makalah mikro teaching (keterampilan bertanya)
TRANSCRIPT
KeMAKALAH PENGAJARAN MICRO MATEMATIKA
“KETERAMPILAN BERTANYA”
KELAS VI.B
Oleh :
Kelompok 3
1. Tri Davit Wahyu S (12030059)
2. Arvina Frida Karela (12030090)
3. Siska Aprilia (12030079)
4. Siti Rofiqoh (12030069)
5. Siti Nurohimah (120300)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015
Keterampilan Bertanya 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang Maha menentukan setiap detail takdir
sekaligus menetapkan segala hikmah disebaliknya. Semata-mata demi kebaikan
dan keadilan pada hamba-hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada manusia terbaik sepanjang sejarah manusia, sang khatamul anbiya’,
Muhammad Al-Musthafa, beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat yang
senantiasa istiqamah menapaki risalahnya yang paripurna, hingga akhir zaman.
Bersyukurlah, sepahit apapun kondisi kami, masih selalu diberikan kesempatan
dan kesehatan untuk mengerjakan dan menyelesaikan penulisan tugas makalah
ini.
Dapat kami selesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagi
pihak terutama dosen pembimbing mata kuliah Pengajaran Mikro Matematika,
oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingannya.
Akhirnya, besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat memberikan
informasi, gambaran, dan dapat berguna bagi pembelajaran di dunia. Amin ya
rabbal alamin.
Pringsewu, 24 Maret 2015
Kelompok 3
Keterampilan Bertanya 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 2
1.4 Tujuan ........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya ............................................ 4
2.2 Jenis-Jenis Pertanyaan ............................................................... 5
2.3 Komponen Keterampilan Bertanya ........................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
Keterampilan Bertanya 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu
keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar atau membelajarkan
merupakan kompetensi pedagogik yang cukup mendasar karena merupakan
integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
”kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah
“melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat
dan tepat.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan
mengajar guru adalah seperangkat kemampuan atau kecakapan guru dalam
melatih atau membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta
membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Biarpun keterampilaan mengajar itu sangat penting namun pada
kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola
tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat
mendasar ini. Padahal ada delapan keterampilan dasar mengajar yang sangat
berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan Bertanya 4
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan mengelola kelas/membimbing diskusi
5. Keterampilan menggunakan variasi mengajar
6. Keterampilan memberi penguatan
7. Keterampilan memilih dan menggunakan media sumber belajar
8. Keterampilan membuat skenario pembelajaran
Kedelapan keterampilan tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menguasai delapan
keterampilan dasar mengajar sehingga dapat tercipta pembelajaran yang
efektif dan efisien. Namun di dalam makalah ini penulis hanya membahas
mengenai keterampilan bertanya secara detil.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah
ini adalah mengenai “Keterampilan Bertanya”. Untuk memberikan kejelasan
makna serta menghindri meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini
permasalahnya dibatasi pada :
1. Pengertian Keterampilan Bertanya
2. Jenis-Jenis Pertanyaan
3. Komponen Keterampilan Bertanya
4. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Bertanya
1.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyususunan makalah ini penulis menggunakan metode studi
kepustakaan, yaitu dimana penulis mencari sumber dari berbagai buku dan
internet serta media penunjang lainnya.
Keterampilan Bertanya 5
1.4 Tujuan
Pada dasarnya tujuan dari pembuatan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa yang harus
menyelesaikan salah satu tugas dari dosen pembimbing kami dalam mata
kuliah Pengajaran Mikro Matematika. Adapun tujuan umum penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari tentang Keterampilan
Bertanya sehingga calon guru maupun guru dapat mengaplikasikan dengan
benar ketika sedang mengajar, selain itu juga kami tujukan untuk semua yang
membutuhkan informasi atau pengetahuan yang kami angkat dalam tema
makalah ini.
Keterampilan Bertanya 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir, antara lain:
1. Merangsang kemampuan berpikir siswa
2. Membantu siswa dalam belajar
3. Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
4. Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir
tingakat rendah ke tingkat yang lebih tinggi
5. Mebantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
Brown dalam Hasibun (1994) (Suwarna, 2005:72), menyatakan bahwa
bertanya adalah pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri
siswa. Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dan lebih sempurna
dalam menerima informasi atau dapat menegembangkan keterampilan
kognitif tingkat tinggi.
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada
umumnya guru adalah pengajarannya melibatkan/menggunakan tanya jawab.
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi,
pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan.
Keterampilan Bertanya 7
Menurut Wahid Murni (Wahid Murni, 2010:100) dalam proses belajar
mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang
tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan :
1. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap sesuatu masalah
yang sedang dibicarakan
3. Mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berfikir
itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya
4. Menuntun proses berpikir murid, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu murid agar dapat menentukan jawaban yang baik, dan
5. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu
perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik
bertanya.
2.2 Jenis-jenis Pertanyaan
Peningkatkan keterampilan bertanya menyangkut pada isi pertanyaan
tersebut. Menurut Wahid Murni (Wahid Murni, 2010:101), terdapat beberapa
cara untuk menggolong-golongkan jenis-jenis pertnyaan, penggolongan itu
terdiri atas :
1. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
a. Pertanyaan permintaan (Compliance Question)
Maksudnya ialah pertanyaan yang mengharapkan agar murid mematuhi
perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh :
Dapatkah kamu tenang, agar suara ibu bisa terdengar oleh semua siswa
yang ada di kelas ini?
Keterampilan Bertanya 8
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question)
Maksudnya yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban,
melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu diucapkan karena
merupakan bagian dari salah satu teknik penyampaian informasi kepada
murid.
Contoh :
Mengapa kita perlu mempelajari bangun ruang? Karena bangun ruang
dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata seperti mencari volume
pada tabung dan lain sebagainya.
c. Pertanyaan mengarahkan menuntun (prompting Question)
Maksudnya adalah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arahan
kepada murid dalam proses berfikirnya. Dalam artian jika siswa tidak
dapat menjawab suatu pertanyaan atau salah dalam memberikan
jawaban, maka guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang gunanya
untu mengarahkan/menuntun proses berfikir murid sehingga dapat
menemukan jawaban dari pertanyaan awal.
d. Pertanyaan menggali (probing question)
Maksudnya adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa
untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya.
Contoh :
Setelah tahu kubus adalah 6x persegi. Bagaimana cara mencari luas
kubus?
2. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
a. Pertanyaan pengetahuan (precall question atau ledge question)
Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban
yang sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari,
disini murid tidak diminta pendapatnya.
Contoh :
Ada berapa diagonal ruang dalam balok?
b. Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
Keterampilan Bertanya 9
Pertanyaan ini menuntut murid untuk menjawab pertanyaan dengan
jalan mengorganisir informasi-informasi yang pernah diterimanya
dengan kata-kata sendiri, atau menginterpretasikan/membaca informasi
yang dilukiskan melalui grafik atau kurva.
Contoh :
Jelaskan apa hubungan antara bangun datar dengan bangun ruang?
c. Pertanyaan penerapan (aplication question)
Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang menuntut murid untuk
memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan,
informasi, aturan-aturan, kriteria dan lain-lain yang pernah diterimanya
pada suatu kasus.
Contoh :
Hitunglah luas kubus dengan panjang sisinya yaitu 6 cm!
d. Pertanyaan analisis (analysis question)
Pertanyaan analisis ialah pertanyaan yang menuntut murid untuk
menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasi, mencari bukti-
bukti, dan menarik kesimpulan.
Contoh :
Setelah kita membicarakan bangun ruang yaitu balok dan kubus, maka
kesimpulan apa yang dapat kita tarik?
e. Pertanyaan sintesa (synthesis question)
Ciri dari pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal
melainkan lebih dari satu dan menghendaki murid untuk
mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan ini menuntut
murid untuk memprediksi dan memecahkan masalah berdasarkan
imajinasi.
Contoh :
Apa perbedaan dan persamaan antara kubus dengan balok?
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Keterampilan Bertanya 10
Pertanyaan semacam ini menghendaki murid untuk menjawabnya
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu
issu yang ditampilkan.
3. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya pertanyaan
a. Pertanyaan sempit (narrow quastion)
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup yang biasanya
kunci jawabannya telah tersedia.
1) Pertanyaan sempit informasi langsung
Pertanyaan semacam ini menuntut murid untuk mengingat atau
menghafal informasi yang ada.
Contoh :
Sebutkan bangun apa saja yang termasuk dalam bangun ruang sisi
datar!
2) Pertanyaan sempit memusat
Pertanyaan ini menuntut siswa agar mengembangkan ide atau
jawabannya dengan cara menuntunnya melalui petunjuk tertentu.
Contoh :
Sebuah balok panjang dan lebarnya sam dengan tinggi balok 25 cm.
Jika volumenya 40000 cm3. Berapa luas balok tersebut ?
b. Pertanyaan luas (broad question)
Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya mungkin lebih dari satu, sebab
pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik.
Pertanyaan luas terbuka
Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari
jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing siswa.
Contoh :
Jika diketahui luas alas suatu balok adalah 12 cm2 dengan panjang 6
cm, lebar 2 cm, dan tinggi 4 cm. Berapa volume balok tersebut?
c. Pertanyaan luas menilai (valuing question)
Keterampilan Bertanya 11
Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penilaian terhadap
aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif jika guru
menghendaki siswa untuk merumuskan pendapat, menentukan sikap,
dan juga tukar menukar pendapat.
Contoh :
Bagaimana pendapat anda tentang jawaban teman anda yang sudah
ditulis di papan tulis, benar atau salah?
2.3 Komponen Keterampilan Bertanya
Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara
menyajikannya juga perlu diperhatikan. Berikut faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan antara lain adalah (Wahid Murni,
2010:108) :
1. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya,
serta nampak benar kaitannya antara jalan pikiran satu dengan yang
lainnya. Usahakan tidak diselingi dengan kata serapan yang bersifat
mengganggu, misalnya ee, em, anu, dan lain-lain.
2. Kecepatan dan selang waktu (pause)
kecepAtan menyampaikan pertanyaan, tergantung pada jenis pertanyaan
itu sendiri. Biasanya ada guru yang mengucapkan pertanyaan dengan cepat
tanpa diselingi pause yang tujuannya untuk memberi kesempatan siswa
berfikir.
3. Arah dan distribusi penunjukan (penyebaran)
Pertanyaan yang diajukan seharusnya ditujukkan pada seluruh siswa,
sehingga seluruh siswa didorong untuk berusaha menentukan jawabannya.
Hanya dalam situasi tertentu, dapat diajukan pertanyaan untuk menarik
pemusatan perhatian seorang siswa. Usahakan pertanyaan merata seluruh
kelas, karena untuksiswa yang pemalu biasanya cenderung sefgan
menampilkan jawabannya secara sukarela.
Keterampilan Bertanya 12
4. Teknik penguatan
Pemakaian yang tepat pada teknik penguatan ini akan menimbulkan sikap
yang positif bagi siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
5. Teknik menuntun (promting)
Promting dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas jawaban murid. Pertanyaan ini bermaksd untuk menuntun siswa
agar dapat menemukan jawabn yang benar.
6. Teknik menggali (prabing quetion)
Probing quastion adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk
mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa guna mengembangkan
kualitas jawaban yang pertama, sehingga yang berikutnya lebih jelas,
akurat, serta lebih beralasan.
Contoh :menarik tidak nak? Jawaban menarik! Faktor apa yg menarik ?
7. Pemusatan (focussing)
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang
lingkupnya luas, kemudian dilanjutkan ke pertanyaan yang lebih khusus.
8. Pindah gilir (re-derecting)
Teknik pindah gilir digunakan untuk mengundang partisipasi semua anak.
Dengan cara menunjuk siswa tertentu dan dilanjutkan ke siswa yang lain.
Dalam teknik ini siswa ditunjuk secara acak.
Selain faktor-faktor yang harus diperhatikan, ada pula hal-hal yang perlu
dihindari dalam bertanya, yakni :
1. Mengulangi Pertanyaan Sendiri
Untuk komunikasi guru-siswa yang baik, susunlah pertanyaan seringkas
mungkin agar siswa dapat segera memahami pertanyaan.
2. Mengulangi Jawaban Siswa
Ada pendapat bahwa pengulangan jawaban siswa akan menambah
hubungan guru-siswa. Dilain pihak ada pendapat bahwa itu memperlambat
Keterampilan Bertanya 13
proses belajar mengajar mengurangi kebebasan memberi komentar
terhadap siswa lain.
3. Menjawab Pertanyaan Sendiri
Bila guru sering menjawab pertanyaan sendiri sebelum guru mempunyai
kesempatan untuk menjawab, akan mengakibatkan siswa menjadi frustasi
dan mungkin perhatian siswa menjadi berkurang atau keluar dari proses
belajar mengajar.
4. Meminta jawaban serentak
Dengan teknik bertanya melacak , guru akan mendapat kemanfaatan
khusus dalam hubunganya dengan pertanyaan kognitif tingkat tinggi.
Bertanya melacak akan meningkatkan respon siswa dengan menyediakan
pertanyaan yang tingkat kesukaranya lebih tinggi, cermat, membantu, dan
relavan.
Keterampilan Bertanya 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa keterampilan
adalah suatu keahlian, dan bertanya adalah suatu ucapan yang meminta
jawaban, sehingga keterampilan bertanya adalah suatu keahlian dalam
mengajukan ucapan yang mengharapkan suatu jawaban. Dalam artian lain
keterampilan bertanya adalah pernyataan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri siswa.
Seorang guru harus memiliki keterampilan bertanya karena bertanya
merupakan stimulus yang efektif bagi siswa guna mendorong berfikir siswa,
sehingga siswa dapat termotivasi dan lebih aktif dalam pembelajaran.
Bertanya juga merupakan salah satu teknik untuk memfokuskan siswa pada
pembelajaran. Selain itu, hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran,
penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan.
Keterampilan Bertanya 15
DAFTAR PUSTAKA
Murni, Wahid, dkk. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta : Ar-Ruzz.
Asril. Zainal. 2010. Micro Teaching dengan Pedoman Pengalaman Lapangan.
Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Suwarna. dkk. 2010. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Syaifu Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
http://www.artikelbagus.com/2011/07/8-keterampilan-yang-harus-dimiliki-oleh-
seorang-guru.html#ixzz2gLqxfxPx
Keterampilan Bertanya 16