makalah k.radiasi jadi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media
atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata
nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi
elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar
ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa
yang membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar
dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber. geometri ini secara alami
mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua
jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat berbahaya, akan tetapi dapat pula memiliki
manfaat bagi kehidupan.
Radiasi dapat juga didefinisikan sebagai pencemaran atau pengeluaran dan
perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang
atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai masa
bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa
contoh dari partikel radiasi adalah elektron, beta, alpha, photon, dan neutron.
3
Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi
alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang
terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atmosfer akibat terjadinya
pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangkan sumber radiasi buatan
contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar beta, radiasi sinar alpha, dan radiasi sinar
gamma.
Radioisotop adalah suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Radioaktif mempunyai peranan penting dalam melengkapi kebutuhan manusia di
berbagai bidang. Salah satunya di bidang kedokteran dan kesehatan. Penggunaan
radioisotop di bidang kesehatan untuk keperluan radiodiagnostik dan radioterapi
dalam kedokteran nuklir. Teknik nulkir dengan menggunakan radioisotop di bidang
kedokteran nuklir dimulai pada tahun 1930-an sebagai wujud dari perkembangan
ilmu dan teknologi. Sedangkan di Indonesia dimulai pada tahun 1967 tidak lama
setelah peresmian reaktor nuklir di Bandung.
Ilmu kedokteran nuklir merupakan salah satu ilmu cabang kedokteran yang
memanfaatkan sumber radiasi terbuka dari disintegrasi inti radioaktif buatan untuk
tujuan diagnostik melalui pemantauan proses fisiologi dan biokimia.
Dewasa ini, aplikasi tenaga nuklir dalam bidang kesehatan telah memberikan
sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnostik maupun terapi
berbagai jenis penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ilmu penyakit
4
dalam, ilmu penyakit saraf, ilmu penyakit jantung, dan sebagainya telah mengambil
manfaat dari tehnik nuklir. Sehingga pada kesempatan kali ini akan dipaparkan
tentang peranan radioaktif, mekanisme kerja dan dampak yang ditimbulkannya dalam
bidang kedokteran dan kesehatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Radioaktif dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Bidang kesehatan dan kedokteran merupakan bidang terbesar yang
menggunakan senyawa bertanda radioaktif. Hampir dari 80% dari penggunaan zat
radioaktif terletak di bidang ini. Dengan isotop radioaktif telah dapat diselidiki dan
dipelajari proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat.
Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran, sebetulnya telah dimulai
semenjak tahun 1936 pada waktu John Lawrence et. al. Menggunakan fosfor-32
untuk terapi. Walaupun dimulai untuk terapi, tetapi penggunaan radioisotop
selanjutnya hampir 90% ditujukan untuk diagnosis, dan sebagian besar telah dalam
bentuk senyawa bertanda.
Cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik
pendek, seperti sinar x disebut radiologi. Radiologi dimanfaatkan untuk menunjang
diagnosis penyakit. Dalam dunia kedokteran nuklir, prinsip radiologi dimanfaatkan
dengan memakai isotop radio aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh. Kemudian,
isotop tersebut ditangkap oleh detektor di luar tubuh sehingga diperoleh gambaran
yang menunjukan distribusinya di dalam tubuh. Sebagai contoh untuk mengetahui
6
letak penyempitan pembuluh darah, digunakan radioisotop natrium. Kemudian jejak
radioaktif tersebut dirunut dengan menggunakan pencacah Geiger. Letak
penyempitan pembuluh darah ditunjukan dengan terhentinya aliran natrium.
Selain digunakan untuk mendiagnosis penyakit, radioisotop juga digunakan
untuk terapi radiasi. Terapi radiasi adalah cara pengobatan dengan memakai radiasi.
Terapi seperti ini biasanya digunakan dalam pengobatan kanker. Pemberian terapi
dapat menyembuhkan, mengurangi gejala, atau mencegah penyebaran kanker,
bergantung pada jenis dan stadium kanker.
1. Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan
perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi.
Ahli dalam bidang ini dikenal sebagai radiolog. Salah satu contoh radiodiagnostik
adalah rontgen. Radiodiagnostik dilakukan sebelum melakukan radioterapi.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal sekecil
mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup pemancar radiasi
gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron.
7
Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini.
Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun
pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Sekitar 50 – 60% penderita kanker
memerlukan radioterapi. Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal,
yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat
kanker, selain itu juga bertujuan untuk mengurangi resiko kekambuhan dari kanker.
Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan
dengan responnya terhadap radio terapi.
Terdapat dua teknik dalam radioterapi yaitu teleterapi (sumber eksternal) dan
brakiterapi (sumber internal). Pada tindakan teleterapi, posisi sumber radiasi gamma
energi tinggi yang berasal dari Cobalt-60 yang disimpan dalam kontainer metal yang
tebal pada alat, dapat diatur sedemikian rupa sehingga kanker dapat diradiasi dari
berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin pada jaringan tumor. Tumor ganas
dikenai radiasi yang sangat kuat secara berulang-ulang menggunakan teknik
fraksinasi (dosis terbagi atas perkali pemberian dari total dosis yang harus diterima
oleh pasien) selama jangka waktu beberapa minggu. Radioterapi diberikan setiap hari
dari berbagai arah secara tepat pada kanker. Dengan demikian kanker akan menerima
radiasi yang bersilang dengan dosis tinggi sementara jaringan normal dan sehat di
sekitar lokasi kanker hanya akan menerima dosis yang lebih rendah dengan tingkat
kerusakan yang dapat ditoleransi tubuh dan berangsur pulih.
8
Radioterapi dapat pula dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi
terbuka yang diposisikan sedekat mungkin dengan kanker, dikenal sebagai tindakan
brakiterapi. Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain I-125, Ra-226,
yang dikemas dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat dan dapat
diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary) seperti kanker serviks, kanker paru,
dan kanker esopagus, dalam organ/jaringan (interstisial) seperti kanker prostat,
kanker kepala dan leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
1. Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik
dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti
pembedahan dan kemoterapi.
2. Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi
berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel
kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
3. Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat
mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri
dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
4. Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang
sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan tujuan
agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.
9
B. Manfaat Radioisotop dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Banyak radioisotop yang digunakan dalam bidang kesehatan dan kedokteran
dan masing-masing radioisotop tersebut memiliki manfaat yang berbeda, antara lain:
1. I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada
kelenjar gondok, hati dan otak.
2. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung.
3. Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung.
4. Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah.
5. Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru.
6. P-32 Penyakit mata, tumor dan hati.
7. Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah.
8. Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa.
9. Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas.
10. Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru.
11. Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening.
12. C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia.
13. Co-60 Membunuh sel-sel kanker.
10
C. Mekanisme kerja
1. Radiodiagnostik
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over
aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari
iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam
tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah
traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian
akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas
dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid.
2. Radioterapi
Bila jaringan terkena radiasi penyinaran, maka jaringan akan menyerap energi
radiasi dan akan menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat
menimbulkan perubahan kimia dan biokimia yang pada akhirnya akan menimbulkan
kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi dapat berupa kerusakan kromosom,
mutasi, perlambatan pembelahan sel dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi.
Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila mengenai
sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar dari orbit elektron
tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang elektromagnetik, yang dapat
11
berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran partikel dapat berupa pancaran elektron
(sinar beta) atau pancaran partikel netron, alfa, proton.
Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang
mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan
diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembai dari
pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel
sehat merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi.
D. Efek Radioaktif dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek
samping tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan umum pasien.
Beberapa efek samping berupa kelelahan, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri,
perubahan warna dan ulserasi), penurunan sel-sel darah, kehilangan nafsu makan,
diare, mual dan muntah bisa terjadi pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan
bisa terjadi tetapi hanya pada area yang terkena radioterapi. Radiasi tidak
menyebabkan kehilangan rambut yang total. Pasien yang menjalani radiasi eksternal
tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak berbahaya bagi orang di
sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau keempat dari
pengobatan dan hilang dua minggu setelah pengobatan selesai. Efek radiasi yang
terjadi pada sistem, organ atau jaringan diantaranya yaitu:
12
1. Darah dan Sumsum Tulang Merah
Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami
perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah sel.
KompOnen seluler darah yang lain ( butir pembeku dan darah merah ) menyusun
setelah sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu
tinggi masih dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedang pada dosis yang cukup
tinggi akan terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian ( dosis lethal
3 – 5 sv). Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi
akan menderita kecenderungan pendarahan dan infeksi, anemia dan kekurangan
hemoglobinefek stokastik pada penyinaran sumsum tulang adalah leukemia dan
kanker sel darah merah.
2. Saluran Pencernaan Makanan
Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual,
muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. kemudian dapat
timbul karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang
dapat timbul berupa kanker pada epithel saluran pencernaan.
13
3. Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastok pada organ reproduksi adalah sterilitas,
sedangkan efek genetik (pewarisan) terjadi karena mutasi gen atau kromosom pada
sel kelamin.
4. Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem
syaraf terjadi pada dosis puluhan sievert.
5. Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non
stokastik yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun).
6. Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai
dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek somatik stokastik
pada kulit adalah kanker kulit.
7. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput
dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena
penimbunan stontium-90 atau radium-226 dalam tulang. Efek somatik stokastik
berupa kanker pada sel epithel selaput tulang.
14
8. Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon
tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar namun
mudah rusak karena kontaminasi internal oleh yodium radioaktif.
9. Paru-paru
Paru-paru pada umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran dari gas,
uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang terhirup melalui
pernafasan.
15
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Radioaktif dalam Bidang
Kedokteran dan Kesehatan:
1. Radiasi dapat juga didefinisikan sebagai pencemaran atau pengeluaran dan
perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk
gelombang atau partikel.
2. Aplikasi tenaga nuklir dalam bidang kesehatan telah memberikan
sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnostik maupun
terapi berbagai jenis penyakit
3. Radioisotop dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan juga
digunakan untuk terapi radiasi.
4. Radioaktif juga memiliki efek negatif pada bidang kesehatan dan
kedokteran
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus, 2006, Radioactive Iodine (I-131) Therapy, North America:
RadiologiInfo. Radiological Society of North America, Inc
Indrajit, Dudi, 2007, Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam,
Bandung: Setia Purna Inves
Kreshnamurti, Irwan, dkk., Refrat Radioterapi: Radioterapi Pada Kanker Serviks,
Palembang: Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang
Setiawan, Duyeh, 2010, Radiokomia Teori Dasar dan Aplikasi Teknik Nuklir,
Bandung: Widya Padjadjaran
http://jawigo.blogspot.com/2011/07/radioaktif-dalam-bidang-kedokteran-dan.html
17