makalah fiqh fix

Download Makalah Fiqh Fix

If you can't read please download the document

Upload: arina-maftuhah

Post on 10-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

this mine

TRANSCRIPT

29PENDAHULUAN Sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sholat dikatakan lebih afdhol bila berjamaah atau kata lain tidak melakukannya dengan sendiri karena banyak keutamaan yang diperoleh dengan berjamaah. Banyak orang yang belum mengetahui kewajiban dan hak antara imam dan ma mum dalam sholat berjamaah misalnya ma mum tidak boleh mendahului gerakan imam dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, kadang kita juga melakukan sholat tidak pada waktunya ( lihurmati wakti) semisal ketiduran atau yang lain, Allah memberikan alternatif bagi kaum nya untuk mengqodho sholat tersebut.Saat kita melakukan perjalanan jauh, kita masih diwajibkan untuk melakukan sholat. Namun Allah memberikan rukhsan atau keringanan bagi musafir yang melakukan perjalanan dengan jarak yang telah disyariatkan yaitu melakukan sholat dengan di jama dan di qoshor. Sebagian orang tidak mengetahui bagaimana kaifiyah melakukan sholat dengan dijama dan di qoshor. Oleh karena itu dalam makalah ini kami membahas tentang sholat munfarid, berjamaah, dan cara mengqodho sholat serta bagaimana tata cara sholat dengan dijama dan qoshor begitu juga persoalan-persoalan fiqiyah yang berkaitan dengan semuanya.RUMUSAN MASALAHBagaimana Tata Cara Sholat Munfarid dan berjamaah?Apa Saja Perpautan Bacaan dalam Sholat antara Makmum dan Imam?Bagaimana Urutan Shof dalam Sholat Berjamaah?Apa Pengertian dan Landasan Hukum Sholat Qodho, Jama dan Qoshor?Bagaimana Tata Cara Sholat Qodho, Qoshor dan Jama?Bagaimana Persoalan-Persoalan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Sholat?PEMBAHASANTata Cara Sholat Munfarid dan BerjamaahShalat munfaridPengertian shalat munfaridShalat munfarid adalah shalat yang dilakukan dengan sendiri (tidak berjamaah).Tata cara shalat munfaridTata cara shalat munfarid yaitu seperti shalat fardhu (wajib) di antaranya adalah sebagai berikut:Berdiri bagi yang mampuNiatTakbirotul ihramBersedekapMembaca doa iftitahMembaca surat al- fatihah dan surat al-Quran yang lainRukuk sambil membaca tasbihItidalSujud sambil membaca tasbihDuduk antara dua sujudSalam.Shalat berjamaahPengertian dan hukum shalat berjamaahShalat berjamaah adalah shalat yang di kerjakan bersama-sama antara dua orang atau lebih, seorang menjadi imam dan lainnya menjadi makmum. Hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakkad. Sayyid sabiq, Fikih Sunnah , (Bandung: PT Almaarif, 1976 ) hlm 126Legalitas syara shalat jamaah di tetapkan dalam al- Quran, sunnah, dan kesepakatan ulama (ijma). Allah SWT berfirman : Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS. An-Nisa (4):102)Dan juga pada hadits yang di riwayatkan Ibnu Umar secara marfu: Artinya: Shalat jamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian dengan tingkat keafdhalan 27 derajat.Ukuran minimal terwujudnya jamaah. Selain dalam shalat jumat, jamaah sudah terwujud dengan adanya seorang imam dan makmum, meskipun makmum tersebut seorang wanita, budak,ataupun anak kecil yang mumayyiz.Ukuran minimal mendapatkan jamaah. Keutamaan jamaah di dapatkan seseorang jika ia masih mendapati bagian jamaah bersama imam sebelum salam. Sehingga, siapapun yang mendapatkan shalat sebelum imam salam, meskipun hanya sekejap, maka ia telah mendapatkan keutaman berjamaah dalam setiap shalat. Hal ini dilihat dari sisi keutamaan. Adapun mendapatkan jamaah dari segi hukum adalah dengan mendapatkan minimal satu rakaat dari shalat jamaah. Jadi, barangsiapa yang mendapatkan ruku bersama dengan imam, maka ia mendapatkan rakaat shalat , dan ini berlaku di semua shalat . Berbeda dengan ketentuan mendapatkan jamaah dalam shalat jumat (bagi makmum yang tertinggal). Jika seseorang hanya mendapati satu rakaat shalat jumat, maka ia harus menambah satu rakaat lagi, sedangkan orang yang tidak mendapatkan ruku terakhir, maka ia harus shalat 4 rakaat. Syarat- syarat berjamaah. Syarat syarat berjamaah dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu syarat yang berhubungan dengan imam dan syarat-syaratyang berhubungan dengan makmum. Bagian pertama, syarat-syarat yang berhubungan dengan imam.seorang iam harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:Islam,karena itu adalah syarat utama dalam pendekatan diri seorang hamba kepada Allah SWT.AkilBalighLaki-laki, jika yang menjadi makmum adalah laki-laki. Seorang wanita hanya boleh menjadi imam bagi wanita, dan tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki.Imam haruslah oarang ynag mampu membaca al-Quran dengan baik.dengan maksud , orang yang bacaannya tidak baik tidak boleh menjadi imam bagi orang yang bacaannya baik. Bagian kedua, yaitu syarat-syarat yang berhubungan dengan makmum, antara lain adalah sebagai berikut:Tidak boleh mendahului imam,Mengetahui gerakan perpindahan imam, dengan melihat, mendengar,atau mengikuti jamaah lain.Mengikuti imam, dengan maksud bahwa gerakan makmum dalam shalat harus setelah gerakan imam.Makmum mengetahui status dan keadaan imam, apakah imamnya termasuk orang yang muqim, (penduduk setempat)atau seorang musafir.Posisi imam dan makmum Menurut ketentuan syara, jika makmum seorang diri, maka ia berdiri di samping kanan imam, merujuk pada hadits narasi Ibnu Abbas, ia bercerita: aku pernah shalat bersama Nabi Muhammad SAW,lalu aku berdiri di samping kiri beliau, maka beliau meraih rambut kuncirku dan menempatkanku di sebelah kanannya. Ini adalah pendapat kebanyakan ahli ilmu dan pendapat keempat imam mazhab. Jika makmum berdiri di sisi kiri imam, maka shalatnya sah , hanya saja hal itu melanggar keafdhalan, karena Nabi SAW memerintahkan Ibnu Abbas di awal shalatnya dan tidak memerintahkan untuk mengulang takbiratul ihram. Adapun jika makmum berjumlah dua ke atas, maka imam maju ke depan dan orang yang makmum berdiri di belakangnya. Jika jamaah terdiri dari beberapa orang laki-laki dewasa, anak-anak laki-laki, dan kaum perempuan, maka yang berdiri di belakang imam adalah para lelaki dewasa, kemudian anak-anak laki-laki, baru kemudian kaum perempuan. Abdul Aziz Muhammad Azam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, FIQH IBADAH, (Jakarta: Amzah,2010) hlm:257Perpautan Bacaan dalam Sholat antara Makmum dan ImamDidalam rumusan masalah ini akan di jelaskan tentang saling terkaitan nya bacaan dan gerakan sholat antara makmum dan imam. Perpautan bacaan dan gerakan shalat antara makmum dan imam disini berarti hubungan atau kaitan bacaan-bacaan shalat yang di baca oleh seorang Imam dengan gerakan-gerakan sholat yang dilakukan oleh imam tersebut yang kemudian diikuti oleh makmumnya. Dalam sub-bab ini memiliki hubungan dengan tata tertib dalam mendirikan jamaah yang meliputi adab-adab seorang imam dan makmum sebelum, dalam, dan sesudah sholat. Berikut tentang penjelasanya:Adab-adab Imam Rawatib (Imam Yang Tetap)Adab Sebelum Memasuki ShalatHendaklah imam membaguskan thaharahnyaHendaklah imam datang di awal waktu ke masjid ( sesudah mendengar suara adzan). Karena itu, seyogianya para imam mendirikkan rumah dekat dengan masjid. Maka jika telah berkumpul hadlirin jamaah hendaklah bersegera melaksanakan shalat. Jika belum ada hadlirin jamaah, hendaklah ia menanti barang seketika.Hendaklah imam melaksanakan keikhlasan yang sempurna terhadap para makmumnya.Janganlah imam terus saja bertakbir sesudah berdiri di mushalla, sebelum ia melihat ke kanan kiri, memperhatikan shaf atau barisan.Hendaklah imam- jika mamumnya seorang saja menyuruh mamumnya berdiri di sebelelah kananya, jika dua orang maka menyuruh mamum berdiri di belakanya. Diriwtkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Jabir, bahwa Jabir bershalat bersama Nabi SAW. Maka Nabi menyuruhnya berdiri disebelah kanan. Kemudian datang sahabat seorang lagi, lalu berdirilah di sebelah kiri Nabi. Karena itu Nabi SAW memegang orang itu dan menegakkan di belakangnya. Dan apabila datang seorang wanita hendaklah dia berdiri sendiri di belakang jangan masuk ke dalam shaf. Adab-Adab yang Harus Dilaksanakan Imam dalam ShalatHendaklah imam mengeraskan suaranya dikala membaca takbirotul ihram, supaya para mamum mengetahui, bahwa imam telah memulai shalatnya.Hendaklah imam berdiam agak lama sedikit sesudah bertakbiratul ihram sebelum membaca Al-fatihah, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi, supaya dapat selesai segala mamum memasuki shalatnya sebelum imam membaca Al-fatihah dan supaya dapat mamum membaca zikir iftitah.Hendaklah imam mengisrarkan taawudz dan basmallah.Hendaklah imam, menjaharkan Al-fatihah, dan surat di rakaat yang pertama dan kedua dari shalat jahar dan mensirkannya di rakaat yang lain, serta memanjangkan surat di rakaat yang pertama dari pada surat di rakaat yang ke dua.Hendaklah imam mengerjakan rukun-rukun shalat dengan hati-hati dan cermat serta perlahan-lahan, supaya para mamum juga dapat mengerjakan rukun-rukun shalat dengan sempurna.Hendaklah imam, meneladani benar-benar cara Nabi SAW. Hendaklah imam. membaca Al-Fatihah di rakaat yang ke dua, setelah para mamum tegak berdiri.Hendaklah imam menanti di rukunya dan di tasyahud akhirnya, apabila merasa ada orang yang hendak mengikutinya (yang ke 8 ini, menurut pendapat sebagian ulama).Adab-Adab Imam Sesudah ShalatHendaklah imam menghadap kiblat sesudah bersalaman sekedar membaca tiga kali istighfar dan Allahuma antas salam wamingkas salam, tabarakta, ya dzal jalali wal ikram dan sekedar membaca dzikir-dikir yang dituntut membacanya.Hendaklah imam, sesudah menunaikan yang tersebut ( jika tidak terus bangun dan keluar) berpaling menghadap mamum dengan kanannya atau dengan kirinya dan tetap menghadap mamumnya sekedar lama bertasyahud atau sekedar lama menanti habis wanita ke luar, terkecuali jika ada maksud untuk memberikan pelajaran-pelajaran atay nasehat untuk para mamum.Hendaklah imam setelah yang demikian bangun pergi ke luar atau berpindah ke tempat lain untuk mengerjakan shalat sunnat.CARA MENGGANTIKAN IMAMTata cara mengganti imam yang batal pada saat sholat berjamaah adalah sebagai berikut, baik batalnya dalam keadaan berdiri, rukuk, sujud atau duduk:Imam yang batal mundur ke belakang, tanpa membaca takbir agar makmum tak menyangka imam telah meneruskan gerakannya.Kemudian imam memberi isyarat kepada makmum untuk menggantinya atau imam memagang salah seorang makmum dan mengisyaratkan untuk maju dan menggantikan posisinya.Lalu makmum yang mengganti imam tersebut maju menempati gerakan imam dan melanjutkan sholat jama'ah. Sedangkan orang yang paling didahulukan untuk menggantikan imam yang batal ditengah sholat urutannya sebagai berikut:Imam rotib (Imam yang memiliki jadwal dimusholla/masjid tersebut)Makmum yang dipilih oleh imamMakmum yang dipilih oleh para makmum lainnya. Ketentuan-ketentuan hukum diatas berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa'ad As-Sa'idiradhiyallahu 'anhu : : : "Bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menemui Bani 'Amru bin 'Auf untuk menyelesaikan masalah di antara mereka. Kemudian tiba waktu shalat, lalu ada seorang mu'adzin menemui Abu Bakar seraya berkata, "Apakah engkau mau memimpin shalat berjama'ah sehingga aku bacakan iqamatnya?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Maka Abu Bakar memimpin shalat. Tak lama kemudian datang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan orang-orang sedang melaksanakan shalat. Lalu beliau bergabung dan masuk ke dalam shaf. Orang-orang kemudian memberi isyarat dengan bertepuk tangan namun Abu Bakar tidak bereaksi dan tetap meneruskan shalatnya. Ketika suara tepukan semakin banyak, Abu Bakar berbalik dan ternyata dia melihat ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat yang maksudnya: 'Tetaplah kamu pada posisimu'. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah atas perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur dan masuk dalam barisan shaf lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju dan melanjutkan shalat."(Shahih Bukhari, no. 684 dan Shahih Muslim, no. 421). http://www.fikihkontemporer.com/2014/03/tata-cara-mengganti-imam-yang-batal.html diakses 5/4/2015 pukul 9:49Adab-Adab MamumHendaklah para mamum bersatu hati dengan imam, yakni mempunyai perasaan senang kepadanya dan mengikutinya dengan kerelaan hati karena imam itu adalah semisal kepala perangkatan dalam menghadap Allah. Jangan lah kiranya persatuan imam dengan mamumnya pada dhahir saja, namum hendaklah bersatu padu pada dhahir dan batin.Adab-Adab Mamum Sebelum BertakbirHendaklah para mamum membaca di kala masih duduk menanti shalat: tasbih, tahliel, tahmied, takbir, istighfar masing-masing sepuluh kali lalu membaca: Artinya: wahai tuhanku aku berlindung dengan Engkau dari garis syaithon dan aku berlindung dengan Engkau wahai Tuhanku, dari kehadiran syaithan-syaithan itu. (R. Ibnu Sunny dan Abu Dawud)Hendaklah para mamum ( Jika telah berada di masjid) berdiri buat mengerjakan shalat di kala bacaan iqamat sampai kepada: Qad qamatish shalah. Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dari Anas R.A bahwasanya beliau berdiri untuk shalat adalah ketika muadzdzin membaca qadqamatish shalahHendaklah para mamum berdiri dengan tenang dan khudlu diri kepada Allah SWT.Hendaklah para mamum menyempurnakan shaf dan menyusunnya dengan teratur, beradu dengan bahu, jangan membiarkan shaf itu lapang-lapang, atau tidak lapang.Hendaklah para mamum memenuhi shaf satu demi satu, di mulai dengan yang pertama, yang kedua dan seterusnya dan shaf itu dibuat dari tengah ke tepi.Hendklah para mamum melemahkan dirinya apabila temanya menariknya untuk kebaikan dan kesempurnaan shaf.Hendaklah para mamum mengingat benar-benar bahwa kebaikan shaf, adalah dari kesempurnaan shalat.Adab-Adab Mamum dalam ShalatHendaklah para mamum membaca takbiratul ihram, setelah nyata benar bahwa imam telah selesai membacanya.Hendaklah para mamum mendengar segala bacaan imam yang di jahirkan, dan hendaklah para mamum membaca Al-fatihah sendiri-sendiri ( dengan hatinya), beserta dengan imam membacanya. Apabila imam bertakbir, bertakbirlah kamu dan apabila imam membaca, maka berdiamlah kamu serta perhatikanlah maknanya. (H.R. Muslim, dari Abu Hurairah: Al Muntaqa 1: 384).Hendaklah para mamum membaca amien bersama dengan imam, jangan mamum terdahulu membacanya dari imam.Hendaklah para mamum mengerjakan ruku sesudah imam mengerjakanya, yakni sesudah selesai imam membaca takbiratul intiqaldan telah duduk menyamakan kepalanya dengan belakangnya, barulah mamum mengerjakan Hendaklah para mamum menyuarakan takbiratul intiqal dengan suara rendah.Hendaklah para mamum melakukan itidal setelah selesai imam mengangkat kepalanya dan setelah imam selesai membaca: sami allahu liman hamidah.Hendaklah para mamum turun bersujud, setelah imam meletakkan dahinya di tempat sujud.Hendaklah para mamum bangkit kerakaat kedua dari sujudnya, sesudah imam tegak berdiri. Ini jika imam tidak duduk istirahat. Jika imam duduk istirahat, maka mamum bangkit dari sujudnya sesudah imam tegak dari duduk dan sehabis bunyi takbirnya.Hendaklah para mamum memberi ingat kepada imamnya apabila imam lupa perbuatan, maka para mamum memberi ingat dengan tasbieh, jika yang memberi ingat mamum lelaki, dan dengan menepuk tangan, jika yang memberi ingat mamum wanita.Hendaklah para mamum mengulangi kembali ke ruku dan ke sujud, jika ia bersujud sebelum imam.MAKMUM MASBUQMasbuq pengertiannya, ketinggalan. Mamum masbuq adalah mamum dalam shalat berjamaah, namun si mamum mulai shalatnya tidak sejak awwal, sehingga mamum tersebut tidak sempurna membaca Al-Fatihah beserta imam di rekaat pertama. Tentang mendapatkan fadhilah shalat berjamaahUntuk mendapatkan fadhilah shalat berjamaah, ini bisa diperoleh dengan cara mamum ikut bersama imam dalam shalatnya, walaupun ia hanya mendapatkan duduk yang terakhir sebelum salam. Berdasarkan hadits : : . Dari Abu Hurairah, dari nabi SAW, beliau bersabda, Apabila kalian mendengar iqamah, berjalanlah (menuju masjid) untuk shalat, dan hendaklah kalian datang dengan tenang dan tunduk, dan janganlah tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan shalat (bersama imam) maka shalatlah (bersama imam), dan apa yang kalian ketinggalan maka sempurnakanlah. [HR. Bukhari juz 1, hal. 156] https://www.facebook.com/BelajarHukumIslam/posts/509193469122306 diakses 5/4/2015 pukul 9:49Adapun tata cara Tata cara sholat makmum masbuq adalah sebagai berikut:Jika makmum terlambat datang ke masjid dan imam sudah dalam posisi rukuk, sujud, atau julus (duduk tasyahud), maka ia harus melakukantakbiratul ihram(dengan berdiri) untuk mulai sholat, lalu mengucapkan takbir (Allahu Akbar) lagi untuk kemudian mengikuti posisi imam. Jika imam masih membaca surat Al-Fatihah atau surat pendek, maka hanya takbiratul ihram saja. Setelah imam selesai melakukan salam dan mengakhiri sholat, ia tidak boleh melakukan salam, tetapi langsung berdiri untuk menambah rakaat yang telah terlewat.Bila ia baru bisa mengikuti2 rakaat terakhirsholatdzuhur,ashar, danisya, maka ia harus menambah 2 rakaat (tanpa duduk tasyahud) setelah imam melakukan salam.Bila ia baru bisa mengikutisatu rakaat terakhirsholatdzuhur,ashar, danisya, maka ketika imam melakukan salam ia harus berdiri dan sholat satu rakaat (dengan Al-Fatihah dan membaca surat pendek), duduk tasyahud, berdiri lagi untuk rakaat kedua (dengan Al-Fatihah dan membaca surat pendek), lalu diteruskan berdiri lagi untuk rakaat ketiga (hanya Al-Fatihah). Jika ia baru bisa mengikuti rakaatke-2danke-3sholatmaghrib, maka ia harus berdiri dan menambah satu rakaat setelah imam melakukan salam. Jika ia baru bisa mengikutisatu rakaat terakhirsholatmaghrib, ia harus berdiri setelah imam melakukan salam, sholat satu rakaat, lalu duduk untuk membaca tasyahud, kemudian berdiri lagi untuk melakukan rakaat ke-3, setelah itu duduk untuk tasyahud akhir dan melakukan salam.Bila makmum bergabung sholat jamaah ketika posisi rukuk, maka ia dianggap telah mengikuti rakaat tersebut. Jika ia bergabung ketika imam sudah berdiri dari rukuk atau ketika sujud, ia dianggap telah terlambat mengikuti rakaat tersebut dan harus melakukannya lagi. http://bacaansholat5waktu.blogspot.com/2013/04/tata-cara-sholat-makmum-masbuq-terlambat.html diakses 5/4/2015 pukul 9:49Urutan Shof dalam Sholat BerjamaahKewajiban membetulkan shaf, keutamaaan shaf pertama dan shaf sebelah kanan.Nabi SAW bersabda: , , , "Dirikanlah shaf, dan sejajarkanlah bahu, dan tutupilah tempat yang lapang, dan lembutkanlah dirimu apabila di tarik oleh tangan-tangan saudara-saudarmu , dan janganlah kamu biarkan lapngan-lapangan syaithan, barang siapa menyambung shaf, niscaya Allah menyambungnya dan barangsiapa memotng shaf, niscaya Allah memotongnya (perhubungan denganya).( H.R. Bukhary Muslim dari Anas , Tasierul Wushul 2: 273).Hadits diatas memerintahkan kepada kita untuk mengisi shaf-shaf pertama dan tidak membiarkan shaf-shaf lapang di depan kita, karena shaf-shaf lapang tersebut dikhawatirkan diisi oleh syaithan. Nabi muhammad SAW bersabda: , Sempurnakanlah shaf yang di a yang muka, kemudian yang mengiringinya, jika ada yang kurang hendaklah ( yang kurang itu ), pada shaf yang akhir, (H.R.Ahmad Abu Daud: Jami Shagier 1: 7)Dari hadits tersebut menyatakan hendaklah orang-orang laki-laki yang telah mukallaf berdiri di barisan muka, sesudah itu kanak-kanak dan sesudah itu wanita.Rasulullah SAW. menempatkan orang-orang lelaki di depan anak-anak dan orang-orang perempuan di belakang anak-anak. Kalau anak kecil hanya seorang maka dia dimasukkan ke dalam shaf orang besar. Demikianlah menurut Ahamd dan Daud.Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu saied Al-khudry, nabi bersabda: . bahwasanya sebaik-baiknya shaf orang laki-laki, ialah shaf yang paling muka, dan sebaik-baiknya shaf bang paling belakangdan seburuk-buruknya bagi orang perempuan adalah shaf yang paling mukaMenurut An-Nawawy: shaf orang lelaki memang demikianlah keadaanya. yang paling baik adalah yang paling muka dan yang paling buruk adalah yang paling belakang, baik mereka bershalat bersama lelaki atau bersama perempuan. Adapun shaf para wanita maka shaf yang paling belakng dipandang yang lebih baik. hal ini jika para perempuan berjamaah dengan orang lelaki , jika mereka bershalat bersama-sam orang wanita saja, maka keadaan mereka sama dengan orang laki-lai.Maksud wanita lebih baik menempati shaf belakang di bandingkan dengan shaf yang paling depan dalam berjamaah dengan laki-laki dikarenakan hal tersebut lebih menjauhkan mereka dari pada hal-hal yang dipingini. karena itu hendaklah shaf-shaf yang pertama wanita di tempati oleh para wanita-wanita tua, sedangkan para gadis yang masih muda-muda di letakkan di belakang supaya terhindar dari fitnah.Berikut ini hadits tentang keutamaan shaf yang pertama dan keutamaan shaf yang paling kanan dalam berjamaah shalat. Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya mengucapkan shalawat untuk orang-orangnya di shaf pertama dan di shaf-shaf yang pertama Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat atas shaf-shaf sebelah kanan. ( H.R, Abu Daud dan Ibnu Majah, dari Aisyah: JamiShaghier 1: 73) Muhammad Hasybi Ash-Shiddieqy, Pedoman Sholat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000) hlm 327-358.Pengertian, Landasan Hukum dan Tata Cara Sholat Qodho, Qoshor dan JamaSholat QodhoQodho di dalam bahasa Arab punya arti yang banyak, ia bisa diartikan sebagai al-Hukmu (hukum), juga bisa berarti al-kholqu wa as-shunu (ciptaan), juga bermakna al-Amal (pekerjaan), ia juga diartikan dengan (pelaksanaan). Dan arti yang terahir inilah yang memiliki hubungan erat dengan permasalahan qodho sholat.Secara istilah Ibnu Abidin mendifinisikan dengan: Mengerjakan suatu kewajiban setelah lewat waktunya.Qodho itu lawannya ada (( yang berarti: Mengerjakan kewajiban di waktunya.Para ulama menyepakati bahwa hukum qodho itu sama dengan hukum asalnya, artinya jika sholat itu wajib maka meng-qodhonya pun wajib, dan kewajiban itu tidak akan hilang selamanya, sama seperti tidak akan pernah hilang nya kewajiban sholat selama nyawa masih dikandung badan. Karena qodho sholat itu sama dengan hukum asal sholat maka segala ketentuan syarat dan rukun sholat juga berlaku pada qodho sholat. Ketentuan-ketentuan hukum dan cara mengqodho sholat :Kewajiban mengqodho sholat yang ditinggalkan.Orang yang wajib mengerjakan sholat, kemudian ia tidak mengerjakannya sampai waktunya habis, maka ia diwajibkan mengqodho sholat yang ia tinggalkan, berdasarkan sabda Nabi: Artinya:Barang siapa yang lupa mengerjakan sholat, maka hendaklah ia melaksanakannya jika telah mengingatnya, tidak ada tebusan baginya kecuali itu. Shohih Bukhori, no.597 dan Shohih Muslim, no.684. Bergegas mengqodho sholat.Dan diperbolehkan mengakhirkan qodho sholat yang ditinggalkan, apabila sholat tersebut ditinggalakan karena ada udzur, seperti ketiduran. Ketentuan ini didasarkan pada hadits nabi: : : Artinya:Dari Imron, ia berkata: Kami pernah dalam suatu perjalanan bersama Nabi SAW, kami berjalan di waktu malam hingga ketika sampai di akhir malam kami tidur, dan tidak ada tidur yang paling enak (nyenyak) bagi musafir melebihi yang kami alami. Hingga tidak ada yang membangunkan kami kecuali panas sinar matahari. Dan orang yang pertama kali bangun adalah si fulan, lalu Abu Auf mengenal si Fulan, namun akhirnya lupa. Dan Umar bin Al Khaththab adalah orang keempat saat bangun, Sedangkan Nabi SAW bila tidur tidak ada yang membangunkannya hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak tahu apa yang terjadi pada beliau dalam tidurnya. Ketika Umar bangun dan melihat apa yang terjadi di tengah banyak orang (yang kesiangan) -dan Umar adalah seorang yang tegar penuh keshabaran-, maka ia bertakbir dengan mengeraskan suaranya dan terus saja bertakbir dengan keras hingga Nabi SAW terbangun akibat kerasnya suara takbir Umar. Tatkala beliau bangun, orang-orang mengadukan peristiwa yang mereka alami. Maka beliau bersabda: Tidak masalah, atau tidak apa dan lanjutkanlah perjalanan. Maka beliau meneruskan perjalanan dan setelah beberapa jarak yang tidak jauh beliau berhenti lalu meminta segayung air untuk wudlu, beliau lalu berwudlu kemudian menyeru untuk shalat. Maka beliau shalat bersama orang banyak. Shohih Bukhori, no.344.Urutan qodho sholat.Apabila sholat yang ditinggalkan lebih dari satu, disunatkan untuk mengqodho sholat-sholat tersebut berurutan, sesuai dengan waktunya. Kesunatan ini didasarkan pada hadits: : : Artinya:Dari Jabir bin Abdillah RA, bahwasannya Umar bin Khottob RA datang pada hari peperangan Khondaq setelah matahari akan tenggelam, lalu beliau mulai mencerca orang-orang kafir Quraisy (karena menyebabkan para sahabat terlambat sholat ashar), beliau berkata: Wahai Rosulullah, aku belum melakukan sholat ashar padahal matahari hampir tenggelam. Nabi SAW bersabda: Aku pun belum sholat ashar. Maka kami bangkit menuju lembah buthhan, lalu Nabi SAW berwudhu untuk sholat, kami pun ikut berwudhu, lalu Rosulullah SAW melakukan sholat ashar setelah matahari terbenam (di waktu maghrib), kemudian setelah itu beliau sholat maghrib. Shohih Bukhori, no.596.Tata cara sholat qodhoCara mengerjakan sholat qodho itu sama saja dengan sholat ada (sholat yang dikerjakan pada waktunya) dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya, dalam sholat qodho disunahkan untuk mengganti kata adaan dengan kata qodhoan. Namun, hal ini tidak wajib, sebab dalam madzhab syafii tidak diwajibkan untuk menyinggung ada atau qodho ketika niat, hanya saja penambahan kata qodhoan dianjurkan untuk menghindari perselisihan seputar diwajibkannya penambahan tersebut.Sholat QoshorQoshor artinya singkat. jadi Sholat Qoshor yaitu sholat yang diringkat menjadi 2 rakaat. sholat yang bisa diqoshor yaitu Dhuhur, Ashar, dan Isya. Bagi musafir bisa menqoshor sholat yang jumlah rakaatnya 4, tidak berlaku sholat yang jumlah rakaatnya 2 dan 3, ada beberapa syarat melakukan sholat qoshor yaitu:Bepergiannya bukan mengandung unsur negatif.Jarak perjalanan mencapai batas maksimal 16 farsakh, menurut pendapat yang benar, batas tersebut tidak meliputi jarak atau waktu pulangnya (16 farsakh=16 pos=88,5 km)Sholat yang di qashar berjumlah 4 rakaat, dan sholat-sholat yang tertinggal karena tidak sempat dikerjakan dirumah (sebelum berangkat) tidak boleh di kerjakan secara qoshor ditengah bepergian. berbeda jika tertinggalnya itu sudah berada ditengah perjalanan, bisa dikerjakan ditengah bepergian dengan qoshor juga, dan tidak boleh dikerjakan di rumah sekembalinya bepergian.Musafir hendaknya berniat menqoshor sholat diwaktu takbirotul ihram.Tidak boleh berma mum pada yang bermukim atau menetap.Diperbolehkan qoshor ini merupakan rukhsah(keringanan atau kelonggaran bertolak pada firman Allah SWT, yaitu: Artinya: Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisa: 101). Asy-Syeikh Syamsuddin Abu Abdillah, Terjemah Fathul Qarib, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2010) hlm 92-94. Di Hadist juga disyariatkan tentang sholat qoshor yaitu : : : 18 : 1 Artinya: Anas r.a. berkata: Kami keluar bersama Nabi saw. dari Madinah menuju ke Mekkah, maka beliau selalu shalat qashar dua rakaat dua rakaat sehingga kembali ke Madinah.(Bukhari,Muslim)Yahya bin Abi lshaq tanya: Berapa lama kamu tinggal di Mekkah? Jawabnya: Sepuluh hari. Al-Lu'lu' Wal Marjan no 401Tata Cara melakukan sholat QasharNiat shalat qashar ketika takbiratul ihram. adapun niatnya :Shalat Qashar Dhuhur: Teks latin: Ushalli fardaz - Dzuhri qasran rokataini lillahi ta'alaArtinya: Niat shalat fardhu dzuhur secara qashar dua rakaat karena AllahShalat Qashar Ashar: Teks latin: Ushalli fardal Ashri qasran rokataini lillahi ta'alaArtinya: Niat shalat fardhu Ashar secara qashar dua rakaat karena AllahShalat Qashar Isya: Teks latin: Ushalli fardal Isya'i qasran rokataini lillahi ta'alaArtinya: Niat shalat fardhu Isya secara qashar dua rakaat karena AllahApabila qashar secara berjamaah, maka tinggal menambah kata "imaman" (sebagai imam) atau "makmuman" (sebagai makmum) sebelum kata "Lillahi Taala".Mengerjakan shalat yangempatrakaat dilaksanakanduarakaat kemudian salam.Para ulama berbeda pendapat tentang batasan waktu sampai kapan seseorang dikatakan sebagai musafir dan diperbolehkan mengqashar (meringkas) shalat. Jumhur (sebagian besar) ulama yang termasuk didalamnya imam empat: Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali rahimahumullah berpendapat bahwa ada batasan waktu tertentu.Namun para ulama lain diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Muhammad Rasyid Ridha, Syaikh Abdur Rahman As Sadi, Syaikh Bin Biz, Syaikh Utsaimin dan para ulama lainnya rahimahumullah berpendapat bahwa seorang musafir diperbolehkan untuk mengqashar shalat selama ia mempunyai niatan untuk kembali ke kampung halamannya walaupun ia berada di perantauannya selama bertahun-tahun. Karena tidak ada satu dalilpun yang shahih dan secara tegas menerangkan tentang batasan waktu dalam masalah ini. Dan pendapat inilah yang rajah (kuat) berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak, diantaranya:Sahabat Jabir radhiallahu anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tinggal di Tabuk selama dua puluh hari mengqashar shalat.(HR. Imam Ahmad dll dg sanad shahih)Sahabat Ibnu Abbas radhiallahu anhuma meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tinggal di Makkah selama sembilan belas hari mengqashar shalat.(HR. Bukhari).Nafi rahimahullah meriwayatkan, bahwasanya Ibnu Umar radhiallahu anhuma tinggal di azzerbaijan selama enam bulan mengqashar shalat.(Riwayat Al Baihaqi dll dg sanad shahih).Dalil-dalil diatas jelaslah bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi Wassalam tidak memberikan batasan waktu tertentu untuk diperbolehkannya mengqashar shalat bagi musafir selama mereka mempunyai niatan untuk kembali ke kampung halamannya dan tidak berniat untuk menetap di daerah perantauan tersebut.(lihat Majmu Fatawa Syaikh Utsaimin jilid 15, Irwaul Ghalil Syaikh Al Albani jilid 3, Fiqhus Sunnah 1/309-312). http://www.syahidah.web.id/2011/07/seputar-shalat-jamak-dan-qashar-dan.html diakses 3 April 2015 pukul 6:29Sholat JamaShalat jama' adalah salat yang digabungkan,, maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu. Drs. M. Thalib. Op. Cit, hlm.71 Shalat Jama' boleh dilaksanakan karena beberapa alasan berikut : Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madzhab) Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya: perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam. http:///G1NCRA%20%20Shalat%20Jama,%20Shalat%20Qasar,%20Shalat%20Qodo.htm diakses 5/4/2015 pukul 8:26Shalat Jama' dapat dilaksanakan dengan dua cara :Jama' Takdim(jamak yang didahulukan)Yakni menjama' dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menjama' shalat dzuhur dengan ashar, dikerjakan pada waktu duhur (4 rakaat salat duhur dan 4 rakaat shalat asar) atau menjama' shalat magrib dengan isya dilaksanakan pada waktu magrib (3 rakaat shalat magrib dan 4 rakaat shalat isya).Jama' Takhir(jama' yang diakhirkan) Yakni menjama' dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjama' shalat dzuhur dengan ashar, dikerjakan pada waktu ashar atau menjama' shalat maghrib dengan isya dilaksanakan pada waktu isya.Cara Melaksanakan Shalat Jama' TakdimMisalnya shalat dzuhur dengan ashar : shalat duhur dahulu empat rakaat kemudian shalat ashar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu dzuhur. Tata caranya sebagai berikut:1) Berniat shalat dzuhur dengan jama' takdim. Bila dilafalkan yaitu: Saya niat shalat dzuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat ashar dengan jamak takdim karena Allah Taala2)Takbiratul ihram.Shalat Dhuhur empat rakaat sampai Salam3) Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (ashar), jika dilafalkan sebagai berikut: Saya niat shalat ashar empat rakaat digabungkan dengan shalat dzuhur dengan jamak takdim karena Allah taala.4)Takbiratul Ihram.Shalat Ashar empat rakaat - SalamCara Melaksanakan Shalat Jama' Takhir. Misalnya shalat maghrib dengan isya diawali dengan shalat magrib dulu tiga rakaat kemudian salat isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu isya. Tata caranya sebagai berikut:1) Berniat menjamak shalat magrib dengan jama' takhir. Saya niat shalat maghrib tiga rakaat digabungkan dengan shalat isya dengan jamak takhir karena Allah Taala2)Takbiratul ihram. Shalat Maghrib tiga rakaat sampai Salam3) Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (isya), jika dilafalkan sebagai berikut; Saya berniat shalat isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak takhir karena Allah Taala.4) Takbiratul Ihram.Shalat Isya empat rakaat sampai SalamPersoalan-Persoalan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan SholatPersoalan yang Berkaitan dengan Sholat Munfarid, Berjamaah, Qadha dan Imam MakmumSeorang makmum ketika berniat sholat mengikuti imam dengan disebut namanya, misalnya nama si Fulan, ternyata yang menjadi imam saat itu bukan si Fulan, melainkan orang lain, maka batal salat makmum tersebut. Berbeda jika makmum menentukan imamnya hanya dengan isyarat, misalnya berniat(sengaja) mengikuti Zaid ini tapi kenyataannya lain, bahkan yang menjadi imam adalah Umar, maka sah sholat nya. Asy-Syeikh Syamsuddin Abu Abdillah, Terjemah Fathul Qarib, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2010) hlm 90-91.Makmum sholat fardhu dibelakang imam yang sholat sunnah. Tidak ada halangan bagi seseorang yang sholat fardhu dibelakang imam yang sedang sholat sunnah atau sebaliknya, selama gerakan sama. Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqih, (Bandung: PT REMAJA ROSYDAKARYA, 2013) hlm 184Seorang imam baru ingat setelah sholat kalau dirinya berhadast atau terkena najis yang ringan dan imam tahu bahwa sebagian makmum masbuq telah melakukan rukuk bersamanya sebelum menyempurnakan bacaan Al Fatihah , maka imam wajib memberitahu kepada makmum masbuq agar mengulangi sholatnya jika sudah selesai dan waktunya tidak lama. jika tidak maka imam harus melaksanakan satu rakaat lagi dan sujud syahwi sedang untuk makmum yang tidak masbuq maka imam tidak wajib memberi tahu. Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, ( Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 149Meninggalkan sholat fardhu karena ada udzur maka sah dan tidak haram melakukan sholat sunnah tapi jika sebaliknya maka haram melakukan sholat sunnah, tapi sah sholatnya menurut pendapat Imam Ibnu Hajar, tapi menurut Imam Zarkasyi tidak sah. orang yang ketinggalan melaksanakan sholat wajib tanpa udzur maka harus segera mengqodhonya. Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, (Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 193-194 Ada pendapat dan fatwa yang mengatakan bahwa makmum tidak wajib membaca al fatihah, karena al fatihah ditanggung imam. dan makmum berkewajiban mendengarkan bacaan imam, menurut firman Allah yang artinya bila ada pembacaan Al quran, maka kamu sekalian harus mendengarkan dengan mengheningkan. pendapat ini ditanggapi oleh Muktamar NU ke 13 di Banten yaitu kalau yang dimaksud disini bukan makmum masbuq maka pendapat dan fatwa itu tidak benar, menurut pendapat yang shahih dan madzhab syafiI, makmum harus membaca al-fatihah, dan maksud firman Allah di atas itu melarang berbicara sewaktu mendengarkan bacaan Al quran atau melarang membaca keras di belakang imam, bukan membaca al fatihah bagi makmum. Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, ( Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 196-197Hukum berjamaah dengan imam beraliran Khawarij(golongan yang tidak mengikuti salah satu empat madzhab, yang memberi hukum menurut Al quran dan hadist yang diartikan sendiri) hukum si makmum tidak sah dan makmum wajib Iadah(mengulang sholat). Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha ,( Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 199Mayoritas ahli fikih berpandangan orang yang melakukan shalat fardhu sendirian dengan tidak berjamaah kemudian dia mendapati shalat berjamaah, maka ia boleh mengulang shalatnya secara berjamaah untuk mendapatkan keutamaan jamaah. Adapun orang yang sudah melakukan shalat fardhu secara berjamaah meskipun jamaahnya sedikit, maka ia tidak boleh mengulanginya lagi dengan ikut shalat jamaah baik jamaah yang ada lebih sedikit maupun banyak. Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas,Fiqih Ibadah,(jakarta: Amzah, 2010) hlm 268Kalanganfuqahasepakat bahwa, jika imam tertimpa hadas dalam shalat dan mengambil keputusan menghentikan sholat, maka shalat makmum tidak batal. Namun, mereka berbeda pendapat mengenai imam yang mengimami dalam keadaan junub, dan makmum mengetahui situasi itu setelah usai salat. Sebagianfuqahaberpendapat bahwa shalat makmum tetap sah, sedangkanfuqahalainnya menganggap batal. Bahkan adafuqahayang membedakan apakah keadaan junub itu disadari oleh imam atau imam itu lupa. Apabila imam menyadari itu, mereka berpendapat shalat makmum batal. Sebaliknya, apabila keadaan itu tidak disadari, maka sholat makmum dianggap sah. Ibnu Rusya,Bidayatul Mujtahid,(Jakarta: Pustaka Amani, 2002) hlm 350Membatalkan shalat tanpa udzur merupakan tindakan haram, akan tetapi jika terdapat udzur maka tidak haram hukumnya membatalkan shalat. Bahkan jika memang udzur tersebut harus dilakukan maka membatalkan shalat menjadi wajib, misalnya membatalkan shalat untuk mengeluarkan mushaf yang tergeletak di tempat najis, atau menyelamatkan orang buta yang akan jatuh ke dalam lubang. Bagi wanita, ia diperbolehkan membatalkan shalat sunnahnya untuk memenuhi hak suaminya. Disunnakan juga membatalkan shalat fardhu karena mendapatkan shalat jamaah. Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas,Fiqih Ibadah, (jakarta: Amzah, 2010) hlm 269Suatu ketika saya sedang shalat wajib secara munfarid, pada saat membaca surah pendek, menyusul seseorang yang makmum kepada saya. Apakah saya harus membaca surah itu secara zahir (suara yang terdengar) mulai dari Al-Fatihah atau hanya membaca surah yang tersisa itu ? Jawaban :Membaca dengan suara yang terdengar pada shalat Subuh, Magrib, dan Isya, baik sendirian mapun berjamaah hukumnya tidak wajib, tetapi sunnah. Karena itu, dalam kasus di atas Anda tidak perlu mengulangi bacaan Anda karena adanya makmum. Anda dapat melanjutkan shalat Anda sebagai imam tanpa harus mengeraskan suara Anda. Sumber :Quraish Shihab Menjawab ,Dialog Jumat,Republika,Jumat, 24 Oktober 2003 / 28 Syaban 1424 H.http://jalmilaip.wordpress.com/2012/02/12/membaca-bacaan-shalat-dengan-suara-yang-terdengar/30-03-2015 pukul 10.31 WIBMakmum orang mengerjakan sholat fardhu dengan orang mengerjakan sholat sunnah. Menurut kalangan ulama madzhab SyafiI, Al-AuzaI, Atha, Ibnu Al Mundzir dan Ahmad bahwa orang yang mengerjakan sholat fardhu boleh makmum kepada orang yang sedang menjalankan sholat sunnah berdasarkan hadist Jabir bin Abdullah bahwasanya ia pernah makmum sholat isya dengan Rasulullah SAW kemudian kaumnya datang lalu beliau menjadi imam mereka dalam sholat tersebut. dalam kondisi ini, sholat fardhu yang ditunaikannya dengan makmum pada orang yang sholat sunnah tetap dianggap sah. namun kalangan ulama mazhab Maliki menyatakan batalnya sholat fardhu yang dikerjakan dengan makmum pada orang yang sholat sunnah, alasan mereka berpegang pada hadist :sesungguhnya imam ditunjuk untuk di makmumi , maka janganlah kamu berbeda dengan nya. sah juga orang yang sholat sunnah makmum kepada orang yang sholat fardhu menurut kalangan Hanafi, Hanbali dan Syafii.Makmum orang yang sholat sambil duduk kepada mushalli yang berdiri dan sebaliknya. ada dua pendapat. pendapat pertama, tidak sah. makmum harus ikut duduk pula menurut imam Ahmad,Ishaq, didukung Ibnu Al-Mundzir , Ibnu Huzaiamah dan Ibnu Abdull Barr. pendapat kedua, sah. orang yang sholat berdiri boleh bermakmum kepada orang yang sholat dengan duduk jika memang ada udzur menurut Imam SyafiI, Abu Hanifah, dan para sahabatnya.Makmum orang yang berwudhu kepada orang yang bertayamum sah sholatnya hal ini merujuk pada cerita Amru bin Ash ketika ia diutus Rasulullah SAW dalam perang Dzat as salasil, ia bercerita aku mengalami mimpi basah dimalam yang sangat dingin, sehingga aku khawatir mati jika harus mandi, maka aku pun bertayammum, kemudian sholat shubuhbersama teman-temanku. ketika kami kembali ke Madinah dan menceritakan pada Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda, Hai Amru kau sholat dengan teman-temanmu dalam keadaan junub? lalu Amru menjawab dengan mengutip firman Allah SWT Dan jangan lah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu, maka akupun bertayamum kemudian sholat. setelah itu respon Nabi SAW hanya tertawa dan tidak berkomentar apa-apa.Makmum orang yang melakukan satu sholat fardhu pada orang yang melakukan sholat fardhu lain hukumnya sah menurut ulama madzhab SyafiI, Zhahiri, dan imam Ahmad. Ibnu Qudamah mengatakan dalam Al-Mughni : jika seseorang sholat dhuhur dibelakang orang yang sholat ashar, maka disini ada dua versi pendapat Ismai bin Said membolehkannya, sedangkan dari lainnya mengatakan tidak boleh. Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas,Fiqih Ibadah,(jakarta: Amzah, 2010) hlm 249-253apabila dua orang berdiri menjadi imam bagi orang yang ada di belakangnya dan masing-masing tidak bermakmum kepada yang lain, baik salah satunya berada di depan, sejajar, berdekatan, maupun berjauhan lalu orang-orang mengerjakan sholat dibelakang keduanya , sholat makmum yang berada di belakangnya tidak sah, karena mereka tidak memfokuskan niat pada salah satu orang. jika salah satu imam rukuk lalu makmum ikut rukuk, makmum itu telah keluar secara fili sekalipun tidak disertai niat keterkaitan dengan imam yang satunya. apabila imam yang satu lagi rukuk pada rakaat pertama, lalu yang lebih dahulu rukuk pada rakaat kedua mengikutinya, pada rakaat kedua ini mereka dianggap keluar dari keterkaitan dengan imam yang mendahulukan rukuk. apabila orang-orang bermakmum kepada dua imam itu secara bersamaan, kemudian mereka tidak keluar dari keterkaitan dari keduanya , sholat mereka tidak sah, karena mereka telah memulai sholat dengan dua imam pada satu waktu dan hal itu tidak boleh dilakukan. Asmaji Muchtar, Fatwa-Fatwa Imam Syafii-Masalah Ibadah,(Jakarta:PT. Kalola Printing,2014) hlm 117-118Jama ah sholat lebih dari satu dalam waktu yang sama tidak diperbolehkan, karena hal itu tidak pernah terjadi pada zaman Rasulullah, Sahabat dan ulama salaf. ini bertentangan dengan hikmah disyariatkan sholat berjamaah yaitu untuk menyatukan kalimat dan barisan. disamping itu bacaan yang dibaca akan menimbulkan suara bisik yang mengganggu dan ini jelas haram. Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas,Fiqih Ibadah,(jakarta: Amzah, 2010) hlm 267Persoalan yang Berkaitan dengan Sholat Jama dan QasharSeorang musafir yang singgah di suatu tempat sebelum sampai tempat yang dituju boleh menjalankan jama dan qoshor dalam tempat persinggahan nya, asal tidak niat singgah sampai empat hari empat malam. Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha , Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004, hlm 127-128.apala musafir mengerjakan sholat mengikuti seseorang dan ia tidak mengetahui dengan pasti apakah orang yang didepannya itu musafir atau muqim, ia harus mengerjakan sholat 4 rakaat kecuali jika ia mengetahui imam nya 2 rakaat pula.seorang musafir tidak boleh menjamak dua waktu sholat sebelum tiba waktu sholat yang pertama dari kedua. apabila ia melakukan hal itu ia harus mengulangi sholatnya.apabila seorang bermaksud menjamak dhuhur dan ashar lalu memulai dengan sholat ashar kemudian dhuhur. sholat dhubur cukup baginya , namun ashar tidak sah. sholat ashar tidak dianggap sah apabila dilakukan mendahului sholat dhuhur. Asmaji Muchtar, Fatwa-Fatwa Imam Syafii-Masalah Ibadah,(Jakarta:PT. Kalola Printing,2014) hlm 56musafir dalam melakukan sholat jamak tetap dengan adzan ketika melakukan sholat yang pertama dan iqomah setiap hendak melaksanakan keduanya. Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas,Fiqih Ibadah, (jakarta: Amzah, 2010) hlm 299IV. KESIMPULANTata cara shalat munfarid yaitu seperti shalat fardhu, di awali dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam. serta sholat ini dilaksanakan seorang diri. -tata cara shalat berjamaah yaitu, jika makmum seorang diri, maka posisi makmum berada di sebelah kanan imam. Jika makmum terdiri dari beberapa orang laki-kaki, perempuan, dan beberapa anak laki-laki, maka posisi imam ada di paling depan, kemudian beberapa laki-laki, beberapa anak laki-laki,kempudian yang terakhir adalah perempuan. Ukuran minimal rakaat jamaah adalah, jika seorang makmum masih mendapati rakaat sebelum salam walaupun sekejap. Dan ukuran minimal jamaah adalah seorang imam dan seorang makmum.Perpautan bacaan dan gerakan shalat antara makmum dan imam disini berarti hubungan atau kaitan bacaan-bacaan shalat yang di baca oleh seorang Imam dengan gerakan-gerakan sholat yang dilakukan oleh imam tersebut yang kemudian diikuti oleh makmumnya.Kewajiban membetulkan shaf, keutamaaan shaf pertama dan shaf sebelah kanan.Qodho di dalam bahasa Arab punya arti yang banyak, ia bisa diartikan sebagai al-Hukmu (hukum), juga bisa berarti al-kholqu wa as-shunu (ciptaan), juga bermakna al-Amal (pekerjaan), ia juga diartikan dengan (pelaksanaan). Dan arti yang terahir inilah yang memiliki hubungan erat dengan permasalahan qodho sholat. Sedangkan pengertian qodho menurut istilah adalah Mengerjakan suatu kewajiban setelah lewat waktunya.Sholat Qoshor yaitu sholat yang diringkat menjadi 2 rakaat. sholat yang bisa diqoshor yaitu Dhuhur, Ashar, dan Isya. ada beberapa syarat melakukan sholat qoshor yaitu:Bepergiannya bukan mengandung unsur negatif.jarak perjalanan mencapai batas maksimal 16 farsakhsholat yang di qashar berjumlah 4 rakaat, musafir hendaknya berniat menqoshor sholat diwaktu takbirotul ihram.tidak boleh berma mum pada yang bermukim atau menetap.Diperbolehkan qoshor ini merupakan rukhsah (keringanan atau kelonggaran bertolak pada firman Allah SWT di QS. An-Nisa: 101Tata Cara melakukan sholat QasharNiat shalat qashar ketika takbiratul ihram. Mengerjakan shalat yangempatrakaat dilaksanakanduarakaat kemudian salamSalat jama' adalah salat yang digabungkan,, maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu.Shalat Jama' boleh dilaksanakan karena beberapa alasan berikut :Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madhab)Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya: perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.Salat jama dapat dilaksanakan dengan dua cara:Jama taqdim ( jama yang di awalkan)Yakni menjama' dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama.Jama takhir ( ama yang diakhirkan)Yakni menjama dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua.Persoalan yang Berkaitan dengan Sholat Munfarid, Berjamaah, Qadha dan Imam MakmumMakmum berniat sholat mengikuti imam dengan disebut namanyaMakmum sholat fardhu dibelakang imam yang sholat sunnah.Imam baru ingat setelah sholat kalau dirinya berhadast atau terkena najis yang ringanMeninggalkan sholat fardhu karena ada udzur tapi melakukan sholat sunnah Pendapat dan fatwa yang mengatakan bahwa makmum tidak wajib membaca al fatihah, karena al fatihah ditanggung imamHukum berjamaah dengan imam beraliran KhawarijOrang yang melakukan shalat fardhu sendirian dengan tidak berjamaah kemudian dia mendapati shalat berjamaahImam tertimpa hadas dalam shalat dan mengambil keputusan menghentikan sholatMembatalkan shalat tanpa udzur Membaca surah secara dzahir atau tidakMakmum orang mengerjakan sholat fardhu dengan orang mengerjakan sholat sunnahMakmum orang yang sholat sambil duduk kepada mushalli yang berdiri dan sebaliknya.Makmum orang yang berwudhu kepada orang yang bertayamum Makmum orang yang melakukan satu sholat fardhu pada orang yang melakukan sholat fardhu lainBerma mum pada dua imamJamaah sholat lebih dari satu dalam waktu yang sama.Persoalan yang Berkaitan dengan Sholat Jama dan QasharMusafir sholat di persinggahanMusafir tidak mengetahui imam muqim atau musafir jugaMenjama sholat tidak pada waktu diantara 2 sholatnyaAdzan dan Iqamat dalam sholat jamaV. PENUTUPDemikian makalah yang dapat kami paparkan tentang Sholat part II semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada kami khususnya. Dan tentunya makalah ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami butuhkan guna memperbaiki makalah selanjutnya.