makalah kel.6 transportasi daerah terpencil
DESCRIPTION
makalah transportasiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. (Salim, A Abbas 2006 Manajemen
Transportasi, Jakarta : Rajawali pers.)
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di
mana di tempat lain ini objek tersebut dapat lebih bermanfaat atau dapat berguna
untuk tujuan – tujuan tertentu. (Fidel, Miro. 2005. Perencanaan Transportasi.
Jakarta : Erlangga)
Transportasi meruapkan sebuah proses yakni proses pindah, proses gerak,
proses mengangkut, dan mengalihkan di mana proses ini tidak dapat dilepaskan
dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses
perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan. (Fidel, Miro. 2005.
Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga)
Daerah terpencil adalah daerah yang memiliki kondisi sosial, ekonomi
dan fisik relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau sekitarnya, yang
dicirikan oleh adanya permasalahan sebagai berikut : rendahnya tingkat
kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, keterbatasan Sumberdaya Alam
(rendahnya produktifitas lahan / kritis minus), rendahnya aksesibilitas dan
terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana kawasan,serta rendahnya kualitas
Sumberdaya Manusia.
Kawasan Tertinggal secara lokasi pada umumnya berada di kawasan
pedalaman, kawasan kepulauan/gugus pulau terpencil,pesisir pantai, atau
kawasan perbatasan terpencil. Contoh Kawasan Tertinggal : KAWASAN
Kepulauan Sangihe Talaud, Kawasan Pulau Nias, Kawasan Pedalaman/
Perbatasan Kalimantan dengan Sarawak (Malaysia), Kawasan kritis minus di
1
Sukabumi bagian selatan, Kawasan Pedalaman Jaya Wijaya, Kawasan
Perbatasan Irian Jaya dengan Papua Nugini, dll.
Pengertian lain tentang Daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) huruf d , Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf d *23736 dan
Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1991 adalah daerah yang memiliki potensi ekonomi berupa sumber daya
alam di bidang pertanian, perhutanan, pertambangan, pariwisata dan
perindustrian, tetapi keadaan prasarana dan sarana ekonomi yang tersedia masih
terbatas, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi
kekuatan ekonomi nyata, penanam modal perlu membangun atas beban sendiri
prasarana dan sarana yang dibutuhkannya seperti jalan, pelabuhan, tenaga listrik,
telekomunikasi, air, perumahan karyawan, pelayanan kesehatan, sekolah, tempat
peribadatan, pasar dan kebutuhan sosial lainnya, yang memerlukan biaya yang
besar. (2)Diberikan perlakuan yang sama dengan daerah terpencil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah perairan laut yang dasar
lautnya memiliki cadangan mineral dalam kedalaman lebih dari 50 (lima puluh)
meter (deep sea deposits).
Transportasi daerah terpencil adalah ??
2. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa transportasi itu penting?
2. Bagaimana kondisi transportasi yang ada didaerah terpencil?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk transportasi yang ada didaerah terpencil?
4. Berilah contoh kasus bentuk transportasi daerah terpencil?
5. Bagaimana pengembangan transportasi didaerah terpencil?
2
BAB II
ISI
Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik itu
sumberdaya alamnya maupun potensi yang lain. Disamping itu pula kebutuhan
manusia untuk memenuhi kehidupannya selalu berubah. Hal inilah yang
membuat transportasi sangat penting bagi manusia karena kebutuhan manusia
tidak sama dan belum tentu semua kebutuhan itu terdapat didaerahnya faktor
inilah yang memperngaruhi manusia untuk pindah dari satu tempat ketempat
yang lain.
Dalam determinan perkembangan wilayah ada enam aspek/faktor penting
yang mendasari maju tidak suatu wilayah. Ke enam faktor penting itu adalah
sumberdaya alam, peralatan manufaktur, pekerja, modal, pasar, dan keahlian
teknologi. Determinan pengembangan wilayah yang terdiri atas enam faktor
tersebut sebenarnya tidak bisa diabaikan begitu saja oleh suatu wilayah, karena
jika salah satunya saja tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan wilayah
tersebut menjadi kurang maju atau bahkan tertinggal.
Yang menjadi masalah adalah tidak semua wilayah memiliki ke enam
faktor penting tersebut. Masing-masing wilayah memang memiliki potensi
tersendiri yang bisa dikembangkan tetapi sangat jarang kita menemui keenam
faktor determinan itu dalam satu wilayah. Misalnya saja kita ambil contoh kota
Yogyakarta dengan kabupaten Sleman. Di kota banyak terdapat modal,
peralatan ,pasar dan keahlian teknologi tetapi sumberdaya alam tidak terdapat
dikota, sedangkan sebaliknya Sleman memiliki banyak pekerja dan sumberdaya
alam tetapi tidak mempunyai yang lainnya sehingga kedua wilayah itu pasti akan
saling berinteraksi untuk bisa saling memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Disini dapat kita lihat arti penting adanya transportasi. Transportasi dapat
menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya untuk tujuan
saling berinteraksi memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah. Transportasi
juga akan mempermudah akses pada semua aspek antar wilayah yang berbeda.
Sehingga dari hal ini sedikit dapat kita simpulkan bahwa baik buruknya sistem
3
transportasi antar wilayah akan mempengaruhi maju tidaknya wilayah-wilayah
tersebut.
Bentuk–bentuk transportasi ada tiga yaitu tranportasi laut, darat, dan
udara. Transportasi udara ada Pesawat terbang layang (Glider), Pesawat
bermesin piston, Pesawat bermesin turbo propeler, Pesawat bermesin turbojet,
Pesawat bermesin turbofan, Pesawat bermesin ramjet. Pesawat terbang atau
pesawat udara adalah mesin atau kendaraan apapun yang mampu terbang di
atmosfer atau udara. Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia,
yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini
umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di
ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk
pengangkutan barang antarpulau. Transportasi laut ada Kapal, seperti sampan
atau perahu, merupakan suatu kendaraan yang dibuat untuk lautan atau
pengangkutan merintang air. Ia biasanya cukup besar untuk membawa perahu
kecil seperti perahu keselamatan. Secara kebiasaannya kapal bisa membawa
perahu tetapi perahu tidak boleh membawa kapal. Ukuran sebenarnya dimana
sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan
atau kebiasaan setempat.
Transportasi darat ada Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2
(dua), atau 3 (tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.
Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-
banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi,
baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Mobil Bus adalah
setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk
tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi. Mobil Barang adalah setiap kendaraan
bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan
mobil bus. Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya,
yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi
massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak
4
yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif
luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.
Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan
darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Sepeda adalah alat
transportasi yang sederhana, tanpa mesin sehingga di Indonesia dikenal sebagai
kereta angin. Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua,
tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda
sebagai penggantinya. Bemo adalah singkatan dari "becak motor" dan
merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya digunakan sebagai
angkutan umum di Indonesia. Becak merupakan alat angkutan yang ramah
lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara (kecuali becak bermotor
tentunya) dan masih banyak lagi namun untuk daerah terpencil tidak semua alat
transportasi tersebut dapat digunakan hanya sebagian saja yang dapat digunakan
untuk transportasi didaerah terpencil.
Beberapa contoh Studi Kasus yang ada kaitannya dengan ketersediaan
transportasi di daerah terpencil/terisolir di Indonesia
1. Kabupaten Aceh Tengah
Letak kabupaten yang berada di tengah-tengah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dengan wilayah yang didominasi pegunungan,
menjadikan daerah ini masih terisolir. Prasarana transportasi menjadi
kendala utama. Takengon dan daerah lain di Aceh Tengah bisa dibilang
jauh dari keramaian arus lalu lintas. Jalur ke Takengon menjadi semacam
jalan "buntu". Artinya, angkutan semacam bus dan truk tidak dapat
melanjutkan perjalanan ke daerah lain, sehingga kembali melalui jalan
yang sama.
Akses menuju ke daerah ini sangat bergantung pada jalan Bireun-
Takengon, serta jalan alternatif Takengon-Blang Kejeren-Kutacane yang
5
kurang representatif. Kondisi kedua jalan itu sangat tidak kondusif, baik
karena rawan longsor maupun gangguan lainnya seperti gangguan
keamanan.
Tak heran bila di daerah yang bergunung-gunung masih terdapat
kawasan yang tidak memiliki prasarana transportasi seperti kawasan
Samarkilang, Karang Ampar, Pameu, dan Jamat.Kawasan ini masih
terisolasi dari berbagai aspek. Sebagian besar produk pertanian yang
dihasilkan hanya digunakan untuk kebutuhan hidup.
Menyadari persoalan itu, salah satu upaya pemerintah kabupaten
(pemkab) untuk mengatasinya adalah memperbaiki dan membuka ruas
jalan baru yang bernilai ekonomis, baik antarkecamatan maupun
antarkabupaten. Terutama jaringan jalan yang menghubungkan pusat
produksi dengan daerah pemasaran.
Anggaran yang disediakan bagi sektor transportasi mencapai Rp
57,25 milyar atau 52,77 persendari total belanja pembangunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2001 yang sebesar Rp
108,49 milyar. Pembukaan ruas jalan baru bukan saja menguntungkan
bagi penduduk, tetapi juga pemkab dapat memetik hasil dari
mempromosikan keindahan alam "Negeri Antara" yang dimilikinya.
(Kompas, 2002)
2. Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur
Setelah berpisah dengan Kabupaten Bulungan tahun 1999, nama
daerah baru ini belum banyak didengar. Apalagi, tidak ada jalan darat
untuk mencapainya. Terpaksa harus memanfaatkan jasa angkutan sungai
ataupun pesawat udara. Setelah jalan Trans Kalimantan selesai dibangun
tahun 2000, Kabupaten Malinau baru bisa dijangkau dengan sarana
transportasi darat.
Meski pusat pemerintahannya dilintasi jalan raya yang
menghubungkan titik-titik utama di Pulau Kalimantan, prasarana
6
berstatus jalan kabupaten belum menjangkau keseluruhan wilayah.
Delapan puluh persen wilayahnya belum juga tertembus oleh
infrastruktur jalan. Tak heran, sistem transportasi di kabupaten yang
memiliki 24 sungai ini bertumpu pada angkutan sungai. Bahkan,
beberapa daerah terpencil hanya bisa dicapai dengan pesawat terbang.
Lokasi daerah ini sangat jauh dari pusat kota, sehingga akses ke
dunia luar sangat sulit. Daerah ini menjadi sangat terisolir. Untuk tiba di
sana, butuh tiga sarana transportasi. Pertama, naik pesawat ke Samarinda,
lalu disambung dengan speed boat. Sekitar tiga jam perjalanan, kemudian
naik angkutan umum, kemudian berjalan kaki. Jarak dari Malinau ke
Balikpapan saja masih sekitar 700 kilometer, itupun harus menempuh
perjalanan dengan kapal laut sehari semalam. (Swaramuslim.net, 2006)
Kabupaten yang dicapai 30 menit dari Tarakan menggunakan
pesawat ini harus bergantung pada daerah sekelilingnya. Kota Tarakan
menjadi penyuplai barang-barang kebutuhan pokok penduduk yang
dikirim dengan memanfaatkan angkutan sungai. Bahkan, ada beberapa
barang seperti telur, gula, minuman, dan makanan kaleng dikirim dari
Malaysia melalui Kabupaten Nunukan.
Namun, ketersediaan barang-barang kebutuhan tetap menjadi
masalah di bagian-bagian Malinau yang terpencil. Keterbatasan sarana
transportasi menyebabkan kenaikan harga barang. Sebagai contoh, harga
BBM Rp 15.000 per liter karena beratnya medan dan mahalnya ongkos
pengangkutan ke daerah yang terpencil.
Di masa mendatang, pekerjaan rumah besar yang harus
diselesaikan pemerintah kabupaten adalah terbatasnya ketersediaan
sarana dan prasarana transportasi. Pembangunan hanya akan tetap
terkutub di titik-titik tertentu bila tak ada dukungan jaringan prasarana
yang merata. Saat ini pemerintah daerah memulai pembangunan dengan
sistem gunting. Maksudnya, pembangunan dilakukan dari dua arah
bersamaan. Satu arah dari ibu kota menuju daerah-daerah terpencil di
7
pinggiran, pada saat yang sama dari daerah terpencil ke pusat
pemerintahan.
Bila jaringan jalan tersedia menyeluruh, sektor lain yang
berpotensi terakselerasi lebih laju, seperti sektor perkebunan dan
pariwisata. Selama ini berbagai obyek wisata jauh dari pusat kota dan
sulit dicapai. (Kompas, 2003)
3. Sintang, Pontianak, Kalimantan Barat
Infrastruktur jalan dan jembatan sebagai sarana membuka daerah
terisolasi di pedesaan masih jadi kebutuhan utama. Banyak desa dan
dusun di pehuluan terisolir lantaran tak tersedianya infrastruktur jalan. Di
Kayan Hulu misalnya, 9 desa dari 14 desa di kecamatan tersebut relatif
tertinggal pembangunannya sementara 5 desa lainnya bisa diakses
langsung melalui jalan darat, dan sisanya masih mengandalkan
transportasi sungai.
Akibat keterisoliran tersebut malah ada warga dari satu desa,
yakni Desa Nanga Kemangai, yang urbanisasi ke kota kecamatan dan
kota kabupaten untuk mencari pekerjaan. Ini membuat tingkat
keterisolasian masyarakat dari segi ekonomi dan budaya jauh tertinggal.
Ditambah, sejak diserang hama belalang kembara dua tahun terakhir ini,
ladang berpindah gagal panen.
Selain tak tersedianya jalan darat menuju desa dan dusun,
tertinggalnya masyarakat di daerah pehuluan sungai yang jauh di daerah
terpencil juga disebabkan tak meratanya potensi SDA (sumber daya
alam). Diperkirakan ada 16 ribu penduduk yang tinggal di daerah
terisolir. Umumnya masyarakat itu pekerjaan utamanya ladang berpindah
dan masih tergantung alam.
Kendati masih mengalami keterbatasan, menurut Abdul Sufriyadi,
masyarakat Kayan Hulu masih punya keyakinan bahwa pemerintahan
daerah saat ini (Milton-Jarot) bisa membuka keterisolasian di Kayan Hulu
8
serta dapat menyediakan program-program padat karya bagi penduduk
yang gagal panen pasca serangan hama belalang dua tahun terakhir ini.
Karena selain ladang berpindah, masyarakat petani di Kayan Hulu juga
masih bersandar dengan SDA yang ada walaupun relatif terbatas.
(Pontianak Post Online, 2007)
4. Nusa Tenggara Barat
Secara geografis, NTB umumnya terisolir dari segi transportasi
dan komunikasi. Hal ini bisa dilihat, kalau ke Mataram ibu kota Propinsi
NTB dari Jakarta harus mampir dulu di Surabaya atau daerah lain.
Semestinya, Mataram sebagai ibu kota propinsi mampu ditempuh
dari berbagai penjuru di seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, tanpa
harus mampir atau transit di daerah lain. Kendati sekarang ini, sudah ada
maskapai penerbangan melayani Mataram-Jakarta dan sebaliknya, itu
masih belum cukup dan mesti ditambah, sehingga akses transportasi ke
NTB tetap lancar.
Di sisi lain, NTB sebagai daerah yang rawan bencana memerlukan
sarana telekomunikasi memadai, sehingga mampu mengatasi
permasalahan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk itu,
adanya kerjasama daerah yang tergabung dalam forum regional di daerah
ini mampu mempercepat pembangunan yang diinginkan.
Masing-masing daerah yang tergabung dalam forum regional
tersebut harus saling bahu membahu mengembangkan produk-produk
unggulan yang dimiliki, sehingga sesuai dengan yang diinginkan
bersama. (Suara NTB, 2006)
5. Sumbawa Selatan
Wilayah selatan pulau Sumbawa masih terisolir. Tidak ada
lintasan jalan sepanjang 400 kilometer. Akibatnya, terjadi hambatan
pergerakan ekonomi masyarakat di desa-desa selatan daerah Nusa
9
Tenggara Barat. Diperlukan dana pembiayaan Rp500an miliar untuk
membuka isolasi daerah tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah NTB Lalu
Fathurahman menjelaskan idealnya dibutuhkan kelancaran transportasi di
Selatan Sumbawa. "Untuk terbukanya jalan di sana, diperlukan sekitar 50
unit jembatan penghubung," ujarnya.
Selain jalan tersebut, guna meningkatkan kesejahteraan dan
sumber daya manusianya, NTB juga memerlukan ketersediaan
infrastruktur lainnya berupa pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 100
megawatt, rumah sakit umum di setiap kabupaten, air, perguruan tinggi,
pendidikan dasar dan peluang lapangan kerja untuk masyarakat. (Tempo
Interaktif, 2006)
6. Papua
Pemekaran daerah baru di Papua sejak tahun 2001 sampai tahun
2006 mencapai 16 daerah pemekaran. Permasalahan daerah pemekaran di
Papua terkait minimnya sarana akses di daerah terpencil dan terisolir.
Permasalahan pemekaran daerah baru di Papua merupakan
ketidakpuasan daerah yang terisolir dan terpencil. Selain itu, daerah
pemekaran muncul karena tidak ada intervensi pembangunan dan juga
minimnya intervensi negara dalam hal ini pemerintah pusat. Rencana
pemekaran daerah Papua kedepan dibutuhkan sarana aksesbilitas untuk
jangka panjang. (Okezone, 2007)
Dalam kunjungan kerja ke Papua, Menkokesra Aburizal Bakrie
juga menyatakan bahwa diharapkan dalam tiga tahun mendatang tidak
ada lagi daerah terisolir di Papua. Jalan tembus yang akan
menghubungkan daerah di kawasan Pegunungan Tengah dengan kawasan
pesisir di Kabupaten Timika nantinya diharapkan sudah selesai dalam
waktu dekat. Dengan adanya jalan ini roda perekonomian bisa berjalan
10
lebih lancar dan harga-harga pun tidak terlalu tinggi.
(www.menkokesra.go.id, 2006)
7. Kabupaten Seram, Maluku
Kabupaten Seram Bagian Timur yang dikategorikan kabupaten
miskin di Indonesia oleh Menteri Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal, kini masih terisolir khusus di bidang transportasi dan
komunikasi. Ruas jalan aspal yang ada di kabupaten tersebut hanya
sepanjang empat kilometer. Untuk menjangkau satu desa ke desa lain,
maupun ke kota kecamatan dan kota kabupaten hanya bisa melewati laut.
Itu juga kalau kondisi lautnya mendukung.
Selain dataran luas, kabupaten yang memiliki banyak pulau dan
terpencil makin membuat jaringan transportasi antar pulau sangat
terbatas. Banyaknya pulau-pulau terpencil itu hanya dilayari kapal
perintis antara 2 hingga 4 minggu sekali di beberapa lokasi saja.
Persoalan ini tentu saja berpengaruh, termasuk akses pelayanan kesehatan
ke masyarakat.
Akibat kondisi itu pula, saat wabah malaria menyerang Dusun
Wawasa Kecamatan Kepulauan Gorom pada awal Mei 2005 lalu
menewaskan 22 orang dan 761 warga di dusun tersebut sakit parah.
Warga Wawasa meninggal selain krisis pangan di daerahnya, juga akibat
lambatnya penanganan kesehatan karena keterisolasiannya.
Pengobatan warga yang terjangkit malaria sulit dilakukan akibat
tidak adanya fasilitas kesehatan di Wawasa. Puskesmas terdekat berada di
desa induknya Amarsekaru, yang dapat ditempuh dengan menggunakan
perahu tradisional ketinting selama 1 hingga 1,5 jam. Karena terbatasnya
sarana tranportasi dan biaya transportasi yang tinggi, warga sulit untuk
berobat dan perawat di puskesmas terdekat juga sulit mengunjungi
korban. (Fkmcpr, 2006)
11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. transportasi merupakan sarana penghubung yang sangat penting dalam
mempengaruhi maju tidaknya suatu wilayah.
2. kondisi geografis daerah terisolir mengakibatkan sulitnya pembagunan
sektor transportasi
3. bentuk transportasi di daerah terpencil di dominasi oleh truk, motor trail,
pesawat terbang, speed boat, dan kapal laut.
4. kondisi transportasi di daerah terpencil kurang layak baik dari segi sarana
maupun prasarana dan rendahnya anggaran yang disediakan untuk sektor
transportasi di daerah terpencil
SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah
harus menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti
jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting
adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan
infrastruktur-infrastruktur tersebut.
2. sehibungan dengan penyediaan berbagai macam moda saran/prasarana
transportasi bagi daerah pinggiran terpencil, prioritas perlu ditekankan
pada pengembangan fasilitas pelayanan transportasi di daerah pedesaan,
daerah/pulau terpencil, dan daerah transmigrasi, yang diharapkan akan
meningkatkan aktifitas perekonomian wilayah-wilayah tersebut.
3. selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya
perlu untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau
bagi masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan
kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi,
12
melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan
sebagainya.
4. dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib
menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi
yang efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap
pengoperasia kebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau
organisasi penyelenggara transportasi.
5. hal terakhir yang paling penting dari pembanaunan
sarana/prasaranatransportasi adalah pembangunan dan pengembangan
kualitas sumberdaya manusia di bidang transportasi. Selain itu,
diperlukan peran serta segenap pengguna transportasi untuk memelihara
sarana dan prasarana transportasi, serta turut mematuhi berbagai
peraturan keselamatan yang ada utuk mengurangi terjadi kecelakaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
MG Retno Setyowati. 2002. Kabupaten Aceh Tengah.
http://72.14.235.104/search?q=cache:IrWq0SNnbXcJ:bankdata.depkes.go.id/kompas/Kabupaten%2520Aceh%2520Tengah.pdf+bentuk+transportasi+di+daerah+terisolir&hl=id&ct=clnk&cd=5&client=opera . Download : 4 Maret 2007.
Ratna Sri Widyastuti. 2003. Kabupaten Malinau. http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0306/17/otonomi/373649.htm. Download : 4 Maret 2007.
Supriyantho Khafid. 2006. Selatan Sumbawa Masih Terisolir 400 kilometer.
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/nusatenggara/2006/04/09/brk,20060409-76007,id.html. Download : 11 Maret 2007.
Sutarmi. 2007. Pemekaran Papua Terjadi karena Akses ke Daerah Terisolir Minim.
www.okezone.com/index.php?option=com.content&task=view&id=5797&Itemid=67 - 47k –. Download : 4 Maret 2007.
__________. 2007. 16 Ribu Penduduk Terisolir Satu Desa WarganyaUrbanisasi.
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?. Download : 11 Maret 2007.
__________. 2007. 2009 Tak Ada Daerah Terisolir di Papua.
http://menkokesra.go.id/content/view/1184/39/. Download : 11 Maret 2007.
14
__________. 2007. Mendulang Uang di Kota, Daerah Pedalaman Krisis Dokter.
http://www.fkmcpr.nl/?page=4851. Download : 11 Maret 2007.
__________. 2006. Bersaing dengan Missionaris. http://swaramuslim.net/FAKTA/.
Download : 11 Maret 2007.
___________. 2006. NTB Masih Terisolasi. http://www.suarantb.com/ 2006/09/23/Tokoh/index.html. Download : 4 Maret 2007.
15