makalah kewarganegaraan.docx
DESCRIPTION
assignmentTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena
hanya dengan petunjuk-Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah “Penanggulangan
Bencana Alam di Indonesia” ini. Tak lupa kami juga panjatkan shalawat serta salam ke pada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, yang telah membawa kepada kami ajaran Tuhan
yang sempurna. Selain itu kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen
Kewarganegaraan, teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, karena itu
kami memohon kepada semua pihak yang untuk memberikan saran dan kritik yang
membangun demi terciptanya karya-karya kami lainnya yang lebih baik. Terima kasih.
Penulis,
ABSTRAKSI
Beberapa tahun terakhir terjadinya Bencana Alam telah menjadi jadwal rutin dari
Indonesia. Dalam menangani bencana alam yang terjadi peran fungsi bangsa Indonesia
dalang menanggulangi bencana alam masih di pertanyakan. Dengan banyak nya kejadian
bencana alam yang terjadi bangsa Indonesia tidak bisa belajar dari kesalahan dan pengalaman
sebelum sebelumnya. Dalam makalah ini membahas tentang berbagai macam jenis bencana
alam yang terjadi di Indonesia. Klasifikasi dan penjelasan tentang bencana alam diharapkan
dapat mempermudah pemahaman kita dalam menanggulangi bencana alam. Proses tahap-
tahap penanganan bencana dimulai dari sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana
memiliki prioritas sendiri-sendiri.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2 Macam-Macam Bencana Alam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3 Mengenal dan Mengantisipasi Bencana Alam . . . . . . . . . . . . . . .
2.4 Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana . . . . . . . . . .
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
6
6
6
7
8
10
17
20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB IPENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan secara geografis terletak di khatulistiwa, di
antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Hindia, berada pada
pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, mengakibatkan Indonesia sebagai wilayah
teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam. Letak negara di khatulistiwa juga
menyebabkan wilayah Indonesia memiliki kondisi iklim yang khas dengan musim hujan dan
kemarau yang sama panjang. Pada saat kondisi iklim global berpengaruh terhadap iklim di
Indonesia, maka perubahan musim dapat menjadi pemicu terjadinya bencana banjir,
kekeringan dan kebakaran hutan. Lempeng Eurasia yang bertumbukan langsung dengan
Lempeng Indo Australia membentuk tunjaman lempeng tektonik yang melintas dari barat
Sumatera melalui selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. Bagian timur Indonesia merupakan
pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Philipina, Pasifik dan Australia.
1.1 Latar Belakang
Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua jalur pegunungan
muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik
di sebelah timur menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan
terjadi bencana. Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir,
kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor. Masih jelas dalam
ingatan kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak menyebabkan terjadinya korban
jiwa, seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi dahsyat di tasikmalaya serta
padang, tanah longsor di cianjur, bahkan banjir di berbagai daerah yang kerap datang setiap
musim hujan.
Ketika dilihat data statistik yang di catat selama tahun 2004 sampai 2009 kejadian
bencana alam terjadi luar biasa. 4.408 kali bencana alam telah terjadi di Indonesia dalam
kurun 5 tahun terakhir, demikian berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). Selama kurun waktu 5 tahun saja yaitu dari tahun 2004-2009, Indonesia
telah dilanda bencana alam sebanyak 4.408 kali.
Jumlah kejadian bencana alam yang melanda Indonesia dalam kurun lima tahun
terakhir, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling rawan bencana di
dunia.Banjir, bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Bencana alam yang
terjadi sebagian diakibatkan oleh faktor alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi,
angin topan, dan tsunami. Sebagian lagi merupakan bencana yang dipicu oleh kerusakan alam
yang diakibatkan manusia seperti penebangan hutan liar, kebakaran hutan yang menyebabkan
banjir dan tanah longsor.
Anehnya, meskipun ribuan bencana alam terjadi di Indonesia, negara ini selalu
kedodoran dalam penanganan bencana. Seakan bencana yang terjadi berulang kali itu tidak
pernah memberikan pelajaran dan pengalaman. Selalu mengalami kendala kendala teknis
yang setiap penanganan bencana selalu di hadapi.
Apalagi jika kita membicarakan tentang kegiatan pencegahan bencana, antisipasi
(kesiapsiagaan) bencana, sistem peringatan diri, maupun rehabilitasi dan rekontruksi bencana.
Kesemuanya sering kali berjalan kurang maksimal.
1.2 Identifikasi Masalah
Bencana alam yang dialami oleh Indonesia bukanlah hal baru. Tetapi merupakan
peristiwa yang sering terjadi di Indonesia. Bahkan ada beberapa kejadian yang menjadi siklus
bencana alam di Indonesia. Namun demikian permasalahan penanganan korban bencana alam
di Indonesia malah terus bertambah. Bukan tambah berkurang seperti yang diharapkan.
Indonesia tidak bisa belajar dari pengalaman-pengalaman dalam penanganan bencana alam.
Permasalahan dalam penanganan korban, rehabilitasi dan peringatan akan terjadinya bencana
alam.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan kali ini mereprestasikan segala macam bencana alam yang ada
di Indonesia, awal mula terjadinya bermacam-macam bencana alam, kegiatan
penanggulangan darurat dan rehabilitasi secara global dalam penanganan bencana alam di
Indonesia.
1.4 Tujuan
Tujuan pembahasan ini adalah untuk menganalisa dan memberikan referensi yang
baru dalam penanganan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Agar penanganan bencana
alam di Indoneia dapat berjalan dengan maksimal
BAB IIPEMBAHASAN
Secara etimologis, bencana adalah gangguan, goodaan, tipuan atau sesuatu yang
menyebabkan dan menimbulkan kesusakan, kerugian, penderitaan, malapetaka, kecelakaan
dan marabahaya. Kata bencana selalu identik dengan sesuatu dan stuasi negatif yang dalam
bahasa Inggris sepadan dengan kata disater. Disaster berasal dari Bahasa Yunani, disatro, dis
berarti jelek dan astro yang berarti peristiwa jatuhnya bintang-bintang ke bumi.
2.1 Definisi
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bencana alam lebih lanjut, akan diperkenalkan
beberapa istilah untuk mempermudah bahasan selanjutnya.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
2.2 Macam-macam Bencana Alam
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya
endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan tsunami.
1) Gempa bumi
Gempa bumi merupakan gejala pelepasan energi berupa gelombang yang menjalar
kepermukaan bumi akibat adanya gangguan di kerak bumi berupa patah, runtuh, atau
hancur.
2) Letusan gunung api
Gaya endogen yang mampu menimbulkan bencana alam adalah letusan gunung
berapi. Ketika akan meletus dan saat meletus gunung berapi menimbulkan gaya
endogen atau getaran gempa. Material-material yang dikeluarkan saat gunung api
meletus sangat berbahaya bagi manusia atau makhluk hidup lainnya. Material tersebut
antara lain lahar, awan panas, batu-batuan, pasir, kerikil, maupun debu.
3) Gerakan tanah atau tanah longsor
Bencana alam tanah longsor dipicu oleh faktor klimatologis seperti hujan tetapi gejala
awalnya disebabkan dari kondisi geologis seperti karakteristik tanah, bebatuan, dan
tingkat kelandaian tanah.
4) Tsunami.
Tsunami merupakan gejala susulan akibat gempa bumi yang berpusat di dasar laut.
Perlu kalian ketahui bahwa tidak semua gempa menyebabkan tsunami. Tsunami juga
dapat terjadi akibat letusan gunung berapi yang ada di dasar laut. Selain itu runtuhan
yang ada di dasar laut juga mampu menimbulkan tsunami.
5) Seiche atau tsunami dalam skala kecil
Seiche yaitu ayunan hantaman muka air danau atau waduk pada pantai sekelilingnya
akibat guncangan bumi.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor
angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang,
angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya
adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis
(jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
1) Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas.
2) Banjir bandang.
Banjir bandang merupakan luapan air yang melebihi batas disertai dengan arus yang
kencang, bahkan terjangan arus banjirbandang ini mampu menghanyutkan benda-
benda yang dilaluinya.
3) Badai
Badai merupakan tiupan angin yang sangat kencang dan besar.
4) Kekeringan
Kondisi iklim yang panas tanpa adanya hujan menyebabkan tanah dan tumbuhan
menjadi kering. Saat terjadi kekeringan, air sulit didapat. Banyak tanaman yang mati
dan tanah menjadi retak-retak karena kekurangan air. Sumber mata air seperti sumur
dan sungai menyusut atau mengering.
5) Kebakaran hutan
Kebakaran hutan ini terjadi bukan karena faktor kesengajaan manusia. Hutan dapat
terbakar karena gesekan ranting-rantingkering yang tertiup angin. Gesekan-gesekan
yang berulang-ulang tersebut akan menimbulkan percikan api. Dengan kondisi ranting
maupun daun yang kering tersebut maka akan mempermudah api menjalar ke seluruh
area hutan.
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa,
contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai
permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk
bumi.
Gejala alam yang dapat menimbulkan bencana alam pada dasarnya mempunyai karakteristik
umum, yaitu gejala awal, gejala utama, dan gejala akhir. Dengan demikian, jika kita dapat
mengetahui secara akurat gejala awal suatu bencana alam, kemungkinan besar kita dapat
mengurangi akibat yang ditimbulkannya.
2.3 Mengenal dan Mengantisipasi Bencana Alama. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk diperkirakan
kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala alam ini sifatnya seolah-olah mendadak
dan tidak teratur. Dengan sifat seperti ini, ketika usaha-usaha untuk memperkirakan masih
belum menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam mempersiapkan diri dengan
cara mengatasi bencana alam ini adalah dengan mitigasi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana. Usaha mitigasi
adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
alam sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi. Para ahli menyimpulkan walau
datangnya gempa tidak dapat diperkirakan kedatangannya tetapi ada beberapa gejala alam
yang patutdicermati dan dianggap sebagai tanda akan adanya gempa, sebagai berikut.
1) Adanya awan yang berbentuk aneh seperti batang yang berdiri secara lurus ke atas. Hal ini
kemungkinan besar merupakan awan yang disebut awan gempa yang biasanya muncul
sebelum terjadinya gempa. Awan berbentuk seperti batang ini terjadi karena adanya
gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi sehingga
menyerap daya listrik yang ada di awan. Gelombang elektromagnetis ini terjadi akibat
adanya pergeseran patahan lempeng bumi. Tetapi tidak semua awan yang berbentuk
seperti itu adalah awan gempa, mungkin saja itu adalah asap dari pesawat terbang. Jika
ada tanda seperti itu maka perlu untuk diwaspadai. Untuk lebih meyakinkan lagi maka
dapat dilakukan uji medan elektromagnetik.
2) Terdapat medan elektromagnetik di sekitar kita. Gelombang tersebut memang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Medan elektromagnetik dapat diuji dengan cara melihat
siaran televisi apakah tiba-tiba salurannya terganggu tanpa sebab apapun. Jika kurang
yakin, kalian dapat melakukan uji medan elektromagnetik dengan cara lain. Dengan
mematikan arus listrik dan melihat apakah lampu neon tetap menyala redup/ remang
walaupun sudah tidak dialiri listrik.
3) Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitar kalian. Apakah hewan-hewan
tersebut bertingkah aneh atau gelisah. Sebab hewan memiliki naluri yang sangat tajam dan
mampu merasakan gelombang elektromagnetis. Jika kalian melihat tanda-tanda seperti itu
secara bersamaan sebaiknya kalian perlu waspada. Harus segera dilakukan tindakan
pencegahan dan sebisa mungkin kita melakukan tindakan penyelamatan diri. Tetapi jika
gempa telah tiba dan kita sama sekali belum siap, maka selain berdoa dan pasrah kita
harus cepat-cepat keluar ruangan menuju ke tempat yang lapang. Jika sudah di luar
ruangan tetaplah tinggal di luar dan berusahalah berada di tempat yang terbuka, jauh dari
pepohonan, tembok-tembok serta saluran-saluran kabel listrik. Usahakan jangan masuk ke
dalam rumah atau bangunan.
Apa yang dapat dilakukan jika berada di dalam gedung dengan banyak orang? Kita
tidak perlu panik dan ikut berdesak-desakan keluar. Jika itu yang terjadi maka kita akan
terinjak-injak banyak orang dan tertimpa runtuhan bangunan. Sebaiknya yang perlu kita
lakukan adalah berlindung di bawah meja atau mebel yang kokoh atau mencari sesuatu
yang dapat melindungi kepala dan badan kita dari reruntuhan bangunan. Jika suasana telah
tenang dan aman usahakan untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang lebih aman
lagi.
b. Tsunami
Gempa berkekuatan besar tentu saja ada dampak yang bisa berwujud bencana jenis
lain. Jika skala gempa besar dan pusat gempa berada di dasar laut maka gempa tersebut dapat
menimbulkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang
terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Negara Indonesia terdiri atas kepulauan,
tentunya banyak sekali pantai-pantai di sekitarnya yang dihuni oleh penduduk. Pada saat
gelombang tsunami melanda Indonesia akhir tahun 2004 banyak penduduk yang menjadi
korban.
Banyaknya korban disebabkan karena banyak penduduk yang kurang paham dan
bahkan tidak mengetahui bagaimana usaha yang perlu dilakukan ketika bencana datang.
Sebenarnya jika kita mengetahui dan paham tentang tsunami maka jumlah korban dapat
dikurangi. Berbagai upaya telah dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi korban jika ada
bencana datang. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan membentuk kelompok-
kelompok masyakarat yang paham akan bencana alam.
Kepekaan dan keterampilan menyelamatkan diri secara individual maupun
kelompok harus terus dilatih. Adapun langkah yang harus ditempuh oleh kelompok
masyarakat dalam mengurangi jumlah kerugian akibat bencana sebagai berikut.
1) Melakukan pemetaan daerah rawan genangan tertinggi jika ada tsunami.
2) Membuat jalur evakuasi.
3) Menentukan dan memberi informasi tempat penampungan sementara yang cukup aman.
4) Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah
daerah, dan rumah sakit. Selain itu masyarakat juga harus memahami gejala-gejala yang tidak
biasa terjadi.
5) Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami.
Jika masih kurang jelas, dapat mendatangkan ahli untuk memberi informasi.
6) Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
7) Membuat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar guna menandakan evakuasi.
8) Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat tinggal masyarakat.
Adapun langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai berikut.
1) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan mengungsi selama tiga hari
seperti makanan, pakaian, suratsurat berharga atau obat-obatan.
2) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya gempa.
3) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa. Apabila kita peka sebenarnya
alam telah memberikan tandatanda
4) sebelum terjadinya tsunami.
5) Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.
1) Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran lapisan tanah.
2) Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah.
3) Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut seperti bau amis.
4) Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju daratan.
Dunia internasional juga ikut berperan serta dalam upaya menghadapi bencana alam
tsunami. Tsunami paling sering terjadi di Samudra Pasifik karena gempa bumi dan letusan
gunung berapi sering terjadi di sana. Pusat Peringatan Tsunami Internasional (International
Tsunami Warning Center) didirikan di Hawaii untuk memantau terjadinya gempa bumi di
sekitar Samudra Pasifik dan mengeluarkan peringatan kapan tsunami akan terjadi. Ketika
gempa bumi besar terjadi, stasiun pengamatan di sekitar Samudra Pasifik menemukan pusat
gempa (episentrum) dan mengirimkan informasi yang diperoleh ke pusat peringatan di
Hawaii. Jika gempa bumi dianggap cukup besar dan dapat menimbulkan tsunami, maka
tempat-tempat di sekitar Samudra Pasifik dalam status waspada dan peringatan dikeluarkan.
Stasiun pasang di sekitar pantai juga memantau kedatangan tsunami.
c. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan
gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng
suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan
bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya
sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau pegunungan yang
membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang kemiringannya melampaui 20° umumnya
berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring
berpotensi untuk longsor. Secara garis besar faktor penyebab tanah longsor sebagai berikut.
1) Faktor alam
a) Kondisi geologi antara lain batuan lapuk, kemiringan lapisan tanah, gempa bumi dan
letusan gunung api.
b) Iklim yaitu pada saat curah hujan tinggi.
c) Keadaan topografi yaitu lereng yang curam.
2) Faktor manusia
a) Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
b) Penimbunan tanah di daerah lereng.
c) Penebangan hutan secara liar di daerah lereng.
d) Budidaya kolam ikan di atas lereng.
e) Sistem drainase di daerah lereng yang tidak baik.
f) Pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.
g) Pembebanan berlebihan dari bangunan di kawasan perbukitan.
Usaha mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat
terjadinya tanah longsor. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan bahaya tanah
longsor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Tahap awal atau tahap preventif
Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor adalah
sebagai berikut.
a) Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan.
b) Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam
dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa tanah longsor.
c) Pemantauan daerah rawan longsor.
d) Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.
e) Menghindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.
f) Menghindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan
mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.
g) Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang karena air
yang digunakan akan memengaruh sifat fisik lereng. Lereng menjadi lembek dan
gembur sehingga tanah mudah bergerak.
h) Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media
sehingga masyarakat mengetahui.
2) Tahap bencana
Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor antara
lain berikut ini.
a) Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.
b) Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.
c) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d) Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.
e) Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
f) Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.
3) Tahap pascabencana
Setelah bencana tanah longsor terjadi, bukan berarti permasalahan selesai, tetapi
masih ada tahapan yang perlu
dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian, yaitu:
a) Mengupayakan mengembalikan fungsi hutan lindung seperti sediakala.
b) Mengevaluasi dan memperketat studi Amdal pada kawasan vital yang berpotensi
menyebabkan bencana.
c) Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, dan di
sepanjang bantaran sungai.
d) Normalisasi area penyebab bencana.
e) Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena
bencana alam secara permanen.
f) Menyelenggarakan forum kerja sama antardaerah dalam penanggulangan bencana.
Para ilmuwan mengkategorikan bencana tanah longsor sebagai salah satu bencana
geologi yang paling bisa diperkirakan. Ada tiga tanda untuk memantau kemungkinan
terjadinya tanah longsor yaitu:
1) Keretakan pada tanah yang berbentuk konsentris (terpusat) seperti lingkaran atau
paralel dan lebarnya beberapa sentimeter dengan panjang beberapa meter. Bentuk
retakan dan ukurannya yang semakin lebar merupakan parameter ukur umum
semakin dekatnya waktu longsor.
2) Penampakan runtuhnya bagian-bagian tanah dalam jumlah besar.
3) Kejadian longsor di satu tempat menjadi pertanda kawasan tanah longsor lebih luas
lagi.
d. Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik
manusia,tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung berapi meletus maka magma yang ada di
dalam gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak
lain akibat gunung berapi meletus antara lain adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran
hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika gunung tersebut berada di dasar laut), dan
gempa bumi.
Usaha mitigasi untuk bencana alam gunung berapi adalah dengan cara
mengevakuasi penduduk yang ada di sekitar gunung berapi. Terkadang usaha evakuasi ini
menghadapi suatu dilema, misalnya ketika para ahli vulkanologi harus mengambil keputusan
apakah gunung berapi yang dipantaunya akan meletus atau tidak. Jika gejala awal letusan
gunung berapi begitu meyakinkan maka para ahli vulkanologi memutuskan untuk segera
menginformasikan pada aparat pemerintah daerah untuk mengungsikan penduduk.
Ada kalanya, dengan gejala awal yang begitu meyakinkan sekalipun, ternyata
gunung berapi tidak jadi meletus. Banyak penduduk yang tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari karena berada di pengungsian. Tetapi ketika gunung berapi menunjukkan
ketenangannya dan para penduduk kembali dari pengungsian tiba-tiba terjadi letusan hebat
dan menelan banyak korban. Peristiwa seperti itu merupakan bukti bahwa gejala awal suatu
bencana alam sulit untuk diramalkan. Pemerintah tidak tinggal diam melihat situasi seperti
ini. Masyarakat telah dilatih dan disosialisasikan tentang isyarat-isyarat gunung berapi.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Selain melakukan evakuasi, usaha mitigasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan
membelokkan aliran lava atau membuat jalur mengalirnya lava menjauh dari permukiman
penduduk. Namun, meskipun berbahaya banyak orang yang tinggal dan berkebun di lereng
gunung berapi. Hal ini disebabkan abu vulkanis mengandung mineral-mineral yang
menyuburkan tanah, sehingga bagus untuk pertanian. Agar kalian lebih mudah memahami
gejala awal terjadinya bencana alam dan daerah yang rawan akan bencana maka pelajarilah
tabel berikut!
2.4 Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana
Tanggung jawab Pemerintah
a. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan.
b. pelindungan masyarakat dari dampak bencana.
c. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara
adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum
d. pemulihan kondisi dari dampak bencana.
e. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara yang memadai.
f. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalambentuk dana siap pakai.
g. pemeliharaan arsip/dokumen otentik dan kredibel dari
ancaman dan dampak bencana.
Wewenang Pemerintah :
a. penetapan kebijakan penanggulangan bencana selaras dengan kebijakan pembangunan
nasional.
b. pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur kebijakan
penanggulangan bencana.
c. penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah.
d. penentuan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana dengan negara lain,
badanbadan, atau pihak-pihak internasional lain.
e. perumusan kebijakan tentang penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber
ancaman atau bahaya bencana.
f. perumusan kebijakan mencegah penguasaan dan pengurasan sumber daya alam yang
melebihi kemampuan alam untuk melakukan pemulihan.
g. pengendalian pengumpulan uang atau barang yang bersifat nasional.
Konsep Revitalisasi Penanganan Bencana
Sebelum
- Pencegahan
- Mitigasi
- Kesiapan
1. Penanganan : - Berbagai sektor terkait
- Koordinasi BAKORNAS PB
2. Pembiayaan : - Dana pada sektor terkait
- Koordinasi BAKORNAS PB
Pada Saat
- Siaga Darurat
- Tanggap Darurat
- Pemulihan Darurat
1. Penanganan : - Penetapan Tingkat Darurat oleh BAKORNAS PBP
-Penanganan Quick Response oleh LAKHAR
BAKORNAS PB/ Satkorlak PB/Satlak PB sesuai
tingkatan kedaruratan
2. Pembiayaan : -Dana Siaga Darurat, Tanggap Darurat, Pemulihan
Darurat
- Sumber APBN/APBD alokasi pada BAKORNAS
PB/Satkorlak PB/Satlak PB
Sesudah
- Rehabilitasi
- Rekonstruksi
1. Penanganan : - Rehabilitasi
- Rekonstruksi (Fisik&Non Fisik) oleh sektor
2. Pembiayaan : - Dana pada sektor terkait
- Koordinasi BAKORNAS PB
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana alam yang ada di indonesia sangat bermacam-macam. Kita harus berusaha mengenali dan mengetahui berbagai macam bencana alam.Bencana geologis: gempa bumi, letusan gunung berapiBencana klimatologis: Banjir, Badai, kekeringanBencana ektraterestrial: meteor
Prinsip penanggulangan bencana alam adalah cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondiskriminatif. Jika prinsip itu dapat dilaksanakan maka akan tercipta penanggulangan bencala alam yang maksimal.
Untuk mengatasi penanggulangan bencana alam perlu adanya sinergitas dari masyarakat dan pemerintah sesuai dengan porsi dan wewenang masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
"http://www.crayonpedia.org/mw/BAB.5_CARA-CARA_MENGHADAPAI_BENCANA_ALAM"
www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=70748
fotodedi.wordpress.com/2008/09/07/terendam-banjir-2007
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=578
http://www.shalimow.com/tag/penanganan-bencana-alam