makalah genpopo

18
1.PENDAHULUAN Variasi genetik dalam populasi merupakan gambaran adanya perbedaan respon individu-individu yang terdapat di dalam populasi tersebut terhadap lingkungan tempat hidup mereka. Variasi dapat disebabkan karena mutasi, migrasi, seleksi, genetic drift , dan rekombinasi gen. Diversitas genetik diperlukan bagi suatu populasi untuk menghadapi perubahan lingkungan. Akibatnya jika tidak terdapat diversitas genetik pada suatu populasi atau spesies maka sangat mungkin akan terjadi kepunahan karena tidak dapat bertahan dari perubahan lingkungan (Frankham, Ballou dan Briscoe, 2002). Variasi genetik pada tumbuhan paling banyak terjadi dan hasil dari variasi tersebut mempunyai kemampuan hidup yang tinggi bila dibandingkan dengan variasi genetik yang terjadi pada hewan. 2.MATERI Keragaman Genetik Kekayaan plasma nutfah Indonesia sampai tahun 2010 tercatat 38.000 jenis tumbuhan (FAO, 2007). Konservasi kekayaan flora Indonesia sangat menjadi perhatian karena potensinya untuk pemanfaatan dan berhubungan dengan data masa depan. Data biodiversitas genetik merupakan data utama dalam melakukan konservasi suatu spesies. Diversitas genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies. Diversitas genetik menjamin kelangsungan hidup spesies karena hal tersebut yang menimbulkan variasi antara individu. Variasi ini memungkinkan spesies untuk berubah seiring waktu, sehingga bertahan hidup sesuai dengan perubahan kondisi lingkungan. Diversitas genetik yang besar dapat

Upload: gitta-lakshita-anggarini

Post on 09-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

variasi genetik pada tumbuhan

TRANSCRIPT

1. PENDAHULUAN

Variasi genetik dalam populasi merupakan gambaran adanya perbedaan respon individu-individu yang terdapat di dalam populasi tersebut terhadap lingkungan tempat hidup mereka. Variasi dapat disebabkan karena mutasi, migrasi, seleksi, genetic drift , dan rekombinasi gen. Diversitas genetik diperlukan bagi suatu populasi untuk menghadapi perubahan lingkungan. Akibatnya jika tidak terdapat diversitas genetik pada suatu populasi atau spesies maka sangat mungkin akan terjadi kepunahan karena tidak dapat bertahan dari perubahan lingkungan (Frankham, Ballou dan Briscoe, 2002). Variasi genetik pada tumbuhan paling banyak terjadi dan hasil dari variasi tersebut mempunyai kemampuan hidup yang tinggi bila dibandingkan dengan variasi genetik yang terjadi pada hewan.

2. MATERIKeragaman GenetikKekayaan plasma nutfah Indonesia sampai tahun 2010 tercatat 38.000 jenis tumbuhan (FAO, 2007). Konservasi kekayaan flora Indonesia sangat menjadi perhatian karena potensinya untuk pemanfaatan dan berhubungan dengan data masa depan. Data biodiversitas genetik merupakan data utama dalam melakukan konservasi suatu spesies.Diversitas genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies. Diversitas genetik menjamin kelangsungan hidup spesies karena hal tersebut yang menimbulkan variasi antara individu. Variasi ini memungkinkan spesies untuk berubah seiring waktu, sehingga bertahan hidup sesuai dengan perubahan kondisi lingkungan. Diversitas genetik yang besar dapat menawarkan ketahanan yang lebih besar Besarnya diversitas di dalam suatu spesies tergantung pada jumlah individu, kisaran penyebaran geografinya, tingkat isolasi dari populasi dan sistem breeding-nya (Lowe, Harris dan Ashton, 2006). Sebagian besar divesitas genetik disebabkan oleh Evolutionary forces yang meliputi mutasi, migrasi, seleksi, dan genetic drift. Pada hampir semua populasi alami, kombinasi dan interaksi antar faktor-faktor tersebut akan menentukan pola variasi geetik yang dapat diamati melalui lengkang gennya setiap saat,Pada beberapa organisme, hilangnya variasi genetik disebabkan oleh:1. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan2. Adanya inbreeding dan genetic drift yang keduanya menurunkan heterozigositas yang selanjutnya akan meningkatkan homozigositas yang biasanya bersifat merugikan.

Melalui aliran gen suatu populasi dari spesies dapat mempertahankan konektivitas genetik. Tanpa aliran gen, populasi akan menyimpang dan berbeda dari waktu ke waktu, konsekuensi utama yang mungkin akan terjadinya spesiasi. Sifat dan tingkat aliran gen sangat tergantung pada dua karateristik dasar biologis suatu organisme: modus reproduksi (aseksual dibandingkan seksual; hermaprodit dibandingkan dengan outcrossing biparental), mobilitas individu (vigility) dan penyebaran propagul mekanisme penyebaran gamet dan zigotik (Lowe, et al., 2006). Sistem perkawinan memainkan peran penting dalam komposisi genetik populasi, karena menentukan frekuensi genotip individu dalam generasi berikutnya, dengan pengaruh yang besar dalam distribusi dan isi variasi genetik dalam dan antar populasi (Brown, 1990). Studi tentang sistem perkawinan dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat outcrossing, tingkat selfing, inbreeding crossing, biparental crossing dan parameter lainnya. Studi ini dapat secara efisien dilakukan dengan menggunakan penanda genetik, terutama, penanda molekuler, seperti isozyme, RAPD, AFLP dan microsatellite (Ribeiro dan Lovato cit. Chiari, Resende dan Matida, 2010). Sistem perkawinan terdapat 2 jenis yaitu, terarah dan acak. Perkawinan dengan sistem acak berarti menurunkan daya produksi dan keturunannya sangat variabel oleh keheterozigotan itu, sedangkan breeding dengan sistem terarah, mengubah frekuensi alel, meningkatkan ekspresi alel-alel baik. Breeding dengan sistem terarah terdiri dari inbreeding dan outbreeding (Yatim, 2003). Spesies outcrossing umumnya memiliki variasi yang lebih tinggi dibandingkan spesies selfing (Hamrick et al, 1979; Hamrick, 1982; Hamrick dan Godt, 1990 cit. Syamsuardi, 1999). Menurut Yatim (2003), outcrossing menguatkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan dan makin banyak timbul variasi.Informasi diversitas genetik sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan konservasi dan pemuliaan tanaman. Untuk kegiatan konservasi, besarnya keragaman genetik mencerminkan sumber genetik yang diperlukan untuk adaptasi ekologi dalam jangka waktu pendek dan evolusi dalam jangka panjang, sedangkan untuk pemuliaan, keragaman genetik yang luas diperlukan dalam kegiatan seleksi. Program pemuliaan jangka panjang yang memanfaatkan plasma nutfah untuk memperbaiki sifat-sifat agronomi dari aksesi/jenis terpilih harus didasarkan pada perkiraan determinasi genetik yang lebih akurat, sehingga penentuan individu tanaman sebagai bahan dalam perbaikan genetik dapat dilakukan dengan tepat (Rahayu dan Handayani, 2010).Diversitas genetik memainkan peran yang sangat penting dalam adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung memiliki risiko lebih besar. Dengan sedikitnya variasi gen dalam spesies, reproduksi yang sehat akan semakin sulit, dan keturunannya akan menghadapi permasalahan yang ditemui pada penangkaran. Diversitas genetik diperlukan bagi suatu populasi untuk menghadapi perubahan lingkungan. Akibatnya jika tidak terdapat diversitas genetik pada suatu populasi atau spesies maka sangat mungkin akan terjadi kepunahan karena tidak dapat bertahan dari perubahan lingkungan (Frankham et al., 2002). Seleksi alam dan persebaran gen (gene dispersal) mengontrol pola spasial dari variasi genetik di dalam populasi. Terdapat beberapa teori yang tepat dan menjelaskan bagaimana seleksi mengubah pola spasial dari variasi genetik. Pada jarak geografis yang pendek, aliran gen mempengaruhi struktur genetik di dalam populasi, autokorelasi spasial dari genotip untuk lokus netral yang berbeda, meskipun frekuensi alel berbeda di antara lokus (Epperson, 1989). Evolutionary forces yang menjadi penyebab terjadinya variasi genetik antara lain:A. MUTASIVariasi genetika berasal dari mutasi acak yang terjadi pada genom organisme. Mutasi merupakan perubahan pada urutan DNA sel genom dan diakibatkan olehradiasi,virus,transposon,bahan kimia mutagenik, serta kesalahan selama prosesmeiosisataupunreplikasi DNA.Mutagen-mutagen ini menghasilkan beberapa jenis perubahan pada urutan DNA. Hal ini dapat mengakibatkan perubahanproduk gen, mencegah gen berfungsi, atupun tidak menghasilkan efek sama sekali. Kajian pada lalatDrosophila melanogastermenunjukkan bahwa jika sebuah mutasi mengubah protein yang dihasilkan oleh sebuah gen, 70% mutasi ini memiliki efek yang merugikan dan sisanya netral ataupun sedikit menguntungkan.Oleh karena efek-efek merugikan mutasi terhadap sel, organisme memiliki mekanismereparasi DNAuntuk menghilangkan mutasi.Oleh karena itu, laju mutasi yang optimal untuk sebuah spesies merupakan kompromi bayaran laju mutasi tinggi yang merugikan, dengan bayaranmetaboliksistem mengurangi laju mutasi, seperti enzim reparasi DNA.Beberapa spesies sepertiretrovirusmemiliki laju mutasi yang tinggi, sedemikian rupanya keturunannya akan memiliki gen yang bermutasi.Mutasi cepat seperti ini dipilih agar virus ini dapat secara konstan dan cepat berevolusi, sehingga dapat menghindari responsistem immunmanusia. Mutasi dapat melibatkanduplikasi fragmen DNA yang besar, yang merupakan sumber utama bahan baku untuk gen baru yang berevolusi, dengan puluhan sampai ratusan gen terduplikasi pada genom hewan setiap satu juta tahun.Kebanyakan gen merupakan bagian darifamili genleluhur yang samayang lebih besar. Gen dihasilkan oleh beberapa metode, umumnya melalui duplikasi dan mutasi gen leluhur ataupun dengan merekombinasi bagian gen yang berbeda, membentuk kombinasi baru dengan fungsi yang baru.Sebagai contoh, mata manusia menggunakan empat gen untuk menghasilkan struktur yang dapat merasakan cahaya: tiga untuksel kerucut, dan satu untuksel batang; keseluruhannya berasal dari satu gen leluhur tunggal.Keuntungan duplikasi gen (atau bahkan keseluruhan genom) adalah bahwa tumpang tindih atau fungsi berlebih pada gen ganda mengijinkan alel-alel dipertahankan (jika tidak akan membahayakan), sehingga meningkatkan keanekaragaman genetika. Perubahan pada bilangan kromosom dapat melibatkan mutasi yang bahkan lebih besar, dengan segmen DNA dalam kromosom terputus kemudian tersusun kembali. Sebagai contoh, dua kromosom padagenusHomobersatu membentukkromosom 2manusia; pernyatuan ini tidak terjadi padagaris keturunankera lainnya, dan tetap dipertahankan sebagai dua kromosom terpisah. Peran paling penting penataan ulang kromosom ini pada evolusi kemungkinan adalah untuk mempercepat divergensi populasi menjadi spesies baru dengan membuat populasi tidak saling berkembang biak, sehingga mempertahankan perbedaan genetika antara populasi ini. Urutan DNA yang dapat berpindah pada genom, sepertitransposon, merupakan bagian utama pada bahan genetika tanaman dan hewan, dan dapat memiliki peran penting pada evolusi genom. Sebagai contoh, lebih dari satu juta kopiurutan Aluterdapat padagenom manusia, dan urutan-urutan ini telah digunakan untuk menjalankan fungsi seperti regulasiekspresi gen. Efek lain dari urutan DNA yang bergerak ini adalah ketika ia berpindah dalam suatu genom, ia dapat memutasikan atau mendelesi gen yang telah ada, sehingga menghasilkan keanekaragaman genetika.

B. Jenis kelamin dan rekombinasi Pada organisme aseksual, gen diwariskan bersama, atauditautkan, karena ia tidak dapat bercampur dengan gen organisme lain selama reproduksi. Keturunan organisme seksual mengandung campuran acak kromosom leluhur yang dihasilkan melaluipemilahan bebas. Pada prosesrekombinasi genetikaterkait, organisme seksual juga dapat bertukarganti DNA antara dua kromosom yang berpadanan.Rekombinasi dan pemilahan ulang tidak mengubahan frekuensi alel, namun mengubah alel mana yang diasosiasikan satu sama lainnya, menghasilkan keturunan dengan kombinasi alel yang baru.]Manakala proses ini meningkatkan variasi pada keturunan individu apapun, pencampuran genetika dapat diprediksi untuk tidak menghasilkan efek, meningkatkan, ataupun mengurangivariasi genetikapada populasi, bergantung pada bagaimana ragam alel pada populasi tersebut terdistribusi. Sebagai contoh, jika dua alel secara acak terdistribusi pada sebuah populasi, maka jenis kelamin tidak akan memberikan efek pada variasi. Namun, jika dua alel cenderung ditemukan sebagai satu pasang, maka pencampuran genetika akan menyeimbangkan distribusi tak-acak ini, dan dari waktu ke waktu membuat organisme pada populasi menjadi lebih mirip satu sama lainnya.Efek keseluruhan jenis kelamin pada variasi alami tidaklah jelas, namun riset baru-baru ini menunjukkan bahwa jenis kelamin biasanya meningkatkan variasi genetika dan dapat meningkatkan laju evolusi. Rekombinasi mengijinkan alel sama yang berdekatan satu sama lainnya pada unting DNA diwariskan secara bebas. Namun laju rekombinasi adalah rendah, karena pada manusia dengan potongan satu jutapasangan basaDNA, terdapat satu di antara seratus peluang kejadian rekombinasi terjadi per generasi. Akibatnya, gen-gen yang berdekatan pada kromosom tidak selalu disusun ulang menjauhi satu sama lainnya, sehingga cenderung diwariskan bersama.Kecenderungan ini diukur dengan menemukan bagaimana sering dua alel gen yang berbeda ditemukan bersamaan, yang disebut sebagaiketakseimbangan pertautan(linkage disequilibrium). Satu set alel yang biasanya diwariskan bersama sebagai satu kelompok disebut sebagaihaplotipe.Reproduksi seksual membantu menghilangkan mutasi yang merugikan dan mempertahankan mutasi yang menguntungkan.Sebagai akibatnya, ketika alel tidak dapat dipisahkan dengan rekombinasi (misalnyakromosom Ymamalia yang diwariskan dari ayah ke anak laki-laki), mutasi yang merugikan berakumulasi. Selain itu, rekombinasi dan pemilahan ulang dapat menghasilkan individu dengan kombinasi gen yang baru dan menguntungkan. Efek positif ini diseimbangkan oleh fakta bahwa proses ini dapat menyebabkan mutasi dan pemisahan kombinasi gen yang menguntungkan. C. Aliran genAliran genmerupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan spesies yang sama.Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan perkembangbiakan organisme atau pertukaranserbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan organismehibriddantransfer gen horizontal.Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan genetika baru kelungkang genyang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan genetika. Karenapemisahan reproduksiantara dua populasi yang berdivergen diperlukan agar terjadispesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan bangunan manusia sepertiTembok Raksasa Cinadapat menghalangi aliran gen tanaman. Bergantung dari sejauh mana dua spesies telah berdivergen sejak leluhur bersama terbaru mereka, adalah mungkin kedua spesies tersebut menghasilkan keturunan, seperti padakudadankeledaiyang hasil perkawinan campurannya menghasilkanbagal. Hibridtersebut biasanyamandul, oleh karena dua set kromosom yang berbeda tidak dapat berpasangan selama meiosis. Pada kasus ini, spesies yang berhubungan dekat dapat secara reguler saling kawin, namun hibrid yang dihasilkan akan terseleksi keluar, dan kedua spesies ini tetap berbeda. Namun, hibrid yang berkemampuan berkembang biak kadang-kadang terbentuk, dan spesies baru ini dapat memiliki sifat-sifat antara kedua spesies leluhur ataupun fenotipe yang secara keseluruhan baru. Pentingnya hibridisasi dalam pembentukan spesies baru hewan tidaklah jelas, walaupun beberapa kasus telah ditemukan pada banyak jenis hewan, Hyla versicolormerupakan contoh hewan yang telah dikaji dengan baik. Hibridisasi merupakan cara spesiasi yang penting pada tanaman, karenapoliploidi(memiliki lebih dari dua kopi pada setiap kromosom) dapat lebih ditoleransi pada tanaman dibandingkan hewan.Poliploidi sangat penting pada hibdrid karena ia mengijinkan reproduksi, dengan dua set kromosom yang berbeda, tiap-tiap kromosom dapat berpasangan dengan pasangan yang identik selama meiosis. Poliploid juga memiliki keanekaragaman genetika yeng lebih, yang mengijinkannya menghindaridepresi penangkaran sanak(inbreeding depression) pada populasi yang kecil. Transfer gen horizontalmerupakan transfer bahan genetika dari satu organisme ke organisme lainnya yang bukan keturunannya. Hal ini paling umum terjadi padabakteri. Pada bidang pengobatan, hal ini berkontribusi terhadapresistansi antibiotik. Ketika satu bakteri mendapatkan gen resistansi, ia akan dengan cepat mentransfernya ke spesies lainnya.Transfer gen horizontal dari bakteri ke eukariota seperti khamirSaccharomyces cerevisiaedan kumbangCallosobruchus chinensisjuga dapat terjadi. Contoh transfer dalam skala besar adalah pada eukariotabdelloid rotifers, yang tampaknya telah menerima gen dari bakteri, fungi, dan tanaman.Virusjuga dapat membawa DNA antar organisme, mengijinkan transfer gen antardomain. Transfer gen berskala besar juga telah terjadi antara leluhur seleukariotadenganprokariotaselama akuisisikloroplasdanmitokondria. D. Seleksi alamSeleksi alamadalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri" karena: Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme. Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.Konsep pusat seleksi alam adalahkebugaran evolusiorganisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi, alel tersebut menjadi lebih umum dalam populasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup danfekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka.Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan. Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalahseleksi berarah(directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua,seleksi pemutus(disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkandua nilai yang berbedamenjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Ketiga,seleksi pemantap(stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata.Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.Kasus khusus seleksi alam adalahseleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator), Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan. Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi evolusi pada saat ini adalahsatuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies.Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak.Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruhgenom.Seleksi pada tingkat di atas individu, sepertiseleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi.

Beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk melindungi keanekaragaman genetik padapopulasi yang kecil antara lain :1. Individu-individu pemula yang nantinya akan mendiami suatu populasi sebaiknyabukan yang berasal dari hasil inbreeding sehingga heterosigositas pada generasi awalcukup tinggi.2. Memperluas populasi secara cepat. Ini perlu dilakukan karena umumnyakeanekaragaman genetik berkurang melalui genetic drift jika populasinya tetap kecilsetiap saat.3. Mencegah inbreeding.4. Memaksimalkan individu-individu yang mampu melakukan perkawinan denganmemelihara sex-ratio yang seimbang.5. Memelihara keseimbangan jumlah pasangan, artinya jika suatu pasangan mampu menghasilkan keturunan dalam jumlah besar maka keanekaragaman genetik suatu populasi akan terpelihara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA1. "IAP Statement on the Teaching of Evolution"(PDF). The Interacademy Panel on International Issues. 2006. Diakses 19-05-2015.Joint statement issued by the national science academies of 67 countries, including theUnited Kingdom'sRoyal Society2. AAAS Council (December 26, 1922)."AAAS Resolution: Present Scientific Status of the Theory of Evolution". American Association for the Advancement of Science.3. Ayala FJ (2007)."Darwin's greatest discovery: design without designer".Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 104 Suppl 1: 856773.doi:10.1073/pnas.0701072104.PMID17494753.4. Bowler, Peter J.(2003).Evolution:The History of an Idea. University of California Press.ISBN0-52023693-9.5. Brown, A. H. D. 1990. Genetic characterization of plant mating system. In : Plant Population Genetics, Breeding and Genetic Resources, eds. Brown AHD, Clegg MT, Kahler AL, Weir BS, Sunderland, Sinauer : 145-1626. Chiari, L., Resende, R. M. S., dan Matida, E. T., 2010. Mating system parameters in Stylosanthes guianensis (Aubl.) Sw. based on RAPD markers. African Journal of Biotechnology 9 : 5820-58227. Darwin, Charles(1859).On the Origin of Species(ed. 1st). London: John Murray. hlm.1.. Related earlier ideas were acknowledged inDarwin, Charles(1861).On the Origin of Species(ed. 3rd). London: John Murray. xiii.8. Epperson, B. K. 1989. Spatial pattern of genetic variation within plant populations. In : Tradescantia hisuticalis (Commelinaceae). American Journal of Botany 80 : 959-9669. FAO. 2007. State of World Forest. diakses dari http:///www.detiknews.com/read. 2010/04/ 27/ 172448/ 1346550/10/kerusakan-hutan-di-Indonesia-terparah-keduadi-dunia. diakses 19 mei 201510. Frankham, R. 1996. Relationship of genetic variation to population size in wildlife. Conserv. Biol. 10 : 1500150811. Frankham, R. J. D. Ballou and D. A. Briscoe. 2002. Introduction to conservation genetics. Cambridge University Press.UK12. Futuyma, Douglas J.(2005).Evolution. Sunderland, Massachusetts: Sinauer Associates, Inc.ISBN0-87893-187-2.13. Hamrick, J.L., and M.D., Loveless, 1989. The genetic structure of tropical tree population : associations with reproductive biology. In: Bock, J.H., Linhart, Y.B. (Eds.) The Evolutionary Ecology of Plants : 129146 Westview Press. Boulder14. Hamrick, J.L., and M.J.W., Godt. 1996. Effects of life history traits on genetic diversity in plant species. Philos. Trans. R. Soc. London Biol. Sci. 351 : 12911298 15. Ian C. Johnston (1999)."History of Science: Early Modern Geology".Malaspina University-College. Diakses 2008-01-15.16. Lande R, Arnold SJ (1983). "The measurement of selection on correlated characters".Evolution37: 121026}.doi:10.2307/2408842.17. Lowe, A., S., Harris, and P., Ashton. 2006. Ecological Genetics (Design, Analysis and Application). Blackwell publishing : Singapore18. Rahayu, E.S., dan S., Handayani, 2010. Keragaman genetik pandan asal Jawa Barat berdasarkan penanda inter simple sequence repeat. Makara Sains 14 : 158-16219. Syamsuardi. 1999. Analysis of Genetic Variations of Ranunculus japonicus Thunb.and Allied Species in Japan. A Thesis submitted for the degree of Master os science to the Department Biology, faculty of science, Osaka City University. Japan20. Yatim, W. 2003. Genetika. Tarsito : Bandung

MAKALAH GENETIKA POPULASI

VARIASI GENETIK PADA TUMBUHAN

DISUSUN OLEH:KELOMPOK BRISKHA LEJAR N.( 8997)APRIYANTI (8999)GITTA LAKSHITA A. (9000)GREGORIUS ALTIUS P. (9004)FERTIN JULIAN H. G. (9005)HEROFI AZHAR (9003)