makalah mp 9 kasus 3
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kasus kali ini, kelompok kami terbagi menjadi 2 sesi diskusi yang
dilaksanakan di ruang Anatomi IV, lantai dasar, Kampus B Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti. Diskusi sesi pertama kami laksanakan pada hari Selasa, 21 Juni
2011, dengan Muhammad Haikal Bakry sebagai ketua diskusi dibantu Lidya C.A.
Bonita sebagai sektetaris, serta dibimbing Dr. Sajuti sebagai tutor kelompok kami.
Diskusi sesi kedua kami laksanakan pada hari Jumat, 17 Juni 2011, dengan Geraldo
Tadika sebagai ketua diskusi dibantu Putri Sarah sebagai sekretaris, serta dibimbing
Dr. Revalita sebagai tutor kelompok kami. Diskusi kami saat ini membahas sebuah
skenario tentang “Bencana nuklir di Fukushima, Jepang”, yang menurut hasil diskusi
kami mengarah pada hazard atau bahaya kerja. Karena dalam skenario itu disebutkan
bahwa sekitar 50 pekerja bertahan dalam PLTN Fukushima yang rusak.
Hazard adalah Hazard adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera
atau kerusakan baik manusia, properti dan lingkungan serta bersifat kualitatif, yang
mempunyai pengaruh terhadap frekuensi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun
besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi. Hazard harus dibedakan dari
perils. Perils adalah keadaan yang menimbulkan kerugian itu sendiri. Misalnya
kebakaran dan kecelakaan. Sedangkan hazard adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi maupun severity dari perils.1
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Bencana nuklir di Jepang telah memperbaharui perdebatan mengenai keamanan
tenaga nuklir di Asia Pasifik yang merupakan wilayah yang paling rawan terkena
bencana alam di seluruh dunia. Pakar ASEAN Carl Thayer mengatakan ada
kemungkinan diadakannya tinjauan ulang atas keselamatan dan resiko nuklir di
beberapa negara. Selagi krisis nuklir Jepang memburuk 50 pekerja bertahan dalam
PLTN Fukushima yang rusak. Para pekerja itu telah berjuang untuk memompa air ke
dalam reaktor sejak sistem pendingin PLTN itu mati setelah gempa dan tsunami.
Mereka terpaksa melepas sebagian uap radioaktif dari reaktor-reaktor itu untuk
mencegah meningkatnya tekanan, yang bisa menyebabkan bencana nuklir besar.
Keesokan harinya, walaupun kelelahan dengan upaya-upaya mendinginkan batang-
batang bahan bakar nuklir agar tidak meleleh dan menyebarkan tingkat radiasi yang
tinggi, para pekerja ini masih harus mengatasi kebakaran di sebuah unit lain setelah
terjadi ledakan dini hari. Sebuah tim dokter spesialis dari Institute Kesehatan
Radiologi Nasional, yang diterbangkan dengan helicopter dari Chiba ke pusat
kejadian, sekitar 5 km dari PLTN no. 1, menemukan penyakit radiasi pada tiga
penduduk dari 90 warga yang dijadikan sampel. Dalam semalam jumlah “hibakusha”
(istilah Jepang untuk menyebut korban radiasi nuklir) sipil melonjak menjadi 19
orang, tetapi dalam jumlah lain disebutkan 160 orang. Zona evakuasi telah melebar
jauh dari 10 km hingga 20 km. Pihak berwenang telah menyerukan semua penduduk
di kawasannya untuk menjauhkan diri sedikitnya 20 kilometer dari PLTN Fukushima.
2
BAB III
PEMBAHASAN
Hazard atau Bahaya Kerja
Hazard di tempat kerja, atau sering disebut bahaya kerja, adalah setiap keadaan
dalam lingkungan kerja yang berpotensi untuk terjadinya penyakit atau gangguan
kesehatan akibat kerja.2 Bahaya kerja terdiri dari:
1. Bahaya kimiawi. Bahaya kimiawi meliputi konsentrasi uap, gas, atau aerosol
dalam bentuk debu atau fume yang berlebihan di lingkungan kerja. Para
pekerja dapat terpajan oleh bahaya kimiawi ini dengan cara inhalasi, absorpsi
melalui kulitm atau dengan cara mengiritasi kulit.
2. Bahaya fisik. Bahaya fisik mencakup kebisingan, vibrasi, suhu lingkungan
kerja yang terlalu ekstrem (terlalu panas/terlalu dingin), radiasi, dan tekanan
udara.
3. Bahaya biologis. Serangga, jamur, bakteri, virus, riketsia, klamidia merupakan
bahaya biologis yang terdapat di lingkungan kerja. Para pekerja yang
menangani atau memproses sediaan biologis tumbuhan atau hewan,
pengolahan bahan makanan, pengangkut sampah dengan sanitasi
perorangan/lingkungan yang buruk, dan kebersihan lingkungan kerja yang
tidak memadai, dapat terpajan oleh bahaya biologis ini.
4. Bahaya ergonomis. Bahaya ergonomis, seperti desain peralatan kerja, mesin,
dan tempat kerja yang buruk, aktifitas mengangkat beban, jangkauan yang
berlebihan, penerangan yang tidak memadai, vibrasi, gerakan yang berulang-
ulang secara berlebihan dengan/tanpa posisi kerja yang janggal, dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan musculoskeletal pada pekerja.
5. Bahaya psikologis. Komunikasi yang tidak adekuat, konflik antarpersonal,
konflik dengan tujuan akhir perusahaan, terhambatnya pengembangan pribadi,
kurangnya kekuasaan dan/atau sumber daya untuk penyelesaian masalah
pekerjaan, beban tugas yang terlalu padat atau sangat kurang, kerja lembur
atau shift malam, lingkungan tempat kerja yang kurang memadai dapat
menjadi bahaya psikologis di tempat kerja.2
3
Dalam kasus ini, kami simpulkan terdapat 2 bahaya kerja yang terlihat, yaitu
bahaya fisik yang disebabkan oleh radiasi dan bahaya psikologis yang disebabkan
beban tugas yang terlalu padat dan tekanan psikologis karena pekerjaan yang
dilakukan ini, menyangkut nyawa hidup seseorang dan orang lain.
A. Bahaya Fisik Radiasi
Radiasi adalah energi yang ditransmisikan, dikeluarkan atau diabsorpsi dalam
bentuk partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik (foton). Dengan kata lain,
terjadi perpindahan energi radiasi dari sumber radiasi ke objek lain melalui suatu
media. Media tersebut merupakan gelombang radiasi, yang terdiri dari bagian yang
merupakan sumbu gelombang elektrik dan bagian lain, sumbu yang berpotongan
tegak lurus terhadapnya, yaitu gelombang magnetik, sehingga disebut gelombang
elektromagnetik.2
Efek radiasi pada jaringan target bervariasi, tetapi kemampuan energi radiasi
ini dapat mengionisasi jaringan target. Spektrum elektromagnetik dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu radiasi ionisasi dan radiasi tanpa ionisasi.
1. Radiasi Ionisasi
Radiasi ionisasi merupakan radiasi gelombang elektromagnetik (>10 KeV)
yang dapat melepaskan elektron sehingga merusak ikatan-ikatan kimia di jaringan
tubuh. Radiasi yang termasuk jenis ini adalah:
4
Gelombang elektromagnetik (foton) : sinar kosmis (terdapat di ruang angkasa
yang diperisai/dilindungi oleh lapisan atmosfer), sinar X, sinar gamma akibat
potensi energi radiasi gelombang elektromagnetik yang tinggi.
Partikel-partikel atom : alfa/inti atom Helium, beta/elektron, proton, neutron,
yang menghasilkan energi radiasi gelombang elektromagnetik bila bertabrakan
dengan bangunan-bangunan lain.2
Perbedaan radiasi dalam bentuk partikel dan gelombang elektromagnetik yaitu, radiasi
dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang mempunyai massa terukur. Sebagai
contoh adalah radiasi alpha dengan simbol 2α4 yang menunjukkan bahwa angka 4
pada simbol radiasi menunjukkan jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 4 satuan
massa atom dan angka 2 menunjukkan jumlah muatan radiasi tersebut adalah positif
2). Radiasi beta dengan simbol -1β0, menunjukkan bahwa jumlah massa dari jenis
radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1 negatif, sedangkan radiasi
neutron dengan simbol 1η0, menunjukkan bahwa jumlah massa dari neutron adalah 1
sma dan jumlah muatannya adalah 0.3
Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton
adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah
gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar
matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.3
Semua jenis radiasi, kecuali sinar kosmis, dihasilkan dari stasiun pembangkit listrik
tenaga nuklir atau reaktor nuklir yang memproduksi isotop radioaktif.
Radiasi gelombang elektromagnetik masuk ke tubuh dengan cara yaitu,
Eksternal, yaitu melalui penetrasi pada kulit. Dosis pajanan bergantung pada
potensi daya tembus gelombang elektromagnetik.
Internal, yaitu melalui inhalasi atau tertelan (air yang mengandung isotop
tritium), dan kulit yang cidera.2
Intensitas risiko gangguan kesehatan akibat radiasi ionisasi bergantung pada cara
masuk radiasi tersebut ke tubuh dan jenis sinar radiasi. Partikel alpha paling mudah
ditahan dengan perisai, sedangkan partikel gamma dan sinar X lebih sukar.
Gangguan kesehatan akibat radiasi ionisasi dapat berbeda-beda, seperti :
5
Stokastik. Berat ringan efek radiasi tidak bergantung pada dosis absorpsi, maka
tidak memiliki nilai ambang batas, misalnya karsinoma, efek mutagenik,
teratogenik.2
Non stokastik atau deterministic. Berat ringan atau progresinya bergantung pada
dosis absorpsi dan memiliki nilai ambang batas.2
2. Radiasi Tanpa Ionisasi
Radiasi tidak mengion datang dalam bentuk cahaya, gelombang radio,
gelombang mikro dan radar.2 Jenis radiasi ini biasanya tidak mengionisasi atau tidak
menyebabkan kerusakan pada jaringan yang terpajan. Radiasi yang termasuk jenis ini
adalah:
Sinar matahari, yaitu radiasi infra merah, visible radiation, UV radiasi.
Efeknya antara lain yaitu skin burn, tanning, skin aging, kanker kulit,
fotosensitisasi dan katarak.
Microwave and radio frequency radiation. Sumber radiasi ini antara lain
dihasilkan oleh radar, alat komunikasi, alat diatermi, proses plastik, sterilisasi.
Efeknya yaitu katarak, lesi retina dan lesi testis.
Extremly low frequency radiation. Frekuensi radiasi ini sekitar 50-60 Hz dan
efek yang dihasilkan antara lain neuroendokrin dan gangguan reproduksi.
Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation). Sumber
radiasinya antara lain dihasilkan dari microwelding, peralatan medis, peralatan
rumah tangga dan pemotongan metal. Sifat sinarnya mengumpul, terfokus dan
mempunyai penetrasi tinggi. Organ paling sensitive bila terpajan sinar ini
adalah mata.2
B. Bahaya Psikologis karena Beban Tugas
Bahaya Psikologis ini terjadi karena ketidakseimbangan antara permintaan
ataupun tuntutan dengan kemampuan diri dimana seseorang merasa kegagalan
sebagai konsekuensinya. Pada bahaya psikologis ini, terdapat stressor yang
didefinisikan sebagai lingkungan atau kondisi yang mengakibatkan stress. Terjadi
perubahan pada individu dimana individu akan bereaksi atau menyesuaikan diri
dengan stress, yang disebut modifier. Hal ini terjadi pada setiap langkah akibat dari
stress.2 Stressor yang disebabkan pleh pekerjaan atau tempat kerja, antara lain:
6
Organisasi.
Contohnya yaitu perubahan yang terjadi, komunikasi yang tidak adekuat,
konflik sesama teman kerja, dan lain-lain.
Perkembangan karier.
Contohnya antara lain rendahnya peluang promosi yang dimiliki pekerja,
program baru berjalan tanpa adanya pelatihan dan pemberhentian pekerja.
Tugas.
Contohnya antara lain kualitsan dan kuantitas dari tugas tersebut dinilai
berlebihan atau kurang dari batas normal, pekerjaan yang berhubungan dengan
keselamatan rang banyak.
Tempat kerja.
Contohnya antara lain tempat kerja tidak mendukung karena adanya bising,
bau, tidak ergonomis dan keselamatan kerja kurang.2
Dampak yang terjadi atau strain yaitu reaksi dari stresss dilihat dari jangka
pendek yang dapat menunjukkan perubahan psikologis ataupun perilaku, sebagai
akibat dari stress. Dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan penyakit fisiologis,
yang disebut gangguan psikofisiologis.2
Dijelaskan dalam kasus, bahwa selagi krisis nuklir Jepang memburuk, 50
pekerja bertahan dalam PLTN Fukushima yang rusak. Para pekerja itu telah berjuang
untuk memompa air ke dalam reaktor sejak sistem pendingin PLTN itu mati setelah
gempa dan tsunami. Mereka terpaksa melepas sebagian uap radioaktif dari reaktor-
reaktor itu untuk mencegah meningkatnya tekanan, yang bisa menyebabkan bencana
nuklir besar. Dari pernyataan ini, disimpulkan bahwa bahaya psikologis pada kasus
ini terjadi akibat tanggung jawab yang dibebankan kepada para pekerja untuk
berusaha semaksimal mungkin agar bencana nuklir tidak menjadi semakin besar,
tentu saja ini menyangkut kehidupan orang banyak. Disampaikan pula dalam kasus,
keesokan harinya, walaupun kelelahan dengan upaya-upaya mendinginkan batang-
batang bahan bakar nuklir agar tidak meleleh dan menyebarkan tingkat radiasi yang
tinggi, para pekerja ini masih harus mengatasi kebakaran di sebuah unit lain setelah
terjadi ledakan dini hari. Beban kerja yang durasa oleh para pekerja tentu sangan
berat, ini merupakan faktor penyebab terjadinya bahaya psikologis karena kuantitas
dan kualitas kerja berlebihan.
7
Penyakit Radiasi
Penyakit radiasi adalah penyakit dan gejala yang dihasilkan dari paparan yang
berlebihan terhadap radiasi pengion.4 Tanda-tanda awal dan gejala penyakit radiasi
bisa diobati biasanya mual dan muntah. Jumlah waktu antara eksposur dan
ketika gejala-gejala berkembang merupakan indikator berapa banyak radiasi
seseorang telah menyerap.5 Setelah putaran pertama tanda dan gejala, orang
dengan penyakit radiasi mungkin memiliki periode singkat dengan tidak ada
penyakit yang jelas, diikuti dengan timbulnya gejala baru yang lebih serius.
Secara umum, lebih besar paparan radiasi, lebih cepat dan lebih parah gejala
yang akan timbul.3 Berdasarkan progresinya, radiasi dapat berbentuk radiasi efek
cepat, menghasilkan sindrom radiasi akut (usus, darah, SSP, gangguan fertilitas) dan
radiasi efek lambat (katarak, dermatitis).2
Sindrom radiasi akut (radiation sickness) diakibatkan oleh pajanan radiasi
ionisasi yang berat pada seluruh atau sebagian tubuh. Radiasi akan mengacaukan
ikatan-ikatan kimiawi tubuh sehingga terjadi perangsangan molekular dan pelepasan
radikal bebas. Pajanan akut dengan dosis kira-kira 100-400 Gy mulai bergejala dalam
jangka waktu 2-6 jam, sedangkan pada dosis 600-1000 Gy (dosis absorpsi malapetaka
Chenorbyl kira-kira 600 Gy) sudah timbul dalam 2 jam dalam bentuk sakit kepala,
demam, dan muntah. Pada hari ke-6, berkembang tanda limpopenia yang diikuti
dengan gastroenteritis yang berat, garulositopenia, dan trombositopenia. Pajanan akut
dengan dosis 1000-3000 Gy, dengan cepat menimbulkan gejala gastrointestinal yang
disertai kehilangan cairan, darah, dan elektrolit, disusul dengan penipisan mukosa
saluran pencernaan. Dosis yang melebihi 3000 Gy bersifat letal, yang diawali dengan
gangguan neurologic yang progresif seperti ataksia, letargia, tremor, dan kejang.2
Cedera Radiasi Lokal Akut. Pancaran radiasi ionisasi dapat terjadi dengan
tidak menyeluruh, tetapi secara terlokalisasi pada kulit atau bagian tubuh lainnya.
Pajanan radiasi lebih dari 300 Gy mengakibatkan kerontokan rambut, pajanan radiasi
lebih dari 600 Gy akan menyebabkan eritema, pajanan radiasi lebih dari 1000 Gy
mengakibatkan deskuamasi kering pada kulit, pajanan radiasi lebih dari 2000 Gy akan
menyebabkan deskuamasi basah. Rasa nyeri dan gatal-gatal segera terjadi setelah
pajanan, diikuti dengan eritema dan pembentukan vesikula. Usaha pencegahan untuk
cedera radiasi local akut sama seperti yang dilaksanakan pada sindrom radiasi akut.2
8
Pengaruh bencana nuklir terhadap kesehatan
Semua jenis mahluk hidup dapat terbunuh oleh radiasi bila mendapatkan dosis
yang cukup tinggi, namun dosis mematikan tergantung pada spesiesnya. Manusia
termasuk golongan mahluk hidup yang paling sensitif radiasi. Tapi kembali, dosis
mematikan tergantung pada organ yang terkena, dosisnya dan kondisi pada saat
terpaparkan.3
Dampak utama ada pada sel. Setiap saat, sel manusia berada dalam salah satu
dari dua kondisi, yaitu sedang membelah (seperti sel kanker) atau sedang tidak
membelah. Sel yang sedang membelah adalah yang paling sensitif. Dosis 1-2 Sv
cukup untuk membunuh rata-rata sel yang sedang membelah, sementara yang tidak
sedang membelah biasanya dapat bertahan pada dosis yang lebih besar lagi tanpa
menunjukkan tanda cedera. Sel ini pada gilirannya juga akan membelah dan pada saat
itu mereka dapat mati karena tumpukan radiasi yang diterima sebelumnya di gen atau
kromosomnya.
Cedera Gen
Radiasi meningkatkan laju mutasi dan kapasitas ini disebut dosis penggandaan
laju mutasi, yaitu dosis yang menghasilkan laju mutasi tambahan dari mutasi normal
yang terjadi spontan tiap generasi. Semakin sensitif sebuah gen pada radiasi, semakin
rendah dosis penggandanya. Dosis pengganda untuk paparan intensitas tinggi pada
berbagai organisme yang ditemukan mati dalam eksperimen berada dalam kisaran 0,3
hingga 1,5 Gy. Dari hasil eksperimen dengan tikus dan hewan lab lainnya, dosis yang
diperlukan untuk menggandakan laju mutasi manusia diperkirakan berkisar antara 0,2
– 2,5 Sv.3
Cedera Kromosom
Pengaruh pada kromosom manusia terjadi pada pemutusan serabut kromosom.
Kromosom berbentuk X sehingga lengan-lengannya dapat putus. Secara alamiah,
lengan-lengan ini dapat menyatu kembali. Bila hanya satu kromosom yang putus,
penyatuan kembali dapat dinilai aman. Tapi bila serentak beberapa kromosom yang
putus, tangan-tangan kromosom dapat salah menyatu. Individu yang terpengaruhi hal
ini disebut semisteril (setengah mandul). Karena jumlah keturunan yang dapat
dihasilkan lebih rendah dari normal, maka perubahan struktural kromosom ini
9
cenderung mati dalam beberapa generasi. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh dosis
tinggi sinar X dan sinar gamma dari radiasi nuklir.3
Cedera Organ
Kulit merupakan organ terluar manusia dan karenanya paling langsung
menerima cedera radiasi. Reaksi terawal kulit adalah eritema di daerah yang terkena
radiasi, yang muncul dalam beberapa jam setelah terkena dosis minimal 6 Gy. Reaksi
ini berlangsung beberapa jam dan kemudian dalam dua atau empat minggu kemudian
pemerahan menjadi lebih parah karena semakin dalam dan berkepanjangan. Mata juga
termasuk organ luar yang mendapat radiasi langsung. Lensa mata dapat menjadi keruh
dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan kebutaan. Efek ini baru terdeteksi
beberapa bulan setelah paparan. Dosis 5 Sv pada mata dalam satu paparan dapat
menyebabkan katarak dan bila dosisnya kecil, 14 Sv yang menumpuk dapat
menyebabkan katarak dalam beberapa bulan.3
Organ lainnya juga dapat mengalami gangguannya masing-masing. Tanda dan
gejala dari iradiasi intensif pada sumsum tulang atau saluran pencernaan
menyebabkan penyakit radiasi atau sindrom radiasi akut. Gejala awalnya adalah
hilang nafsu makan, nausea dan muntah dalam beberapa jam setelah iradiasi,
kemudian seolah sembuh dalam beberapa hari lalu terjadi fase utama penyakit yang
dapat menyebabkan kematian.
Kanker yang terjadi umumnya pada payudara perempuan yang keparahannya
tergantung dosis tapi tidak tergantung pada paparan (besar dan sebentar atau sedikit
tetapi lama). Kerentanan menurun seiring usia wanita sehingga yang muda lebih
mudah terkena. Kanker payudara yang terjadi pada semua usia dirata-ratakan
memberi nilai tiga hingga enam kasus per 10 ribu wanita per siever per tahun.
Tumor tiroid adalah kanker yang paling mudah menyerang karena dosis
penginduksinya cukup 0,06 – 2 Gy. Leukemia anak dapat terjadi dengan dosis yang
lebih rendah lagi, yaitu 10-50 mGy dan resikonya menjadi 10-50 persen lebih tinggi
pada janin dalam kandungan.
Jaringan janin semuanya terdiri dari sel-sel yang aktif membelah, sehingga
sangat sensitif dengan radiasi. Tipe kerusakan tergantung pada tahapan perkembangan
janin. Sebagai contoh, ketika paparan terjadi saat organ tertentu terbentuk, malformasi
organ dapat terjadi. Paparan pada masa awal janin dapat membunuh janin sementara
10
pada janin lebih tua, menyebabkan janin tumbuh secara tidak normal. Percobaan pada
tikus menunjukkan ketidaknormalan janin yang lahir kebanyakan terjadi pada sistem
syaraf, seperti pengecilan otak (mikrocephali), pembesaran kepala karena cairan
berlebih (hidrocephali) dan kegagalan mata untuk berkembang (anophthalmia).
Dampak tersebut terjadi karena dosis 1-2 Gy yang terjadi pada tahap perkembangan
janin yang sesuai. Ketidaknormalan fungsional yang terjadi sejak bayi dapat berupa
refleks tak normal, kegelisahan dan hiperaktivitas, idiot dan kerentanan kejang akibat
terpicu sesuatu dari luar tubuh. Ketidaknormalan lainnya mirip dengan
ketidaknormalan yang disebabkan infeksi virus, narkotika, pestisida dan mutagen.3
Selain itu, pengaruh bencana nuklir terhadap kesehatan manusia juga dapat
dikelompokkan berdasarkan lama waktu pajanannya. Dampak radiasi nuklir beragam,
ada yang dirasakan seketika, ada pula yang muncul dalam jangka panjang.
Pengaruh radiasi lokal pada manusia dapat berimbas pada timbulnya eritema,
bengkak, kulit mengelupas dan melepuh, rasa sakit, darah beku, gangren dan lain-lain.
Radiasi jangka pendek dapat menyebabkan mual - muntah, diare, letih, sakit kepala
dan demam. Radiasi jangka menengah bisa menyebabkan tekanan darah rendah,
kerontokan rambut atau kebotakan, muntah darah, mata berkunang-kunang, dan
disorientasi. Sedangkan dampak mematikan akibat paparan radiasi jangka panjang
adalah kanker, kematian sel, gangguan sistem saraf dan reproduksi, penuaan diri dan
deformasi atau cacat tubuh. Radiasi tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang
langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak
jangka panjang yang biasanya menjadi ancaman bagi manusia dan mahkluk hidup
lain.6
Pencegahan
Upaya pencegahan dilaksanakan dengan mempertimbangkan 3 unsur penting2, yaitu:
Waktu. Dosis pajanan merupakan hasil kelipatan dari konsentrasi dan waktu,
maka dengan mengurangi waktu pajan praktis akan mengurangi dosis.
Jarak. Makin jauh jarak sumber radiasi, intensitas pancaran radiasi akan makin
kecil. Maka dengan menggunakan peralatan pengendali jarak jauh (remote
control) akan sangat berguna untuk mengurangi dosis pajanan.
11
Perisai.Berbagai macam bahan perisai dapat mengabsorpsi jenis pancaran
radiasi yang berbeda, maka bahan-bahan ini dapat digunakan untuk menangkal
penyebaran radiasi.
Kertas tisu dapat menangkal pancaran radiasi partikel alfa.
Lempeng timbal/ barium/ tembok bata dapat menangkal sinar X dan
gamma.
Air merupakan penangkal radiasi partikel neutron. Oleh karena itu, air
sebagai penangkal radiasi partikel neutron yang dihasilkan dari
pemecahan atom uranium di stasiun pembangkit tenaga atom.2
Di samping itu bentuk upaya pencegahan adalah sebagai berikut2:
Desain tempat kerja harus lebih diperhatikan.
Desain prosedur kerja (training dan supervisi, implementasi program proteksi
radiasi).
Monitor terhadap gangguan kesehatan.
Penerangan mengenai bahaya kecelakaan radiasi berikut penanganan darurat
(evakuasi ke sarana kesehatan).
Mencatat pajanan radiasi pada masing-masing pekerja dengan personal
dosimeter.
Membatasi pajanan radiasi untuk efek stokastik agar tidak lebih dari 50 mSv
setahun, dan untuk efek non stokastik agar tidak melebihi 0,5 Sv (untuk lensa
mata 0,15 Sv).
Memberi label dan tanda peringatan untuk seluruh sumber radiasi dan daerah
yang terpajan radiasi.
Penggunaan Shielding, peralatan dan baju kerja untuk melindungi diri
terhadap radiasi (apron, gloves).2
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Mayo Clinic. Hazard and Radiation sickness. Available at: http://www.
mayoclinic.com/health/hazard/radiation-sickness/DS00432. Accessed on June
26, 2011.
2. Harianto, Ridwan. Bahaya Kerja. In: Hardiyanti, EA, editor. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC; 2010. p. 171-80.
3. PPIN BATAN. Radiasi. [ Updated at 2008]. Available at http://www.batan.
go.id/FAQ/faq_radiasi.php. Accesed on June 25, 2011.
4. Mayo Clinic. Causes of Radiation sickness. Available at: http://www.
mayoclinic.com/health/radiation-sickness/DS00432/DSECTION=causes.
Accessed on June 26, 2011.
5. Bushberg, JT. Radiation exposure and contamination. The Merck Manuals:
The Merck Manual for Healthcare Professionals" and "Upton AC. Radiation
injury. In: Goldman L, et al., editorss. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia,
Pa: Saunders Elsevier; 2007.p.326. Available at: http://www.
mayoclinic.com/health/radiationsickness/DS00432/DSECTION=symptoms.
6. Medlineplus. Radiation Sickness. [Updated on January 12, 2011]. Available
at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000026.htm . Accessed
on June 24, 2011.
13