makalah farmakologi
DESCRIPTION
farmakologi tonikum pada hewan cobaTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya yanmg telah melimpahkan rahmat hidah dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakologi yang berjudul Pemberian Tonikum Terhadap Hewan Coba
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun berkasnya maupun segi lainya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah farmakologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah farmakologi ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Madiun, Oktober 2014
Penyusun DAFTAR ISI
Kata Pengantar..1
Daftar Isi2BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang..3
I.2 Tujuan.3I.3 Prinsip Percobaan.....................3
BAB II Tinjauan Teori..4
BAB III Metode Percobaan.7
III.1 Alat dan Bahan.7
III.2 Cara Kerja.7
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan.9
BAB V Penutup.10
Daftar Pustaka..Lampiran..BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penggunaan hewan percobaan terus berkembang, hingga kini kegunaan hewan percobaan tersebut antara lain sebagai pengganti dari subyek yang di inginkan, sebagai model, di samping itu dibidang farmasi juga di gunakan sebagai alat untuk mengukur besaran kualitas dan kwantintas suatu obat sebelum di berikan kepada manusia.
Tidak semua hewan coba dapat digunakan dalam suatu penelitian harus dipilih mana yang sesuai dan dapat memberikan gambaran tujuan yang akan dicapai. Hewan sebagai model atau sasaran percobaan haruslah memenuhi persyaratan persyaratan tertentu antara lain persyaratan genetik / keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaanya. Di samping faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu diberikan reaksi biologis yang mirip kejadianya dengan manusia.
1.2 Tujuan a. Untuk mengetahui karakteristik hewan hewan yang lazim dipergunakan dalam percobaan.
b. Mengetahjui faktor faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan c. Mengetahui pengaruh tonikum terhadap hewan coba
1.3 Prinsip Percobaan
Penanganan hewan percobaan mencit ( mus muculus ) dengan memegang ekor mencit dengan jari, sedangkan tangan kanan memegang bagian leher mencit selanjutnya di beri perlakuan pada hewan coba ( mus muculus )
BAB II
TINJAUAN TEORI
Mencit liar / mencit rumah ( mus muculus ) termasuk dalam Ordo Romdetia, Sub ordo myomorpha, fam muridae dan sp marinal. Penyebaranya sangat luas semua jenis (strain) yang dipakai di laboratorium ebagai hewan percobaan berasal dari mencit liar yang melalui seleksi masing masing jenis dicirikan melalui warna, perangai, susunan anatomi, fisiologi dan marfologinya.
Mencit merupakan hewan jinak, tidak takut cahaya dan aktif pada malam hari. Mencit yang di pelihara sendiri makanya lebih sedikit dan bobotnya lebih ringan yang dipelihara.
Pemberian tonikum pada mencit, dalam hal ini tonikum yang digunakan adalah coffein.
Farmakologi kafein
Kafein adalah stimulan dan system saraf pusat dan metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi kelebihan fisik dan juga dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan sebagai rasa ngantuk dapat ditekan kewaspadaan sehingga fikiran lebih jelas dan terfokus dan koordinasi badan menjadi lebih baik. ( ware, 1995 ) Metabolisme kafein
Diserapnya sepenuhnya oleh tubuh melalui usu kecil dalam waktu 45 menit setelah penyerapan dan di sebarkan keseluruh jaringan tubuh. Pada orang dewasa yang sehat jangka waktu penyerapanya adalah 3 4 jam sedangkan pada wanita yang memakai kontrasepsi oral waktu penyerapanya adalah 5 10 jam. Pada bayi dan anak memiliki jangka waktu penyerapannya lebih panjang 30 jam.
BAB III
METTODE PERCOBAANIII. 1. Alat dan bahan
a. Alat: - Kandang hewan
Alat timbangan gram
Koran
Spuit insulin
Hair dryer
Akuarium
b. Bahan: Larutan coffein yang telah dikonversikan dosisnya untuk hewan coba.
c. Hewan : Mencit
III.2 Cara Kerja :
a. Dua mencit ditimbang beratnya untuk menghitung dosis coffein yang di perlukan. b. Salah satu mencit di berikan coffein secara peroral dengan dosis yang telah di hitung ( perhitungan dosis di halaman selanjutnya ) mencit yang satu ekor akan di beri tonikum ( coffein ) sebagai control. ( pembanding )
Cara pemberian obat secara oral adalah Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jrum / kanula oral ( berujung tumpul ). Kanula ini dimasukan kedalam mulut, kemudian perlahan lahan di luncurkan melalui langit langit ke arah belakang sampai esophagus kemudian masuk kedalam lambung. Perlu diperhatikan bahwa cara peluncuran / pemasukan kanus yang mulus diosrtai pegeluaran cairan sediaanya yang mudah adalah cara pemberian yang benar cara pemberian yang keliru, masuk kedalam saluran pernafasan, atau paru paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian.
c. Ditunggu beberapa saat agar obatnya diserap, kemudian masukan mencit kedalam akuarium, kemudian diamati dan dicatat kemampuan masing masing mencit dalam berenang ( bertahan di dalam air ). d. Setelah pengamatan selesai, mencit diangkat dan dikeringkan bulunya dengan hair dryer.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Berat Mencit
: Mencit 1: 11 g( Sebagai Kontrol ) Mencit 2: 10 g( Diberi Tonikum )
Konversi dosis manusia ke mencit ( 20 g ) = 0,00026 x dosis manusia
Dosis coffein untuk tonikum = 10 mg
Dosis Mencit
= 0,00026 x 10 mg
= 0,0026 % / 20 g
= 0,00013 mg/9 BB
= 0,13 mg / kg
Sediaan
= 10 mg / 50 ml Dosis untuk mencit 2 berat 10 g
= Berat ( kg ) x 0,13 mg
= 0,010 kg x 0,13 mg
= 0,0013 mg
Pemberian Obat= Dosis yang diinginkan x vol sediaan Dosis yang tersedia
= 0,0013 mg x 50 ml
10 mg
= 0,0065 ml
Dosis dalam unit= 0,0065 ml x 100 ui
1 ml
= 0,65 ui
1. HASIL PERCOBAAN
MencitPeralatanDurasi
1Kontrol2 Menit 51 Detik
2Tonikum2 Menit
2. PEMBAHASAN
Peralatan kali ini adalah mengetahui pengaruh tonikum terhadap hewan coba. Dalam hal ini satu ekor mencit diberi coffein sebagai tonikum dan yang satu ekor idak diberi tonikum karena digunakan sebagai pembanding ( Kontrol ). Pemberian coffein diberikan secara peroral.
Pada tabel diatas didapat hasil yang agak berbeda dengan teori, karena mencit yang diberi coffein sebagai tonikum lebih cepat lelah atau kemampuan berenang dalam air lebih rendah dibandingkan dengan mencit yang tidak diberi tonikum.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama mencit yang diberi tonikum lebih cepat lelah karena dalam pengamatan kami, saat berenang mencit tersebut pergerakannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan mencit kontrol.
Dengan kata lain, mencit yang diberi tonikum terlalu memforsis tenagannya untuk berenang dengan cepat, sehingga lebih cepat kehabisan tenaga.Kemungkinan kedua karena kedua mencit tersebut memiliki kemampuan / kekuatan berenang yang berbeda, apalagi kedua mencit tersebut mempunyai berat tubuh yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
V. 1Kesimpulan
Mencit adalah hewan yang secara fisiologi hampir menyerupai dengan manusia dan hewan mamalia lainnya, sehingga memungkinkan untuk dijadikan hewan percobaan.
Pada percobaan pemberian coffein sebagai tonikum pada mencit ini didapat hasil, mencit yang diberi tonikum menjadi lebih cepat dan gesit pergerakannya dalam air, walaupun durasinya lebih pendek dibandingkan dengan mencit yang tidak diberi tonikum.
V. 2Saran
Sebaiknya sebelum diberi tonikum, kedua mencit diukur / diamati dulu kemampuannya berenang ( durasinya berenang ) masing masing hal ini disebabkan setiap individu baik manusia maupun binatang memiliki daya tahan dan kemampuan yang berbeda beda.DAFTAR PUSTAKAAnief, M1994. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Ganiswara, Sulistia G (Ed). 2008, Farmakologi dan Terapi. Edisi Revisi V. Balai
Penerbit Falkultas, Kedoktoran Universitas Indonesia. Jakarta
Holck. H.G.O. 1959. Laboratorory Guide in Pharmacology, Burgess Publishing Compar / : Minnesoa, 1-3
Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan klinik. Salemba Medika. Jakarta
Levina, R.R. 1978, pharmacology : Drug actions and Reacions 2nd edition. Little Brown & company, Boston
Tjay, Tan HOan dan K. Raharja, 2007, Obat obat Penting, PT Gramedia. Jakarta
Siswandoro dan Soekardjo, B. 1995, Kimia Medisinal Airlangga Press, Surabaya