makalah motivasi

32
MAKALAH MANAJEMEN FARMASI CARA MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA DOSEN : Dra. Lili Musnelina, M.Si. DISUSUN OLEH : 1. Galista Rasyid (12334001) 6. Revyani Noer Indah (1233426) 2. Agenda Apriana (12334006) 7. Listya Cindy (12334030) 3. Sherly Fricilia (12334010) 8. Citra Y. Fadillah (12334032) 4. Ambarini Juniawati (12334019) 9. Indra Sangga Dewi(12334047) 5. Yohana Basaria (12334021) INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL i

Upload: armyta-agustina

Post on 08-Nov-2015

275 views

Category:

Documents


50 download

DESCRIPTION

ISTN

TRANSCRIPT

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI

CARA MENINGKATKAN MOTIVASI KERJADOSEN : Dra. Lili Musnelina, M.Si.

DISUSUN OLEH :

1. Galista Rasyid (12334001)6. Revyani Noer Indah (1233426)

2. Agenda Apriana (12334006)7. Listya Cindy (12334030)

3. Sherly Fricilia (12334010)8. Citra Y. Fadillah (12334032)

4. Ambarini Juniawati (12334019)9. Indra Sangga Dewi(12334047)

5. Yohana Basaria (12334021)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Program Studi Farmasi P2K

FakultasMatematika Dan IlmuPengetahuan Alam

Jakarta

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang CARA MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dari mata kuliah manajemen farmasi. Melalui makalah ini kami berusaha menyampaikan sedikit uraian tentang apa itu motivasi, motivasi kerja, dan bagaimana cara meningkatkan motivasi dalam bekerja.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dra. Lili Musnelina, M.Si. selaku dosen pengajar manajemen farmasi yang telah membagi ilmunya kepada kami serta memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Dan kami ucapkan terimakasih kepada sumber yang telah kami jadikan sebagai rujukan dalam pengembangan pembuatan makalah ini. Adapaun sumber dari proses penulisan ini telah kami sertakan dalam daftar pustaka.Akhirnya kami berharap makalah ini menjadi kontribusi positif, melahirkan inovasi dan memberikan inspirasi kepada pembaca.

Jakarta, 17 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

iKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

1BAB I

1PENDAHULUAN

1A.Latar Belakang

1B.Tujuan

2BAB II

2PEMBAHASAN

2A.Pengertian dari Motif dan Motivasi

4B.Pengertian Motivasi Kerja

5C.Teori-teori Motivasi Kerja

10D.Tipe Tipe (Klasifikasi) dari Motivasi

12E.Teori Harapan Victor Vroom

13F.Pola Motivasi

13G. Proses Motivasi

14I. Prinsip-Prinsip Motivasi Kerja

15H. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja

17BAB III

17PENUTUP

17Kesimpulan

18DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Motif atau dalam bahasa Inggris motive, berasal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif adalah alasan alasan atau dorongan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif.

Selain motif, dikenal juga istilah motivasi. Motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Seseorang melaksanakan kecakapan karena adanya suatu motif. Jika motif ini tidak timbul, belum tentu seseorang itu dapat berbuat demikian.

Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula.

Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri. Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah yang membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian motivasi dan motivasi kerja

2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi kerja bagi para pegawai

3. Untuk mengetahui Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi, dan Model Harapan dalam Motivasi Pegawai

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Motif dan Motivasi

Motif atau dalam bahasa Inggris motive, berasal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi motif adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia atau lebih sering disebut dengan perbuatan atau tingkah laku. Motif adalah alasan alasan atau dorongan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif. Motif manusia bisa bekerja secara sadar maupun tidak sadar. Motif manusia dapat berupa dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lain, yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Motif memberikan tujuan dan arah pada tingkah laku kita. Motif itu adalah tujuan. Tujuan yang dimaksud disini adalah insentif (insentive). Intensif bisa diartikan sebagai suatu tujuan yang menjadi arah suatu kegiatan yang bermotif. Motif adalah kondisi yang mendorong seseorang untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Jadi motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, atau bersikap tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Selain motif, dikenal juga istilah motivasi. Motivasi berasal dari bahasa inggris Motivation. Motivasi adalah istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Seseorang melaksanakan kecakapan karena adanya suatu motif. Jika motif ini tidak timbul, belum tentu seseorang itu dapat berbuat demikian.

Sesungguhnya, motivasi itu sendiri bukan merupakan sesuatu yang netral atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor faktor lain, misalnya pengalaman masa lampau, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita cita hidup, dan masih banyak lagi. Pengertian motivasi menurut para ahli adalah :

1. Wexley & Yukl (dalam Asad, 1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. 2. Mitchell (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu. 3. Gray (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.4. Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).

5. McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).6. Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

B. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Motif adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan suatu kecenderungan perilaku tertentu. Dorongan untuk bertindak ini dapat dipicu (touched off) oleh suatu rangsangan luar, atau lahir dari dalam diri orang itu sendiri dalam proses fisiologis dan pemikiran individu itu.

Definisi motivasi kerja menurut para penulis sebagai berikut :

1. Ellen A Benowitz, motivasi kerja adalah kekuatan yang menyebabkan individu bertindak dengan cara tertentu. Orang punya motivasi tinggi akan lebih giat bekerja, sementara yang rendah sebaliknya.

2. John R. Schemerhorn, motivasi kerja yaitu mengacu pada pendorong di dalam individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya.

3. George R. Terry, motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu.

4. Dr. Sondan P. Siagia, MPA, motivasi kerja merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.

5. Wahjosumadjo, motivasi kerja merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan yang terjadi pada diri seseorang.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

C. Teori-teori Motivasi Kerja1. Teori Tata Tingkat KebutuhanDalam psikologi, konsep kebutuhan merupakan landasan bagi sejumlah karya teoritis paling penting dalam disiplin ilmu tersebut, termasuk disonansi kognitif, teori pertukaran sosial, teori atributif, dan beberapa aliran psikoanalisis.

Teori teori tentang kebutuhan, diantaranya yaitu :a. Hierarki Kebutuhan MaslowHierarki Kebutuhan Maslow adalah salah satu teori motivasi paling terkenal yang dapat dijumpai di hampir semua buku pelajaran psikologi di universitas. Teori ini sangat berpengaruh dalam psikologi industry dan organisasi sebagai motivasi kerja dan digunakan dalam bidang terapan lainnya, seperti konseling, pemasaran, dan pariwisata. Menurut maslow kebutuhan manusia sebagai pendorong (motivator) membentuk suatu hierarki atau jenjang peringkat. Didalam diri setiap manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan fisik (physical needs), yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berrumahtangga dan sejenisnya.

2) Kebutuhan keamanan (safety needs)Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya.

3) Kebutuhan Sosial (social need) Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan sejenisnya.

4) Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems)Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan.

5) Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh.b. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth need, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan salah satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1) Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.

2) Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem (penghargaan dari Maslow.

3) Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow.c. Teori Motivasi Dua Faktor

Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Frederick Herzberg (1966) menganalisis motivasi manusia dalam organisasi dan memperkenalkan teori motivasi dua faktor. Teori ini membicarakan dua golongan utama kebutuhan menutup kekurangan dan kebutuhan pengembang.

Dengan menggunakan teknik insiden kritis, Herzberg mengumpulkan data tentang kepuasan dan ketidakpuasan orang dalam pekerjaan mereka. Analisisnya menimbulkan dua kumpulan faktor yang memuaskan kebutuhan manusia, yaitu :

1. Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja

2. Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja.

Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja disebut motivator, yang meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, atau promosi pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi. Faktor faktor ini jika ditanggapi secara positif, maka pegawai akan cenderung akan merasa puas dan termotivasi. Namun sebaliknya, bila faktor faktor tersebut tidak ada di tempat kerja, maka pegawai akan kekurangan motivasi, namun tidak berarti mereka tidak puas dengan pekerjaan mereka.

Faktor faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor pemeliharaan (maintance) atau kesehatan (hygiene), yang meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, bawahan di tempat kerja. Bila faktor faktor ini ditanggapi dengan positif, pegawai yang akan mengalami kepuasaan atau tampak termotivasi, namun sebaliknya jika faktor faktor tidak ada maka pegawai akan merasa tidak puas.d. Teori Desakan Kebutuhan MurrayMenurut Murray, kebutuhan kebutuhan manusia berdiri sendiri sendiri, terpisah satu sama lain. Jika kita mengetahui kekuatan atau tingkatan kepuasan satu kebutuhan, tidak berarti kita akan tahu pula mengetahui pula mengenai kebutuhan kebutuhan lain. Jadi untuk mengetahui apa yang memotivasi, kita harus mengukur kekuatan semua kebutuhan yang penting, dan bukan hanya sekedar menentukan tingkat yang telah dicapainya dalam suatu hierarki atau jenjang kebutuhan.

Teori motivasi kebutuhan Henry A. Murray (1983) dinamakan teori kebutuhan manifestasi atau teori desakan kebutuhan. Setiap orang dianggap memiliki jenis kebutuhan yang berbeda yang mempengaruhi perilaku. Secara keseluruhan, Murray berpendapat bahwa setiap orang mempunyai kira kira dua lusin kebutuhan. Ia yakin bahwa kebutuhan lebih banyak diperoleh dari luar, bukan sesuatu yang diwarisi, dan diaktifkan oleh isyarat di lingkungan luar.

e. Teori kebutuhan McClellandMcClelland adalah seorang psikolog sosial yang terkenal dengan pemikirannya mengenai kebutuhan untuk berprestasi. Konsep ini disingkat dengan symbol n-Ach. Menurut David McClelland untuk membuat suatu pekerjaan berhasil, yang paling penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. Orang dengan n-Ach tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, akan mengalami kepuasan bukan karena imbalan dari hasil karyanya melainkan karena hasil kerjanya dianggap sangat baik.

Kebutuhan untuk berprestasi, menurut McClelland adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, cepat, efektif, dan efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Ini disebabkan virus mental. Virus Mental adalah daya pendorong yang apabila terjangkit di dalam jiwa manusia, daya tersebut akan berkembang biak dengan cepat dan akan meluas serta menimbulkan dampak dalam kehidupan.

Selanjutnya McClelland mengatakan bahwa dalam sebuah masyarakat terdapat orang yang memiliki n-Ach yang tinggi maka masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 2. Tingkah LakuTingkah laku adalah sebagai cara atau alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sebenarnya semua perilaku merupakan serentetan kegiatan. Para psikolog tertarik pada hal yang membuat orang melakukan suatu perbuatan dan yang membuat mereka seperti apa adanya. Namun, kita tidak mungkin mengkaji dan mengobservasi semua itu secara langsung.

Sebetulnya amat sukar untuk mengenal jiwa manusia karena sifatnya yang abstrak. Satu satunya cara yang bisa dilakukan adalah mengobservasi tingkah lakunya meskipun tingkah laku tidak merupakan pencerminan jiwa keseluruhan. Jiwa selalu diekspresikan melalui jiwa dan raga. Walaupun begitu, karena keunikan manusia pula, kita tidak boleh memberikan penilaian tertentu terhadap jiwa seseorang atas dasar pengamatan tingkah laku, sebab ada orang yang menangis bukan karena sedih melainkan karena senang.Misalnya kita mengajukan pertanyaan tentang bermacam macam manusia : Apakah kebenaran yang mendasar dan tanpa kecuali mengenai tingkah laku manusia kepada para mahasiswa, anggota serikat pekerjaan, manajer, arsitek, guru, dan dokter. Jawaban jawaban akan mengandung kesimpulan umum sebagai berikut (Leavitt, 1978) :

Manusia adalah produk dari lingkungan Manusia menginginkan keamanan Yang dikehendaki manusia adalah roti dan keju atau nasi dan ikan. Manusia pada dasarnya malas Manusia pada dasarnya suka mementingkan diri sendiri Manusia hanya mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan Manusia adalah makhluk yang dibentuk oleh kebiasaan Manusia adalah produk dari sifat sifat yang diturunkan nenek moyang.

Dalam rangkaian pernyataan tersebut, menurut Leavitt (1978), terkandung tiga asumsi penting, yaitu :

Pertama, pandangan tentang sebab akibat (causality), yaitu pendapat bahwa setiap tingkah laku manusia itu ada sebabnya. Sebab musabab merupakan hal mutlak bagi paham bahwa lingkunan dan keturunan mempengaruhi tingkah laku dan bahwa apa yang ada di luar mempengaruhi apa yang ada di dalam.

Kedua, pandangan tentang arah atau tujuan (directedness), yaitu tingkah laku manusia disebabkan tidak hanya disebabkan oleh sesuatu, tetapi juga menuju kearah sesuatu.

Ketiga, konsep tentang motivasi (motivation), yang melatarbelakangi tingkah laku yang dikenal juga sebagai suatu desakan, keinginan, kebutuhan, atau dorongan.

Psikologi memandang tingkah laku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya, memang terdapat bentuk tingkah laku instingsif yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan.

Menurut Saifuddin Azwar, salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat diferensialnya (Azwar, 1995). Maksudnya satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respons yang berbeda, dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respons yang sama.

C.T. Morgan menyebut instrumental behavior untuk tingkah laku yang dipergunakan sebagai alat atau cara agar tujuan tercapai. Tingkah laku ini, apakah sesuai atau tidak sesuai, baik atau tidak baik, melanggar atau tidak melanggar norma, semuanya disebut tingkah laku. Selanjutnya Morgan mengemukakan beberapa bentuk tingkah laku instrumental sebagai berikut :1) Aktivitas, ialah gerakan gerakan yang timbul menyertai adanya kebutuhan2) Gerakan gerakan naluriah, ialah suatu gerakan yang dapat dilakukan tanpa dipelajari terlebih dahulu.3) Refleks, ialah suatu gerakan yang diperlihatkan orang untuk mempertahankan atau melindungi tubuh dari kemungkinan kemungkinan cacat, cedera, luka, dan lain lain.

4) Belajar secara instrumental, ialah mempelajari sesuatu yang terjadi tanpa sengaja.

3. Tujuan

Unsur ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk memotivasi tingkah laku dan juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku. Pada dasarnya tingkah laku manusia itu bersifat majemuk. Selain tujuan pokok (primary goal), ada pula tujuan lain atau tujuan sekunder (secondary goal).

Sebagaimana halnya dalam proses belajar instrumental, tujuan sekunder juga diperoleh melalui suatu proses belajar. Akan tetapi berbeda dengan proses belajar instrumental, seseorang seakan akan secara sengaja mempelajari suatu cara untuk memperoleh sesuatu, dalam terjadinya tujuan sekunder, tidak ada persoalan sengaja atau tidak sengaja.

Tujuan ini juga bisa berupa objek yang konkret atau berupa objek yang abstrak. Dan bila tujuan tujuan ini bisa diperoleh, kebutuhan kebutuhan terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan kebutuhan ini juga barangkali hanya untuk sementara, sebab pada saat lain, kebutuhan kebutuhan itu mungkin bisa timbul lagi.

D. Tipe Tipe (Klasifikasi) dari Motivasi

Para psikolog berusaha mengklasifikasikan atau menggolongkan motif yang ada dalam diri manusia ke dalam beberapa golongan, yaitu : 1. Motif primer dan motif sekunderSuatu motif disebut motif primer bila dilatarbelakangi oleh proses fisio kemis di dalam tubuh. Dengan kata lain motif primer ini bergantung pada keadaan organic individu. Yang termasuk motif primer adalah motif lapar, haus, seks, bernafas, dan istirahat. Motif primer sangat bergantung pada keadaan fisiologis, terutama berujuan mempertahankan equilibrium di dalam tubuh. Kecenderungan untuk selalu mempertahankan keadaan seimbang di dalam tubuh ini disebut homeostatis. Adapun motif sekunder adalah motif yang tidak bergantung pada proses fisio kemis yang terjadi di dalam tubuh. Semua motif yang tidak langsung pada keadaan organism individu dapat digolongkan dalam motif sekunder. Sebagai contoh rasa takut.

2. Motif Intrinsik dan motif ekstrinsikMotif intrinsic adalah motif yang berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Dalam individu sendiri, memang telah ada dorongan itu. Seseorang melakukan sesuatu karena ingin melakukannya. Sebagai contoh orang yang gemar membaca buku tanpa adanya dorongan maka dia akan mencari sendiri buku buku untuk dibacanya.Motif ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya, seseorang melakukan sesuatu karena untuk memenangkan hadiah yang ditawarkan untuk perilaku tersebut.3. Motif tunggal dan motif bergabungMotif tunggal adalah motif yang berdiri sendiri yang tidak dipengaruhi oleh motif lain. Misalnya membaca surat kabar.

Motif bergabung adalah motif tunggal yang bergabung dengan motif tunggal lain untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya membaca surat kabar untuk mencari artikel yang berhubungan dengan tugas mata kuliah.

4. Motif mendekat dan motif menjauhMotif mendekat adalah motif yang bila ada stimulus yang datang, reaksi yang diberikan bersifat mendekati stimulus. Stimulus yang menimbulkan respons mendekat disebut stimulus positif.

Motif menjauh adalah motif yang bila ada stimulus yang datang, respons yang diberikan bersifat menjauh atau menghindari stimulus yang datang. Stimulus yang menimbulkan respons menjauh disebut stimulus negative.

5. Motif sadar dan motif tak sadarMotif sadar adalah motif yang melatarbelakangi tingkah laku seseorang dan orang tersebut mengerti alasannya berbuat demikian.

Motif yang tidak sadar adalah motif yang melatarbelakangi manusia berbuat sesuatu, namun orang tersebut tidak bisa mengatakan alasannya.

6. Motif biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetisMotif biogenetis adalah motif yang berasal dari kebutuhan organism orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal dan kurang terkait lingkungan kebudayaan tempat manusia itu berada dan berkembang. Sebagai contoh motif biogenetis adalah lapar, haus, istirahat, mengambil nafas, seks, dan buang air.Motif sosiogenetis adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berda dan berkembang. Motif ini berkembang berdasarkan interaksi sosial dengan orang orang atau hasil kebudayaan orang.Motif teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dan Tuhan. Manusia memerlukan interaksi dengan Tuhannya untuk bisa menyadari tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan dalam masyarakat yang beragama ini.E. Teori Harapan Victor Vroom

Pendekataan motivasi yang diterima secara luas adalah model harapan (expectancy model) juga dikenal sebagai teori harapan, yang dikembangkan oleh Victor H. Vroom dan telah diperluas dan disempurnakan oleh poster dan lawyer serta yang lain. Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga factor: seberapa besar orang menginginkan imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan bahw prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas) hubungan ini dinyatakan dalam rumus berikut: Valensi x Harapan x Instrumentalisasi = Motivasi

a. Valensi

Valensi mengacu pada kekuatan preferensi seseorang untuk memperole imbalan. Ini merupakan umgkapan kadar keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Pegawai akan menemukan valensi intrinsik dalam pekerjaan tu sendiri, terutama apabila mereka memegang teguh etika kerja dan bermotivasi kompetensi. Mereka memperoleh kepuasan langsung dari pekerjaan yang dilakukan melalui perasaan menyelesaikan sesuatu, melakukan pekerjaan dengan benar, atau menciptakan sesuatu.

b. Harapan

Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan menghasilkan penyelesaian suatu tugas. Harapan dinyatakan sebagai kemungkinan, perkiraan pegawai tentang kadar sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan oleh upaya yang dilakukan. Karena harapan merupakan hubungan antara upaya dan prestasi.

c. Instrumentalitas

Instrumentalitas menunjukkan keyakinan pegawai bahwa ia akan memperoleh suatu imbalan apabila tugas dapat diselesaikan. Kemungkinan bahwa organisasi menghargai prestasi itu dan akan memberikan imbalan atas dasar kemungkinan.F. Pola Motivasi

Setiap orang cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat orang itu hidup. Pola ini sikap yang mempengaruhi cara orang-orang memandang pekerjaan dn menjalani kehidupan mereka. Empat pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.

a. Prestasi : Doronga ntuk mengatasi tantangan, untuk maju dan berkembang.

b. Afiliasi : Doongan untuk berhubungan dengan orang-orang secara efektif

c. Kompetensi: Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi

d. Kekuasaan: Dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan situasi

G. Proses Motivasi

Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

2. Mengetahui kepentinganHal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.

3. Komunikasi efektifDalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.

4. Integrasi tujuanProses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

5. FasilitasManajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team WorkManajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.

I. Prinsip-Prinsip Motivasi Kerja

Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Prinsip PartisipasiDalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip Komunikasi.Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

3. Prinsip Pengakui Andil BawahanPemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip Pendelegasian WewenangPemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

5. Prinsip Memberi PerhatianPemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja apa yang diharapkan oleh pemimpin.

H. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja

Beberaa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai adalah sebagai berikut :

1. Memotivasi Lewat Sentuhan-Sentuhan Kecil

Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan termotivir, antara lain:

a. Mengucapkan salam lebih dahulu;

b. Mengembangkan jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya;

c. Memberikan pujian yang tulus dan memergoki orang mengerjakan yang benar;

d. Berikan senyuman pada saat bertemu dan berpisah;

e. Tanyakan kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati.

2. Mengobarkan Semangat Bawahan dengan Cara Membuat Mereka Merasa PentingBeberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain:

a. Dengarkanlah mereka secara baik-baik dengan penuh perhatian;

b. Jangan sekali-sekali pada saat bawahan menghadap di ruang Anda, Anda mendengarkan sambil menulis, menandatangani surat, atau mengangkat telepon;

c. Hargai pendapat, dan ide-idenya, tanggapilah dengan umpan balik yang positif;

d. Memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training.

3. Kritik yang Konstruktif untuk BawahanBeberapa cara mengkritik secara konstruktif untuk bawahan yaitu sebagai berikut :

a. Jika ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencari siapa yang bersalah atas hal itu secara tepat;

b. Jelaskan kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara spesifik dan berilah kesempatan pada orang yang bersalah untuk mengetahui secara jelas kesalahannya;

c. Seharusnya kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik seseorang;

d. Seharusnya kita biasa memberikan kritik secara pribadi;

e. Seharusnya kita memuji terlebih dahulu sebelum memberikan kritik;

f. Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan;

g. Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya.

h. Bantulah orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya;

i. Seharusnya kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan.

4. Taktik Mengatasi Bawahan yang Tidak LoyalBeberapa taktik mengatasi bawahan yang tidak loyal antara lain:

a. Beri keteladanan pada mereka, sikap dan perilaku kita harus pantas menjadi contoh, jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak pantas di hadapan mereka;

b. Bertindaklah adil jika kita terpaksa memperlakukan istimewa terhadap satu atau beberapa orang, berikan penjelasan mengapa ia berbuat begitu agar ia memahami;

c. Menjaga perkataan kita terutama pada saat marah, kata-kata yang menusuk hati tidak akan membuat orang sadar tapi sebaliknya justru akan antipati pada kita.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan.Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Teori-teori Motivasi Kerja dipengaruhi oleh kebutuhan, tingkah laku, dan tujuan. Berikut adalah teori-teori kebutuhan:

1. Hierarki Kebutuhan Maslow

2. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)3. Teori Motivasi Dua Faktor4. Teori Desakan Kebutuhan Murray

5. Teori kebutuhan McClellandEmpat pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan. Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga factor: seberapa besar orang menginginkan imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan bahw prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas) hubungan ini dinyatakan dalam rumus berikut: Valensi x Harapan x Instrumentalisasi = Motivasi

DAFTAR PUSTAKAhttp://seibat92.blogspot.com/http://msyaifull.blogspot.com/2013/05/makalah-motivasi-kerja.htmlhttp://awaluddinihsan.blogspot.com/2014/04/makalah-motivasi-kerja.html218