makalah konsepi ham
DESCRIPTION
MAKALAH KONSEPSI HAM DAN PERLINDUNGAN HUKUMTRANSCRIPT
KONSEPSI HAM
DAN PERLINDUNGAN HUKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Duisusun oleh :
Eni Supriani
NPM : 12.03.2788
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM ( IAID )
CIAMIS – JAWA BARAT
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang hal-hal mengenai Konsepsi HAM dan Perlindungan
Hukum yang lebih berkenaan dengan Konsep Dasar HAM , HAM dalam Tantangan
Global,Penegakkan HAM di Indonesia dan Konsepsi dan Prinsip-prinsip Rule of
Law.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua hal mengenai
hal-hal sebagaimana disebutkan di atas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Pangandaran, 25 April 2013
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................ 1
1.2. PEMBATASAN MASALAH .................................................................... 2
1.3. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 2
1.4. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1. KONSEP DASAR HAM ........................................................................... 3
2.2. HAM DALAM TANTANGAN GLOBAL ............................................... 7
2.3. PENEGAKAN HAM DI INDONESIA ..................................................... 8
2.4. KONSEPSI DAN PRINSIP-PRINSIP RULE OF LAW .......................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 13
3.2 SARAN ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang
menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya.
Melalui deklarasi Universal ham 10 desember 1948 merupakan tonggak
bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai manusia.
Sejarah HAM dimulai dari magna charta di Inggris pada tahun 1252 yang
kemudian berlanjut pada bill of rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM
PBB. Dalam konteks keIndonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang kurang
memuaskan. Banyak factor yang menyebabkan penegakan HAM di Indonesia
terhambat seperti problem politik, dualisme peradilan dan prosedural acara
(kontras, 2004;160).
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah
sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para
penganutnya merupakan konsep yang lengkap mengatur segala aspek kehidupan
manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi manusia Islam pun
mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama rahmatan lil alamin
yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam ketidakadilan sosial
sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang harus
dibela. Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat
tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam
sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena
dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang
spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan mudah kita
temukan didalamnya konsep tentang penegakan HAM.
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang
lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak
memiliki konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah ini akan
mencoba memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM dalam Islam.
1
1.2. PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang
dibahas dibatasi pada masalah :
a. Konsepsi Dasar HAM
b. HAM Dalam Tantangan Global
c. Penegakan HAM di Indonesia
d. Konsepsi dan Prinsip-Prinsip Rule of Law
1.3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-
masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana konsepsi dasar HAM itu?
b. Bagaimana pelaksanaan HAM dalam tantangan global?
c. Bagaimana penegakan HAN di Indonesia?
d. Bagaimana Konsepsi dan apa saja prinsip-prinsip rule of law?
1.4. TUJUAN PENULISAN
a. Mengetahui konsepsi dasar HAM
b. Mengetahui HAM dalam tantangan global
c. Mengetahui penegakkan HAM di Indonesia
d. Mengetahui konsepsi dan prinsip-prinsip rule of law
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. KONSEP DASAR HAM
Konsep atau pengertian dasar hak asasi manusia (HAM) beraneka ragam
antara lain dapat ditemukan dari penglihatan dimensi visi, perkembangan,
Deklarasi Hak Asasi Universal/PBB (Universal Declaration of Human
Right/UDHR), dan menurut UU No. 39 Tahun 1999.
Konsep hak asasi manusia dilihat dari dimensi visi, mencakup visi
filsafati, visi yuridis - konstitusional dan visi politik ( Saafroedin Bahar,1994:82).
Visi filsafati sebagian besar berasal dari teologi agama-agama, yang
menempatkan jati diri manusia pada tempat yang tinggi sebagai makhluk Tuhan.
Visi yuridis konstitusional, mengaitkan pemahaman hak asasi manusia itu dengan
tugas, hak,wewenang dan tanggungjawab negara sebagai suatu nation-state.
Sedangkan visi politik memahami hak asasi manusia dalam kenyataan hidup
sehari-hari, yang umumnya berwujud pelanggaran hak asasi manusia, baik oleh
sesama warga masyarakat yang lebih kuat maupun oleh oknum-oknum pejabat
pemerintah. Dilihat dari perkembangan hak asasi manusia, maka konsep hak
asasi manusia mencakup generasi I, generasi II, generasi III, dan pendekatan
struktural (T.Mulya Lubis,1987: 3-6). Generasi I konsep HAM , sarat dengan
hak-hak yuridis, seperti tidak disiksa dan ditahan, hak akan equality before the
law (persamaan dihadapan hukum), hak akan fair trial (peradilan yang jujur),
praduga tak bersalah dan sebagainya. Generasi I ini merupakan reaksi terhadap
kehidupan kenegaraan yang totaliter dan fasistis yang mewarnai tahun-tahun
sebelum Perang Dunia II.
Generasi II konsep HAM, merupakan perluasan secara horizontal generasi
I, sehingga konsep HAM mencakup juga bidang sosial, ekonomi, politik dan
budaya. Generasi II, merupakan terutama sebagai reaksi bagi negara dunia ketiga
yang telah memperoleh kemerdekaan dalam rangka mengisi kemerdekaananya
setelah Perang Dunia II.
Generasi III konsep HAM, merupakan ramuan dari hak hukum, sosial,
ekonomi, politik dan budaya menjadi apa yang disebut hak akan pembangunan
(the right to development). Hak asasi manusia di nilai sebagai totalitas yang tidak
3
boleh dipisah-pisahkan. Dengan demikian, hak asasi manusia sekaligus menjadi
satu masalah antar disiplin yang harus didekati secara interdisipliner.
Pendekatan struktural (melihat akibat kebijakan pemerintah yang
diterapkan) dalam hak asasi manusia. seharusnya merupakan generasi IV dari
konsep HAM. Karena dalam realitas masalah-masalah pelanggaran hak asasi
manusia cenderung merupakan akibat kebijakan yang tidak berpihak pada hak
asasi manusia. Misalnya, berkembangnya sistem sosial yang memihak ke atas dan
memelaratkan mereka yang dibawah, suatu pola hubungan yang "repressive".
Sebab jika konsep ini tidak dikembangkan, maka yang kita lakukan hanya
memperbaiki gejala, bukan penyakit. Dan perjuangan hak asasi manusia akan
berhenti sebagai pelampiasan emosi (emotional outlet).
Pengertian hak asasi manusia menurut UDHR dapat ditemukan dalam
Mukaddimah yang pada prinsipnya dinyatakan bahwa hak asasi manusia
merupakan pengakuan akan martabat yang terpadu dalam diri setiap orang akan
hak - hak yang sama dan tak teralihkan dari semua anggota keluarga manusia
ialah dasar dari kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia (Maurice Cranston,
1972 : 127).
UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM , mengartikan hak asasi manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anuaerahNya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. UU
No.39 Tahun 1999 juga mendefinisikan kewajiban dasar manusia adalah
seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan
terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Pengertian hak asasi manusia menurut UDHR sering dinilai masih pada
tahap Generasi I Konsep HAM, yaitu isinya sarat dengan hak-hak yuridik dan
politik. Sedangkan jika memperhatikan pengertian hak asasi manusia menurut UU
No. 39 Tahun 1999, tampak mengandung visi filsafati dan visi yuridis
konstitusional. Kemudian pengertian hak- asasi manusia menurut visi politik
dapat diidentikkan dengan pendekatan strutural, karena keduanya lebih
4
menonjolkan pengertian hak asasi manusia dalam kehidupan sehari - hari yang
cenderung banyak pelanggaran.
Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 Pasca Amandemen
Hak asasi manusia macam apa saja yang dikandung dalam UUD 1945
pasca amandemen ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diperlukan memahami
lebih dahulu mengenai konsep dan teori tentang macam - macam hak asasi
manusia, sebagai alat untuk mengidentifikasi hak asasi manusia dalam UUD 1945
pasca amandemen.
Tentang macam - macam, hak asasi manusia ada berbagai pandangan.
Thomas Hobbes berpendapat bahwa satu - satunya hak asasi adalah hak hidup.
Bagi John Locke dan Liberalisme klasik, hak asasi meliputi hak hidup (the right to
life), kemerdekaan (the right to liberty) dan hak milik (the right to property)
(Rodee & Anderson, 1989 : 194). Pendapat John Locke ini sangat dipengaruhi
oleh gagasan hukum alam (natural law) ketika dalam keadaan alamiah (state of
nature), yaitu suatu keadaan di mana belum terdapat kekuasaan dan otorita
apa-apa, semua orang sama sekali bebas dan sama derajatnya.
Dalam UDHR yang memuat 30 pasal, 31 ayat apabila ditelaah lebih lanjut
secara garis besar macam - macam hak asasi manusia dapat dikelompokan ke
dalam tiga bagian yaitu : (1) hak - hak politik dan yuridik, (2) hak - hak atas
martabat dan integritas manusia, dan (31) hak - hak sosial, ekonomi dan budaya
(Baut & Harman, 1988 :9).
Perbedaan hak politik dengan hak sipil dapat dikemukakan bahwa hak
politik merupakan hak yang didapat oleh seseorang dalam hubungan sebagai
seorang anggota di dalam lembaga politik, seperti: hak memilih, hak dipilih, hak
mencalonkan diri untuk menduduki jabatan-jabatan politik, hak memegang
jabatan-jabatan umum dalam negara atau hak yang menjadikan seseorang ikut
serta di dalam mengatur kepentingan negara atau pemerintahan (Abdul Karim
Zaidan,1983-19).
Dengankata lain lapangan hak-hak politik sangat luas sekali, mencakup
asas-asas masyarakat, dasar-dasar negara, tata hukum, partisipasi rakyat
didalamnya, pembagaian kekuasaan dan batas-batas kewenangan penguasa
5
terhadap warga negaranya. (Subhi Mahmassani,1993:54). Sedangkan yang
dimaksud hak-hak sipil dalam pengertian yang luas, mencakup hak-hak ekonomi,
sosial dan kebudayaan merupakan hak yang dinikmati oleh manusia dalam
hubungannya dengan warga negara yang lainnya, dan tidak ada hubungannya
dengan penyelengaraan kekuasaan negara, salah satu jabatan dan kegiatannya
(Subhi,1993:236).
Dalam Perjanjian tentang, Hak-hak- Sipil dan Politik dan Perjanjian
tentang hak- hak Sosial, Ekonomi dan Budaya , macam - macam hak asasi
manusia dapat di dikemukakan sebagai berikut. Hak- - hak- sipil dan politik
antara lain:
a. hak atas hidup.
b. hak atas kebebasan dan keamanan dirinya.
c. hak atas keamanan di muka badan-badan peradilan.
d. hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan (conscience), beragama.
e. hak untulk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan.
f. hak atas kebebasan berkumpul secara damai.
g. hak untuk berserikat.
Hak asasi, manusia menurut Pejanjian tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya mencakup antara lain:
a. hak atas pekerjaan.
b. hak untuk membentuk serikat kerja.
c. hak atas pensiun.
d. hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya,termasuk
makanan, pakaian dan perumahan yang layak.
e. hak atas pendidikan (Miriam Budiaidjo, 1972 : 126-127).
Pembagian hak asasi manusia yang agak mirip dengan kedua covenant
tersebut di atas, adalah yang mengikuti pembedaan sebagai berikut
a. Hak - hak asasi pribadi atau " personal rights" yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak dan
sebagainya.
b. Hak - hak asasi ekonomi atau "property rights", yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
6
c. Hak- - hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut "rights of legal equality ".
d. Hak - hak asasi politik atau "political rights", yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik, dan sebagainva.
e. Hak - hak asasi sosial dan kebudayaan atau "social and culture rights
misalnya hak untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan
sebagainya.
f. Hak- - hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau "procedural rights", misalnya peraturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan, peradilan, dan sebagainya ( Kansil, 108" 91).
Pendapat lain tentang macam - macam hak asasi manusia dikemukakan
Franz Magnis Suseno (1987: 125 - 130) yang mengelompokanva menjadi empat
Kelompok yaitu hak asasi negatif atau liberal, hak asasi aktif atau demokratis, hak
asasi positif dan hak- asasi sosial.
2.2. HAM DALAM TANTANGAN GLOBAL
Hak Asasi Manusia dan Globalisasi Hubungan Puting kedua konsep
bersama-sama, orang selalu mungkin bertanya-tanya tentang dampak nyata dari
globalisasi terhadap hak asasi manusia. Bahkan, topik tentang hak asasi manusia
dan globalisasi mendorong banyak pertanyaan, keraguan dan argumen. Satu
pertanyaan yang diposting oleh Dr Samir Naim-Ahmed.
Globalisasi dimaksudkan untuk memiliki aliran bebas barang , orang dan
modal dari satu bagian dunia yang lain.Orang yang mempraktekkan hak asasi
manusia sebagai bagian dari deklarasi PBB.Globalisasi adalah membawa
kemakmuran di setiap bagian dari dunia.
Dalam sengketa ini titik yang baik ,dampak negatif dari globalisai
juga.Korporasi transnasional yang kuat diberi kesempatan untuk memasarkan
barang dan jasa di seluruh dunia.Dalam hal ini,praktik hak asasi manusia dapat
dilanggar.
Dalam sengketa ini titik yang baik ,dampak negatif dari globalisai
juga.Korporasi transnasional yang kuat diberi kesempatan untuk memasarkan
7
barang dan jasa di seluruh dunia.Dalam hal ini,praktik hak asasi manusia dapat
dilanggar.Memang globalisai mengubah dunia kita saat ini tinggal masuk bagian
dari perubahan itu adlah tantangan baru dan kompleks untuk perlindungan hak
asai manusia.
2.3. PENEGAKKAN HAM DI INDONESIA
Setiap orang bertanggung jawab untuk terlibat dalam penegakan
HAM.Walaupun secara formal tanggung jawab negar lebih bezsar,tetapi peran
masyarakat luas sebenarnya dampak yang sangat besar dari bagi terbangunnya
kesadaranuntuk menghormati HAM. Tentu saja tanggung jawab itu harus di awali
dengan pemahaman akan pentingnya hak asasi manusia. Tetapi orang harus
memahami konsep perlu mendapat perlindungan demi martabatnya sebagai
manusia .Jika seorang memahami konsep dasar ini, maka akan semakin mudah
menyebarluaskan tanggung jawab masing-masing individu untuk turut aktif dalam
penegak upaya HAM. Sikap positif dalam penegakan HAM dapat di mulaikan
dari lingkungan keluarga.Dalam penegakkan HAM melalui sitem hukum pidana
yang telah berlaku di indonesia terdapat kendala-kendala atau hambatan yang
bersifat prinsipil substansil dan klasik. Salah satu hambatan tersebut adalah asas
legalitas yang menegaskan bahwa hukum tidak diberlakukan surut terhadap tindak
pidana yang terjadi sebelum undang-undang dikeluarkan.
Selain itu, substansi peraturan perundang-perundangan kurang lengkap
dan banyak kelemahan sehingga memberikan peluang penyalahgunaan wewenang
oleh aparatur penegak hukumnya. Hambatan lain yang mendasar antara lain masih
lemahnya kesadaran dan tanggung jawab berbangsa serta bernegara dalam
menghasilkan produk peraturan perundang-undangan , yang pada akhirnya tidak
terlepas dari maraknya KKN.
Instrumen terpenting dalam upaya penegakan HAM di Indonesia adalah
peradilan. Agar dapat memahami dengan baik peran yang dilaksanakan oleh
lembaga peradilan terkait dengan penegakan HAM di Indonesia, kita harus
mengenal lembaga peradilan secara baik, terutama tentang kedudukan dan
wewenangnya.
8
Penegakan HAM di Indonesia belum banyak berubah. Salah satunya
tampak dari sejumlah penyelidikan Komnas HAM yang belum juga
ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penuntutan oleh Pemerintah, khususnya
Kejaksaan Agung.
2.4. KONSEPSI DAN PRINSIP-PRINSIP RULE OF LAW
Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun
penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan
perundang-undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala
peraturan perundang-undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of
Law. Misalnya gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di
Eropa lainnya, baik dalam melawan kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan
teologis. Oleh karena itu menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau
rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi (Friedman, 1960: 546).
Berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan publik yang
diatur secara legal. Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat
termasuk negara mendasarkan pada Rule of Law. Dalam hubungan ini Pengertian
Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara.
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of
Law. Rechsstaat atau Rule Of Law. Itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk
perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi
dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.
Negara Indonesia pada hakikatnya menganut prinsip “Rule of Law, and
not of Man”, yang sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan yang
dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara hukum yang demikian ini,
harus diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan
menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena prinsip supremasi hukum dan
kedaulatan hukum itu sendiri pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh
karena itu prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut
prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat atau democratische rechstssaat.
Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan
besi berdasarkan kekuasaan belaka atau machtsstaat. Karena itu perlu ditegaskan
9
pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan menurut Undang-
Undang Dasar atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau
demokratis (democratische rechtsstaat) Asshid diqie, 2005: 69-70).
Prinsip-prinsip Rule of Law Dalam Pembukaan UUD 1945
Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD
1945 yang menyatakan:
a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan ”peri keadilan”;
b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, ”adil” dan
makmur;
c. …untuk memajukan ”kesejahteraan umum”,…dan ”keadilan social”;
d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoensia itu dalam suatu ”Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”;
e. ”…kemanusiaan yang adil dan beradab”;
f. …serta dengan mewujudkan suatu ”keadilan sosial” bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakat terutama keadilan social.
Adapun unsur – unsure Rule Of Law menerurut AV Dicey terdiri dari :
1. Supremasi hukum, dalam artian tidaka boleh ada kesewenang-wenangan,
sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat baisa maupun bagi
pejabat.
3. Terjamin hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengandilan.
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi
menurut rule of law adalah :
1. Adanya perlindungan konstitusional
10
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umu yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”,
apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga
Negara maupun pemerintah.Untuk membangun kesadaran di masyarakat maka
perlu memasukkan materi instruksional Rule of Law sebagai salah satu materi di
dalam mata kulia Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule of Law
Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan,
maka :
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada
corak masyarakan hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing
setiap bangsa.
b. Rule of lay yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada budaya yang
tumbuh dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial, gagasan
tentang hubungan antar manusia, masyarakan dan negara, harus ditegakkan
secara adil juga memihak pada keadilan.
Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004),
yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau
keperluan lain. Asumsi dasar hukum progresif bahwa ”hukum adalah untuk
manusia”, bukan sebaliknya.
Hukum progresif memuat kandungan moral yang kuat.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang
sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau “back to
11
law and order”, kembali pada hukum dan ketaatan hukum negara yang
bersangkutan itu.
Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:
a. Kasus korupsi KPU dan KPUD;
b. Kasus illegal logging;
c. Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA);
d. Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;
e. Kasus perdagangan wanita dan anak.
12
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang ada, dapat di simpulkan bahwa :
Konsep atau pengertian dasar hak asasi manusia (HAM) beraneka ragam antara
lain dapat ditemukan dari penglihatan dimensi visi, perkembangan, Deklarasi Hak
Asasi Universal/PBB (Universal Declaration of Human Right/UDHR), dan
menurut UU No. 39 Tahun 1999.
Sedangkan HAM dalam tantangan global , Hak Asasi Manusia dan
Globalisasi Hubungan Puting kedua konsep bersama-sama, orang selalu mungkin
bertanya-tanya tentang dampak nyata dari globalisasi terhadap hak asasi manusia.
Bahkan, topik tentang hak asasi manusia dan globalisasi mendorong banyak
pertanyaan, keraguan dan argumen. Satu pertanyaan yang diposting oleh Dr Samir
Naim-Ahmed.
Globalisasi dimaksudkan untuk memiliki aliran bebas barang , orang dan
modal dari satu bagian dunia yang lain.Orang yang mempraktekkan hak asasi
manusia sebagai bagian dari deklarasi PBB.Globalisasi adalah membawa
kemakmuran di setiap bagian dari dunia.Dalam sengketa ini titik yang
baik ,dampak negatif dari globalisai juga.Korporasi transnasional yang kuat diberi
kesempatan untuk memasarkan barang dan jasa di seluruh dunia.Dalam hal
ini,praktik hak asasi manusia dapat dilanggar.Dalam sengketa ini titik yang
baik ,dampak negatif dari globalisai juga.Korporasi transnasional yang kuat diberi
kesempatan untuk memasarkan barang dan jasa di seluruh dunia.Dalam hal
ini,praktik hak asasi manusia dapat dilanggar.Memang globalisai mengubah dunia
kita saat ini tinggal masuk bagian dari perubahan itu adlah tantangan baru dan
kompleks untuk perlindungan hak asai manusia.
Instrumen terpenting dalam upaya penegakan HAM di Indonesia adalah
peradilan. Agar dapat memahami dengan baik peran yang dilaksanakan oleh
lembaga peradilan terkait dengan penegakan HAM di Indonesia, kita harus
13
mengenal lembaga peradilan secara baik, terutama tentang kedudukan dan
wewenangnya.
Penegakan HAM di Indonesia belum banyak berubah. Salah satunya
tampak dari sejumlah penyelidikan Komnas HAM yang belum juga
ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penuntutan oleh Pemerintah, khususnya
Kejaksaan Agung.
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of
Law. Rechsstaat atau Rule Of Law. Itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk
perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi
dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.
Negara Indonesia pada hakikatnya menganut prinsip “Rule of Law, and
not of Man”, yang sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan yang
dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara hukum yang demikian ini,
harus diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan
menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena prinsip supremasi hukum dan
kedaulatan hukum itu sendiri pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat. Oleh
karena itu prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut
prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat atau democratische rechstssaat.
Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan
besi berdasarkan kekuasaan belaka atau machtsstaat. Karena itu perlu ditegaskan
pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan menurut Undang-
Undang Dasar atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau
demokratis (democratische rechtsstaat) Asshid diqie, 2005: 69-70).
3.2. SARAN
Dari pembahasan tersebut kiranya penyusun dapat memberikan saran
bahwa hendaknya segala macam hal yang bersangkutan atau berhubungan dengan
konsepsi dari pada HAM, perlu untuk kita pelajari agar kita mengetahui
14
bagaimana sistem penegakkan HAM yang benar di Indonesia,supaya benar-benar
bisa terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah , Rozali.2002.Perkembangan HAM dan keberadaan peradilan.Ghalia Indonesia
Al-Maududi, Abu A’la. 1998. Hak Asasi Manusia Dalam Islam . Jakarta, YAPI
Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia http://www.jimly.com/makalah/namafile/2/Demokrasi dan hak asasi manusia.doc
15