makalah hak asasi manusia

34
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM) MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Kelompok 1 1. Agus Kuswanto 135514031 2. Ardiyan Handayani 135514034 3. Rudy Aditya Pratama 135514037 4. Nur Rohman Hadi 135514038 5. Zhafran Nauf A.M 135514044 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Upload: ardiyanhandayani

Post on 08-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengertian HAM, sifat-sifat HAM, implementasi HAM, UU tentang HAM

TRANSCRIPT

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM)MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kelompok 11. Agus Kuswanto1355140312. Ardiyan Handayani1355140343. Rudy Aditya Pratama 1355140374. Nur Rohman Hadi1355140385. Zhafran Nauf A.M135514044

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SURABAYAKATA PENGANTARSemakin maraknya kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di masyarakat saat ini, mendorong kami sebagai mahasiswa untuk menulis sebuah makalah yang membahas tentang Hak Asasi Manusia (HAM), agar dapat mengerti arti pentingnya hak asasi manusia di kehidupan ini. Selain itu, penulis juga menyertakan sejarah perkembangan HAM, pelaksanaan HAM di Indonesia dan pokok-pokok bahasan lainnya tentang HAM dalam makalah ini.Penulis disini mengangkat suatu contoh kasus tentang palanggaran HAM yang saat ini sedang banyak terjadi di lingkungan sekitar kita. Kasus yang dibahas di makalah ini dilengkapi dengan langkah-langkah untuk menangani pelanggaran HAM tersebut. Dengan ini diharapkan pembaca dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengatasi pelanggaran yang terjadi.Harapan penulis mudah-mudahan makalah tentang Hak Asasi Manusia (HAM) ini akan membuat pembaca lebih mengerti pentingnya menghormati hak yang dimiliki orang lain. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama teman-teman kelompok , sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada tepat waktu. Selanjutnya kami tetap mengharapkan masukan, saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.

Surabaya, 19 April 2014

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar2Daftar Isi3BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang41.2 Rumusan masalah51.3 Tujuan5BAB II LANDASAN TEORI2.1 Pengertian HAM...............62.2 Sejarah timbulnya HAM72.3 Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia92.4 Pelaksanaan HAM di Indonesia122.5 Instrumen HAM di Indonesia.....142.6 Persamaan dalam hak dan kewajiban.152.7 Keterkaitan HAM dengan Pancasila dan UUD 1945152.8 Tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia16BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN3.1 Latar Belakang183.2 Pembahasan18BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan234.2 Saran23DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGManusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani yang memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam menjalani kehidupannya. Dengan akal budi dan nuraninya itu, maka manusia memiliki kebebasan kebebasan dasar untuk memutuskan sendiri perilaku atau perbuatannya. Disamping itu, unruk mengimbangi kebebasan tersebut manusia memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.Kebebasan dasar dan hak-hak itulah yang disebut hak asasi manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak ini tidak dapat diingkari. Pengingkaran terhadap hak-hak tersebut berarti mengingkari martabat kemanusiaan. Oleh karena itu, negara, pemerintah, atau organisasi apa pun mengemban kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia tanpa kecuali. Hal ini berarti bahwa hak asasi manusia harus menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perlindungan hak asasi manusia memiliki sejarah yang panjang. Sejak abad ke 13 perjuangan untuk mengukuhkan jaminan perlindungan hak asasi manusia telah dimulai. Namun, usaha tersebut mengalami kemajuan pesat pada abad ke 20. Kemajuan dalam usaha perlindungan hak asasi manusia pada abad ke 20 diilhami oleh pecahnya dua kali perang dunia yang ditandai oleh penistaan terhadap sejumlah hak dasar manusia, termasuk hak hidup. Usaha ini belakangan telah menjelma menjadi gerakan global, bahkan isu-isu hak asasi manusia seringkali menjadi kata kunci yang menentukan keberhasilan diplomasi suatu negara dalam pergaulan internasional.Kini nilai-nilai hak asasi telah dianggap sebagai ideologi universal. Dengan mengacu kepada norma tadi, kita dapat dengan mudah mengatakan tindakan ini melanggar dan tindakan yang lainnya tidak. Kita pun dapat menilai bangsa mana yang beradab karena telah menghormati hak asasi manusia, dan menista bangsa yang lainnya sebagai bangsa yang tidak beradab karena telah merendahkan hak-hak asasi manusia.Kehadiran hak-hak asasi manusia kini telah membangkitkan harapan-harapan baru, tetapi pada saat yang sama membawa umat manusia ke dalam keputusasaan, karena sebagai nilai baru yang diagungkan tidak mendapat relevansinya dengan gambaran nyata perlindungan hak-hak asasi manusia.Manusia sebagai makhluk Tuhan mempunyai dua sifat kodrat monodualis yakni sifat individu (pribadi perorangan) dan sifat sosial (bersama orang lain) yang seimbang dan dinamis, sehingga kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Hal ini berarti bahwa setiap orang mengemban kewajiban mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Hal ini berlaku juga bagi setiap organisasi masyarakat terutama negara dan pemerintah harus bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, membela, dan menjamin hak asasi manusia setiap warga negara dan penduduk.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian dari HAM?2. Bagaimana sejarah perkembangan HAM?3. Bagaimana pelaksanaan HAM di Indonesia?4. Bagaimana kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia?

1.3 TUJUAN Untuk memahami pengertian dari hak asasi manusia. Untuk mengetahui sejarah perkembangan hak asasi manusia di dunia dan di Indonesia. Untuk mengetahui pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia. Untuk mengetahui kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Indonesia serta langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaran tersebut.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 PENGERTIANPengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Tilaar (2001) adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat. Dasar hak asasi adalah bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Secara definitif, hak merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya dan dibawa bersamaan dengan kehadirannya didalam kehidupan masyarakat. Hak asasi manusia bersifat umum (universal), karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, agama dan jenis kelamin. Pengakuan hak asasi manusia lahir dari keyakinan bahwa semua manusia dilahirkan memiliki martabat dan hak-hak yang sama, dan memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Manusia pun dikaruniai akal dan hati nurani, sehingga harus memperlakukan satu sama lain secara baik dan beradab dalam suasana persaudaraan.Hak asasi manusia bersifat supralegal, artinya tidak tergantung kepada adanya suatu negara atau undang-undang dasar, maupun kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi. Disebut hak asasi manusia karena melekat pada eksistensi manusia yang bersifat universal, merata dan tidak dapat dialihkan, antara lain hak atas hidup, kebebasan dan keamanan.Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM diatas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Dengan demikian, hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan, yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil maupun militer) bahkan negara. Jadi, dalam memenuhi kebutuhan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kebutuhan kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam kepentingan perseorangan tidak boleh merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Jadi, dapat disimpulkan bahwa hakikat dari hak asasi manusia adalah keterpaduan antara hak asasi manusia, kewajiban asasi manusia dan tanggung jawab asasi manusia yang berlangsung secara sinergis dan seimbang. Bila ketiga unsur asasi yang melekat pada setiap individu manusia, baik dalam tatanan kehidupan pribadi, kemsyarakatan, kebangsaan, kenegaraan dan pergaulan global, dapat dipastikan tidak akan menimbulkan kekacauan, anarkisme, dan kesewenang-wenangan dalam tata kehidupan umat.Berdasarkan beberapa rumusan HAM diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu :a. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, pandangan politik, atau asal usul sosial bangsa.c. Hak asasi manusia tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai hak asasi manusia walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansour Fakih, 2003).Ruang lingkup HAM meliputi : (1) hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan sebagainya; (2) hak milik pribadi dalam kelompok sosial dimana ia ikut serta; (3) kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; (4) hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.2.2 SEJARAH TIMBULNYA HAK ASASI MANUSIATimbulnya hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dari konsep absolutisme yang diterapkan dalam negara Eropa. Hal ini terjadi di Inggris dan Perancis. Konsep absolutisme inilah yang kemudian memunculkan teori pemisahan kekuasaan dari John Locke dan Montesquieu. Menurut John Locke, untuk mencegah aspek-aspek negatif pelaksanaan absolutisme di Inggris, kekuasaan raja harus dipecah dan dipisahkan menjadi tiga, yaitu kekuasaan membentuk undang-undang (legislatif), kekuasaan melaksanakan undang-undang, termasuk kekuasaan mengadili (eksekutif), dan kekuasaan berhubungan dengan negara lain (federatif). Menurut Montesquieu, kekuasaan absolut raja harus dihapuskan dengan membagi kekuasaan dalam negara secara terpisah yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudisial. Timbulnya teori Trias Political ini juga membawa pengaruh terhadap berkembangnya sistem politik demokrasi dan keharusan adanya pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia.Suatu kenyataan sejarah bahwa hak asasi manusia berkembang melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut :1. Pada tahun 1215 Raja John Lackland terpaksa menandatangani dan menyiarkan Magna Charta. Isi Piagam agung itu ialah bahwa penarikan pajak harus seijin Great Council, yang anggotanya adalah kepala-kepala daerah; orang-orang bebas tidak boleh ditahan, dipenjarakan, dibuang atau dihukum mati tanpa pertimbangan hukum dan perlindungan hukum.2. Pada tahun 1628 Parlemen Inggris mengajukan Petition of Rights. Adapun isinya antara lain :a. Penetapan pajak dan pungutan-pungutan istimewa harus dengan persetujuan Parlemen.b. Seseorang tidak boleh ditahan tanpa tuduhan yang sah dan tanpa alasan.c. Tentara tidak diperbolehkan menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.3. Pada tahun 1679 Raja Charles II dari kerajaan Inggris menandatangani Habeas Corpus Act. Dalam undang-undang tersebut hak asasi manusia dikembangkan lebih lanjut.4. Tahun 1689 terjadi revolusi di Inggris. Akhir revolusi itu membawa dampak positif yaitu ditetapkannya Bill of Rights pada tahun 1689. Isi undang-undang tersebut antara lain :a. Pemilihan anggota parlemen harus dilakukan dengan asas bebas dan rahasia.b. Adanya pengakuan terhadap kebebasan berbicara dan kebebasan mengeluarkan pendapat.c. Warga negara Inggris mempunyai hak untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut kepercayaannya itu.5. Pada tahun 1776 wakil-wakil dari 13 daerah di Amerika bagian Utara telah mengeluarkan Declaration of Independence (pernyataan kemerdekaan).6. Tahun 1789 di Perancis terjadi revolusi. Salah satu hasil revolusi itu ialah dikeluarkannya Declaration des Droits de Ihomme et du citoyen (Pernyataan Hak-hak (asasi) manusia dan warga negara). Revolusi tersebut juga mengeluarkan semboyan liberte, egalite dan fraternite. Isi deklarasi ini adalah :a. Manusia dilahirkan merdeka.b. Hak milik dianggap suci tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun.c. Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan semena-mena atau tanpa alasan yang sah serta surat izin dari pejabat berwenang.7. Dunia telah mengalami dua kali perang, yaitu Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Perang Dunia II timbul karena tindakan Jerman yang dipimpin Adolf Hitler dengan Partai Nazinya. Dalam usaha memurnikan bangsa Jerman telah dilakukan pembunuhan besar-besaran terhadap orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, setelah Perang Dunia II berakhir, pada tanggal 10 Desember 1948 Majelis Umum PBB melahirkan piagam yang disebut dengan The Universal Declaration of Human Rights yang terdiri dari 30 pasal.Dalam pernyataan tersebut terdapat antara lain bahwa :a) Setiap orang berhak akan hidup, kemerdekaan dan keamanan bagi dirinya.b) Tidak seorangpun boleh dikenakan hukuman tahanan atau pembuangan yang sewenang-wenang.c) Setiap orang berhak mndapat pekerjaan yang layak.

2.3 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DI INDONESIA.Secara garis besar menurut Prof. Dr. Bagir Manan, dalam bukunya Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia (2001), membagi perkembangan pemikiran HAM dalam dua periode, yaitu periode sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang).a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)Perkembangan pemikiran HAM dalam periode ini dapat dijumpai dalam organisasi pergerakan sebagai berikut :1) Budi Oetomo, pemikirannya Hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.2) Perhimpunan Indonesia, pemikirannya Hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination).3) Sarekat Islam, pemikirannya Hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial.4) Partai Komunis Indonesia, pemikirannya Hak sosial dan berkaitan dengan alat-alat produksi.5) Indische Party, pemikirinnya Hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama.6) Partai Nasional Indonesia, pemikirinnya Hak untuk memperoleh kemerdekaan.7) Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, pemikirinnya meliputi:a. Hak untuk menentukan nasib diri sendiri.b. Hak untuk mengeluarkan pendapat.c. Hak untuk berserikat dan berkumpul.d. Hak persamaan di muka hukum.e. Hak untuk turut dalam penyelenggaraan negara.b. Periode Sesudah Kemerdekaan (1945-sekarang)1) Periode 1945-1950. Pemikiran HAM pada periode ini menekankan pada hak-hak mengenai:a. Hak untuk merdekab. Hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan.c. Hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.Sebagai implementasi pemikiran HAM diatas, pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang Partai Politik dengan tujuan untuk mengatur segala aliran yang ada dalam masyarakat dan pemerintah berharap partai tersebut telah terbentuk sebelum pemilu DPR pada bulan Januari 1946.2) Periode 1950-1959. Pemikiran HAM dalam periode ini lebih menekankan pada semangat kebebasan demokrasi liberal yang berintikan kebebasan individu. Implementasi pemikiran HAM pada periode ini lebih memberi ruang hidup bagi tumbuhnya lembaga demokrasi antara lain:a. Partai politik dengan beragam ideologinya.b. Kebebasan pers yang bersifat liberal.c. Pemilu dengan sistem multipartai.d. Parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah.e. Wacana pemikiran HAM yang kondusif karena pemerintah memberi kebebasan.3) Periode 1959-1966. Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat ruang kebebasan dari pemerintah atau dengan kata lain pemerintah melakukan pemasungan HAM yaitu hak sipil, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Sikap pemerintah bersifat restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan hak politik warga negara. Salah satu penyebabnya adalah karena periode ini sistem pemerintahan parlementer berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin.4) Periode 1966-1998. Dalam periode ini, pemikiran HAM dapat dilihat dalam tiga kurun waktu yang berbeda. Kurun waktu yang pertama tahun 1967 (awal pemerintahan Soeharto), berusaha melindungi kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan adanya hak uji materiil (judicial review) yang diberikan kepada Mahkamah Agung.Kedua, kurun waktu tahun 1970-1980, pemerintah melakukan pemasungan HAM dengan sifat defensif (bertahan), represif (kekerasan) yang dicerminkan dengan produk hukum yang bersifat restriktif (membatasi) terhadap HAM. Alasan pemerintah adalah bahwa HAM merupakan produk pemikiran Barat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila.Ketiga, kurun waktu 1990-an, pemikiran HAM tidak lagi hanya bersifat wacana saja melainkan sudah dibentuk lembaga penegakan HAM, seperti Komnas HAM berdasarkan Keppres No.50 Tahun 1993, tanggal 7 Juni 1993. Selain itu, pemerintah memberikan kebebasan yang sangat besar menurut UUD 1945 amandemen, piagam PBB, dan Piagam Mukadimah.5) Periode 1998-sekarang. Pada periode ini HAM mendapat perhatian yang resmi dari pemerintah dengan melakukan amandemen UUD 1945 guna menjamin HAM dan menetapkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Artinya bahwa pemerintah memberi perlindungan yang signifikan terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek, yaitu aspek hak politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, hukum dan pemerintahan.

2.4 PELAKSANAAN HAM DI INDONESIABangsa Indonesia memahami bahwa The Universal Declaration of Human Rights yang dicetuskan pada tahun 1948 merupakan pernyataan umat manusia yang mengandung nilai-nilai universal yang harus dihormati. Kesadaran umum mengenai hak dan kewajiban asasi manusia itu menjiwai keseluruhan sistem hukum dan konstitusi Indonesia dan karena itu perlu diadopsikan ke dalam rumusan Undang-Undang Dasar atas dasar pengertian-pengertian dasar yang dikembangkan sendiri oleh bangsa Indonesia. Karena itu perumusannya dalam Undang-Undang Dasar mencakup pemikiran-pemikiran mengenai hak asasi manusia di masa lalu dan pemikiran-pemikiran yang masih terus akan berkembang di masa-masa yang akan datang. Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Kemerdekaan Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ditetapkan dengan undang-undang, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara demokratis yang menjamin hak setiap warga negara untuk berkumpul, mengeluarkan pikiran dan pendapat yang pelaksanaannya diatur oleh undang-undang,.Persamaan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, yang menegaskan pentingnya persamaan sosial maupun ekonomi bagi seluruh warga negara.Hak setiap manusia untuk bebas memeluk agama dan kepercayaannya merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. UUD 1945 menjamin bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memeluk agama yang diyakininya, terdapat pada pasal 29 ayat (2) yang menyatakan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.Dalam UUD 1945, persamaan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran dijamin berdasarkan pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) yang menetapkan bahwa (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, dan (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang. Dan ini sesuai dengan salah satu tujuan negara kita sebagaimana yang diungkapkan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.Pasal 30 UUD 1945 menegaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara (ayat 1) dan pelaksanaannya diatur oleh undang-undang (ayat 2). Adapun partisipasi warga negara dalam pembelaan negara dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk dan cara, sesuai dengan tingkat kemampuan warga negara yang bersangkutan.Pasca amandemen, jaminan hak asasi manusia tampak lebih dipertegas dan lebih terinci. Hal ini dapat dilihat dalam UUD 1945 pasca amandemen jaminan hak asasi manusia dibuatkan bab tersendiri yakni Bab X A yang terdiri atas pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J. Macam-macam hak asasi manusia yang dijamin dalam UUD 1945 pasca amandemen yaitu:1. Hak hidup (pasal 28 A)2. Hak membentuk keluarga (pasal 28 B)3. Hak mengembangkan diri (pasal 28 C)4. Hak atas hukum, hak bekerja, hak atas pemerintahan, dan hak atas status kewarganegaraan (pasal 28 D)5. Hak beragama, hak atas kepercayaan, hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (pasal 28 E)6. Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi (pasal 28 F)7. Hak atas perlindungan pribadi dan keluarga (pasal 28 G)8. Hak atas kesejahteraan lahir batin (pasal 28 H)9. Jaminan pemenuhan/tidak dapat dikurangi hak asasi dalam keadaan apapun (yaitu hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak diakui sebagai pribadi didepan hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut): Hak bebas dari perlakuan diskriminatif Hak atas identitas budaya Hak atas masyarakat tradisional Kewajiban pemerintah untuk melakukan perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia (pasal 28 I)10. Kewajiban bagi setiap orang untuk menghormati hak asasi orang lain (pasal 28 J).

Hak asasi manusia yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999, adalah :1. Hak untuk hidup2. Hak untuk berkeluarga3. Hak mengembangkan diri4. Hak keadilan5. Hak kemerdekaan6. Hak berkomunikasi7. Hak keamanan8. Hak kesejahteraan9. Hak perlindungan

2.5 INSTRUMEN HAM DI INDONESIAPengertian instrumen HAM adalah berbagai peraturan perundang-undangan yang berisikan ketentuan-ketentuan jaminan HAM sebagai alat untuk menjamin perlindungan dan pelaksanaan HAM Nasional di Indonesia. Terdiri dari:1. Pancasila2. Pembukaan UUD 19453. Batang tubuh pasal 28, 28 a-j4. TAP MPR No XVII/MPR/1998 tentang HAM5. UU no 39/1999 tentang HAM6. UU no 26/2000 tentang pengadilan HAM7. UU no 5/1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.8. Keppres RI no 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM9. Keppres RI no 181 tahun 1998 tentang Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan10. UU no 23/2002 tentang Perlindungan Anak11. UU no 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga12. UU no 21/2007 tentang tindak Pidana Perdagangan Manusia (Human Traficking)

2.6 PERSAMAAN DALAM HAK DAN KEWAJIBANKonsekuensi logis dari adanya persamaan setiap manusia di depan hukum dan undang-undang adalah adanya persamaan dalam melaksanakan berbagai kewajiban dan menikmati hak yang melekat padanya. Inti dari suatu kewajiban adalah adanya keharusan, keharusan untuk melakukan, memenuhi atau berbuat terhadap hal-hal yang diberikan kepadanya. Hak berarti boleh, yang artinya bahwa hak merupakan sesuatu yang boleh dimiliki oleh manusia atau wewenang yang dimiliki manusia.Didalam kehidupan manusia , hak terdiri dari 2 jenis :1. Hak Absolut2. Hak RelatifHak absolut merupakan hak yang memberikan wewenang kepada manusia untuk melakukan sesuatu perbuatan, sedangkan hak relatif / nisbi adalah hak yang memberikan wewenang kepada manusia untuk menuntut kepada orang lain memberikan sesuatu. Didalam pelaksanaanya, baik hak absolute maupun hak relative oleh sesorang harus tetap memperhatikan hak-hak yang dimiliki oleh orang lain. Agar kedua cara hidup tersebut tidak berbenturan maka dibutuhkan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Karena kewajiban merupakan bagian dari hak orang lain.Kebebasan seseorang melakukan hak-haknya dibatasi oleh keharusannya menghormati hak-hak orang lain. Untuk menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban diperlukan kesadaran setiap manusia akan norma-norma, terutama norma keadilan.

2.7 KETERKAITAN HAM DENGAN PANCASILA DAN UUD 1945Hak asasi manusia pada prinsipnya merupakan hak yang universal, akan tetapi dalam pelaksanaannya di masing-masing negara disesuaikan dengan kondisi politik dan sosial budaya masing-masing negara. Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat memiliki ideologi Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 yang manjadi batasan sekaligus berisi pengakuan terhadap hak asasi manusia. Seberapa jauh nilai-nilai hak asasi manusia terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 dapat dijadikan barometer Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengakui dan menghargai hak asasi manusia. Hal ini mengingat Piagam PBB yang memuat pengakuan dan perlindungan HAM baru lahir pada tahun 1948 sesudah lahirnya NKRI pada tahun 1945.

Hubungan HAM dengan Pancasila. Dari kelima sila yang diamanatkan dalam Pancasila dapat diuraikan hubungan antara HAM dengan pancasila sebagai berikut:1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi, Universal tentang HAM ps 2 dimana terdapat perlindungan HAM dari adanya diskriminasi, atas dasar sex, warna kulit. ras, agama, bahasa politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan, rasial , kekayaan, dan kelebihan ataupun statusnya.2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Sila ini mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam deklarasi HAMPBB yang melarang adanya diskriminasi.3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia.Sila ini mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan4. Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak dibenarkan untuk mengambil tindakan sendiri.5. Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan disini ditunjukkan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar individu.2.8 Tanggung Jawab Negara dan Kewajiban Asasi ManusiaTanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia meliputi:a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilai-nilai agama, moralitas, kesusilaan, keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis.c. Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia.d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independent dan tidak memihak, yang pembentukan susunan dan kedudukannya diatur dengan undang-undang.

Jaminan hak dan kewajiban itu tidak ditentukan oleh kedudukan orang sebagai warga negara. Setiap orang dimanapun ia berada harus dijamin hak-hak dasarnya. Keseimbangan kesadaran akan adanya hak dan kewajiban asasi ini merupakan ciri penting pandangan dasar bangsa Indonesia mengenai manusia dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

BAB IIISTUDI KASUS DAN PEMBAHASAN3.1 Latar belakang

Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pelanggaran hak asasi manusia, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain. Pelanggaran itu, bisa dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, baik secara perorangan ataupun kelompok. Disini kelompok kami akan mengangkat kasus tentang pelanggaran HAM yang dilakukan dibidang pendidikan. Kita menganalisis sebuah kasus yaitu agar pemerintah ataupun pihak sekolah tidak sewenang-wenang dalam memberikan pendidikan kepada setiap anak tanpa adanya perbedaan. Biaya pendidikan yang secara umum sudah ditetapkan oleh pemerintah, bahkan pemerintah menjamin pendidikan gratis bagi warganya. Hal ini tentunya tidak ada alasan bagi pihak sekolah untuk mengatur atau menetapkan biaya sekolah yang terlalu tinggi sehingga memberatkan bagi para siswa yang kurang mampu.

3.2 Pembahasan 1. Pelanggaran HAM yang Terjadi di SekolahSekolah yang memungut biaya sekolah anak terutama pada keluarga miskin, bisa dikenakan pelanggaran HAM, karena salah satu hak anak yang dilindungi negara adalah hak untuk mendapatkan pendidikan secara cuma-cuma. Mahalnya biaya pendidikan sekarang ini dan banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi anaknya, sehingga membuat anak putus sekolah, anak tersebut hanya mendapat pendidikan sampai pada jenjang sekolahdasar atau sekolahmenengah pertama saja. Padahal pemerintah ingin menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Jika masalah ini tidak mendapat perhatian maka program tersebut tidak akan terealisasi. Banyak anak yang putus sekolah karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anaknyaBerdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index.Sementara,Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Namun faktor paling umum yang dijumpai adalah tingginya biaya pendidikan yang membuat siswa tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Data pendidikan tahun 2010 menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah. Menurut data Kemendiknas 2010 akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. (Sumber: http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan)Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah diisyaratkan berhati-hati menetapkan biaya pendidikan tinggi karena bisa menutup ruang bagi masyarakat tidak mampu mengenyam pendidikan, dan akhirnya bisa dilaporkan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di bidang pendidikan. "Kepsek perlu hati-hati menetapkan biaya pendidikan tinggi, karena jika memberatkan masyarakat apalagi bagi siswa miskin, dapat dilaporkan sebagai pelanggaran HAM. Sudi Prayitno, di Padang, mengatakan hal tersebut, terkait sejumlah sekolah setingkat SD, SMP dan SMA di Kota Padang menetapkan biaya tinggi bagi siswa barunya. Informasi yang terhimpun di Kota Padang, biaya masuk sekolah bagi siswa baru setingkat SMP mulai Rp 315.000/siswa sampai Rp 445.000/siswa dan untuk siswa SMA dipungut rata-rata diatas Rp1 juta /siswa termasuk uang pembangunan. Biaya pendidikan tersebut dinilainya tinggi dan memberatkan masyarakat dan bisa dilaporkan sebagai bentuk pelanggaran HAM apalagi kondisi itu mengakibatkan terhambatnya sebagian masyarakat mengenyam bangku sekolah. Pendidikan itu, katanya, telah diatur konstitusi, jadi jika penyelenggaraannya terkesan memberatkan maka dapat dilaporkan sebagai pelanggaran HAM dan konstitusi. Semestinya pendidikan bisa dinikmati masyarakat dengan biaya murah, karena telah diatur oleh konstitusi dan juga banyak bantuan lainnya untuk biaya pendidikan tersebut2. Menganalisis kasusDalamUU SisdiknastentangHak dan Kewajiban warga Negara pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwasetiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkandalam ayat 2 menyatakan bahwawarga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian puladalam ayat 3 menyatakanwarga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus(Anggota IKAPI, 2009:7).Anggaran pendidikan sangat memiliki peran penting karena berfungsi untuk menunjang kelancaran proses pendidikan yang berkualitas. Pelanggaran hak anak dalam bidang pendidikan memang seakan-akan sudah membudaya. Apalagi hubungannya dengan biaya pendidikan. Antara si kaya dan si miskin sering terjadi diskriminasi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan yang seharusnya sama mereka dapatkan. Karena si miskin tidak mampu membayar uang pendidikan yang terlalu mahal atau membeli buku untuk belajar maka akan menimbulkan faktor psikis bagi anak dalam mengikuti belajar di sekolah.Pada kasus ini satuan pendidikan tertentu (sekolah) turut andil menjadi pelaku tindak ketidakadilan dalam memberikan pelayanan di bidang pendidikan. Sekolah tidak mampu memberikan kebijakan yang dapat memberikan keadilan bagi para siswanya. Dengan menetapkan biaya sekolah yang cukup tinggi tentunya akan memberatkan para siswa yang berasal dari golongan kurang mampu. Padahal sekarang ini telah ditetapkan pendidikan gratis untuk SD-SMP.Terjadinya kasus pelanggaran hak anak dalam bidang pendidikan di atas telah melanggar hak asasi manusia terhadap beberapa aturan hukum yang berlaku. Hukum yang terkait dengan kasus tersebut adalah UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM yaitu pasal 31 tentang hak mendapatkan pendidikan, UU RI No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.a.Pasal 31 ayat 1 berbunyiSetiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.Dari bunyi pasal tersebut sudah jelas bahwa setiap anak harus mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Jika ada salah satu warga atau siswa yang sengaja dibuat untuk tidak dapat mendapatkan pendidikan karena alasan biaya yang terlalu mahal maka pemerintah wajib menetapkan kebijakan lain yang dapat diterima oleh semua warga agar dapat bersekolah.b.Pasal 31 ayat 2 berbunyi Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Dari bunyi pasal tersebut sudah jelas bahwa pemerintah wajib membiayai pendidikan bagi siapapun tanpa adanya perbedaan ras, suku, agama, jenis kelamin, dll. Tentunya pihak sekolah tidak boleh sewenang-wenang dalam membuat anggaran biaya massuk sekolah di setiap satuan pendidikan.c.Pasal 31 ayat 3 berbunyiPemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Dengan adanya pendidikan dan setiap anak memperoleh pendidikan diharapkan bunyinpasal 31 ayat 3 dapat terwujud.d.Pasal 31 ayat 4 berbunyiNegara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Dengan adanya anggaran pendidikan dari negara diharapkan dapat membantu dalam memberikan pendidikan bagi setiap warga dan agar pihak sekolah tidak sewenang-wenang dalam menetapkan biaya sekolah.e.Pasal 31 ayat 5 berbunyiPemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan kesejahteraan umat manusia. Dengan pendidikan yang maju diharapkan semua warga dapat mengikuti perkembangan zaman.

3.3 Langkah-langkah yang dapat ditempuhSemua pihak yang terkait dan berperan dalam memajukan bangsa ini harus dapat membantu anak-anak yang mendapatkan perlakuan yang melanggar HAM. Beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk membantu anak-anak agar tidak menjadi korban dari perbedaan hak untuk mendapatkan pendidikan dan pelanggaran hak anak antara lain:

a.Langkah pertama, mengenal anak yang bersangkutan.Dalam kehidupan masyarakat tentunya manusia tidak terpisah dengan manusia lainnya. Dengan saling mengenal satu sama lain kita akan mengetahui karakteristik anak dan mengetahui pula ekonomi keluarga seperti apa. Sehingga kita yang merasa hidup diatas mereka dapat memberikan bantuan kepada mereka.b.Langkah kedua, memberikan perhatian kepada anak yang bersangkutan.Sebagai makhluk sosial sudah sepantasnya kita saling tolong menolong. Dalam hal ini kita dapat memberikan bantuan berupa semangat atau motivasi, dorongan moral dan jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi.c.Langkah ketiga, mencari orang yang dapat memberikan bantuan.Pada kasus diatas merupakan sebuah kasus pelanggaran HAM yaitu hak untuk mendapatkan pendidikan. Dikarenakan tingginya biaya masuk sekolah membuat warga miskin tidak mampu untuk masuk sekolah. Seharusnya pihak sekolah memberikan kebijakan lain agar antara si kaya dan si miskin dapat sama-sama menikmati pendidikan.d.Langkah keempat, menghubungi pihak perlindungan anak atau KOMNAS HAM.Dengan adanya perlindungan yang diberikan oleh pemerintah diharapkan dapat memberikan motivasi prinsip bagi perkembangan mental anak.

BAB IVPENUTUP

4.1 KESIMPULANHak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Setiap individu mempunyai keinginan agar hak asasi manusianya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.Dari studi kasus yang sudah kami bahas yaitu tentang pelanggaran HAM yang terjadi disekolah dengan kasus mahalnya biaya pendidikan bagi siswa miskin, dapat diambil keseimpulan bahwa semua warga berhak untuk mendapatkan pendidikan. Dengan pendidikan yang layak mereka dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Pemerintah pun sudah menetapkan anggaran untuk biaya pendidikan bagi warga tanpa adanya perbedaan. Dengan adanya anggaran dari negara diharapkan tidak ada lagi pendidikan yang mahal di Indonesia ini dan semua warga dapat merasakan penndidikan yang adil yang sebagaimana mestinya

4.2 SARAN-SARANSebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAMkita dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA Suwanda, I Made, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Surabaya : Unesa University Press. Wahid, Alarias, dkk. 2006. Membangun Karakter Kepribadian Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syarbaini, Syahrial. 2010. Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Graha Ilmu.Makalah Hak Asasi Manusia (HAM)Page 9