makalah mid
TRANSCRIPT
![Page 1: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/1.jpg)
MANAJEMEN ORGANISASI NIRLABA
Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahManajemen Industri Dasar
oleh
Rahmat Darma Wansyah (1105105010013)Hanif Muchdatul A. (1105105010017)
Khalid Azmi (1105105010053)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH2013
![Page 2: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/2.jpg)
MANAJEMEN INDUSTRI NIRLABA
I. PENDAHULUAN
A. Manajemen
Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian)
yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik,
dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien
dan efektif. Manajer adalah seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah
melaksanakan proses manajemen dalam suatu organisasi.
Aktivitas dasar dari proses manajemen adalah perencanaan dan pengambilan
keputusan (menentukan arah tindakan), pengorganisasian (mengkoordinasi
aktivitas sumber daya), kepemimpinan (memotivasi dan mengelola orang), dan
pengendalian (memonitor dan mengevaluasi aktivitas). Aktivitas-aktivitas tersebut
tidak dilaksanakan secara sistematis dan jadwal yang dapat diramalkan.
Proses manajemen dapat diterapkan dalam banyak organisasi termasuk
organisasi pencari laba (besar, kecil, usaha yang baru dimulai, maupun usaha
internasional) dan organisasi nirlaba (organisasi pemerintah, organisasi
pendidikan, fasilitas perawatan kesehatan, dan lain-lain).
B. Klasifikasi Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan
koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Organisasi
memiliki tiga unsur dasar, yaitu orang-orang atau sekumpulan orang, kerjasama
dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana
untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan
bersama, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki.
Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan,
baik dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam
![Page 3: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/3.jpg)
organisasi, para anggotanya bermaksud mencapai tujuan yang sama, sebagai
tujuan bersama, termasuk juga bidang bisnis.
Suatu organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua kategori.
1. Organisasi Bisnis/ Komersial (Swasta)
Organisasi ini adalah organisasi yang bertujuan mendapatkan laba sebanyak-
banyaknya bagi pemilik. Semakin besar laba yang didapatkan oleh
organisasi/bisnis ini, bisa dikatakan organisasi tersebut semakin menarik secara
finansial. Sehari-hari, organisasi ini biasa disebut sebagai perusahaan, baik itu
perusahaan perseorangan, persekutuan, maupun perseroan terbatas. Secara teknis,
bisnis seperti ini dimiliki oleh orang atau sekelompok orang.
2. Organisasi Non-komersial
Organisasi ini adalah organisasi yang tidak bertujuan untuk mendapatkan
laba, biasanya kegiatannya lebih banyak berhubungan dengan aktivitas sosial dan
pelayanan masyarakat. Contohnya adalah lembaga pemerintahan, partai politik,
yayasan, sekolah, universitas, rumah sakit, dan organisasi sejenis lainnya. Dari
sudut pandang kepemilikan, organisasi ini dimiliki secara kolektif oleh
masyarakat/publik. Atas dasar itu, organisasi ini dinamakan sebagai organisasi
sektor publik. Kategori organisasi jenis ini sebenarnya masih diklasifikasikan lagi
menjadi dua.
a. Lembaga Pemerintahan
Organisasi yang berhubungan dengan subklasifikasi ini adalah orang
pemerintahan baik pemerintah pusat dan daerah. Secara operasional, organisasi ini
diselenggarakan oleh pemerintah. Dengan kata lain, pengelolanya adalah
pemerintah dan pemiliknya adalah warga negara.
b. Lembaga Non-pemerintahan
Organisasi yang berhubungan dengan subklasifikasi ini adalah organisasi
yang didirikan oleh masyarakat, baik dalam bentuk yayasan, organisasi profesi,
partai politik, maupun organisasi keagamaan. Secara operasional organisasi ini
tidak mencari laba dan juga tidak diseleenggarakan oleh pemerintah.
Pengelolanya adalah orang-orang yang dipercaya oleh masyarakat dan pemiliknya
adalah masyarakat.
![Page 4: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/4.jpg)
II. PEMBAHASAN
A. Organisasi Nirlaba (Nonprofit Organization)
1. Pengertian
Tidak semua bisnis diciptakan untuk menghasilkan laba. Organisasi nirlaba
(non-profit organization) adalah organisasi yang termasuk ke dalamnya, yaitu
organisasi yang melayani tujuan tertentu dan tidak dimaksudkan untuk mencari
laba. Organisasi nirlaba (non-profit organization) merupakan suatu organisasi
yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-
hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nirlaba memainkan peranan yang penting di dalam masyarakat
dengan menempatkan pelayanan publik di atas laba. Ketika pendapatan
melampaui bebannya di periode tertentu, laba tersebut diinvestasikan kembali di
organisasi tersebut. Organisasi nirlaba beroperasi di sektor swasta maupun publik.
Organisasi nirlaba sektor swasta antara lain museum, perpustakaan, serikat-serikat
dagang, organisasi amal dan keagamaan, dan sebagian besar perguruan tinggi atau
universitas. Selain itu, badan-badan pemerintahan, partai politik, dan serikat
pekerja dapat dikatakan pula sebagai organisasi nirlaba. Di Amerika serikat, suatu
organisasi nirlaba tidak dikenakan pajak selama organisasi tersebut masuk
kualifikasi dengan memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh Internal
Revenue Service.
Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan
(aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan
tidak mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain memiliki filosofi
(pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi tersebut
kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nirlaba
sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan
poleksosbud (politik, ekonomi, sosial dan budaya) tempat organisasi nirlaba itu
ada.
![Page 5: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Persamaan dan Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba
Karakter dan tujuan dari organisasi non profit menjadi jelas terlihat ketika
dibandingkan dengan organisasi profit. Organisasi non profit berdiri untuk
mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas, sedangkan organisasi
profit sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan.
Organisasi nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling
berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh
dan untuk manusia.
Selain karakter dan tujuannya yang berbeda, ada beberapa hal lagi yang
membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba. Dalam hal
kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah
anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh
untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba
membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba
yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan
usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas
siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan
karena anggota Dewan Komisaris bukanlah pemilik organisasi.
Organisasi nirlaba (non-profit) membutuhkan pengelolaan yang berbeda
dengan organisasi profit dan pemerintahan. Pengelolaan organisasi nirlaba dan
kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak berdasar pada pertimbangan
ekonomi semata, tetapi sejauhmana masyarakat yang dilayaninya diberdayakan
sesuai dengan konteks hidup dan potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan
kemanusiaan sejati merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba.
Manusia menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat
untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan, kesetaraan gender,
keadilan, dan kedamaian, bebas dari konfilk dan kekerasan. Kesalahan dan kurang
pengetahuan dalam mengelola organisasi nirlaba, justru akan menjebak
masyarakat hidup dalam kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender,
konflik dan kekerasan sosial. Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan
![Page 6: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/6.jpg)
kepedulian dan integritas pribadi dan organisasi sebagai agen perubahan
masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif dengan memadukan
pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang handal, unggul dan
mumpuni, sebagai hasil dari proses pembelajaran bersama masyarakat.
Meskipun organisasi nirlaba tidak sepenuhnya fokus pada menghasilkan laba,
organisasi tersebut tetap sama dengan organisasi bisnis. Misalnya saja rumah sakit
nirlaba. Rumah sakit tersebut mengenakan biaya untuk layanannya sama seperti
rumah sakit yang mencari laba. Rumah sakit tersebut tetap menagih kepada pasien
untuk sisa yang tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransinya. Jika rumah sakit
tersebut memberikan layanannya secara gratis, maka rumah sakit tersebut akan
dengan cepat menghabiskan seluruh dana yang disumbangkan untukmendanainya
ataupun akumulasi dana yang dihasilkannya. Karyawan juga tetap memperoleh
gaji sama seperti karyawan dari rumah sakit yang mencari laba. Jika rumah sakit
tersebut tidak memberikan gaji yang kompetitif, maka dokter, perawat, dan staff
lainnya akan mencari pekerjaan di tempat lain. Dengan demikian, rumah sakit
tersebut harus menyediakan layanan kesehatan secara efisien, atau rumah sakit
tersebut tidak akan memiliki pendanaan yang cukup untuk tetap survive dan terus
melayani masyarakat. Sama seperti rumah sakit yang mencari laba, jika rumah
sakit nirlaba ini ingin melakukan ekspansi yang membutuhkan lebih banyak uang
dibandingkan dengan yang diterimanya dari sumbangan, maka rumah sakit
tersebut dapat memperoleh pendanaan dari kreditor.
3. Karakteristik Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis
pada umumnya. Karakteristik yang biasanya melekat pada organisasi nirlaba
adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya organisasi (sumber daya entitas) berasal dari para penyumbang
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba. Dan jika
organisasi menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada
para pendiri atau pemilik organisasi tersebut.
![Page 7: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/7.jpg)
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau
ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya organisasi pada saat likuidasi atau pembubaran
organisasi.
Namun dalam praktek sehari-hari, tidak jarang kita temui organsisasi nirlaba,
tampil dalam berbagai bentuknya, sehingga sulit dibedakan dengan organisasi
bisnis pada umumnya. Misalnya, suatu organsisasi nirlaba yang untuk mendanai
kebutuhan operasinya berasal dari penjualan barang atau jasa maupun dari hutang.
Pada dasarnya organsiasi semacam ini mempunyai karakteristik yang tidak jauh
berbeda dengan organisasi bisnis.
B. Manajemen Keuangan
Meskipun organisasi nirlaba berfokus pada tujuan di luar orientasi laba, tetapi
para manajer organisasi nirlaba menghadapi banyak tantangan yang sama dengan
yang dihadapi oleh para eksekutif yang memimpin bisnis berorientasi laba.
Tantangan utama adalah sumber pendanaan yang mereka butuhkan untuk
memberikan jasanya.
Organisasi nirlaba melakukan beberapa cara dalam hal pendanaan. Salah satu
contoh yang baik dari organisasi nirlaba adalah Metropolitan Museum of Art New
York. Seperti bisnis pencari laba, Metropolitan Museum harus menghasilkan dana
untuk menutupi biaya operasionalnya. Pendapatan dapat berasal dari berbagai
sumber, termasuk diantaranya sumbangan perorangan, iuran keanggotaan,
bantuan pemerintah, penjualan dari toko pernak-pernik dan acara penggalangan
dana khusus.
1. Pendanaan
Jenis dana yang ada pada organisasi nirlaba sangat tergantung kepada jenis
dan karakteristik dari organisasi nirlaba tersebut. Namun, jika dilihat dari ada atau
tidaknya pembatasan dari penyumbang, jenis dana dapat dibagi menjadi:
a. Dana terikat secara permanent
Dana yang terikat secara permanent misalnya, tanah atau lukisan yang
disumbangkan dengan tujuan untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau dana yang
![Page 8: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/8.jpg)
disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanent
(endowment fund).
b. Dana terikat temporer
Dana yang terikat temporer misalnya dana yang disumbangkan untuk
investasi yang hasilnya dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu.
c. Dana tidak terikat
Dana yang tidak terikat umumnya meliputi dana-dana yang disumbangkan
tanpa syarat tertentu.
2. Public Relations dalam Organisasi Nirlaba
Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan suka rela maka
Public Relations dalam hal ini harus menggalakkan kampanye untuk meyakinkan
dan membangkitkan kesadaran/tanggung jawab sosial masyarakat tentang nilai
aktivitasnya melalui kampanye yang terus menerus agar mereka bersedia
mendukung (khususnya dana), terlibat dan tetap percaya dalam program yang
dilakukan. Kampanye juga digalakkan dalam mengembangkan saluran
komunikasi dengan publik sehingga dapat menciptakan dan memelihara iklim
yang menguntungkan untuk pengumpulan dana. PR dalam organisasi nirlaba
dituntut untuk mampu membuat program Public Relations seperti tulisan (PR
writing), buku mini, brosur, naskah pidato (radio/televisi), atau film dengan
menggunakan beragam media komunikasi, misalnya publisitas pers, iklan, pidato
umum, peragaan, pameran, majalah, artikel majalah, kisah, berita. Hal ini
ditujukan untuk memberi informasi dan memotivasi konstituen utama organisasi
(karyawan, sukarelawan) untuk mengabdikan diri mereka dan berkarya secara
produktif untuk mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi.
3. Sekilas Pencatatan Akuntansi Pada Organisasi Nirlaba
Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan,
organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan
operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya,
pengukuran jumlah dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja
penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur
dan pemasok dana lainnya. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan
![Page 9: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/9.jpg)
keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan
memiliki daya banding yang tinggi
Pada dasarnya praktik akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh berbeda
dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi organisasi
nirlaba diatur sebagai bagian dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tepatnya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba.
Prinsipnya, pencatatan transaksi organisasi nirlaba dari penerimaan kas,
pengeluaran kas, pembelian, penjualan produk/jasa, dan transaksi reguler lainnya
tidak ada perbedaan dengan organisasi bisnis. Namun, yang membuat berbeda
yaitu organisasi nirlaba tidak ada pihak yang menjadi pemilik, sehingga tidak ada
transaksi yang berhubungan dengan penjualan/perubahan kepemilikan, atau tidak
adanya alokasi dana/sumber daya hasil likuidasi kepada orang-orang tertentu.
Secara teknis, pencatatan organisasi nirlaba bisa dilakukan dengan cash basis,
accrual basis, atau modified accrual basis.
C. Manajemen Talent Organisasi Nirlaba
Tren dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan beberapa organisasi nirlaba
yang memahami pentingnya mendapatkan talenta terbaik telah belajar bagaimana
cara menarik dan mempertahankan pelanggan dan sponsor sehingga mereka tahu
bagaimana bila hal tersebut diterapkan pada karyawan. Dengan menggunakan
Employee Value Propotion (EVP), organisasi dapat memenangkan perang talent.
Sebagai contoh beberapa EVP di bawah telah digunakan beberapa organisasi
nirlaba, yaitu:
1. Menjadi organisasi nirlaba yang unggul
2. Menjadi organisasi nirlaba yang berani mengambil resiko.
3. Menjadi organisasi nirlaba yang memberi reward besar
4. Menjadi organisasi nirlaba yang menilai misi penyelamatan dunia
5. Menjadi organisasi nirlaba yang memprogramkan gaya hidup sehat
Dengan berfokus pada kekuatan unik yang dimilikinya, organisasi nirlaba
sesungguhnya dapat bersaing dalam menarik talent berbakat dari berbagai
generasi. Organisasi nirlaba dapat memberi penekanan pada pentingnya misi
![Page 10: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/10.jpg)
organisasi, seperti selamatkan dunia, selamatkan satwa, selamatkan lingkungan,
atau selamatkan anak-anak. Untuk berhasil menarik karyawan bertalenta yang
memiliki gairah sama dalam hal kompensasi, organisasi nirlaba juga dapat
bersaing asalkan tidak melihat kompensasi dalam sudut pandang gaji semata.
Organisasi nirlaba seharusnya menawarkan sistem kompensasi dan penilaian
karyawan secara berbeda dengan perusahaan yang berorientasi profit. Organisasi
nirlaba seharusnya dapat memasarkan organisasinya sebagai organisasi yang
fleksibel.
1. Pekerjaan yang menantang: adanya kesempatan untuk menggunakan,
menguji dan menampilkan keterampilan serta kemampuan dengan berbeagai
tugas, kebebasan, dan umpan balikyang bermanfaat. Organisasi nirlaba adalah
lembaga yang berfikir terbuka pada kesempatan baru dan tidak suka
menggunakan kerangka baku yang biasanya terlalu banyak birokrasi.
2. Imbal yang adil: sektor organisasi nirlaba biasanyan menggunakan sistem
pembayaran dan promosi yang dinilai adil dan sesuai.
3. Kondisi kerja yang mendukung: sektor nirlaba merupakan organisasi dengan
lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan sehat. Pada gilirannya, ini
memungkinkan tiap individu untuk berkontribusi dengan cara yang mungkin
tidak akan mereka dapatkanbila mereka bekerja pada organisasi profit.
4. Keterlibatan kerja yang tinggi. Karyawan dengan tingkat keterlibatan yang
tinggi diidentifikasikan dengan kepedulian mereka pada pekerjaan yang
mereka lakukan. Organisasi nirlaba yang sukses mengondisikan semua
karyawan dengan visi dan misi organisasi, sehingga membuat keterlibatan
jauh lebih mudah.
Sektor nirlaba menarik generasi muda juga dapat disebabkan manajemen
yang bagus. Beberapa organisasi nirlaba telah menunjukkan kepemimpinan yang
memiliki keterampilan manajemen kinerja yangkomprehensif dan mindset yang
maju ke depan.
![Page 11: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/11.jpg)
III. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Organisasi nirlaba memainkan peran penting dalam masyarakat dengan
menempatkan pelayanan umum di atas laba.
2. Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu
atau komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya jelas-
jelas bertujuan untuk mencari keuntungan.
3. Pendanaan pada organisasi nirlaba dapat berupa jenis dana terikat secara
permanen, dana terikat temporer, atau dana tidak terikat.
4. Public Relations memegang peran penting dalam organisasi nirlaba terutama
untuk mengkampanyekan visi misi dan pengumpulan dana.
5. Pelaporan dana penting dalam organisasi nirlaba agar sistem keuangan mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi
6. Pencatatan dana pada organisasi nirlaba bisa dilakukan dengan cash basis,
accrual basis, atau modified accrual basis.
![Page 12: Makalah MID](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082416/5490fdb1b479590d2b8b5573/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, R. W. 2004. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Madura, J. 2001. Introduction to Bussiness. Ed. 4. Jakarta: Penerbit Salemba.
Sulistiawan, D. 2007. Akuntansi Nirlaba Menggunakan Accurate. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.