makalah komunikasi (1)
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
DASAR – DASAR MANAJEMEN
“KOMUNIKASI”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
ANISSA CINTYA A. A 26020210120051
NAILIS SA’ADAH 26020210110052
RIMA MELINA F. N 26020210120053
CATURAYU R. 26020210120054
REZA A. ARJANA 26020210120055
ADITYA DENDY P. 26020210110057
SARAH MAYLIN F. 26020210110058
ARRAYA ERITHA B. 26020210130080
AHMAD GULBUDDIN D. 26020210130082
NOVITA AYU R. 26020210141006
PUTERI KESUMA D. 26020210141007
ARDIYAN T. 26020210141008
CHESYA SERA D. C 26020210141009
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KOMUNIKASI
I. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau
beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ),
secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata
communis memiliki makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang
terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia.
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi
menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku
seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan
(Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi :
pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat
pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan
dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan
makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
o Komunikator (siapa yang mengatakan?)
o Pesan (mengatakan apa?)
o Media (melalui saluran apa?)
o Komunikan (kepada siapa?)
o Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima
yang menimbulkan efek tertentu.
II. Sejarah Komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis
yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi
dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang
yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada
kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another).
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan
untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal
kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi
dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian
kawin pada ikan.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan
pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal,
bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif,
komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau
komunikasi tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok
orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan
efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh
penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk
“barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena
pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang
revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang
pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring
dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.
Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen
sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,
komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya
akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman
komunikasi itu sendiri.
III. Proses Komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan
proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambing sebagai media. Lambing sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan
nonverbal. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna
dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut,
pertama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan
kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran
atau perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan
dimengerti oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan
(decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan
lambing yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan
bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni
perpaduan pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan.
Kemudian Schramm juga menambahkan, bahwa komunikasi akan
berjalan lancara apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan
dengan bidang pengalaman komunikan.
Sebagai contoh: si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang
mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan
lancara apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si
B yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal
tersebut dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan SD
tentunya proses komunikasi tidak akan berjalan lancar.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media
pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua
komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat yang
relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah,
dll merupakan media yang sering digunakan dalan komunikasi.
IV. Fungsi Komunikasi
William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu:
a. Sebagai komunikasi social
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep
diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagian, terhindar dari tegangan dan tekanan, antara lain lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur danb memupuk hubungan dengan
orang lain.
o Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan mengenai
diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang
diberikan oleh orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan
orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun
bagaiaman kita merasakan siapa kita. George Herbert Mead (dalam
Jalaluddin Rakhmat, 1994) mngistilahkan significant others (orang
lain yang sangat penting) untuk orang-orang di sekitar kita yang
mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita.
Richard Dewey dan W.J Humber (19969) menamai affective
others, untuk orang lain yang dengan mereka kita punya ikatan
emosional. Dari merekalah perlahanlahan kita membentuk konsep
diri kita. Selain itu, terdapat juga yang disebut reference group
yaitu kelompok yang secara emosioanal mengikat kiota, dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan ini,
orang akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri
dengan ciri-ciri kelompok.
o Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk
menunjukan dirinya eksis. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi
diri terlihat jelas pada seorang pnanya pada sebuah seminar,
walaupun sudah diperingati oleh moderator untuk brbicara singkat
dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu
sering berbicara panjang kebar dengan argument-argumen yang
kebanyakan tidak relevan.
o Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh
kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita
sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara
rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosialyang ramah, yang
hany bisa dipenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan
orang lain. Komunikasi sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan
memberi informasi yang dibutuhkan, untuk mebujuk, dan
mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas
masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial
serta hiburan.
b. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan peerasaan-perasaan (emosi)
kita. Perasan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalaui
pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih, takut dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaiakn
lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal. Misalnya ibu menunjukan rasa
kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.
c. Sebagai komunikasi ritual
Komunikasi ritual biasanya dapat terlihat pada suatu komunitas yang
melakukan upacara-upacara yang disebut oleh para antropolog sebagai
rites of passage, seperti upacara kelahiran, upacara pernikahan, siraman,
dan lain-lain.dalam acara tersebut orang-orang biasanya mengucapkan
kata-kata atau perilaku-perilaku simbolik.
d. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar,mendorong, mengubah sikap, menggerakan
tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja
digunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga
untuk menghancurkan hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi esbagai instrument untuk mencapai tujuan-
tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang, Berkenaan dengan fungsi komuniasi ini, seorang ahali bernama
Harold D Laswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
o Pengawasan lingkungan yaitu epnyingkapan ancaman dan
kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
o Menghubungkan bagian-bagian penting yang tak terpisahkan bagi
masyarakat untuk menanggapi lingkungan
o Menurunkan warisan social dari generasi ke generasi
Fungsi komunikasi yang lain adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku
anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai
wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh
karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan
bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk
memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja
mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi
yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme
fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan
kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi
menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan
kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan
individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan
alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).
IV. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar
komunikasi bisa berlangsung dengan baik.[rujukan?] Menurut Laswell
komponen-komponen komunikasi adalah:
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan
pesan kepada pihak lain.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima
pesan dari pihak lain
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas
isi pesan yang disampaikannya.
f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
VI. Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari
bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
b. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya
komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini
sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan
komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang
yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya
berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara
vertikal atau lateral (menyisi). Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke
bawah dan ke atas.
a. Ke bawah
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok
atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari
pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan
instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada
bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan
mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas
komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik
kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke
arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara
kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja
pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama
(Robbins, 2002 : 314-315).
VII. Persepsi : Inti Komunikasi
Kesan adalah nuansa rasa manusia kepada obyek tertentu; obyek itu
bisa barang bisa orang. Kita terkesan, karena ada sesuatu yang menarik dari
obyek tersebut. Kita bisa terkesan kepada orang karena bermacam-macam;
bisa karena wajah cantiknya, tampan, berkumis; bisa karena kata-katanya,
karena janjinya, dan sebagainya. Membuat kesan yang baik, berarti kita
harus berbuat dan bersikap tertentu yang membuat agar orang lain tertarik.
Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi
sebagai representatif obyek eksternal. Proses menafsirkan informasi
indrawi. Jika persepsi kita tidak akurat kita tidak munglkin bisa
berkomunikasi secara efektif.Rudolp F.Verdeber, Communicate, 1978.
Proses mencapai kesepakatan (Sharing of meaning), lazimnya
berlangsung secara bertahap. Karena itu, lebih awal kita perlu
memperhatikan 5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
a. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau
melihat apa yang kita tunjukkan kepada mereka)
b. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat
c. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau
tidak menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman
yang benar)
d. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud
kita dan maksud kita bisa mereka terima
e. Memperoleh umpan balik dari pendengar
Tentu tidaklah mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan
dengan menghasilkan kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya. Karena,
salah satu prinsip dalam berkomunikasi, yakni terdapatnya kesulitan-
kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Berikut matrik tujuan dan kesulitan
dalam proses komunikasi.
Tujuan Kesulitan yaitu:
a. MENDENGAR
Orang sulit memusatkan perhatian baik pada kata yang tertulis
maupun terucap untuk waktu yang lama
Orang kurang memiliki perhatian pada apa yang bagi mereka
tampak kurang penting
b. MEMAHAMI
Orang memiliki asumsi berdasarkan pengalaman masa lalunya
Orang sering tidak memahami jenis bahasa yang dipakai
pembicara
Orang lebih mudah salah mengerti saat mereka mendengar tanpa
melihat
Orang sering sudah menarik kesimpulan padahal kita belum
selesai bicara.
c. MENYETUJUI
Orang sering merasa curiga terhadap orang lain yang sedang
sedang membujuk mereka
Orang tidak suka jika dibuktikan bersalah
d. BERTINDAK
Tidak mudah bagi banyak orang untuk mengubah kebiasaan
mereka
Orang merasa takut akan akibat dari pengambilan tindakan yang
keliru
Banyak orang tidak suka mengambil keputusan
e. UMPAN BALIK
Beberapa orang sering dengan sengaja menyembunyikan reaksi
dan apa yang sesungguhnya mereka pikirkan
Penampilan dapat bersifat memperdaya -anggukan kepala,
mungkin tidak selalu tanda setuju dan mengerti, karena bisa
digunakan untuk menutupi ketidak tahuan atau keragu-raguan.
Jika menyimak matrik di atas, sebetulnya kesulitan itu biasa dialami
dialami oleh penyampai ide maupun penerimanya. Persoalannya bagaimana
kita mengatasi kesulitan itu. Komunikasi Efektif Joseph de Vito, pakar
komunikasi menyebut ada 5 kualitas umum yang dipertimbangkan untuk
efektifitas sebuah komunikasi. Kualitas ini antara lain:
a. Openess : Adanya keterbukaan
b. Supportiveness : Saling mendukung
c. Positiviness : Bersikap positif
d. Emphaty: Memahami perasaan orang lain
e. Equality : Kesetaraan
Namun demikian, yang paling mendasar dalam sebuah kegiatan
komunikasi adalah adanya rasa saling percaya. Kalau sudah percaya,
biasanya apapun yang dikatakan pastilah diterima! Satu hal lagi, efisiensi.
Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang tidak membutuhkan
upaya besar agar mencapai tujuannya.
VIII. Kualitas komunikator
Partisipasi merupakan modal dasar untuk menyelenggarakan
komunikasi yang efektif. Karenanya dibutuhkan kemampuan komunikasi
efektif. Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk berbagi ide, mengkritik
dari semua aspek, mendorong dan merangsang imajinasi, menolak buah
pikiran yang kurang tepat, dan mengenal sejak dini solusi yang mungkin
bisa diambil.
Kualitas komunikator efektif, yaitu:
Menilai Orang
Tahu mana yang penting dan menghargai kontribusi orang lain
Mendengarkan secara Aktif
Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang lain
Bijaksana
Memberikan kritik secara halus. konstruktif dan hormat
Memberikan pujian
Menghargai orang lain dan kontribusi mereka di depan umum
Konsisten
Mengendalikan suasana riang memperlakukan sama bagi semuanya:
tidak favorit
Mengakui kesalahan
Kemauan untuk mengakui kesalahan
Memiliki rasa humor
Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan pendekatan yang
enak
Memberi contoh yang baik
Melakukan apa yang diharapkan orang lain
Menggunakan bahasa Jelas, Lugas, dan Tepat Kata-kata yang lazim,
konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak.
Hindari kata-kata bercita rasa buruk, kata-kata langsung Ketika
berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu
pula sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah
ketika seseorang menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini
harus dihindarkan karena komunikasi senantiasa melibatkan orang lain.
Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci
yang harus dipegang adalah “Know your audience!” – ketahuilah siapa
yang Anda ajak bicara. ”Seorang komunikator yang dialogis harus mencoba
mengenali dan memperkecil kecenderungannya terhadap manipulasi,
keegoisan, dan obyektivasi orang lain”.Johannessen, R.L., Ethics in Human
Communications, 1983
Meningkatkan kemampuan menyimak secara efektif :
Memberikan perhatian
Memahami komunikasi verbal dan non verbal
Meningkatkan kemampuan dalam memahami symbol verbal dan non
verbal dengan menambah referensi pemahaman
Menyimak untuk menganalisa dan mengevaluasi
Meningkatkan keahlian menyimak antarpersonal
Hambatan-hambatan komunikasi yang sering terjadi adalah:
Jenis Hambatan Deskripsi
FisikHal menyangkut ruang fisik,
lingkungan
BiologisHambatan karena ketidaksempurnaan
anggota tubuh
IntelektualHambatan yang berhubungan dengan
kemampuan pengetahuan
Psikis
Hambatan yang menyangkut faktor
kejiwaan, emosional, tidak saling
percaya, penilaian menghakimi
KulturalHambatan yang berkaitan dengan
nilai budaya, bahasa
Sebetulnya, kesulitan berkomunikasi yang paling besar berada dalam
diri kita sendiri. Kurang yakin, kurang percaya diri, memandang orang lain
kurang, lebih mendominasi, apalagi tinggi hati adalah sesuatu yang harus di
swicth dan melatih kebalikannya.
“Anda akan mampu menyusun pikiran anda dengan lebih mudah dan
lebih efektif jika Anda mengingat-ngingat struktur pembicaraan : Apa yang
akan dibicarakan, isi pembicaraan dan Apa yang telah anda
bicarakan”.Larry King, Seni Berbicara, 2003
Didalam organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun jenis-
jenis komunikasi dalam organisasai antara lain :
a. Komunikasi formal vs informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando
yang dicapai oleh hirarki wewenang. Komunikasi informal adalah
komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung pada herarki
wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai
maksud, yaitu:
- Pemuasan kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan
membosankan,
- Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
- Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah adalah dasas-desusyang
secara resmi tidak setuju. Desas-desus ini juga mempunyai peranan
fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
b. Komunikasi ke bawah vs komunikasi ke atas vs komunikasi lateral
Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah dalam
herarki. Komunikasi ke atas adalah berita yang mengalir darin peringkat
bawah ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi lateral adalah sejajar
antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.
c. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa meminta
umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan
memberi umpan balik.
Bagaimanapun juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi
beberapa factor diantaranya :
1. Saluran komunikasi formal
2. Sruktur wewenang
Dalam organisasi dimana perbedaan stasus dan kekuasaan akan
mempengaruhi isi komunikasi.
1. Spesialis jabatan
2. Anggota organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah,
tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama dalam berkomonikasi.
IX. Komunikasi Yang Efektif
Menurut Effendy (1992) komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh si
penyampai. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklarifikasikan
pada :
1. Efek Kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, diperpsepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan
pikiran dan nalar/ratio. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan
ditujukan kepada pikiran komunikasi.
2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang
berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator
bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak hatinya.
3. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola–pola
tindakan, kegiatan kebiasaan atau dapat juga dikatakan menimbulkan
itikad baik untuk berprilaku tertentu dalam arti kita melakukan suatu
tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).
Ada 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of
Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam
satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu
REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya
komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih
perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun
respon positif dari orang lain.
Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif
adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang
kita sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada
prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan
harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang
akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun
secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya
How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan
salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan
memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang
sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip paling
dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia
mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan
yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini
adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan.
Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat
memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak
tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan
Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan
bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam
membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal
terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang
menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken
Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.
Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain.
Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan
sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu
kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to
Understand -understand then be understood to build the skills of empathetic
listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan
Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih
dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita
perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan
(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
(receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing)
memahami perilaku konsumen (consumer's behavior) merupakan keharusan.
Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa
yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari
konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami
dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan
menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita
perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita.
Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan
psikologis atau penolakan dari penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan
sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan
saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari
komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif
manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari
penerima pesan.
Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines
(mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan
menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
Hukum # 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti
pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini
mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai
media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan
membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan
cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Hukum # 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini
merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi
tingkat tinggi.
Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan
berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan
akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
Hukum # 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum
pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap
Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang
penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan
memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan,
lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan
kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator
yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan
dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah
yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
http://www.one.indoskripsi.com/content/teori-pengertian-komunikasi
http://www.adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-
komunikasiantarpribadi.html
http://anik-gurung.tripod.com/id29.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan-bentuk.html
http://rumakom.wordpress.com/2007/08/07/komunikasi-efektif/
http://anik-gurung.tripod.com/id29.html