makalah mid

18
MANAJEMEN ORGANISASI NIRLABA Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahManajemen Industri Dasar oleh Rahmat Darma Wansyah (1105105010013) Hanif Muchdatul A. (1105105010017) Khalid Azmi (1105105010053)

Upload: rahmat-darmawansyah

Post on 13-Dec-2014

23 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah MID

MANAJEMEN ORGANISASI NIRLABA

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahManajemen Industri Dasar

oleh

Rahmat Darma Wansyah (1105105010013)Hanif Muchdatul A. (1105105010017)

Khalid Azmi (1105105010053)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH2013

Page 2: Makalah MID

MANAJEMEN INDUSTRI NIRLABA

I. PENDAHULUAN

A. Manajemen

Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan

pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian)

yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik,

dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien

dan efektif. Manajer adalah seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah

melaksanakan proses manajemen dalam suatu organisasi.

Aktivitas dasar dari proses manajemen adalah perencanaan dan pengambilan

keputusan (menentukan arah tindakan), pengorganisasian (mengkoordinasi

aktivitas sumber daya), kepemimpinan (memotivasi dan mengelola orang), dan

pengendalian (memonitor dan mengevaluasi aktivitas). Aktivitas-aktivitas tersebut

tidak dilaksanakan secara sistematis dan jadwal yang dapat diramalkan.

Proses manajemen dapat diterapkan dalam banyak organisasi termasuk

organisasi pencari laba (besar, kecil, usaha yang baru dimulai, maupun usaha

internasional) dan organisasi nirlaba (organisasi pemerintah, organisasi

pendidikan, fasilitas perawatan kesehatan, dan lain-lain).

B. Klasifikasi Organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan

koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Organisasi

memiliki tiga unsur dasar, yaitu orang-orang atau sekumpulan orang, kerjasama

dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana

untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan

bersama, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki.

Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan,

baik dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara

berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam

Page 3: Makalah MID

organisasi, para anggotanya bermaksud mencapai tujuan yang sama, sebagai

tujuan bersama, termasuk juga bidang bisnis.

Suatu organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua kategori.

1. Organisasi Bisnis/ Komersial (Swasta)

Organisasi ini adalah organisasi yang bertujuan mendapatkan laba sebanyak-

banyaknya bagi pemilik. Semakin besar laba yang didapatkan oleh

organisasi/bisnis ini, bisa dikatakan organisasi tersebut semakin menarik secara

finansial. Sehari-hari, organisasi ini biasa disebut sebagai perusahaan, baik itu

perusahaan perseorangan, persekutuan, maupun perseroan terbatas. Secara teknis,

bisnis seperti ini dimiliki oleh orang atau sekelompok orang.

2. Organisasi Non-komersial

Organisasi ini adalah organisasi yang tidak bertujuan untuk mendapatkan

laba, biasanya kegiatannya lebih banyak berhubungan dengan aktivitas sosial dan

pelayanan masyarakat. Contohnya adalah lembaga pemerintahan, partai politik,

yayasan, sekolah, universitas, rumah sakit, dan organisasi sejenis lainnya. Dari

sudut pandang kepemilikan, organisasi ini dimiliki secara kolektif oleh

masyarakat/publik. Atas dasar itu, organisasi ini dinamakan sebagai organisasi

sektor publik. Kategori organisasi jenis ini sebenarnya masih diklasifikasikan lagi

menjadi dua.

a. Lembaga Pemerintahan

Organisasi yang berhubungan dengan subklasifikasi ini adalah orang

pemerintahan baik pemerintah pusat dan daerah. Secara operasional, organisasi ini

diselenggarakan oleh pemerintah. Dengan kata lain, pengelolanya adalah

pemerintah dan pemiliknya adalah warga negara.

b. Lembaga Non-pemerintahan

Organisasi yang berhubungan dengan subklasifikasi ini adalah organisasi

yang didirikan oleh masyarakat, baik dalam bentuk yayasan, organisasi profesi,

partai politik, maupun organisasi keagamaan. Secara operasional organisasi ini

tidak mencari laba dan juga tidak diseleenggarakan oleh pemerintah.

Pengelolanya adalah orang-orang yang dipercaya oleh masyarakat dan pemiliknya

adalah masyarakat.

Page 4: Makalah MID

II. PEMBAHASAN

A. Organisasi Nirlaba (Nonprofit Organization)

1. Pengertian

Tidak semua bisnis diciptakan untuk menghasilkan laba. Organisasi nirlaba

(non-profit organization) adalah organisasi yang termasuk ke dalamnya, yaitu

organisasi yang melayani tujuan tertentu dan tidak dimaksudkan untuk mencari

laba. Organisasi nirlaba (non-profit organization) merupakan suatu organisasi

yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik

publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-

hal yang bersifat mencari laba (moneter).

Organisasi nirlaba memainkan peranan yang penting di dalam masyarakat

dengan menempatkan pelayanan publik di atas laba. Ketika pendapatan

melampaui bebannya di periode tertentu, laba tersebut diinvestasikan kembali di

organisasi tersebut. Organisasi nirlaba beroperasi di sektor swasta maupun publik.

Organisasi nirlaba sektor swasta antara lain museum, perpustakaan, serikat-serikat

dagang, organisasi amal dan keagamaan, dan sebagian besar perguruan tinggi atau

universitas. Selain itu, badan-badan pemerintahan, partai politik, dan serikat

pekerja dapat dikatakan pula sebagai organisasi nirlaba. Di Amerika serikat, suatu

organisasi nirlaba tidak dikenakan pajak selama organisasi tersebut masuk

kualifikasi dengan memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh Internal

Revenue Service.

Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan

(aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan

tidak mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain memiliki filosofi

(pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi tersebut

kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nirlaba

sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan

poleksosbud (politik, ekonomi, sosial dan budaya) tempat organisasi nirlaba itu

ada.

Page 5: Makalah MID

2. Persamaan dan Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba

Karakter dan tujuan dari organisasi non profit menjadi jelas terlihat ketika

dibandingkan dengan organisasi profit. Organisasi non profit berdiri untuk

mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas, sedangkan organisasi

profit sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan.

Organisasi nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling

berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh

dan untuk manusia.

Selain karakter dan tujuannya yang berbeda, ada beberapa hal lagi yang

membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba. Dalam hal

kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah

anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh

untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba

membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba

yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan

usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas

siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur

Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan

karena anggota Dewan Komisaris bukanlah pemilik organisasi.

Organisasi nirlaba (non-profit) membutuhkan pengelolaan yang berbeda

dengan organisasi profit dan pemerintahan. Pengelolaan organisasi nirlaba dan

kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak berdasar pada pertimbangan

ekonomi semata, tetapi sejauhmana masyarakat yang dilayaninya diberdayakan

sesuai dengan konteks hidup dan potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan

kemanusiaan sejati merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba.

Manusia menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat

untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan, kesetaraan gender,

keadilan, dan kedamaian, bebas dari konfilk dan kekerasan. Kesalahan dan kurang

pengetahuan dalam mengelola organisasi nirlaba, justru akan menjebak

masyarakat hidup dalam kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender,

konflik dan kekerasan sosial. Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan

Page 6: Makalah MID

kepedulian dan integritas pribadi dan organisasi sebagai agen perubahan

masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif dengan memadukan

pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang handal, unggul dan

mumpuni, sebagai hasil dari proses pembelajaran bersama masyarakat.

Meskipun organisasi nirlaba tidak sepenuhnya fokus pada menghasilkan laba,

organisasi tersebut tetap sama dengan organisasi bisnis. Misalnya saja rumah sakit

nirlaba. Rumah sakit tersebut mengenakan biaya untuk layanannya sama seperti

rumah sakit yang mencari laba. Rumah sakit tersebut tetap menagih kepada pasien

untuk sisa yang tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransinya. Jika rumah sakit

tersebut memberikan layanannya secara gratis, maka rumah sakit tersebut akan

dengan cepat menghabiskan seluruh dana yang disumbangkan untukmendanainya

ataupun akumulasi dana yang dihasilkannya. Karyawan juga tetap memperoleh

gaji sama seperti karyawan dari rumah sakit yang mencari laba. Jika rumah sakit

tersebut tidak memberikan gaji yang kompetitif, maka dokter, perawat, dan staff

lainnya akan mencari pekerjaan di tempat lain. Dengan demikian, rumah sakit

tersebut harus menyediakan layanan kesehatan secara efisien, atau rumah sakit

tersebut tidak akan memiliki pendanaan yang cukup untuk tetap survive dan terus

melayani masyarakat. Sama seperti rumah sakit yang mencari laba, jika rumah

sakit nirlaba ini ingin melakukan ekspansi yang membutuhkan lebih banyak uang

dibandingkan dengan yang diterimanya dari sumbangan, maka rumah sakit

tersebut dapat memperoleh pendanaan dari kreditor.

3. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis

pada umumnya. Karakteristik yang biasanya melekat pada organisasi nirlaba

adalah sebagai berikut:

a. Sumber daya organisasi (sumber daya entitas) berasal dari para penyumbang

yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang

sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba. Dan jika

organisasi menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada

para pendiri atau pemilik organisasi tersebut.

Page 7: Makalah MID

c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti

bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau

ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi

pembagian sumber daya organisasi pada saat likuidasi atau pembubaran

organisasi.

Namun dalam praktek sehari-hari, tidak jarang kita temui organsisasi nirlaba,

tampil dalam berbagai bentuknya, sehingga sulit dibedakan dengan organisasi

bisnis pada umumnya. Misalnya, suatu organsisasi nirlaba yang untuk mendanai

kebutuhan operasinya berasal dari penjualan barang atau jasa maupun dari hutang.

Pada dasarnya organsiasi semacam ini mempunyai karakteristik yang tidak jauh

berbeda dengan organisasi bisnis.

B. Manajemen Keuangan

Meskipun organisasi nirlaba berfokus pada tujuan di luar orientasi laba, tetapi

para manajer organisasi nirlaba menghadapi banyak tantangan yang sama dengan

yang dihadapi oleh para eksekutif yang memimpin bisnis berorientasi laba.

Tantangan utama adalah sumber pendanaan yang mereka butuhkan untuk

memberikan jasanya.

Organisasi nirlaba melakukan beberapa cara dalam hal pendanaan. Salah satu

contoh yang baik dari organisasi nirlaba adalah Metropolitan Museum of Art New

York. Seperti bisnis pencari laba, Metropolitan Museum harus menghasilkan dana

untuk menutupi biaya operasionalnya. Pendapatan dapat berasal dari berbagai

sumber, termasuk diantaranya sumbangan perorangan, iuran keanggotaan,

bantuan pemerintah, penjualan dari toko pernak-pernik dan acara penggalangan

dana khusus.

1. Pendanaan

Jenis dana yang ada pada organisasi nirlaba sangat tergantung kepada jenis

dan karakteristik dari organisasi nirlaba tersebut. Namun, jika dilihat dari ada atau

tidaknya pembatasan dari penyumbang, jenis dana dapat dibagi menjadi:

a. Dana terikat secara permanent

Dana yang terikat secara permanent misalnya, tanah atau lukisan yang

disumbangkan dengan tujuan untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau dana yang

Page 8: Makalah MID

disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanent

(endowment fund). 

b. Dana terikat temporer

Dana yang terikat temporer misalnya dana yang disumbangkan untuk

investasi yang hasilnya dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu. 

c. Dana tidak terikat

Dana yang tidak terikat umumnya meliputi dana-dana yang disumbangkan

tanpa syarat tertentu.

2. Public Relations dalam Organisasi Nirlaba

Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan suka rela maka

Public Relations dalam hal ini harus menggalakkan kampanye untuk meyakinkan

dan membangkitkan kesadaran/tanggung jawab sosial masyarakat tentang nilai

aktivitasnya melalui kampanye yang terus menerus agar mereka bersedia

mendukung (khususnya dana), terlibat dan tetap percaya dalam program yang

dilakukan. Kampanye juga digalakkan dalam mengembangkan saluran

komunikasi dengan publik sehingga dapat menciptakan dan memelihara iklim

yang menguntungkan untuk pengumpulan dana. PR dalam organisasi nirlaba

dituntut untuk mampu membuat program Public Relations seperti tulisan (PR

writing), buku mini, brosur, naskah pidato (radio/televisi), atau film dengan

menggunakan beragam media komunikasi, misalnya publisitas pers, iklan, pidato

umum, peragaan, pameran, majalah, artikel majalah, kisah, berita. Hal ini

ditujukan untuk memberi informasi dan memotivasi konstituen utama organisasi

(karyawan, sukarelawan) untuk mengabdikan diri mereka dan berkarya secara

produktif untuk mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi. 

3. Sekilas Pencatatan Akuntansi Pada Organisasi Nirlaba

Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan,

organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan

operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya,

pengukuran jumlah dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja

penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur

dan pemasok dana lainnya. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan

Page 9: Makalah MID

keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan

memiliki daya banding yang tinggi

Pada dasarnya praktik akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh berbeda

dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi organisasi

nirlaba diatur sebagai bagian dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tepatnya

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan

Keuangan Organisasi Nirlaba.

Prinsipnya, pencatatan transaksi organisasi nirlaba dari penerimaan kas,

pengeluaran kas, pembelian, penjualan produk/jasa, dan transaksi reguler lainnya

tidak ada perbedaan dengan organisasi bisnis. Namun, yang membuat berbeda

yaitu organisasi nirlaba tidak ada pihak yang menjadi pemilik, sehingga tidak ada

transaksi yang berhubungan dengan penjualan/perubahan kepemilikan, atau tidak

adanya alokasi dana/sumber daya hasil likuidasi kepada orang-orang tertentu.

Secara teknis, pencatatan organisasi nirlaba bisa dilakukan dengan cash basis,

accrual basis, atau modified accrual basis.

C. Manajemen Talent Organisasi Nirlaba

Tren dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan beberapa organisasi nirlaba

yang memahami pentingnya mendapatkan talenta terbaik telah belajar bagaimana

cara menarik dan mempertahankan pelanggan dan sponsor sehingga mereka tahu

bagaimana bila hal tersebut diterapkan pada karyawan. Dengan menggunakan

Employee Value Propotion (EVP), organisasi dapat memenangkan perang talent.

Sebagai contoh beberapa EVP di bawah telah digunakan beberapa organisasi

nirlaba, yaitu:

1. Menjadi organisasi nirlaba yang unggul

2. Menjadi organisasi nirlaba yang berani mengambil resiko.

3. Menjadi organisasi nirlaba yang memberi reward besar

4. Menjadi organisasi nirlaba yang menilai misi penyelamatan dunia

5. Menjadi organisasi nirlaba yang memprogramkan gaya hidup sehat

Dengan berfokus pada kekuatan unik yang dimilikinya, organisasi nirlaba

sesungguhnya dapat bersaing dalam menarik talent berbakat dari berbagai

generasi. Organisasi nirlaba dapat memberi penekanan pada pentingnya misi

Page 10: Makalah MID

organisasi, seperti selamatkan dunia, selamatkan satwa, selamatkan lingkungan,

atau selamatkan anak-anak. Untuk berhasil menarik karyawan bertalenta yang

memiliki gairah sama dalam hal kompensasi, organisasi nirlaba juga dapat

bersaing asalkan tidak melihat kompensasi dalam sudut pandang gaji semata.

Organisasi nirlaba seharusnya menawarkan sistem kompensasi dan penilaian

karyawan secara berbeda dengan perusahaan yang berorientasi profit. Organisasi

nirlaba seharusnya dapat memasarkan organisasinya sebagai organisasi yang

fleksibel.

1. Pekerjaan yang menantang: adanya kesempatan untuk menggunakan,

menguji dan menampilkan keterampilan serta kemampuan dengan berbeagai

tugas, kebebasan, dan umpan balikyang bermanfaat. Organisasi nirlaba adalah

lembaga yang berfikir terbuka pada kesempatan baru dan tidak suka

menggunakan kerangka baku yang biasanya terlalu banyak birokrasi.

2. Imbal yang adil: sektor organisasi nirlaba biasanyan menggunakan sistem

pembayaran dan promosi yang dinilai adil dan sesuai.

3. Kondisi kerja yang mendukung: sektor nirlaba merupakan organisasi dengan

lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan sehat. Pada gilirannya, ini

memungkinkan tiap individu untuk berkontribusi dengan cara yang mungkin

tidak akan mereka dapatkanbila mereka bekerja pada organisasi profit.

4. Keterlibatan kerja yang tinggi. Karyawan dengan tingkat keterlibatan yang

tinggi diidentifikasikan dengan kepedulian mereka pada pekerjaan yang

mereka lakukan. Organisasi nirlaba yang sukses mengondisikan semua

karyawan dengan visi dan misi organisasi, sehingga membuat keterlibatan

jauh lebih mudah.

Sektor nirlaba menarik generasi muda juga dapat disebabkan manajemen

yang bagus. Beberapa organisasi nirlaba telah menunjukkan kepemimpinan yang

memiliki keterampilan manajemen kinerja yangkomprehensif dan mindset yang

maju ke depan.

Page 11: Makalah MID

III. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Organisasi nirlaba memainkan peran penting dalam masyarakat dengan

menempatkan pelayanan umum di atas laba.

2. Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu

atau komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya jelas-

jelas bertujuan untuk mencari keuntungan.

3. Pendanaan pada organisasi nirlaba dapat berupa jenis dana terikat secara

permanen, dana terikat temporer, atau dana tidak terikat.

4. Public Relations memegang peran penting dalam organisasi nirlaba terutama

untuk mengkampanyekan visi misi dan pengumpulan dana.

5. Pelaporan dana penting dalam organisasi nirlaba agar sistem keuangan mudah

dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi

6. Pencatatan dana pada organisasi nirlaba bisa dilakukan dengan cash basis,

accrual basis, atau modified accrual basis.

Page 12: Makalah MID

DAFTAR PUSTAKA

Griffin, R. W. 2004. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Madura, J. 2001. Introduction to Bussiness. Ed. 4. Jakarta: Penerbit Salemba.

Sulistiawan, D. 2007. Akuntansi Nirlaba Menggunakan Accurate. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.