makalah iptek terhadap kristen

18
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia mulai merenungkan dirinya diluar Allah sejak masa Renaissance pada abad 15-16 dan pada abad 17-18 ratio menjadi dasar pengukuran objek-objek ciptaan, hal ini bertolak-belakang dengan pandangan sebelumnya, dimana Alkitab dan Wahyu Allah yang dijadikan tolak ukur dari ciptaan. Lebih jauh lagi, terjadi konflik antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan. Ditengah situasi ini banyak orang Kristen yang menjauhi gereja, tetapi tidak sedikit juga orang Kristen yang mau membela kebenaran dari Alkitab. Sampai dengan sekarang tetap dirasakan adanya perseteruan antara keduanya. Agama sendiri merupakan ilmu pengetahuan keduanya tidak perlu dipertentangkan. Dalam agama Kristen ada dua sikap terhadap ilmu pengetahuan yang pertama, menolak segala perkembangan ilmu pengetahuan, sikap kedua, menerima dan mencerna setiap perkembangan, tanpa melihat pandangan agamanya. Kedua sikap ini tidak bermanfaat dalam memecahkan persoalan yang ada. Alfred North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia. Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen.

Upload: agung-hanafi

Post on 08-Feb-2016

313 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Iptek Terhadap Kristen

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia mulai merenungkan dirinya diluar Allah sejak masa Renaissance pada abad 15-16 dan

pada abad 17-18 ratio menjadi dasar pengukuran objek-objek ciptaan, hal ini bertolak-belakang

dengan pandangan sebelumnya, dimana Alkitab dan Wahyu Allah yang dijadikan tolak ukur dari

ciptaan. Lebih jauh lagi, terjadi konflik antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan. Ditengah situasi

ini banyak orang Kristen yang menjauhi gereja, tetapi tidak sedikit juga orang Kristen yang mau

membela kebenaran dari Alkitab. Sampai dengan sekarang tetap dirasakan adanya perseteruan antara

keduanya. Agama sendiri merupakan ilmu pengetahuan keduanya tidak perlu dipertentangkan.

Dalam agama Kristen ada dua sikap terhadap ilmu pengetahuan yang pertama, menolak segala

perkembangan ilmu pengetahuan, sikap kedua, menerima dan mencerna setiap perkembangan, tanpa

melihat pandangan agamanya. Kedua sikap ini tidak bermanfaat dalam memecahkan persoalan yang

ada.

Alfred North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di

dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia.

Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain,

sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran

fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen.

Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan.Alkitab

yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya

daari zaman ke zaman.

Jalan tengah antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing dengan

penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan pemikiran:

bagaimana mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikan

segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.

B. TUJUAN

Page 2: Makalah Iptek Terhadap Kristen

Bagaimanakah orang Kristen bersikap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

Apakah menerima atau menolak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

Ada yang menolak dan tidak sedikit yang menerima teknologi. Penolakan terjadi karena beranggapan

hidup sederhana merupakan pola hidup yang paling cocok untuk manusia, sedangkan bagi yang pro

terhadap teknologi mengganggap teknologi mengambil peranan penting dalam hidup serta bagi masa

depan manusia. Lebih jauh terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, iptek dapat menjadi

suatu ‘agama’ bila kita tidak menyadari konsep iptek yang sebenarnya dan peranannya dalam hidup

manusia (dapat menentukan baik/ buruknya hidup manusia).

BAB II

PEMBAHASAN

Page 3: Makalah Iptek Terhadap Kristen

A. Sejarah Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman

1. Zaman gereja mula-mula

Pada masa ini belum ada persoalan mengenai iman dan akal budi/ ilmu pengetahuan. Seiring

perkembangannya, muncul golongan Gnostik, Montanus, Marcion, mereka merupakan

golongan yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai pasal-pasal iman,

dan hal itu hanya sebatas pengajaran. Otoritas Alkitab belum dipermasalahkan pada masa ini.

2. Zaman sholastik

Mulanya universitas (di Eropa) memiliki hubungan dengan gereja maupun teologi, namun

akhirnya lepas dari gereja dan teologi. Sejak masa itu terjadi masalah antara iman dan akal

budi. Sebagai contoh kita melihat pendapat tokoh yang ada pada saat itu, seperti Anselmus

(1033-1109) uskup besar Canterburry, berpendapat Credo ut Inteligam artinya aku percaya

maka aku mengerti. Pandangan yang bertolak belakang dengan perkataannya diutarakan oleh

Petrus Abelardus (1079-1142) yaitu aku mengerti agar aku percaya. Dari kedua pandangan

tersebut sudah dapat kita ketahui telah adanya perbedaan pandangan yang sangat mendasar

sekali dalam lingkungan Kristen sekali pun.

Thomas Aquinas (1225-1274) menggabunkan teologi Agustinus dengan fisafat Aristoteles,

hal ini mengakibatkan teologia Wahyu menjadi teologia alamiah (naturalis), yang

beranggapan bahwa manusia mampu memikirkan hikmah ilahi hanya pemikiran itu belum

sempurna dan memerlukan rahmat Allah.

Pandangan dari zaman ini akhirnya ditinggalkan, karena orang menganggap ini hanyalah

sebuah permainan pikiran yang didalamnya terdapat berbagai macam pandangan oleh para

tokoh. Kurang bermanfaat bagi hubungan antara iman dan keKristenan dengan akal budi dan

pengetahuan.

3. Zaman renaissance

Manusia sudah mengembangkan pikirannya secara bebas, terutama pemikiran dan

penyelidikan mengenai alam semesta. Nicholas Copernicus (1473-1543) berhasil mengeser

teori geocentrisnya Plotomeus,dengan mengeluarkan teori heliocentis, hal ini pun dapat

menjadi penggoyah kepercayaan orang terhadap gereja dan otoritas Alkitab sendiri pun

dipertanyakan. Pada masa ini juga terjadi reformasi gereja, yang dicetuskan oleh Martin

Luther dan John Calvin.

4. Zaman rasionalisme

Pada zaman ini ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan manusia. Secara

terbuka terlihat perseteruan antara iman dan akal budi. Zaman ini juga dikenal sebagai zaman

kenbangkitan Ilmu Pengetahuan Alam.

Beberapa tokoh yang ada pada zaman ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal

Page 4: Makalah Iptek Terhadap Kristen

Calculus bersama dengan Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli

matematika,menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen

logika manusia. Auguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan teologis manusia

dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan scientific, dimana agama dianggap sesuatu

yang sudah lalu.

Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan

• Sumber iptek adalah Allah

Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang

yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat

bahwa Allah sebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri,

menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi

justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.

• Iptek bagi kemuliaan Allah

Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya

untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah

memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala

pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya

untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang

difirmankan-Nya (ayat 31).

Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan

semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).

Kejadian 11 :1-9 tentang pembangunan menara Babel menunjukkan betapa manusia begitu

sombong dengan kemampuan yang dimiliki. Mereka menggunakan ilmu pengetahuan yang

dimiliki untuk mencari nama, membangun kota dengan menara sampai ke langit supaya

Tuhan tidak menyerakkan manusia ke seluruh bumi (ayat 4). Hal ini melawan kehendak

Tuhan yang mengatakan bahwa manusia harus bertambah banyak memenuhi bumi (Kej 1:28).

Karena itu Allah kemudian murka kepada manusia dan mengacaubalaukan bahasa dan

menyerakkan manusia ke seluruh bumi sehingga pembangunan kota itu berhenti.

Sikap terhadap iptek

Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita bagaimana harus bersikap terhadap perkembangan

iptek. Takut Tuhan merupakan dasar pengertian yang benar tentang ilmu pengetahuan dan

hikmat dari Tuhan merupakan pegangan supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan karena

iptek.

Sering kali iblis memakai iptek untuk memperdaya kita melalui tipu muslihatnya. Internet,

ponsel, televise, mobil, bahkan apapun bisa membuat kita jatuh dalam pencobaan. Apapun

bentuk pencobaannya, sadar atau tidak sadar iptek sering kali membuat kita terlena.

Efesus 6 : 10-17 membekali kita untuk berperang melawan tipu muslihat iblis.

Page 5: Makalah Iptek Terhadap Kristen

a. Perisai iman dan ketopong keselamatan

Dengan keyakinan iman bahwa kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan maka kita telah

menjadi milik Kristus seutuhnya. Iman kita menjadi perisai yang melindungi kita sehingga si

jahat tidak akan dapat mengambil kita dari pada-Nya. Ketika kita berada dalam posisi sulit

dalam pencobaan, kita tahu dan yakin Tuhan akan menyelamatkan kita karena kita adalah

milik-Nya.

b. Pedang Roh

Firman Allah

Firman Allah menjadi pelita saat berjalan dalam dunia yang semakin gelap (119:105).

Membaca firman Tuhan setiap hari membuat kita semakin mengerti kehendak Tuhan. Firman

Tuhan yang tertanam dalam hati menjadi senjata bagi kita untuk melawan godaan-godaan dari

si jahat. Bahkan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam akan bertumbuh

dan berbuah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mzm 1: 1-3). Orang yang sungguh-

sungguh merenungkan dan melakukan firman Tuhan bukan hanya menjaga dirinya dari dosa

tapi juga menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Berdoa

Berdoa merupakan cara berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Dengan berdoa kita

mengundang campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Doa seperti peperangan roh, Roh

Tuhan bekerja melawan si jahat, sementara kita diberi kekuatan untuk tetap bertahan dalam

pencobaan dengan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan.

Akhirnya “ kenakanlah sluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan

melawan tipu muslihat iblis” (Efesus 6:11).

B. Iman dan Iptek

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

(Amsal 1:7)

Sebagai orang Kristen, dan dalam terang iman kristiani, kita ini harus pro atau anti sama teknologi?

Pro atau anti sama ilmu pengetahuan? Pilih iman atau otak? Doktrin atau ilmu? Kenapa pertanyaan-

pertanyaan itu perlu dipikirkan dan dijawab? Karena ada pendapat, semakin kita beriman, semakin

sedikit kita pake otak kita. Beriman berarti menyangkali akal sehat, karena percaya kepada apa yang

nggak masuk akal. Tentang asal-usul dunia ini, misalnya, orang beriman yakin bahwa Allah-lah yang

menciptakannya dari tidak ada menjadi ada dengan firman-Nya. Kenapa? Karena Alkitab, firman

Allah yang tertulis, mengatakan demikian. So, percaya aja. Sedangkan yang pake otak nggak bisa

terima pokok creatio ex nihilo. Yang masuk akal adalah apa yang

Page 6: Makalah Iptek Terhadap Kristen

ada sekarang terbentuk lewat sebuah proses, atau multi-proses, dari yang sudah ada sebelumnya.

Stephen Hawking, contohnya, mengajukan teori Big-bang, Ledakan Besar, untuk menjelaskan

terjadinya alam semesta ini. Sebenarnya, itu

nggak lain dari teori kebetulan. Kalo pemikiran seperti itu iman berlawanan dengan otak bikin orang

Kristen sampe menjauhi iptek demi memelihara imannya, sungguh mengerikan! Karena itu berarti

dunia iptek bakalan dikuasai oleh orang-orang ateis yang tidak beriman, yang nggak takut sama

Tuhan. Sebaliknya, dunia Kekristenan cuma diisi oleh orang-orang yang picik dan fanatik, yang cuma

ngikutin emosi, bukan akal sehat. Quo vadis, dunia? Quo vadis, Gereja?

Lebih dari itu, sikap menjauhi iptek demi memelihara iman benar-benar berlawanan dengan firman

Tuhan. Karena Alkitab sendiri berpesan, Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan

baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Ams 1:5). Kalau begitu, bersikap

masabodoh terhadap iptek, apalagi menjauhi dan menolaknya, berarti menolak firman Tuhan!

Melawan kehendak Allah! Dosa!

Orang Kristen justru harus pake otak. Pake akal sehat dalam memahami segala sesuatu. Semaksimal

mungkin. Yang membedakannya dengan orang yang tidak percaya sebenarnya sangat sederhana. Tapi

mendasar. Orang Kristen waktu berpikir selalu melibatkan “unsur” Allah, bukan cuma

apa yang kelihatan dan terukur dengan panca-indera yang terbatas. Jadi, misalnya, antara orang

percaya dan Stephen Hawking, bedanya sangat sederhana, namun

mendasar. Yang pertama percaya kepada “unsur” Allah sebagai the Ultimate Cause

dari segala yang ada. Sedangkan yang kedua percaya kepada “kebetulan.” Sama-sama

percaya. Cuma obyek kepercayaannya yang berbeda. Hayo, mana yang akalnya lebih sehat, yang

percaya kepada Allah atau yang percaya kepada kebetulan?

Demikian juga antara orang percaya dan kaum evolusionis, para penganut teori evolusi ala Charles

Darwin, bedanya sangat sederhana, namun mendasar. Para evolusionis berteori, pada mulanya

kehidupan berasal dari yang non-hidup, lewat proses yang sangat panjang. Mereka berpikir demikian

karena tidak melibatkan unsur Allah.

Sedangkan orang percaya seperti Georges Leopold Cuvier, ahli biologi terkenal dari Perancis pada

abad ke-18, menentang pemikiran ini. Ia menegaskan, bahwa “kehidupan selalu berasal dari

kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan, tapi tidak pernah diciptakan”. Allah sang

Sumber Kehidupan yang memberikan kehidupan kepada ciptaan-Nya. Mana yang lebih masuk akal?

Benda mati jadi makhluk hidup lewat proses yang ajaib, atau Sumber Kehidupan membagikan

kehidupan-Nya kepada benda mati sehingga hidup?

Para evolusionis berteori bahwa pelbagai jenis hewan berevolusi menjadi spesies baru. Karena itu

banyak jenis hewan yang nggak ada lagi sekarang ini. Cuvier nggak setuju. Dia berhasil nunjukkin

bukti-bukti bahwa hewan peliaraan nggak berubah sejak zaman Mesir kuno. Juga bahwa lenyapnya

pelbagai jenis hewan adalah karena hewan itu punah, bukan karena berubah jadi spesies baru.

Dokumen fosil nunjukkin hal ini. Cuvier berkata, Jika spesies memang

Page 7: Makalah Iptek Terhadap Kristen

berubah secara bertahap, kita seharusnya bisa menemukan jejak perubahan itu; antara fosil

paleotherium dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk antara: tapi ini tidak pernah ada.

Mana yang lebih masuk akal, penjelasan para evolusionis or Cuvier?

Bagaimanapun, iman dan iptek, sekalipun bisa bersandingan, nggak bisa dicampuraduk. Kalo

dicampuraduk, bakalan kacau. Coba bayangkan, kalau seorang fisikawan bekerja di laboratoriumnya

dengan berpedoman terutama kepada ayat-ayat Alkitab, bukan kepada metode-metode ilmiah tertentu,

apa jadinya? Sebaliknya, jika ia mendengarkan khotbah di gereja pada Hari Minggu dengan

pendekatan ilmiah, apa jadinya? Pasti kacau! Atau, bagaimana jika seorang dokter

menangani pasiennya dengan mengandalkan terutama Alkitab, bukan pengetahuan medisnya? Pasti

kacau! Kita perlu sadar, setiap bidang kehidupan punya hukumnya sendiri. Juga tujuannya sendiri. Di

dunia dagang, ya cari untung. Di dunia politik, ya menghimpun kekuatan, meraih suara, dan meraih

kedudukan. Di dunia ilmu, ya mencari kebenaran ilmiah. Di gereja, ya melayani tanpa pamrih,

malahan berkurban kalo perlu. Jangan dicampuraduk, nanti kacau!

Kalau begitu, sikap seperti apa yang paling tepat? Nats kita menjawabnya. Takut akan TUHAN

adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Ams 1:7). Apa

artinya? Sederhana, sang fisikawan boleh dan seharusnya bekerja di laboratoriumnya menurut prinsip-

prinsip ilmiah, karena memang tidak ada ilmu aljabar Kristen atau ilmu kimia Kristen. Tapi ingat, ia

tetap orang Kristen. Ia harus bekerja di laboratoriumnya sebagai ilmuwan

Kristen. Dengan takut akan Tuhan. Maksudnya, dengan menghormati Tuhan. Taat kepada Tuhan.

Mengabdi kepada Tuhan. Melayani umat manusia. Menjunjung tinggi harkat dan martabat

kemanusiaan. Misalnya begini. Seorang ilmuwan meneliti atau mengembangkan sesuatu dengan

prinsip-prinsip ilmiah. Dari risetnya itu, ia menemukan suatu penemuan yang luar biasa, yang bisa

bikin namanya terukir dengan tinta emas dalam catatan

sejarah perkembangan iptek. Tapi, penemuan itu bisa juga disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu

buat bikin senjata yang sangat mengerikan. Di sini, nasib umat manusia dipertaruhkan. Prinsip takut

akan Tuhan harus bekerja. Sang ilmuwan harus memilih untuk tidak mengumumkan hasil risetnya itu.

Kalo manusia nggak takut akan Tuhan. Nggak mengabdi kepada Tuhan dan sesama, apa yang bakalan

terjadi? Kalo diaseorang ilmuwan, dia akan bereksperimen gila-gilaan, sampe melanggar nilai-nilai

kemanusiaan. Bahkan tega ngejadiin sesamanya manusia kelinci percobaan. Kalo dia seorang

pengusaha, dia bakalan pake pengetahuan en pengalamannya buat meraih keuntungan sebesar-

besarnya, kalo perlu sampe ngorbanin sesamanya manusia. Wah, serem sekali!

Jadi, kembali ke pertanyaan awal, sebagai orang Kristen, dan dalam terang iman kristiani, kita ini

harus pro atau anti sama teknologi? Pro atau anti sama ilmu pengetahuan? Pilih iman atau otak?

Doktrin atau ilmu? Jawabannya, pertanyaan itu salah sekali, karena manusia memang diciptakan

Tuhan dengan kemampuan untuk mengembangkan teknologi. Itu berarti teknologi pada dirinya

sendiri baik. Inti teknologi khan mengubah apa yang ada. Manusia nggak bisa lari sekencang kijang,

maka teknologi menciptakan mobil supaya manusia dapat bergerak lebih cepat dibandingin kijang.

Page 8: Makalah Iptek Terhadap Kristen

Manusia nggak bisa terbang seperti burung, maka teknologi menciptakan pesawat terbang supaya

manusia bisa terbang lebih tinggi daripada burung. Manusia nggak bisa menghindar dari teknologi.

Begitu kita pake payung waktu hujan, setel kipas angin supaya udara nggak terlalu panas, kita udah

pake teknologi. Jadi, persoalannya bukan pro atau kontra teknologi, tapi gimana seharusnya

menggunakan teknologi. Persoalannya ada pada manusianya! Takut akan Tuhan or nggak?

Bagaimana dengan rekayasa genetika dengan isu terakhirnya, kloning manusia? Sama saja, yang jadi

persoalan, benarkah menjadikan manusia, sepapa apapun dia, kelinci percobaan? Sekalipun dia rela?

Apakah itu melanggar batas wilayah kerja manusia? Apa yang terutama menggerakkan para ahli

bioteknologi untuk mengembangkan rekayasa genetika, kesejahteraan sesama atau keuntungan

milyaran dolar? Perlu dicatat, bahwa pada kenyataannya rekayasa genetika adalah suatu bisnis multi-

miliar dolar. Ada dampaknya terhadap komitmen pernikahan? Apa dampaknya

terhadap kejiwaan?

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 9: Makalah Iptek Terhadap Kristen

A. KESIMPULAN

Sebagai orang Kristen, dan dalam terang iman kristiani, kita ini harus pro atau anti sama

teknologi? Pro atau anti sama ilmu pengetahuan? Pilih iman atau otak? Doktrin atau ilmu?

Kenapa pertanyaan-pertanyaan itu perlu dipikirkan dan dijawab? Karena ada pendapat, semakin

kita beriman, semakin

sedikit kita pake otak kita. Beriman berarti menyangkali akal sehat, karena percaya kepada apa

yang nggak masuk akal. Tentang asal-usul dunia ini, misalnya, orang beriman yakin bahwa Allah-

lah yang menciptakannya dari tidak ada menjadi ada dengan firman-Nya. Kenapa? Karena

Alkitab, firman Allah yang tertulis, mengatakan demikian. So, percaya aja. Sedangkan yang pake

otak nggak bisa terima pokok creatio ex nihilo. Yang masuk akal adalah apa yang

ada sekarang terbentuk lewat sebuah proses, atau multi-proses, dari yang sudah ada sebelumnya.

Stephen Hawking, contohnya, mengajukan teori Big-bang, Ledakan Besar, untuk menjelaskan

terjadinya alam semesta ini.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan. Maka dari itu, Penulis juga sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para

pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan

makalah selanjutnya.

Daftar Pustaka

Page 10: Makalah Iptek Terhadap Kristen

Halim, Sandy, 2004, Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan,Teknologi, Seni, Univertitas Tarumanegara

Iman dan Iptek, 2009, http://gkimciumbuleuit.org

Solus Christus : Sebuah Tantangan untuk Mengutamakan Kristus

http://gkimciumbuleuit.org Powered by Joomla! Generated: 10 October, 2009, 07:18

KATA PENGANTAR

Page 11: Makalah Iptek Terhadap Kristen

Puji dan syukur yang ingin penulis ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Dalam karya makalah ini, penulis membahas mengenai “Dampak IPTEK

Terhadap Iman Kristen”,

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan. Maka dari itu, Penulis juga sangat mengaharapkan kritik dan saran dari para

pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan

makalah selanjutnya.

Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bone-Bone, 30 Mei 2013

Penulis

MAKALA AGAMA

Page 12: Makalah Iptek Terhadap Kristen

OLEH :

RINA ENGRIANI PASAE