makalah influenz1
DESCRIPTION
yaTRANSCRIPT
MAKALAH INFLUENZA
MAKALAH AKHIR
MIKROBIOLOGI
VIRUS INFLUENZA
Dosen : Ubaidillah
Di susun Oleh :
` Nama : Nurhayati Amir Mahmud Mappa
NIM : 04.09.2400
Kelas : E/KP/III
KONSENTRASI KEPERAWATANPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBALYOGYAKARTA
2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Tujuan 2
C. Rumusan masalah..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi 3
B. Epideniologi..................................................................................................3
C. Etiologi 4
D. Sifat Virus Influensa......................................................................................6
E. Patogenesis7
F. Gambaran Klinis...........................................................................................8
G. Komplikasi 9
H. Pencegahan9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................13
B. Saran .................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan paling sering didapat
pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit
influenza pertama kali diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi
pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari Asia dan
meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi sebanyak 31
kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi pada abad ini yakni
pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus influenza A subtipe
H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus influeza A subtipe
H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus ifluenza A
subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar populasi manusia
setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan cepat, bahkan seringkali memproduksi
strain baru di mana manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika keadaan ini terjadi,
mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat epidemi influenza yang
biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau salju menyebabkan rata-rata hampir
20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau di negara-negara tropis pada umumnya kejadian
wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
Karena sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat mengalami evolusi dan
adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies dan menyebabkan pandemic pada manusia.
Burung air liar dan itik menjadi sumber virus yang potensial sebagai pemicu pandemi di
Indonesia. Sedangkan ternak babi berperan sebagai tempat reassortment virus avian influenza
(VAI) dengan virus human influenza. Burung puyuh dapat juga menjadi tempat reassortment
dari VAI asal berbagai burung yang dijual di pasar burung. Sementara peternakan unggas
menyediakan hewan peka dalam jumlah yang banyak yang memungkinkan VAI mengalami
evolusi yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza diusulkan untuk segera dikembangkan.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat terdekat terjadinya pandemi
flu sejak pandemi terakhir tahun 1968. Data yang ada menunjukkan bahwa wabah avian
influenza hanya kurang satu syarat lagi untuk menjadi ”calon” pandemi, yaitu belum ditemukan
bukti penularan antarmanusia di masyarakat. Pengalaman masa lalu, pandemi tahun 1918,
misalnya, menunjukkan bahwa korban manusia dapat sampai puluhan juta orang.
Diseluruh dunia hingga April 2007 terdapat 172 kasus flu burung yang terkonfirmasi.
Seperti dapat terlihat dari laporan WHO kasus terbanyak di Vietnam (93 kasus) dan Indonesia
menduduki peringkat ke-2 dengan 81 kasus namun jumlah kematian di Indonesia yang tertinggi,
yaitu 63 dari 81 kasus.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, serta dapat memahami bagaimana cara
pencegahan tarhadap virus influenza dangan tepat.
C. Perumusan masalah
Apa pengertian virus influenza ?
Bagaimana cara penularannya ?
Apa saja komplikasi dari virus influenza ?
Ada berapa macam tipe virus influenza ?
Sifat dari virus influenza ?
Bagaimana gambaran klinis dari virus influenza ?
Bagaimana cara pencegahan yang dapat di lakukan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan
disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C.
Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh
demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk
non produktif.
Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang
disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.
B. Epidemiologi
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan
masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat
muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia
lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat
penyakit yang dikenal tidak berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada
musim dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di negara tropik. Pada saat
ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-3 tahun
sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih
tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.
Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di atas
65 tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak
usia 0-4 tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan
yang tidak berisiko tinggi adalah 100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970
hingga 1994-1995, diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000
sampai 220.000/epidemik. Kematian influenza dapat terjadi karena pneumonia dan juga
eksaserbasi kardiopulmoner serta penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika dari 19 musim
influenza diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga lebih dari 150
kematian / 100.000 penderita dengan usia > 65 tahun. Lebih dari 90% kematian yang disebabkan
oleh pneumonia dan influenza terjadi pada penderita usia lanjut.
Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan demikian Indonesia
merupakan negara ke lima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang
terkena flu burung pada manusia. Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A
(H5N1) pada manusia yang terbukti secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau PCR.
Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia. Hingga
Agustus 2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian influenza. Sudah terjadi ribuan kontak antar
petugas peternak dengan unggas yang terkena wabah. Ternyata kasus avian influenza pada
manusia yang terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan demikian walau terbukti adanya
penularan dari unggas ke manusia, proses ini tidak terjadi dengan mudah. Terlebih lagi penularan
antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih kecil lagi.
C. Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat
dibedakan dengan complement fixasion test
Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya
menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja sampai
mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia,
mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu
orthomixovirus golongan RNA dan berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini
mempunyai afinitas untuk myxoatau musin.
Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe berdasarkan tanda berupa tonjolan
protein pada permukaan sel virus. Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu protein
hemaglutinin dilambangkan dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N. Ada
15 macam protein H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri dari sembilan macam, N1 hingga N9.
Kombinasi dari kedua protein ini bisa menghasilkan banyak sekali varian subtipe dari virus
influenza tipe A.
Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat menginfeksi unggas yang merupakan
pejamu alaminya, sehingga virus influenza tipe A disebut juga sebagai avian influenza
atau flu burung. Sebagian virus influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi.
Variasi virus ini sering dinamai dengan hewan yang terserang, seperti flu burung, flu manusia,
flu babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang lazim dijumpai pada manusia adalah dari
kelompok H1, H2, H3 serta N1, N2 dan disebut human influenza.
Sekarang ini dihebohkan dengan penyakit flu burung atau avian influenza dimana
penyebabnya adalah virun influenza tipe A subtipe H5N1. Virus avian influenza ini digolongkan
dalam
Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
D. Sifat Virus Influenza
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 60C selama 30 menit atau
560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen,
disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%.
Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa: antigen S
(atau soluble antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel
virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe.
Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap
virus. Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang peran yang
minim 8 pada imunitas. Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah dalam dan membran
lemak disebelah luarnya.
Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk mengubah
antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau mendadak maupun lambat. Peristiwa
terjadinya perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang terjadi secara singkat disebut
antigenic shift.
Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit, disebut antigenic drift.
Antigenic shift hanya terjadi pada virus influenza A dan antigenic drift hanya terjadi pada virus
influenza B, sedangkan virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya antigenic
shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada H dan N diantara human dan avian
influenza virus melalui perantara host ketiga. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa adanya
proses antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya virus yang lebih ganas, sehingga
keadaan ini menyebabkan terjadinya infeksi sistemik yang berat karena sistem imun host baik
seluler maupun humoral belum sempat terbentuk. Sejak dulu diduga kondisi yang memudahkan
terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang bermukim didekat daerah peternakan
unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh avian maupun human
virus makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur (mixing vesel) untuk
penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga menyebabkan
terbentuknya subtiper virus baru.
E.Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus
respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut
masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang
yang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung
dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah
mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat
permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza
dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida kuman Gram-
negatif. Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga
empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari
sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Anak-anak
dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat
menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini.
Para penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan
bahkan berbulan-bulan.
Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat
tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli
(tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran
napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam
sehingga dalam waktu 10 singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi
virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia.
Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian mengalami
piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan
terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada membran mukosa
diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat mengadakan replikasi secara efisien pada
manusia.
F. Gambaran Klinis
Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot,
batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini
dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir
tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang dengan
spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk beberapa
waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi zat anti dan
pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi oleh virus yang
homolog. Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga menyerang paru-paru.
Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi napas yang abnormal.
Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi 11
kemudian pasien acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan
radiologis dapat menunjukkan infiltrat di paru-paru.
G.Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah: Pneumonia influenza primer,
ditandai dengan batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto rongten
menunjukkan gambaran infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana menyerupai ARDS.
Pneumonia bakterial sekunder, dimana dapat terjadi infeksi beberapa bakteri (seperti
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza).
H. Pencegahan
Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah pencegahan. Infeksi dengan virus
influenza akan memberikan kekebalan terhadap infeksi virus yang homolog. Karena sering
terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus influenza akan berubah, sehingga
seseorang masih mungkin diserang berulang kali dengan jalur (strain) virus influenza yang telah
mengalami perubahan ini. Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi sekitar 70%. Vaksin
influenza mengandung virus subtipe A dan B saja karena subtipe C tidak berbahaya. Diberikan
0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat mencegah tejadinya mixing dengan virus
yang sangat pathogen H5N1 yang dikenal sebagai penyakit avian influenza atau flu burung.
Nasal spray flu vaccine (live attenuated influenza vaccine) dapat juga digunakan untuk
pencegahan flu pada usia 5-50 tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3-4
minggu sebelum terserang influenza. Karena terjadi perubahan-perubahan pada virus maka pada
permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam jumlah terbatas dan vaksinasi
dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakan tertentu sehingga dapat mencegah
terjadinya infeksi dengan kemungkinan komplikasi yang fatal.
Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan
lebih dini.
1. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang bersin dan
menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas
minum, maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda
tersebut.
Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga berminggu-minggu. Oleh karena itu,
usahakan untuk mencuci tangan sesering mungkin.
2. Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada tangan dan
dapat menyebar pada orang lain.
Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera membuangnya.
3. Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh muka
merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya
menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.
4. Minum banyak air
Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan pada tubuh.
Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.
Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang cukup? Jika warna urine
berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang mendapatkan cukup cairan, sebaliknya jika
berwarna kuning gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan lagi.
5. Mandi sauna
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap pencegahan flu,
namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per
minggu akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu.
Hal tersebut memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap panas lebih dari suhu
80 derajat celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.
6. Menghirup udara segar
Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh, khususnya di cuaca
yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.
7. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak sehingga kita
bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah.
Olahraga ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
8. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang
berperan memberikan vitamin pada makanan.
9. Konsumsi yogurt
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap hari dapat
mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.
Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt diketahui dapat menstimulus produksi
sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus.
10. Relaksasi
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan sendirinya kita juga
dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.
Diduga ketika kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian sistem imunitas yang
merespon terhadap virus flu) akan meningkat dalam aliran darah kita. (Berbagai sumber |
Ilustrasi Ist)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang sangat menular dapat
menyerag burung dan mamalia.
2. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan C yang merupakan suatu
orthomixovirus golongan RNA.
3. Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1 yang menyebabkan flu
burung dan termasuk HPAI.
4. Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus respiratorius.
5. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan disfagia.
6. Komplikasi influenza dapat terjadi pneumonia influenza primer dan pneumonia bakterial
sekunder.
7. Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek angka
sakit.
8. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan imunoprofilaksis.
Saran
Jagalah kesehatan yang telah diberikan allah sebagai anugrah terbesar sehingga kita terhindar
dari virus influenza yang dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan
pencegahan di secara dini dan jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun
pakaian karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin......
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya
saya dapat menyelesaikan Makala Akhir untuk mata kuliah mikrobiologi, yang membahas
mengenai virus influenza yang merupakan penyakit tertua dan yang biasa dialami manusia.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam
menjalankan syariatnya.
Saya ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah membantu
mensukseskan makala akhir mikrobiologi ini hingga selesai, baik secara langsung maupun tidak.
Bila dalam penyampaian makala ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi
pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan
makala ini kedepa. Semoga tafik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju
terciptanya keridhoan Allah SWT.
Amin ya Robbal Alamin......
Yogyakarta, 20 Desember 2010
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
http//: www.goolge.co.id.virus+influenza&meta
http//:www.info.gor.hk/info/influenza. Htm
dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
J.pelczar, Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press
Diposkan oleh Nurhayati Amir Mahmud Mappa di 17.05 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
Nurhuda Biover 5 April 2014 21.38
Trima kasih atas infonya :) sangat membantu.
Balas
2.
Neng Auni 9 Maret 2015 15.39
Bagus informasinya tentang Pilek Batuk Pada Bayi yang sangat membantu kami di rumah... makasih
Balas
Muat yang lain...Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog ▼ 2012 (1)
o ▼ November (1) MAKALAH INFLUENZA
Mengenai Saya
Nurhayati Amir Mahmud Mappawanita sholeha adalah wanita yang selalu menjaga auratnya, dan hanya di perlihatkan buat orang yang halal baginya
Lihat profil lengkapku