makalah lomba guru teladan nasional
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
PENDEKATAN “HYPNOTEACHING”SEBAGAI SEBUAH INOVASI DALAM PEMBELAJARAN(Quasi Eksperimen yang Dilakukan di Kelas X-2 , MAN CIREBON 1)
MAKALAHDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Seleksi Guru Berprestasi
SMA/SMK/MA Tingkat Kabupaten Cirebon
Tahun 2010
Oleh:Dra. Iis Holiah, M.Pd.
NIP. 196612172005012002
MADRASAH ALIYAH NEGERI CIREBON 1KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT2010
70
70
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
KEPALA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIREBON 1
Saya kepala Madrasah Aliyah Negeri Cirebon 1 menyatakan bahwa
karya tulis guru kami yang berjudul PENDEKATAN ‘HYPNOTEACHING’
SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM
PEMBELAJARAN disetujui dan disahkan untuk diikutkan dalam lomba guru
teladan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Deparatemen Agama
Republik Indonesia tahun 2009.
Cirebon, 20 Oktober 2009
Kepala Madrasah,
Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd.
NIP. 19550616198031002
71
71
KATA PENGANTAR
Kepada-Nyalah penulis panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat
dan karunianya yang telah diturunkan sehingga karya tulis ini bisa
diselesaikan/
Makalah ini berisi materi ustadz Salahudin Fahmi pada kegiatan
kemah yayasan Al Muttaqin di bumi perkemahan Sidomba Kuningan tanggal
28-29November
Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memeruhi memenuhi tugas
yang diberikan oleh yayasan Al Muttaqin..
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya semua saran dan kritik yang
menunjang kesempurnaan karya tulis ini sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan ini juga penulis ucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak atas segala bantuannya, semoga
Allah membalas kebaikan semuanya dengan imbalan yang berlebih.
Cirebon, 08 April 2010
Penulis
iDAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
72
72
Kata Pengantar………………………………………………………………….. iDaftar Isi…………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 11.2. Identifikasi Masalah………………………………………………………. 21.3. Tujuan Uji Coba ………………………………………………………… 21.4. Manfaat Uji Coba ……………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Hipnosis……………………………………………………………. 42.2. Konsep Dasar Hipnosis …………………………………………………… 42.3. Tahapan dan Proses Hipnosis……………………………………………. 62.4. Hypnoteaching……………………………………………………………… 7
BAB III PROSEDUR UJI COBA
3.1. Uji Coba Pendekatan Hipnosis……………………………………………. 83.2. Instrumen Uji Coba…………………………………………………………. 83.3. Tahap Uji Coba………………………………………………………………..8
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Temuan ………………………………………………………………………104.2. Pembahasan………………………………………………………………… 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………145.2.Saran…………………………………………………………………………..14
DAFTAR KEPUSTAKAAN…………………………………………………… . 15LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………. 16
iii
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
73
73
Saat ini pemerintah sedang giat meningkatkan mutu pendidikan di
tanah air dengan melakukan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah
dengan meningkatkan harkat dan martabat guru dari segi profesi dan
kesejahteraan. Dalam segi profesi, telah dicanangkan guru sebagai sebuah
profesi oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 2 Desember
2004. Sekaligus juga diatur mengenai kesejahteraaannya yang tertuang
dalam undang-undang nomor 14 tanun 2005 tentang guru dan dosen
terutama pasal 15 ayat 1.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan bukan hanya tugas
pemerintah melainkan tugas semua komponen, terutama yang terkait
langsung dalam dunia pendidikan, dalam hal ini salah satunya adalah guru.
Dalam dunia pendidikan guru tidak pelak lagi memiliki peranan yang sangat
penting, selain sebagai model dan motor pendidikan juga sebagai ujung
tombak pendidikan. Keberhasilan pendidikan banyak terkait dengan kualitas
dan kompetensi gurunya. Seiring dengan menggeliatnya kesejahteraan guru,
guru pun harus mengimbanginya dengan terus menata diri dan
meningkatkan kualitas kompetensinya. Kalau hal ini tidak terjadi, akan sia-
sialah upaya pemerintah di atas.
Kenyataan di lapangan menunjukan adanya kondisi yang
memprihatinkan. Banyak guru yang belum melaksanakan salah satu
perannya, yaitu sebagai peneliti (reseacher). Saat guru menemukan masalah
dalam pembelajaran, khususnya dengan anak didiknya, banyak diantaranya
yang apatis tidak mau melakukan suatu tindakan berupa penelitian untuk
mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Guru yang berperan sebagai motor dan model di lingkungan sekolah
maupun masyarakatnya seyogianya memiliki kompetensi dan kreativitas
yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran terutama saat
menemukan masalah dalam pembelajaran. Kreativitas guru diartikan
kemampuan seorang guru untuk membelajarkan siswanya dengan
kemampuan devergen yang diiringi sikap kreatif dan keingintahuan yang
74
74
tinggi, keberanian mengambil resiko, tertantang oleh kemajemukan,
imajinatif, serta menghasilkan produk yang kreatif dalam pembelajaran.
Salah satu target peningkatan kualitas pendidikan adalah tercapainya
tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya terobosan
inovatif dan kreatif dari para guru, yaitu mencari strategi baru atau
penyempurnakan strategi yang sudah ada. Strategi ini meliputi: pendekatan,
model, metode, dan teknik yang mampu menggiring siswa menjadi yang
diharapkan oleh mayarakat, yaitu siswa yang: cerdas, berperilaku baik,
patuh pada guru dan orang tua, serta berprestasi
Sudah banyak solusi yang ditawarkan ke arah itu, salah satunya
sekarang yang sedang populer adalah penelitian tindakan kelas. Namun di
sini penulis menawarkan sebuah solusi lain yaitu pendekatan
hypnoteaching. Di kalangan dunia pendidikan pendekatan ini belum resmi
dan populer dipakai atau diakui sebagai sebuah pendekatan, namun pernah
dan sudah sering dicobakan. Pendekatan ini mencoba menggunakan
praktek hipnosis dalam dan untuk kepentingan pembelajaran. Bahkan
beberapa penelitian yang lebih mirip dengan pendekatan hypnoteaching
telah pernah dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Prof. Charles R. Elliot dari Universitas California dengan menggunakan
metode “tidur dan belajar”.
1.2. Identifikasi MasalahDari latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah pendekatan hypnoteahing itu bisa efektif diterapkan dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?”. Selanjutnya
dalam mencobakan pendekatan ini penulis memulai dengan pertanyaan
sebagai berikut;
1. Bagaimana seorang guru bisa melesatkan kecerdasan siswa dalam
waktu cepat?
2. Bagaimana mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik?
75
75
3. Bagaimana membangun sikap patuh seorang siswa kepada guru dan
orang tua?
4. Bagaimana membangkitkan motivasi belajar siswa agar lebih hebat
dan berprestasi?
1.3. Tujuan penelitianPenelitian ini bertujuan untuk:
1. Melihat sejauh mana seorang guru bisa melesatkan kecerdasan siswa
dalam waktu cepat.
2. Mengetahui sejauh mana guru mampu mengubah perilaku menjadi
lebih baik.
3. Melihat sejauh mana guru mampu membangun sikap patuh seorang
siswa kepada guru dan orang tua.
4. Mengetahui sejauh mana guru mampu membangkitkan motivasi
belajar siswa agar lebih hebat dan berprestasi.
1.4. Manfaat PenelitianSecara praktis peneltian ini diharapkan memberi manfaat antara lain:
1. Bagi kalangan pendidik, pendekatan ini bisa dijadikan salah satu
alternatif dalam pembelajaran.
2. Bagi para guru, terdorong untuk memiliki keterampilan hipnosis yang
banyak kegunaannya di bidang lain selain di bidang pembelajaran.
3. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, akan memiliki siswa
dengan out put yang berkualitas.
4. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan salah satu rujukan dalam melakukan
penelitian sejenis.
1.5. Waktu dan Tempat Uji CobaUji coba dilakukan di kelas X-2 Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Cirebon 1 dengan jumlah siswa 48 orang, pada semester genap tahun
pelajaran 2008-2009.
76
76
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
77
77
2.1.Sejarah Hipnosis Kata hipnosis berasal dari bahasa Yunani Hypnos yang artinya tidur
dalam keadaan trance. Tidur hipnosis tidak sama dengan tidur biasa. Tidur
saat terhipnosis, pikiran seseorang berada dalam keadaan sangat fokus dan
dapat mendengar kata-kata atau sugesti penghipnosis dengan jelas. Selain
itu juga bisa berbicara dan bergerak mengikuti kamauan orang yang
menghipnosisnya.
Hipnosis telah ada dan berkembang sejak jaman mesir kuno.
Kemudian dikembaangkan secara ilmiah terutama pada abad ke-18
peratama kali oleh Dr. Franz Anton Mesmer (1734-1815) untuk kepentingan
pengobatan. Setelah itu hipnosis digunakan untuk banyak kepentingan dan
keperluan, antara lain untuk: pengobatan, hiburan, kinestesia, pendidikan,
dan lain-lain.
2.2. Konsep Dasar HipnosisProses hipnosis adalah proses mengubah seorang subyek (suyet)
dalam keadaan normal ke kondisi hipnosis (dengan fokus pikiran menjadi
satu)( Hisyam, 12:2008).
Seseorang yang dalam keadaan terhipnosis, cenderung lebih sugestif
(mudah menerima sugesti, atau saran-saran dari penghipnosis). Perilaku
seorang subyek (suyet) dalam keadaan terhipnosis bervariasi, tergantung
situasi dan kondisi serta tingkat sugestibilitas suyet ( Hisyam, 12:2008).
Setia I. Rusli dalam bukunya The Secret of Hypnosis tahun 2009
menguraikan mengapa manusia bisa dihipnosis. Hal ini erat kaitannya
dengan cara kerja otak manusia. Karena hipnosis itu merupakan: seni
eksplorasi alam bawah sadar, seni komunikasi verbal (mempengaruhi orang
lain), seni sugesti, dan kondisi kesadaran meningkat, maka hal ini terkait
sekali dengan cara kerja otak manusia.
Manusia memiliki 2 buah otak, yaitu otak besar (otak kanan) dan otak
kecil (otak kiri). Fungsi otak besar (otak kanan) adalah menyimpan memori
visual, pengalaman, seni, kreativitas, kepercayaan, sugesti, dan imajinasi.
78
78
Fungsi otak kecil atau otak kiri adalah mencerna hal-hal yang dianggap
sebagai logika atau analisis, seperti urutan angka dan abjad, siang dan
malam, serta hal logis lainnya.
Gambar 2.1.
Cara Kerja Otak Manusia
Model: setia I. Rusli, 2009
Dari Gambar di atas bisa dilihat tentang cara kerja otak manusia.
Kemampuan otak kiri hanya 12% dari total fungsi otak. Sedangkan otak
kanan 88%. Jika fungsi otak kanan digunakan secara maksimal, maka
manusia itu akan menjadi orang yang kreatif dan genius. Salah satu sifat
79
79
otak kanan adalah netral, yaitu selalu menerima input serta merekamnya
dalam memori. Artinya, otak subconcious akan merekam segala hal yang
positif atau negatif, baik atau buru, sebelum disaring di otak kiri dan dicaerna
kebenarannya. Dalam otak subconcious (bawah sadar) tersimpan semua
ingatan, kebiasaan, kepribadian, citra diri, dan pikiran atau imajinasi.
Sugesti yang diberikan kepada seseorang secara berulang-ulang
akan masuk ke dalam otak kanan (bawah sadar) dan akan melekat secara
permanen. Sugesti yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar sejak kecil
perlahan-lahan akan menjadi sebuah kebiasaan hidup. Kebiasaan sejak kecil
inilah yang telah menghipnosis pikiran seseorang. Menurut sebuah
penelitian, hal-hal yang dilakukan atau didengar berulang-ulang selama 21
kali sangat berpotensi menjadi kebiasaan yang permanen (Yan Nurindra, 7:
2008).
Hipnosis merupakan suatu tahapan dimana seorang penghipnosis
dapat membimbing suyet secara perlahan-lahan berpindah dari gelombang
otak Betha ke Alpha dan pada kondisi tertentu dapam mencapai gelombang
Theta. Untuk dapat dihipnotis seseorang harus mau (tidak menolak),
memahani komunikasi, dan memiliki kemampuan untuk fokus. Secara
alamiah terdapat tiga kelompok suyet, yaitu mereka yang mudah menerima
hipnotis (10%), yang moderat (85%), dan yang sulit (5%).
Sementara itu siapapun bisa jadi penghipnosis atau juru hipnosis
dengan syarat:
a. memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik
b. memiliki rasa percaya diri yang tinggi
c. menguasai ilmu hipnosis dengan baik dan benar
d. selalu praktek
e. memiliki kemauan yang kuat (NCH, 2008)
2.3. Tahapan dan Proses HipnosisBerikut ini adalah tahapan-tahapan dalam proses hipnosis:
a. Pre-induksi
80
80
Proses meyakinkan calon suyet untuk mau dihipnosis.
b. Induktion
Proses membawa suyet ke dalam kondisi hipnosis.
c. Deepening
Proses untuk memperdalam level kesadaran seseorang. Makin
dalam kondisi trance seseorang, maka makin mudah menerima
berbagai macam sugersti, termasuk sugesti yang tidak masuk
akal
d. Depth Level Test
Tes atau pengamatan dan kedalaman “trance” dari suyet.
e. Sugestion
Pemberian sugesti pada saat suyet sudah dalam kondisi “trance”/
tidur hipnosis.
f. Terminattion
Tahapan pengakhiran Subyek dikembalikan ke kondisi normal
(Yan Nurindra, 14-15:2008)
2.4. HypnoteachingDalam perkembangan selanjunya, hipnosis digunakan untuk berbagai
macam keperluan, antara lain adalah untuk keperluan dan kepentingan
pendidikan, khususnya pembelajaran. Banyak guru yang menguasai
hipnosis yang penggunaannya untuk kepentingan pembelajaran, yaitu untuk:
meningkatkan kecerdasan siswa, merubah perilaku buruk siswa menjadi
perilaku baik, membuat siswa lebih patuh kepada guru dan orang tuanya,
membangkitkan motivasi belajar siswa, dan membuat siswa berprestasi.
Sudah banyak penelitian dilakukan yang mencobakan teknik hipnosis
dalam pembelajaran. Satu di antaranya adalah penelitian Prof. Charles R.
Elliot yang dikenal dengan “Metode Tidur dan Belajar”. Dalam metode ini
piringan hitam/ rekaman berisi sugesti positif, diputar di bawah bantal, saat
siswa tidur, tiap malam dalam waktu satu bulan. Hasilnya sangat
mengagumkan. Saat siswa di sekolah diberi pelajaran yang sama dengan
81
81
materi di piringan hitam, siswa tersebut mampu mempelajarinya dengan
cepat dibanding siswa yang tidak mendapat “perlakuan” (Melvin Powers:
1978).
BAB IIIPROSEDUR UJI COBA
82
82
3.1. Uji Coba Pendekatan HipnosisSebagai guru, penulis telah melakukan uji coba penggunaan hipnosis
dalam pembelajaran di kelas. Dalam uji coba ini hipnosis diposisikan sebagai
sebuah pendekatan, bukan metode atau teknik pembelajaran. Siswa yang
mendapat perlakukan adalan siswa kelas X2 yang berjumlah 48 orang,
dengan mata pelajaran yang diberikan adalah sosiologi. Kelas yang dijadikan
kelas kontrol adalah kelas X3, yang penulis anggap siswanya memiliki
karakter yang relatif sama dengan siswa kelas X2.
3.2. Instrumen Uji Coba Jenis data yang dikumpulkan dalam uji coba ini adalah data kuantitatif
berupa nilai tes awal dan tes akhir penguasaan konsep dan data kualitatif
berupa sikap siswa selama belajar. Adapun instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah pemberian tes, observasi kelas, dan
wawancara dengan guru dan siswa.
3.3. Tahapan Uji cobaUji coba dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan, pengumpulan data dan teknik analisis data.
3.3.1. Tahap Persiapan
Tahap ini dimulai dengan survey pada semester satu terhadap kelas
yang dianggap siswanya paling “rawan” menurut penilian guru,
3.3.2. Tahap Pelaksanaan
Setelah selesai perizinan ke kepala sekolah, uji coba dilakukan pada
semester dua tahun pelajaran 2008-2009 di kelas X-2, sekitar 21 kali
pertemuan atau satu semester, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pemberian tes awal dan observasi awal untuk mengetahui
penguasaan konsep awal siswa tentang materi sosiologi
dan sikap siswa selama belajar.
83
83
b. Perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan
hipnosis.
Perlakuan uji coba dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
1). Setiap pertemuan, setelah selesai apersepsi dilanjutkan
dengan proses relaksasi atau proses hipnosis selama 15
menit sampai seluruh siswa mengalami “trance”
2). Selama pembelajaran berlangsung, di sela-sela aktifitas
belajar, guru selalu melakukan intervensi dengan
memasukkan sugesti-sugesti positif kepada siswa.
c. Tes akhir dan observasi sikap belajar selama
berlangsungnya uji coba.
d. Wawancara kepada siswa dan guru yang mengajar di kelas
uji coba dan kelas kontrol.
3.3.3. Tahap Pengumpulan Data
Seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara bertahap, yaitu dari
hasil pretes dan postes, observasi kreativitas, sikap siswa selama
pembelajaran, dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui
instrumen yang sudah dipersiapkan.
3.3.4. Tahap Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah menggunakan teknik kualitatif.
BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN
84
84
4.1.Temuan4.1.1. Temuan Tentang Penguasaan konsep Secara kualitatif bisa diuraikan temuan tentang penguasaan konsep
materi pelajaran sebelum dan setelah dilakukan pendekatan hipnosis.
Secara kuantitatif, nilai/angka yang diperoleh siswa antara sebelum dan
setelah dilakukan pendekatan hipnosis mengalami perubahan yang sangat
signifikan; dari nilai rata-rata kelas 5,7 semester satu menjadi 7,8 di semester
dua. kenaikan ini jauh lebih besar dari kenaikan yang terjadi di kelas
kontrol.
Bahkan pernah terjadi kasus dalam beberapa kali ulangan harian,
selama melakukan proses hipnosis (sebelum ulangan dimulai), tiga siswa
ditanya ingin mendapat nilai berapa. Masing-masing menyebutkan nilai yang
diinginkannya: 8,9, dan 10. ternyata setelah selesai ulangan dinilai, ternyata
siswa tersebut mendapat nilai sesuai dengan yang mereka katakan saat
dihipnosis sebelum ulangan dimulai.
4.1.2. Temuan Tentang Sikap dan Perilaku Belajar SiswaDari hasil observasi dan dan wawancara dengan beberapa guru yang
mengajar di kelas penelitian dan kelas kontrol, ditemukan suatu perubahan
yang cukup signifikan juga. Sebelum dilakukan pendekatan hipnosis, siswa
di kelas ini dikenal oleh guru sebagai kelas yang selalu gaduh, perhatian
siswa terhadap pelajaran sangat lemah, dan motivasi siswa-siswanya relatif
lemah. Kalau tidak ada guru atau jam kosong, hampir seluruh siswa berada
di luar kelas, sedikit sekali siswa yang berada di kelas, apalagi untuk sekedar
membaca buku.
Setelah beberapa minggu penggunaan pendekatan hipnosis
dilakukan di kelas ini, terdapat beberapa perubahan dari sebelumnya, yaitu:
1). jika ada jam kosong, jarang sekali siswa kelas ini yang keluar
kelas. Mereka berada di dalam kelas sambil ngobrol atau
membaca buku.
85
85
2). Pada saat dilakukan tes, baik berupa ulangan haraian atau ujian
tengah semester, dan ujian akhir semester, jarang ditemukan lagi
siswa yang berusaha nyontek atau minta jawaban kepada
temannya. Kondisi ini terbalik dari sebelumnya.
3). Suasana belajar di dalam kelas jadi sangat kondusif. Mereka
melakukan apa yang diminta dan diharapkan oleh guru.
4.2. Pembahasan
Pada bagian ini disajikan pembahasan temuan penelitian berdasarkan
pertanyaan uji coba yang telah dirumuskan sebelumnya.
4.2.1. Pembahasan Temuan tentang Penguasaan Konsep SiswaBerdasarkan temuan di atas, diuraikan bahwa perubahan pengusaan
konsep siswa meningkat cukup signifikan, dari rata-rata nilai kelas 6,1 pada
semester satu (sebelum dilakukan pendekatan hipnosis) menjadi 7,8 pada
semester dua (setelah dilakukan pendekatan hipnosis). Perubahan ini jauh
lebih besar dari perubahan yang terjadi di kelas kontrol, 6,4 semester satu
menjadi 6,8 di semester dua.
Kondisi ini bisa dipahami kalau kita mengetahui hakikat dan manfaat
hipnosis. Dalam kondisi hipnosa/trance (tidur hipnosis) gelombangbang otak
manusia dari kondisi betha masuk ke kondisi alpha dan theta, kondisi otak
sangat rileks dan tenang. Dalam Kondisi otak seperti ini, segala macam
sugesti yang diberikan secara berulang-ulang dari penghipnosis akan efektif
masuk ke dalam otak kanan/alam bawah sadar dan menjadi memori yang
kuat dan permanen. Hal ini pernah dilakukan penelitian bahwa dengan
pengulangan sugesti sampai 21 kali, sugesti akan masuk ke alam bawah
sadar, dan menjadi memori yang permanen dan menjadi kepribadian suyet.
Kalau seminggu sekali apalagi tiap hari siswa diberi sugesti yang
sama oleh gurunya, misalnya “ bahwa mulai saat ini anda sangat gemar membaca, belajar, dan konsentrasi selama belajar......................... Anda menjadi cerdas dan berprestasi...............................” , maka sugesti itu
86
86
akan masuk ke alam bawah sadar, tanpa disadari dan dipikirkan lagi, siswa
itu akan menjadi seperti yang disugestikan. Tentunya jika siswa menjadi
seperti yang disugestikan tadi akan membuat penguasaan konsep mereka
jauh lebih tinggi dari sebelumnya dan akan terjadi belajaran yang
“meaningfull learning”
4.2.2. Pembahasan Temuan Tentang SikapBerdasarkan temuan di atas, setelah dilakukan pendekatan hipnosis
terjadi perubahan sikap yang cukup signifikan dari siswa kelas uji coba
dibanding dengan sebelum dilakukan pendekatan hipnosis. Perubahan yang
tampak antara lain:
1). Jika ada jam kosong, jarang sekali siswa kelas ini yang keluar
kelas. Mereka berada di dalam kelas sambil ngobrol atau
membaca buku.
2). Pada saat dilakukan tes, baik berupa ulangan haraian atau ujian
tengah semester, dan ujian akhir semester, jarang ditemukan lagi
siswa yang berusaha nyontek atau minta jawaban kepada
temannya. Kondisi ini terbalik dari sebelumnya.
3). Suasana belajar di dalam kelas jadi sangat kondusif. Mereka
melakukan apa yang diminta dan diharapkan oleh guru.
Perubahan ini wajar terjadi dan bisa dipahami sebagai wujud dari
keberhasilan hipnosis dalam pembelajaran. Dalam proses hipnosis, jika
suyet benar-benar mangalami trance, semua sugesti yang diberikan oleh
penghipnosis akan masuk ke dalam alam bawah sadar, dan akan menjadi
memori yang permanen dan menjadi sebuah kepribadian.
Contoh sugesti untuk membentuk kepatuhan siswa kepada guru atau
orang tua adalah “........................mulai sekarang keinginan anda hanya satu yaitu patuh terhadap semua nasihat guru dan orang tua............... Setelah ini anda menjadi anak yang patuh kepada guru dan orang tua.......”.
87
87
Seperti komputer, sebenarnya pikiran manusia terdiri dari program-
program yang “di-install” ke dalamnya. Pemprograman itu dimulai saat
seseorang masih anak-anak. Oleh karena itu bisa ditebak bagaimana
pengaruh dari program positif atau negatif yang sudah ter-install dalam
pikiran bawah sadar yang kekuatannya 88% dari kekuatan otak kiri yang
hanya 12%. Program tersebut –sama seperti komputer—bisa diganti atau
diubah dengan program baru. Salah satunya adalah dengan mengakses
alam bawah sadar melalui hipnosis. Oleh sebab itu hipnosis bisa digunakan
untuk memprogram ulang pikiran dengan cara mengganti program negatif
menjadi program positif.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
88
88
Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan uji coba pendekatan
hipnosis dalam pembelajaran, dapat disimpulkan:
1. Terjadi peningkatan pengusaan siswa tentang konsep-
konsep dasar sosiologi setelah dilakukan pendekatan
hipnosis selama pembelajaran satu semester. Hal ini berarti
kecerdasan siswa melesat cukup cepat.
2. Perilaku siswa di kelas yang kurang baik berubah menjadi
baik setelah guru memberikan sugesti-sugesti positif dalam
proses hipnosis.
3. Kepatuhan siswa terhadap guru dan motaivasi belajar
siswa meningkat setelah dilakukan pendekatan hipnosis
selama pembelajaran.
5.2. Saran /Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini disampaikan beberapa
saran:
1. Sudah saatnya guru memiliki keterampilan hipnosis yang kemudian
diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Ini merupakan sebuah
upaya kreatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Dalam menggunakan pendekatan hipnosis guru hendaknya
menguasai betul tahapan-tahapan hipnosis dalam pembelajaran,
supaya hasil pembelajaran optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
89
89
Bina Aksara: Jakarta.
Bagus Pamungkas, (2008). Hypnoteaching. Makalah Seminar
Hypnoteaching di UIN Bandung.
Faisal, Sanapiah. (1982). Metode Penelitian Pendidikan. Usaha Nasional:
Surabaya.
Gagne, (1975). Essential of Learning for Intruction. Holf, Rinehart, and
Wilson: New york.
Hisyam Fachri, (2009). The Real Art of Hypnosis. Gagas Media:
Yogyakarta.
Krisna, (2008). Hipnotisme teknik Memberi Sugesti dan Mempengaruhi
Pikiran Orang Lain. Cakrawala: Yogyakarta.
Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers: Jakarta.
GNCH, (2008). Apakah Hipnosis Itu?. Modul Pelatihan Hipnosis. NHC:
Bandung.
Powers, Melvin, (1978). How to Hypnosis, Erico Corp: Bandung.
Rochiati Wiraatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Rosda
Karya: Bandung.
Sanusi Ahmad, (1998). Filsafat ilmu, Teori Keilmuan, dan Metode
Penelitian. Program Pasca Sarjana IKIP Bandung: Bandung.
Setia Rusli, (2009). The Secret of Hypnosis, Penebar Plus: Jakarta.
Suparadan, Dadang. (2001). “ Kreativitas Guru Sejarah dalam Proses
Pembelajaran” dalam Jurnal Pendidikan Sejarah No. 3, Vol.II (Juni
2001): UPI.
Yan Nurindra, (2008). Hypnosis for Dummies. www. Hipnotisme. Net. Free
e- Book.
Lampiran 1
GALERI “HYPNOTEACHING”
90
90
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
91
91
Tingkat Satuan Pendidikan: SMA/MAKelas/Semester : X/IMata Pelajaran : Sosiologi
Standar Kompetensi:Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kompetensi Dasar:Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakt.
Indikator:- Menyebutkan pengertian nilai dan norma- Menjelaskan peran nilai dan norma dalam masyarakat- Menguraikan hubungan antara nilai dengan norma- Mengklasifikasikan kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit
Tujuan Pembelajaran:Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat:
- Menyebutkan pengertian nilai dan norma- Menjelaskan peran nilai dan norma dalam masyarakat- Menguraikan hubungan antara nilai dengan norma- Mengklasifikasikan kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Materi Pembelajaran:Nilai dan norma social
Metode pembelajar:Selama pembelajaran digunakan:
- pendekatan “Hypno Teaching” - model pembelajaran “Cooperative learning”, type “tamu satu datang satu
pulang.
Langkah-langkah pembelajaran:Pertemuan I
A. Apersepsi/eksplorasi1. Presensi (5 menit)2. Relaksasi, berupa mengheningkan cipta (selama 10-15 menit)
dengan cara pemberian sugesti sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Memberikan pertanyaan sebagai stimulus (10 menit)4. Memberikan pengantar tentang materi yang akan dibahas beserta
tujuan pembelajaran yang diharapkan (5 menit)
B. Kegiatan Inti:
92
92
1. Eksplanasi materi tentang konsep nilai (20 menit)2. Memberi sugesti-sugesti positif kepada siswa3. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (satu kelompok
5 orang) (15 menit).
C. Kegiatan PenutupMemberikan tugas berupa pembuatan peta konsep dalam kertas karton putih dengan judul konsep yang berabeda untuk tiap kelompok.
Pertemuan IIA. Apersepsi/eksplorasi
a. Presensi (5 menit)b. Memberi pengantar tentang tujuan pembelajaran pada pertemuan ini
(5 menit).c. Relaksasi, berupa mengheningkan cipta (selama 10-15 menit)
dengan cara pemberian sugesti sesuai dengan tujuan pembelajaran hari itu.
B. Kegiatan Inti:Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model “tamu satu datang satu pulang” dengan rangkaian aktivitas sebagai berikut:
- Dalam waktu yang sama (8 menit) setiap kelompok mengirim seorang anggotanya untuk bertamu dan presentasi ke kelompok lain dengan membawa peta konsepnya. Setelah selesai presentasi dan Tanya jawab, tamu kembali ke kelompoknya.
- Setelah putaran pertma, tiap kelompok kembali mengirimkan anggotanya yang lain untuk bertamu ke kelompok lain. Begitu seterusnya sampai semua kelompok dikunjungi dengan delegasi kelompok yang berbeda.
- Memberi sugesti-sugesti poitif. - Selama kegiatan berlangsung, tiap kelompok diharuskan menilai setiap tamu
dari tiap kelompok dengan skor 60-100.- Setelah selesai, setiap kelompok menyetorkan skor tiap kelompok kepada
guru.
C. Kegiatan Penutup:- Evaluasi jalannya kegiatan termasuk pengumuman skor yang diraih oleh tiap
kelompok, dilanjutkan dengan pemberikan penghargaan.- Guru melakukan intervensi berupa pelurusan miskonsepsi yang muncul dari
siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran dan memberikan sugesti positif.
Pertemuan IIIA. Apersepsi/eksplorasi
a. Presensi dan memberi pengantar tentang kegiatann pembelajaran pada pertemuan ini yaitu berupa ulangan tes tertulis (5 menit).
b. Relaksasi, berupa hypnosis kepada seluruh siswa (selama 10-15 menit) dengan cara pemberian sugesti sesuai dengan kegiatan tes saat itu.
93
93
c. Memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk membaca kembali materi selama 10 menit.
B. Kegiatan Inti:Pelaksanaan tes tulis dalam bentuk tes urain dengan membagi siswa ke dalam dua kelompok, A dan B dengan soal yang berbeda. Tempat duduk Kelompok siswa soal A dan B berselang .
C. Kegiatan Penutup:- evaluasi jalannya kegiatan tes.- Memberi sugesti positif- Pemberian tugas untuk pertemuan berikutnya dengan tema materi yang
berbeda.
Sumber Belajar:- Kusmono Hadi, dkk.2002.Sosiologi Suatu Pendekatan Baru. Piranti. Jakarta.- Hanneman Samuel.1997.Sosiologi I. Rajawali Pers. Jakarta.- Soekanto Surjono.1983.Pengantar Ilmu Sosiologi. Rajawali Pers. Jakarta.- Media massa cetak dan elektronik.- Realitas social
Penilaian Hasil Belajar:1. Performance2. Observasi3. Portofolio4. Tes tertulis
Contoh Soal Tes TulisKelompok soal A.
1. Apa yang dimaksud dengan nilai?2. Tuliskan jenis-jenis norma yang berlaku di masyarakat?3. Sebutkan macam-macam norma secara berurutan sesuai dengan tingkatan
sangsinya mulai dari yang ringan sampai yang paling tegas!4. Sebutkan fungsi nilai!5. Klasifikasikan perbedaan antara nilai dan norma dalam bentuk table!
Kelompok soal B.1. Apa yang dimaksud dengan norma?2. Tuliskan jenis-jenis nilai yang ada di masyarakat!3. Sebut dan jelaskan sumber-sumber norma!4. Sebutkan fungsi norma dalam masyarakat!5. Klasifikasikan contoh-contoh pelanggaran nilai dan norma yang terdapat di
masyarakat dalam bentuk table!
Pensekoran : - Skore total maksimal 100- Tiap soal skore maksimal 20- Jawaban yang salah diberi skor 2,5
94
94
Contoh observasi:1. Selama pembelajaran diperhatikan siswa yang aktif dan yang tidak aktif.2. Memperhatikan sikap/afeksi siswa selama pembelajaran
Contoh Performance”Selama pembelajaran dengan model “tamu satu dating satu pulang” diperhatikan kemampuan presentasi tiap siswa.
Contoh PortofolioMembuat peta konsep tentang nilai dan norma yang dibuat dalam kertas kartos putih.
Cirebon, 21 Januari 2009
Mengetahui Kepala Madrasah MAN Cirebon 1 Guru Mata Pelajaran,
Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd. Dra. Iis Holiah, M.Pd.NIP. 195506161985031002 NIP. 19661217200512002
95
95