makalah ekologi hewan
TRANSCRIPT
MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
“ HEWAN SEBAGAI ORGANISME HETEROTROF “
Oleh:
HUSEN YUSUF11220125
VII A
Kelompok 7
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2013
KATA PENGANTAR
الرحيم الرحمن الله بسم
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ekologi hewan mengenai
organisme sebagai hewan hetetrotof
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam islamiyah
sehingga kita dapat merasakan manisnya iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi saya
sendiri sebagai penyusun. Dan semoga melalui makalah ini kita semua dapat mengambil
pelajaran sehingga kita dapat mengetahui dan mengenal lebih dalam mengenai hewan
hetetrof
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan. Saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Mata kulyah ekologi hewan
karena atas bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................. 2
C. Manfaat........................................................................................... 2
BAB II ISI
A. Ciri- ciri hewan sebagai hewan heterotrof ................................ 3
B. Hewan Sebagai Organisme Heterotrof ................................... 6
C. Jenis-jenis interaksi organisme heterotrof ................................ 9
D. Hewan hetetrotof dan Lingkungan Biotik ................................ 13
E. Hewan hetetrotof dan Lingkungan Abiotik................................ 18
F. Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya......... 22
G. Hewan endoterm dan hewan eksoterm....................................... 27
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 30
B. Saran............................................................................................... 30
Daftar Pustaka ............................................................................................... 31
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang ada di
sekitarnya dandapat mempengaruhinya. Dalam konsep rantai makanan, hewan
ditempatkan sebagai konsumen, sedangkan tumbuhan sebagai produsen. Hewan disebut
sebagai makhluk hidup yang heterotrof.
Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing. Dalam
suatuhabitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya berada dalam satu
komunitas.Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu
ekosistem. Dalamekosistem hewan berinteraksi dengan lingkungan biotic , yaitu hewan
lain, tumbuhan serta mikroorganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar
individu, antar populasi danantar komunitas.
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan
abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada
prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua
semua faktor lingkungan.
Heterotrof mengandung arti organisme yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri. Tumbuhan heterotrof tidak mampu mensintesis makanannya sendiri dari zat-zat
anorganik sehingga hidupnya bergantung pada zat-zat organik yang telah jadi. Secara
langsung atau tidak langsung tumbuhan ini hidupnya bergantung pada makhluk lain.
Yang termasuk organisme heterotrof diantaranya adalah herbivora, karnivora, dan
omnivora atau semua yang termasuk ke dalam konsumen. Selain itu organisme yang
heterotrof dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu
1. Saprofit
Tumbuhan saprofit hidupnya dari sisa-sisa makhluk hidup lainnya, yaitu
dengan cara menguraikannya sehingga dinamakan pula dengan organisme pengurai
(dekomposer). Contoh, sebagian besar jamur dan bakteri,
2. Parasit
Organisme parasit sebagian besar seluruh kebutuhannya diambil dari makhluk
yang ditumpanginya, yaitu dari inangnya.
B. Rumusan Masalah
1. Ciri- ciri hewan sebagai hewan heterotrof
2. Hewan Sebagai Organisme Heterotrof
3. Jenis-jenis interaksi organisme heterotrof
4. Hewan hetetrotof dan Lingkungan Biotik
5. Hewan hetetrotof dan Lingkungan Abiotik
6. Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
C. Tujuan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan
makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Ciri- ciri hewan sebagai hewan heterotrof
2. Untuk mengetahui Hewan Sebagai Organisme Heterotrof
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis interaksi organisme heterotrof
4. Untuk mengetahui Hewan hetetrotof dan Lingkungan Biotik
5. Untuk mengetahui Hewan hetetrotof dan Lingkungan Abiotik
6. Untuk mengetahui Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri hewan sebagai mahluk heterotrof
Ciri utama mahluk heterotrof adalah bahwa untuk dapat melaksanakan fungsi
kehidupan harus memperolah bahan organik dengan cara memakan mahluk lain. Mahluk lain
yang dimakan dapat berujud mahluk autotrof atau disebut produsen atau dapat berujut
mahluk heterotrof lain.
Berdasarkan jenis makanannya, hewan heterotrof yang merupakan konsumen utama
dalam ekosistem, dapat dibedakan manjadi tiga kelompok, yaitu herbivora, karnivora, dan
omnivora.
Herbivora
Kata herbivora berasal dari kata herbi yang berarti tumbuhan dan vorare yang berarti
makan. Jadi, herbivora berarti hewan pemakan tumbuhan. Hewan-hewan pemakan tumbuhan
biasanya mempunyai gigi geraham yang kuat dan giginya berlapiskan email yang tebal. Di
samping itu, herbivora mempunyai usus yang relatif lebih panjang. Contoh hewan pemakan
tumbuhan, antara lain burung merpati, burung gelatik, sapi, kerbau, kuda, zebra, kambing dan
jerapah.
Adanya herbivora merupakan pengontrol pertumbuhan dan perkembangan produsen.
Apabila tidak ada herbivora, kemungkinan besar tumbuhan akan berkembang tidak
terkendali. Pada akhirnya, tumbuhan akan merugikan karena tanahnya menjadi tandus akibat
diserap terus menerus oleh tumbuhan.
Mahluk hewan heterotrof atau disebut makrokonsumen primer adalah
Mahluk hewan yang makan secara langsung tumbuhan atau bagian tumbuhan,
terutama dedaunan. Misalnya sapi, kerbau, domba, dll.
Mahluk yang makan terutama hasil atau bagian tumbuhan yang nonfotosintetik
seperti misalnya pemakan biji, pemakan kacang-kacangan, buah-buahan. Contoh
tupai, hama wereng, dll.
Hewan yang melulu makan(terutama) fungi dan bakteri. Hewan ini disebut
fungivora.
Karnivora
Kata karnivora berasal dari kata carnis yang berarti daging, vorare yang berarti
memakan. Jadi, karnivora adalah hewan pemakan daging hewan lainnya. Hewan pemakan
daging biasanya mempunyai gigi taring yang kuat dan kuku atau cakar yang tajam. Di
samping itu, ususnya berukuran relatif pendek. Contoh hewan karnivora antara lain burung
elang, ikan hiu, harimau, singa, kucing, dan srigala.
Adanya karnivora juga merupakan pengontrol populasi herbivora. Demikian
seterusnya sehingga keberadaan setiap komponen merupakan sumber makanan bagi
komponen lain dan juga sekaligus sebagai pengontrol populasi komponen lainnya. Dengan
kondisi itulah, keseimbangan di dalam suatu ekosistem tetap terjamin.
Mahluk hewan karnivora juga disebut pemangsa atau makrokonsumen sekunder
seperti insekta pemangsa serta ikan liar di kolam, laba-laba, burung, ular, kadal, katak,
mamalia pemangsa di padang rumput merupakan mahluk pemangsa yang makan mahluk
konsumen primer atau konsumen sekunder yang lain.
c. Omnivora
Kata omnivora berasal dari kata omnis yang berarti semua atau segala dan vorare yang berarti
makan. Jadi, omnivora berarti hewan pemakan segala macam jenis makanan, artinya bisa
berasal dari tumbuhan ataupun dari jenis hewan. Contoh kelompok ini antara lain itik, ayam,
dan tikus.
Manusia sebagai makhluk omnivora yang dilngkapi akal dan pikiran mempunyai potensi
besar sebagai perusak sekaligus sebagai pemelihara lingkungan. Sebagai perusak apabila
manusia selalu ingin memuaskan kemauannya. Sebaliknya, akan menjadi pemelihara
lingkungan apabila manusia menyadari bahwa lingkungan bukan hanya untuk manusia, tetapi
jutga untuk semua kehidupan. Kesadaran bahwa kekayaan alam yang tersedia saat ini
bukanlah milik generasi sekarang, tetapi merupakan titipan generasi yang akan datang. Oleh
karena itulah generasi sekarang mempunyai kewajiban untuk melestarikannya.
B. Hewan Sebagai Organisme Heterotrof
Dalam konsep rantai makanan, hewan ditempatkan sebagai konsumen, sedangkan
tumbuhan sebagai produsen. Hal ini karena hewan tidak dapat mensintesis makanannya
sendiri dari bahan anorganik di lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhannyaakan bahan –
bahan organik berenergi tinggi guna menyediakan energi untuk aktivitas hidup dan
menyediakan bahan – bahan untuk membangun tubuhnya, hewan mengambil bahan organik
dari makhluk hidup lain, baik tumbuhan atau hewan lain. Karena itulah hewan disebut
sebagai makhluk hidup yang heterotrof, sebagai lawan dari tumbuhan yang bersifat autotrof
atau dapat mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik dengan cara
melakukan fotosintesis.
Dalam dunia hewan dapat dibedakan 3 macam nutrisi heterotrof yaitu :
Tipe nutrisi holozoik. Dalam tipe makanan ini baik yang berupa tumbuhan atau jenis
hewan lain, pertama – tama harus dicari dan didapatkan dahulu, baru kemudian
dimakan sertaselanjutnya dicerna sebelum dapat diabsorpsi dan dimanfaatkan oleh sel –
sel tubuh hewan itu. Untuk mencari dan mendapatkan makanan diperlukan peranan
berbagai struktur indera, saraf serta mekanisme otot. Selanjutnya, untuk mengubah
substansi makanan itu kedalam bentuk yang dapat diabsorpsi, diperlukan juga
mekanisme dari sistem pencernaan.
Tipe nutrisi saprozoik. Dijumpai pada berbagai hewan protozoa, yang memperoleh
nutrien – nutrien organik yang diperlukan dari organisme – organisme yang telah mati,
membusuk, dan telah terurai. Nutrien – nutrien tersebut diabsorpsi melalui membran sel
dalam bentuk molekul – molekul terlarut.
Tipe nutrisi parasitik. Dijumpai pada hewan – hewan parasit. Hewan – hewan ini
mencerna partikel – partikel padat dari tubuh organisme inangnya atau secara langsung
mengabsorpsi molekul – molekul organik dari cairan atau jaringan tubuh inangnya.
Sebagai contoh dari fenomena ini adalah berbagai jenis cacing parasit pada tubuh
hewan atau manusia, misalnya cacing hati di dalam hati, cacing pita dan cacing perut di
dalam usus.
Dengan dasar yang lain, yakni ukuran hewan yang menentukan cara makannya, hewan
heterotrof dikelompokkan menjadi makrokonsumen dan mikrokonsumen.
1. Makrokonsumen disebut juga sebagai fagotrof, yakni kelompok hewan yang mengambil
bahan organik dari makhluk hidup lain dengan cara memakan, misalnya kuda, kambing,
harimau, ikan dan sebagainya.
2. Mikrokonsumen adalah kelompok hewan yang mengambil makanannya dengan cara
menguraikan jaringan dan mengabsorpsi bahan organiknya. Termasuk kelompok ini
adalah saprofot atau pengurai atau osmotrof, termasuk juga parasit. Sebagai contoh
adalah cacing parasit dan serangga pengurai di tanah.
Selain itu organisme yang heterotrof dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
1. Saprofit
Tumbuhan saprofit hidupnya dari sisa-sisa makhluk hidup lainnya, yaitu dengan cara
menguraikannya sehingga dinamakan pula dengan organisme pengurai (dekomposer).
Contoh, sebagian besar jamur dan bakteri, adapula tumbuhan paku atau anggrek. Jenis
tumbuhan saprofit menggunakan energi yang terdapat di dalam sisa-sisa makhluk hidup yang
telah mati tersebut.
2. Parasit
Organisme parasit sebagian besar seluruh kebutuhannya diambil dari makhluk yang
ditumpanginya, yaitu dari inangnya. Berdasarkan cara hidupnya, dibagi menjadi 2 macam,
yakni :
a. Parasit Sejati (Parasit Obligat),
yaitu parasit yang hidupnya benar-benar sebagai parasit, dimana seluruh kebutuhannya
diambil dari tumbuhan yang ditumapanginya (inang). Contoh, tali putri (Cuscuta) yang
mengambil makanan dari tanaman inang (berupa tanaman pagar) dengan menggunakan akar
isap atau haustorium.
b. Parasit sebagian (Parasit Fakultatif),
yaitu parasit yang hidupnya tidak hanya sebagai parasit tetapi dapat juga sebagai saprofit.
Contoh, benalu. Benalu ini berdaun hijau sehingga dapat melakukan asimilasi, hanya air dan
zat-zat makanan yang berasal dari dalam tanah diserap melalui tumbuhan inang.
Selain kedua parasit di atas ada pula organisme yang parasit hidup pada parasit
lainnya. Coba Anda bayangkan, tentu sangat merugikan tumbuhan inangnya. Contohnya
visum yang tumbuh pada benalu, ini dinamakan dengan hiperparasit.
Jenis-Jenis Interaksi atau hubungan antar organisme hetetrotof antara Lain:
Produsen.
Produsen terdiri dari organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat menyusun bahan organic dari bahan organic sebagai bahan makanannya. Penyusunan bahan organic itu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan energi yang diperlukan untuk aktivitas metabolisme dan aktivitas hidup lainnya. Organisme autotrof adalah; sebagian besar adalah organisme berklorofil, yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan hijau dan sebagian kecil berupa bakteri.
Konsumen.
Konsumen adalh komponen biotic yang terdiri dari organisme heterotrof, yaitu
organisme yang tidak dapat memanfaatkan energi secara langsung untuk memenhuhi
kebutuhan energinya. Organisme heterotrof sebagai organisme yang tidak dapat menyusun
bahan organic dari bahan anorganik. Energi kimia dan bahan organic yang diperlukan
dipenuhi dengan cara mengkonsumsi energi kimia dan bahan organic yang diproduksi oleh
tumbuhan hijau (produsen). Organisme yang tergolong konsumen adalah; Herbivore, yaitu
memakan tumbuhan. Misalnya sapi, kuda, kambing, kerbau, kupu-kupu, belalang dan siput.
Karnivor, adalah hewan pemakan hewan lain baik herbivore maupn sesame karnivor.
Karnivor pada umumnya adalah hewan buas (harimau, singa, ular), dan hewan pemakan
bangkai (komodo, burung hantu, dll). Predator juga termasuk sebagai karnivor. Omnivor,
adalah hewan pemakan segalanya baik tumbuhan maupun hewan yang sudah mati, misalnya
kucing, ayam, musang , tikus dan lain-lain. Detritivor, adalah organisme yang berperan
sebagai pengurai (mikroorganisme) seperti bakteri.
Predator
Predator adalah hewan yang makan hewan lain dengan cara berburu dan membunuh.
Hewan yang dimangsanya adalah hewan yang masih hidup. Contohnya adalah kucing makan
tikus, capung makan serangga.
Parasit. Parasit,
adalah hewan yang hidup pada hewan lain. Hidupnya sangat mempengaruhi inangnya
karena semua zat makanan dari inang diserapnya untuk memenuhi kebutuhannya. Parasit
berupa hewan kecil dan organisme kecil yanmg termasuk jamur dan bakteri pathogen.
Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang pada fase dewasanya hidup bebas, tetapi pada fase
larva berkembang di dalam tubuh (telur, larva dan pupa) serangga lain yang merupakan
inangnya. Serangga parasitoid pada umumnya termasuk pada ordo Hymenoptera dan
Diptera. Hewan dewasa parasitoid meletakkan telurnya di dekat atau pada tubuh serangga
lain (telur, larva dan pupa). Ketika telur parasitoid yang diletakkan pada tubuh inangnya
menetas, selam fase larva itu belum dewasa akan hidup terus dalam tubuh inang. Larva
tersebut akan makan sebagian atau seluruh tubuh dari inang sehingga menyebakan kematian
bagi inangnya.
Pengurai. Pengurai,
adalah organisme yang berperan sebagai pengurai. Cara mengkonsumsi makanan
tidak dapat menelan dan mencerna makanan di dalam sel tubuhnya, melainkan harus
mengeluarkan enzim pencerna keluar sel untuk dapat menguraikan makanannya yang berupa
organic mati menjadi zat-zat yang molekulnya kecil sehingga dapat diserap oleh sel.
Mikrobivor.
Mikrobivor adalah hewan-hewan kecil yang makan mikroflora (bakteri dan fungi).
Hewan ini berupa protozoa dan nematoda.
Detritivor.
Detritivor adalah hewan yang makan detritus, yaitu bahan-bahan organic mati yang
berasal dari tubuh tumbuhan dan hewan. Hewan yang tergolong detritus antara lain; rayap,
anjing tanah dan cacing tanah.
Kompetisi.
Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macam
sumberdaya, sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah satu pihak. Sumberdaya
berupa; makanan, energi dan tempat tinggal. Persaingan ini terjadi pada saat populasi
meledak sehingga hewan akan berdesak-desakan di suatu tempat tertentu. Dalam kondisi
demikian biasanya hewan yang kuat akan mengusir yang lemah dan akan menguasai tempat
itu sedangkan yang lemah akan beremigrasi atau mati bahkan punah.
Simbiosis.
Hubungan interspesifik ada yang berifat simbiosis ada yang non simbiosis. Hubungan
simbiosis adalah hubungan antara dua individu dari dua jenis organisme yang keduanya
selalu bersama-sama. Contoh dari simbiosis adalah Flagellata yang hidup dalam usus rayap.
Flagellata itu mencerna selulosa kayu yang dimakan rayap. Dengan demikian rayap dapat
menyerap karbohidrat yang berasal dari selulosa itu. Hubungan nonsimbiosis adalah
hubungan antara dua individu yang hidup secara terpisah, dan hubungan terjadi jika
keduanya bertematau berdekatan. Contohnya adalah kupu-kupu dengan tanaman bunga.
Bunga akan terbantu dalam penyerbukan yang disebabkan terbawanya serbuk sari bunga
oleh kaki kupu-kupu dengan tidak sengaja ke bunga yang lain pada saat kupu-kupu
mengisap nectar dari bunga tersebut. Simbiosis sebagai hidup bersama antara dua individu
dari dua jenis organisme, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Pemisahan
Kegiatan Hidup. Peristiwa ini adalah hubungan kompetitif antara satu hewan dengan
hewan yang lain dapat berkembang menjadi kegiatan pemisahan hidup (partition). Dalam
hubungan ini hewan-hewan yang hidup di suatu habitat mengadakan spesialisasi dalam hal
jenis makanan atau dalam metode dan tempat memperoleh makanannya. Misalnya burung
Flaminggo mempunyai kaki dan leher yang panjang yang berfungsi dalam hal pengambilan
makanannya berupa organisme kecil dan di tempat berlumpur sehingga burung tersebut
mudah meraihnya.
Kanibalisme.
Kanibalisme adalah sifat suatu hewan untuk menyakiti dan membunuh bahkan
memakannya terhadap individu lain yang masih sejenis. Contoh belalang sembah betina
membunuh belalang jantan setelah melakukan perkawinan, ayam dalam satu kandang yang
berdesak-desakan sehingga ruangan dan makananya terbatas menyebabkan persaingan yang
hebat.
Amensalisme.
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu menghambat atau merugikan yang
lain, tetapi dirinya tidak berpengaruh apa-apa dari organisme yang dihambat atau dirugikan.
Komansalisme.
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu memberi kondisi yang
menguntungkan bagi yang lain sedangkan dirinya tidak terpengaruh oleh kehadiran
organisme yang lain itu.
Mutualisme. Hubungan antara dua jenis organisme atau individu yang saling
menguntungkan tanpa ada yang dirugikan.
D. Hewan hetetrotof dan Lingkungan Biotik
Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing. Dalam
suatuhabitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya berada dalam satu
komunitas.Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem.
Dalamekosistem hewan berinteraksi dengan lingkungan biotic , yaitu hewan lain, tumbuhan
serta mikroorganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar populasi
danantar komunitas. Interaksi tersebut merupakan fungsi ekologis dari suatu
ekosistem.Interaksi antara individu dapat terjadi antar individu dalam suatu populasi
atau berbeda populasi. Misalnya interaksi ayam jantan dengan pejantan lainnya
untuk memperebutkan territorial, antarseekor kucing dengan tikus. Interaksi populasi terjadi
antar kelompok hewan dari suatu jenis organisme dengan kelompok lain yang berbeda jenis
organisme. Misalnya sekelompok harimau berburu sekelompok rusa di
padangrumput.Interaksi antar komunitas terjadi antar kelompok-kelompo singa, kerbau, bison
dan bantengdi satu pihak dengan rumput dan semak-semak di pihak lain ketika hewan itu merumputdi
padang rumput. Hubungan antar hewan dengan lingkungan biotiknya terjadi antar organisme
yang hidup terpisah dengan organisme yang hidup bersama.Faktor-faktor biotic yang
mempengaruhi kehidupan hewan adalah sebagai berikut:
Komunitas
Komunitas (biocenose) adalah beberapa jenis organisme yang merupakan bagian dari
jenisekologis tertentu yang disebut ekosistem unit ekologis, yaitu suatu satuan lingkungan
hidupyang di dalamnya terdapat bermacam-macam makhluk hidup (tumbuhan, hewan
danmikroorganisme) dan antar sesamanya dan lingkungan di sekitarnya (abiotik)
membntuk hubungan timbale balik yang salingmempengaruhi.
Ekosistem
Ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat
hubunganyangfungsional antar sesame makhluk hidup dan antar makhluk hidup dengan
komponenlingkungan abiotik. Hubungan fungsional dalam ekosistem adalah proses-proses
yangmelibatkan seluruh komponen biotic dan abiotik untukm mengelola sumberdaya yang
masuk dalam ekosistem. Sumberdaya tersebut adalah sesuatu yang digunakan oleh
o0rganismeuntuk kehidupannya, yaitu energi, cahaya dan unsure-unsur nutrisi.Interaksi antar
komponen di dalam ekosistem menentukan pertumbuhan populasi setiaporganisme dan
berpengaruh terhadap perubahan serta perkembangan struktur komunitas biotic.
Produsen
Produsen terdiri dari organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat menyusun
bahanorganic dari bahan organic sebagai bahan makanannya. Penyusunan bahan organic
itu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan energi yang diperlukan untuk
aktivitasmetabolisme dan aktivitas hidup lainnya. Organisme autotrof adalah; sebagian besar
adalah organisme berklorofil, yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan hijau dan sebagian
kecil berupa bakteri.
Konsumen
Konsumen adalh komponen biotic yang terdiri dari organisme heterotrof, yaitu
organismeyang tidak dapat memanfaatkan energi secara langsung untuk memenhuhi
kebutuhanenerginya. Organisme heterotrof sebagai organisme yang tidak dapat menyusun
bahanorganic dari bahan anorganik. Energi kimia dan bahan organic yang diperlukan
dipenuhidengan cara mengkonsumsi energi kimia dan bahan organic yang diproduksi oleh
tumbuhanhijau (produsen).Organisme yang tergolong konsumen adalah;
Herbivore, yaitu memakan tumbuhan.Misalnya sapi, kuda, kambing, kerbau, kupu-kupu,
belalang dan siput.
Karnivor , Adalah hewan pemakan hewan lain baik herbivore maupn sesame karnivor.
Karnivor pada umumnyaadalah hewan buas (harimau, singa, ular), dan hewan pemakan
bangkai (komodo, burunghantu, dll). Predator juga termasuk sebagai karnivor.
Omnivor , adalah hewan pemakansegalanya baik tumbuhan maupun hewan yang sudah
mati, misalnya kucing, ayam, musang ,tikus dan lain-lain.
Detritivor, adalah organisme yang berperan sebagai pengurai(mikroorganisme) seperti
bakteri.
Predator, Predator adalah hewan yang makan hewan lain dengan cara berburu dan
membunuh. Hewanyang dimangsanya adalah hewan yang masih hidup. Contohnya
adalah kucing makan tikus,capung makan serangga.
Parasit, Parasit adalah hewan yang hidup pada hewan lain. Hidupnya sangat
mempengaruhiinangnya karena semua zat makanan dari inang diserapnya untuk
memenuhi kebutuhannya.Parasit berupa hewan kecil dan organisme kecil yanmg
termasuk jamur dan bakteri pathogen.
Parasitoid, Parasitoid adalah serangga yang pada fase dewasanya hidup bebas, tetapi pada
fase larva berkembang di dalam tubuh (telur, larva dan pupa) serangga lain yang
merupakan inangnya.Serangga parasitoid pada umumnya termasuk pada ordo
Hymenoptera dan Diptera. Hewandewasa parasitoid meletakkan telurnya di dekat atau
pada tubuh serangga lain (telur, larvadan pupa). Ketika telur parasitoid yang diletakkan
pada tubuh inangnya menetas, selam faselarva itu belum dewasa akan hidup terus dalam
tubuh inang. Larva tersebut akan makansebagian atau seluruh tubuh dari inang sehingga
menyebakan kematian bagi inangnya.
Pengurai, Pengurai adalah organisme yang berperan sebagai pengurai. Cara
mengkonsumsimakanan tidak dapat menelan dan mencerna makanan di dalam sel
tubuhnya, melainkanharus mengeluarkan enzim pencerna keluar sel untuk dapat
menguraikan makanannya yang berupa organic mati menjadi zat-zat yang molekulnya
kecil sehingga dapat diserap oleh sel.
Mikrobivor, Mikrobivor adalah hewan-hewan kecil yang makan mikroflora (bakteri dan
fungi). Hewan ini berupa protozoa dan nematoda.
Detritivor, Detritivor adalah hewan yang makan detritus, yaitu bahan-bahan organic mati
yang berasal dari tubuh tumbuhan dan hewan. Hewan yang tergolong detritus antara lain;
rayap,anjing tanah dan cacing tanah.
Intraspesifik dan interspesifik
Hubungan timbal balik antara dua individu dalam suatu jenis organisme
(intraspsifik) danhubungan antara dua individu yang berbeda jenis (interspesifik). Hubungan-hubungan
inimeliputi:
Kompetisi
Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu
macamsumberdaya, sehingga hubungan itu bersifat merugikan bagi salah satu pihak.
Sumberdaya berupa; makanan, energi dan tempat tinggal. Persaingan ini terjadi pada saat
populasimeledak sehingga hewan akan berdesak-desakan di suatu tempat tertentu. Dalam
kondisidemikian biasanya hewan yang kuat akan mengusir yang lemah dan akan menguasai
tempatitu sedangkan yang lemah akan beremigrasi atau mati bahkan punah.
Simbiosis
Hubungan interspesifik ada yang berifat simbiosis ada yang non simbiosis.
Hubungansimbiosis adalah hubungan antara dua individu dari dua jenis organisme yang
keduanyaselalu bersama-sama. Contoh dari simbiosis adalah Flagellata yang hidup dalam
usus rayap.Flagellata itu mencerna selulosa kayu yang dimakan rayap. Dengan demikian
rayap dapatmenyerap karbohidrat yang berasal dari selulosa itu. Hubungan nonsimbiosis
adalahhubungan antara dua individu yang hidup secara terpisah, dan hubungan terjadi jika
keduanya bertematau berdekatan. Contohnya adalah kupu-kupu dengan tanaman bunga.
Bunga akanterbantu dalam penyerbukan yang disebabkan terbawanya serbuk sari bunga
oleh kaki kupu- kupu dengan tidak sengaja ke bunga yang lain pada saat kupu-kupu mengisap nectar
dari bunga tersebut. Simbiosis sebagai hidup bersama antara dua individu dari dua
jenisorganisme, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan
Pemisahan Kegiatan Hidup
Peristiwa ini adalah hubungan kompetitif antara satu hewan dengan hewan yang
laindapat berkembang menjadi kegiatan pemisahan hidup (partition). Dalam hubungan
inihewan-hewan yang hidup di suatu habitat mengadakan spesialisasi dalam hal jenis
makananatau dalam metode dan tempat memperoleh makanannya. Misalnya burung
Flaminggomempunyai kaki dan leher yang panjang yang berfungsi dalam hal pengambilan
makanannya berupa organisme kecil dan di tempat berlumpur sehingga burung tersebut
mudah meraihnya.
Kanibalisme
Kanibalisme adalah sifat suatu hewan untuk menyakiti dan membunuh
bahkanmemakannya terhadap individu lain yang masih sejenis. Contoh belalang sembah
betinamembunuh belalang jantan setelah melakukan perkawinan, ayam dalam satu
kandang yang berdesak-desakan sehingga ruangan dan makananya terbatas menyebabkan
persaingan yanghebat.
Amensalisme
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu menghambat atau merugikan yang
lain,tetapi dirinya tidak berpengaruh apa-apa dari organisme yang dihambat atau
dirugikan.
Komansalisme
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu memberi kondisi yang
menguntungkan bagiyang lain sedangkan dirinya tidak terpengaruh oleh kehadiran
organisme yang lain itu.
Mutualisme
Hubungan antara dua jenis organisme atau individu yang saling menguntungkan
tanpa ada yang dirugikan.
E. Hewan Hetrotof dan Lingkungan Abiotik
Hewan adalah organisme yang bersifat motil, yaitu dapat bergerak dan
berpndahtempat. Gerakannya disebabkan oleh rangsangan tertentu yang berasal dari
lingkungannya.Faktor-faktor yang merangsang hewan untuk bergerak adalah makanan, air,
cahaya, suhu,kelembaban,dan lain-lain.Faktor lingkungan yang berpengaruh pada kehidupan
hewan dibedakan atas kondisidan sumberdaya. Sumberdaya terdiri atas:
Materi, adalah bahan-bahan atau zat yang diperlukan oleh organisme untuk
membanguntubuh. Materi terdiri atas; zat-zat anorganik (air, garam-garam mineral) dan
zat-zat organic(tubuh organisme lain atau sisa-sisa tubuh organisme yang sudah mati).
Energi, adalah daya yang diperlukan oleh organisme untuk melakukan aktivitashidup.
Ruang, adalah tempat yang digunakan organisme untuk menjalankan siklus
hidupnya.Hewan dan organisme lain mempunyai hubungan yang saling ketergantungan
denganlingkungannya, sehingga timbullah hubungan timbal balik antara keduanya.
Hubungan timbal balik tersebut meliputi; Aksi, Reaksi dan Koasi.Lingkungan abiotik
hewan meliputi faktor-faktor Medium dan Substrat
Medium, adalah bahan yang secara langsung melingkupi organisme dan
organismetersebut berinteraksi dengan medium, seperti; Ikan menerima zat-zat mineral
dari air,sebaliknya air menerima kotoran ikan dalam air.Bagi beberapa jenis hewan,
mediummerupakan habitatnya. Beberapa fungsi medium bagi hewan;
a) T empat tinggal misalnya; ikan hidup di air, cacing hidup di dalam tanah
b) Sumber materi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh, misalnya;hewan darat memperolh Oksigen dari udara.
c) Tempat membuang sisa metabolisme, seperti Karbondioksida dan feces.
d) Tempat berepeoduksi, misalnya, katak pergi ke air untuk kawindan bertelur.
e) Menyebarkan keturunan, misalnya; Larva ketam air tawar (Megalopa),menyebar di perairan sungai setelah berimigrasi dari laut ke arah hulu sungai.
Setiap medium berbeda komposisi merambatkan panas, sifat perubahnya
sebagaiakibat perubahan suhu, tegangan permukaan kekentalan, massa jenis dan tekanan.
Substrat
adalah permukaan tempat organisme hidup terutama untuk menetap atau bergerak,
atau benda-benda padat tempat organisme menjalankan seluruh atau sebagianhidupnya.
Setiap organisme memerlukan medium, tetapi tidak semua mempunyai substrat.Hewan
air yang bersifat pelagic (berenang) tidak mempunyai substrat. Medium juga
tidak berubah sebagai akibat adanya aktifitas organisme. Substrat mengalami modifikasi
olehaktivitas organisme, misalnya tanah padang rumput yang gembur menjadi padat jikadigunakan
untuk gembala kambing atau kerbau terus menerus. Substrat sebagai tempat berpijak,
membangun rumah atau kandang dan tempat makanan. Beberapa hewanmenggunakan
substrat sebagai tempat berlindung, karena warna substrat sama dengan warnatubuhnya,
misalnya; bunglon dan belalang kayu.
Beberapa faktor fisik yang berpengaruh pada kehidupan hewan adalah
a) Tanah
Tanah merupakan substrat bagi tumbuhan untuk tumbuh, merupakan medium
untuk pertumbuhan akar dan untuk menyerap air dan unsure-unsur hara makanan. Bagi
hewantanah adalah substrat sebagai tempat berpijak dan tempat tinggal, kecuali hewan
yang hidupdi dalam tanah. Kondisi tanah yang berpengaruh terhadap hewan tersebut
adalahkekerasannya.Faktor dalam tanah yang mempengaruhi kehidupan hewan tanah
antara lainkandungan air (drainase), kandungan udara (aerase), suhu, kelembaban serta
sisa-sisa tubuhtumbuhan yang telah lapuk. Jika tanah banyak mengandung air maka
oksigen di dalam tanahakan berkurang dan karbondioksidanya akan meningkat. Air juga
menyebabkan tanahmenjadi cepat asam, karena eir mempercepat pembusukan.
Kurangnya oksigen menyebabkangangguan pernapasan , dan zat-zat yang bersifat asam
dapat meracuni hewan. Tanah yangterlalu kering menyebabkan hewan dalam tanah tidak
dapat mengekstrak air secara normal.Kandungan karbondioksida dalam tanah lebih
banyak daripada di atmosfir. Jika tanah banyak mengandung rongga pertukaran udara
antar tanah dengan atmosfir menjadi lancar,karbondioksida dapat keluar sementara
oksigen masuk.Rongga-rongga tanah dapatdiperbanyak jika dalam tanah tersebut banyak
hewan penggali tanahseperti cacing tanah dananjing tanah.
b) Air
Air sangat menentukan kondisi lingkungan fisik dan biologis hewan. Perwujudan
air dapat berpengaruh terahadap hewan. Misalnya jika air dalam tubuh hewan akan
berubahmenjadi dingin atau membeku karena penurunan suhu lingkungan, menyebabkan
sel dan jaringan tubuh akan rusak dan metabolosme tidak akan bejalan noremal,
sebaliknya penguapan air yangb berlebihan dari dalam tubuh hewan menyebabkan tubuh
kekeuranganair.Hewan dapat dibedakan atas 3 kelompok ditinjau dari pengaruh air,
yaitu; Hidrosol (Hydrosoles) atau hewan air,Mesosol (Mesocoles), hewan yang hidup di
tempat yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering dan Xeroso (Xerosole), hewan
yang hidup di tempatyang kering karena tingginya penguapan.Penyebaran dan kepadatan
hewan air di lingkungan air ditentukan olehkemampuannya mempertahankan osmotic
dalam tubuhnya dan berhubungan dengankemampuannya untuk bertoleransi dengan
salinitas air.
c) Temperatur
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang dapt menembus dan menyebar
ke berbagai tempat. Temperatur dapat berpengaruh terhadap hewan dalam proses
reproduksi,metabolisme serta aktivitas hidup lainnya. Suhu optimum adalah batas suhu
yang dapatditolerir oleh hewan, lewat atau kurang dari suhu tersebut menyebabkan
hewan terganggu bahkan menuju kematian karena tidk tahan terhadap suhu.
d) Cahaya
Cahaya dapat mempengaruhi hewan, misalnya warna tubuh, gerakan hewan
dantingkah laku.
e) Gravitasi
Pengaruh gravitasi dirasakan oleh hewan jika hewan sedang berpijak pada
substratyang horizontal.Hewan yang berdiri di suatu bidang yang miring atau tegak,
berenang di air dan terbang di udara merasakan adanya pengaruh gravitasi bumi.
Gravitasi juga berpengaruh pada perbedaan tekanan air dan udara.
f) Gelombang Arus dan Angin
Kehidupan hewan juga dipengaruhi oleh arus dan angina. Hewan yang hidup di
lingkunganair mengalir menghadapi resiko hanyut karena adanya aliran dan arus air.
Demikian denganhewan yang hidup di darat dan udara menghadapi arus angina. Namun
demikian arus air danangina yang normal sangat berpengaruh positif terhadap hewann,
karena air dan angina dapatmembantu sebagian aktivitas hewan.
g) pH
Pengaruh pH terhadap organisme terjadi melalui 3 cara, yaitu; 1) secara
langsung,mengganggu osmoregulasi, kerja enzim dan pertukaran gas di respirasi, 2)
tidak langsung,mengurangi kualitas makanan yang tersedia bagi organisme, 3)
meningkatkan konsentarasiracun logam berat terutama ion AI.Di lingkungan daratan dan
perairan, pH menjadi faktor yang sangat berpengaruhterhadap kehidupan dan penyebaran
organisme. Toleransi hewan yang hidup di lingkunganair umumnya pHnya bervartiasi.
h) Salinitas
Salinitas adalah kondisi lingkungan yang menyangkut konsentrasi garam
dilingkungan perairan dan air yang terkandung di dalam tanah. Di lingkungan perairan
tawar,air cenderung meresap ke dalam tubuh hewan karena salinitasi air lebih renadah
daripadacairan tubuh. Hewan yang bhidup di phabitat laut umumnya bersifat isotonic
terhadapsalinitas air laut sehingga tidak ada peresapan air ke dalam tubuh hewan.
F. Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi
faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya.
Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadapsemua
semua faktor lingkungan.
HukumToleransi Shelford
“Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas
bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadapkondisi faktor lingkungan”
Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yangmendekati
batas kisaran tolrensinya, maka organisme tersebut akan mengalami cekaman(stress).
Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis. Contohnya, hewan yangdidedahkan pada
suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi kritis Hipotermia dan padasuhu ekstirm
tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia apabila kondisi lingkungan suhuyang demikian
tidak segera berubah maka hewan akan mati.
Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah mudah.
Setiaporganisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan, oleh adanya suatu
interaksifaktor maka suatu faktor lingkungan dapat mengubah efek faktor lingkungan
lainnya.Misalnya suatu individu hewan akan merusak efek suhu tinggi yang lebih
kerasapabilakelembaban udara yang relative rendah. Dengan demikian hewan akan lebih
tahan terhadapsuhu tinggi apabila udara kering disbanding dengan pada kondisi udara yang lembab.
Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas kisaran
toleransihewan terhadap sesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah sulit untuk
menentukan secaratepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang biasa dilakukan ialah
denganmemperhitungkan adanya variasi individual batas-batas kisaran toleransi itu
ditentukan atasdasar terjadinya kematian pada 50% dari jumlah individu setelah dideadahkan
pada suatukondisi faktor lingkungan selama rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu,
misalnyaditentukan LT50 ± 24 jam atau LT50 ± 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk
konsentrasisuatu zat dalam lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 ± X jam ( LC=
LethalConcentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu dosis ditentukan
LD50 ± XJam
.Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada berbagai jenis
hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar (euri) dan ada hewan yang sempit
(steno).Kisaran toleransi ditentukan secara herediter, namun demikian dapat mengalami
perubahanoleh terjadinya proses aklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di lab).
Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap
kondisifaktor lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasi adalah usaha yang dilakukan
manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor lingkungan tertentu
dalamlaboratorium.
Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum diterapkan di
bidang- bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan lain-lain. Hal ini dilakukan
denganharapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan dan reproduksi dapat maksimum dan
untuk kondisi hewan yang merugikan kondisi lingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.
Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran di
suatuhabitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan di tempat tersebut.
Kehadirandan kinerja populasi hewan di suatu tempat menggambarkan tentang kondisi
faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut. Oleh karena itu ada istilah spesies indicator
ekologi, baik kajian ekologi hewan maupun ekologi tumbuhan. Species indikatoe ekologi
adalah suatuspecies organisme yang kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi
petunjuk mengenai bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko ± kimia di suatu tempat.
Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara lain adalah Capitellacapitata
(Polychaeta) sebagai indicator untuk pencemaran bahan organic.Cacing Tubifex
(Olygochaeta) dan lain-lain.
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatu ekosistem.
Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem
Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu faktor
lingkungan tidak seimbang dengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat menekan atau
kadang-kadang menghentikan pertumbuhan organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak
optimum akan menentukan tingkat produktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai
prinsip faktor pembatas. Justus Von Liebig adalah salah seorang pioner dalam hal
mempelajari pengaruh macam-macam faktor terhadap pertumbuhan organisme, dalam hal ini
adalah tanaman.
Faktor Pembatas Fisik dan Indikator EkologiKehadiran atau keberhasilan suatu organisme atau kelompok organisme terganltung
kepada komples keadaan. Kadaan yang manapun yang.mendekati atau melampaui batas-batas
toleransi dinamakan sebagai yang membatasi atau faktor pembatas. Dengan adanya faktor
pembatas ini semakin jelas kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan
dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu.
Jika suatu organisme mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu faktor yang
relatif mantap dan dalam jumlah yang cukup, maka faktor tadi bukan merupakan faktor
pembatas. Sebaliknya apabia organisme diketahui hanya mempunyai batas-batas toleransi
tertentu untuk suatu faktor yang beragam, maka faktor tadi dapat dinyatakan sebagai faktor
pembatas. Beberapa keadaan faktor pembatas, termasuk diantaranya adalah temperatur,
cahaya, air, gas atmosfir, mineral, arus dan tekanan, tanah, dan api. Masing-masing dari
organisme mempunyai kisaran kepekaan terhadap faktor pembatas.
Dengan adanya faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai ikut
menseleksi organisme yang mampu bertahan dan hidup pada suatu wilayah. Sehingga
seringkali didapati adanya organisme-organisme tertentu yang mendiami suatu wilayah
tertentu.pula. Organisme ini disebut sebagai indikator biologi (indikator ekologi) pada
wilayah tersebut.
Ciri-ciri hewan sebagai mahluk heterotrof
Ciri utama mahluk heterotrof adalah bahwa untuk dapat melaksanakan fungsi kehidupan
harus memperolah bahan organik dengan cara memakan mahluk lain. Mahluk lain yang
dimakan dapat berujud mahluk autotrof atau disebut produsen atau dapat berujut mahluk
heterotrof lain.
Berdasarkan jenis makanannya, hewan heterotrof yang merupakan konsumen utama dalam
ekosistem, dapat dibedakan manjadi tiga kelompok, yaitu herbivora, karnivora, dan
omnivora.
a. Herbivora
Kata herbivora berasal dari kata herbi yang berarti tumbuhan dan vorare yang berarti makan.
Jadi, herbivora berarti hewan pemakan tumbuhan. Hewan-hewan pemakan tumbuhan
biasanya mempunyai gigi geraham yang kuat dan giginya berlapiskan email yang tebal. Di
samping itu, herbivora mempunyai usus yang relatif lebih panjang. Contoh hewan pemakan
tumbuhan, antara lain burung merpati, burung gelatik, sapi, kerbau, kuda, zebra, kambing dan
jerapah.
Adanya herbivora merupakan pengontrol pertumbuhan dan perkembangan produsen. Apabila
tidak ada herbivora, kemungkinan besar tumbuhan akan berkembang tidak terkendali. Pada
akhirnya, tumbuhan akan merugikan karena tanahnya menjadi tandus akibat diserap terus
menerus oleh tumbuhan.
Mahluk hewan heterotrof atau disebut makrokonsumen primer adalah
Mahluk hewan yang makan secara langsung tumbuhan atau bagian tumbuhan,
terutama dedaunan. Misalnya sapi, kerbau, domba, dll.
Mahluk yang makan terutama hasil atau bagian tumbuhan yang nonfotosintetik
seperti misalnya pemakan biji, pemakan kacang-kacangan, buah-buahan. Contoh
tupai, hama wereng, dll.
Hewan yang melulu makann(terutama) fungi dan bakteri. Hewan ini disebut
fungivora.
b. Karnivora
Kata karnivora berasal dari kata carnis yang berarti daging, vorare yang berarti memakan.
Jadi, karnivora adalah hewan pemakan daging hewan lainnya. Hewan pemakan daging
biasanya mempunyai gigi taring yang kuat dan kuku atau cakar yang tajam. Di samping itu,
ususnya berukuran relatif pendek. Contoh hewan karnivora antara lain burung elang, ikan
hiu, harimau, singa, kucing, dan srigala.
Adanya karnivora juga merupakan pengontrol populasi herbivora. Demikian seterusnya
sehingga keberadaan setiap komponen merupakan sumber makanan bagi komponen lain dan
juga sekaligus sebagai pengontrol populasi komponen lainnya. Dengan kondisi itulah,
keseimbangan di dalam suatu ekosistem tetap terjamin.
Mahluk hewan karnivora juga disebut pemangsa atau makrokonsumen sekunder seperti
insekta pemangsa serta ikan liar di kolam, laba-laba, burung, ular, kadal, katak, mamalia
pemangsa di padang rumput merupakan mahluk pemangsa yang makan mahluk konsumen
primer atau konsumen sekunder yang lain.
c. Omnivora
Kata omnivora berasal dari kata omnis yang berarti semua atau segala dan vorare yang berarti
makan. Jadi, omnivora berarti hewan pemakan segala macam jenis makanan, artinya bisa
berasal dari tumbuhan ataupun dari jenis hewan. Contoh kelompok ini antara lain itik, ayam,
dan tikus.
Manusia sebagai makhluk omnivora yang dilngkapi akal dan pikiran mempunyai potensi
besar sebagai perusak sekaligus sebagai pemelihara lingkungan. Sebagai perusak apabila
manusia selalu ingin memuaskan kemauannya. Sebaliknya, akan menjadi pemelihara
lingkungan apabila manusia menyadari bahwa lingkungan bukan hanya untuk manusia, tetapi
jutga untuk semua kehidupan. Kesadaran bahwa kekayaan alam yang tersedia saat ini
bukanlah milik generasi sekarang, tetapi merupakan titipan generasi yang akan datang. Oleh
karena itulah generasi sekarang mempunyai kewajiban untuk melestarikannya.
G. Hewan Endoterm dan Hewan Ektoterm
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-
elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-
blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi
lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber
panas utama tubuh hewan.
Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas
lingkungan), atau tergantung pada sumber panas eksternal. Suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah
anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia.
Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme.
Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Hewan endoterm adalah hewan yang mengatur suhu
tubuh dengan memproduksi panas dalam tubuhnya sendiri. Endoterm umum dijumpai pada
kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan
homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian
dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut
hewan berdarah dingin.
Hewan homoiterm disebut dengan hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm suhunya
lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur
suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda
akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi
temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan,
faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu
tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian
panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi
berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah
bangsa burung dan mamalia, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya
kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya.
C. Konsep Waktu Suhu
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam
(metabolisme) atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang
sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu panas) hewan perlu menghemat energi
dengan cara hibernasi atau estivasi.
Suhu adalah parameter yang menggambarkan derajat panas suatu benda.
Semakin tinggi panas suatu benda, maka semakin tinggi pula suhunya. Begitu pula
sebaliknnya, panas yang dipancarkan atau dirambatkan oleh suatu benda merupakan
bentuk energi yang dibebaskan oleh benda melalui proses transformasi energi.
Dengan demikian, secara tidak langsung suhu dapat dipakai sebagai indikator tentang
besarnya energi yang dibebaskan oleh benda.
Dalam kaitannya dengan organisme, maka prinsip dasar yang mengakibatkan
suhu dapat mengatur pertumbuhan dan penyebaran organisme adalah terletak pada
pengaruh fisik suhu terhadap tubuh organisme. Suhu yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan rusaknya enzim dan protein lain, dapat menguapkan cairan tubuh,
dapat merusak vitamin, dapat merusak sel, jaringan dan organ, dapat merusak
permeabilitas membran, dan merusak hormon. Sebaliknya, suhu yang terlalu rendah
dapat membekukan protoplasma, dapat menghambat kerja enzim, menghambat kerja
hormon, dan menghambat metabolisme.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian
dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga
disebut hewan berdarah dingin.
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm
suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga
dapat mengatur suhu tubuh.
BAB III
PENEUTUP
A. Kesimpulan
Heterotrof mengandung arti organisme yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri. Tumbuhan heterotrof tidak mampu mensintesis makanannya sendiri dari zat-
zat anorganik sehingga hidupnya bergantung pada zat-zat organik yang telah jadi.
Secara langsung atau tidak langsung tumbuhan ini hidupnya bergantung pada
makhluk lain
Yang termasuk organisme heterotrof diantaranya adalah herbivora, karnivora, dan
omnivora atau semua yang termasuk ke dalam konsumen.
Ciri utama mahluk heterotrof adalah bahwa untuk dapat melaksanakan fungsi
kehidupan harus memperolah bahan organik dengan cara memakan mahluk lain.
Mahluk lain yang dimakan dapat berujud mahluk autotrof atau disebut produsen atau
dapat berujut mahluk heterotrof lain.
Dalam dunia hewan dapat dibedakan 3 macam nutrisi heterotrof yaitu :
Tipe nutrisi holozoik, Dalam tipe makanan ini baik yang berupa tumbuhan atau
jenis hewan lain, pertama – tama harus dicari dan didapatkan dahulu, baru
kemudian dimakan sertaselanjutnya dicerna sebelum dapat diabsorpsi dan
dimanfaatkan oleh sel – sel tubuh hewan itu.
Tipe nutrisi saprozoik, Dijumpai pada berbagai hewan protozoa, yang
memperoleh nutrien – nutrien organik yang diperlukan dari organisme –
organisme yang telah mati, membusuk, dan telah terurai. Nutrien – nutrien
tersebut diabsorpsi melalui membran sel dalam bentuk molekul – molekul
terlarut.
Tipe nutrisi parasitik, Dijumpai pada hewan – hewan parasit. Hewan – hewan ini
mencerna partikel – partikel padat dari tubuh organisme inangnya atau secara
langsung mengabsorpsi molekul – molekul organik dari cairan atau jaringan
tubuh inangnya
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari Dosen Pembimbing Ekologi Hewan serta teman-teman
sekalian yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2311635-ekologi Hewan/#ixzz2HOf37tCp
http://id.wikipedia.org/wiki/perkembangbiakan hewan hetetrotof
http://id.wikipedia.org/wiki/ekologi hewan