makalah epk tes
DESCRIPTION
Evaluasi Pembelajaran - TESTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang
dilaksanakan secara terencana dan terstruktur. Di dalam proses belajar
melibatkan interaksi antara pengajar dan peserta didik yang saling terkait
antara satu dengan lainnya. Sistem sosial tempat berlangsungnya mengajar
dan belajar disebut sebagai pembelajaran. Sebelum pembelajaran dilakukan
ada hal-hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya adalah tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini menjadi titik acuan pelaksanaan
pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil tercapai jika tujuan
pembelajaran sudah terpenuhi.
Untuk menentukan keberhasilan pembelajaran perlu dilakukan suatu
evaluasi atau penilaian. Penilaian dapat dilakukan dengan adanya suatu
pengukuran. Salah satu instrument atau alat pengukur dan/atau pengumpul
data mengenai kemampuan kognitif adalah tes. Maka dari itu perlu dilakukan
adanya suatu testing (proses melakukan tes), untuk mendapatkan suatu
penilaian.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tadi, penulis merumuskan masalah
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tes?
2. Mengapa harus dilakukan tes?
3. Bagaimana menyusun dan mengembangkan tes?
4. Apa saja jenis-jenis tes?
5. Apa saja macam-macam variasi soal, serta kelebihan dan
kekurangannya?
-
2
6. Bagaimana kriteria pertanyaan yang baik?
7. Bagaimana pengecoh pada soal dapat berfungsi dengan baik ?
8. Apa yang dimaksud dengan reward and punishment ?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan penulis dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan pengertian tes.
b. Menjelaskan pentingnya dilakukan tes.
c. Menjelaskan penyusunan dan pengembangan tes.
d. Menjelaskan jenis-jenis tes.
e. Menjelaskan macam-macam variasi soal, serta kelebihan dan
kekurangannya.
f. Menjelaskan kriteria pertanyaan yang baik.
g. Menjelaskan pengecoh pada soal dapat berfungsi dengan baik.
h. Menjelaskan pengertian dari reward and punishment.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep tes. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat
untuk:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya mengenai evaluasi pembelajaran kimia.
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep tes dan penggunaannya
dalam pembelajaran.
-
3
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis
akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan
komprehensif.Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.
Data tersebut kemudian diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut ke dalam konteks
tema makalah.
-
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengertian tes menurut KBBI adalah ujian tertulis, lisan, atau
wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan
kepribadian seseorang. Sedangkan pengertian tes menurut para ahli,
diantaranya:
1. Menurut Allen dan Yen (1979), tes adalah alat untuk memperoleh data
tentang perilaku individu. Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan
pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang
akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu (sampel
perilaku) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes
tersebut (anastari, 1982:22).
2. Menurut Cronbach, tes adalah prosedur yang sitematis guna
mengopservasi dan member deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang
dengan bantuan skala numerik atau suatu system kategoris.
3. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological
Testing (1982), yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang
mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
4. Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu
tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau
sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan
mereka, satu dengan yang lain.
5. Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan
salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif
-
5
yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
6. Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
7. Menurut Sudijono (2011: 67), tes adalah cara (yang dapat dipergunakan)
atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus
dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee,
sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran
tersebut)dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang
dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu
B. Pentingnya Melakukan Tes
Tes merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Tes
dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemajuan belajar atau hasil belajar
seorang siswa. Berikut ini ada beberapa fungsi tes dalam dunia pendidikan
menurut Djaali dan Muljono (2008):
1. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Sebagai motivator dalam pembelajaran.
Tes dianggap sebagai motivator ekstrinsik, yaitu siswa akan belajar
lebih giat dan berusaha lebih keras untuk memperoleh nilai dan prestasi
yang baik.
3. Sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran.
-
6
Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran, ada tiga jenis tes yang
perlu dibahas yaitu; tes penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif.
4. Sebagai penentu berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan
melaksanakan tes sumatif.
Selain beberapa fungsi diatas, menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
dalam bukunya yang berjudul Dasa-Dasar Evaluasi Pendidikan, fungsi tes
dapat ditinjau dari 3 hal di bawah ini:
Tabel 1. Perbandingan Fungsi Tes
Fungsi untuk Kelas Fungsi untuk Bimbingan Fungsi untuk Administrasi
a. Mengadakan diagnosis ter-
hadap kesulitan belajar
siswa.
b. Mengevaluasi celah antara
bakat dengan pencapaian.
c. Menaikkan tingkat
prestasi.
d. Mengelompokkan siswa
dalam kelas pada waktu
metode kelompok.
e. Merencanakan kegiatan
proses belajar mengajar
un-tuk siswa secara perse-
orangan
f. Menentukan siswa mana
yang memerlukan bimbi-
ngan khusus.
g. menentukan tingkat penca-
paian untuk setiap anak.
a. Menentukan arah pem-
bicaraan dengan orang
tua tentang anak-anak
mereka.
b. Membantu siswa dalam
menentukan pilihan.
c. Membantu siswa men-
capai tujuan pendidikan
dan jurusan.
d. Memberi kesempatan
kepada pembimbing,
guru, dan orang tua
dalam memahami ke-
sulitan anak.
a. Memberi peunjuk dalam
mengelompokkan siswa.
b. Penempatan siswa baru.
c. Membantu siswa me-
milih kelompok.
d. Menilai kurikulum.
e. Memperluas hubungan
masyarakat (public rela-
tion).
f. Menyediakan informasi
untuk badan-baan lain di
luar sekolah.
-
7
C. Langkah-Langkah Penyusunan Tes
Berikut ini merupakan langkah-langkahuntuk menyusun tes:
1. Menetukan tujuan mengadakan tes.
2. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
3. Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) dari tiap bagian bahan.
4. Menderetkan semua tujuan instruksional khusus (TIK) dalam tabel
persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam tujuan
instruksional khusus itu. Tabel ini digunakan untuk mengadakan
identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak ada aspek
yang tidak terpenuhi.
Tabel 2. Tabel TIK Aspek Tingkah laku yang Dicakup
TIK
Aspek Tingkah Laku Ingatan Pemahaman Aplikasi Keterangan
1. Siswa dapat
menjumlah-kan 2
bilangan bersusun.
2. Siswa dapat
menerangkan
hukum komunilatif
dan seterusnya.
5. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir
yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
6. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas tujuan instruksional khusus
(TIK) yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang
dicakup.
-
8
D. Langkah-Langkah Pokok Pengembangan Tes
Pengembangan tes sangat besar pengaruhnya terhadap siswa yang
akan mengikuti tes. Untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran, maka
tes harus direncanakan secara cermat. Secara umum ada lima langkah pokok
yang harus dilalui yaitu:
1. Perencanaan tes
Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan guru sebagai pendidik yaitu :
a. Menentukan cakupan materi yang akan diukur
Langkah ini biasanya dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal yaitu
daftar spesifikasi. Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes
dalam sistem penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu; (1) menulis
kompetensi dasar (2) menulis materi pokok (3) menentukan indikator,
dan (4) menentukan jumlah soal.
b. Memilih bentuk tes yang akan digunakan
Pemilihan bentuk tes akan dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan
pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk
memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik
mata pelajaran yang diujikan.
c. Menetapkan panjang tes
Langkah menetapkan panjang tes, meliputi berapa waktu yang tersedia
untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan penetapan jumlah item-
item tes yang akan dikembangkan. Ada tiga hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal, yaitu ; (1) bobot
masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, (2)
keandalan yang diinginkan, dan (3) waktu yang tersedia.
2. Menulis butir pertanyaan
Ada 3 kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu:
a. Menulis draft soal
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan butir
pertanyaan yaitu format pertanyaan dan alternatif jawaban. Dalam hal
-
9
ini perlu diperhatikan beberapa hal yaitu; (1) kejelasan pertanyaan, (2)
ketersesuaiannya dengan indikator, (3) tata letak keseluruhan baik, (4)
dipertimbangkan mengenai perlu atau tidaknya dilakukan pembobotan,
dan (5) mempersiapkan kunci jawaban.
b. Memantapkan validitas isi (Content Validity)
Content validity atau validitas isi pada dasarnya merupakan koefisien
yang menunjukkan kesesuaian antara draft tes yang telah disusun
dengan isi dari konsep dan kisi-kisi yang telah disusun.
c. Melakukan uji coba (try out)
Uji coba diperlukan dalam penyusunan tes buatan guru, try out tidak
harus dilakukan secara formal dan dalam skala besar, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa try out dapat dilakukan untuk berbagai
kepentingan diantaranya adalah untuk; (1) analisis item, (2) bagaimana
rencana pelaksanaan, (3) memperkirakan penggunaan waktu
pengerjaan, (4) kejelasan format tes, (5) kejelasan petunjuk pengisian,
dan (6) pemahaman bahasa yang digunakan.
d. Revisi soal
Hasil dari uji coba kemudian dilakukan analisis untuk mencari tingkat
kesulitan soal dan penggunaan bahasa yang kurang komunikatif, untuk
kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan.
3. Melakukan pengukuran dengan tes
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan pada saat
menyelenggarakan tes untuk siswa yaitu:
a. Menjaga objektifitas pelaksanaan tes
Pendidik harus menjaga objektifitas, baik dalam pengawasan, menjaga
kerahasiaan soal, dan berbagai kode etik penyelenggaraan tes yang lain.
Setelah ujian dilaksanakan maka langkah berikut adalah koreksi, dan
interpretasi dari hasil ujian tersebut, untuk kemudian berdasar data hasil
analisis tersebut akan diambil keputusan dalam berbagai kepentingan.
-
10
b. Memberikan skor pada hasil tes
Yaitu memeriksa hasil jawaban dari para siswa, untuk memberikan
skor/angka sebagai penghargaan terhadap setiap poin soal yang dapat
dikerjakan, hasilnya berupa angka yang disebut skor mentah, angka
yang menunjukkan berapa soal yang bisa dijawab benar oleh siswa.
Dalam melakukan langkah ini harus dijaga objektifitas dengan selalu
menggunakan kunci jawaban dan indikator keberhasilan.
c. Melakukan analisis hasil tes
Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi langkah berikutnya
adalah melakukan analisis terhadap skor hasil tes.
E. Jenis-Jenis Tes
1. Dilihat dari segi penyusunannya tes hasil belajar dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu :
a. Tes buatan guru (teacher made test)
b. Tes yang distandarisasi (standardized test)
Berikut merupakan perbedaan dari tes buatan guru dan tes yang
distandarisasai :
Tabel 3. Perbedaan Tes Buatan Guru dan Tes Standar
Tes Standar Tes Buatan Guru
a. Berdasarkan isi dan tujuan-
tujuan yang bersifat umum.
b. Mencakup pengetahuan dan
kecakapan yang luas.
c. Dikembangkan oleh tenaga
yang berkompeten dan
professional.
d. Item-item sudah diujicobakan,
dianalisis, dan direvisi.
e. Memiliki derajat kesahihan
a. Berdasarkan isi dan tujuan-
tujuan yang bersifat khusus.
b. Mencakup penegtahuan dan
kecakapan yang khusus.
c. Dikembangkan oleh seorang
guru tanpa bantuan dari luar.
d. Item-item jarang diujicobakan
sebelum menjadi bagian tes
tersebut.
e. Memiliki derajat kesahihan dan
-
11
dan keandalan yang tinggi.
f. Memiliki ukuran-ukuran
bermacam-macam kelompok
yang secara luas mewakili
performance seluruh daerah.
keandalan yang rendah.
f. Biasanya terbatas pada kelas
atau satu sekolah sebagai suatu
kelompok pemakainya.
2. Berdasarkan bentuk soal dan kemungkinan jawabannya, yaitu :
a. Tes Essay (non objektif)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan
terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban
tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan
atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah
disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dari berbagai macam
bentuk, antara lain ;
1) Tes betul-salah (true-false)
2) Tes pilihan ganda (multiple choice)
3) Tes menjodohkan (matching)
4) Tes analisa hubungan (relationship analysis)
3. Berdasarkan bentuk pelaksanaannya, yaitu :
a. Tes tertulis (pencil and paper test)
Tes tertulis merupakan tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan peserta tes
memberikan jawabannnya juga secara tertulis.
-
12
b. Tes lisan (non-pencil and paper test)
Tes lisan merupakan tes dimana tester dalam mengajukan butir-
butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tidak tertulis (lisan) dan
peserta tes memberikan jawabannya juga tidak tertulis.
c. Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam
melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan
pelaksanaan perbuatan peserta didik.
F. Macam-macam Variasi Soal
Tes Tulis
Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk
objektif (objective).
1. Tes uraian (essay)
Tes uraian merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukanjawaban yang bersifat pembahasan atau uraian-uraian kata-
kata dengan tujuan ingin mengungkapakan daya ingat dan pemahaman
testee terhadapmateri pelajaran yang ditanyakan dalam tes dan ingin
mengungkapakandaya ingat testee dalam memahami berbagai macam
konsep danaplikasinya.Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut
bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri
dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Bentuk
uraian sering juga disebut bentuk subjektif, karena dalam pelaksanaannya
sering dipengaruhi oleh faktor subjektifitas guru. Dilihat dari luas-
sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi
menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan
uraian bebas (extended respons items).
-
13
a. Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik
harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap
harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika
jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
Contoh :
1. Jelaskan apa pengaruh penambahan nomor atom dengan jari-jari
atom?
2. Sebutkan 3 sifat unsur natrium !
Ada sisi positif dan negatif penerapan pembatasan jawaban soal
essay baik dalam hal bentuk jawaban maupun ruang lingkup seperti
kedua contoh soal di atas. Sisi positifnya adalah, soal seperti ini dapat
dirumuskan dengan lebih mudah, dapat dikaitkan secara langsung
dengan tujuan pembelajaran, dan mudah dalam melakukan penskoran
(koreksi). Sementara itu, sisi negatifnya adalah guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan, menyusun,
mengemukakan pendapatnya sendiri. Sisi negatif yang demikian
menjadikan soal essay tipe jawaban terbatas hanya dapat digunakan
untuk mengukur tujuan pembelajaran kategori pemahaman (C2),
aplikasi (C3), dan analisis (C4), dan kurang sesuai untuk mengukur
tujuan pembelajaran kategori sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
b. Uraian Bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan
pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta
didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun
demikian, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam
mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
-
14
Contoh :
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai masalah explorasi dan
penggunaan minyak bumi di Indonesia? Berikan solusinya!
2. Bagaimana peranan kimia dalam kehidupan Anda sehari-hari?
Soal essay dengan jawaban bebas memberikan kesempatan kepada
siswa untuk secara kreatif melakukan pengintegrasian ide, melakukan
evaluasi secara menyeluruh, dan mendekati masalah dengan
penggunaan problem solving. Tujuan pembelajaran semacam ini tentu
saja tidak dapat diukur dengan bentuk-bentuk soal yang lain. Tetapi
seringkali muncul masalah tentang bagaimana melakukan koreksi
(penskoran jawaban) agar diperoleh angka yang reliabilitasnya tinggi.
Tugas ini tentu sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Walaupun demikian, mengingat pentingnya kategori tujuan
pembelajaran sintesis (C5) dan evaluasi (C6), tentu tugas yang berat
tersebut banyak imbalannya.
1) Kebaikan tes essay
a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi.
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa.
c) Dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
e) Memerlukan sedikit waktu untuk menulis soal.
f) Mudah disiapkan dan disusun.
2) Kekurangan tes essay
1.1. Kadar validitas dan realibilitas kurang karena sukar diketahui segi-
segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
1.2. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif, seperti adanya hallo effect, adanya efek bawaan (carry
over effect), efek urutan pemeriksaan (order effect), pengaruh
penggunaan bahasa, pengaruh tulisan tangan, dan lain sebagainya.
-
15
1.3. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja
(terbatas).
1.4. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual lebih banyak dari penilai.
1.5. Waktu untuk mengoreksinya lama karena tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain.
2. Tes Objektif
Tes objektif merupakan tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukansecara objektif.Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi
(dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah
dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya
objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan
sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif
menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban
singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum
sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang
menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat,
mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip. Tes objektif terdiri
atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi atau jawaban singkat.
a. Jawaban Singkat (short answer) dan Melengkapi (completion)
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan
kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau
salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam
bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut berupa suatu kalimat
bertanya yang dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, prase, nama,
tempat, nama tokoh, lambang, dan lain-lain.
Contoh:
-
16
1. Siapakah penemu unsur natrium?
2. Apa nama unsur periode ketiga golongan IA?
Sedangkan soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan
dalam kalimat yang tidak lengkap.
Contoh:
1. Inti atom terdiri atas ..... dan .......
2. Elektron berada di ..... inti atom dan bermuatan .......
1) Kebaikan tes bentuk jawaban singkat dan melengkapi
a) Relatif mudah disusun.
b) Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang
berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi
c) Menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya
secara singkat dan jelas.
d) Pemeriksaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
2) Kelemahan tes bentuk jawaban singkat dan melengkapi
a) Pada umumnya hanya berkenaandengan kemampuan mengingat
saja, sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan.
b) Pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus
diisi terlalu banyak, para peserta didik sering terkecoh.
c) Dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang cukup
banyak.
b. Bentuk Benar-Salah
Pokok uji benar-salah berupa pernyataan yang harus ditimbang
oleh siswa sebagai pernyataan benar atau salah.
Contoh:
-
17
Petunjuk: lingkari B jika pernyataan berikut benar dan S jika
pernyataan itu salah.
1. B-S Titik didih air ialah 100oC pada tekanan 1 atm.
2. B-S Air raksa bukan merupakan logam
Keunggulan bentuk betul-salah ialah mudah dibuat, sedangkan
kelemahannya ialah sukar dipakai untuk mengukur kemampuan berjenjang
tinggi (aplikasi, analisis, dst), dan peluang untuk dijawab benar melalui
penebakkan sangat besar yakni 50%. Modifikasi terhadap bentuk betul-
salah agar tidak direspon siswa dengan sekedar melingkari B atau S, ialah
dengan meminta siswa menuliskan kata atau angka pengganti kata atau
angka yang bergaris bawah pada pokok uji yang dianggap siswa salah,
untuk membuat pernyataan menjadi benar.
Contoh:
Petunjuk: lingkari B jika pernyataan berikut ini benar dan S jika
pernyataan itu salah, isi setiap pokok uji dengan kata atau angka yang
membuat pernyataan itu benar jika menggantikan kata atau angka yang
digaris bawahi.
1. B-S Glukosa tergolong ketosa
2. B-S pada reaksi redoks, oksidator melepas electron
Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menulis pokok uji
betul-salah yang baik adalah;
1. tiap pernyataan hendaknya berisi satu konsep
2. jangan mengunakan kalimat yang panjang sehingga
membingungkan
-
18
3. hindari penggunaan kata-kata yang mengaburkan arti seperti:
umumnya, seringkali, kebanyakan, kadang-kadang, biasanya,
mungkin, dan sebagainya.
4. Hindari ketidak seimbangan antara jumlah pokok uji, yang benar
dan salah. Hindari juga adanya pola jawaban seperti;
(1)B
Atau
(1)B
(2)S (2)B
(3)B (3)S
(4)S (4)B
(5)B (5)B
(6)S (6)S
dst dst
5. Hindari penggunaan kata negatif lebih dari satu, karena
membingungka siswa, seperti
NH3 bukan merupakan basa yang tidak tergolong basa kuat
6. Jika dipakai kata negatif (bukan, tidak, kecuali), hendaknya digaris
bawahi, atau ditulis dengan huruf besar/miring, agar tampak jelas.
c. Bentuk Pilihan Ganda
1. Pilihan Ganda Biasa
Pokok uji pilihan berganda adalah pokok uji yang terdiri dair suatu
pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapi pernyataan itu
disediakan beberapa pernyataan sambungan, salah satu diantaranya
merupakan jawaban benar (kunci jawaban). Dapat pula pokok uji
pilihan berganda berupa pertanyaan yang diikuti dengan beberapa
alternatif untuk jawabannya. Salah satu diantara alternatif-alternatif
jawaban itu merupakan kunci jawaban.
-
19
Pernyataan atau pertanyaan pada pokok uji pilihan bergabda
disebut stem, sedangkan alternatif-alternatif disebut opsi. Alternative
jawaban benar disebut kunci, sedangkan alternatif jawaban salah
disebut pengecoh.
Contoh:
Petunjuk: beri tanda (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
Unsur X dengan nomor atom 5 dan unsur Y dengan nomor atom 17
membentuk senyawa XY3. Bentuk molekul senyawa itu ialah
(disebut STEM)
A.Segitiga sama sisi (Kunci)
(Opsi)
B.Bujursangkar (pengecoh)
C.Linier (pengecoh)
D.Oktahedral (pengecoh)
E.Tetrahedral (pengecoh)
Keunggulan bentuk pilihan ganda adalah:
a. Dapat disusun untuk mengukur kemampuan dari setiap jenjang
dalam domain kognitif.
b. Peluang untuk dijawab benar melalui penebakan minimal.
c. Stem terbuka untuk ilustrasi, misalnya diagram, grafik, gambar,
table, dan sebagainya. Hal ini sangat berguna untuk memperpendek
stem dan meningkatkan kejelasan persoalan yang diajukan.
Kelemahan bentuk pilihan berganda adalah:
a. Sukar dibuat, kesukaran utama terletak pada menemukan pengecoh
yang masuk akal sehingga dapat mengecoh siswa yang tidak
memiliki fakta dan konsep yang diperlukan untuk menjawab pokok
uji itu.
b. Pokok uji memerlukan tempat banyak pada kertas, sehingga perlu
disediakan kertas lebih banyak.
-
20
Pedoman untuk menulis pokok uji pilihan berganda.
a. Hanya ada satu kunci (jawaban benar).
b. Pengecoh harus menarik perhatian (tidak mencolok kesalahannya).
c. Kata negatif (tidak, bukan, kecuali) harus digarisbawahi atau
diyulis dengan huruf besar atau huruf miring, agar jelas terlihat.
d. Hindari adanya pernyataan opini seperti berikut:tidak satupun
jawaban di atas benar , atau semua jawaban di atas benar.
e. Alternatif-alternatif jawaban hendaknya homogeny dalam arti
berada dalam satu konteks (satu persoalan).
f. Panjang masing-masing option hendaknya relatif sama. Jangan ada
kecenderungan bahwa kunci selalu lebih panjang dari pengecoh-
pengecohnya.
g. Hindari ketergantungan satu pokok uji pada jawaban pada pokok
uji lainya.
h. Jika persoalan dalam pokok uji menyangkut hitungan maka
pengecohnya harus diambil dari akibat kesalahan yang mungkin
dilakukan siswa akibat kecerobohan atau ketidaktahuan.
i. Kunci hendaknya diletakkan secara acak (tidak berpola), seperti
misalnya:
1.C, 2.B, 3.C, 4.A, 5.D dst.
j. Hendaknya satu pokok uji dituliskan pada halaman yang sama.
Jangan ada pokok uji yang stemnya dituliskan pada halaman yang
terpisah dengan opsinya.
k. Sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku. Jika stem merupakan
kalimat yang belum lengkap, di ujung kalimat dituliskan empat
titik (.). tiga titik untuk menggantikan jawaban dan satu titik
terakhir merupakan titik penutup kalimat. Jika stem merupakan
kalimat be,um lengkap maka, kalimat option harus diawali dengan
huruf kecil, sedangkan jika stem berupa kalimat Tanya, maka
kalimat opsi diawali dengan huruf besar.
-
21
2. Melengkapi berganda
Bentuk melengkapi berganda merupakan satu variasi (ragam) dari
bentuk pilihan berganda. Bentuk pokok uji ini terdiri dari stem berupa
pernyataan belum sempurna dan beberapa pernyataan pelengkap
sebagai alternatif-alternatif jawaban. Alternatif jawaban benar dapat
satu, dua, atau beberapa. Komposisi jawaban dituangkan dalam kode-
kode. Kode-kode yang umum dinamakan ialah:
A. Jika (1), (2), dan (3) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (4) benar.
D. Jika hanya (4) yang benar.
E. Jika semuanya benar.
Contoh:
Ptunjuk: Pilihan
A. Jika (1), (2), dan (3) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (4) benar.
D. Jika hanya (4) yang benar.
E. Jika semuanya benar.
1. Reaksi pembentukkan SO3 menurut persamaan reaksi
SO3 (g) + O2(g) SO3 (g)
Adalah reaksi eksoterm. SO3 yang dihasilkan akan bertambah jika
.
(1)tekanan diperbesar
(3)ditambah gas O2
(2)ditambah katalis (4)suhu dinaikkan
-
22
Untuk menghasilkan pokok uji bentuk melengkapi berganda
dengan empat alternatif kkode (komposisi jawaban benar), opsi tiap pokok
uji cukup tiga buah, dan komposisi jawaban benar adalah ;
A. Jika (1) dan (2) benar.
B. Jika (2) dan (3) benar.
C. Jika (1) dan (3) benar.
D. Jika semuanya benar.
Contoh:
Petunjuk: Pilihlah
A. Jika (1) dan (2) benar.
B. Jika (2) dan (3) benar.
C. Jika (1) dan (3) benar.
D. Jika semuanya benar.
2. Yang merupakan isomer fungsi dari dietileter ialah .
(1)2-metil-2-propanol
(2)propil-metil-eter
(3)n-butanol
Oleh karena pengecoh (disktraktor) yang harus disediakan
lebih sedikit, dan dimungkinkan terdapat beberapa alternatif
jawaban benar , maka penulisan pokok uji melengkapi berganda
dipandang lebih mudah dari pada pilihan berganda biasa.
Keunggulan bentuk melengkapi berganda dibandingkan dengan
pilihan berganda ialah satu pokok uji dapat mencakup beberapa
aspek dari satu persoalan, seperti ditunjukkan contoh di bawah.
-
23
3. cairan 5-metil-2-heksena direaksikan dengan 11,2 liter gas H2
(0oC, 2 atm) dengan katalis 1 gram serbuk nikel. Pada reaksi ini.
(1)sisa serbuk nikel ialah 0.5 g
(2)hasil reaksinya ialah isoheptana
(3)terjadi subtitusi
(4) dibentuk 100 gram hasil reaksi
3. Analisis hubungan
Bentuk analisis hubungan terdiri dari satu kalimat pernyataan, kata
penghubung sebab, dan kalimat alasan. Yang perlu dilakukan siswa
ialah menimbang apakah pernyataan itu benar atau salah, demikian
juga halnya dengan alas an. Jika pernyataannya dan alas an keduanya
benar, masalah berikutnya yang aharus diselesakan siswa ialah apakah
ada hubungan antara pernyataan dan alas an. Lebih jelasnya apakah
alas an itu merupakan alas an yang tepat bagi gejala yang
dideskripsikan pada pernyataan.
Kode untuk jawaban benar pada pokok uji analisis hubungan
biasanya aialah:
A. Jika Pernyataan benar, alas an benar, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab-akibat
B. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanya tidak
menunjukkan hubungan sebab-akibat
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah
D. Jika pernyataan salah dan alas an benar
E. Jika baik pernyataan maupun alas an, keduanya salah
Contoh:
1. Logam natrium bereaksi dengan air lebih cepat dibandingkan
dengan logam magnesium
SEBAB
Logam natrium adalah oksidator yang lebih kuat daripada logam
magnesium
-
24
d. Menjodohkan
Bentuk menjodohkan merupakan satu kelompok uji yang didalamya
terdapat dua lajur parallel. Masing-masing lajur berisi uraian, pernyataan,
istilah, atau keterangan. Tugas siswa ialah memasangkan (menjodohkan)
tiap informasi yang berada pada lajur sebelah kiri dan informasi yang
terdapat pada lajur sebelah kanan. Biasanya problem (stem) diletakkan
pada lajur kiri sedangkan option pada lajur kanan.
Contoh:
Petunjuk: pada lajur A tertera nama ahli-ahli kimia dan pada lajur B
tertera hasil penemuan atau gagasan dalam ilmu kimia. Tuliskan huruf
yang terletak di depan hasil penemuan pada titik-titik di belakang
nama ahli kimia yang menemukannya.
Lajur A Lajur B
1.Mendeleyef () a.Sel elektrokimia
2.Pauling () b.Struktur atom
3.Bohr () c.Konsep Asam-Basa
4.Bronsted () d.Keradioaktifan
5.Daniel (...) e.Sistem Periodik
f.Keelektronegatifan
Keunggulan bentuk menjodohkan adalah:
1. Relatif lebih mudah dibuat. Namun demikian akan menjadi lebih
sukar jika jumlah pokok uji makin banyak.
2. Jawaban benar karena penebakan minimum
3. Sangan tepat untuk mengukur kemampuan jenjang hafalan karena
berhubungan dengan siapa, apa, dan untuk apa.
-
25
Kelemahan bentuk menjodohkan adalah :
1. Kurang tepat untuk mengukur kemampuan selain hafalan.
2. Membuang waktu banyak jika kurang baik susunannya, misalnya
diperlukan penyelidikan berulang-ulang terhadap daftar opsi dan
stem jika terdapat beberapa pasangan yang mungkin.
Hal-hal yang mesti diperhatikan dalam menulis kelompok pokok uji
menjodohkan adalah:
1. Problem yang dikemukakan dalam satu kelompok pokok uji
menjodohkan hendaknya sejenis, apakah tentang alat ukur dan
besaran yang diukur, zat dan sifat-sifatnya, nama ahli dan
penemuannya, zat dan penggunaannya, nama tetapan dan
sebagainya.
2. Stem diletakkan di sebelah kiri dan diberi nomor, sedangkan option
diletakkan di sebelah kanan dan diberi nomor dengan huruf abjad.
3. Tempatkan satu kelompok pokok uji menjodohkan pada halaman
yang sama, agar tidak menyulitkan siswa membacanya.
4. Hendaknya tiap kelompok pokok uji menjodohkan tidak lebih dari
10 pokok uji.
5. Tambahkan satu atau dua alternatif jawaban tambahan sebagai
pengecoh.
Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban
secara lisan.
Tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan
antara siswa dengan tester tentang masalah yang diujikan. Pelaksanaan
Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
antara pendidik dan peserta didik.
-
26
Tes lisan dapat digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar
siswa pada aspek pengetahuan (sesuai Permendikbud No 66 tahun 2013
tentang standar penilaian). Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji
siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Tes lisan bisa
digunakan pada ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, dan
ujian sekolah.
Dalam pelaksanaannya tes lisan memiliki tujuan, antara lain: (1)
mengukur kemampuan memecahkan masalah, (2) mengukur proses
berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat, (3) menggunakan
bahasa lisan, (4) mengukur kemampuan mempertanggungjawabkan
pendapat atau konsep yang dikemukakan. Adapun pentunjuk teknis
(Juknis) dan acuan yang mesti diperhatiak oleh tester, antara lain:
1. Petunjuk teknis dan acuan perencanaan penilaian lisan
a. menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk dinilai
melalui tes lisan
b. menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan
kompetensi pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan
c. menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian
indikator hasil belajar pada kompotensi pengetahuan
d. menyusun kriteria kunci ke dalam rubrik penilaian
e. menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukkan
kemampuan menggunakan bahasa lisan, sistematika berfikir,
memecahkan masalah, mengungkapkan hubungan sebab
akibat, dan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep
yang dikemukakan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan
evaluasi yang akan diajukan (memiliki validitas yang tinggi,
baik dari segi isi maupun konstruksinya) serta harus disiapkan
pedoman jawaban betul dan peskorannya).
-
27
f. Menyiapkan Lembaran penilaian, berupa format yang akan
digunakan untuk mencatat skor hasil penilaian keberhasilan
menjawab setiap soal yang diajukan
2. Petunjuk teknis dan acuan pelaksanaan penilaian lisan
a. Sebaiknya dilaksanakan kepada peserta didik satu per satu
b. Menyeimbangkan alokasi waktu antara peserta didik yang satu
dengan yang lain(jangan sampai ada yang terlalu lama atau
sebaliknya).
c. menegakkan prinsip obyektivitas dan prinsip keadilan dengan
menghindari memberikan kalimat-kalimat tertentu yang
sifatnya menolong peserta didik, memberi petunjuk atau sikap
dan kalimat membenci
d. Melakukan penentuan skor langsung setelah satu peserta didik
selesai mengikuti tes lisan
3. Acuan kualitas perangkat penilaian lisan
a. Harus sesuai dengan kompetensi pada tarap pengetahuan yang
hendak dilakukan tes lisan
b. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada
c. Pertanyaan mendorong siswa mengkontruksi jawabannya
sendiri
d. Pertanyaan disusun dari pertanyaan sederhana ke pertanyaan
komplek
4. Acuan kualitas rubrik penilaian lisan
a. dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid),
b. sesuai dengan indikator pembelajaran,
c. indikator menunjukkan kemampuan yang dapat dilakukan tes
lisan,
-
28
d. indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur dengan
tes lisan,
e. sederhana, hanya memuat kata-kata kunci, dan mudah
digunakan
f. dapat memetakan kemampuan peserta didik
ada pun sifat dari Tes Lisan, sebagai berikut : (1)Langsung kepada
individu, (2) Menyebar kepada semua siswa, (3) Retorik, guru bertanya, diberi
diberi waktu untuk menjawab, tetapi guru yang menjawab, (4) Balikan,
pertanyaan siswa dijawab guru, selanjutnya guru bertanya lagi kepada siswa yang
bertanya , dan (5) Terusan, pertanyaan siswa dibalikan untuk dijawab oleh siswa
lainnya.
Keunggulan dan Kelemahan tes lisan, sebagai berikut:
KEUNGGULAN KELEMAHAN
a. siswa dapat mengemukakan
argumentasi/pendapat
b. dapat mengevaluasi kemampuan
penalaran
c. dapat mengevaluasi kemampuan
berbahasa lisan
d. dapat melakukan pendalaman
materi
e. tidak mungkin terjadi
penyontekan
f. bahan ujian dapat luas dan
mendalam
a. sangat memungkinkan
ketidakadilan
b. subjektifitas tinggi
c. memerlukan waktu yang lama
d. jika siswa memiliki sifat gugup
dapat mengganggu kelancaran
menjawab
-
29
G. Kriteria Pertanyaan
Suatu tes dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang baik jika
memenuhikarakteristik berikut ini yaitu:
1. Memiliki validitas
Tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dengan secara tepat,
secara benar, secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa
yangseharusnya diukur, yaitu mengukur hasil belajar yang telah dicapai
olehsiswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam
jangkawaktu tertentu. Untuk menganalisis validitas suatu tes dapat
dianalisissecara logika (logical analysis) dan secara empirik (empirical
analysis).
2. Memiliki reliabilitas
Tes dikatakan memiliki reliabilitas jika hasil-hasil pengukuran
yangdilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali
terhadapsubjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap atau
sifatnyaajeg atau tetap dan stabil. Dengan kata lain, tes memiliki reliabel
jika nilai-nilai yangdiperoleh para testee adalah stabil kapan saja, dimana
saja, dan oleh siapasaja ujian itu dilaksanakan, diperiksa dan dinilai.
3. Memiliki objektivitas
Tes dikatakan memiliki objektivitas jika tes tersebut disusun dan
dilaksanakan menurut tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan,
bukan atas kemauan dan kehendak dari tester, serta dalam pemberian skor
dan penentuan nilai harus terhindar dari unsur-unsur subjektivitas tester.
4. Memiliki praktikabilitas
Tes dikatakan memiliki praktikabilitas jika tes tersebut praktis (mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-
petunjuk yang jelas) dan mudah pengadministrasiannya.
5. Memiliki ekonomis
Tes dikatakan ekonomis jika pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan
ongkos/biaya yang mahal, tenaga banyak, dan waktu yang lama.
-
30
H. Efektifitas Distraktor atau Pengecoh
Distraktor adalah suatu pola yang menggambarkan bagaimana peserta
tes menentukan pilihan jawabannya terhadap kemungkinan-kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada setiap butir item. Pengecoh
(distractor),bertujuan untuk mengecoh mereka yang kurang mampu (tidak
tahu) untuk dibedakan dengan yang mampu (lebih tahu).
Distraktor sudah berfungsi dengan baik jika sudah dipilih oleh lebih
dari 5% pengikut tes (p > 5%) dan jika kurang atau sama dengan 5% (p 5%)
berarti distraktor tidak berfungsi dengan baik.
Tujuan utama dari pemasangan distraktor pada setiap butir item soal
pada contoh di atas agar dari sekian banyak testee yang mengikuti tes hasil
belajar ada yang tertarik atau terangsang untuk memilihnya, sebab mereka
menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih merupakan jawaban yang
betul. Dengan kata lain, distraktor baru dapat dikatakan telah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut telah memiliki
daya rangsang yang tinggi sehingga testee (khususnya yang masuk dalam
kategori kemampuannya rendah) merasa bimbang, dan ragu sehingga
akhirnya mereka terkecoh untuk memilih distraktor sebagai jawaban yang
betul, sebab mereka mengira yang mereka pilih itu adalah kunci jawaban
item, padahal bukan.
Efektifitas distraktor adalah seberapa baik pilihan yang salah
tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci
jawaban yang tersedia. Semakin banyak peserta tes yang memilih distraktor
tersebut, maka distaktor itu dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Cara
menganalisis fungsi distraktor dapat dilakukan dengan menganalisis pola
penyebaran jawaban butir(Akan dijelaskan pada kelompok lain). Pola
penyebaran jawaban sebagaimana dikatakan Sudijono adalah suatu pola yang
dapat menggambarkan bagaimana peserta tes dapat menentukan pilihan
jawabannya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah
dipasangkan pada setiap butir.
-
31
Berfungsi tidaknya pengecoh (distractor) banyak ditentukan oleh cara
penyusunan suatu tes, tes pilihan yang disusun tanpa memperhatikan
homogen tidaknya alternatif pilihan berpeluang untuk tidak berfungsi
distraktor. Alternatif tersebut dapat ditebak tanpa dipikirkan atau tanpa
belajar sama sekali. Demikian juga halnya bila kalimat pernyataan atau
kalimat pertanyaan memberi petunjuk untuk jawaban yang benar. Panjang
pendeknya alternatif pilihan dapat memberi petunjuk kearah kunci jawaban.
Alternatif jawaban yang cendrung panjang, cendrung merupakan petunjuk
jawaban yang benar. Begitu juga alternatif pilihan yang berbunyi semua
benar merupakan petunjuk jawaban yang benar.
Ciri-ciri pengecoh yang baik :
1. Ada yang memilih, khususnya dari kelompok bawah
2. Dipilih lebih banyak oleh kelompok rendah daripada kelompok tinggi
3. Jumlah pemilih kelompok tinggi pada pengecoh itu tidak menyamai
jumlah kelompok tinggi yang memilih kunci jawaban
4. Paling sedikit dipilih oleh 5%pengikut tes
I. Reward and Punishment
Seorang guru tidak dapat mengetahui sejauh mana siswanya mengerti
dan paham terhadap pelajaran kimia yang telah diajarkan ketika guru yang
bersangkutan tidak melakukan pengukuran hasil belajar siswanya.
Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan sebuah tes formatif kepada
seluruh siswa.
Tes formatif yang bisa memberikan umpan balik pada setiap satuan
pembelajaran sehingga guru dan murid mengetahui kelemahan dan
kelebihannya jarang dilakuan guru karena waktu yang relatif singkat. Sulitnya
menentukan bentuk tes yang sesuai juga menjadi salah satu faktor guru tidak
mengadakan tes formatif. selain itu juga, kebiasaan buruk siswa seperti
menebak jawaban, mencontek, kerjasama dalam menjawab soal membuat tes
yang diberikan kepada mereka menjadi tidak efektif.
-
32
Bentuk tes objektif pilihan ganda bisa digunakan sebagai tes formatif
karena bentuk tes ini tidak membutuhkan waktu yang lama baik dalam
menjawab ataupun memeriksa hasil jawaban siswa. Tapi bentuk tes objektif
pilihan ganda memudahkan siswa untuk bisa menebak jawaban tanpa resiko
apapun, mencontek dan melakukan kerjasama sesama teman. Kebiasaan
buruk siswa menebak, mencontek, dan kerjasaama menjawab soal perlu
diatasi. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan memberikan
hukuman (punishment) pada siswa yang melakukan kebiasaan buruk tersebut
dan memberikan hadiah (reward) pada siswa yang tidak melakukan hal
tersebut atau melakukan hal benar. Namun pemeberian reward dan
punishment pada siswa tidak boleh sembarangan, untuk itu sebaiknya reward
dan punishment diberikan dalam bentuk skor pada penskoran butir-butir soal
tes yang diberikan, salah satunya tes formatif.
Selain untuk mengurangi kebiasaan buruk siswa, pemberian
rewardscore (penambahan skor) dan punishmentscore (pengurangan skor)
juga bisa meningkatkan motivasi belajar dan kepercayaan diri siswa dalam
pembelajaran kimia. Banyak dampak positif dalam pembelajaran dengan
diberikannya reward yaitu hubungan guru dan siswa menjadi lebih erat,
perhatian siswa pada pelajaran kimia lebih meningkat, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar kimia, meningkatkan kegiatan belajar kimia,
dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Sementara dampak
pemberian punishment adalah menyadarkan siswa akan kesalahannya
sehingga mereka akan termotivasi untuk menjadi lebih baik. (Risqi dan Dody.
2012)
Hamchek (1990 : 22) dalam Risqi dan Dody. Dalam bukunya
menyebutkan Reward arouse good feeling about our selves, our work, and
usually about those doing the rewarding. Makna yang terkandung dalam
tulisan Hamchek tersebut ternyata reward bisa membangkitkan atau
membangun perasaan baik siswa dalam belajar. Jadi reward bisa
meningkatkan reaksi diamana reward itu diberikan pada reaksi tersebut.
-
33
Sebagai contoh, seorang siswa diminta mengerjakan soal kimia tentang
sistem koligatif larutan, kemudian siswa itu mampu menjawab dengan benar
dan guru memberikan dia sebuah pujian atau penghargaan lainnya. Maka
siswa itu akan bersemangat untuk bisa mengerjakan soal-soal lain yang
diberikan oleh gurunya sehingga dia akan giat belajar.
Jadi reward adalah penghargaan atau hadiah yang diberikan oleh
seseorang (guru) kepada seseorang atau kelompok tertentu (siswa). Reward
diberikan kepada siswa yang berhasil (mampu mengerjakan soal dengan
baik).
Meurut Chaplin (2004 : 410) dalam Risqi dan Dody. dalam kamus
lengkap psikologi, punishment adalah : 1. Penderitaan atau siksaan rasa sakit,
atau rasa tidak senang pada seorang subjek, karena kegagalan dalam
menyesuaikan diri terhadap suatu rangkaian perbuatan yang sudah ditentukan
terlebih dahulu dalam satu percobaan. 2. Suatu perangsang dengan valensi
negative, atau satu perangsang yang mampu menimbulkan kesakitan atau
ketidaksenangan. 3. Pembebanan satu periode pengurungan atau penahanan
pada seorang pelanggar yang sah.
Pemberian punishment pada siswa harus dalam tingkat kewajaran
karena bila berlebihan akan membuat siswa menjauh dan takut untuk belajar
kimia. Oleh karena itu pemberian punishment haruslah memenuhi syarat-
syarat berikut : pemberian hukuman harus dalam cinta dan kasih sayang,
didasarkan pada alasan keharusan, bisa menimbulkan kesan di hati siswa,
diikuti pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan, mengandung makna
edukasi.
Reward dan punishmentscore yang dimaksud dalam hal ini adalah
memberikan point 4 kepada siswa yang menjawab benar, point -1 kepada
siswa yang menjawab salah dan memberikan point 0 kepada siswa yang tidak
memberikan jawaban. Hal ini yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
-
34
belajar siswa dan data yang diperoleh pun sangat kuat dan terpercaya. Karena
adanya sistem reward and punishment ini siswa akan memikir dua kali
apabila menemukan soal yang sekiranya sulit untuk ditemukan jawabannya
karena jika ia coba-coba menebak maka risiko yang mesti diterima adalah
nilai -1 bagi jawabannya yang salah.
-
35
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tes adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam rangka pengukuran untuk mengetahui kemampuan kognitif
yang akan dihasilkan suatu nilai.
Pentingnya dilakukan tes adalah untukmengukur sejauh mana
kemajuan belajar atau hasil belajar seorang siswa.Fungsi tes dalam dunia
pendidikan adalah sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa;
sebagai motivator dalam pembelajaran; sebagai upaya perbaikan kualitas
pembelajaran; dan sebagai penentu berhasil atau tidaknya siswa sebagai
syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan
melaksanakan tes sumatif.
Tes terdiri dari bebagai macam jenis dilihat dari berbagai kriteria.
Macam-macam soal pembentuk tes terdiri dari dua bagian, yaitu tes uraian
(essay) dan tes objektif. Kriteria pertanyaan yang baik harus memiliki
validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Begitu
puladalam suatu soal harus terdapat pengecoh (distractor) yang bertujuan
untuk mengecoh bagi mereka yang kurang paham dan mana yang sudah
paham akan materi. Distraktor sudah berfungsi dengan baik ketika paling
sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.
-
36
B. Saran
Penulis menyarankan untuk para pembaca khususnya calon pendidik
dan para pendidik untuk mengaplikasikan tes sebagai alat mengevaluasi
pembelajaran siswa dengan sebaik-baiknya. Khususnya kepada guru,
sebaiknya bisa menyusun tes dengan baik setelah mengkaji makalah ini.
Adapun kajian mengenai tes yang dilakukan penulis, bisa memberi
motivasi kepada pihak lain untuk mengkaji tes secara lebih mendalam dan
komprehensif lagi.
-
37
DAFTAR PUSTAKA
Firman, Harry. (2013). Evaluasi Pembelajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI
Sriyati, Siti Dra., M.Si., (2012). Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran. Bandung :
Biologi UPI
Ahyan, Shahibul. (2012). Tes Dalam Dunia Pendidikan.[Online]. Tersedia :
http://shahibul1628.files.wordpress.com/2012/03/tes-dalam-dunia-pendidikan.pdf.
(25 Februari 2014).
Anonim. (2008). TES. [Online]. Tersedia : http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. (26
Februari 2014).
Anonim. (2012). Pengertian dan Definisi Tes Menurut Para Ahli. [Online].
Tersedia : http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-tes-
menurut-para-ahli/ (25 Februari 2014).
Lasmi. (2011). Makalah Pengecoh yang Baik dalam Pilihan Ganda. [Online].
Tersedia : http://lasmicayo.blogspot.com/2011/01/makalah-pengecoh-yang-
baik-dalam.html. (26 Februari 2014).
Risqi, Rahman dan Dody Adyansyah. 2012. Pengaruh Pemberian Tes Formatif
Pilihan Ganda dengan Reward dan Punishment Score Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa. Jakarta Selatan : Universitas Muhammadiyah Prof. DR
HAMKA . tersedia : http://www.risqirahman.com/pengaruh-pemberian-tes-
formatif-pilihan-ganda-dengan-reward-dan-punishment-score-terhadap-hasil-
belajar-matematika-siswa/ (sabtu, 1 maret 2014 pkl. 21.00 wib)
Widya, Elfran. (2013). Penilaian Tes Lisan .[online]. terasedia :
elpramwidya.files.wordpress.com/2013/09/penilaian-tes-lisan.pptx (hari sabtu, 1
maret pkl. 20.00 wib)