makalah dasar telekomunikasi sinyal digital
TRANSCRIPT
SINYAL DIGITAL
(MAKALAH MATA KULIAH DASAR TELEKOMUNIKASI)
DISUSUN OLEH KELOMPOK II :
Nama NPM
Abdul Munif Hanafi 1215031002
Abdussalam Ahmad 1215031004
Angga Kurniawan 1215031012
Bella Nurbaitty Shafira 1215031016
Dharma Adi Putra 1215031020
Ramadhan Dwi Pratama 1215031060
Risdawati Hutabarat 1215031064
Taufik Qurrohman 1215031072
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga telah berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Sinyal Digital” untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Dasar Telekomunikasi.
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian sinyal digital, juga perbedaan
dari sinyal analog dan digital, dan aplikasi dari sinyal digital di kehidupan sehari-hari.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Bandar Lampung, 28 Maret 2014
Penyusun
2
DAFTAR ISI
halKATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sinyal dan Digital..................................................... 3
2.2. Penegelompokkan Sinyal............................................................ 4
2.3 Sinyal Digital............................................................................... 5
2.4. Konversi Digital ke Analog dan Analog ke Digital.................. 9
2.5. Aplikasi dari sinyal digital pada kehidupan sehari-hari............. 11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
3
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Digital
http://www.ilmushare.com/2011/01/apa-itu-sinyal-definisi-sinyal.html
http://budi.blog.undip.ac.id/files/2009/06/Pengkondisi-Sinyal-Digital.doc
http://irham93.blogspot.com/2013/06/sinyal -analog-dansinyal digital.html
http://mithasanada.wordpress.com/electrocardiogra/
http://welut88.blogspot.com/2013/01/teknologi-analog-dan-digital-pada.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinyal_Digital
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era modern sekarang ini, istilah digital tentu sudah tidak asing lagi di
telinga. Hampir semua peralatan elektronik di sekitar kita saat ini telah menggunakan
sistem digital dalam pemrosesannya. Sistem digital ini salah satunya digunakan dalam
pemrosesan sinyal, yang biasa dikenal dengan sinyal digital. Istilah sinyal digital
merupakan istilah dari suatu teknologi yang mengubah suatu sinyal analog menjadi
menjadi data digital sehingga sinyal dapat diproses lebih mudah dan cepat. Istilah
digital sendiri adalah suatu sistem yang hanya mengenal dua kondisi. Dua kondisi
tersebut biasanya diwakili oleh angka nol dan satu, on dan off, maupun yang lainnya.
Satuan terkecil dari sinyal digital adalah bit.
Terdapat beberapa alasan mengapa sinyal digital digunakan. Alasan yang
pertama karena pemrosesan sinyal menggunakan sistem digital terprogram memiliki
fleksibilitas dalam pemrosesan. Pada sistem digital, untuk mengubah suatu proses hanya
dibutuhkan pengubahan program saja. Sedangkan jika menggunakan sistem analog,
perubahan proses berarti mengubah setting dari perangkat keras untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan.
Selain masalah yang telah disebutkan di atas, ketelitian dan akurasi juga
merupakan hal yang penting dalam memproses suatu sinyal. Pengolahan sinyal
menggunakan sistem sinyal digital memiliki pengendalian dan akurasi yang lebih baik
jika dibandingkan dengan pemrosesan dengan menggunakan sistem analog. Faktor
toleransi yang terdapat pada sistem sinyal analog seringkali menimbulkan kesulitan
pengendalian akurasi proses. Salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk menentukan
akurasi pada sistem sinyal digital antara lain penentuan akurasi pada konverter analog
ke digital (A/D). Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media magnetic tanpa
mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian
sinyal tersebut dapat dipindah pindahkan serta diproses dengan mudah tanpa terlalu
banyak mengurangi kualitas data. Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga
membolehkan implementasi algoritma-algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih.
5
Umumnya sinyal dalam bentuk analog sulit untuk diproses secara matematik dengan
akurasi yang tinggi. Kelebihan lain dari sistem sinyal digital ini adalah biaya yang
relatif lebih murah dibandingkan dengan sinyal analog dalam pemrosesannya.
Kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital yang telah disebutkan di atas
menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih banyak digunakan untuk berbagai aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi suatu kebutuhan yang hampir tak bisa
dipisahkan dari gaya hidup manusia modern saat ini. Adapun beberapa contoh
penggunaan sinyal digital misalnya aplikasi pengolahan suara pada kanal telepon,
pemrosesan citra serta transmisinya, dalam bidang seismologi dan geofisika, eksplorasi
minyak, deteksi ledakan nuklir, pemrosesan sinyal yang diterima dari luar angkasa.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
antara lain:
1. Pengertian tentang sinyal dan Digital
2. Sinyal Digital dan Aplikasinya
1.3 Tujuan Penulisan makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Agar Mahasiswa/i mengetahui apa perbedaan sinyal analog dan sinyal digital
2. Agar Mahasiswa/i lebih dalam memahami tentang sinyal digital
3. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja aplikasi dari sinyal digital di kehidupan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Pengertian Sinyal dan Digital
a. Pengertian Sinyal
Sinyal secara umum sinyal artinya "Isyarat" atau lebih kerenya sinyal adalah suatu
isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan. Biasanya sinyal ini
berbentuk tanda-tanda, lampu-lampu, suara-suara, dll. Dalam kereta api, misalnya,
sinyal berarti suatu tanda untuk melanjutkan atau meneruskan perjalanan ke
tempat/stasiun berikutnya, dan biasanya sinyal ini dikirimkan oleh stasiun yang terkait.
Sinyal adalah suatu besaran fisis yang merupakan fungsi ruang, waktu atau beberapa
vaiabel Besaran fisis, misalnya tegangn listrik, Intensitas cahaya, Simpangan
getaran/gelombang dll .
b. Pengertian Digital
Kata Digital berasal dari kata Digitus, dalam Bahasa Yunani yang berarti jari-jemari.
Apabila jari-jemari seseorang dihitung, maka akan berjumlah sepuluh (10). Nilai
sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0. Oleh karena itu digital merupakan
penggambaran dari suatu kondisi bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau OFF
dan ON (sistem bilangan biner), dapat juga disebut dengan istilah Bit (Binary Digit).
Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya.
Peralatan canggih, seperti komputer, pada prosesornya memiliki serangkaian
perhitungan biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah, proses biner adalah seperti
saklar pada lampu, yang memiliki 2 keadaan, yaitu OFF (0) dan ON (1). Pada kondisi
saklar lampu yang ditekan (tombol ON), maka lampu akan menyala & ruangan akan
tampak terang, tapi sebaliknya jika saklar lampu tidak ditekan (tombol OFF), maka
lampu tidak menyala & ruangan tampak gelap. Misalnya ada 20 buah lampu dan saklar,
jika saklar itu dinyalakan dalam posisi A, maka ia akan membentuk gambar bunga, dan
jika saklar itu dinyalakan dalam posisi B, maka ia akan membentuk gambar hati.
Begitulah kira-kira biner digital tersebut.
7
Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pada pemahaman suatu keadaan
yang saling berlawanan.
2.2 Pengelompokan Sinyal
Berdasarkan variabelnya, maka sinyal dapat dikatagorikan :
a. Sinyal yang dapat didefinisikan dgn fungsi matematika yg jelas. Contoh :
S (t) = 10t + 2 èsinyal mrpk fungsi linier
S (t) = 10t2 + t è fs. Non linier / kuadrat
S (x,t) = 10 Sin 2p(x/l + t/T)è fs. Ruang x dan waktu t
b. Sinyal yg tidak dapat didefinisikan dgn fungsi matematika secara jelas dan
bahkan sangat komplek. Contoh sinyal gempa, sinyal pembicaraan manusia spt
gb. 1
Gambar 2.1. contoh sinyal suara
Sinyal pd gb.2.1 tsb merupakan kumpulan dari gelombang sinus dengan amplitudo dan
frekuensi yg berbeda-beda yang merupakan fungsi waktu, atau dapat dinyatakan sbg :
Berdasarkan persaman sinyal tersebut, maka informasi yang dapat diamati adalah dgn
mengukur amplitude, frekuensi, perubahan, dan fasa noise
Berdasarkan jenis/datanya sinyal dapat dikelompokan :
Sinyal Analog (continue )
-sinyal ini nilainya selalu ada (continue) dan berubah-ubah fungsi waktu
- nilainya tidak bisa dipisahkan/diputus antara satu waktu dengan waktu berikutnya
Sinyal digital
- sinyal yang nilainya selalu kontan/tetap yaitu 0 atau 1
- nilainya dapat dianalisa secara terpisah sesuai waktu pencuplikan/sampling
Pembahasan kali ini akan difokuskan pada materi tentang Sinyal Digital.
8
∑i=1
i=N
Ai ( t ) Sin(2πf i( t )+θi ) …1
2.3 Sinyal Digital
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya
memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
derau/noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau
pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal
diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit
merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit
adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan
nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.
Sinyal digital adalah sinyal yang terbentuk dari bit-bit biner. Bentuknya sering
digambarkan dalam bentuk persegi yang secara periodik. Sinyal digital mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan sinyal analog karena mempunyai kecepatan transmisi
yang tinggi dibandingkan sinyal analog. Sinyal digital juga lebih tahan terhadap error
dan dalam mengaplikasikan sinyal digital tidak membutuhkan peralatan yang terlalu
kompleks. Selain itu jika diaplikasikan dalam transmisi audio kulaitas suara yang di
transmisikan lewat sinyal digital juga lebih jernih dibandingkan dengan sinyal analog.
Gambar 2.2 Sinyal Digital
Teknologi digital memiliki beberapa keistimewaan unik yang tidak dapat ditemukan
pada teknologi analog , yaitu :
- Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang mengakibatkan
informasimdapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
9
- Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas
dan
kuantitas informasi itu sendiri.
- Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
- Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimkannya
secara
interaktif.
Gambar.2.3 sinyal digital
Ada beberapa alasan mengapa digunakan pemrosesan sinyal digital pada suatu sinyal
analog. Pertama, suatu sistem digital terprogram memiliki fleksibilitas dalam
merancang-ulang operasi-operasi pemrosesan sinyal digital hanya dengan melakukan
perubahan pada program yang bersangkutan, sedangkan proses merancang-ulang pada
sistem analog biasanya melibatkan rancang-ulang perangkat keras, uji coba dan
verifikasi agar dapat bekerja seperti
yang diharapkan.
Masalah ketelitian atau akurasi juga memainkan peranan yang penting dalam
menentukan bentuk dari pengolah sinyal. Pemrosesan sinyal digital menawarkan
pengendalian akurasi yang lebih baik. Faktor toleransi yang terdapat pada komponen-
komponen rangkaian analog menimbulkan kesulitan bagi perancang dalam melakukan
pengendalian akurasi pada sistem pemrosesan sinyal analog. Di lain pihak, sistem
digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik. Beberapa persyaratan yang
dibutuhkan, antara lain penentuan akurasi pada konverter A/D (analog ke digital) serta
pengolah sinyal digital, dalam bentuk panjang word (word length), floating-point
10
versus fixed-point arithmetic dan faktor-faktor lain.
Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media magnetik (berupa tape atau disk) tanpa
mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian
sinyal tersebut dapat dipindah pindahkan serta diproses secara offline di laboratorium.
Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga membolehkan implementasi algoritma-
algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih. Umumnya sinyal dalam bentuk analog
sulit untuk diproses secara matematik dengan akurasi yang tinggi.
Implementasi digital sistem pemrosesan sinyal lebih murah dibandingkan secara analog.
Hal ini disebabkan karena perangkat keras digital lebih murah, atau mungkin karena
implementasi digital memiliki fleksibilitas untuk dimodifikasi.
Namun implementasi digital tersebut memiliki keterbatasan, dalam hal kecepatan
konversi A/D dan pengolah sinyal digital yang bersangkutan.
Sinyal digital memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan analog:
a. Kecepatan lebih tinggi
b. Kualitas suara lebih jernih
c. Lebih sedikit kesalahan
d. Memerlukan peralatan pendukung yang tidak terlalu kompleks
e. Suara lebih jernih
Gambar 2.3.a. memperlihatkan perbedaan utama antara sinyal analog (kiri)
dengan sinyal digital (kanan). Sinyal analog memiliki harga yang kontinyu, baik
terhadap sumbu mendatar (sumbu waktu) maupun sumbu tegak (sumbu tegangan),
sedangkan sinyal digital hanya memiliki 2 nilai saja pada sumbu tegaknya, yaitu “1”
dan “0” atau HIGH dan LOW. Variasi sinyal digital hanya berkisar pada 2 harga sumbu
tegak beserta variasi durasi waktu atau lebar nilai HIGH atau LOW tersebut
11
a.
b.
Gambar 2.4. (a). Perbandingan sinyal analog dengan sinyal digital.
b). Pemulihan kualitas sinyal digital.
Keunggulan sinyal digital terhadap sinyal analog antara lain :
a. Lebih kebal terhadap noise dan lebih mudah dipulihkan kualitasnya (lihat Gambar
2.4b.).
b. Sederhana, murah dan aman untuk diterapkan pada sistem pengolahan data.
Kelemahan sinyal digital terhadap sinyal analog antara lain :
a. Memerlukan lebih banyak transistor untuk penerapan atau aplikasi tertentu.
Misalnya, pada rangkaian filter analog lebih sedikit menggunakan transistor
daripada di rangkaian filter digital, namun sebenarnya kelemahan ini telah tertutupi
dengan berkembangnya teknologi semikonduktor, sebab dengan teknologi VLSI
atau ULSI, puluhan juta transistor dapat dikemas dalam satu wafer / keping yang
ukurannya tidak lebih dari 1 cm2.
b. Pada banyak situasi, respon sistem digital lebih lambat jika dibandingkan dengan
respon sistem analog yang setara dengannya. Namun, kelemahan inipun
sebenarnya sudah dapat diatasi dengan penerapan teknik kompresi sinyal dan
paralell processing. Meskipun lambat, namun karena ukuran sinyal diperkecil
sedemikian rupa atau prosesnya dilakukan secara paralel (1 tugas diselesaikan oleh
banyak prosesor), maka kecepatan proses atau transmisinya dapat menjadi setara
atau lebih baik dari sistem analog yang setara dengan-nya.
12
Sebagai ganti gelombang, sinyal digital ditransmisikan dalam bentuk bit-bit
biner. Kata biner berarti terdiri dari dua bagian. Pada istilah
telekomunikasi, istilah biner mengacu pada fakta bahwa hanya ada dua nilai untuk
suara dan data yang ditransmisikan, yaitu on dan off. Bit-bit on dilukiskan sebagai satu,
tanda adanya tegangan, dan bit-bit off dilukiskan sebagai nol, tidak ada
tegangan. Kenyataan bahwa transmisi digital hanya terdiri dari on dan off adalah
suatu alasan mengapa layanan digital dapat lebih akurat dan lebih jernih untuk suara.
Sinyal digital dapat dibuat agar lebih dapat diandalkan. Untuk membuat gelomb ang
yang dapat memiliki ban yak bentuk dib andingkan bit yang hanya terdiri dari on dan
off saja memang lebih kompleks.
2.4 Konversi Digital ke Analog (DAC) dan Analog ke Digital (ADC)
Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang
menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar
pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan
informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan
sinyal ini dengan sebuahkomputer atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk
terlebih dahulu melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi
ini haris diketahui sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan
digital. Seringkali, situasi yang sebaliknya terjadi dimana sinyal digital diperlukan
untuk menggerakkan sebuah piranti analog. Dalam hal ini, diperlukan sebuah konverter
digital ke analog (D/A).
a. Konversi Digital ke Analog (DAC)
Sebuah DAC menerima informasi digital dan mentransformasikannya ke dalam
bentuk suatu tegangan ananlog. Informasi digital adalah dalam bentuk angka biner
dengan jumlah digit yang pasti. Khususnya ketika dipergunakan sebagai
penghubung dengan sebuah komputer, angka biner ini disebut word biner atau word
komputer. Digit-digit tersebut disebut bit word. Sehingga, sebuah word 8 bit akan
memberikan sebuah angka biner yang memiliki delapan digit, seperti 101101102.
Konverter D/A mengonversi sebuah word digital ke dalam sebuah tegangan analog
13
dengan memberikan skala output analog berharga nol ketika semua bit adalah nol
dan sejumlah nilai maksmum ketika semua bit adalah satu. Hal ini dapat
direpresentasikan secara matematis dengan memperlakukan angka biner sebagai
angka pecahan. Dalam konteks ini, output dari konverter D/A dapat ditentukan
dengan menggunakan Persamaan (3.1) yang memberikan skala dari sejumlah
tegangan referensi.
Vx = VR [b12–1 + b22– 2 + . . . + bn2 – n ]
Dimana
Vx=output tegangan analog
VR = tegangan referensi
b1 b2 . . . bn =word biner n-bit
KonverterDigital keAnalog
a0a1a2a3a4
an-1an
Tegangan outputanalog
Vx
Logika untukmemulai konversi
+V -VGND
VR
Gambar 2.5 Diagram yang memperlihatkan input dan output dari konverter digital ke analog (DAC) n-bit.
b. Konversi Analog ke Digital (ADC)
Meskipun ada beberapa transduser yang memberikan output sinyal digital secara
langsung dan sdang dikembangkan, sebagian besar transduser tetap hanya
mengkonversi variabel dinamik ke dalamsebuah sinyal lsitrik analog. Dengan
peningkatan penggunaan logika digital dan komputer di dalam kontrol proses, sangat
[erlu untuk mempergunakan sebuah DAC untukmenhasilkan sebuah output yang
dikodekan secara digital. Fungsi transfer dari ADC dapat diekspresikan dengan cara
yang sama denga Persamaan (3-3) dalam sejumlah tegangan analog yang diberikan
14
sebagai nput, dan konverter mendapatkan sebuah bilangan biner yang jika
disubstitusikan ke dalam Persamaan (3-3) memberikan input analog. Sehingga
Vx = VR [b12–1 + b22– 2 + . . . + bn2 – n ]
Dimana
Vx = input tegangan analog
VR = tegangan referensi
b1 b2 . . . bn = output digital n-bit
Jaringan pencacahlogika
KonverterD/A
-
+
Komparator
Vx
VF
VR
Supply
b1
b2
bn
OutputDigital
Konversiselesai
Konversimulai
Gambar 2.6 Konverter A/D tipe pendekatan successive sangat umum digunakan dan melibatkan penggunaan konverter D/A.
2.5 Aplikasi dari Sinyal digital pada kehidupan sehari-hari
a. Electrocardiogram (ECG)
Elektrokardiograf (ECG) adalah perekam sinyal jantung manusia dengan
keluaran sinyal di monitor atau grafik di kertas grafik. Untuk mendapatkan
sinyal jantung manusia dilakukan dengan cara penempelan sadapan di tubuh
manusia. Pengukuran ECG ini adalah pengukuran sinyal listrik dari kulit tubuh.
Sinyal listrik ini ditimbulkan karena aliran darah yang dipompa oleh jantung.
Dari permukaan kulit di dada atau kulit di kaki dan tangan sudah bisa mewakili
sinyal jantung. Beda antara peletakan sadapan ECG di dada dan di tangan dan
15
kaki adalah hanya pada besar dan kecilnya (amplitudo) dari sinyal, sedangkan
bentuk sinyalnya tetap sama.
Aktivitas elektrik ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar
melewati membran sel. Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik
dari jantung ke mesin EKG ditempatkan pada posisi yang strategis di
ekstremitas dan precordium dada. Energi elektrik yang sangat sensitive
kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan
ini disebut elektrokardiogram.
Gambar 2.7 Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang
pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T
b. Televisi Digital
Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan
modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan
data ke pesawat televisi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan
gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda,
walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan
tinggi.
c. Radio Digital
Radio digital adalah teknologi radio yang mengirimkan informasi menggunakan
sinyal digital. Radio digital adalah generasi penerus dari radio analog. Radio ini
memiliki banyak kelebihan seperti suara yang lebih jernih dibanding radio
16
analog, mutu sinyal yang lebih bagus, dan berbagai fasilitas lain seperti dapat di-
pause, di-rewind, atau disimpan sementara apabila ingin mendengarkannya
nanti.
d. Komputer Digital
Komputer Digital adaiah komputer yang beroperasi atau bekerja dengan angka-
angka atau tanda-tanda lain seperti huruf, tanda baca dan karakter khusus
lainnya yang dalam operasinya di identifikasikan sebagai angka. Komputer
Digital mempunyai kemampuan kalkulasi dan manipulasi data. Karena
komputer ini mempunyai kemampuan kalkulasi dan manipulasi data, maka
komputer digital sering digunakan orang untuk aplikasi-aplikasi bisnis, dan lain-
lain aplikasi yang mengolah data kuantitatif.
e. Kamera Digital
Aplikasi nyata dari teknologi pengolahan sinyal digital salah satunya ada pada
kamera digital baik itu yang menggunakan CCD ataupun CMOS, terlihat dari
prinsip kerja kedua jenis sensor kamera digital tersebut, yang tentunya
memerlukan pengolahan sinyal digital yang kompleks untuk menghasilkan
kualitas gambar yang maksimal, selain dari teknologi material yang di
kembangkan pula.
Proses pengolahan sinyal digital pada kamera digital juga terbukti dengan
digunakannya media berupa flash memory untuk menyimpan gambar dalam
bentuk file digital. Artinya dalam sistem kamera digital sangat digunakan sekali
teknologi pengolahan sinyal digital.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Signal digital sering disebut juga dengan diskrit. Signal ini tersusun atas dua
keadaan yang dikenal dengan bit yaitu keadaan 0 dan keadaan 1. Sinyal digital
merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-
tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu
0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau/noise, tetapi transmisi dengan
sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Sinyal-
sinyal digital dapat disimpan pada media magnetic tanpa mengalami pelemahan atau
distorsi data sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah
pindahkan serta diproses dengan mudah tanpa terlalu banyak mengurangi kualitas data..
Umumnya sinyal dalam bentuk analog sulit untuk diproses secara matematik dengan
akurasi yang tinggi. Kelebihan lain dari sistem sinyal digital ini adalah biaya yang
relatif lebih murah dibandingkan dengan sinyal analog dalam pemrosesannya
18