makalah kad.docx

10
1 BAB I PENDAHULUAN  A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia sekitar kita  beserta perubahan-perubahan yang te rjadi di dalamnya tanpa mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti tarbakar? Mengapa besi dapat berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana membuat karet tiruan? Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah yang dibahas dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di definisikan sebagai ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat,  perubahan serta energi yang menyertai perubahanny a. Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative [atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar. Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert  Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia. - Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi electronnya memeliki susunan electron yang Stabil. - Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau menangkap electron. - Jika suatu unsure melepaskan electron, artinya unsure itu electron pada unsure lain. Sebaliknya, jika unsure itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain. Jadi susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain. - Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar di sebut kaida octet.

Upload: adam-brown

Post on 17-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    1/10

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia sekitar kita

    beserta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya tanpa mempertanyakan misalnya, apa

    itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti

    tarbakar? Mengapa besi dapat berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana

    membuat karet tiruan?

    Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah yang dibahas dalam dalam

    ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di definisikan sebagai ilmu kimia adalah ilmu

    yang mempelajari segala sesuatu tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat,

    perubahan serta energi yang menyertai perubahannya.

    Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat

    membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk

    melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan

    elektron] dan ion negative [atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang

    terbentuk bersifat polar.

    Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan

    antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert

    Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan

    tentang konsep ikatan kimia.

    - Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi

    electronnya memeliki susunan electron yang Stabil.

    - Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di meliki oleh unsure gas

    mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau menangkap electron.

    - Jika suatu unsure melepaskan electron, artinya unsure itu electron pada unsure lain.

    Sebaliknya, jika unsure itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain.

    Jadi susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain.

    - Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar di sebut

    kaida octet.

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    2/10

    2

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan keseluruhan kajian teoritis dan hasil Studi yang kami ( kelompok III

    )rangkup pada uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang kami angkat adalah

    apakah kita biasa menerima begitu saja perubahan-perubahan yang terjadi tanpa

    mempertanyakannya?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan yang ingin di capai dalam mengadakan tugas makalah ini adalah :

    - Agar mengetahui perubahan yang terjadi di sekitar kita

    - Untuk lebih memahami Ilmu Kimia secara umum

    - Lebih menyadari pentingnya pendidikan,melati kami dalam pembuatan-pembuatan makala

    secara kelompok, sehingga menjadi bekal bagi masa yang akan dating.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    IKATAN KIMIA

    Pengerti an I katan Kimia

    Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi

    ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom

    dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk

    karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stbil

    yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel 3.1 berikut.

    Unsur No Atom K L N M O P

    He

    Ne

    Ar

    Kr

    Xe

    Rn

    2

    10

    18

    36

    54

    86

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    8

    8

    8

    8

    8

    8

    18

    18

    18

    8

    18

    32

    8

    18 8

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    3/10

    3

    Walter Kossel dan Gilbert Lewispada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat

    hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan

    bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa

    sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia.

    Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau

    8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet

    Contoh: Br + Br Br Br Atau Br - Br

    Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai

    dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau

    mengikuti kaidahDuplet.

    Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau

    elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan

    atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.

    Tabel 3.2 Elektron Valensi Beberapa Unsur

    UnsurSusunan

    elektron

    Elektron

    valensi

    6C

    8O

    12Mg

    13Al

    15P

    17Cl

    2. 4

    2.6

    2.8.2

    2.8.3

    2.8.5

    2.8.7

    4

    6

    2

    3

    5

    7

    Unsnr unsnr dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai kestabilan

    cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . unsnr unsnr

    yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur elektro positif . unsnr

    unsur dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap

    elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang

    demikian termasuk unsurelektr onnegative .

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    4/10

    4

    A. Jenis-Jenis Ikatan Kimia

    Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya

    interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa

    diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan

    menjadi dua jenis, yaitu:

    1. Ikatan antar atom

    a. Ikatan ion

    Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu

    senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga anion.

    Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri

    dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari

    unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan

    halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi

    oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin

    besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat.

    Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai

    akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik

    dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan

    sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis

    Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:

    a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar

    b. Memiliki titik leleh yang tinggi

    c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

    b. Ikatan kovalen

    Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh

    atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam.

    Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom.

    Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.

    Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi

    aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom

    memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang

    menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    5/10

    5

    disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan

    geometri molekul.

    Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan

    elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang

    terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk

    dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan

    elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal.

    Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi,

    delta, dan lain-lain.

    Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa

    kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap

    elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara

    atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara

    itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit

    karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.

    Gambar Ikatan Kovalen pada metana

    c. Ikatan kovalen koordinasi

    Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron

    bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu

    atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.

    Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:

    - Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas

    - Atom yang lainnya memiliki orbital kosong

    Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini

    berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat

    sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    6/10

    6

    d. Ikatan Logam

    Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron

    tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua

    atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga

    dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari

    elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik

    dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom

    unsur-unsur logam semata

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    7/10

    7

    2. Ikatan Antara Molekul

    a. Ikatan Hidrogen

    Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang

    mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan

    hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,

    namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

    Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki

    pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron

    bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan

    hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin

    besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.

    Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin

    besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa

    tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap

    molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan

    hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.

    b. Ikatan van der walls

    Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar

    molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi

    dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering

    dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat

    berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu.

    Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan

    atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der

    Walls.

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    8/10

    8

    B. Teori Orbital Molekul

    Teori Ikatan Valensi mampu secara kualitatif menjelaskan kestabilan ikatan kovalen

    sebagai akibat tumpang-tindih orbital-orbital atom. Dengan konsep hibridisasi pun dapat

    .sayangnya dalam beberapa kasus, teori ikatan valensi tidak dapat menjelaskan sifat-sifat

    molekul yang tramati secara memuaskan. Contohnya adalah molekul oksigen, yang struktur

    Lewisnya sebagai berikut.

    Menurut gambaran struktur Lewis Oksigen di atas, semua elektron pada O2

    berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat diamagnetik, namun kenyataanya, menurut

    hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen bersifat paramagnetik dengan dua elektron tidak

    berpasangan. Temuan ini membuktikan adanya kekurangan mendasar dalam teori ikatan

    valensi.

    Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik dengan

    menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut sebagai teori orbital

    molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang

    dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait

    dengan molekul secara keseluruhan.

    Menurut teori OM, tumpang tindih orbital 1s dua atom hidrogen mengarah pada

    pembentukan dua orbital molekul, satu orbital molekul ikatan dan satu orbital molekul

    antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang

    lebih besar dibandingkan dengan orbital atom pembentuknya. Orbital molekul antiikatan

    memiliki energi yang lebih besar dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan dengan

    orbital atom pembentuknya. Penempatan elektron dalam orbital molekul ikatan menghasilkan

    ikatan kovalen yang stabil, sedangkan penempatan elektron dalam orbital molekul antiikatan

    menghasilkan ikatan kovalen yang tidak stabil.

    Dalam orbital molekul ikatan kerapatan elektron lebh besar di antara inti atom yang

    berikatan. Sementara, dalam orbital molekul antiikatan, kerapatan elektron mendekati nol

    diantara inti. Perbedaa ini dapat dipahami bila kita mengingat sifat gelombang pada elektron.

    Gelombang dapat berinteraksi sedemikian rupa dengan gelombang lain membentuk

    interferensi konstruktif yang memperbesar amplitudo, dan juga interferensi destruktif yang

    meniadakan amplitudo.

    Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan dengan interferensi konstruktif,

    sementara pembentukan orbital molekul antiikatan berkaitan dengan interferensi destruktif.

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    9/10

    9

    Jadi, interaksi konstruktif dan interaksi destruktif antara dua orbital 1s dalam molekul H2

    mengarah pada pembentukan ikatan sigma (1s) dan pembentukanantiikatan sigma (*1s).

    C. Hibridisasi

    Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom

    membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan

    atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk

    orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori

    ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori

    ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan teori

    VSEPR.

  • 5/27/2018 makalah KAD.docx

    10/10

    10

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Sehubungan dengan penulisan tugas makala kami (kelompok III ), maka dapat kami

    simpulkan bahwa : Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita,yang

    telah kita nikmati, yang mana tanpa kita sadari kita telah melakukan perubahan-perubahan

    yang bersifat kimia, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Dan cara yang kita

    lakukan itu semua tergantung pada diri kita masing-masing, sehingga kita dapat

    menikmatinya secara bersama-sama, sebab dengan adanya perubahan-perubahan usaha

    pemerintah dapat berjalan.