makalah lilis

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beelakang Tanah adalah akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih muda, sehingga masih belum lengkap untuk menampung semua persoalan teori dan praktek dengan memuaskan. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu. Dalam kenyatannya sebagian besar dari tanah yang ada dipermukaan bumi ini dipergunakan sebagai usaha pertanian, maka dapat dikatakan bahwa tanah adalah alat produksi yang menghasilkan berbagai produk pertanian. Sehingga tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting,

Upload: mierja-van-zura

Post on 09-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


131 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Beelakang

Tanah adalah akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih muda, sehingga masih belum lengkap untuk menampung semua persoalan teori dan praktek dengan memuaskan. Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.

Dalam kenyatannya sebagian besar dari tanah yang ada dipermukaan bumi ini dipergunakan sebagai usaha pertanian, maka dapat dikatakan bahwa tanah adalah alat produksi yang menghasilkan berbagai produk pertanian. Sehingga tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dimanipulasi untuk mempengaruhi tanaman dengan memperhatikan sifat fisik, kimia dan biologinya.

1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimana yang dimaksud survey tanah dan evaluasi lahan ?2. Bagaimana karakteristik tanah ordo Mollisol ?3. Bagaimana aplikasi survey tanah dan evalusi lahan pada tanah Ordo Mollisol?

1.3. Tujuan1. Mengetahui Bagaimana survey tanah dan evaluasi lahan2. Mengetahui karakteristik tanah ordo mollisol3. Mengetahui aplikasi survey tanah dan evaluasi lahan pada tanah ordo Mollisol

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Survey Tanah dan Evaluasi LahanSistem survei tanah, sistem grid dilakukan pada lahan yang datar atau peta dasar kurang lengkap, sistem bebas dilakukan bila peta dasar dan data penunjang lengkap berdasarkan hasil interpretasi foto udara dan atas dasar land system, sistem sistematik dilakukan bila serupa dengan grid tetapi jarak pengamatannya tidak sama jauh serta peta dasar dan data penunjang lengkap (Beckett, dkk, 1978).Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum maupun khusus.Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah, sama sifatnya kedalam satuan peta tanah tertentu. Sifat dari satuan peta secara singkat dicantumkan dalam legenda, sedang uraian lebih detail dicantumkan dalam laporan survei tanah yang selalu menyertai peta tanah tersebut (Hardjowigeno, 1995).

BAB IIIPEMBAHASAN3.1. Karakteristik Tanah Ordo MollisolTanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah yang horizon permukaannya subur, dikenal sebagai epipedon mollic. Epipedons Mollic hasil dari penambahan jangka panjang dari bahan organik yang berasal dari akar tanaman, dan biasanya memiliki lembut, granular, struktur tanah. Kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak.

Pembentukan TanahProses pembentukan tanah yang terpenting adalah melanisasi yaitu proses pembentukan tanah berwarna gelap karena penambahan bahan organic. Proses ini sebarnya merupakan kumpulan beberapa proses yaitu:1. Prolifirasi akar-akar rumput, yaitu penyebaran akar-akar ke dalam profil tanah.2. Pelapukan bahan organic di dalam tanah membentuk senyawa-senyawa yang stabil dan berwarna gelap (polisakharida dan liat).3. Pencampuran bahan organic dan bahan mineral tanah keaena kegiatan organism seperti cacing, semut rodent dan lain-lain sehingga terbentuk kompleks mineral organic yang berwarna kelam, krotovinas atau gundukan-gundukan (mound).4. Eluviasi dan iluviasi koloid organic dan beberapa koloid mineral melalui ringga-rongga tanah sehingga terdapat selaput bahan organic yang berwarne hitam di sekeliling struktur tanah.5. Pembentukan senyawa lingo protein yang resisten sehingga warna tanah menjadi hitam meskipun telah lama diusahakan untuk pertanian.

Karakteristik/Sifat TanahMollisol adalah tanah dengan epipedon mollik. Walaupun demikian tidak semua tanah yang mempunyai epipedon mollik diklasifikasikan sebagai Mollisol. Misalnya pada tanah Vertisol juga dapat ditemukan epipedon mollik tetapi mempunyai sifat yang plastis dengan mengembang mengkerut, sehingga sifat mollik menjadi kurang nyata. Epipedon mollik juga dapat ditemukan pada Inceptisol, tetapi gelas vulkanik dan horizon kambik yang masam lebih banyak pengaruhnya terhadap profil tanah dari pada epipedon mollik. Demikian pula tanah yang memiliki epipedon yang memenuhi syarat sebagai epipedon mollik tetapi terbentuk sebagai akibat pengapuran, tidak dapat diklasifikasikan sebagai Mollisol. Mollisol dapat mempunyai hodison albik, agrilik, kalsik dan nartik.Mollisol banyak ditemukan di daerah Amerika bagian Utara Tengah, dan Eropa bagian Tenggara (rusia, Hongaria, Bulgaria, Rumania). Di Indonesia Mollisol ditemukan umumnya di daerah berbukit kapur. Tanah ini terbentuk di bawah vegetasi rumput baik tumput rendah,s edang atau tinggi. Penambahan bahan organic ketanah sekitar 100-500 kg/ha tanah. Penyebaran daerah padang rumput (prairi) banayak dipengaruhi iklim. Curah hujan sekarang antara 300-1000 mm/tahun.

Pengelolaan TanahPotensiTanah mollisols banyak diusahakan tanaman palawija, sayuran, tanaman semusim dan beberapa tanaman tahunan. Tanah ini dikatakan subur karena mengandung bahan organic, kejenuhan basa yang tinggi, tapi intensitas pengelolaannya masih rendah. Karena tanah ini terbentuk didaerah dengan curah hujan rendah dan iklim kering sehingga untuk tanaman semusim dilaksanakan pada musim hujan saja. Pada daerah dengan pengairan baik tanah ini dapat diusahakan sepanjang tahun.PermasalahanDi Indonesia, mollisols umumnya ditemukan didaerah bukit kapur (sub ordo Rendoll), sehingga karena tanah bersolum dangkal penggunaannya cukup terbatas. Tanah ini terbentuk didaerah semi arid dan sub humid dan sangat kaya dengan bahan organic. Karena sifat tanah organic, jika terlalu kering tidak dapat lagi menyerap air sehingga jika ada hujan bahan organic ini akan terbawa oleh air aliran permukaan sehingga terjadilah erosi permukaan. Tanah ini mudah mengalami kekeringan karena perkolasi yang cepat, tanah ini hampir tidak berguna bagi pertanian, karena jeluk perakarannya terbatas dan banyak batu-batuan.Perbaikan tanah mollisols yang bersolum dangkal, maka diperlukan tindakan konservasi dengan menanam tanaman yang mempunyai perakaran dangkal tetapi tumbuh permanen seperti padang rumput. Bila ingin dijadikan lahan tanaman pangan, dapat ditanami padi, palawija dan sayur-sayuran, dapat ditanam sepanjang tahun asalkan pengairannya dapat diatasi. Sangat baik ditanami secara mixcropping, karena dengan cara ini kontinyuitas penggunaan lahan yang miring dan mempunyai solum agak dalam dapat pula ditanami tanaman tahunan

3.2. Aplikasi survey tanah dan evalusi lahan pada tanah Ordo Mollisol

Melakukan Plotting Lokasi Pengamatan pada Peta KerjaDalam mengklasifikasikan tanah dan membuat peta tanah, dari hasil pengamatan yang dilakukan semua regu dalam tim survey tersebut dipindahkan pada peta kerja. Yaitu berupa landform yang nantinya akan menjadi peta publikasi. Peta ini dalam Laporan Survei Tanah akan menjadi Peta Lokasi Pengamatan, yang harus disajikan dalam lampiran.Dalam plotting dibedakan antara pengamatan minipit, pemboran dan profil tanah. Masing- masing pengamatan memiliki koordinat yang tercatat dalam kartu minipit atau kartu profi tanah. Dengan bantuan GPS, posisi pengamatan dapat dilakukan dengan amat teliti, sekaligus dapat ditentukan ketinggian titik pengmatan dari permukaan laut. (Rayes,M.L, 2007) Mengelompokkan Hasil Pengamatan Minipit dan PemboranSetelah melakukan klasifikasi tanah, maka semua data minipit yang memiliki nama yang sama harus dikelompokkan tersendiri dala file yang terpisah dengan taksa tanah yang lain. Sebelum itu, terlebih dahulu perlu dilakukan korelasi penamaan taksa tanah yang dilakukan oleh korelator berpengalaman untuk mengoreksi kesalahan- kesalahn yang ada sebagai akibat dari banyaknya regu yang terlibat dalam kegiatan survei tanah. Setelah itu dibuat daftar nomor- nomor (kode) pengamatan yang memiliki taksa tanah sama dan kemudian digunakan sebagai dasar dalam membuat kisaran sifat tanah.(Rayes,M.L, 2007)Membuat Kisaran Sifat Tanah dalam Kategori Seri atau FamiliPembuatan kisaran sifat tanah dalam kategori seri atau famili atau subgrup dilakukan dengan cara sebagai berikut: Buat sketsa profil tanah dari hasil pengamatan minipit, yang menunjukkan simbol horizon dan kedalaman masing- masing. ( Anonymous,2013)

Tentukan jenis dan kedalaman epipedon, endopedon ( horizon bawah). Tentukan jenis dan kedalaman sifat penciri lain jika ada (misalnya, sifat tanah andik, bahan sulfidik, nilai COLE da lain- lain). Tentukan rezim lengas tanah dan rezim suhu tanah (data iklim + pengamatan lapangan ) Untuk kategori seri, kumpulkan pedon yang sama pada kategori famili.

Menentukan Lokasi Pedon Tipikal dan Pedon SatelitPedon merupakan lapisan penciri atas yang menjadi karakteristik tanah tersebut. Dari suatu satuan peta tanah terdapat minimal 3 minipit yang dibuat untuk mengklaasifikasikan jenis tanah yang ada pada daerah yang dianalisi. Dari hasil minipit yang dibuat terkadang terdapat dua jenis klasifikasi yang hampir berbeda sehingga perlu dibuatnya pedon Tipikal dan pedon Satelit. Pedon tipikal dan atau Pedon Satelit merupakan pedon yang dipilih untuk mewakili dari semua sifat yang didapatkan ketika menganilisi minipit-minipit yang dibuat dalam satuan peta tanah. Pedon tipikal harus mempunyai kisaran sifat yang berada ditengah-tengah dan dalam satuan peta tanah yang luas.Dengan adanya pemilihan pedon Tipikal dan atau Pedon Satelit didapatkan pembanding yang akan memperkuat hasil klasifikasi yang telah dilakukan diminipit-minipit yang lain.(Rayes,M.L, 2007)Menbuat Peta Tanah Lapangan (Peta Tanah Tentatif)Setelah kita melakukan analisis pada masing-masing minipit yang telah dibuat kemudian segera diklasifikasikan dan diberi nama satuan taksonomi peta tanah didasarkan pada hasil analisis. Tidak lupa membuat peta lapangan sesudah mengklasifikasikan dan memberi nama taksonomi dpada satuan tanh tersebut.Pata tanah tentatif merupakan peta tanah lapangan yang dibuat sementara untuk hasil yang telah didapatkan. Peta tanah tentative dibuat beserta legenda yang berisi tentang nama taksonomi satuan peta tanah yang telah dianalisis. Pembuatan legenda yang berisi tentang data komposisi tanah didasarkan pada perbedaan bahan induk yang didapat. Adanya tanah atau bahan induk yang berbeda dapat diprediksi dari bentuk landform, kelerengan relief dan lain-lain. Dalam menentukan prosentase luas masing-masing seri tanah yang terdapat pada satuan peta tanahdidasarkan pada komposisi seri tanah yang terdapat dalam satuan peta tanah yang berangkutan.Penentuan seri tanah ditentukan berdasarkan perbedaan-perbedaan sifat-sifat utama sebagai berikut: Adanya seri tanah yang berbeda dalam satu famili yang sama dapat ditentukan dengan mencari perbedaan utama pada masing-masing seri. Setelah diketahui perbedaan utama kemudian dibuat kisaran sifat berdasarkan pangamatan. Bila terdapat satu seri pada satu family maka langsung dibuat kisaran sifatnya berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Kisaran sifat tidak boleh terlalu lebar agar tidak memungkinkan seri baru terbentuk. Perbedaan seri tanah dalam satu family berdasarkan atas pertimbangan penngelolaannya. Kisaran sifat tanah didasarkan pada hasil pengamatan yang dilakukan.Peta tanah tentatif ini akan menjadi dasar dari pembuatan peta final setelah dilakukannya pengamata yang lebih lanjut dalam laboratorium. Sehingga dihasilkan data ynag lebih detail.(Rayes,M.L, 2007)Memilih Contoh Tanah yang Akan DianalisisPemilihan sampel tanah untuk analisis di laboratorium diambil dari pedon pewakil (pedon Tipikal) atau pedon stelit. Sampel tersebut diambil untuk dianalisis tekstur, C-organik, N-total, P-tersedia, KTK dan lain-lain. Analisis tersebut dilakukan untuk mengevaluasi lahan tersebut, agar dapat ditentukan tanah tersebut subur atau tidak. Analisis kesuburan tanah dilakukan terhadap seri tanah yang telah diamati.Data-data dalam penilaian kesuburan tanah didapatkan dari hasil pengamatan dilapang yaitu pada waktu analisis minipi, kemudian data dari analisis sample yang dilakukan dalam laboratorium. Selain itu semua data juga didapatkan secara langsung dari para petani yang menghuni didaerah tesebut. Data dari petani didapatnkan dengan cara wawancara secara langsung untuk mengetahui teknik aplkasi teknologi yang dilakukan ketika pengolahan tanah.Sample tanah yang diambil untuk evaluasi kesuburan tanah diperoleh dari profil pewakil dan minipit dari seri tanah yang ada pada kedalaman olah (0-20cm) dan lapisan bawah (20-50cm).(Rayes,M.L, 2007)

BAB IVKESIMPULAN

4.1. Kesimpulan proses penanganan data hasil survei lapangan diperlukan plotting lokasi pengamatan pada peta kerja penamaan tanah berdasarkan siste taksonomi USDA mengelompokkan hasil pengamatan minipit dan pemboran membuat kisaran sifat tanah dalam kategori sarei atau famili menentukan lokasi pedon tipikal dan satelit memilih contoh tana yang akan dianalisis Sistem taksonomi yang umumnya dipakai di Indonesia adalah sistem taksonomi USDA yang dikelompokkan kedalam 6 kategori, yaitu Ordo, Subordo, Grup, Subgrup, Famili, dan Seri tanah

DAFTAR PUSTAKAAnonymous.2013.http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/konsep-utama-ordo-tanah/Diakses pada tanggal 26 Maret 2013Anonymous.2013.http://Sketsa Profil Tanah.devafebrian.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 Maret 2013Hadi, Partoso.Tanpa Tahun. Jurnal: Peta Geografi Untuk Internalisasi Konsep Spasial Dalam Pembelajaran Geografi Di Sekolah Menengah.Rayes, M.L.,2007.Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Yogyakarta:AndiSoil Survey Staff.2003. The Keys To Soil Taxonomy, Ninth Edition.USDA, Natural Resources Conservation Service.