makalah kelompok 4

23
Makalah ASP Partai Politik Kelompok 4 Anggita Puspita Fitri Felisha

Upload: felishasuganda

Post on 17-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akuntasnsi Sektor Publik

TRANSCRIPT

Makalah ASPPartai Politik

Kelompok 4Anggita Puspita FitriFelishaKinta KhristinaUlvy Yulita DiniPENDAHULUANPartai politik pertama lahir dalam zaman kolonial sebagai perwujudan bangkitnya kesadaran nasional. Perkembangan partai politik di Indonesia dimulai sejak Pemerintah Hindia Belanda. Hindia Belanda mencanangkan politik etis pada tahun 1908. Dengan adanya politik etis, berdirilah organisasi kemasyarakatan yang merupakan pelopor berdirinya partai politik di Indonesia, yaitu Boedi Utomo. Pada awal zaman kemerdekaan, partai politik tumbuh di Indonesia dengan pesat. Dengan berbagai haluan ideologi politik yang berbeda satu sama lain, banyak bermunculan partai politik Hal ini dikarenakan adanya maklumat Pemerintah RI 3 November 1945 yang berisi, anjuran mendirikan partai politik dalam rangka memperkuat perjuangan kemerdekaan. Diantaranya yaitu, Partai Sosialis, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Buruh Indonesia, Partai Rakyat Jelata atau Murba, Masyumi, dan Serindo-PNI.Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk ikut serta atau berpatisipasi dalam proses pengelolaan negara. Di zaman sekarang, partai politik sudah sangat akrab di lingkungan kita. Partai politik dimulai dari tujuan dengan membentuk wadah organisasi, mereka bisa menyatukan orang - orang yang mempunyai pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa disatukan. Dengan begitu pengaruh mereka bisa lebih besar dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan untuk pengelolaan Negara.Pola kepartaian masa kini menunjukkan keanekaragaman, pola mana diteruskan dalam masa merdeka dalam bentuk sistem multi partai. Dalam sistem politik Indonesia, partai politik ditempatkan sebagai pilar utama penyangga demokrasi. Begitu pentingnya partai politik, maka diaturlah partai politik - partai politik tersebut dalam suatu undang - undang. Undang - undang tentang Partai politik bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif warga negara, serta meningkatkan kemandirian dan kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya adalah UU no 2 tahun 11 yang akan kami bahas.

ISIPengertian Partai PolitikPartai politik merupakan sebuah organisasi yang bersifat nasional yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya dengan cara konstitusionil) untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.Tujuan Partai Politik Tujuan dari pembentukan partai politik menurut Undang-undang no.2 tahun 2008 tentang partai politik, yaitu :a. mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945b. menjaga dan memelihara keutuhan negara kesatuan republik Indonesiac. mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik Indonesiad. mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.e. meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahanf. memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegarag. membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegaraSistem Partai Politik1. Sistem satu partai / Sistem partai tunggalDalam sistem ini terdapat dua variasi. Pertama, di negara tersebut hanya terdapat satu partai yang boleh hidup dan berkembang. Kedua, partai tunggal mendominasi kehidupan kepartaian, tidak ada suasana bersaing karena partai lainnya harus menerima kepemimpinan dari partai tersebut.Giovanni Sartori, seorang pakar studi partai politik menegaskan bahwa tipe partai tunggal tidak bisa di masukkan dalam kategori sistem kepartaian, karena suatu sistem pada dasarnya membutuhkan lebih dari satu unit untuk dapat bekerja sebagai sistem.2. Sistem dua partaiPengertian dua partai merujuk pada 3 kemungkinan:a. Hanya ada dua partai besar yang mendominasi.b. Adanya dua partai dimana salah satu berperan sebagai partai berkuasa sedangkan yang lain menjadi oposisi secara bergantian.c. Adanya satu partai dominan yang biasanya memerintah sendiri dengan sebuah partai lain yang selalu menjadi kekuatan oposan.Negara-negara yang terkenal dengan sistem dua partai ialah Inggris (dengan Partai Konservafatif dan Partai Buruh) dan Amerika Serikat (dengan Partai Republik dan Partai Demokrat). Sistem dua partai di Inggris di anggap paling ideal. Sistem dua partai dapat berjalan di Inggris karena didukung oleh beberapa factor di antaranya masyarakat yang homogen, tradisi politik yang sudah berakar sebagai dasar budaya politik Inggris serta pengawasan terhadap aturan permainan politik sebagai konsensus masyarakat yang harus di taati oleh segenap lapisan masyarakat.Sistem dua partai biasanya dilaksanakan dengan pemilihan yang berdasarkan atas sistem simple majority di mana setiap daerah pemilihan hanya diwakili oleh satu wakil.Kekuatan Sistem dua partai adalah memudahkan terbentuknya integrasi nasional, karena partai yang kecil lebih cenderung bergabung dengan salah satu partai yang dominan jika partai yang besar itu merasa perlu mendapatkan dukungan tambahan, atau bergabung dengan partai kecil lain (misalnya Partai Liberal dan Partai Sosial Demokrat di Inggris yang membentuk koalisi yang disebut ALLIENCE). Keuntungan lain adalah adanya pengawasan (control) yang terus menerus dari partai oposisi.Kelemahan dari sistem ini adalah memudahkan timbulnya polarisasi antara partai yang berkuasa dan partai yang beroposisi. Bahaya ini terutama bias muncul di Negara-negara yang kadar consensus nasionalnya masih rendah, seperti di banyak Negara dunia ketiga.3. Sistem multi partaiPengertian sistem banyak partai menunjuk adanya lebih dari dua partai. Negara-negara seperti Belanda, Belgia dan Norwegia menjalankan sistem multi partai sejak lama.Dalam pelaksanaanya, perlu dibentuk pemerintahan koalisi dari beberapa partai karena tidak ada partai yang cukup kuat untuk memebentuk suatu pemerintahan yang mandiri.Terkadang usaha membentuk pemerintah koalisi mengalami kegagalan karena partai-partai yang berupaya membentuk pemerintah koalisi tidak mencapai persetujuan.Sistem banyak partai ini sering ditemukan dalam negara-negara yang memakai sistem pemilihan berdasarkan perwakilan berimbang (proportional representation). Sistem ini memberi kesempatan kepada partai kecil untuk memenangakan beberapa kursi.Partai kecil dapat menarik keuntungan jika dapat membentuk pemerintahan koalisi. Secara proporsional mereka dapat ikut menentukan terbentuknya pemerintah yang akan membuat kebijakan umum.Kelemahan sistem banyak partai yang paling utama adalah bahwa banyaknya partai yang merupakan wakil kelompok dan golongan menyulitkan terbentuknya konsensus nasional.Dari pembahasan sistem kepartaian di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan:1. Masing-masing sistem punya kelemahan dan kekuatan.2. Masing-masing sistem menuntut terpenuhinya beberapa prasyarat agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik di suatu negara.3. Setiap negara mempunyai latar belakang sejarah dan tradisi politik yang sangat berpengaruh dalam pemilihan sistem kepartaian negara tersebut.4. Banyak negara baru, termasuk Indonesia, pernah mengalami masa kepartaian dengan berbagai bentuk dan variasinya. Dengan kata lain sistem kepartaian selalu berkembang sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan politik biasanya diikuti oleh perkembangan kehidupan sistem kepartainnyaTipe Partai PolitikMenurut tujuan, partai politik dibagi menjadi empat tipe yaitu : Partai politik berdasarkan lapisan masyarakat yaitu bawah, menengah dan lapisan atas. Partai politik berdasarkan kepentingan tertentu yaitu petani, buruh dan pengusaha. Partai politik yang didasarkan pemeluk agama tertentu. Partai politik yang didasarkan pada kelompok budaya tertentu. Struktur Partai Politik di IndonesiaStruktur Partai Politik di Indonesia dibagi ke dalam berbagai kategori. Di bawah ini adalah beberapa penjabaran kategori partai politik di Indonesia :1. Kelompok KepentinganKelompok kepentingan (intrest group) adalah suatu kelompok yang mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan atau menghindarkan keputusan yang merugikan. Kelompok ini tidak berusaha untuk menempatkan wakil-wakilnya dalam dewan perwakilan rakyat, melainkan cukup mempengaruhi satu atau beberapa partai di dalamnya atau instansi pemerintah atau menteri yang berwenang.2. Kelompok ElitKelompok elit adalah kelompok yang terorganisisr yajgn anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuannya yaitu untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik, biasanya dengan cara konstitusional. Contohnya yaitu elit politik yang di dalamnya terdapat kader-kader yang nantinya akan dipilih melalui pemilihan ketua umum partai. Pemilihan ini diikuti oleh anggota-anggota yang terdaftar di dalam partai tersebut.3. Kelompok BirokrasiSuatu kelompok yang memiliki peranan dalam prroses terciptanya suatu kebijakan umum yang diambil dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah yang keputusan itu sangat bermanfaat. 4. MassaMassa merupakan sekumpulan orang yang berpatisipasi dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turutn serta secara langsung atau tidak langsung dalam pembentukan kebijakan umum yang merupakan tujuan dari terbentuknya partai politik.Syarat terbentuknya Parpol Paling sedikit 30 orang WNI yang telah berusia 21 tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi. Didaftarkan oleh paling sedikit 50 orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri Partai Politik dengan akta notaris. Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota Partai Politik lain. Menyertakan 30% perwakilan perempuan. Akta notaris harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat pusat.

AD/ARTAnggaran Dasar (AD) Partai Politik adalah Peraturan dasar Partai Politik. Isi AD adalah : Asas dan ciri Partai Politik Visi dan misi Partai Politik Nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik Tujuan dan fungsi Partai Politik Organisasi, tempat kedudukan dan pengambilan keputusan Kepengurusan Partai Politik Mekanisme rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan jabatan politik Sistem kaderisasi Mekanisme pemberhentian anggota Partai Politik Peraturan dan keputusan Partai Politik Pendidikan politik Keuangan Partai Politik Mekanisme penyelesaian perselisihan internal Partai Politik Partai Politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan hukum.

Anggaran Rumah Tangga (ART) Partai Politik adalah Peraturan yang dibentuk sebagai penjabaran AD. Jika suatu saat AD/ ART harus dirubah, ada beberapa tahap yang harus dilakukan partai politik untuk mengubah AD / ART. Tahap tahap perubahan dalam anggaran dasar / anggaran rumah tangga dari partai politik adalah sebagai berikut.1. AD dan ART dapat diubah sesuai dengan dinamika dan kebutuhan Partai Politik. 2. Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan hasil forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik.3. Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didaftarkan ke Kementerian paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya perubahan tersebut.4. Pendaftaran perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyertakan akta notaris mengenai perubahan AD dan ART.

Keuangan Partai PolitikKeuangan Partai Politik adalah semua hak dan kewajiban Partai Politik yang dapat dinilai dengan uang, berupa uang atau barang serta segala bentuk kekayaan yang dimiliki dan menjadi tanggung jawab Partai Politik. Keuangan dibutuhkan untuk menunjang aktivitas-aktivitas partai politik. Keuangan partai politik itu sendiri bersumber dari :a. Iuran anggota; b. Sumbangan yang sah menurut hukum;c. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara / Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Sumbangan sebagaimana dimaksud pada point (b), dapat berupa uang, barang , dan/atau jasa yang tentunya telah dianggap sah menurut hukum yang berlaku. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada point (c) diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota yang penghitungannya berdasarkan jumlah perolehan suara.

Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diprioritaskan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat. Pendidikan politik yang dimaksud, berkaitan dengan kegiatan :a. Pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;b. Pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; danc. Pengkaderan anggota Partai Politik secara berjenjang dan berkelanjutan.

Di dalam pasal 35 UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik menyebutkan bahwa sumbangan yang sah menurut hokum berasaldari : Perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam AD/ART Perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai satu miliar rupiah per orang dalam waktu satu tahun anggaran Perusahaan dan badan usaha, paling banyak senilaiRp 7.500.000.000 per perusahaan dan/ badan usaha dalam waktu satu tahun anggaran. Sumbangan itu sendiri didasarkan pada prinsip kejujuran, sukarela, keadilan, terbuka, tanggungjawab, serta kedaulatan dan kemandirian Partai Politik.Syarat menjadi badan hukum1. Akta notaris pendirian Partai Politik 2. Nama dan lambang yang tidak mempunyai kemiripan dengan Partai Politik lain3. Kepengurusan: Tingkat provinsi paling sedikit 75% dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi tersebut dan paling sedikit 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan4. Mempunyai kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota5. Rekening atas nama Partai PolitikTahap verifikasi kementrian terhadap suatu Partai Politik1. Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan verifikasi kelengkapan.2. Penelitian dan verifikasi dilakukan paling lama 45 hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap.3. Pengesahan Partai Politik menjadi badan hukum dilakukan dengan Keputusan Menteri paling lama 15 hari sejak berakhirnya proses penelitian dan verifikasi.4. Keputusan Menteri mengenai pengesahan Partai Politik diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.Pemberhentian Anggota Partai PolitikMekanisme dalam instrument ketatanegaraan, mengandung arti suatu cara, metode, tekhnik dalam pengisian jabatan. Legal atau tidak suatau pengisian jabatan ditentukan oleh adanya asas legalitas. Bahwa kewenangan yang sah adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum (Undang-undang). Ada beberapa hal yang mengakibatkan seorang anggota partai politik diberhentikan. Faktor factor tersebut antara lain : a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri secara tertulis; c. menjadi anggota Partai Politik lain; atau d. melanggar AD dan ART. Dalam hal anggota Partai Politik yang diberhentikan adalah anggota lembaga perwakilan rakyat, pemberhentian dari keanggotaan Partai Politik diikuti dengan pemberhentian dari keanggotaan di lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang undangan.Kepengurusan Partai PolitikKepengurusan partai politik diatur sebagaimana berikut.a. Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat berkedudukan di ibu kota negara. b. Kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi.c. Kepengurusan Partai Politik tingkat kabupaten/kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.d. Kepengurusan Partai Politik tingkat kecamatan berkedudukan di ibu kota kecamatan.e. Dalam hal kepengurusan Partai Politik dibentuk sampai tingkat kelurahan/desa atau sebutan lain, kedudukan kepengurusannya disesuaikan dengan wilayah yang bersangkutan.Pergantian Kepenggurusan ParpolDalam pasal 23, telah diatur tindakan yang harus dilakukan oleh partai politik jika ingin mengubah susunan kepengurusan partai politik tersebut. Syarat syarat pergantian kepengurusan adalah :1. Pergantian kepengurusan Partai Politik di setiap tingkatan dilakukan sesuai dengan AD dan ART.2. Susunan kepengurusan hasil pergantian kepengurusan Partai Politik tingkat pusat didaftarkan ke Kementerian paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terbentuknya kepengurusan yang baru. 3. Susunan kepengurusan baru Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya persyaratan.Rekrutmen oleh Partai PolitikPartai Politik bisa melakukan rekrutmen terhadap warga negara Indonesia untuk menjadi: a. anggota Partai Politik; b. bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; c. bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah; dan d. bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Rekrutmen tersebut dilakukan dengan cara : Seleksi kaderisasi secara demokratis sesuai dengan AD dan ART dengan mempertimbangkan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan Dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan AD dan ART serta peraturan perundang-undangan Dilakukan dengan keputusan pengurus Partai Politik sesuai dengan AD dan ARTPermasalahan dalam Partai PolitikPerselisihan merupakan suatu hal yang cukup sering terjadi di dalam maupun antar anggota partai politik. Yang dimaksud dengan perselisihan Partai Politik meliputi antara lain: (1) perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan; (2) pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik; (3) pemecatan tanpa alasan yang jelas; (4 ) penyalahgunaan kewenangan; (5) pertanggungjawaban keuangan; dan/atau (6) keberatan terhadap keputusan Partai Politik.

Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 2011 pasal 32 tertulis bahwa perselisihan Partai Politik diselesaikan oleh internal Partai Politik sebagaimana diatur di dalam AD dan ART. Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik dilakukan oleh suatu mahkamah Partai Politik atau sebutan lain yang dibentuk oleh Partai Politik. Susunan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain disampaikan oleh Pimpinan Partai Politik kepada Kementerian. Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik harus diselesaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari. Putusan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan. Apabila di dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 tidak tercapai, maka penyelesaian perselisihan dilakukan melalui pengadilan negeri. Putusan pengadilan negeri adalah putusan tingkat pertama dan terakhir, dan hanya dapat diajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Perkara harus diselesaikan oleh pengadilan negeri paling lama 60 (enam puluh) hari sejak gugatan perkara terdaftar di kepaniteraan pengadilan negeri dan oleh Mahkamah Agung paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak memori kasasi terdaftar di kepaniteraan Mahkamah Agung. Contoh KasusContoh kasus yang diambil oleh kelompok kami adalah konflik atau perselisihan yang terjadi di dalam partai Demokrat. Hal ini bersumber dari kegagalan manajemen komunikasi di dalam partai politik. Namun, secara garis besar, jika diamati berdasarkan opini publik yang berkembang saat ini, maka kecenderungan konflik politik partai demokrat sebenarnya bersumber dari dua faktor. Pertama faktor subyektif problems, yakni sumber konflik internal yang diproduksi sendiri oleh etika dan perilaku komunikasi kader demokrat. Sumber konflik dipicu oleh terjadinya kasus dugaan korupsi mantan Bendahara umum partai, Nazaruddin yang bereskalasi pada terbukanya konflik politik antar sesama kader partai di internal partai demokrat. Kedua, faktor obyektif problems, yakni faktor yang bersumber dari lingkungan di luar partai demokrat yang salah satunya juga di picu oleh upaya KPK membongkar dugaan skandal kolusi dan korupsi kasus wisma Atlet Sea Games yang juga melibatkan sejumlah kader partai demokrat. Namun kecederungan fakta opini publik di media memunculkan analisa bahwa terjadinya konflik politik yang bersumber dari kondisi obyektif ini, justru sebagian besar dipicu oleh respons atau reaksi atas tidak efektifnya pola komunikasi politik partai kepada publik dalam menyikapi kasus tersebut. Akibat ketidakefektifan komunikasi publik inilah dinamika persoalan kemudian berkembang menjadi konflik baik antara partai politik lain terhadap partai demokrat, maupun konflik pemikiran yang berasal dari kalangan pengamat, akademisi dan LSM terhadap partai demokrat sebagai respons atas komunikasi politik yang dilakukan partai demokrat kepada publik atas berbagai kasus yang dialami. Dengan kata lain konflik politik yang menerpa partai demokrat, sebenarnya dibidani sendiri kelahirannya oleh kader partai tersebut. Tidak maksimalnya Ketua Umum, Sekjen dan kepala Divisi Komunikasi Publik dalam berkomunikasi kepada publik, termasuk membiarkan kadernya merespons opini secara liar telah memberikan kesimpulan bahwa sejatinya strategi defensif program dalam komunikasi politik tidak mampu dilakukan oleh partai secara konstruktif. Contoh kasus ini kami ambil dari Kompasiana dan ditulis oleh Andri Trinada. Oleh karena itu, penyelesaian perselisihan internal Partai Politik ini perlu dilakukan oleh suatu mahkamah Partai Politik atau sebutan lain yang dibentuk oleh Partai Politik. Pertanggungjawaban Partai Politik

Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Audit laporan wajib dilakukan 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran tersebut disampaikan kepada Partai Politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah diaudit. Bantuan keuangan dan laporan penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Laporan Keuangan Partai PolitikDalam pasal 39 UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik yang mengatur tentang pengelolaan uang Partai politik menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. Laporan keuangan itu sendiri harus diaudi toleh akuntan publik setiap satu tahun dan diumumkan secara periodic. Di dalam laporan keuangan yang dibuat untuk keperluan audit dana harus meliputi :a. laporan realisasi anggaranPartai Politik b. laporan neracac. laporan arus kasPembubaran Partai PolitikJika ada satu dan lain hal yang menyebabkan partai politik harus dibubarkan, maka hal tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia oleh Kementrian sesuai dengan Pasal 45 UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Dalam undang-undang tersebut disinggung juga sanksi terhadap ketentuan-ketentuan pasal dalam undang-undang yang diatur di dalam Pasal 47 No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, dintaranya adalah : Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 2 tentang pendirian dan pendaftaran Partai Politik, Pasal 3 tentang syarat pendirian dan pendaftaran Partai Politik, Pasal 9 ayat (1), dikenai sanksi administrative berupa penolakan pendaftaran Parpol sebagai badan hokum oleh Kementerian. Pelanggaran terhadap ketenuan dalam Pasal 13 huruf h dikenai sanksi administrative berupa teguran oleh Pemerintah. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 13 huruf i dikenai sanksi administrative berupa penghentian bantuan APBN/APBD sampai laporan diterima oleh Pemerintah dalam tahun anggaran berkenaan. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 13 huruf j dikenai sanksi administrative berupa teguran oleh KPU. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 40 ayat (3) huruf e dikenai sanksi administratif yang ditetapkan oleh badan / lembaga yang bertugas untuk menjaga kehormatan dan martabat Partai Politik beserta anggotanya. Partai Politik yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik tetap diakui keberadaannya dengan kewajiban melakukan penyesuaian menurut Undang Undang ini dengan mengikuti verifikasi.Hal ini diatur dalam pasal 51 UU No. 2 Tahun 2011.Verifikasi Partai Politik itu sendiri harus selesai paling lambat 2 tahun sebelum hari pemungutan suara pemilihan umum. Jika Parpol tidak memenuhi syarat verifikasi, keberadaan Parpol tersebut tetap diakui sampai dilantiknya anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota tetap diakui keberadaannya sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sampai akhir periode keanggotaannya. Sedangkan, perubahan AD wajib dipenuhi pada kesempatan pertama diselenggarakan forum tertinggi pengambilan keputusan Parpol sesuai dengan AD dan ART. Dalam pasal ini juga diatur tentang penyelesaian perkara. Parpol yang sedang dalam proses pemeriksaan di pengadilan dan belum diputus serta perkaraParpol yang telah didaftarkan ke pengadilan sebelum UU ini diundangkan, penyelesaiannya diputus berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2008 tentangPartaiPolitik.