makalah - kenakalan remaja dan penanggulangannya
DESCRIPTION
Makalah tentang Kenakalan Remaja Dan PenanggulangannyaTRANSCRIPT
-
1
MAKALAH
KENAKALAN REMAJA DAN PENANGGULANGANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan individu (remaja) berlangsung terus menerus dan tidak dapat di ulang
kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan perbuatan yang
kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba coba pada hal yang baru.
Pada perkembangan fisik remaja mulai tampak terutama pada bagian organ organ
seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon hormon
seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi
oleh hormon tersebut. Namun yang menjadi perhatian kita adalah pergaulan remaja pada
jaman sekarang ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Media massa
baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal hal yang menjadi salah satu
faktor penyebab kerusakan akhlak generasi muda pada masa sekarang ini. Bukan masalah
akhlak saja, akibat dari itu juga menimbulkan rendahnya kualitas belajar siswa ketika
mengalami gangguan pada masa masa remaja.
Untuk itu bimbingan orang tua terhadap anak pada seusia remaja sangatlah dibutuhkan
agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra putrinya hendaknya
mengetahui perkembangan fisik remaja. Selain orang tua terdapat beberapa faktor yang
dapat membantu untuk memecahkan promatika remaja.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan
bagaimana cara penaggulangannya?
-
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah masalah (Hurlock, 1998).
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun pada
intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan
masa peralihan antara masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty
(Inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi
sifat dan tanda tanda kelaki lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan
istilah adolescent (Latin) yaitu masa muda. Kemudian istilah pubercense atau pubishair atau
mulai tumbuhnya rambut disekitar kemaluan. Istilah yang dipakai di Indonesia oleh para
ahli psikologi juga bermacam macam pendapatnya tentang definisi remaja. Disini dapat
diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun
seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi
kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
-
3
1. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis
dia mengalami perubahan yang sangat besar.
Pubertas menjadikan seorang anak tiba tiba memiliki kemampuan untuk ber-
reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi
dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan
dengan pertumbuhan, yaitu:
a. Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
b. Luteinizing Hormone (LH)
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone (dua jenis hormon kewanitaan). Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone
yang juga dinamakan Interstitial-Cellstimulating Hormone (ICSH) merangsang
pertumbuhan testosterone.
Pertumbuhan secara cepat dari hormon hormon tersebut diatas merubah sistem biologis
seorang an ak . Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda
bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti
payudara mulai berkembang, dan lain lain. Anak lelaki mulai memperlihatkan
perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya
hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal
pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja
2. Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (periodof formal operations).
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para
remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau
hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga
mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi
-
4
menerima informasi apa ad an ya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.
3. Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya tanya mengenai
berbagai fenomena yang terjadi dilingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatak an bahwa para remaja
mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah masalah populer
yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang,
keadaan sosial, dan sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil kenyataan lain
diluar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya pemikiran yang kaku,
sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan.
Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan
lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan
pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal hal yang selama ini diajarkan
dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya
kenyataan lain diluar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya.
4. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini, Mood (suasana
hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi
Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata rata
memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih
luar biasa, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.
Perubahan mood yang drastis pada para remaja ini sering kali dikarenakan beban
pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari hari di rumah. Meski
mood remaja yang mudah berubah ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu
merupakan gejala atau masalah psikologis.
Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya
jika sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, remaja akan mulai sadar
bahwa orang lain ternyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan
yang dihadapi ataupun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu
-
5
diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah,
remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian
dan angan angan mereka dengan kenyataan.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga sering kali
mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif
sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum bisa
memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi
kesempatan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh
menjadi orang dewasa yang lebih berhati hati, lebih percaya diri, dan mampu
bertanggung jawab. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja
seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan-kemungkinan
perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku
yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol,
tembakau dan zat lainnya; aktivitas sosial yang berganti-ganti pasangan dan perilaku
menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan
Sadock, 1997).
Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam-macam dan
berhubungan dengan dinamika fobia balik (conterphobic dynamic), rasa takut
dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika
kelompok seperti tekanan teman sebaya.
B. Percintaan Remaja
Pengertiannya di zaman sekarang banyak anak remaja yang memulai kebiasaannya
dengan berpacaran. Karena di jaman sekarang termasuk jaman yang modern kebanyakan
anak remaja sedang suka-sukanya berpacaran karena kalau merka tidak melakukan hal-
hal yang seperti mereka disebut anak kuper yang ketinggalan jaman. Sebab masa
sekarang sering terjadi anak yang lagi asyik berpacaran biasanya mereka selalu senang
dengan sendirinya tidak merugikan orang lain karena itu mereka selalu berkata percintaan
-
6
itu indah dan yang lain ngontrak, itu yang sering diucapkan pada anak remaja yang
sedang bercinta.
Terkadang anak remaja sekarang banyak yang kecewa karena bercinta merugikan
mereka. Banyak anak yang rela mati demi sang kekasihnya. Oleh karena itu agama
menyarankan bahwa anak-anak yang masih kecil beranjak dewasa janganlah terlalu
tergiur oleh hal semacam itu. Karena sangat merugikan, bukan merugikan diri sendiri saja
melainkan orang lain yang dekat dengan kita.
Dan agama menyarankan bahwa bukan tidak diperbolehkan bercinta berpacaran, tapi
berdasarkan norma norma yang berlaku. Dan itu diperbolehkan bila orang itu sudah sah
menjadi suami isteri. Anak remaja sekarang banyak yang tergoda dan tergiur, karena
hawa nafsunya anak remaja sangat besar. Oleh karena itu banyak remaja yang senang
bercinta karena ingin mendapatkan hak yang tidak diperbolehkan kecuali kalau mereka
sudah menikah.
Contoh masalah remaja yang sering terjadi di zaman sekarang:
1. Banyak anak yang masih usia sekolah hamil diluar nikah.
2. Banyak anak yang mencoba melakukan bunuh diri karena putus cinta, dan lain
sebagainya.
Dan masih dalam masalah remaja. Banyak anak yang masih dalam tahap sekolah ia
berpacaran dengan sangat keterlaluan akhirnya ia hamil dan anaknya/janinnya
digugurkan/dibunuh karena sang pacar/orang yang menghamili tidak mau bertanggung-
jawab, dan masih ada pula masalah karena ia sudah bertekad dan mempunyai keinginan
untuk menikah atau melangsungkan hidupnya dengan berkeluarga, maka mayoritas anak
sekolah banyak yang memutuskan sekolahnya dan keinginannya. Oleh sebab itu masalah
itu sangat diperhatkan oleh negara karena merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan
masalah kemiskinan, pengangguran adalah ulah orang yang tidak bertanggung-jawab
karena ia memilih berkeluarga dibandingkan dengan bersekolah.
-
7
C. Realita Remaja Hamil di Luar Nikah (Free Sex)
Hamil di luar nikah terjadi akibat pergaulan bebas yang telah melampaui batas yang
banyak dilakukan oleh pasangan-pasangan yang belum mempunyai ikatan resmi. Dalam
hal pernikahan biasanya oleh pasangan muda-mudi usia sekolah atau yang masih remaja.
Dua sejoli yang saling mencintai dan melakukan hubungan intim (hubungan suami istri)
yang belum saatnya disebabkan oleh:
1. Kurangnya pengawasan orang tua.
2. Gampang terpengaruh.
3. Tidak dapat menjada diri & kepercayaan orang tua yang telah diberikan.
Akibat free sex:
1. Hami di luar nikah.
2. Membuat malu sanak keluarga.
3. Bunuh diri karena tidak tahan menanggung malu.
4. Menggugurkan janin hasil free sex karena tidak ingin menanggung malu.
5. Terjadinya pembunuhan karena pihak lelaki tidak mau bertanggung jawab.
D. Kriminalitas Remaja
Kriminalitas merupakan masalah yang sangat serius yang dihadapi oleh semua negara di
dunia. Karena dapat merugikan dan mempengaruhi perkembangan gaya hiudp para
remaja. Tingginya angka kriminalitas tidak hanya disebabkan oleh orang-orang usia
dewasa, tetapi juga oleh remaja yang semakin hari semakin meningkat.
Dari kenyataan menunjukkan bahwa remaja pada era ini banyak sekali yang terlibat
dengan hal-hal yang termasuk kriminalitas seperti:
1. Penggunaan dan mengedarkan narkoba.
Penggunaan dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas, tidak hanya dari
kalangan saja tetapi anak-anak dan juga rtemaja. Kenyataan menunjukkan bahwa
saat ini banyak sekali siswa-siswi usia sekolah yang menggunakan narkoba dari
SMA, mahasiswa bahkan siswa-siswi Sekolah Dasar.
-
8
Adapun tata cara pengedar narkoba untuk meracuni akal fikiran para remaja sebagai
berikut:
a. Data dari teman yang mula-mula menawarkan narkoba dengan alasan
menjernihkan fikiran yang sedang kacau sehingga terpengaruh.
b. Para pengedar yang mendatangi sekolah-sekolah atau kampus yang semula
menghasut para siswa-siswi untuk mencoba dan kemudian mereka merasa
ketagihan.
c. Datang dari rasa ingin tahu dan ingin mencoba.
Pada dasarnya narkoba sendiri ialah zat yang bersifat adiktif yaitu zat yang dapat
mempengaruhi atau membuat ketagihan yang dapat merusak sistem syaraf motorik
dan jaringan pertahanan tubuh. Macam-macam narkoba contohnya ganja, heroin,
sabu-sabu, putaw, morfin, dll.
Ciri-ciri pengguna narkoba:
a. Mata lelap
b. Pupil mengecil
c. Badan kurus
d. Bibir berwarna kebiru-biruan
e. Pandangan kosong
f. Jarang Mandi
Akibat dari narkoba:
a. Dapat menyebabkan HIV dan AIDS.
b. Overdosis bagi yang terlalu banyak menggunakannya.
c. Akan terasa sakit di seluruh tubuh jika telat mengonsumsinya.
d. Akan melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya jika sedang sakaw.
e. Kematian.
2. Pencurian barang dan kendaraan bermotor.
Pencurian barang-barang elektronik dan kendaraan bermotor sekarang ini sedang
marak terjadi. Kepolisian menyatakan tingkat kriminalitas dalam hal ini banyak
dilakukan oleh orang-orang karena faktor ekonomi. Pencurian tidak hanya dilakukan
-
9
oleh orang dewasa saja tetapi juga para remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi
para remaja untuk melakukan pencurian:
a. Kemiskinan
b. Keinginan untuk memiliki barang tersebut
c. Ejekan dari teman-teman dekat
d. Ingin mempunyai sesuatu tetapi tidak kesempatan karena faktor ekonomi.
3. Pemerkosaan
Banyak anak-anak di bawah umur yang menjadi korban pemerkosaan karena
kurangnya pengawasan dari pihak orang tua. Dan kesalahan bagi pihak pemerkosa.
Pemerkosaan terjadi karena tersangka melihat tubuh korban yang sangat molek dan
rasa ingin menikmati.
Faktor-faktor terjadinya pemerkosaan:
a. Kurangnya pengawasan dari orang tua.
b. Korban yang terlalu membuka aurat.
c. Tidak dapat menahan nafsu.
d. Adapun juga karena faktor balas dendam
e. Kurangnya jatah biologis dari isteri.
E. Pergaulan Remaja
Pergaulan remaja di identikkan dengan sekumpulan anak yang membentuk suatu
kelompok (geng) dengan peraturan-peraturan tertentu yang beragam tidak sedikit dari
remaja yang salah dalam memilih pergaulan.
Macam-macam pergaulan:
1. Pergaulan Bebas
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak dari remaja yang salah dalam memilih
pergaulan seperti:
a. Bergaul dengan anak-anak yang jauh dari pengawasan orang tua
b. Bergaul dengan anak-anak pengguna barang-barang terlarang.
c. Bergaul dengan anak-anak geng motor dan sebagainya.
-
10
Adapun akibat dari salah memilih pergaulan:
a. Tidak memperdulikan perkataan orang tua
b. Perlakuannya semakin brutal
c. Ikut turut serta menggunakan barang-barang terlarang
d. Melakukan hal-hal yang kurang baik
e. Semakin jauh dari orang tua
f. Sering membolos saat sekolah
g. Masa depan hancur karena hamil di luar nikah.
2. Pergaulan secara sehat
Adalah: pergaulan yang diidentifikasikan secara sehat dan pergaulan ini sangat bagus
dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri.
Keuntungan dari pergaulan yang secara sehat antara lain:
a. Tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
b. Tidak membuat kekecewaan terhadap orang tua.
c. Orang-orang makin senang terhadap perlakuannya.
d. Dan patut dicontoh untuk mencari pergaulan yang secara sehat fisik.
3. Penyebab pergaulan bebas antara lain:
a. Gara-gara kurang perhatian atau pengawasan dari orang tua sehingga anaknya
mudah terpengaruh oleh orang lain seperti: anak berandalan, anak punk, anak
jalanan, dan anak-anak nakal, dsb.
b. Keluarga yang tidak teratur yang biasanya mementingkan pekerjaan sendiri dan
tidak peduli terhadap anak-anaknya sehingga anaknya jarang berkumpul dengan
orang tuanya.
Penyebab pergaulan bebas bisa juga dari kurangnya kasih sayang dari orangtua kepada
anaknya. Maka jangan sampai kita kurang pengawasan dari orang tua. Karena orang tua
bisa menjadi semangat hidupmu. Dan janganlah kamu menjadi anak yang tidak tahu
sopan santun.
-
11
Akibat pergaulan bebas dan saling bermusuhan termasuk akhlaq yang tidak baik, karena
bisa merusak masyarakat yang lain, dan merugikan orang lain. Dan membuat kita selalu
bermusuhan dan dipenuhi rasa saling membenci yang menimbulkan pertengkaran.
Karena dengan itu manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak baik. Oleh
karena itu berusahalah untuk melawan kejahatan agar tidak terjerumus dalam lembah
kegelapan.
F. Menanggulangi masalah yang terjadi pada remaja
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan
dan dibahas diatas terdapat pula masalah-masalah lain pada remaja seperti tawuran,
kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi,dll.
Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja
merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remajalah masa depan bangsa ini
digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk
mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain:
1. Peran orangtua
Adapun peran-peran yang harus dilakukan dalam menanggulangi masalah remaja
adalah:
a. Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
b. Membekali anak dengan dasar moral dan agama
c. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orang tua dan anak
d. Menjalin kerja sama antara orang tua dan guru
e. Menjadi tokoh panutan bagi anak, baik menjaga lingkungan yang sehat
f. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
g. Hindarkan anak dari NAPZA
2. Peran Guru
a. Bersahabat dengan siswa
b. Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
-
12
c. Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan
ekstrakurikuler
d. Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
e. Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
f. Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas
g. Meningkatkan kerja sama dengan orang tua, sesama guru dan sekolah lain
h. Meningkatkan keamanan terpadu sekolah, bekerja sama dengan Polsek setempat
i. Mewaspadai adanya provokator
j. Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
k. Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara
sehat dalam hal fisik, mental, spiritual, dan sosial
3. Peran pemerintah dan masyarakat
a. Menghidupkan kembali kurikulum Budi Pekerti
b. Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui
olahraga dan bermain
c. Menegakkan hukum, sanksi, dan disiplin yang tegas
d. Memberikan keteladanan
e. Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara
tegas
f. Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
4. Peran media
a. Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia)
b. Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
c. Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya
khusus untuk remaja
G. Remaja dan perilaku hidup sehat
Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja:
1. Mengerti tujuan hidup
-
13
2. Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya
3. Bergaul dengan bijaksana
4. Terus menerus memperbaiki diri
Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan sehat.
Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain
remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara
lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Fisik 35%
2. Intelektual 20%
3. Emosional 30%
4. Spiritual 15%
Faktor fisik berkembang secara tepat, sedangkan faktor lainnya berkembang tidak sama
besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan
berpengaruh terhadap perilaku remaja.
Bagaimana seorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan
orang lain termasuk orang tua dan pembina?
Kadang kadang ia ingin dianggap sebagai anak anak, orang dewasa, orang lain
dianggap bersifat:
1. Otoriter ----- Demokratis
2. Tertutup ----- Terbuka
3. Formal ----- Informal
Semua tersebut diatas dalam keadaan dalam perjalanan menunggu, sehingga dapat
dilihat segalanya masih dalam proses dan tidak berada dalam kutub masa anak anak
ataupun kutub masa orang dewasa. Dalam perjalanan menunggu ini yang menonjol
adalah:
1. Fisik yang kuat
2. Emosi yang cepat tersinggung
-
14
3. Sering mengambil keputusan tanpa berpikir panjang
4. Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tata krama hanya kadang kadang saja
dipakai.
Dan dalam perjalanan menunggu yang paling penting diketahui oleh remaja adalah
bagaimana remaja dapat berproses:
1. Menuju fisik yang ideal
2. Menuju emosi kepriaan ataupun kewanitaan yang utuh
3. Menuju cara berpikir dewasa
4. Menuju kepercayaan mengenai hal hal keagamaan, berdifat falsafah, dan bersifat
tata krama.
-
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari isi makalah ini, terdapat beberapa kesimpulan antara lain:
1. Kenakalan remaja terjadi karena berbagai faktor dari kondisi remaja itu sendiri
maupun dari faktor lingkungan yang tidak sehat
2. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan remaja yang tidak baik, dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain disekitarnya.
3. Perilaku remaja yang sering kali mengakibatkan kehamilan diluar nikah, disebabkan
oleh kurangnya kesadaran remaja itu sendiri akan tindakannya, dan bahwa remaja
tersebut masih dalam kondisi labil, dalam arti belum mampu mengendalikan diri
dengan baik
4. Hidup yang sehat adalah hidup yang teratur, dekat dengan orang tua, dan rajin
beribadah, sehingga iman seseorang akan bai jika diimbangi dengan tindakan pula.
B. Saran
Dalam Penanggulangan permasalahan remaja tidak hanya dituntut agar pribadi remaja
itu sendiri untuk berubah. Akan tetapi perlu adanya bantuan dan dukungan, baik dari
orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat.