makalah hijriah
TRANSCRIPT
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 1
KATA PENGANTAR
Atas khodrat dan hiradat Allah SWT, saya menulis makalah ini berawal dari maraknya
perbedaan pendapat untuk menentukan awal bulan puasa Ramadhan pada saat ini. Padahal
Dari 4 Mazhab yang termashur (Safi’I, Hanafi, Maliki dan Hambali) semuanya memulai dan
mengakhiri pengamalan puasa Ramadhan dengan rukiyat, dengan demikian tentu harus jelas
landasan nya. Dari semua itu saya mencoba memaparkan dalam makalah ini yang berjudul :
“Hisab Landasan Rukiyat Umat Islam Sedunia”.
Mudah-mudahan paparan dalam makalah ini dapat dipahami dan dimengerti oleh semua
kalangan umat islam. Semoga ada manfaatnya bagi kita umat islam, saya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan saya juga mengharapkan
adanya saran dan kritikan dari kita semua demi kesempurnaan isi makalah ini, dan akhir kata
saya ucapkan mohon maaf atas ketidak sempurnaan makalah ini, mudah-mudahan Allah SWT
memberikan hidayahnya kepada kita semua sehingga dalam penentuan Awal Ramadhan yang
akan datang tidak terjadi lagi perbedaan pendapat, yang mana semuanya itu atas khodrat dan
Iradat Allah SWT, Amin ya Rabbal Alamin.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bangkinang, 18 Desember 2013
Penulis,
H. BAKRI SYAM
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 2
B A B I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sehubung dengan maraknya perbedaan pendapat dalam hal mulai dan berakhirnya puasa
Ramadhan serta masuknya 1 (satu) Sawal di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Oleh karna
itu Seharusnya ada kalender sebagai acuan umat muslim di sedunia. Untuk membuat kalender
Hijriyah sedunia tentu harus ada dasar perhitungan (Hisab) yang di butuhkan. Dari dasar
perhitungan itulah baru kita bisa menentukan kapan kita melakukan rukiyat yaitu penengokan
Hilal untuk mulainya pengamalan puasa Ramadhan. Untuk melakukan rukiyat 1 (satu) Sawal
tidak tergantung pada penanggalan Hijriyah hanya tergantung pada pengamalan puasa
Ramadhan yaitu di lakukan rukiyat pada 29 hari pengamalan puasa Ramadhan. Kalau hilal
kelihatan puasa 29 hari , seandainya tidak kelihatan puasa 30 hari.
Masalahnya umat islam saat ini memakai landasan perhitungan (Hisab) yang berbeda-beda
sehingga pada satu daerah yang sama umat islam memulai pengamalan puasa Ramadhan dan
perayaan hari-hari besar agama berbeda-beda pula . Seharusnya umat islam sedunia memakai
landasan perhitungan (Hisab) yang sama agar puasa Ramadhan dan perayaan hari-hari besar
dalam agama islam sama di daerah yang sama pula.
Kebanyakan orang memahami rukiyat itu di lakukan untuk semua bulan pada bulan Hijriyah,
pada hal rukiyat itu dilakukan khusus untuk mulai dan berakirnya pengamalan puasa
Ramadhan. jadi penanggalan kalender Hijriyan dengan pengamalan puasa Ramadhan tidak
mesti sama. Sebab pengamalan puasa Ramadhan tergantung atas penampakan hilal.
Rumusan masalah
Perbedaan selama ini saya melihat beberapa penyebabnya diantaranya :
1_ Mengenai penetapan awal bulan Hijriyah, prinsip-prinsipnya telah ditunjukkan oleh Al-
Qur’an dan Hadist maupun As-Sunnah. Namun karena ayat-ayat al-Qur’an tersebut dipandang
dan difahami sebagai ayat yang masih terbuka bagi penafsiran yang berbeda beda, sementara
itu As-Sunnah yang dijadikan pedoman pelaksanaan, dan di samping beraneka ragamnya
sumber yang diterima oleh para periwayat (perawi), juga masih mungkin diberi pemahaman
yang berbeda, maka akibatnya muncullah aneka ragam pengertian dan kesimpulan terhadap
kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah .
2_ Bagi orang yang pencari ilmu agama dia mencukupkan dan mengandalkan buku saja tanpa
di bimbing oleh guru yang jelas turun temurun ilmunya (ranji gurunya) sampai ke Rasulullah
SAW, ada kemungkinan sipembaca buku memahami berbeda dari yang di maksut oleh si
pengarang buku retsebut.
3_ Pemimpin umat yang belum memahami betul soal agama yang bersumberkan Al-Qur’an
dan Hadist dalam artian pemimpin yang belum dapat titel Imam mujitahit (guru yang mengerti
betul makna hakiki dari Al-Qur’an dan Hadist–Hadist serta Sunnah-sunnah)tetapi sementara dia
sudah berpendapat (berfatwa)dalam urusan agama.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 3
Ada sebuah Hadist yang termasyhur, yang isinya sangat penting dan berharga. Yaitu berisi
wasiat Rasulullah SAW tentang perselisihan ummat dan solusinya
Untuk menghadapi perbedaan pendapat ini Rasulullah SAW telah mengingatkan umatnya:
ال ه) :ق ص ا سل ب هللا س ه ص هللا ه هى ػ س و رات ى بم ث ا أق ه ا ػ ػظ غة يػظة ف ه ب
ث ا رسف ي ؼ هث ان ا ج هب، ي ق قال ان م ف ائ ا :ق سل هللا س أ ز ك ارا يدع، يػظة ذ ف ؼ ج
ا؟ قال إن كى :ف ص ق أ ح هللا ب سغ طاػة ان بذا إ ان ا؛ ػ ش ب ح إ ؼش ي ف كى ػذب ي
ش س ا ف الف ح شا، اخ ث كى ك ه ؼ ح ف س ة ب س فاء ه خ ان ذ ، ان شذ شا كا ان س ا ج ضا ب ػ
ا ه اجز، ػ ان ى ب اك ات إ إ األيس يحذث م ف ة ك ذػة يحذث م ب ذػة ك ة ب ضالن )
“Pada suatu hari Rasulullah Shollallahu’Alaihiwasallam shalat berjamaah bersama kami,
kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu beliau memberi kami nasehat dengan nasehat
yang sangat mengesankan, sehingga air mata berlinang, dan hati tergetar. Kemudian ada
seorang sahabat yang berkata: Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat seorang
yang hendak berpisah, maka apakah yang engkau wasiatkan (pesankan) kepada kami? Beliau
menjawab: "Aku berwasiat kepada kalian agar senantiasa bertaqwa kepada Allah, dan agar
senantiasa setia mendengar dan taat, walaupun ia (pemimpin/penguasa) adalah seorang
budak habsyi (ethiopia), karena barang siapa yang berumur panjang setelah aku wafat, niscaya
ia akan menemui banyak perselisihan. Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan
sunnahku dan sunnah kholifah-kholifah yang telah mendapat petunjuk lagi cerdik. Berpegang
eratlah kalian dengannya, dan gigitlah dengan geraham kalian. Jauhilah oleh kalian perkara-
perkara baru (dalam urusan agama), karena setiap urusan yang diada-adakan ialah bid’ah, dan
setiap bid’ah ialah sesat“. (Riwayat Ahmad 4/126, Abu Dawud,4/200, Hadits no: 4607, At
Tirmizy 5/44, hadits no: 2676, Ibnu Majah 1/15, hadits no:42, Al Hakim 1/37, Hadits no: 4, dll.)
Dari Hadist di atas terlihatlah bahwa yang terjadi perbedaan pendapat saat ini sangat-sangat di
pahami Rasulullah SAW, oleh karna itu beliau berwasiat agar kita selaku umatnya selalu
bertawakal kepada Allah SWT. dan selalu berpegang teguh kepada As-Sunnahnya serta sunah
khalifah-khalifah yang faham betul maksut kandungan hakiki dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
Rasulullah SAW, serta menjauhi hal-hal yang menyesatkan.
Tujuan
1 - Dengan majunya ilmu teknologi saat ini jangan sampai merubah atau menggeser ketentuan-
ketentuan yang telah di tetapkan Allah SWT. melalui Rasulnya Nabi Muhammad SAW. boleh
mengikuti kemajuan ilmu teknologi, tetapi mempermudah kita dalam hal menjalankan
ketentuan-ketentuan Allah SWT. dan Rasulullah SAW tersebut.
2 - Agar paparan ini dapat di pahami dan dimengerti sebagai pemersatu dalam hal pembuatan
kalender Hijriyah sedunia dan penentuan masuknya awal bulan, sebagai landasan untuk
melakukan rukiyat awal dan akhir pengamalan puasa Ramadhan di sedunia, supaya kita umat
islam melakukan hari-hari besar keagaman, hari dan waktu yang sama serta di wilayah yang
sama pula di sedunia.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 4
Ruangan lingkup kajian
1- Memandang bahwa Al-Qur’an , Hadist dan As-Sunnah telah sempurna sebagai pedoman
dan petunjuk untuk semua aspek kehidupan umat manusia.
2- Penyebab perbedaan pendapat dalam hal pembuatan kalender Hijriyah sedunia untuk
landasan melakukan pengamatan hilal (rukiyat) untuk mulainya pengamalan puasa
Ramadhan.
3- Landasan perhitungan (hisab) untuk membuat kalender Hijriyah sedunia
4- Menentukan garis pembatas di permukan bumi untuk pergantian hari dan tanggal
dalam kalender Hijriyah.
5- Masaalah dan solusinya akibat garis pembatas dalam pembuatan kalender Hijriyah.
Metode penulisan
Menganalisa gerak matahari, gerak bulan dan gerak bumi serta menggambarkan terjadinya
pergantian hari dan tanggal dalam sistim penanggalan kalender Hijriyah.
Merumuskan sistim pembuatan kalender Hijriyah sedunia untuk acuan melakukan pengamatan
hilal (rukiyat) pertanda masuknya bulan suci Ramadhan
Mencerna Hadist sebagai landasan perhitungan (hisab) dengan ilmu teknologi antariksa dan
ilmu geologi bumi,serta menggambarkannya.
Sistimatik penulisan - Kata pengantar
- BAB I _ pendahuluan
_ Latar belakang masaalah
_ Rumusan masalah
_ Tujuan
_ Ruangan lingkup kajian
_Metode penulisan
_Sistimatik penulisan
-BAB II _ Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk
_ Memahami makna hakiki Al-Qur’an, Hadist dan as-
sunnah
_ Perbedaan pendapat
_ Landasan perhitungan (hisab)
_ Cara membuat kalender Hijriyah (takwim kamsiyah)
_ Kalender Hijriyah tahun 1435 H
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 5
-BAB III _ Landasan ilmu seins teknologi (antariksa)
_Mata hari ………_pergerakan matahari
_Bulan …………._pergerakan bulan
_Bumi ………… _pergerakan bumi
_ Garis pembatas perubahan hari dan tanggal
_ Akibat garis pembatas
-BAB IV _ Penetapan kalender tahun Hijriyah dan pengamalan
puasa Ramadhan sedunia.
_ Persoalan garis pembatas
_ Solusinya
_ Akibat perpindahan garis pembatas
_ Jawabannya
-BAB V _ Penutup
_ Kesimpulan
_ Saran
_ Daftar pustaka
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 6
B A B II
Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk
Al-Qur’an yang agung adalah kitab dari Allah sang pencipta alam semesta melalui Rasulnya
Nabi Muhamad SAW untuk pedoman dan petunjuk dalam seluruh aspek kehidupan manusia
Allah Azza wa Jalla menerangkan tentang Al-Qur’an:
“ … Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu …” *An-Nahl: 89]
Dari ayat di atas menjelaskan bawa untuk segala sesuatu aturan dalam seluruh aspek keidupan
manusia sudah lengkap dalam Al-Qur’an dengan Ayat yang terakir di turunkan kepada Nabi
Muhamad SAW yang berbunyi :
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“ … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa’idah: 3+
Berati dari keterangan ayat –ayat diatas bahwa Al-Qur’an dan perkataan dan keterangan dari
Rasulullah SAW yang disebut Hadist, serta perbuatan Rasulullah SAW yang disebut As-Sunnah
telah sempurna sebagai pedoman dan petunjuk dalam seluruh aspek kehidupan manusia
sampai akhir zaman .
Memahami makna hakiki Al-Qur’an, Hadist dan As-Sunnah
Kita sebagai umat islam untuk menjawab persoalan-persoalan dalam kehidupan beragama
harus paham betul makna hakiki dari Al-Qur’an dan Hadist serta Sunnah Rasulullah SAW.
Janganlah kita beranggapan bahwa zaman sekarang sudah canggih dan mengerti segala-
galanya,sementara kita belum memahami betul makna hakiki dari Al-Qur’an dan Hadist
Rasulullah SAW.
Al-Qur’an itu adalah perkataan Allah sang pencipta alam semesta yang maha mengerti segala-
galanya. Dan Rasulullah SAW itu adalah orang yang terpelihara untuk menerima amanah Al-
Qur’an tersebut untuk sebagai pedoman dan petunjuk umat manusia, tentu segala perkataan
dan perbuatannya selalu dibimbing oleh Allah sang pencipta alam semesta.
Perbedaan pendapat
Mengenai penetapan awal bulan Hijriyah, prinsip-prinsipnya telah ditunjukkan oleh Al-Qur’an
maupun As-Sunnah dan telah ditegaskan oleh ilmu pengetahuan. Namun karena ayat-ayat Al-
Qur’an tersebut dipandang dan difahami sebagai ayat yang masih terbuka bagi penafsiran yang
berbeda-beda, sementara itu As-Sunnah yang dijadikan pedoman pelaksanaan dan di samping
beraneka ragam redaksi yang diterima oleh para perawi (periwayat), juga masih mungkin diberi
pemahaman yang berbeda, maka akibatnya muncullah aneka ragam pengertian dan
kesimpulan. Sesuai dengan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah
tersebut, sehingga kaum muslimin menempuh berbagai cara yang berbeda-beda pula.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 7
Sehingga Banyaklah perbedaan pendapat pada saat ini khususnya dalam hal penentuan awal
bulan hijriah dan puasa Ramadhan, padahal landasannya sama-sama Al-Qur’an dan Hadist.
Sampai saat ini di dalam dunia Islam belum terdapat satu sistem kalender Islam internasional
yang menyatukan sistem waktu Islam di seluruh dunia. Yang ada hanyalah kalender-kalender
lokal yang berlaku tempat tertentu saja. Oleh karena itu tidak heran sering terjadi perbedaan
mencolok di kalangan umat Islam dalam menentukan momen-momen keagamaan penting.
Perbedaan itu bisa mencapai empat hari. Misalnya merayakan hari raya Idul Fitri (1 Sawal )
oleh umat Islam di seluruh dunia pada empat hari yang berbeda di daerah yang sama.
Landasan perhitungan (hisab)
Di bimbing oleh Buya Kuniang Zubir surau Lubuak Pakandangan Pariaman Sumatra Barat
Saya memahami dan mencoba menjelaskan sebuah Hadist yang berkaitan dengan penentuan
awal bulan Hijriyah dalam hal penentuan awal dan akhir pengamalan puasa Ramadhan.
Telah berkata Rasulullah SAW: “Aku lihat dimalam Israk denganku akan sejumlah
kalimat di tiang Arasy sebagai berikut : “Allahul Hadi” satu kali, “Hudallah” lima kali,
“Jamalul Fi’li” tiga kali, “Zara’allahu Zar’an bilabazrin” tujuh kali, “Dinullah” empat kali,
“Badi”ussamawati wal Ardhi” dua kali, “Wailun liman asha” empat kali, “Dinuallah” empat
kali, “Zara”allah” tujuh kali, “Ba’di’ussamawati” dua kali, “Jamalul fi’li” tiga kali, “Hudallah”
lima kali “Hudallah” lima kali, “Wailun Liman asha” enam kali, “allahul hadi” satu akali,
“Jamalul Fi’li” lima kali.”
Berkata Rasulullah SAW: “Ambil olehmu awal kalimat yang delapan pertama menjadi
huruf Tahun dan awal kalimat yang sebanyak dua belas kedua menjadi huruf Bulan, maka
himpunlah huruf tahun dengan huruf bulan, artinya jumlahkanlah, maka mulailah
membilang dari hari Rabu atau Kamis, dan dihari mana sampai bilangan, maka hari itu
adalah awal bulan itu”, dan Rasulullah SAW berkata: “Takwim adalah jalanku, selain puasa
Ramadhan”.
(Kitab Insanul Uyun Juz III Karangan Syekh Nuruddin dan telah dipilih oleh para Syekh kita dan
ditetapkan mula-mula hitungan itu adalah hari Kamis).
Dari keterangan Hadist diatas, bisa kita artikan kan sebagai berikut :
Diwaktu Rasulullah SAW Israq dan Mihrat bersama malaikat Jibril diliatnya tertulis di
tiyang aras seleretan kalimat Alif (1), Ha (5), Jin (3), Zai (7), Dal (4), Ba (2), Waw (6), Dal (4), Zai
(7), Ba (2), Jin (3), Ha (5), Waw (6), Alif (1), Ba (2), Dal (4), Ha (5), Zai (7), Alif (1), Jin (3).
Awal kalimat yang delapan menjadi huruf tahun :
Uruf tahun : Alif (1), Ha (5), Jin (3), Zai (7), Dal (4), Ba (2), Waw (6), Dal (4)
Dan kalimat berikutnya menjadi huruf bulan :
Huruf bulan ; Zai (7), Ba (2), Jin (3), Ha (5), Waw (6), Alif (1), Ba (2), Dal (4), Ha (5), Zai (7),
Alif(1), Jin (3). Dalam artian : Zai (7) untuk bulan Muharam, Ba (2) untuk bulan Safar, Jin (3)
untuk bulan Rabiul Awal, Ha (5) untuk bulan Rabiul Akhir, Waw (6) untuk bulan Jumadil Awal,
Alif (1) untuk bulan Jumadil Akhir, Ba (2) untuk bulan Rajab, Dal (4) untuk bulan Sa’ban, Ha (5)
untuk bulan Ramadhan, Zai (7) untuk bulan Sawal, Alif (1) untuk bulan Zulkaedah, Jin (3) untuk
bulan Zulhijah
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 8
Setelah demikian ambil angka dari uruf tahun dan angka dari uruf bulan lalu jumlahkan, dengan
hasil jumlah tersebut maka mulailah membilang dari hari Rabu atau Kamis, Hari apa sampainya
maka hari itulah mulainya awal bulan tersebut. Bersumber Dari keterangan Hadist di atas kita
bisa menghitung sampai tahun berapapun awal puasa Ramadhan. Setelah jelas demikian
berkata Rasulullah SAW, takwim adalah jalanku selain puasa Ramadhan, dengan artian takwim
adalah hitungan/hisab Rasulullah SAW selain puasa Ramadhan.
Untuk pengamalan puasa Ramadhan jelas dan tegas landasannya dari Hadist Rasulullah SAW
(Shahih Bukhari Juz II, Halaman 229) , (HR. Bukhari 1909, Muslim 1081),
(HR. Bukhari no. 1776 dari Abu Hurairah).dan (Shahih Muslim, Halaman 438, Juz
(HR Muslim no.1810, dari Abu Hurairah ra.) , (HR. Bukhari no. 1773, Muslim no. 1795, al-Nasai no.
2093; dari Abdullah bin Umar ra.).
Berdasarkan kata Rasullullah “Mulai membilang dari hari Rabu atau Kamis” dengan tanpa
memahami Hadist Rasullullah SAW secara hakiki, maka terjadilah satu daerah yang sama
berbeda mulai dan berakhirnya pengamalan puasa Ramadhan, padahal tegas kata Rasullullah
SAW “Jangan berpuasa Ramadhan sebelum tampaknya hilal”
Demi jelasnya berasal dari Hadist diatas saya susun kalender Hijriyah tahun 1435 H untuk
internasional (sedunia)
CARA MEMBUAT KALENDER HIJRIYAH (TAQWIM KHAMSIAH) INTERNASIONAL
Tahun Hijriah dibagi 8, sisanya baru dihitung. (1435 dibagi 8 sisanya 3) mulai menghitung dari 0
(nol), maka huruf tahun 1435 H adalah Zai (7)
1. Untuk menentukan hari pertama setiap bulannya dalam tahun Hijriyah adalah
jumlahkan angka huruf tahun Zai (7) dengan angka huruf bulan Hijriyah masing-masing.
2. Dari jumlah tersebut baru dicari harinya dengan mulai dari hari ; Rabu - Kamis – Jum’at –
Sabtu – dst.
3. Hari apa sampainya itulah terhitungnya hari pertama dalam bulan Hijriyah
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 9
KALENDER HIJRIAH 1435 H (RABU)
MUHARAM
SAFAR NOVEMBER / DESEMBER 2013
DESEMBER 2013/ JANUARI 2014
JUM SAB A SE SELA RA KA
JUM SAB A SE SELA RA KA
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
1 2 3
1
1 2 3 4 5 6 7
5
4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8
8 9 10 11 12 13 14
6 7 8 9 10 11 12
11 12 13 14 15 16 17
9 10 11 12 13 14 15
15 16 17 18 19 20 21
13 14 15 16 17 18 19
18 19 20 21 22 23 24
16 17 18 19 20 21 22
22 23 24 25 26 27 28
20 21 22 23 24 25 26
25 26 27 28 29 30
23 24 25 26 27 28 29
29 30 1 2 3 4
27 28 29 30 31 1 2
RABI'UL AWAL
RABI'UL AKHIR JANUARI / FEBRUARI 2014
FEBRUARI / MARET 2014
JUM SAB A SE SELA RA KA
JUM SAB A SE SELA RA KA
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5
3 4 5 6 7 8 9
2 3 4 5 6
8 9 10 11 12 13 14
6 7 8 9 10 11 12
10 11 12 13 14 15 16
7 8 9 10 11 12 13
15 16 17 18 19 20 21
13 14 15 16 17 18 19
17 18 19 20 21 22 23
14 15 16 17 18 19 20
22 23 24 25 26 27 28
20 21 22 23 24 25 26
24 25 26 27 28 29 30
21 22 23 24 25 26 27
29 30
27 28 29
31 1
28 1 2
JUMADIL AWAL
JUMADIL AKHIR MARET / APRIL 2014
APRIL 2014
JUM SAB A SE SELA RA KA
JUM SAB A SE SELA RA KA
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
1 2 3 4
1 2
3 4 5 6
2 3
5 6 7 8 9 10 11
3 4 5 6 7 8 9
7 8 9 10 11 12 13
4 5 6 7 8 9 10
12 13 14 15 16 17 18
10 11 12 13 14 15 16
14 15 16 17 18 19 20
11 12 13 14 15 16 17
19 20 21 22 23 24 25
17 18 19 20 21 22 23
21 22 23 24 25 26 27
18 19 20 21 22 23 24
26 27 28 29 30
24 25 26 27 28 29
28 29 30 31 1
25 26 27 28 29 30
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 10
RAJAB
SA'BAN MEI 2014
MEI / JUNI 2014
JUM SAB A SE SELA RA KA
JUM SAB A SE SELA RA KA
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
1
1 2 3 4 5 6
1
30 31 1 2 3 4 5
2 3 4 5 6 7 8
7 8 9 10 11 12 13
2 3 4 5 6 7 8
6 7 8 9 10 11 12
9 10 11 12 13 14 15
14 15 16 17 18 19 20
9 10 11 12 13 14 15
13 14 15 16 17 18 19
16 17 18 19 20 21 22
21 22 23 24 25 26 27
16 17 18 19 20 21 22
20 21 22 23 24 25 26
23/30 24 25 26 27 28 29
28 29
23 24 25 26 27 28 29
27 28
RAMADHAN
SAWAL JUNI / JULI 2014
JULI / AGUSTUS 2014
JUM SAB A SE SELA RA KA
JUM SAB A SE SELA RA KA
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
1 2 3 4 5
1 2 3
29 30 1 2 3
29 30 31
6 7 8 9 10 11 12
4 5 6 7 8 9 10
4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7
13 14 15 16 17 18 19
11 12 13 14 15 16 17
11 12 13 14 15 16 17
8 9 10 11 12 13 14
20 21 22 23 24 25 26
18 19 20 21 22 23 24
18 19 20 21 22 23 24
15 16 17 18 19 20 21
27 28 29 30
25 26 27 28 29
25 26 27 28
22 23 24 25 26
ZULKAEDAH
ZULHIJJA AGUSTUS / SEPTEMBER 2014
SEPTEMBER / OKTOBER 2014
JUM SAB A SE SELA RA KA
JUM SAB A SE SELA RA KA
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
'AT TU HAD NIN SA BU MIS
1 2
1 2 3 4 5 6 7
27 28
26 27 28 29 30 1 2
3 4 5 6 7 8 9
8 9 10 11 12 13 14
29 30 31 1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
15 16 17 18 19 20 21
5 6 7 8 9 10 11
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
22 23 24 25 26 27 28
12 13 14 15 16 17 18
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
29
19 20 21 22 23 24 25
24 25 26 27 28 29 30
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 11
B A B III
Landasan Ilmu Sains Teknologi (Antariksa)
Dalam surat Ar-Rahman ayat 5 Allah berfirman,
[5: 55الشمس والقمس بحسبان ]
Artinya: Matahari dan Bulan beredar menurut perhitungan[55: 5]
Ayat 5 surat Yunus berbunyi,
ىيه و ل هو الري جعل الشمس ضياء والقمس ووزا وقدزي مىاشل لتعلموا عدد الس ذلك إال بالحق يفص الحساب ما خلق الل
[.5: 01اآليات لقوم يعلمون ]
Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya bagi Bulan itu manzilah-manzilah, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui [Q. 10: 5].
Dalam surat(36) Yasin ayat 38-40
Artinya: Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah,sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang.Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.[Yasin 38:40]
Dari surat-surat dan ayat-ayat di atas adalah sebagai pedoman dan petunjuk serta didorong rasa keingin tahuan manusia tentang Alam semesta, maka berkembanglah ilmu seins teknologi sampai saat ini.
Dibantu dengan sains teknologi saya mencoba menjelaskan sebab-sebab perbedaan pendapat
dalam hal penentuan awal bulan dalam tahun Hijriyah, Dalam menjelaskan masaalah
pembuatan kalender Hijriyah, tentu kita harus memahami betul hal-hal yang berkaitan seperti :
pergerakan matahari , pergerakan bulan dan pergerakan bumi.
MATAHARI
Matahari adalah sumber cahaya dari ruangan angkasa dan pusat orbit dari peredaran
bumi dan planet-planet lainnya (Bumi dan planet-planet lainnya itu mengorbit mengelilingi
matahari).menurut orbitnya / garis edarnya masing-masing.
Pergerakan matahari :
Oleh karena bumi tempat kita berpijak bulat seperti bola dan berputar terhadap sumbunya
dari barat ke timur, maka terlihatlah pergerakan semu seolah-olah matahari yang bergerak
terbit di sebelah timur dan berjalan melintasi angkasa terbenam di sebelah barat.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 12
BULAN
Bulan itu adalah satu-satunya satelit alam bumi, yaitu suatu benda langit yang tidak
mempunyai cahaya sendiri, dan cahaya bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya
matahari. Bulan bulat seperti bola besar yang panjang jari-jarinya lebih kurang setengah dari
jari-jari bumi.
Pergerakan bulan :
Bulan berotasi mengelilingi bumi sambil bersama mengelilingi matahari (bulan adalah
satelit bumi). Jadi ada saatnya bulan menjauh dari matahari dan ada pula saatnya bulan
mendekat ke matahari. dan apabila di saat bulan dakat ke matahari serta tepat berada sejajar di
antara matahari dengan bumi disebut konjungsi, pada saat itu bulan tidak tampak dari bumi
sebab bagian gelap bulan berada di sebelah bumi (bagian permukaan bulan yang terang
terkena sinar matahari membelakangi bumi). Satu Rotasi bulan mengelilingi bumi di sebut satu
bulan lamanya(29,5 hari) sebab di dalam bulan hijriah 2 bulan yang berdampingan (berturut-
turut berjumlah 59 hari)
BUMI
Bumi ini adalah planet ke tiga dari delapan planet dalam tatasurya angkasa, merupakan
satu-satunya planet yang di huni oleh manusia dan makluk hidup lainnya karna bumi memiliki
kandungan mineral, air, udara dan yang lain-lain untuk kebutuhan makluk hidup.
Pergerakan bumi :
Bumi adalah bola besar yang berputar/ berotasi terhadap sumbunya dari arah barat ke timur.
Satu putaran atau satu rotasi bumi berputar terhadap sumbunya 360 derajat/24 jam (sehari
semalam) sambil mengelilingi matahari, satu keliling bumi mengelilingi matahari (1 tahun
Masehi = 365 hari tepatnya 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik ) / 354 hari dalam tahun Hijriyah.
Terjadinya malam dan siang: Oleh karena bumi itu bulat seperti bola tentu tidak semua
permukaan bumi terang tersinari oleh cahaya matahari sekaligus, maka permukaan bumi yang
terang terkena sinar matahari disebut siang dan sebagain permukaan bumi yang tidk terkena
sinar mathari disebut malam. Akibat bumi yang berputar maka terjadilah siang dan malam yang
saling bergantian.
Garis pembatas perubahan hari dan tanggal
Oleh karna bumi itu bulat seperti bola dan berputar terhadap sumbunya dari arah barat ke
timur tentu harus ada garis pembatas untuk perubahan hari dan tanggal dalam penanggalan
kalender tahun Hijriyah.
Dalam hal penentuan garis pembatas kita merujuk dalam Al-Qur’an
Quran surat Ali Imran ayat 27:
Artinya:Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari
yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (3: 27)
Dari ayat tersebut diatas tegaslah bahwa dahulu malam dari pada siang.
Disini jelaslah bahwa titik nol / garis pembatas dalam penanggalan Hijriah adalah terbenamnya
matahari (datangnya malam). Dan terbenamnya matahari di muka bumi tidak terjadi pada satu
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 13
waktu yang sama, melainkan pada waktu berbeda selama 24 jam sesuai dengan posisi tempat
masing-masing, tentu pergantian hari dan tanggal dalam tahun Hijriyah tidak sama pula
waktunya sesuai dengan posisi tempat masing-masing pula.
Oleh karena pusat agama islam (Ka’bah) adanya di Makkah Saudi Arabiya, dan manusia
penghuni bumi pertama (Adam dan Hawa) bertemunya di bukit Jabal Rahmah di Arafah
Makkah Saudi Arabiya, maka terbenamnya mata hari pertama di Makkah Saudi Arabiya
tersebut bergantilah hari dan tanggal dalam tahun Hijriyah. Pertama kalinya bumi ini terhahpar
pada hari Jum’at dan berputar terhadap sumbunya dari arah barat ke timur, karna bermula dari
Makkah Arab Saudi maka terbenamnya matahari di Makkah dan yang sewaktu dengannya jadi
bergantilah hari (hari sabtu) dan seterusnya.
Pergantian hari dan tanggal berjalan bermula dari Makkah Arab Saudi terus bergerak kearah
barat dari Makkah Arab Saudi sampai bertemu kembali di posisi semula. Dari gerak perjalanan
pergantian hari dan tanggal tersebut maka terlihatlah garis pembatas pergantian hari dan
tanggal.
Maka garis pembatas dalam penanggalan Hijriyah adalah garis lurus dari sumbu Kutub Utara
bumi melalui Makkah (Arab Saudi) terus ke sumbu Kutub Selatan bumi. Seperti gambar di
bawah ini :
Gambar 3.1 Bumi Bulat dan Berputar Dari Arah Barat Ketimur 1 x putaran.
Dari gambar diatas terlihatlah bahwa bumi berputar terhadap sumbunya dari arah barat ke
timur, maka di Makkah Arab Saudi dan yang sawaktu dengannya hari sudah berganti sabtu
sementara bagi wilayah di sebelah timur dari Makkah Arab Saudi hari masih Jum’at dan
begitulah seterusnya.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 14
Akibat garis pembatas
Dari gambar bumi yang bolat seperti bola kita rubah menjadi gambar terhampar seperti
dibawah ini :
Gambar 3.2 Gambar Bumi Terhampar Menurut Kalender Hijriah.
Dari gambar yang terhampar di atas maka terlihat lah bahwa tadinya daerah di sebelah timur
Makkah Arab Saudi dekat menjadi jauh , dalam artian tadinya daerah di sebelah timur Makkah
Arab Saudi yang sewaktu dengannya lebih dulu sedikit matahari terbenam nya , menjadi
terlambat jauh.
Sebagai contoh di Indonesia :
Selama ini kita menyadari bahwa waktu di Indonesia bagian barat lebih dahulu/lebih cepat 4
jam dari waktu di Makkah Arab Saudi, padahal sebenarnya dalam penanggalan kalender
Hijriyah terlambat 20 jam. Dalam artian daerah Indonesia bagian barat hari dan tanggal nya
tidak sama dengan hari dan tanggal di Makkah Arab Saudi selama 20 jam, di Makkah Arab Saudi
hari sudah berganti sabtu sementara di Indonesia bagian barat hari masih jum’at. Maka
begitulah sistim penanggalan dalam kalendar tahu Hijriyah.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 15
B A B IV
penetapan kalender tahun Hijriyah dan pengamalan puasa Ramadhan sedunia.
Persoallan garis pembatas
Dari gambar 3. I dan 3.2 diatas terlihat lah bahwa bagi daerah sebelah timur dari Makkah Arab
Saudi yang terutama berbatasan darat terjadi perbedaan hari dan tanggal, padahal siang dan
malamnya sama , Cuma beda waktunya saja lebih dalu.
solusinya
Dengan demikian untuk menjadikan daerah daratan yang sama siang dan malam nya agar sama
pula hari dan tanggal dalam sistim penanggalan kalender tahun Hijriyah, Allah dan Rasulnya
Nabi Muhammad SAW telah membimbing umatnya dalam hal ini, dari semua alasanitu maka
kemajuan ilmu teknologi menentukan garis batas perubahan hari dan tanggal yaitu garis lurus
dari kutub utara bumi terus melalui Samudra Pacific sampai ke kutub selatan bumi. Seperti
gambar di bawah ini :
Gambar 4.1 Bumi Bulat Batas Hari Dan Tanggal Internasional 1x putaran.
Akibatnya perpindahan garis pembatas
untuk menjadikan satu daratan yang sama, sama pula hari dan tanggalnya maka perpindahan
garis pembatas, garis lurus dari sumbu kutub utara bumi terus melalui Makkah Arab Saudi
terus ke sumbu Kutub Selatan bumi, menjadi garis lurus dari Kutub Utara bumi melalui lautan
Samudra Pasific terus ke Kutub Selatan bumi, akibatnya bagi wilayah sebelah timur dari
Makkah Arab Saudi tadinya terlambat jauh menjadi lebih cepat.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 16
Dari gambar bumi yang bulat seperti bola da atas kita rubah menjadi gambar terhampar seperti
di bawah ini :
Gambar 4.2 Gambar Bumi Terhampar Menurut Kalender Masehi.
jawabannya
walaupun acuan garis pembatas menurut ilmu teknologi dipakai untuk landasan perubahan hari
dan tanggal dalam sistim penanggalan kalender tahun Hijriyah sedunia, tetapi yang sangat-
sangat disadari dan di pahami bahwa wilayah sebelah timur dari Makkah Arab Saudi Arabia
terlambat satu hari. Oleh karena itu terkhusus untuk pengamalan puasa Ramadhan bagi
daerah wilayah sebelah timur dari Makkah Arab Saudi, sesuai dengan Hadist Rasulullah SAW,
“untuk pengamalan puasa Ramadhan perhitungan (hisab) nya di mulai pada hari kamis”.
Dengan demikian dalam hal landasan perhitungan (hisab) penanggalan kalender Hijriyah
sedunia dan pengamalan puasa Ramadhan untuk daerah Makkah Arab Saudi dan sewaktu
dengan nya terus ke wilayah sebelah barat, perhitungan (hisab) nya di mulai pada hari rabu.
Sebab wilayah tersebut di atas (Makkah Arab Saudi terus kesebelah barat sudah berganti
harinya, sementara wilayah timur dari Makkah Arab Saudi belum berganti hari, dalam artian “
wilayah di sebelah timur dari Makkah Arab Saudi terlambat satu hari “.
Sebagai contoh menentukan puasa Ramadhan tahun 1435H, berdasarkan perhitungan (hisab)
Rasulullah SAW untuk wilayah Makkah Arab Saudi dan sewaktu dengannya terus ke sebelah
baratnya menghitung harinya mulai pada hari rabu. Yaitu : huruf tahun Zai(7) di jumlahkan
dengan huruf bulan Ramadhan Ha(5) = 02, mulai menghitung harinya “ Rabu – Kamis – Jum’at
– dst, sapailah pada hari Ahad. Artinya berdasarkan perhitungan (hisab) awal bulan Ramadhan
tahun 1435H jatuh pada hari Ahad.
Oleh karena wilayah di sebelah timur dari Makkah Arab Saudi terlambat satu hari, makanya
untuk melakukan pengamalan puasa Ramadhan menghitung harinya mulai pada hari Kamis. “
Maka untuk pengamalan puasa Ramadhan tahun 1435H, dengan huruf tahun Zai(7) di
jumlahkan dengan huruf bulan Ramadhan Ha(5) = 02, maka menghitung harinya : “Kamis –
Jum’at – Sabtu – Minggu – dst dan berakhir pada hari Senin.
Jadi untuk pengamalan puasa Ramadhan tahun 1435H, oleh karena untuk melakukan
penengokkan hilal (rukiyat) pada 29 Sa’ban maka hari Sabtu untuk wilayah Makkah Arab Saudi
dan terus ke sebelah baratnya. Dan pada hari Ahad untuk wilayah sebelah timur dari Makkah
Arab Saudi.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 17
B A B V
Penutup
Kesimpulan
1- Memandang bahwa Al-Qur’an , Hadist dan As-Sunnah telah sempurna sebagai pedoman
dan petunjuk untuk semua aspek kehidupan umat manusia.
2- Satukan Landasan pijak ilmu untuk perhitungan (hisab) untuk membuat kalender
Hijriyah sedunia
3- Ilmu teknologi perlu untuk mencerna Al-Qur’an , Hadist dan As-Sunnah sebagai
pedoman dan petunjuk untuk semua aspek kehidupan umat manusia.
4- Perhitungan (hisab) diperlukan untuk landasan pengamatan hilal (rukiyat) dalam hal
mulai dan berakhirnya pengamalan puasa Ramadhan
5- Penanggalan kalender tahun Hijriyah sedunia tidak mesti sama dengan penamalan
puasa Ramadhan, terkhusus bagi wilayah sebelah timur dari Makkah Arab Saudi.
6- Untuk penanggalan kalender tahun Hijriyah dan landasan rukhiyat untuk pengamalan
puasa Ramadhan, Bagi daerah Makkah Arab Saudi dan sewaktu dengannya terus ke
sebelah baratnya landasan hisabnya dari Hadist tersebut, mulai membilang dari hari
Rabu
7- Untuk pengamalan puasa Ramadhan Bagi daerah sebelah timur Makkah Arab Saudi dan
sewaktu dengannya, landasan hisabnya dari Hadist tersebut, mulai membilang dari hari
Kamis
8- Kemajuan ilmu teknologi saat ini dan semua alasannya sudah di jelasan oleh Rasullulah
SAW (mulai membilang dari hari Rabu atau Kamis)
Saran
1_ Bagi orang yang pencari ilmu agama janganlah mencukupkan dan mengandalkan buku
saja, tetapi carilah pembimbing, guru yang jelas turun temurun ilmunya (ranji gurunya) sampai
ke Rasulullah SAW.
2_ Bagi pemimpin umat janganlah berpendapat (berfatwa) sebelum memahami betul soal
agama yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadist dalam artian pemimpin yang belum dapat
titel Imam mujitahit (guru yang mengerti betul makna hakiki dari Al-Qur’an dan Hadist–Hadist
serta Sunnah-Sunnah).
3_ Dengan majunya ilmu teknologi saat ini jangan sampai merubah atau menggeser
ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan Allah SWT melalui Rasulnya Nabi Muhammad
SAW. Boleh mengikuti kemajuan ilmu teknologi, tetapi mempermudah kita dalam hal
memahami dan menjalankan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW tersebut.
4_ Janganlah kita beranggapan bahwa zaman sekarang sudah canggih dan mengerti segala-
galanya, sementara kita belum memahami betul makna hakiki dari Al-Qur’an, Hadist dan As-
Sunnah Rasulullah SAW, agar kita tidak terlepas dari umat Rasulullah SAW.
H i s a b L a n d a s a n R u k i y a t U m a t I s l a m S e d u n i a – H . B a k r i S y a m
Hal 18
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilmu kebumian dan Antariksa, H. Prof. Dr Bayong Tjasyono, Jakarta 2013
2. Buku Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa untuk SMU karangan Moh. Ma’mur Tanudidjaja.
3. Kitab kecil Syifaul khulub karangan buya surau lubuak Pakandangan Pariaman Sumatra Barat
(Buya Kuniang Zubir / Satariah)..
4. http://www.youtube.com. “Bulan Sideris”, Januari 20, 2102.
5. http://www.youtube.com. “Bulan Satelit Bumi”, April 4 , 2100
6. Abbas, K.H Siradjuddin. Sejarah & Keagungan Madzhab Syafi’i. Jakarta: Tarbiyah Jakarta, 2006.
7. Abbas, K.H Siradjuddin. 40 Masalah Agama. Jakarta: Tarbiyah Jakarta, 2006.
8. Al Qur’an dan Terjemahannya, 1990. Departemen Agama Republik Indonesia,
Jakarta
9. “Biography of copernicus”
http://library.thinkquest.org/28327/html/exploration/people/copernicus.html 9.
10. “Biography of Galileo Galilei”.
http://www-history.mcs.stand.ac.uk/Biographies/Galileo.html