makalah concept attaiment (dewi andayani dan rahmawati, s.pd.i)

29
Makalah Model Pembelajaran MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP (CONCEPT ATTAIMENT) Disusun Oleh: Nama : Dewi Andayani, S.Pd (NIM. 1109200150003) Rahmawati, S.Pd.I (NIM. 1109200150037) Kelas : Reguler A Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengajaran Biologi Sekolah Lanjutan Dosen Pengasuh Dr. Taufik Rahman, M.Pd Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd Dr. Khairil, M.Si 1

Upload: anneza-astriet

Post on 10-Aug-2015

837 views

Category:

Documents


61 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

Makalah Model Pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP (CONCEPT ATTAIMENT)

Disusun Oleh:

Nama : Dewi Andayani, S.Pd (NIM. 1109200150003)

Rahmawati, S.Pd.I (NIM. 1109200150037)

Kelas : Reguler A

Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

Pengajaran Biologi Sekolah Lanjutan

Dosen Pengasuh

Dr. Taufik Rahman, M.Pd

Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd

Dr. Khairil, M.Si

MAHASISWA PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM

BANDA ACEH

2012

1

Page 2: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

I. PENDAHULUAN

Para guru sering kali keliru dalam memaknai keberhasilan dalam suatu

proses pembelajaran. Keberhasilan diukur dengan cara melihat sejauh mana siswa

dapat mengungkapkan pengetahuan yang diinginkan guru, bila hal yang diungkapkan

tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh guru maka siswa dianggap belum

menguasai pengetahuan atau suatu konsep. Hal ini mendorong para guru untuk

menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya

untuk didengar dan dicatat oleh siswa.

Beranjak dari paradigma diatas para ahli pendidikan mengemukakan

berbagai pandangan yang berbeda dalam mengupayakan penguasaan konsep pada diri

siswa, salah satu pandangan tersebut adalah kontruktivisme. Pandangan ini

beranggapan bahwa manusia dapat membangun sendiri pemamahan terhadap suatu

konsep, oleh karena itu sudah seharusnya siswa diberikan kesempatan untuk

membangun sendiri pemahamannya terhadap suatu konsep dengan cara yang

bermakna dan bukanlah hafalan belaka. Guru dapat membantu proses ini dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide

atau pendapatnya sehingga mereka mampu membangun suatu pemahaman yang

bermakna.

Teori Kontrukstivisme memunculkan berbagai strategi dan model dalam

pembelajaran, contohnya model pencapaian konsep (Concept Attainment). Pada

model pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi

2

Page 3: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

dirinya dalam menemukan dan membangun sendiri pemahamannya terhadapa suatu

konsep berdasarkan berbagai fakta atau contoh-contoh sehingga pencapaian konsep

yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

II. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengumpulkan dan mengolah informasi mengenai model pembelajaran

pencapaian konsep (Concept Attainment)

2. Untuk mengatahui dan mengenal sintak serta fase- fase yang digunakan dalam

model pencapaian konsep

3. Untuk mengaplikasikan model pencapaian konsep dalam suatu rencana

pelaksanaan pembelajaran

.

III. PEMBAHASAN

a. Pengertian Model Pembelajaran Pencapaian Konsep (Concept Attaiment)

Menurut Croser (1984) dalam Syamrilaode (2012) bahwa definisi konsep

menurut sebagian besar orang adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau ide

yang umum dan abstrak. Menurut salah satu ahli, konsep adalah suatu abstraksi yang

mewakili suatu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai

atribut yang sama

Pengetahuan konsptual mencakup pengetahuan tentang pengkategorian atau

klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan

3

Page 4: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

yang lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual meliputi skema, model,

mental, atau teori yang implisit atau eksplisit dalam beragam model psikologi

kognitif. Skema, model, dan teori ini mepresentasikan pengetahuan manusia tentang

bagaimana suatu materi kajian, ditata dan distrukturisasikan, bagaimana bagian-

bagaian informasi saling berkaitan secara sistematis dan berfungsi bersama (Bloom,

Benjamin.S:2010: 71-76)

Menurut Moedjiono dan Dimyati (1992) dalam Eka, Putu (2012)

mengemukakan bahwa yang dimaskud dengan model pemerolehan konsep adalah

suatu pola belajar mengajar yang dirancang untuk memperoleh konsep. Model ini

dapat dilakukan dengan suatu strategi mengajar yang berorientasi pada menerima

konsep serta mempertimbangkan dan memilih konsep, disamping juga berorientasi

pada keaktifan siswa memperoleh konsep. Lebih lanjut dikatakan bahwa rasional dari

model ini adalah adanya kesadaran bahwa dari sejak kecil siswa telah bergaul dengan

lingkungannya dan secara aktif terdorong untuk memperoleh konsep-konsep, yang

dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks.

Menurut Martomidjojo, Russamsi (2012) mengatakan bahwa model

pembelajaran concept attainment dibangun berkaitan dengan studi berpikir siswa

yang dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin (1967). Model pembelajaran

concept attainment ini relatif berkaitan erat dengan model pembelajaran induktif.

Baik model pembelajaran concept attainment dan model pembelajaran induktif,

keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran

4

Page 5: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-

konsep

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat kita pahami bahwa Model

pembelajaran concept attainment merupakan suatu model pembelajaran yang efisien

untuk mempresentasikan informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas

menjadi topik yang lebih mudah dipahami untuk setiap stadium perkembangan

konsep. Model pembelajaran concept attainment ini dapat memberikan suatu cara

menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa

menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.

b. Perolehan konsep

Perolehan konsep yang berkaitan dengan pengembangan dengan penerapan

dan pengemabangan model pembelajaran pencapaian konsep dapat dipahami dari

model pencapaian konsep, cara individu memperolehan informasi dan tingkatan

pencapaian konsep. Ketiga hal ini sangat berperan dalam perkembangan kognitif pada

diri seorang peserta didik, bila ketiga bagian ini dapat berlangsung secara baik dan

saling bergantungan satu sama lainny dan didukung oleh berbagai factor penunjang

maka proses pembelajaran pada diri peserta didik akan berjalan dengan maksimal.

Penjelasn mengenai tiga bagian penting dalam perolehan konsep ini akan dijelakan

lebih terperinci dalam paragraf berikut ini.

5

Page 6: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

Perolehan konsep pada diri seseorang dapat terjadi melalui suatu proses yang

sistematis dan memberikan damapk yang berbeda-beda. Penggunaan model

pencapaian konsep ini menurut Joyce dan Weil (1986:39) dalam Hendrawati, S

(2012) akan menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak

intruksional ini akan memberikan dampak bagi perkembangan kepekaan terhadapa

penalaran logis dalam komunikasi, toleransi terhadap ketentuan dengan apresiasi

terhadap logika, sedangkan dampak instrukstional dapat memberikan damapak

terhadap perkembangan kemampuan memahami hakikat konsep, adanya strategi

pembenatukan konsep, munculnya konsep-konsep yang spesifik, dan penalaran

induktif. Hubungan dampak pengiring dan intruktional dapat dilihat pada bagan di

bawah ini:

Gambar 1. Dampak Instruksional dan Pengiring Model Pencapaian Konsep

(Joyce and Weil : 1986 : 39)

6

Page 7: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

Disisi lain menurut teori Ausubel (1968) dalam Syamrilaode (2012) bahwa

individu memperoleh konsep melalui 2 (dua) cara, yaitu :

1). Melalui formasi konsep

Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah, karena proses

perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman

sepanjang perkembangan individu. Formasi konsep merupakan proses pembentukan

konsep secara induktif dan merupakan suatu bentuk belajar menemukan melalui

proses diskriminatif, abstraktif dan diferensiasi. Contoh pemerolehan konsep pada

anak adalah ketika anak melihat benda atau orang yang ada di lingkungan

terdekatnya. Misalnya, pada saat seorang anak yang baru berusia 2 tahun memanggil

Bapak dan Ibunya pertama kali karena setiap hari Bapak dan Ibunya selalu bersama-

sama anak tersebut. Anak menyebut diri yang memandikan dan meninabobokkan saat

tidur adalah Ibu dan menggendong serta mengajaknya bermain adalah Bapak.

2). Asimilasi Konsep

Asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan

informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Asimilasi

konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini

terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga mereka belajar

konseptual, misalnya atribut dari gajah adalah hewan dan belalai. Dengan demikian

anak dapat membedakan antara konsep gajah dengan hewan-hewan lain.

7

Page 8: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

Menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88) dalam Syamrilaode (2012) ada empat tingkat

pencapaian konsep yaitu:

1). Tingkat konkret

Tingkat konkret ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu

benda yang pernah ia kenal. Contohnya pada suatu saat anak bermain kelereng dan

pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu

ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak tersebut sudah

mencapai tingkat konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga anak mampu

membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. Pada

saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya.

2). Tingkat identitas

Pada tingkat identitas seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat

konsep identitas apabila ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu,

memiliki orientasi ruang yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu

ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda. Misalnya mengenal kelereng

dengan cara memainkannya, bukan hanya dengan melihatnya lagi.

8

Page 9: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

3). Tingkat klasifikatori

Tingkat klasifikatori dapat digambarkan anak sudah mampu mengenal

persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak

mampu membedakan antara apel yang masak dengan apel yang mentah

4). Tingkat formal

Pada tingkatan formal anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan

konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang

membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal

c. Sintak dan Fase Pada Model Pembelajaran Pencapaian Konsep (Concept

Attaiment)

Menurut Eka, Putu (2012) bahwa sebagaimana model-model pembelajaran

yang lain, model pemerolehan konsep juga memiliki sintaks tertentu. Adapun sintaks

dari model pemerolehan konsep adalah sebagai berikut.

1. Siswa diperkenalkan dengan data dan pengertian konsep beserta ciri-cirinya.

Dalam hal ini guru bisa memberikan tugas untuk mengkaji data guna memperoleh

konsep yang dipelajari. Dalam penelitian ini, siswa diberikan masalah pada LKS I

yang harus dicoba dikerjakan oleh siswa berdasarkan pengalaman di lingkungan

mereka ataupun berdasarkan konsep-konsep yang telah pernah dipelajari

sebelumnya.

9

Page 10: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

2. Memeriksa kebenaran pemerolehan pengertian atau konsep tertentu. Jadi sebagai

kelanjutan langkah pertama, dalam hal ini siswa ditugaskan untuk

mempresentasikan hasil kerjanya guna melihat apakah pengertian atau konsep

yang telah diperoleh siswa sudah benar atau masih perlu mendapat perbaikan.

3. Menganalisis cara-cara berpikir tentang “bagaimana memperoleh konsep”. Dalam

hal ini siswa diminta mengkomunikasikan bagaimana mereka mendapatkan solusi

dari pemecahan masalah yang dihadapi. Dengan cara ini akan diketahui apakah

proses berpikir siswa sudah sesuai dengan penalaran matematis yang

dipersyaratkan.

4. Menggunakan pengertian, kesimpulan, batasan, atau cara pemerolehan konsep

dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat ini siswa dihadapkan dengan beberapa

masalah (baik masalah matematika maupun masalah yang terkait dengan

kehidupan sehari-hari) untuk diselesaikan berdasarkan pengertian atau konsep

yang telah diperolehnya.

Pembelajaran model pencapaian konsep terdiri dari empat fase, yaitu (1)

fase penyajian contoh, (2) fase analisis hipotesis, (3) fase penutup, dan (4) fase

penerapan (Hadirukiyah: 2012). Berikut ini adalah deskripsi dari keempat fase

tersebut:

Fase 1: Penyajian contoh

Sebelum memasuki fase satu ini terlebih dahulu guru memberi pengantar

tentang prosedur yang digunakan pada model pencapaian konsep ini, terutama kepada

10

Page 11: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

peserta didik yang masih kurang pengalaman. Dalam pengenalan ini, guru dapat

menggunakan materi-materi yang sederhana pada kesempatan yang pertama. Setelah

peserta didik memahami prosedur yang berlaku pada model ini, guru dapat memasuki

materi yang sesungguhnya untuk dibahas dengan menggunakan model pencapaian

konsep. Setelah aktifitas pengenalan selesai pembelajaran diawali dengan penyajian

contoh atau noncontoh yang bertujuan untuk menyediakan data bagi siswa untuk

mengawali proses penciptaan hipotesis. Pemakaian noncontoh jelas berbeda dengan

hanya menggunakan contoh. Pemakaian noncontoh dirancang untuk menyajiakan

adanya kemungkinan-kemungkinan hipotesis secara terbuka.

Fase 2 : Analisis hipotesis

Pada fase ini, setelah penyajian satu contoh atau lebih guru meminta peserta

didik untuk membuat hipotesis yang memungkinkan kategori-kategori (nama-nama

konsep) yang diilustrasikan dengan contoh positif. Hipotesis-hipotesis tersebut

membantu arah perhatian siswa kepada atribut-atribut kritis dan memfokuskan dialog

kelas berikutnya pada karakteristik ini. Sebagai contoh: pada seoarang guru yang

akan mengajarkan konsep bujur sangkar, guru tersebut kemudian memberikan

gambar kepada siswa untuk selanjutnya meminta kepada siswa untuk menyusun

hipotesis berkenaan dengan gambar tersebut.

Fase 3 : Fase penutup

Ketika siswa telah mampu memisahkan hipotesis yang didukung oleh semua

contoh dengan hipotesis yang tidak didukung oleh contoh, berarti pelajaran sudah

siap untuk ditutup. Pada sesi ini guru meminta siswa untuk mengidentifikasi

11

Page 12: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

karakteristik esensial dari konsep dan menyatakan konsep itu dalam bentuk suatu

definisi. Definisi itu akan memperkuat pemahaman peserta didik bila memasukkan

didalamnya suatu identifikasi konsep superordinat dan karakteristik-karakteristik

konsep itu.

Fase 4 : Aplikasi atau penerapan

Pada fase aplikasi peserta didik diminta untuk menyediakan contoh-contoh

lain dari konsep yang dikaji, atau mereka diminta untuk mengidentifikasi contoh-

contoh tambahan dari konsep yang telah disiapkan oleh guru. Hal ini dimaksudkan

untuk memperkuat konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu mereka

memperluas dan mengeneralisasi contoh-contoh baru. Cara lain utuk memperluas

pemahaman konsep yang dikaji adalah dengan meminta siswa memberikan klasifikasi

contoh-contoh tambahan dari contoh dan non-contoh dan atau menghasilkan

tambahan contoh-contoh unik dari mereka.

Pelaksanaan fase kesatu hingga fase keempat memerlukan keterlibatan guru

dalam mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran,

guru harus melakukan persiapan dengan mkasimal sehingga sumber belajar yang

dipilih dapat menajadi contoh yang mewakili dalam pencapaian konsep oleh peserta

didik. Fase kempat adalah fase yang sangati penting bagi guru dan siswa. Bagi siswa,

fase ini memberi kesempatan kepada mereka menguji cobakan pengetahuan baru

mereka pada contoh-contoh yang sudah dikenal oleh siswa. Bagi guru, fase ini

memberikan kesempatan berharga untuk mendapatkan umpan balik mengenai

bagaimana dan apakah siswa telah memahami konsep yang telah diajarkan.

12

Page 13: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

d. Aplikasi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep (Concept Attaiment) Dalam

Berbagai Mata Pelajaran

Model pemahaman konsep efektif digunakan dalam pembelajaran TIK

(Teknologi Informasi dan Komunikasi) karena menekankan bagaimana seseorang

berfikir. Model ini terdiri atas model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara

individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara

mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membentuk konsep dan

memecahkan masalah yang menggunakan simbol-simbo (Ulfiarahmi: 2012). Model

ini sangat tepat dalam pembelajaran TIK karena dalam mempelajari TIK menuntut

untuk berfikir agar dapat memahami konsep fakta dan hukum-hukum serta dapat

menerapkan konsep itu dalam menghasilkan karya teknologi sederhana yang

berkaitan dengan kebutuhan manusia.

Menurut Hadirukiyah (2012) bahwa model pembelajaran pencapaian konsep

dapat ditepakan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan fungsi. Ada

empat cara mengajarkan konsep fungsi yaitu :

1. Dengan cara mengajarkan objek Matematika yang termasuk konsep dan yang

bukan konsep

2. Pendekatan deduktif, proses pembelajaran yang dimulai dari definisi dan diikuti

dengan contoh-contohnya dan dengan yang bukan contoh-contohnya.

3. Pendekatan induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya

13

Page 14: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

4. Kombinasi deduktif dan induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya

dan kembali ke contoh, atau dimulai dari definisi lalu membahas contohnya lalu

kembali membahas definisinya.

Kesimpulan dari proses ini adalah suatu pola / awan dari seperangkat

peristiwa yang dirancang untuk mencapai suatu proses dari suatu ide abstrak yang

memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu objek utama yang akan

dikupas atau dibahas dalam suatu hubungan / relasi yang memasangkan setiap

anggota himpunan I tepat satu ke anggota himpunan II.

Disisi lain berdasarkan hasil penelitian Haetami, Aceng dan Sri Wahyuni

(2006) bahwa penerapan model pembelajaran pencapaian konsep dapat digunakan

untuk meningkatkan hasil pembelajran kimia dasar (merupakan sebuah studi

perbaikan pembelajaran pada mahasiswa pendidikan kimia FKIP Unhalu). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran pencapaian konsep

dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kimia Dasar I yang

ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar Kimia Dasar I dalam setiap

siklus.

Pada peneliatian Moore, David Richard (2006: 1) bahwa strategi

pengajaran untuk konsep mengajar dapat diterapkan di seluruh intruksional desain

bidang satra. Strategi ini terutama terdiri dari pengunaan definisi, contoh, dan non-

contoh. Penggunaan contoh adalah sangat penting instrumen presentasi, berdasarkan

teori bahwa contoh tidak boleh digunakan kembali dalam penilain pda fase

pemebalajran selanjutnya. Dasar pemikiran ini  adalah bahwa contoh yang

14

Page 15: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

dihadapi bisa menjadi suatu bentuk hafal sehingga mengaktifkan proses kognitif yang

berbeda dari yang dibutuhkan untuk konsep pencapaian konsep. 

Pada pembahasan diatas telah diperlihatkan bahwa model pembelajaran

pencapaian konsep dapat diterapkan pada berbagai bidang studi atau kajian, baik di

sekolah maupun di tingkat perguruan tinggi. Penerapan model pembelajaran

pencapaian konsep juga dapat diterapkan dalam bidang studi biologi aik ditingkat

sekolah maupun universitas dengan cara mengikuti sintak atau fase-fase yang telah

dijabarkan dalam penjelasan sebelumnya. Dalam makalah ini kami melampirkan satu

contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tema komponen abiotik

dan biotik pada suatu ekosistem yang diajarkan pada level Sekolah Menengah

Pertama (SMP), penerapan sintak atau fase pembelajaraan pencapaian konsep dapat

ditemukan pada lampiran tersebut.

e. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran pencapaian konsep

Keunggulan model pembelajaran pencapaian konsep

1. Pembelajaran ini menekankan pada perolehan suatu konsep baru secara

induktif

2. Model ini dapat dijadikan alat evaluasi yang efektif bagai guru untuk

mengukur apakah ide-ide/konsep-konsep penting yang baru saja diajarkan

telah dikuasai oleh siswa atau tidak

15

Page 16: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

3. Rasional dari model ini adalah adanya kesadaran bahawa dari sejal kecil siswa

telah bergaul dengan lingkungannya dan secara aktif terdorong untuk

memperoleh konsep-konsep, dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks.

4. Siswa/ pelajar akan berposisi sebagai pencari pengeatahuan

5. Model ini sangat efesien untuk mepresentasikan informasi yang telah

terorganisisr dari suatu topic yang luas menjadi topic yang yang lebih mudah

dipahamai untuk setiap stadium perkembangan konsep.

6. Model ini melatih siswa dalam menyampaikan dan mengklasifikasikan

berbagai konsep s

Kelemahan model pembelajaran pencapaian konsep

1. Model pembelajaran konsep bergantung pada kemampuan refleksi guru dalam

mengevaluasi dan memperbaiki proses yang akan dilakukan pada tahap

berikutnya.

2. Pada model pembelajaran ini sangat dibutuhkan kemampuan siswa untuk

mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan

mencatat. Oleh karena tidak semua pesrta didik memiliki keterampilan dalam

hal-hal tersebut, ditahap awal guru masih harus mengajarkannya kepada

peserta didik.

3. Guru mengalami kesulitan dalam mengatasi perbedaan dalam hal

kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya

belajar, atau ketertarikan siswa.

16

Page 17: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

4. Guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan model

pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,

berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi

bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

5. Model pembelajaran pencapaian konsep ini sangat bergantung pada gaya

komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan

pembelajaran yang buruk pula .

6. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model

pembelajaran ini mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup

untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

IV. KESIMPULAN

1. Model Pembelajaran konsep (Concept Attaiment) merupakan suatu model

pembelajaran yang efisien dalam mempresentasikan informasi yang telah

terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah

dipahami untuk setiap stadium perkembangan konsep

2. Proses perolehan konsep yang berkaitan dengan pengembangan dengan

penerapan dan pengemabangan model pembelajaran pencapaian konsep dapat

dipahami dari model pencapaian konsep, cara individu memperolehan

informasi dan tingkatan pencapaian konsep

3. Sintak dalam model pembelajaran pencapaian konsep adalah pesrta didik

diperkenalkan dengan data dan pengertian konsep beserta ciri-cirinya,

17

Page 18: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

memeriksa kebenaran pemerolehan pengertian atau konsep tertentu,

menganalisis cara-cara berpikir tentang “bagaimana memperoleh konsep”,

menggunakan pengertian, kesimpulan, batasan, atau cara pemerolehan konsep

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Empat fase dalam model pembelajaran pencapaian konsep yaitu: Penyajian

contoh, analisis hipotesis, penutup, dan aplikasi atau penerapan.

5. Aplikasi model pembelajaran pencapaian konsep dapat diterapkan pada

berbagai bidang studi dan di berbagai jenjang pendidikan.

6. Model pembelajaran pencapaian konsep memiliki beberapa keunggulan dan

kelemahan dalam pengaplikasiannya.

V. DAFTAR PUSTAKA

Bloom, Benjamin.S. 2010. Kerangka Landasan Berfikir Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen.Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Eka, Putu .2012. Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep. Online: http://putueka.wordpress.com/2009/01/24/model-pembelajaran-pemerolehan-konsep/. Diakses tanggal 28 februari 2012

Hadirukiyah. 2012. Model Pencapaian Konsep. Online: http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-pencapaian-konsep.html. Diakses Tanggal 28 februari 2012

Haetami, Aceng dan Sri Wahyuni. 2006. Penerapan Model Pembelajran Pencapaian Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Dasar. Online: http://jurnal.unhalu.ac.id/download/aceng/PENERAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20PENCAPAIAN%20KONSEP.pdf . Diakses 3 Maret 2012

18

Page 19: Makalah Concept Attaiment (Dewi Andayani Dan Rahmawati, S.pd.I)

Hendrawati, Sri. 2012. Model Pembelajaran. Online: http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/model-pembelajaran.html . Diaskes tanggal 3 Maret 2012

Martomidjojo, Russamsi .2012. Model Pembelajaran Concept Attaiment. Online: http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.html. Diakses tanggal 3 Maret 2012.

Moore, David Richard .2006. Selecting Evaluation Items for Judging Concept Attainment in Instructional Design. Journal of Interactive Online Learning. Volume 5, Number 1, Spring 2006.

Slavin, Robert.E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek Edisi 8 Jilid 2. Indeks. Jakarta.

Syamrilaode. 2012. Belajar Konsep dan Penerapannya. Online: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2069493-belajar-konsep-dan-penerapannya/. Diakses tanggal 3 Maret 2012

Ulfiarahmi. 2012. Model Pembelajaran Perolehan Konsep (Concept Attainment Model). Online:http://ulfiarahmi.wordpress.com/2010/07/22/model-pembelajaran-perolehan-konsep-concept-attainment-model/. Diakses tanggal 28 Februari 2012

19