makalah brazing.docx

14
Nama : Gustian Bakti Kelas : 2 TL 3 LAS BRAZING A. Pengertian Brazing Las brazing adalah salat Satu hormone hormon proses imunisasi meliputi pengelasan dimana sebagai Logam pengisi adalah Logam non fero Yang mempunyai suhu leleh Diatas 450 derajat celcius tetapi di Bawah Titik CAIR Logam induk. Brazing (Mematri) adalah proses untuk bergabung dengan logam yang sama atau berbeda menggunakan filler logam yang biasanya mencakup dasar tembaga dikombinasikan dengan perak, seng nikel, atau fosfor. Pemateri mencakup berbagai suhu 900 º F - 2200 º F (450 º C - 1.190 º C). Pemateri berbeda dari pengelasan di mematri yang tidak mencairkan logam dasar, sehingga suhu mematri lebih rendah dari titik leleh dari logam dasar. Untuk alasan yang sama, mematri adalah pilihan yang unggul dalam bergabung dengan logam berbeda. Sendi Brazed kuat. Sebuah benar-dibuat bersama (seperti sendi dilas) akan dalam banyak kasus sebagai kuat atau lebih kuat dari logam berbasis yang bergabung. Biasanya mematri digunakan dalam kompresor manufaktur, tabung mesin sirkulasi diesel, alat pertambangan, perlengkapan pipa, perhiasan, alat musik, lemari es, kondensor, dan aplikasi otomotif. B. Metode Penyambungan 1

Upload: amsyah-banu

Post on 05-Dec-2014

238 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Brazing.docx

Nama : Gustian Bakti

Kelas : 2 TL 3

LAS BRAZING

A. Pengertian Brazing

Las brazing adalah salat Satu hormone hormon proses imunisasi meliputi pengelasan

dimana sebagai Logam pengisi adalah Logam non fero Yang mempunyai suhu leleh Diatas

450 derajat celcius tetapi di Bawah Titik CAIR Logam induk.

Brazing (Mematri) adalah proses untuk bergabung dengan logam yang sama atau

berbeda menggunakan filler logam yang biasanya mencakup dasar tembaga dikombinasikan

dengan perak, seng nikel, atau fosfor. Pemateri mencakup berbagai suhu 900 º F - 2200 º F

(450 º C - 1.190 º C). Pemateri berbeda dari pengelasan di mematri yang tidak mencairkan

logam dasar, sehingga suhu mematri lebih rendah dari titik leleh dari logam dasar. Untuk

alasan yang sama, mematri adalah pilihan yang unggul dalam bergabung dengan logam

berbeda. Sendi Brazed kuat. Sebuah benar-dibuat bersama (seperti sendi dilas) akan dalam

banyak kasus sebagai kuat atau lebih kuat dari logam berbasis yang bergabung.

Biasanya mematri digunakan dalam kompresor manufaktur, tabung mesin sirkulasi diesel,

alat pertambangan, perlengkapan pipa, perhiasan, alat musik, lemari es, kondensor, dan

aplikasi otomotif.

B. Metode Penyambungan

1. Konstruksi Sambungan

Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2

(dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan

dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.

Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari

metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi

sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi

sambungan.

Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan

harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan beberapa

1

Page 2: Makalah Brazing.docx

faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan

sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.

2. Proses Pengerjaan Sambungan

Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan

konstruksi sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari

bahan pelat lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki

ini ada beberapa alternatif persyaratan. Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini

tidak boleh bocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya

dapat dilakukan dari sisi luar dan sebagainya. Jika dipilih sambungan baut dan mur

kurang sesuai, sebab sambungan ini kecenderungan untuk bocor besar terjadi.

Sambungan lipat akan sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup besar dan

bahannya juga cukup tebal, sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan

yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las. Sambungan las

mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang

memadai. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las

lebih sederhana dan relatif murah, maka yang paling mendekati sesuai untuk konstruksi

tangki ini adalah sambungan las.

3. Kekuatan Sambungan

Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan tangki. Dengan

persyaratan seperti pada uraian di atas, maka pemilihan metoda penyambungan yang

cocok untuktangki jika ditinjau dari sisi kekuatannnya adalah sambungan

las. Sambungan las ini mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif

lebih baik jika dibandingkan dengansambungan yang lainnya.

4. Kerapatan Sambungan

Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemilihan

sambungan yang tahan terhadap kebocoran ini diantaranya adalah sambungan las.

Kriteria sambungan las ini merupakan pencairan kedua bagian bahan logam yang

akan disambung ditambah dengan bahan tambah untuk mengisi celah sambungan.

Pencairan bahan dasar dan bahan tambah ini menjadikan sambungan las lebih rapat dan

tahan terhadap kebocoran.

5. Penggunaan Konstruksi Sambungan

Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan  digunakan juga merupakan

pertimbangan yang tidak dapat diabaikan apalagi jika konstruksi tersebut bersentuhan

dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan tersebut

2

Page 3: Makalah Brazing.docx

digunakan untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan

logam.Untuk konstruksi tangki yang digunakan sebagai bahan tempat penyaluran

minyak, maka sambungan las masih sesuai dengan penggunaan konstruksi tangki ini.

6. Faktor Ekonomis

Faktor ekonomis yang dimaksud dalam pemilihan untuk konstruksi sambungan ini

adalah dipertimbangkan berdasarkan biaya ke-seluruhan dari setiap proses

penyambungan. Biaya ini sejalan dengan ketersediaan bahan-bahan, mesin

yang digunakan juga transportasi dimana konstruksi tersebut akan di instal. Besar

kecilnya konstruksi sambungan dan volume kerja sambungan juga menjadi bahan

pertimbangan secara keseluruhan. Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu

konstruksi sambumgam dapat dilihat pada perakitan file cabinet. Metoda perakitan file

cabinet yang digunakan adalah metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan

pemilihan ini  engingat proses penyambungan dengan las titik ini sedehana, mempunyai

kekuatan sambungan yang baik dan hasil penyambungannya tidak menimbulkan cacat

pada plat. 

C. Jenis – Jenis Sambungan

Secara umum, jenis-jenis sambungan las dapat dikelompok kan menjadi 2 (dua),

1. Pengelasan Dingin

Bila dua permukaan yang rata dan bersih di tekan, maka kristal-kristal nya akan

tertekan juga dan bersinggungan, dan bila tekanan di perbesar, maka daerah

singgungan nya pun bertambah besar (luas), Dalam hal ini, lapisan oksida nya pecah

dan logam mengalami deformasi, sehingga kristal-kristal di kedua permukaan akan

menyatu dan akhirnya kedua logam pun menyatu.

2. Pengelasan Panas

Bila kedua permukaan yang rata dan bersih, disamping ditekan juga dipanaskan,

maka kedua permukaan tersebut akan melebur, sehingga terjadilah sambungan

pengelasan panas. Semakin tinggi suhu pengelasan nya, ke uletan logam nya akan

bertambah dan proses difusi atom akan bertambah cepat.

Sekalipun sambungan panas dengan tekanan lebih efisien, namun kekuatan

sambungan nya ditentukan oleh ikatan antar atom-atom nya.

3

Page 4: Makalah Brazing.docx

D. Macam – Macam Proses Pengelasan

Ada banyak sekali macam dan jenis pengelasan yang dikenal dan dikembangkan,

tergantung kepada cara pemanasan dan peralatan nya. Namun dibawah ini akan

diterangkan jenis-jenis pengelasan yang lebih umum dan sering digunakan di dunia

industri dan komersial.

Pengelasan-pengelasan tersebut adalah:

1. Pengelasan Patri, terdiri dari:

a. Nyala

b. Dapur

c. Induksi

d. Tahanan

e. Celup

f. Infra merah

2. Pengelasan Tempa, terdiri dari:

a. dikerjakan dengan tangan

b. dikerjakan dengan mesin, pukul dan die

3. Pengelasan Gas, terdiri dari:

a. udara + asetilen

b. oksiasetilen

c. oksihidrogen

d. tekanan

4. Pengelasan Tahanan, terdiri dari:

a. Titik

b. Kampuh

c. Proyeksi

d. Tumpul

e. Nyala

f. Perkusi

5. Pengelasan Induksi, terdiri dari:

a. frekwensi tinggi

6. Pengelasan Busur, terdiri dari:

a. Elektroda Karbon: . terlindung dan tanpa terlindung

b. Eletroda Logam: Terlindung:

4

Page 5: Makalah Brazing.docx

1. busur telindung

2. hidrogen atom

3. gas inert

4. busur terendam

5. lantak

6. terak elektro

7. Berkas Elektron

8. Pengelasan Lasser

9. Pengelasan Gesekan

10. Pengelasan Termit, terdiri dari:

a). tekanan

b). tanpa tekanan

11. Pengelasan Alir

12. Pengelasan Dingin, terdiri dari:

a). tekanan

b). ultra sonik

13. Pengelasan Letup

Untuk menyatukan atau menyambung logam pada proses pengelasan, adakalanya

memerlukan pengerolan atau penekanan dan pemukulan, pada proses lain, perlu

melelehkan logam dan tidak memerlukan tekanan. Pada proses pengelasan dengan

tekanan, umum nya permukaan logam harus dipanas kan terlebih dahulu, sehingga

terjadi gaya kohesi. Suhu pemanasan harus masih berada dibawah titik cair logam

induk, kalaupun sampai mencair, maka logam cair harus di lokalisir, disini diperlukan

tambahan logam cair yang lain (filler). Adakalanya, pada logam yang mencair dan

kemudian membeku, akan ada terperangkap oksida, hal ini merupakan kerugian yang

besar. Untuk itu sering digunakan fluks yang dapat melarutkan oksida didalam terak

yang kemudian mengambang diatas permukaan logam cair. Oksida yang berada diatas

permukaan ini, dapat berfungsi untuk melindungi logam induk dari kontaminasi udara

luar. Karena peristiwa terjadinya oksidasi bisa berlangsung begitu sangat cepat pada

suhu yang tinggi, maka faktor kecepatan proses pengelasan, sangat perlu mendapat

perhatian. Pada proses pengelasan, selalu dianjurkan agar permukaan logam induk

5

Page 6: Makalah Brazing.docx

yang akan dilas harus dalam keadaan bersih, karena permukaan yang bersih, akan

menghasilkan sambungan las yang jauh lebih kuat.

E. Pematrian

Proses pematrian menggunakan logam tambahan (pengisi) dari jenis “non-besi”

dimana titik cairnya mencapai lebih dari 430 C, tetapi masih dibawah titik cair logam

induk yang akan di sambung, logam tambahan tersebut kemudian akan mengisi ruang

diantara logam-logam yang akan disambung. Gaya yang menarik logam cair untuk

mengisi segenap ruangan penyambungan, disebut dengan “gaya kapiler. Pada pematrian

biasa, distribusi logam pengisi tidak dikendalikan oleh gaya kapiler, tetapi logam pengisi

dicairkan dan dituangkan pada daerah yang akan disambung.

Diperlukan fluks khusus untuk menghilangkan oksida logam dan logam pengisi harus

mempunyai sifat fluiditas, agar dapat membasahi permukaan logam yang akan

disambung. Tidak semua logam lunak baik digunakan untuk penyambungan dengan

patri, namun logam dan paduan patri yang lazim digunakan adalah:

a). Tembaga; titik cirnya 1083 C

b). Paduan tembaga (kuningan + perunggu); dengan titik cair antara (870 s/d 1100) C

c). Paduan perak; titik cair nya (630 s/d 934) C

d). Paduan aluminium; titik cairnya antara (570 s/d 640) C.

Biasanya proses pematrian dapat dikelompok kan berdasarkan cara pemanasan logam

induk (biasanya memakai nyala oksiasatilen), sedangkan proses mana yang akan

digunakan, tergantung kepada bahan pengisi, peralatan yang tersedia, biaya dan bentuk

benda yang akan disambung.

Dibawah ini dapat dilihat, gambar beberapa bentuk-bentuk sambungan patri yang

lazim dipakai pada berbegai keperluan komersial:

a. Sambung Tindih

b. Sambung Temu

6

Page 7: Makalah Brazing.docx

c. Sambung Serong

Catatan:

a. Diperlukan adanya celah di antara logam I dan logam II, sehingga logam pengisi

dapat mengisi nya berdasarkan gaya tarik-menarik kapiler

b. Ke-2 (dua) logam yang akan disambung, harus bersih dari kotoran-kotoran, minyak-

minyak atau oksida-oksida

c. Ke-2 (dua) logam yang akan disambung patri, harus mempunyai dimensi yang sama.

Hal yang paling utama harus dipehatikan pada proses pematrian adalah: permukaan

yang akan di patri, harus bebas dari kotoran-kotoran, minyak atau oksida-oksida.

Adakalanya diperlukan pembersihan menggunakan cairan kimia (secara kimiawi)

ataupun secara mekanik, disamping juga fluks (boraks dan campuran nya dengan garam-

garam lain).

Secara umum, ada 4 (empat) cara yang dapat dilakukan untuk memanaskan logam

induk pada proses pematrian, yaitu:

a. Pencelupan benda yang akan disambung kedalam logam pengisi atau fluks cair. Suhu

fluks cair harus lebih rendah dari titik cair logam induk yang akan di sambungkan.

Biasanya ke-2 logam induk tersebut di jepit dengan menggunakan “jig”.

b. Mematri dengan menggunakan dapur.

Benda dijepit dgn jig dan dimasukkan ke dalam dapur pada suhu pencairan logam

patri (filler).

c. Mematri dengan nyala, analogi dengan pengelasan gas oksiasetilen. Panas berasal

dari nyala oksiasetilen atau oksihidrogen dan kawat logam pengisi dicairkan tepat

pada celah-cekah sambungan. Fluks (berupa “boraks”) ditambahkan dengan cara

mencelupkan kawat ke dalam air.

d. Mematri dengan nyala, analogi dengan pengelasan gas oksiasetilen. Panas berasal

dari nyala oksiasetilen atau oksihidrogen dan kawat logam pengisi dicairkan tepat

pada celah-cekah sambungan. Fluks (berupa “boraks”) ditambahkan dengan cara

mencelupkan kawat ke dalam air.

7

Page 8: Makalah Brazing.docx

Benda dijepit dgn jig dan dimasukkan ke dalam dapur pada suhu pencairan logam

patri (filler)..

Catatan:

1. Agar mudah pengendalian suhu dan kecepatan nya, biasanya digunakan cara a dan

b.

2. Untuk mempercepat proses pematrian, bahan pengisi dapat dibentuk terlebih

dahulu menyerupai bentuk sambungan (misalnya: cincin, batang, dll)

Keuntungan Patri:

a. memungkinkan penyambungan logam yang sulit di las

b. dapat menyambung logam dari jenis yang berlainan asalkan dimensi nya sama

c. dapat menyambung bahan yang tipis

d. proses nya relatif cepat, rapih dan tidak memerlukan “finishing” lebih lanjut.

Bahan-bahan yang umum di patri:

- pipa

- pemasangan ujung karbida pada mata pahat

- sambungan pada engine radiator

- sambungan pada heat exchanger

- alat-alat listrik (electrics circuit)

- perbaikan hasil cor-cor an, dll

F. Sambungan Las

Agar sambungan las cukup kuat, maka pengelasan nya harus dirancang dan di sesuaikan

dengan dimana dan untuk apa benda kerja tersebut kelak akan digunakan. Dibawah ini ada

beberapa bentuk sambungan las-las an yang lazim digunakan:

a. Sambungan tumpul:

b. Sambungan tumpul dengan alur satu “V”:

c. Sambungan tumpul dengan alur dua “V”:

8

Page 9: Makalah Brazing.docx

d. Sambungan tumpul dengan alur “U”(untuk cor tebal) :

e. Sambungan tekuk (untuk logam tipis):

f. Sambungan tumpul dengan pita tipis:

g. Sambungan tumpang:

h. Sambungan tumpul tekuk:

i. Sambungan tumpul “T”:

9

Page 10: Makalah Brazing.docx

j. Sambungan sisi (untuk pelat tipis):

k. Sambungan sudut:

10