makalah kdm
TRANSCRIPT
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 1/40
MAKALAH KDM³KONSEP PENGOBATAN´
Dosen : Karyo S.Kep.Ns
KELOMPOK 5:
1. Andi Jatmiko (09.02.00.126)
2. Andi juli pradana (09.02.00.127)
3. Enggar dwi prasetyo (09.02.00.137)
4. Hendra sari purnafita (09.02.00.098)
5. M. Abdul Majid.H (09.02.00.106)
6. Pujo Utomo (09.02.00.114)
7. Sunarto (09.02.00.161)
8 Sri Retno Wati (09.02.00.158)
9. Siska wahyu Risma A (09.02.00.118)
10. Zeny Purnawati (09.02.00.168)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Prodi S1 Keperawatan
Jln.Letda Sucipto No.211 Tuban (0356) 321287
TP : 2009-2010
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 2/40
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum WR.WB
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena limpahan
Rahmat dan HidayahNya kami dapat menyusun makalah sebagai tugas dari mata
kuliah KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II dengan judul ³KONSEPPENGOBATAN´.
Terimakasih kami sampaikan atas bimbingan dan arahannya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik. Terima kasih juga untuk semua teman
dan kelompok kami atas kegigihan dan kerjasamanya. Kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, atas
perhatiannya kami sampaikan terimakasih, semoga makalah ini dapat dipahamidan berguna bagi para pembaca.
Wassalammualaikum WR.WB
PENULIS
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 3/40
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan Masalah .. .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi obat .............................................................................................
2.2 sifat kerja obat ..........................................................................................
2.3 Efek dari pengobatan.................................................................................
2.4 Efek obat terhadap tubuh ...........................................................................
2.5 Faktor yang mempengarui kerja obat .........................................................
2.6 Rute pemberian obat..................................................................................
2.7 Prosedur pemberian obat ...........................................................................
y PROSEDUR PEMBERIAN OBAT ORAL
y PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN
y PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI INTRAKUTAN
y PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER
y PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA INTRAVENA
y PROSEDUR PEMBERIKAN OBAT TOPIKAL(KULIT)
y PROSEDUR PEMBERIAN PEMBERIAN TETES TELINGA
y PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI
y PROSEDUR PPEMBERIAN OBAT PADA MATA
y PROSEDUR PPEMBERIAN OBAT PADA VAGINA
y PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA SEMPROT HIDUNG
y PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA SUPOSITORIA
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................
3.2 Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 4/40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu obat terpenting
perawat.obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klienyang memiliki masalah kesehatan.walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal,beberapa obat yang menimbulkan efek yang berbahaya yang bila tidak samping
yang ditimbulkan,memberikan obat dengan tepat,memantau respon dan membantu
klien menggunakannya dengar benar dan berdasarkan pengetahuan.
Selain mengetahui kerja suatu obat tertentu, perawat juga harus memahami
masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk menentukan apakah obat
tertentu aman untuk diberikan.Pertimbangan perawt yaat penting dalam pemberian
obang tepat dan aman.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi obat ?
2. Bagaimana sifat kerja obat ?
3. Apa efek dari pengobatan ?
4. Bagaimana reaksi obat terhadap tubuh?
5. Apa factor yang mempengaruhi kerja obat?
6. Rute pemberian obat?
1.3 TUJUAN MASALAH
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa memahami tentang cara pemberian oabat yang tepat sesuai dengan
obat dan rute pemberian yang benar.
Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian obat
b. Mengetahui sifat kerja obat
c. Menjelaskan efek dari pengobatan
d. Menjelaskan teknik-teknik pemberian obat
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 5/40
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi obat
Obat adalah zat yang digunakan dalam diaknosis terapi,penyembuhan,penurunan,
atau pencegahan penyakit.Sediaan atau paduan bahan bahan yg siap untuk digunakan
mempengaruhi atau menyelidiki sisstem fisiologis atau keadaan patologis dalam rangka
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
(Kebijakan Obat Nasional, DepKes RI)
Obat tersedia dalam berbagai bentuk
1. Solid ( Padat)
y Pulvis (Serbuk) : Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
y Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari bahan obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut
Macam-macam :
a. Kapsul
b. Soft Kapsul (Kapsul Lunak) Exp : Natur E
y Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi dengan
metode pembuatan dikempa atau dicetak. Tablet dpt berupa :
Tablet Kunyah
Tablet Hisap (Pastiles, Troches)
Tablet Effervescent
Tablet Salut Gula
Tablet Salut Enteric
Tablet Lepas Lambat dll
� Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan
melalui rectal, vaginal atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut
dalam suhu tubuh
2. Semi Solid
� Cream : Bentuk sediaan setengah padat mengandung satu/lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai
� Gel : Merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil dan partikel organik yang besar.
� Lotion : Emulsi tapi lebih padat
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 6/40
3. Liquid
� Emulsi : Sistem dua fase yang salah satu cairannya terdisfersi dalam cairan yang
lain dalam bentuk tetesan kecil
� Larutan (True Solution) : Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut
� Suspensi : Sediaan cair yang mengandung partikel padat tak larutyang terdispersi
dalam fase cair
1. Gas
� Aerosol : Sediaan yang dikemas dibawah tekanan mengandung zat aktif terapetik
yang dilepas saat sistem katup yang sesuai di tekan
2.2 Sifat Kerja Obat
Obat bekerja menghasilkan efek teraputi yang bermanfaat.sebuah obat tidak
menciptakan suatu fungsi dalam jaringan tubuh atau organ,tetapi mengubah fungsi
fisiologis.obat dapat malindungi sel dari pengaruh agen kimia lain,meningkatkan fungsi
sel,atau mempercepat atau memperlambat peroses kerja sel.obat menghasilkan kerja
dengan mengubah cairan tubuh atau membrane sel atau dengan berinteraksi dengan
tempat reseptor.
Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor
sel.reseptor melokalisasi efek obat. Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karenamemiliki bentuk kimia yang sama.ketika obat reseptor saling berikatan efek terapotik
dirasakan.setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik.
Misalnya reseptor pada sel jantung berespon terhadap preparet digitalis.
2.3 Efek Dari Pengobatan
Karena sruktur kimia dan kerja fisiologisnya sebuah obat dapat menghasilkan lebih
dari satu efek di antaranya :
1.
Efek Terapotik
Merupakan respon fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkiraakan timbul.
Setiap obat yang diprogramkan memiliki efek terapotik yang diinginkan.
2. Efek Samping
Sebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek sekunder yang tidak diinginkan
yang disebut efek samping. Efek samping ini mungkin tidak berbahaya tetapi ada efek
samping yang cukup serius hingga menghilangkan efek terapotik obat sehingga perlu
penghentian pemberian obat akibatnya klien sering kali berhenti meminum obat tanpa
berkonsultasi.
3. Efek Toksik
Ekef ini terjadi setelah klien meminum obat berdosis tinggi dalam jangka waktu lama,
setelah suatu obat berakumulasi di dalam darah akibat kerusakan metabolisme atau
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 7/40
eskresi.satu dosis obat dapat menimbulkan dapat menimbulkan efek toksik pada beberapa
klien.
2.4 Reaksi Obat Terhadap Tubuh
Dalam pemberian obat muncul beberapa reaksi terhadap tubuh diantaranya
1. Reaksi ideosintratik
Reaksi ini meliputi klien beraksi berlebihan,tidak bereaksi tau tidak normal terhadap obat
contoh : seorang anak yang menerima anti histamine menjadi sangat gelisah atau sangat
gembira,bukan mengantuk adalah tidak mungkin memperkirakan klien mana yang akan
mengalami respon ideosintratik
2. Reaksi Alergi
Adalah respon lain yang tidak dapat di perkirakan terhadap obat. Kekebalan tubuih
seseorang dapat tersensitisasi terhadap dosis awal obat. Apabila obat di berikan secara
berulang kepada klien, ia akan mengalami respon alergi terhadap obat.Dalam hal ini obat
bekerja sebagai antigen,memicu pelepasan antibody.
Alergi obat dapat bersifat ringan atau berat.gejala alergi tergantung pada individu dan
obat.reaksi yang berat ditandai oleh kontriksi otot bronkiolus,edema fariinitis.ng dan
laring,mengi berat dan sesek napas.reaksi alergi ringan ditandai seperti
urtikaria,ruam,pruritus dan rhinitis.
2.5 Faktor yang mempengaruhi kerja obat
Akibat perbedaan cara dan tipe kerja obat,respon terhadap obat sangat bervariasi.
Faktor selain karakterisatik obat juga mempengaruhi kerja obat diantaranya
1. Perbedaan Genetik
Faktor genetic menentukan apakah enzime yang terbentuk secra alami ada untuk
membantu oenguraian obat
2. Variabel Fisiologis
Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi dan struktur yang mengubah pengaruh obat
apabila status nutrisi klien buruk sel tidak dapat berfungsi dengan normal sehingga
biotrnformasi tidak berlangsung.Metabolisme obat bergantung pada nutrisi yang adikuat
untuk membentuk enzime Dan protein dan obat berikatan dengan protein sebelum
distribusi ke tempat kerja obat.
3. Kondisi Lingkungan
Reaksi suatu obat bervariasi tergantung pada lingkungan obat tersebut digunakan. Stress
fisik dan emosi yang berat akan memicu respon hormonal yang pada akhirnyamenganggu metabolisme obat pada klien.
4. Faktor Psikologis
Sejumlah factor psikologis mempengaruhi pengunaan obat dan respon terhadap obat.
Sikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya atau pengaruh
keluarga.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 8/40
2.6 Rute pemberiaan Obat
Dalam pemberian obat perawat mengunakan lima benar untuk menjamin pemberian obat
yang aman yaitu benar obat,benar dosis, benar klien, benar waktu dan benar rute
pemberian.
Piliha rute pemberian obat tergantung pada kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondidi fisik dan mental klien. Rute pemberian obat diantaranya :
1. Rute Oral
Rute yang paling mudah dan paling umum digunakan. Obat diberikan melalui mulut yang
di telan.Kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama klien umumnya lebih
memilih rute oral.
2. Pemberian Sublingual
Obat sublingual dirancang supaya setelah diletakan dibawah lidah dan kemudian larut
mudah diabsobsi. Oabat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan karena efek
yang diharapkan tidak tercapai.
3. Rute Parental
Ialah pemberian obat dengan injeksinya kedalam jaringan tubuh meliputi :
a. Subkutan (SC): injeksi kedalam jaringan tepat dibawah jaringan dermis kulit
b. Intradermal (ID): injeksi kedalam dermis tepat dibawah epidermis.
c. Intramuskular (IM): Injeksi kedalam otot tubuh.
d. Intravena(IV) : Suntikan kedalam vena.
4. Pemberian Topical
Pemberian topikal dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang
balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan atau menyediakan air mandi
yang dicampur obat.Obat diberikan secara topikal dengan mengunakan cakram atau
lempeng transdermal.
5. Supositorial
Obat supositorial terbagi menjadi 2
a. Supositorial Vagina
Obat ini tersedia dalam bungkus satuan dan dikemas dalam pembungkus timah.
Setelah obat supositorial dimasukkan ke dalam rongga Vagina suhu tubuh akan
membuat obat meleleh, Didistribusikan dan diarbsopsi
b. Sipositorial Rektal
Bentuk obat ini lebih tipis dan bulat untuk mencegah trauma anal ketika obat
dimasukkan. Obat supositorial dimasukkan melewati sfingter anal dalam dan
menyentuh mukosa rektal agar obat tersebut dapat keluar sebelum obat ralut dan di
arbsobsi mukosa.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 9/40
6. Inhalasi
Obat melalui inhalasi sering menderita penyakit pernafasan kronis. Obat inhalasi
diberikan melalui pasase nasal, nasase oral atau selang yang dipasang kedalam
tracea
a. Inhalasi nasal
Obat di inhalasi melalui hidung menggunakan sebuah alat yang menghantar
obat yaitu tipe semprotan.
b. Inhalasi oral
Obat yang diberikan menggunakan inhaler yang dipegang di tangan disebar
melalui sebuah semprot aerosol, uap atau bubuk yang masuk ke saluran udara
di paru.
c. Melalui endotracea
Beberapa obat darurat dapat diberikan melalui selang yang telah ditempatkan
ke dalam tracea klien.
7. Irigasi
Paling sering dilakukan menggunakan air steril, salin atau larutan anti septik pada
mata, telinga, tenggorok, vagina dan saluran kemih. Irigasi dapat digunakan untuk membersihkan suatu area atau untuk memberikan obat atau kompres panas atau
dingin kejaringan yang cidera.
8. Pengunaan Obat Mata
Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep meliputi preparet
yang dibeli bebas misal: Air mata buatan dan Fasokonstriktor obat yang diberikan
dengan cara ini menyerupai lensa kontak kemudian penempatan obat ke kantong
konjugtiva
9. Pengunaan Tetes Telingga
Struktur Telinga dalam sangat sensitif terhadap suhu yang ekstrim. Perawat tidak
boleh menyumbat saluran telinga dengan alat tetes atau spuit irigasi memaksa obat
masuk dapat menciptakan tekanan yang menimbulkan cidera pada gendang telinga
untuk memasukkan obat pada dewasa dengan meluruskan saluran kartilago telinga
dengan memegang daun telinga dan menarik kebawah dan kebelakang dengan
lembut, pada orang dewasa menarik daun telinga keatas dan kebelakang.
10. Tetes Hidung
Sinus hidung dapat diberi obat dengan cara senprot, tetes atau tampon.pemberian
obat dilakukan pada posisi terlentang dengan kepala ditekuk kebelakang klien
harus diperingatan untuk menghindari pengunaan obat yang berlebihan kerena
memicu efek berulang yang menyebpkan hidung tersumbat. Obat tetes Nasal
efektif untuk mengobati infeksi si
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 10/40
2.7 PROSEDUR TINDAKAN
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT ORAL
LANGKAH RASIONAL
PEERSIAPAN PASAIEN
1) KIE pada pasien tentang tindakan
yang akan kita lakukan
2) Posisi duduk atau berbaring miring
-Mengurangi ansietas dan
meningkatkan kerja sama.
-Agar mudah menelan obat.
PERSIAPAN ALAT
1)
Kartu,format catatan atau huruf cetak nama obat
2) Nampan atau kereta obat
3) Mangkuk obat sekali pakai
4) Segelas air,jus atau cairan yang
dipilih
5) Sedotamn
6) Alat penghancur pil(bila perlu)
PROSEDUR KERJA
1) Periksa keakuratan dan kelengkapan
setiap kartu ,format.periksa namaklien dan nama,dosis,rute
pemberian dan waktu pemberian
obat.
-Program dokter adalah sumber yang paling
dapat dipercaya dan merupakan satu-
satunya catatan resmi obat yang akan
diterima klien.
2) Siap[kan obat
1.cuci tangan
2.atur nampan dan mangkuk obat
didalam pengobatan
3.pilih obat yang tepat,hitung dosis
obat yang benar.
4.menyiapkan tablet atau kapsul dari
botol,tuang jumlah yang dibutuhkan
ke dalam tutup botol lalu pindahkan
ke mangkuk obat
5.tempatkan semua atau kapsul
yang akan diberikan pada waktu
yang sama didalam sebuah cangkir
1.Mengurangi perpindahan mikroorganisme
dari tangan anda keobat dan peralatan.
2.Menghemat waktu dan mengurangi
kesalahan.
3.Mengurangi kesalahan,perhitungan akan
lebih akurat bila informasi dari label obat
tersedia ditangan.
4.Mempertahankan kebersihan obat.
5.Menyiapkan obat yang membutuhkan
pengkajian sebelum diberikan terpisah dari
obat lain membuat anda lebih mudah
menunda pemberian obat tersebut,jika
diperlukan.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 11/40
6.jika klien sulit mnelan gerus tablet
dalam alat penghancur
7. siapkan cairan kocok merata
sebelum diberikan,bias berupa
segelas air atau jus.
6.Obat berukuran besar mungkin sulit untuk
menelan.Tablet yang telah digerus dan
dicampur dengan makanan lunak yang enak
biasanya mudah ditelan.Pastikan obat dapat
dihancurkan sebelum Anda menghancurkan
diseranya obat bersalut enreric tidak
didesain untuk diserap dilambung.
7.Melarutkan obat.
3) Berikan obat
1.beri obat pada klien pada waktu
yang benar
2.Identifikasi klien dengan
membandingkan nama pada
kartu,format obat.
3.jelaskan tujuan setiap pengobatan
dan kerja obat pada klien.
4.bantu klien mengambil posisi
duduk atau berbaring miring.
1.Obat diberikan dalam 30 menit sebelumatau setelah waktu yang diresepkan.Obat
cepat (stat)atau obat yangdiresepkan dalam
bentuk tunggal harus diberikan pada saat
diprogramkan.
2.Gelang identifikasidibuat pada saat klien
mendaftar dan merupakan sumber
identifikasi yang paling dapat dipercaya.
3.Klien mempuyai hak untuk diberi tahu,
dan memahami pengobatan meningkatkan
kepatuhan klien terhadap terapi.
4.Mencegah aspirasi sewaktu menelan.
4) Tanyakan apakah klien ingin
memegang obat padat di tangannya
atau di mangkuk sebelum
memasukanya ke dalam mulut.
-Klien akan mengenal obat karena melihat
setiap obat.
5) Tawarkan air segelas penuh atau jus
untuk menelan obat
-Pilihan cairan meningkat kenyamanan dan
obat meningkatkan asupan cairan.
6) Untuk obat yang diberikan secara
sublingual mionta klien
meletakkanya di bawah lidah dan
biarkan obat larut seluruhnyua
-Obat diabsorpsi melalui pembuluh darah
dibawah permukaan lidah.Jika ditelan, obat
hancur akibat kerja getah lambung atau
didetoksifikasi dengan sangat cepat oleh
hati sehingga kadar teraputik darah tidak
dicapai.
7) Apabila klien tidak mampu menahan
obat tempatkan cangkir berisi obat
pada bibir dan dengan perlahan
masukkan setiap obat kedalam
mulut satu persatu
-Mencegah obat
terkontaminasi.Memberikan tablet atau
kapsul satu persatu memudahkan klien
menelan dan mencegah aspirasi.
8) Temani klien sampai semua obat -Perawat bertanggung jawab memastikan
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 12/40
ditelan klien menerima dosis yang
diprogramkan,Apabila tidak diawasi, ada
kemungkinan klien tidak meminum obatnya
atau menyimpannya,menimbulkan resiko
pada kesehatan.
9) Bantu klien kembali ke posisi yang
nyaman
-Mempertahankan rasa nyaman.
10) Buang suplai yang kotor dan cuci
tangan
-Mengurangi transisi mikroorganisme.
11) Catat waktu actual setiap obat
diberikan pada catatan obat
Dokumentasi cepat mencegah
kesalahan,mis.pengulangan pemberian
dosis obat.Tanda tangan mencerminkan
akuntabilitas pemberian obat.
12) Kembali dalam waktu 30 menit
untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan.
Digunakan untuk mengkaji manfaat
teraputik obat mendeteksi awitan efek
samping.
PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN
INDAKAN RASIONAL
PERSIAPAN PASIEN
1) KIE pada pasien tentang tindakanyang dilakukan
2) Posisi klien untuk merelaksasikan
tangan ,kaki,atau abdomen
tergantung tempat injeksi yang dipilih
1.Mengurangi ansietas dan meningkatkan
kerja sama.
2.Agar tidak tegang sehingga tidak
menimbulkan rasa tidak nyaman.
PERSIAPAN ALAT
1) Spuit berukuran 1ML,100 U insulin
2) Jarum berukuran 25G dan panjang
3/8 sampai 5/3 inci3) Swab antiseptic(Betadin atau
alkhohol)
4) Sarung tangan sekali pakai
5) Obat ampul atau vial
6) Kartu,format dan huruf cetak nama
obat
-Digunakan untuk membersikan kulit.
-Mengidentifikasi di programkan dan namaklien.
PROSEDUR KERJA
1) Cuci tangan
2) Cek program obat
1.Mengurangi penularan mikroorganisme.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 13/40
2.Memastikan keakuratan.
3) Siapkan dosis obat yang tepat dari
ampul atau vial
3.Memastikan obat steril,teknik menyiapkan
vial dan ampul yang berbedah menginjeksi
volume udarah dalam jumlah kecil
membersikan jarum dari obat dan mencegah
jejak obat yang tertinggal dijarempat injeksi.
4) Kenakan sarung tangan sekali pakai 4.Injeksi dapat menyebabkan sedikit
rembesan darah pada tempat injeksi.sarung
tangan resiko terpajan.
5) Identifikasi klien dengan memeriksa
pita lengan yang memuat identitasnya
dan menanyakan nama klien.
5.Memastikan klien yang menerima dosis
obat yang diprogramkan benar.
6) Jelaskan prosedur kepada klien 6.Membantu klien mengantisipasi
tindakan.pendekatan yang tenang
meminimalkan kecemasan.
7) Tutup gorden atau pintu kamar 7.Menjaga privasi.
8) Pertahankan atau gaun yang
membungkus bagian tubuh yang tidak
perlu dipajankan
8.Untuk memilih tempat injeksi yang tepat,
bagian tubuh tertentu perlu terpajankan.
9) Pilih tempat ineksi yang tepat
Palpasi adanya nyeri tekan atau masa
di tempat injeksi.untuk pemberianinsulin harian rotasi tempat injeksi
setiap hari.pastikan ukuran jarum
benar dengan memegang lipatan kulit
ditempat injeksi dengan ibu jari dan
telunjuk.ukur lipatan kulit dari atas
kebawah.panjang jar um harus 1,5
kali panjang lipatan kulit.
9.Tempat injeksi harus bebas dari anomali
yang dapat mempengaruhi absorbsi
obat.tempat injeksi yang digunakan berulang
kali dapat mengeras akibat (lipohipertropi)
peningkatan pertumbuhan jaringan.
10) Bantu klien mendapatkan posisi yang
nyaman.
10.Relaksasi tempat injeksi meminimalkan
rasa tidak nyaman.
11) Meelokasi tempat injeksi
menggunakan penanda anatomi
tubuh
11.Injeksi yang akurat dilakukan dengan
menginsersi jarum ditempat yang tepat
untuk menghindari cedera pada
jaringan,pembuluh darah, syaraf atau tulang
dibawahnya.
12) Bersihkan tempat injeksi dengan swab
antiseptic.usap bagian tengah tempat
injeksi dengan arah gerakan berputar
keluar sepanjang 5 cm.
12.Kerja mekanisme swab membuang sekresi
yang mengandung mikroorganisme.
13) Pertahankan swab dekat tangan 13.Swab tetap dapat dengan mudah diambil
ketika jarum diambil.
14) Lepas tutup dari jarum dengan
menariknya dengan arah lurus.
14. Mencegah kontaminasi.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 14/40
15) Pegang spuit dengan benar diantara
ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
dominan,pegang seperti memegang
anak panah telapak tangan dibawah
15.Injeksi yang cepat dan lancar dilakukan
dengan memanipulasi bagian spuit dengan
benar.
16) Lakukan injeksi
a.untuk klien yang ukuran tubuhnya
rata-rata gunakan tangan tidak
dominan untuk merenggangkan kulit
supaya tegang ditempar injrksi atau
pegang jaringan sehingga tercipta
suatu gulungan kulit setebal 0,5 inci.
b.injeksikan jarum dengan cepat dan
mantap pada sudut 4 5-90 derajat
c.pegang ujung bawah badan spluit
sampai ujung penghisap dengan
tangan tidak dominan.hindari
menggerakan spluit ketika menarik
pengisap secara perlahan kebelakang
untuk mengaspirasi obat .apabila
darah terlihat di spluit lepas
jarum,buang obat dan spluit,dan
ulangi prosedur.pengecualian janganmengaspirasi obat saat menginjeksi
heparin
d.injeksi obat perlahan lahan
a.Jarum mepenestrasi kulit yang tegang
dengan lebih mudah daripada kulit yang
kendor. Mencubit kulit mengangkat jaringan
SO dan mengurangi kepekaan tempat injeksi.
b.Insersi yang cepat dan mantap
meminimalkan rasa tidak
nyaman.(menginjeksi obat kedalam jaringan
yang dikompresi akan mengiritasi pada kulit)
c.Untuk menginjeksi dengan benar bagian-
bagian spuit perlu dimanipulasi .gerakan
spuit dapat mengeser jarum dan
menimbulkan rasa tidak nyaman.Aspirasi
darah spuit mengindefisikan masuk kedalam
vena.injeksi SC dan IM tidak digunakan untuk
injeksi IV(Dermis relatif mengandung
pembuluh darah
d.Aspirasi pada injeksi hepari dapat membuat
jarum bergerak,sehingga dapat terjadi
kerusakan dan pendarahan jaringan
17) Tarik jarum sambil mengusapkan
swab alkhohol dengan perlahan diatasatau ditmpat injeksi.
17.Menyokong jaringan disekitar tempat
injeksi untuk meminimalkan rasa tidaknyaman selama menarik jarum.
18) Untuk injeksi SC atau IM,beri pijatan
ringan pada kulit yang baru diinjeksi
heparin SC atau insulin, BILA PERLU:
pasang perban, untuk injeksi
ID,jangan pijat tempat injeksi.
18.Memijat daerah yang baru diinjeksi
heparin dapat mengakibatkan pendarahan
dan dapat meningkatkan laju absorpsi insulin.
19) Bantu klienmendapatkan posisi yang
nyaman.
19.Mengurangi penularan mikroorganisme.
20) Buang jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kantong
pengaman dan tempatkan dalam
wadah berlabel,Apabila perawat tidak
bisa meninggalkan sisi tempat tidur
klien,teknik menutup jarum dengan
satu tangan dapat dilakukan.
20.CDC dan OSHA Mendapatkan jarum tidakditutup kembali untuk mencegah petugas
tertusuk jarum dan penularan penyakit.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 15/40
21) Lepas sarung tangan sekali pakai. Cuci
tangan.
21.Mengurangi penularan mikroorganisme.
22) Untuk injeksi SC dan IM, catat dosis
obat,rute pemberian tempat injeksi,
dan waktu serta tanggal injeksi pada
catatan pengobatan.Tanda tangani
dengan benar sesuai kebijakaninstitusi.
23) Kembali kekamar dan tanya apakah
klien merasakan nyeri akut,sensasi
terbakar,kesemutan,pada tempat
injeksi.observasi adanya reaksi alergi
setelah injeksi.
24) Kembali untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan 10-30 menit.
22. Dokumentasiyang tepat waktu mencegah
kesalahan dalam pemberian obat.
23.Rasa tidak nyaman yang berlanjut dapat
mengidikasikan cedera pada tulang,atau
syaraf dibawah tempat injeksi.Reaksi
anafilatik dapat timbul secara tiba-tiba ID
akibat toksisitas obat.
24.Obat IM mengabsorpsi lebih cepat dari
pada SC efek yang tidak diinginkan jugaberkembang dengan cepat.Observasi
menentukan kemanjuran.
PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER
TINDAKAN RASIONAL
PERSIAPAN PASIEN
1.KIE pada pasien tentang tindakan yang
dilakukan
2.Posisi klien untuk merelaksasikan
tangan ,kaki,atau abdomen tergantung
tempat injeksi yang dipilih
1.Mengurangi ansietas dan meningkatkan
kerja sama.
2.Agar tidak tegang sehingga tidak
menimbulkan rasa tidak nyaman.
PERSIAPAN ALAT
1 .IM: 2 sampai 5 ml untuk dewasa,1sampai 2ml untuk anak.
2.IM 19G sampai 27G dan panjang 1
sampai 1 ½ inci untuk orang dewasa ,25G
sampai 27G dan panjang sampai ½
sampai 1 inci untuk anak dan 5/8 untuk
bayi baru lahir.
3.Swab antiseptic(Betadin atau alkhohol)
4.Sarung tangan sekali pakai
5.Obat ampul atau vial
6.Kartu,format dan huruf cetak n
ama obat
-Digunakan untuk membersikan kulit.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 16/40
PROSEDUR KERJA
1.Cuci tangan
2.Cek program obat
1.Mengurangi penularan mikroorganisme.
2.Memastikan keakuratan.
3.Siapkan dosis obat yang tepat dari
ampul atau vial
3.Memastikan obat steril,teknik menyiapkan
vial dan ampul yang berbedah menginjeksi
volume udarah dalam jumlah kecil
membersikan jarum dari obat dan mencegah
jejak obat yang tertinggal dijarempat injeksi.
4.Kenakan sarung tangan sekali pakai 4.Injeksi dapat menyebabkan sedikit rembesan
darah pada tempat injeksi.sarung tangan resiko
terpajan.
5.Kenakan sarung tangan sekali pakai 5.Injeksi dapat menyebabkan sedikit rembesandarah pada tempat injeksi.sarung tangan resiko
terpajan.
6.Identifikasi klien dengan memeriksa pita
lengan yang memuat identitasnya dan
menanyakan nama klien.
6.Memastikan klien yang menerima dosis obat
yang diprogramkan benar.
7.Jelaskan prosedur kepada klien 7.Membantu klien mengantisipasi
tindakan.pendekatan yang tenang
meminimalkan kecemasan.
8.Tutup gorden atau pintu kamar 8.Menjaga privasi.
9.Pertahankan atau gaun yang
membungkus bagian tubuh yang tidak
perlu dipajankan
9.Untuk memilih tempat injeksi yang tepat,
bagian tubuh tertentu perlu terpajankan.
10.Pilih tempat injeksi yang tepat .Inspeksi
adanya memar , peradangan ,atau udem
dipermukaan kulit tempat injeksi.
IM:Perhatikan integritas dan ukuran otot dan
palpasi adanya nyeri tekan atau
pengerasan.Apabila injeksi diberikan dengan
sering rotasi tempat injeksi.
10.Tempat injeksi harus bebas dari anomali
yang dapat mempengaruhi absorbsi
obat.tempat injeksi yang digunakan berulangkali dapat mengeras akibat (lipohipertropi)
peningkatan pertumbuhan jaringan.
11.Bantu klien mendapatkan posisi yang
nyaman.
IM:Minta klien berbaring datar,miring atautengkurap atau minta klien duduk,tergantung
pada tempat yang akan diinjeksi.
-Mengurangi ketegangan pada otot dan
meminilmalkan rasa tidak nyaman yang timbulakibat injeksi.
12.Meelokasi tempat injeksi
menggunakan penanda anatomi tubuh
12.Injeksi yang akurat dilakukan dengan
menginsersi jarum ditempat yang tepat untuk
menghindari cedera pada jaringan,pembuluh
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 17/40
darah, syaraf atau tulang dibawahnya.
13.Bersihkan tempat injeksi dengan swab
antiseptic.usap bagian tengah tempat
injeksi dengan arah gerakan berputar
keluar sepanjang 5 cm.
13.Kerja mekanisme swab membuang sekresi
yang mengandung mikroorganisme.
14.Pertahankan swab dekat tangan 14.Swab tetap dapat dengan mudah diambil
ketika jarum diambil.
15.Lepas tutup dari jarum dengan
menariknya dengan arah lurus.
15. Mencegah kontaminasi.
16.Pegang spuit dengan benar diantara
ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
dominan,pegang seperti memegang anak
panah telapak tangan dibawah
16.Injeksi yang cepat dan lancar dilakukan
dengan memanipulasi bagian spuit dengan
benar.
17.Lakukan injeksi
a.Tempatkan tangan yang tidak
dominan pada penanda anatomi yang
tepat dan regangkan kulit untuk
membuat tegang.injeksikan jarum
dengan cepat kedalam otot pada
sudut 90 derajat.
b.jika masa otot kecil,cubit badan otot
tubuh antara ibu jari dan jari lain.
c.Apabila obat mengiritasi,gunakan
metode Z-track.
d.Injeksi obat dengan perlahan
a.Mempercepat injeksi dan mengurangi
rasa tidak nyaman.
b.Memastikan obat mencapai masa otot.
c.Digunakan untuk mencegah jejak obat
tertinggal dijaringan SC.
d.Aspirasi pada injeksi hepari dapat membuat
jarum bergerak,sehingga dapat terjadi
kerusakan dan pendarahan jaringan
18.Tarik jarum sambil mengusapkan swab
alkhohol dengan perlahan diatas atau
ditmpat injeksi.
18.Menyokong jaringan disekitar tempat injeksi
untuk meminimalkan rasa tidak nyaman selama
menarik jarum.
19.Untuk injeksi SC atau IM,beri pijatan
ringan pada kulit yang baru diinjeksi
heparin SC atau insulin, BILA PERLU:
pasang perban, untuk injeksi ID,jangan
pijat tempat injeksi.
19.Memijat daerah yang baru diinjeksi heparin
dapat mengakibatkan pendarahan dan dapat
meningkatkan laju absorpsi insulin.
20.Bantu klienmendapatkan posisi yang
nyaman.
20.Mengurangi penularan mikroorganisme.
21.Buang jarum yang tidak ditutup atau
jarum yang dibungkus dalam kantong
pengaman dan tempatkan dalam wadah
21.CDC dan OSHA Mendapatkan jarum tidak
ditutup kembali untuk mencegah petugas
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 18/40
berlabel,Apabila perawat tidak bisa
meninggalkan sisi tempat tidur
klien,teknik menutup jarum dengan satu
tangan dapat dilakukan.
tertusuk jarum dan penularan penyakit.
22.Lepas sarung tangan sekali pakai. Cuci
tangan.
22.Mengurangi penularan mikroorganisme.
23.Untuk injeksi SC dan IM, catat dosis
obat,rute pemberian tempat injeksi, dan
waktu serta tanggal injeksi pada catatan
pengobatan.Tanda tangani dengan benar
sesuai kebijakan institusi.
24.Kembali kekamar dan tanya apakah
klien merasakan nyeri akut,sensasi
terbakar,kesemutan,pada tempat
injeksi.observasi adanya reaksi alergi
setelah injeksi.
25) Kembali untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan 10-30 menit.
23. Dokumentasiyang tepat waktu mencegah
kesalahan dalam pemberian obat.
24.Rasa tidak nyaman yang berlanjut dapat
mengidikasikan cedera pada tulang,atau syaraf dibawah tempat injeksi.Reaksi anafilatik dapat
timbul secara tiba-tiba ID akibat toksisitas obat.
25.Obat IM mengabsorpsi lebih cepat dari pada
SC efek yang tidak diinginkan juga berkembang
dengan cepat.Observasi menentukan
kemanjuran.
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA INTRAVENA
MEMBERI CAIRAN IV
LANGKAH RASIONAL
1. Pasien diberi penjelasan mengenai
tindakan yang akan kita lakukan.
a. KIE
b. Menatur posisi yang sesuai
2. Menyiapkan lingkungan.
a. Menjaga privasi klien.
b. Pencahayaan yang cukup.
a.Mengurangi ansietas dan kerja sama klien.
b.Agar klien merasa nyaman.
a.Agar klien merasa nyaman.
b.Memudahkan perawat saat melakukan
prosedur tindakan.
3. Persiapan alat.
a. Baki dan alasnya
b. Kotentang dan tempatnya.
c. Standar infuse
d. Cairan sesuai instruksi
e. Set infuse steril
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 19/40
f. Jarum/wing
niddle/abocath/surflo dengan
nomor yang sesuai.
g. Gunting dan plester
h. Kapas alkhohol
i. Bengkok
j. Kasa steril 2x2cm pada
tempatnya.
k. Sarung tangan
l. Betadin
m. Bidai dan pembalut
n. Tali pengikat
o. Tali pembendung
p. Piset(anatomis dan sirugis)
q. Tromol
4. Mengisi selang infuse
a. Mencuci tangan
b. Memeriksa etiket atau lebelinfuse
c. Mencuci hama karet penutup
botol
d. Pengatur tetesan ditutup,jarak 2-
4cm dibawah ruang tetesan
e. Menusukkan set infuse kebotol
f. Mengantungkan botol kestandat
infuse
g. Ruang tetesan diisi cairan ½
(jangan sampai terendam)
h.
Selang infuse diisi cairan infuse jangan sampai ada udarah
didalam selang
a.Mengurangi penularan mikroorganisme.
b.lebel dapat dibaca dengan mudah selama
menginfus
c.mengurangi resiko masuknya mikroorganisme.
d.mencegah infusi cauran yang cepat.
e.agar cairan bisa masuk
f.mencegah masuknya cairan yang cepat.
g.mencegah agar tidak terjadi emboli udarah.
h.volume yang sesuai dibutuhkan untuk
mengencerkan obat secara adekuat.
5. Melakukan venaponksi
a. Menentukan lokasi
y Bila di lengan pakaian atas dibuka
y Bila dikaki,pakaian bawah dibuka
y Dikepala
b. Perlak dan alasnya dipasang
dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang infuse
c. Kaji tempat penusukan(cari,periksa,dan raba vena yang
tepat)
d. Melakukan pembendungan
(pasang tourniquet)
e. Meminta pasien mengepalkan
tangan
f. Manghapus hama lokasi punksi
- Gunakan sarung tangan
g. Tangan yang tidak dominan
menekan vena dibawah daerah
tusukanh. Menusukan jarum infuse ke
dalam vena dengan posisi 15-30
derajat, jika jarum telah
menembus kulit rubah posisi jar
um sejjar dengan kulit dan tusuk
ke vena
i. Jika darah telah memasuki lumen
jarum, jarum penuntun
c.memudahkan perawat saat penusukan vena.
d.memudahkan perawat saat penusukan vena.
e.memudahkan perawat saat penusukan vena.
f.mengurangi resiko masuknya mikroorganisme.
i.menentukan apakah jarum Ivatau kateter
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 20/40
dikendorkan/ditarik kemudian
dorong perlahan sampai posisi
tepat
j. Tangan yang tidak dominan
menekan vena dan tangan
dominan menghubungkan ujung
jarum dengan infuse set.
k. Buka pembendung dan
sambungkan dengan selang
infuse dan pengatur tetesan
dibuka/dites ada tetesan apa
tidak
l. Periksa daerah sekitar penusukan
apakah terdapat tanda-tanda
infiltrasi
m. Bila tidak ada tanda-tanda
infiltrasi,jarum ditambahkan kasa
steril dikasih betadin dan di
plester.n. Pasang bidai
o. Pasang tali pengikat
p. Mengaur tetesan infuse dalam
satu menit sesuai intrukksi
q. Merapikan pasien,bereskan alat
r. Mencuci tangan
s. Dokumentasi
berada didalam vena.
k.mencegah kebocoran.
i.Agar cairan tidak masuk ke vena didalam
jaringan.
p.mencegah masuknya cairan yang cepat.
r.Mengurangi penularan mikroorganisme
s.pencatatan tepat waktu mencegah kesalahan
pengobatan keseimbangan cairan diatur dan
dipantau berdasarkan masuknya obat.
PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI OBAT INTRAMEDAL
INDAKAN RASIONAL
PERSIAPAN PASIEN
1.KIE pada pasien tentang tindakan yang
dilakukan
2.Posisi klien untuk merelaksasikan tangan
,kaki,atau abdomen tergantung tempat
injeksi yang dipilih
1.Mengurangi ansietas dan meningkatkan
kerja sama.
2.Agar tidak tegang sehingga tidak
menimbulkan rasa tidak nyaman.
PERSIAPAN ALAT
1 .ID:1-ml, 100 U insulin
2.ID:26 sampai 27
3.Swab antiseptic(Betadin atau alkhohol)
4.Sarung tangan sekali pakai
5.Obat ampul atau vial
6.Kartu,format dan huruf cetak n
ama obat
-Digunakan untuk membersikan kulit
-Mengidentifikasi dosis obat yang
diprogramkan dan nama klien.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 21/40
PROSEDUR KERJA
1.Cuci tangan
2.Cek program obat
1.Mengurangi penularan mikroorganisme.
2.Memastikan keakuratan.
3.Siapkan dosis obat yang tepat dari ampul
atau vial
3.Memastikan obat steril,teknik
menyiapkan vial dan ampul yang berbedah
menginjeksi volume udarah dalam jumlah
kecil membersikan jarum dari obat dan
mencegah jejak obat yang tertinggal
dijarempat injeksi.
4.Kenakan sarung tangan sekali pakai 4.Injeksi dapat menyebabkan sedikit
rembesan darah pada tempat injeksi.sarung
tangan resiko terpajan.
5.Kenakan sarung tangan sekali pakai 5.Injeksi dapat menyebabkan sedikit
rembesan darah pada tempat injeksi.sarung
tangan resiko terpajan.
6.Identifikasi klien dengan memeriksa pita
lengan yang memuat identitasnya dan
menanyakan nama klien.
6.Memastikan klien yang menerima dosis
obat yang diprogramkan benar.
7.Jelaskan prosedur kepada klien 7.Membantu klien mengantisipasi
tindakan.pendekatan yang tenangmeminimalkan kecemasan.
8.Tutup gorden atau pintu kamar 8.Menjaga privasi.
9.Pertahankan atau gaun yang membungkus
bagian tubuh yang tidak perlu dipajankan
9.Untuk memilih tempat injeksi yang tepat,
bagian tubuh tertentu perlu terpajankan.
10. Pilih tempat injeksi yang tepat .Inspeksi
adanya memar , peradangan ,atau udem
dipermukaan kulit tempat injeksi.
ID: Perhatikan lesi atau perubahan warna pada
lengan atas.pilih tempat dengan lebar 3 atau 4
jari dibawah daerah antekubital dan dengan
lebar tangan diatas pergelangan tangan.
Tempat injeksi harus bebas dari anomali
yang dapat mempengaruhi absorbsi
obat.tempat injeksi yang digunakanberulang kali dapat mengeras akibat
(lipohipertropi) peningkatan pertumbuhan
jaringan.ID harus bersih supaya hasil tes
kulit dapat dilihat dan diinterpretasi dengan
benar.
11.Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman:
ID:minta klien mengektensi siku lengan dan
menopangnya dan lengan atas diatas permukaandatar.
-Mestabilkan tempat injeksi supaya menjadi
sangat mudah sukses.
12.Meelokasi tempat injeksi menggunakan
penanda anatomi tubuh
12.Injeksi yang akurat dilakukan dengan
menginsersi jarum ditempat yang tepat
untuk menghindari cedera pada
jaringan,pembuluh darah, syaraf atau
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 22/40
tulang dibawahnya.
13.Bersihkan tempat injeksi dengan swab
antiseptic.usap bagian tengah tempat injeksi
dengan arah gerakan berputar keluar
sepanjang 5 cm.
13.Kerja mekanisme swab membuang
sekresi yang mengandung mikroorganisme.
14.Pertahankan swab dekat tangan 14.Swab tetap dapat dengan mudah
diambil ketika jarum diambil.
15.Lepas tutup dari jarum dengan
menariknya dengan arah lurus.
15. Mencegah kontaminasi.
16.Pegang spuit dengan benar diantara ibu
jari dan jari telunjuk tangan yang dominan,
ID:pertahankan bevel jarum menghadap
keatas.
16.Injeksi yang cepat dan lancar dilakukan
dengan memanipulasi bagian spuit dengan
benar.
-Dengan bevel menghadap
keatas,kemungkinan obat masuk kedalam
jaringan dibawah dermis lebih kecil.
17.Lakukan injeksi
a.Dengan tangan tidak
dominan,reggangkan kulit tempat injeksi
dengan jari telunjuk atau ibu jari.
b.Ketika jarum mendekati kulit,dengan
perlahan insersi jarum pada sudut 5
sampai 15 derajat sampai terasa terasa
tertahan.Masukan terus jarum melalui
epidermis sampai kira-kira 3mm dibawah
permukaan kulit .ujung jarum dapat
dilihat melalui kulit.
c.Injeksikan obat dengan perlahan (adalah
normal jika terasa tahanan ,jika tidak,
jarum masuk terlalu dalam dan harus
ditarik)
d.Ketika menginjeksi obat,ditempat
injeksi terbentuk lingkaran berwarna
terang menyerupai gigitan nyamuk
dengan diameter kira-kira 6 mm dan
kemudian lenyap .
a.Jarum lebih mudah menembus kulit yang
tegang.
b.Memastikan ujung jarum berada didalam
dermis.
c.Lapisan dermis kencang dan tidak mudah
melebar .Tidak perlu mengaspirasi karena
dermis relatif tidak mengandung pembuluh
darah.
d.Mengindikasikan obat telah tersimpan
didalam dermis.
18.Tarik jarum sambil mengusapkan swab
alkhohol dengan perlahan diatas atau
ditmpat injeksi.
18.Menyokong jaringan disekitar tempat
injeksi untuk meminimalkan rasa tidak
nyaman selama menarik jarum.
19.Untuk injeksi SC atau IM,beri pijatan
ringan pada kulit yang baru diinjeksi heparin
SC atau insulin, BILA PERLU: pasang perban,
19.Memijat daerah yang baru diinjeksi
heparin dapat mengakibatkan pendarahan
dan dapat meningkatkan laju absorpsi
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 23/40
untuk injeksi ID,jangan pijat tempat injeksi. insulin.
20.Bantu klienmendapatkan posisi yang
nyaman.
20.Mengurangi penularan mikroorganisme.
21.Buang jarum yang tidak ditutup atau
jarum yang dibungkus dalam kantongpengaman dan tempatkan dalam wadah
berlabel,Apabila perawat tidak bisa
meninggalkan sisi tempat tidur klien,teknik
menutup jarum dengan satu tangan dapat
dilakukan.
21.CDC dan OSHA Mendapatkan jarum
tidak ditutup kembali untuk mencegahpetugas tertusuk jarum dan penularan
penyakit.
22.Lepas sarung tangan sekali pakai. Cuci
tangan.
22.Mengurangi penularan mikroorganisme.
23.Untuk injeksi SC dan IM, catat dosis
obat,rute pemberian tempat injeksi, dan
waktu serta tanggal injeksi pada catatan
pengobatan.Tanda tangani dengan benar
sesuai kebijakan institusi.
24.Untuk injeksi ID,catat daerah injeksi,
jumlah,dan tipe zat yang diuji,dan tanggal
serta waktu catatan obat.
25.Kembali kekamar dan tanya apakah klien
merasakan nyeri akut,sensasi
terbakar,keseatmutan,pada tempat
injeksi.observasi adanya reaksi alergi setelah
injeksi.
26) Kembali untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan 10-30 menit.
23. Dokumentasiyang tepat waktu
mencegah kesalahan dalam pemberian
obat.
24.Pencatatan yang tepat waktu mencegah
kesalahan dalam pemberian obat dan
memungkinkan pengkajian selanjutnya.
25.Rasa tidak nyaman yang berlanjut dapatmengidikasikan cedera pada tulang,atau
syaraf dibawah tempat injeksi.Reaksi
anafilatik dapat timbul secara tiba-tiba ID
akibat toksisitas obat
26.Obat IM mengabsorpsi lebih cepat dari
pada SC efek yang tidak diinginkan juga
berkembang dengan cepat.Observasi
menentukan kemanjuran.
PROSEDUR PEMBERIAN PEMBERIAN TETES TELINGA
TINDAKAN RASIONAL
PERSIAPAN PASIEN
1.KIE pada pasien tentang tindakan yang
dilakukan
1. Mengurangi ansietas dan
meningkatkan kerja sama.
PERSIAPAN ALAT
1. Botol Obat dan alat tetes
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 24/40
2. Kartu,format atau huruf cetak naman
obat
3. Lidi kapas
4. Tisu
5. Bola kapas(obsional)
6. Sarung tangan sekali pakai-digunakan untuk membuang serumen atau
dreinasi .
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Kenakan sarung tangan
-mengurangi penularan mikroganisme.
-mengurangi pajanan pada mikroganisme.
3. Kaji kondisi struktur telinga luar dan
salurannya
-memberikan dasar untuk menentukan
apakah timbul respon local terhadap
pengobatan,apakah kondisi klienmembaik,atau apakah telinga perlu
dibersikan dahulu sebelum obat diberikan.
4. Jelaskan prosedur kepada klien -Mengurangi rasa cemas
5. Atur suplai disisi tempat tidur -Memastikan prosedur brajalan lancar
6. atur posisi dengan telinga yang akan
diobati berada diatas
-Memudahkan memasukan obat ke dalam
telinga.saluran telinga dlam posisi menerima
obat
7. luruskan saluran telinga dengan
menarik daun telinga kebawah dan
kebelakang(pada anak-anak) atau
keatas dan keluar (dewasa)
-Meluruskan saluran telinga memberikan
jalan masuk langsung ke bagian struktur
telinga luar yang lebih dalam
8. masukan tetesan obat yang
diresepkan ,pegang alat tetes 1cm
diatas saluran telinga
-Mendorong tetesan ke dalam saluran yang
tersumbat akan menyebabkan cedera pada
gendang telinga
9. minta klien ambil posisi miring 2-3
menit.beri pijatan atau tekanan
lembut pada tragus telinga dengan
menggunakan jari tangan.
-Memungkinkan distribusi obat yang
menyeluruh.tekanan dan pijatan mengerakan
obat ke dalam.
10. Kadang-kadang dokter
mengintruksikan penempatan kapas
kebagian terluar ssaluran telbagian
telinga dan jangan menekan kapas
kebagian terdalam saluran
-memasukan kapas ke dalam saluran luar
mencegah obat keluar ketika klien duduk
atau berdiri.kapas tidak boleh menyumbat
saluran,sehingga merusak pendengaran.
11. Lepaskan kapas dalam 15menit Meningkatkan distribusi dan absobsi obat.
12. Buang suplai dan sarung tangan yang
kotor dan cuci tangan
Menjaga kerapian sisi tempat
tidur,mengurangi penularan infeksi.
13. Bantu klien mengambil piosisi yang
nyaman setelah tetetsn diabsorpsi
Mengembalikan rasa nyaman.
14. Evalusi kondisi telinga luar diantara
pemasukan obat
Menentukan respon terhadap obat.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 25/40
15. Catat obat,konsentrasinya,jumlah
tetesan,waktu pemberian,telinga
mana yang dimasukan obat pada
format obat.
Pencatatan obat yang tepat pada waktunya
mencegah kesalahan pada pemberian
obat(misalnya pengulangan pemberian dosis
obat)
16. Catat kondisi saluran teliga pada
catatan keperawatan
Mencatat status klien dan responya terhadap
terapi.
PROSEDUR PEMBERIAN IRIGASI TELINGA
LANGKAH RASIONAL
1. Tinjau kembali program dokter, meliputi
nama klien, tujuan irigasi, tipe irigan yang
diprogramkan, dan waktu pemberiannya.2. Periksa identifikasi klien dengan membaca
gelang identifikasi dan menanyakan
nama.
3. Cuci tangan, kenakan sarung tangan.
4. Kaji adanya kemerahan, pembengkakan,
dan rabas pada struktur luar telinga dan
salurannya.
5. Tentukan apakah klien mengalami nyeri
tekan setempat atau rasa tidak nyaman.
6.
Siapkan peralatan dan suplai: Wadah larutan irigasi steril dihangatkan
pada suhu ruangan.
Spuit irigasi(pentol karet atau asepto)
Baskom berbentuk ginjal.
Handuk.
Swap aplikator dan bola kapas.
7. Jelaskan prosedur. Peringati bahwa irigasi
dapat menimbulkan rasa pusing, penuh
dan hangat.
8. Atur suplay disisi tempat tidur.
9. Tutup gorden atau pintu kamar.10. Bantu klien mengambil posisi duduk
atau berbaring dengan kepala dimiringkan
atau ditekuk ke arah telinga yang di irigasi.
Letakkan handuk di bawah telinga dan
bantu klien dan minta klien memegang
baskom di bawah telinga yang di irigasi.
11. Bersihkan daun telinga dan saluran
telinga dengan lembut menggunakan
aplikator kapas. Jangan memaksakan
drinase atau serumen ke dalam salurantelinga.
12. Isi sepuit irigasi dengan larutan(50ml)
13. Dengan lembut, pegang daun telinga
dan luruskan saluran telinga dengan
menarik daun telinga ke bawah dan
1.Memastikan pemberian irigasi yang aman
dan benar.
2.Memastikan klien yang menerima irigasi
benar.
3.Menurunkan perpindahan mikroganisme.
4.Bukti tanda infeksi menjadi data dasar
dalam menentukan keefektifan irigasi.
5.Mengindikasikan peradangan pada struktur
luar telinga.
-Larutan hangat meminimalkan peluang klien
merasa pusing ketika larutan menyentuh
membran timpani.
7.Mempersiapkan klien mengantisipasi efek
irigasi dan meningkatkan kerja sama
8.menjamin kelancaran prosedur.
9.Menjaga privasi
10. Posisi meminimalkan kebocoran cairan
disekeliling daerah leher dan wajah,sehingga
klien merasa nyaman.larutan akan mengalir
dari saluran telinga kebaskom.
11.Mencegah materi terinfeksi kembali
masuk kedalam saluran telinga.
12.Cairan yang cukup diperlukan untuk
menghasilkan aliran irigasi yang tetp.
13.Memunggkinkan cairan mengalir
disepanjang saluran telinga.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 26/40
kebelakang (pada anak) atau ke atas dan
keluar (dewasa)
14. Masukkan larutan irigasi secara
perlahan dengan memegang ujung spluit
1cm di atas muara saluran telinga. Selama
cairan dimasukkan, biarkan cairan kembali
mengalir keluar. Lanjutkan sampai salurandibersihkan atau semua larutan
digunakan.
15. Jangan menyumbat saluran telinga
dengan ujung sepluit.
16. Keringkan bagian luar saluran telinga
dengan bola kapas. Biarkan kapas bebas
ditempat selama 5-10 menit.
17.
Bantu klien mengambil posisi duduk.18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan,
buang suplai.
19. Catat dan laporkan larutan irigasi yang
digunakan, kateter struktur telinga,
penampilan cairan yang keluar kembali
atau rabas, dan respon klien.
14.Memberikan cairan irigasi secara
perlahan mencegah terciptanya tekanan
didalam saluran telinga dan memastikan
obat menyentuh seluruh permukaan saluran
telinga.
15.Berkumpulnya cairan didalam saluran
dibawah tekanan yang mendorong dapat
menyebabkan ruptur membran timpani.
16.Mempertahankan rasa nyaman.
Menyerap rasa kelembapan berlebihan di
dalam saluran telinga.
17. Mempertahankan rasa nyaman .
18. Mengurangi penularan infeksi.
19.Mendokumentasi respons klien terhadap
terapi.
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA VAGINA
LANGKAH RASIONAL
1. Tinjau kembali program dari dokter, termasuk
nama klien, nama obat, bentuk (krim atau
supositori), rute pemberian, dosis, dan waktu
pemberian obat.
Menjamin pemberian obat yang aman dan benar.
2. Cuci tangan. Mengurangi penularan infeksi.
3. Siapkan suplay:
Memasukkan supositorial:
1. Supositoria vagina2. Sarung tangan bersih, sekali pakai
3. Gel pelumas
4. Tisu wajah yang bersih
5. Bantelan perineom(bila perlu)
6. Tiket, format, atau huruf cetak
nama obat
Memasukkan krim atau sabun vagina:
1. Krim atau sabun vagina
2. Aplikator plastik
3. Sarung tangan bersih, sekali pakai.
4.
Serbet kertas5. Pembalut perinium (opsional)
6. Tiket, format, atau huruf cetak
nama obat.
Disimpan didalam lemari pendingin untuk
mempertahankan bentuk padat.
Mempermudah pemasukan supositoria.
Disiapkan dalam tube atau kaleng plastik.
4. Periksa identifikasi klien dengan
membaca gelang identifikasi dan
menanyakan nama klien
Memastikan klien yang menerima obat benar.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 27/40
5. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan
saluran vagina.
Temuan menjadi data dasar untuk memantau efek
obat.
6. Kaji kemampuan klien menggunakan
aplikator atau supositorial dan
mengambil posisi sat obat dimasukkan.
Pembatasan mobilitas mengindikasikan tingkat
bantuan yang diperlukan perawat.
7. Jelaskan prosedur kepada klien, jelaskan
secara rinci, jika klien ingin memasukkan
obatnya sendiri.
Meningkatkan pemahaman.Akan memampukanklien memasukkan obatnya sendiri,jika secara fisik
dia tidak mampu
8. Atur suplay disisi tempat tidur. Menjamin kelancaran prosedur
9. Tutup korden atau pintu kamar. Menjaga privasi.
10. Bantu klien dengan berbaring dengan
posisi dorsal rekomban.
Mempermudah akses ke saluran vagina dan
memajankan saluran vagina dengan baik.juga
memungkinkan supositoria larut tanpa keluar
melalui orifisum.
11. Jaga abdomen dan ekstremitas bawah
tetap tertutup.
12. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
Meminimalkan rasa malu.
Mencegah penularan infeksi antara anda dan
klien.
13. Pastikan orivisiom vagina disinari dengan
baik denagn lampu kamar atau lampu
leher angsa.
Supaya dapat memasukkan dengan
tepat,genetalia eksterna harus dapat dilihat
14. Masukkan supositorial denagn tangan
terbungkus sarung tangan:
Keluarkan supositorial dari bungkus
timah dan diolesi sejumlah jeli
petrolium pada ujung yang bundar
atau licin. Lumasi jari telunjuk yang di
bungkus sarung tangan pada tangan
yang dominan.
Dengan tangan tidak dominan yang
dibungkus sarung tangan, dengan
perlahan tarik lipatan labia.
Masukkan ujung bundar supositorial
di sepanjang dinding posterior
saluran vagina dengan sepanjang jaritangan(7,5-10cm)
Tarik jari dan seka pelumas dari
daerah sekeliling orifisium dan labia
Pelumas mengurangi gesekan pada permukaan
mukosa selama insersi supositoria.
Memajankan orifisium vagina.
Penempatan yang tepat memastikan distribusi
obat yang merata disepanjang dinding rongga
vagina.
Mempertahankan kenyamanan.
15. Beri krim atau sabun:
Isi aplikator krim atau sabun sesuai
dengan petunjuk pada kemasan obat.
Dengan tangan tidak dominan yang
dibungkus sarung tangan, tarik
lipatan labia dengan lembut.
Dengan tangan dominan yang
dibungkus dengan sarung tangan,masukkan aplikator kira 5-7,5 cm.
Dorong pengisap aplikator untuk
menempatkan obat kedalam vagina.
Tarik aplikator dan letakkan di atas
serbet kartas \.seka sisa krim dari
labia atau lubang vagina.
Dosis ditentukan oleh volume di dalam aplikator.
Memajankan orifisium vagina.
Memungkinkan distribusi obat yang merata
disepanjang dinding vagina.
Krim residu pada aplikator dapat mengandung
mikroorganisme
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 28/40
16. Lepas sarung tangan dengan menarik
bagian dalam sarung tangan keluar dan
buang ke dalam wadah yang tepat. Cuci
tangan.
Mengurangi perpindahan infeksi
.
17. Intruksikan klien untuk tetap berbaring
terlentang selama 15 menit.
Obat akan didistribusikan dan diabsorpsi merata
melalui rongga vagina dan tidak keluar melalui
orifisium
18 Jika aplikator digunakan, cuci dengan
sabun dan air hangat, bilas, dan simpan
untuk penggunaan selanjutnya.
Rongga vagina tidak steril.sabun dan air
membantu memindahkan bakteri dan krim residu.
19 Tawarkan klien pembalut perinium
ketika ia mulai bergerak.
Memberi rasa nyaman
20 Inspeksi kondisi saluranvagina dan
genetalia eksterna di antara pemberian
obat
Mengevaluasi apakah obat vagina mengurangi
iritasi atau inflamasi jaringan dengan efektif.
18. Catat nana obat,dosis,cara
pemberian,dan waktu pemberian obat
pada catatan obat.
Pencatatan yang tepat pada waktunya mencegah
kesalahan dalam pemberian obat.
PROSEDUR PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA
LANGKAH RASIONAL
6. Pasien diberi penjelasan mengenai
tindakan yang akan kita lakukan.
c. KIE
d. Menatur posisi yang sesuai
7. Menyiapkan lingkungan.
c. Menjaga privasi klien.
d. Pencahayaan yang cukup.
a.Mengurangi ansietas dan kerja sama klien.
b.Agar klien merasa nyaman.
a.Agar klien merasa nyaman.
b.Memudahkan perawat saat melakukan
prosedur tindakan.
8. Persiapan alat.
r. Baki dan alasnya
s. Kotentang dan tempatnya.
t. Standar infuse
u. Cairan sesuai instruksi
v. Set infuse steril
w. Jarum/wing
niddle/abocath/surflo dengan
nomor yang sesuai.
x. Gunting dan plester
y. Kapas alkhoholz. Bengkok
aa. Kasa steril 2x2cm pada
tempatnya.
bb. Sarung tangan
cc. Betadin
dd. Bidai dan pembalut
ee. Tali pengikat
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 29/40
ff. Tali pembendung
gg. Piset(anatomis dan sirugis)
hh. Tromol
9. Mengisi selang infuse
i. Mencuci tangan
j. Memeriksa etiket atau lebel
infuse
k. Mencuci hama karet penutup
botol
l. Pengatur tetesan ditutup,jarak 2-
4cm dibawah ruang tetesan
m. Menusukkan set infuse kebotol
n. Mengantungkan botol kestandat
infuse
o. Ruang tetesan diisi cairan ½
(jangan sampai terendam)
p. Selang infuse diisi cairan infuse
jangan sampai ada udarahdidalam selang
a.Mengurangi penularan mikroorganisme.
b.lebel dapat dibaca dengan mudah selamamenginfus
c.mengurangi resiko masuknya mikroorganisme.
d.mencegah infusi cauran yang cepat.
e.agar cairan bisa masuk
f.mencegah masuknya cairan yang cepat.
g.mencegah agar tidak terjadi emboli udarah.
h.volume yang sesuai dibutuhkan untuk
mengencerkan obat secara adekuat.
10. Melakukan venaponksi
t. Menentukan lokasi
y Bila di lengan pakaian atas dibuka
y Bila dikaki,pakaian bawah dibuka
y Dikepala
u. Perlak dan alasnya dipasang
dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang infuse
v. Kaji tempat penusukan
(cari,periksa,dan raba vena yangtepat)
w. Melakukan pembendungan
(pasang tourniquet)
x. Meminta pasien mengepalkan
tangan
y. Manghapus hama lokasi punksi
- Gunakan sarung tangan
z. Tangan yang tidak dominan
menekan vena dibawah daerah
tusukan
aa. Menusukan jarum infuse kedalam vena dengan posisi 15-30
derajat, jika jarum telah
menembus kulit rubah posisi jar
um sejjar dengan kulit dan tusuk
ke vena
bb. Jika darah telah memasuki lumen
jarum, jarum penuntun
dikendorkan/ditarik kemudian
dorong perlahan sampai posisi
tepat
cc. Tangan yang tidak dominan
menekan vena dan tangan
dominan menghubungkan ujung
jarum dengan infuse set.
dd. Buka pembendung dan
sambungkan dengan selang
infuse dan pengatur tetesan
dibuka/dites ada tetesan apa
tidak
c.memudahkan perawat saat penusukan vena.
d.memudahkan perawat saat penusukan vena.
e.memudahkan perawat saat penusukan vena.
f.mengurangi resiko masuknya mikroorganisme.
i.menentukan apakah jarum Ivatau kateter
berada didalam vena.
k.mencegah kebocoran.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 30/40
ee. Periksa daerah sekitar penusukan
apakah terdapat tanda-tanda
infiltrasi
ff. Bila tidak ada tanda-tanda
infiltrasi,jarum ditambahkan kasa
steril dikasih betadin dan di
plester.
gg. Pasang bidai
hh. Pasang tali pengikat
ii. Mengaur tetesan infuse dalam
satu menit sesuai intrukksi
jj. Merapikan pasien,bereskan alat
kk. Mencuci tangan
ll. Dokumentasi
i.Agar cairan tidak masuk ke vena didalam
jaringan.
p.mencegah masuknya cairan yang cepat.
r.Mengurangi penularan mikroorganisme
s.pencatatan tepat waktu mencegah kesalahan
pengobatan keseimbangan cairan diatur dan
dipantau berdasarkan masuknya obat.
PROSEDUR PEMBERIKAN OBAT TOPIKAL(KULIT)
LANGKAH RASIONAL
PEERSIAPAN PASAIEN
3) KIE pada pasien tentang tindakan
yang akan kita lakukan2) Posisi duduk atau berbaring miring
-Mengurangi ansietas dan
meningkatkan kerja sama.
-Agar mudah menelan obat.
PERSIAPAN ALAT
a. Ember yang berisi air sabun
b. Losian
c. Pasta
d. Patches (koyo)
e. Salep
f. Kapas alkhohol
g. Sarung tangan(steril)
PROSEDUR TINDAKAN
1. Cuci tangan dan memakai hanscon.
2. Bersihkan daerah yang akan diolesi obat
dengan air bersih
3. Gosok perlahan pada kulit
4. Bedak ditabur dengan ringan untuk
menutup daerah yang diobati dengan
lapisan tipis.5. Perawat menggunakan obat
transendel(pathes)pada daerah tubuh
yang bersih,kering dan tidak berambut
dengan pengecualian daerah ekstermitas
dibawah lutut atau siku.
6. Cuci tangan
7. Dokumentasikan
1. Mengurangi penularan mikroorganisme
saat menangani peralatan steril
2. Mengurangi penularan mikroorganisme
3. Agar pasien tidak kesakitan
11. Mengurangi penularan mikroorganisme
12. pencatatan tepat waktu mencegah
kesalahan pengobatan keseimbangan
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 31/40
cairan diatur dan dipantau berdasarkan
masuknya obat.
PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI Langkah-langkah Rasional
1. Tinjau kembali program obat dari dokter,
termasuk nama klien, nama obat, jumlah
inhalasi, dan waktu pemberian.
Memastikan pemberian obat yang aman dan
benar.
2.Kaji kemampuan klien memegang dan
menggunakan Inhaler
Gangguan menggengam,kekuatan otot atau
tremor Inheler
3.Kaji jadwal obat dan jumlah Inheler yang
diresepkan untuk setiap dosis.
Mempengaruhi penjelasan yang diberikan
perawat tentang penggunaan Inhaler
4.Minta klien menyiapkan peralatan dan suplai:
a. MDI dan Tromol obatnya (canister)
b. Tisu wajah (bila perlu)
c. Baskom cuci atau rendam dengan air
hangat
d. Serbet kertas Digunakan untuk membersihkan Inheler
5. Instruksikan klien untuk tetap berada dalam
lingkungan yang nyaman dengan duduk dikursi
diruang rumah sakit atau di meja dapur rumah.
Klien akan lebih cenderung tetap perseptif
terhadap penjelasan yang diberikan.
6. Biarkan klien menggunakan Inhaler dan
tromolnya.
Klien harus mengenal cara penggunakan alat.
7. Jelaskan ukuran dosis (metered dose) dan
peringatan klien tentang penggunaan Inheler
yang berlebihan.termasuk efek samping obat.
Klien tidak boleh sembarangan memutuskan
untuk melakukan Inhalasi secara berlebihan
karena ada resiko efek samping yang serius.
8.jelaskan langkah yang digunakan untuk
memberikan dosis obat yang di hirup.
a. Lepas tutup dan pegang i nhaler dalam
posisi tegak dengan ibu jari dan dua jari
pertama.
b. Kocok i nhaler
c. Tekuk kepala sedikit ke belakang dan
hembuskan napas.
d. Atur posisi i nhaler dengan salah satu
cara berikut
1) Buka mulut dengan i nhaler berjarak 0,5 sampai 1 cm dari
mulut
2) PILIHAN: sambungkan pengatur
jarak (spacer ) kebagian mulut
i nhaler.
3) Tempatkan bagian mulut
i nhaler atau spacer di dalam
mulut
Penjelasan yang sederhana dan bertahap
memungkinkan klien bertanya kapan saja
selama prosedur.
Perawat mendemonstrasikan cara menekan
tromol tanpa tanpa memberikan dosis pada
dirinya.
Mencampur obat merata di dalam larutan
sehingga konsentrasi aerosol merata.
Memaksimalkan pajanan jalan napas terhadap
obat dari i nhaler .
Menghindari influks cepat partikel dari obat
inhalasi dan iritasi jalan napas selanjutnya
Menghilangkan influks cepat partikel dari obat
yang di inhalas
Obat didistribusikan ke jalan napas selama
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 32/40
e. Tekan i nhaler ke bawah untuk
melepaskan obat(satu tekanan) sambil
menghirupkan dengan perlahan.
f. bernapas perlahan selama dua sampai
tiga detik
g. tahan napas selama sekitar 10 detik
inhalasi.inhalasi melalui mulut dibandingkan
melalui hidung menarik obat dengan lebih
efektif ke jalan napas.
Saat klien menarik napas, partikel obat
disalurkan ke jalan napas.
Memungkinkan efek yang maksimal pada jalan
napas akibat paemberian obat yang
partama.oleh karena itu, jalan napas lebih
terbuka setelah pemberian obat kedua.dengan
demikian , jumlah partikel yang dikirim langsung
ke jalan napas lebih banyak.
9.jika yang diresepkan dua obat inhalasi, tunggu
5 sampai 10 menit di antara inhalasi atau sesuai
program dokter.
Obat harus di hirup secara berurutan.
10.jelaskan bahwa klien dapat merasa sepertimenelan di dalam tenggorok akibat droplet
obat pada faring atau lidah
Perasaan ini muncul, bila inhalan tidakdisemprot dan dihirup dengan benar.
11.instruksikan klien, untuk melepas tromol
obat dan membersihkan i nhaler di dalam air
hangat.
Akumulasi semprotan di sekeliling bagian mulut
i nhaler dapat mengganggu distribusiyang baik
selama i nhaler digunakan.
Akumulasi di bagian mulut i nhaler
meningkatkan resiko akumulasi mikroorganisme
dan infeksi oral
12.ajerkan klien untuk mengukur jumlah obat
yang tersisa dalam tromol ke dalam mangkuk
besar berisi air
13.tanyakan apakah klien memiliki pertanyaan Memungkinkan klarifikasi, bila ada salah
pengertian atau salah pemahaman
14.minta klien mendemonstrasikan
penggunaan i nhaler dan menjelaskan jadwal
obat
Memberikan umpan balik untuk menilai
pembelejara.meningkatkan kemungkinan klien
mematuhi terapi obat
15.instruksikan klien untuk tidak mengulangi
inhalasi sebelum jaswal dosis berikutnya.
Obat diresepkan dalam interval selama
sehari,sehingga dilatasi bronkus konstan dan
efek samping minimal.
16.jelaskan dalam catatan perawat isi
ketrampilan yang diajarkan dan kemampuan
klien melaksanakanya.
Memungkinkan kontinuitas rencana
pengajaran,sehingga staf keperawatan lain tidak
mengajarkan materi yang sama.
PROSEDUR PPEMBERIAN OBAT PADA MATA
LANGKAH-LANGKAH RASIONAL
111. Tinjau kembali program obat dari
dokter,termasuk nama klien,nama
obat,konsentrasi obat,jumlah tetesan obat (jika
Memastikan ketepatan pemberian obat
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 33/40
dalam bentuk cair),waktu,dan mata (kanan atau
kiri) yang menerima obat.
. Cuci tangan Mengurangi penularan mikroorganisme
3.siapkan peralatan dan suplai:
a) Tetes atau salep mata
1) Botol obat dengan tetes mata
steril atau tube salep.
2) patch dan plester mata (bila
perlu).
3 ) Kartu,format,atau huruf cetak
nama obat.
4 ) Bola kapas tau tisu.
5 ) Wadah cuci berisi air hangat
dan lap.
6 ) Sarung tangan sekali pakai.
b) Cakram intraokuler1) Cakram obat
2) Kartu,format,atau huruf cetak
obat.
3) Sarung tangan sekali pakai.
Tetes mata tersedia dalam botol plastic ayau
kaca.
Salep disiapkan dalam tubekecil
4. periksa identifikasiklien dengan membaca
gelang identifikasi dan menanyakan nama klien.
Memastikan klien yang menerima obat
5. jika terdapat patch mata dilepaskan.
6. kaji kondisi struktur mata luar Member data dasar yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan apakah timbul respons localterhadap pengobatan,juga mengindikasikan
perlunya membersihkan mata sebelum obat
diberikan.
7.periksa apakah klien alergi terhadap
lateks,jika alergi,gunakan sarung tangan bukan
lateks.
Klien akan mengalami respons
hipersensitivitas,jika sarung tangan menyentuh
membrane mukosa.
8.jelaskan prosedur pada klien Klien sering merasa cemas tentang obat yang
dimasukan dimata karena adanya kemungkinan
rasa tidak nyaman
9.Atur posisi disisi tempat tidur dan gunakan
sarung tangan
Memastikan prosedur yang lancar dan teratur
sarung tangan mengurangi pajanan terhadap
drainase yang infeksius
10.minta klien untuk berbaring telentang atau
duduk di kursi dengan kepala sedikit
hiperwkstensi
Memudahkan obat dimasukan ke mata dan
meminimalkan drainase yang keluar dari saluran
mata.
11.masukan obat tetes,salep,atau cakram:
a) Jika anda memasukan obat tetes
atau salep, dengan tangan yang tidak
dominan, pegang bola kapas atau
tisu pembersih pada tulang pipi klien
tepat dibawah kelopak mata bawah
b) Jika anda memasukan obat tetes aau
Kapa atau tisu mengabsorpsi yang keluar dari
mata
Teknik ini memanjankan kantong
konjugtiva.menarik kempali(Retraksi) lingkaran
tulang mata mencegah tekanan dan trauma
pada bola mata dan mencegah jari menyentuh
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 34/40
salep, dengan tisu atau kapas
diletakan di bawah kelopak mata
bawah,tekan ke bawah dengan
lembut,dengan ibu jari atau jari
telunjuk pda lingkaran tulang mata.
c) Minta klien melihat ke langit-langit.
d) Memasukan tetes mata:
1) Dengan tangan dominan
pada dahi klien,pegang alat
tetes mata berisi obat kira-
kira 1sampai 2 cm di atas
kantong konjungtiva
2) Teteskan sejumlah tetesan
yang diresekan ke dalam
konjungtiva.
3) Setelah memasukan
obat,minta klien menutup
matanya dengan lembut.
e) Memasukan salep mata:1) Dengan memegang aplikator
salep di atas batas kelopak
mata,berikan aliran salep
tipis merata di sepanjang sisi
dalam kelopak mata bawah
pada konjungtiva.
2) Minta klien melihat
kebawah.
3)
Berikan aliran tipis salepkonjungtiva disepanjang
batas kelopak atas mata.
4) Minta klien menutup mata
dan menggosok kelopaqk
dengan lembut dalam
gerakan memutar
menggunakan bola kapas.
f) Memasang cakram intraokuler.
1) Buka kemasan berisi cakram
obat. Dengan lembut tekan
cakram pada ujung jari anda
2) Dengan tangan yang lain,
tarik kelopak mata bawah
klien menjahui
matanya.minta klien melihat
ke atas saat anda melakukan
ini.
3) Tempatkan cakram didalam
kantong konjugtiva,sehingga
cakram mengapung pada
seklera antara iris dankelopak mata bawah
4) Tarik kelopak mata bawah
klien keluar dan keatas
cakram. Ulangi tindakan ini,
jika anda dapat melihat
cakram obat
12.keluarkan cakram intraokuler
matA.
Tindakan ini menarik kornea ke atas dan
menjahui kantong konjungtiva dan mengurangi
stimulasi reflek mengedip
Menbantu mencegah alat tetes mata
menyentuh struktur mata secara tidak sengaja,
sehingga mengurangi resiko cedera pada mata
dan perpindahan infeksi ke alat tetes mata.
Obat mata sudah disterilkan.
Kantong konjungtiva biasanya menampung 1
sampai 2 tetes. Memasukkan tetesan ke dalam
kantong memungkinkan distribusi yang merata
didalam mata.
Membantu distribusi obat,mengedip ataumaemejamkan mata mendorong obat dari
kantong konjutiva.
Obat didistribusi merata di dalam mata dan
batas kelopak mata.
Mengurangi refleks mengedip selamapemberiansalep.
Mendistribusi obat merata di dalam mata dan
batas kelopak mata.
Mendistribusi obat lebih lanjut tanpa
menimbulkan trauma pada mata.
Memungkinkan perawat menginspeksi adanya
kerusakan atau deformitas cakram sebelum
diberikan.
Menyiapkan kantong konjungtiva untuk
menerima cakram obat
Menjamin pengantaran obat
Menjamin keakuratan pengantaran obat
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 35/40
a) Cuci tangan dan kenakan sarung
tangan.
b) Jelaskan prosedur pada klien
c) Dengan lembut tarik kelopak
mata bawah klien untuk
memajankan cakram.
d) Dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan anda yang lain,jepit
cakrm obat dan angkat keluar
dari mata klien
13.buang suplai yang kotorkedalam wadah yang
tepat,lepas dan buang sarung tangan.cuci
tangan.
14.observasi respons klien terhadap
pengobatan,perhatikan tanda dan gejala
efek sistemik yang potensial dan kondisi
mata.
15.catat konsentrasi obat, jumlah tetesan atau
cakram,waktu pemberian,dan
mata,(kanan,kiri,atau keduanya) yang
menerima obat.
Mengurangi penularan mikroorganisme
Menyiapkan klien untuk menjalani prosedur.
Mempertahankan lingkungan yang rapi pada sisi
tempat tidur dan mengurangi penularan
mikroorganisme.
Mengevaluasi reaksi terhadap obat.
Pencatatan yang tepat pada waktunya
mencegah kesalahan dalam pemberian obat
(misal.pengulangan pemberian dosis obat atau
pemberian obat terlewat)
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA SEMPROT HIDUNG
LANKAH RASIONAL
1. Preriksa program obat dari
dokter,meliputi nama kien,nama
obat,konsentrasi larutan,jumlah tetesan
dan waktu pemberian obat.
-Memastikan pemberian obat yang aman dan
tepat.
2. Merujuk pada catatan medis untuk
menentukan sinus mana yang perlu untuk
diobati.
-Akan mempengaruhi posisi yang akan klien
ambil selama obat dimasukkan.
3. Cuci tangan. -Mengurangi penularan infeksi
4.
Siapkan peralatan dan suplai:a. Obat yang disiapkan dengan alat
tetes yang bersih.
b. Kartu,format,atau huruf cetak
nama obat.
c. Tisu wajah.
d. Bantal kecil(bila perlu)
e. Kain lap(bila perlu)
-Alat tetes atau aplikator tidak perlusteril,tetapi harus bersih.
-Digunakan dalam mengatur posisi klien
-Digunakan untuk membersihkan nares.
5. Periksa identifikasi klien dengan membaca
gelang identifikasi dan menanyakan nama
klien.
Memastikan klien yang menerima obat benar.
6. Mengenakan sarung tangan.Infeksi kondisi
hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri
tekan pada sinus.
-Temuan menjadi dasar untuk memantau efek
obat.rabas akan menganggu absopsi obat
7. Jelaskan prosedur tentang pengaturan
posisi dan sensasi yang akan
timbul,misalnya rasa terbakar atau
tersengat pada mukosa atau sensasi
tersedap ketika obat menetes kedalam
tengggorok.
-Membantu menggurangi kecemasan.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 36/40
8. Atur suplai dan obat disisi tempat tidur. -Memastikan prosedur berlangsung lancar dan
teratur.
9. Intrksikan klien untuk menghembuskan
udarah,kecuali dikontraindikasikan
(mis.resiko peningkatan tekanan intra
klanial atau hidung berdarah)
-Mengeluarkan mukus dan sekresi yang dapat
menghambat distribusi obat.
10. Memberi obat tetes hidung:
a. Bantu klien mengambil posisi
terlentang.
b. Atur posisi kepala yang tepat:
1. Faring posterior-tekuk
kepalah klien kebelakang
2. Sinus ethmoit atau
sfenoit-tekuk kepala
kebelakang diatas
pinggiran tempat tidur
atau tempatkan bantal
dibawah bahu dan tekukkepala kebelakang.
3. Sinus frontal dan
maksilaris-tekuk kepala
kebelakang diatas
pinggiran tempat tidur
atau kepala ditengokkan
kesisi yang akan diobati.
Sangga kepala klien
dengan tangan dengan
tangan tidak dominan.
c. Instruksikan klien untuk bernapasmelalui mulut.
d. Pegang alat tetes 1 cm diatas
nares dan masukan jumlah
tetesan yang diintruksikan melalui
garis tengah ethmoit.
e. Minta klien berbaring terlentang
selama 5 menit.
f. Tawarkan tisu wajah untuk
mengeringkan hidung yang
berair(ingusan),tetapi peringatkan
klien untuk tidak
menghembuskan napas dari
hidung selama beberapa menit.
-Posisi ini memberi akses kesaluran hidung.
-Posisi memungkinkan obat mengalir kesinus
yang tergaggu.
-Mencegah otot leher meregang.
-Mengurangi peluang tetesan nasal teraspirasi
kedalam trakea dan paru- paru.
-Mencegah kontaminasi alat
tetes.memasukkan obat ketulang ethmoit
memfasilitasi distribusi obat kemukosa hidung
-mencegah kehilangan obat sebelum
waktunya melalui nares.
-Memungkinkan jumlah obat yang diabsorpsi
maksimal
11.Memberi semprot hidung:
a. Bantu klien terlentang
b. Atur posisi kepala yang tepat:
1. Tekuk kepala klien kebelakang
2. Sangga kepala klien dengan
tangan tidak dominan
3. Untuk anak-anak,jaga kepala
dalam posisi tegak.
c. Pegang ujung wadah tepat di bawah nares
d. Intruksikan klien untuk menarik napas
ketika semprot masuk kedalam jalan
saluran hidung.
-Posisi memberi akses kesaluran hidung.
-Posisi memungkingkan obat mencapai saluran
hidung.
-Mencegah peregangan otot leher
-Mencegah semprot tertelan.Posisi menjadi akses terbaik bagi semprot
untuk mencapai saluran hidung.
-Meningkatkan jumlah obat yang mencapai
saluran hidung maksimal.
12.Bantu klien mengambil posisi yang nyaman -Mengembalikan rasa nyaman
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 37/40
setelah obat diabsorpsi.
13.Lepas sarung tangan dan buang suplai yang
kotor dalam wadah yang tepat.cuci tangan.
-Mempoertahankan lingkungan yang rapi dan
teratur,mengurangi penularan
mikroorganisme.
14.Catat pemberian obat,termasuk namaobat,jumlah tetesan,lubang hidung yang
dimasukkan obat,dan watu pemberian obat.
-Pencatatan yang tepat pada watunyamencegah kesalahan dalam pemberian
obat(mis.pengulangan pemberian dosis obat)
15.Observasi adanya efek samping pada klien
selama 15-30 menit setelah obat diberikan.
-Obat yang diabsorpsi melalui mukosa dapat
menimbulkan reaksi sistemik.
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA SUPOSITORIA
RECTAL
Langkah RASIONAL
1.Tinjau kembali program obat dari
dokter,termasuk nama klien,nama
obat,bentuk,rute dan waktu pemberian obat
2.tinjau kembali catatan medis untuk melihat
adanya pembedahan atau perdarahan rektum
3.cuci tangan.
4.siapkan peralatan dan suplai :
a.supositoria rektum
pelumas larut air
sarung tangan sekali pakai
tisu
format obat atau huruf cetak
nama obat
5.kenakan sarung tangan sekali pakai.
6.Periksa identifikasi klien dengan membacagelang identifikasi dan menanyakan nama
klien.
7.Jelaskan prosedur.jelaskan secara rinci,jika
klien ingin memasukkan obatnya sendiri.
8.Atur suplai di sisi tempat tidur.
9.Tutup korden atau pintu kamar.
10.Bantu klien mengambil posisi Sim.jaga
agar klien tetap terbungkus pakaian dengan
hanya daerah anus yang terpajan.
11.Periksa kondisi di daerah luar anus dan
palpasi dinding rektum sesuai
kebutuhan.Apabila sarung tangan
kotor,buang dengan membaliknya dan
Menjamin pemberian obat yang aman dan benar.
-Kondisi ini merupakan kontra indikasi
penggunaan supositoria
-Mengurangi perpindahan organisme
-mencegah kontak dengan bahan feses terinfeksi.
-Memastikan klien yang menerima obat benar.
-Meningkatkan pemahaman dan kerja sama. Klien
dapat memasukan obatnya sendiri,jika mampu
secara fisik.
-Memastikan kelancaran prosedur.
-Mempertahankan privasi dan meminimalkan
rasa malu.
-Memajankan anus dan membantu klien
merelaksasikan sfingter anusluar.mempertahankan privasi dan memfasilitasi
relaksasi.
-Menentukan keberadaan perdarahan rektum
yang aktif.Palpasi menentukan apakah rektum
terisi feses.Hal ini dapat mempengaruhi
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 38/40
tempatkan di wadah yang tepat.
12.Kenakan sarumg tangan sekali pakai(jika
sarung tangan sebelumnya telah di buang).
13.Keluarkan supositoria dari bungkusnya dan
lumasi ujung yang bundar.Lumasi jari telunjuk
pada tangan dominan dengan pelumas larut
air.
14.Minta klien tarik nafas dalam dengan
perlahan melalui mulut dan relaksasi sfingter
anus.
15.Retraksi bokong dengan tangan tidak
dominan.Masukkan supositoria dengan
perlahan melalui anus,melalui sfingter
internal dan ke arah dinding rektum,10 cmpada dewasa ,5 cm pada anak dan bayi.
16.Tarik jari dan seka daerah anus dengan
tisu.
17.Lepas sarung tangan dengan membaliknya
dan buang kedalam wadah yang tepat.
18.Minta klien untuk tetap dalam posisi datar
atau berbaring miring selama 5 menit.
19Jika supositoria berisi laksatif atau
pelembut feses,letakkan lampu
pemanggil(call light)ditempat yang dapat
dijangkau klien.
20.Cuci tangan.
21.Kembali dalam 5 menit untuk mengetahui
apakah supositoria keluar.
22.Catat nama obat, dosis,rute,dan waktupemberian pada catatan obat.
23.Observasi adanya efek
supositoria(mis.defikasi,mual mereda) 30
menit setelah obat diberikan.
penempatan supositoria.
-Menguranggi penularan infeksi.
-Meminimalkan kontak dengan feses dan
menguranggi penularan mikroorganisme.
-Mendorng supositoria melalui sfingter yang
konstriksi menyebabkan timbulnya nyeri.
-Supositoria harus ditempatkan pada mukosa
rektum supaya pada akhirnya diserap dan
memberikan efek terapeutik.
-Memberi rasa nyaman.
-Mengurangi penularan mikroorganisme.
-Mencegah supositoria keluar.
-Memberi klien perasaan dapat mengontroleliminasi. Biarkan klien dibantu dalam
menggunakan bedpan,atau pergi ketoilet.
-mengurangi resiko penularan infeksi.
-Mungkin supositoria perlu dimasukkan kembali.
-Pencatatan yang tepat pada waktunya mencegah
kesalahan dalam pemberian obat.
-Mengevaluasi keefektifan pengobatan dan
meredakan gejala pada klien.
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 39/40
BAB III
PENUTUP
3,1
KESIMPILAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa obat merupakan terapi yang
digunakan untuk mengobati klien dalam masalah kesehatan.dan obat tersebut dan setiap
obat dapat menimbulkan obat hingga efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila tidak
diberikan dengan baik .
Pemberian obat yang baik meliputi: Benar obat, benar dosis, benar klien, benar
rute pemberian dan benar waktu. Kelima hal tersebut berpengaruh pada manfaat obat
yang akan dirasakan oleh klien sehingga kelima hal tersebut harus diperhatikan dalam
setiap pemberian obat kepada klien.
2.5 SARAN
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang
dapatTmembangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.
Tuban, 24 November 2010
Tim penyusun
5/8/2018 MAKALAH KDM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kdm-559abf2321cca 40/40
DAFTAR PUSTAKA
1. Fundamental of Nursing Edisi
2. Walton,Robert L. 1990. Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda, Alih bahasa.
Sonny Samsudin, Cetakan I. Jakarta : EGC.
3. Oswari E, Bedah dan perawatannya, Gramedia, Jakarta, 1993.
4. http://epaper.kompas.com