makalah filsafat

9
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari-hari, sering terjadi konflik sosial dalam hubungan masyarakat. Disini, kita harus tahu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk mengatasi konflik-konflik sosial yang tejadi di masyarakat, kita harus melihatnya dari pandangan hidup modern dengan agama. Konflik sosial itu sendiri terjadi karena perbedaan pandangan antara seorang dengan yang lain. B.Tujuan Tujuan makalah ini adalah untuk dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam masyarakat dari sisi pandangan hidup modern dan juga agama. 1

Upload: anyaa-genevieve

Post on 27-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sdghuihouh

TRANSCRIPT

Filsafat

PENDAHULUANA. Latar BelakangDalam kehidupan kita sehari-hari, sering terjadi konflik sosial dalam hubungan masyarakat. Disini, kita harus tahu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk mengatasi konflik-konflik sosial yang tejadi di masyarakat, kita harus melihatnya dari pandangan hidup modern dengan agama. Konflik sosial itu sendiri terjadi karena perbedaan pandangan antara seorang dengan yang lain.

B. TujuanTujuan makalah ini adalah untuk dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam masyarakat dari sisi pandangan hidup modern dan juga agama.

PEMBAHASANA. Konflik SosialKonflik sosial itu sendiri adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan menentang pihak lain. Konflik sosial itu sendiri terjadi karena perbedaan pandangan atau selisih paham antarindividu ataupun kelompok.1

B. Worldview Hidup ModernPandangan dunia tentang hidup modern.Dalam pandangan dunia tentang hidup modern ini seperti :1. HumanismeIstilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.22. RelativismeRelativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berarti nisbi atau relatif. Sejalan dengan arti katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya. Sebagai paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya.23. Determinisme GenetisDeterminisme genetis adalah keyakinan bahwa gen menentukan sifat-sifat morfologi dan perilaku dan melakukannya dengan sedikit atau tanpa pengaruh dari faktor lingkungan.24. Post ModernismePaham yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya.25. ScientismeSuatu keadaan dimana ilmu pengetahuan dipertuhankan.2C. Religious WorldviewUntuk mengembangkan religious worldview dalam sehari-harinya, manusia perlu mengenal Allah lewat hatinya sendiri dan juga memahami Allah lewat pikiran. Karena disini kita mengikuti kehendak Allah, jalan Allah, dan tujuan Allah dalam hidup kita.3Religious worldview itu sangat penting karena dalam religious worldview, kita membentuk dan mengembangkan :1. Membentuk Orientasi HidupMembentuk orientasi diri yakni dengan cara kita melihat pandangan dunia kita untuk mengarahkan hidup kita sendiri kedepannya.3a. KebudayaanKebudayaan adalah hal yang berhubungan dengan akal, hasil dari cipta rasa dan karsa, kebudayaan sebagai usaha untuk mengelola lingkungan alam dan sosial atau usaha untuk manusia mengelola lingkungan hidupnya.4Dalam worldview, terdapat juga budaya yakni pandangan dunia terhadap budaya. Tiap kebudayaan yang ada, mempunyai 3 dimensi yakni dimensi kognitif, dimensi afektif dan dimensi evaluatif.5 Dimensi Kognitif KebudayaanDalam kebudayaan ada aspek yang terkait dengan pengetahuan yang dimiliki bersama oleh setiap anggota kelompok masyarakat. Tanpa ada pengetahuan yang dimiliki bersama komunikasi dan kehidupan komunitas tidak terjadi. Misalnya pelangi bagi orang Amerika, pelangi dibagi menjadi 6 warna yakni merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu sedangkan orang India melihatnya mempunyai banyak warna dan dibedakanmenjadi dua yaitu eras (panas, dari merah sampai oranye) dan patas (dingin, dari kuning yang mulai kabur sampai ungu). 5 Dimensi Afektif KebudayaanKebudayaan juga terkait dengan aspek afektif yakni rasa yang dimiliki oleh anggota kelompok, sikap mereka, makanan, pakaian dan suka atau tidak suka. Misalnya masyarakat tertentu senang makanan yang pedas akan tetapi ada yang lain senang yang manis. 5

Dimensi Evaluatif KebudayaanKebudayaan mempunyai nilai yang dengannya tiap budaya dapat menilai apakah hubungan antar manusia. Ada beberapa tipe penilaian, yakni : Tiap budaya mengevaluasi aspek kognitif yakni apa yang dipercayai. Misalnya orang Eropa abad pertengahan percaya bahwa malaria disebabkan oleh substansi tertentu di udara yang disebut parasit sporozoa, sedangkan ada masyarakat yang lain percaya bahwa malaria disebabkan oleh roh yang hidup disekitar desa. Tiap budaya mengevaluasi aspek afektif yakni aspek emosi dan juga mengajarkan apa yang baik dan apa yang jelek, dll. Ia juga menentukan apa yang indah atau yang cocok dengan situasi. Misalnya pakaian jas tidak cocok dipakai waktu olah raga. Setiap budaya juga menilai dan menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Misalnya satu budaya menekankan yang benar adalah berkata terus terang walaupun menyakitkan orang lain. Tapi budaya lainnya menilai yang benar adalah menjaga hubungan dan perasaan orang lain. Tiap budaya mempunyai kode etika moral masing-masing. Apa yang dianggap dosa bisa beda, apa yang menjadi prioritas kehidupan juga bias berbeda. 5

b. IlmuIlmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu.(KBBI)Dalam skenario ini, ilmu yang tersirat seperti : Etika adalah ilmu yang mempelajari benar/salah dari sudut pandang ilmu pengetahuan. 6 Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang naluri hidup manusia yang pertama-tama mempertahankan hidup. Untuk bisa mempertahankan dan melanjutkan hidup, manusia butuh makan, pakaian dan juga tempat tinggal. 6 Teologi adalah ilmu tentang kepercayaan dan keyakinan yang lahir dari interaksi manusia dengan lingkungannya (alam dan sosial), dimana manusia mengalami masalah menghadapi lingkungan yang belum mampu dikelola dengan bantuan kemampuan otaknya. 5 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tindakan sosial atau perilaku-perilaku manusia. 6 Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pola pikir, yang berusaha mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia.6

c. Religious worldview juga mengajarkan kita untuk lebih mengenal Allah yang sebagai pencipta dan penguasa yang penuh kasih, Allah mempunyai tujuan dalam sejarah ini dan juga Allah yang menghendaki adanya masyarakat yang damai sejahtera.7

2. Membangun KemandirianMembangun kemandirian itu dengan cara kita harus mengenal dengan jelas religious worldview itu sendiri.3

3. Membentuk Komuniats SehatMembangun komunitas sehat yakni dengan cara kita harus mempunyai pandangan diri kita sendiri dan apa dampaknya dalam kehidupan kita.3

PENUTUPA. KesimpulanKesimpulannya adalah dalam menghadapi konflik sosial dalm kehidupan, kita harus menyelesaikannya dengan pandangan dunia mengenai agama dan juga dalam pandangan hidup modern (hipotesis diterima).

DAFTAR PUSTAKA1. Murdiyatmoko J. Hubungan antar masyarakat. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2007.2. Prawironegoro D. Filsafat ilmu. Jakarta: Nusantara consulting; 2011.3. Tampubolon I, Sulistiyanto A. Iman tidak pernah amin. Jakarta: BPK Guning Mulia; 2009.4. Jalaludin H, Abdullah H. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers; 2011. 5. Hidayat DR, Nurbayan Y, Abdurrahman M. Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 20056. Prawironegoro D. Filsafat ilmu. Jakarta: Nusantara consulting; 2011.7. Griffin RD. Tuhan dan agama dalam dunia post modern. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2005.

1