambungan Las
Agar sambungan las cukup kuat, maka pengelasan nya harus dirancang dan di sesuaikan
dengan dimana dan untuk apa benda kerja tersebut kelak akan digunakan. Dibawah ini ada
beberapa bentuk sambungan las-las an yang lazim digunakan:
a. Sambungan tumpul:
b. Sambungan tumpul dengan alur satu “V”:
c. Sambungan tumpul dengan alur dua “V”:
8
d. Sambungan tumpul dengan alur “U”(untuk cor tebal) :
e. Sambungan tekuk (untuk logam tipis):
f. Sambungan tumpul dengan pita tipis:
g. Sambungan tumpang:
h. Sambungan tumpul tekuk:
i. Sambungan tumpul “T”:
9
j. Sambungan sisi (untuk pelat tipis):
k. Sambungan sudut:
10