makalah napza..docx
DESCRIPTION
Makalah Nafza SopandiTRANSCRIPT
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
1/29
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN PENYALAHGUNAAN DAN
KETERGANTUNGAN NAPZA
Disusun oleh
Kelompok VI
1. XX
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG
Jl. Brigjend Katamso No. 37(0260) 412520 Subang 412122014
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
2/29
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan Rahmat Nyakepada kita semua. Sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyalahgunaan Dan Ketergantungan
Napzayang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas.
Kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kholis Nurhandayani, S.Kp., M.Kep., selaku Direktur Akper Subang.2. Hj. Nunung Nuryani, B.Sc., M.M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
3. Orang tua kami yang membantu dan mendukung kami baik moral maupunmoril.
4. Rekan-rekan kami yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan serta pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan kami selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Subang, Mei 2010
Penyusun
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
3/29
ii
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1B. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengetian ............................................................................................. 3B. Proses terjadinya masalah .................................................................... 4C. Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyalahgunaan dan
Ketergantungan NAPZA ..................................................................... 7
1. Pengkajian ...................................................................................... 72. Diagnosa Keperawatan................................................................... 73. Intervensi Keperawatan ................................................................. 94. Evaluasi ......................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 12B. Saran .............................................................................................. 12
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
4/29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPenyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori NAPZA
pada akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan majalah
serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya semakin makin banyak
masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut, khususnya anak
remaja (15-24 tahun) sepertinya menjadi suatu model perilaku baru bagi kalangan remaja
(DepKes, 2001).
Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara lain karena kurangnya
pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut serta kemudahan untuk
mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat bukan karena pendidikan yang
rendah tetapi kadangkala disebabkan karena faktor individu, faktor keluarga dan faktor
lingkungan.
Faktor individu yang tampak lebih pada kepribadian individu tersebut; faktor
keluarga lebih pada hubungan individu dengan keluarga misalnya kurang perhatian
keluarga terhadap individu, kesibukan keluarga dan lainnya; faktor lingkungan lebih pada
kurang positif sikap masyarakat terhadap masalah tersebut misalnya ketidakpedulian
masyarakat tentang NAPZA (Hawari, 2000).
Dampak yang terjadi dari faktor-faktor di atas adalah individu mulai melakukan
penyalahgunaan dan ketergantungan akan zat. Hal ini ditunjukkan dengan makin
banyaknya individu yang dirawat di rumah sakit karena penyalahgunaan dan
ketergantungan zat yaitu mengalami intoksikasi zat dan withdrawal.
Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan dan
ketergantungan NAPZA di rumah sakit khususnya upaya terapi dan rehabilitasi sering
tidak disadari, kecuali mereka yang berminat pada penanggulangan NAPZA (DepKes,
2001).
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka perlunya peran serta tenaga
kesehatan khususnya tenaga keperawatan dalam membantu masyarakat yang di rawat di
rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk itu
dirasakan perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan klien penyalahgunaan dan
ketergantungan NAPZA (sindrom putus zat).
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
5/29
4
B. Tujuan1. Perawat dapat mengetahui pengertian klien penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA.
2. Perawat dapat mengetahui proses terjadinya masalah klien NAPZA.3. Perawat dapat melakukan asuhan keperawatan klien NAPZA.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
6/29
5
A. Rentang Respon Gangguan Penggunaan Zat Adiktif.Rentang respon gangguan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang
ringan sampai yang berat, indikator rentang respon ini berdasarkan perilaku yang
ditampakkan oleh remaja dengan gangguan penggunaan zat adiktif sebagai berikut :
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan
Eksperimental : Kondisi penggunaan taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja.
Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia biasanya ingin mencari
pengalaman yang baru atau sering pula dikatakan taraf coba-coba.
Rekreasional : Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebayanya,
misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan, acara ulang tahun.
Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-temannya.
Situasional : Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi
dirinya sendiri. Sering kali penggunaan ini merupakan cara utntuk melarikan
diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya individu menggunakan
zat pada saat sedang konflik stress dan frustasi.
Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudah mulai digunakan
secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku
mengganggu fungsi dalam peran dilingkungan sosial, pendidikan, dan
pekerjaan.
Ketergantungan : penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan
fisik dan psikologis. Ketrgantungan fisik ditandai dengan adanya Toleransi
dan SynromaPutus zat(Suatu kondisi diamana individu yang biasa
menggunakan zat adiktif secara rutin, Pada dosis tertentu menurunkan jumlah
zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga menimbulkan kumpulan
gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan). Sedangkan Toleransi(Suatu
kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis atau jumblah zat,
untuk mencapai tujuan yang bisa diinginkannya.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
7/29
6
B. Pengenalan Zat AdiktifBila kita berbicara mengenai gangguan penggunaan zat adiktif atau penyalahgunaan
zat adiktif, akan ditemukan berbagai istilah seperti :
- Zat Adiktif- Zat Psikoaktif- Narkotika
Perbedaan ketiga perbedaan istilah di atas yaitu :
1. Zat Adiktif: Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkankecanduan atau ketergantungan.
2. Zat Psikoaktif: Golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otaksehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kongnitif, persepsi,
kesadaran seseorang. Ada 2 jenis psikoaktif:
a. Bersifat Adiksi.b. Bersifat Non Adiksi: ObatNeuroleptikauntuk kasus gangguan jiwa psikotik, obat
antidepresi.
3. Narkotika: Istilah ini menurut Undang-Undang Narkotika No.9 Tahun 1976 adalahGanja, Opioida, Kokain.
Zat psikoaktif ada beberapa macam, dan yang sering disalahgunakan adalah jenis zat
psikoaktif yang bersifat adiksi:
1. Golongan Opiodia :Morfin, heroin (putaw), candu, codein, petidin.2. Golongan Kokain :Serbuk kokain dan daun kokain.3. Golongan Kanabis :Ganja (Mariyuna), minyak hassish.4. Golongan Alkohol :Semua minuman yang mengandung Ethyl alkohol seperti
brandy, wine, bi, whisky, cognac, brem, tuak, anggur ortu (AO), dsb.
5. Golongan Sedatif Hipnotik :BK, rohypnol, magadon, dumolid, nipam, madrak.6. Golongan MDA (Methylene Dioxy Ampethamine) :Ampetamine benzedrine
dexedrine.
7. Golongan MDMA (Methylene Dioxy Meth Ampethamine) :Extacy.8. Golongan Halusinogen :LSD, meskaloin, mushrom, kecubung.9. Golongan Solven dan Inhalansia :Aica Aibon (glue) saceton, thiner, n2o.10.Nikotin :tembakau.11.Kafein :Kopi dan Teh.12.Golongan lainnya.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
8/29
7
Yang Terjadi Bila Seseorang Menggunakan Zat Adiktif :
Bila seseorang menggunakan zat adiktif akan dijumpai gejala atau kondisi yang
dinamakan Intoksikasi, dimana zat adiktif tersebut bekerja dalam susunan saraf pusat (teler)
yang menyebabkan perubahan memori, perilaku, kongnitif, alam perasaan, kesadaran.
Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau sering secara berkesinambungan
akan tercapai suatu kondisi yang dinamakan Toleransi. Kondisi tersebut adalah peningkatan
jumlah penggunaan zat adiktif untuk mencapai tujuan dari pemakai. Kondisi toleransi ini
akan terus berlangsung sampai mencapai dosis yang optimal (Over Dosis).
Pada pemakaian yang terus-menerus maka individu akan sampai pada tahap toleransi
yang cukup tinggi, si pengguna zat adiktif ini bila ia menghentikan atau tidak menggunakan
zat adiktif akan menimbulkan gejala-gejala yang dinamakan klien dalam kondisi With Drawl
atau Sindroma putus zat.
Gejala atau syndrom putus zat berbeda untuk setiap jenis zat adiktif pada kondisi
intoksikasi gejala akan berbeda sesuai dengan jenis zat yang disalah gunakan.
ALKOHOL GANJA OPIOIDA ECTASY HALUSINODEN
INTOKSIK
ASI
Bicara cadel,
Gerakan tidak
terkoordinir,
Nistagmus,
Kesadaran
menurun,
Apatis,
Somnolen,
Sopor, Koma,
Vertigo,
Dilatasi
pupil,Jalan
sempoyongan
.
Konjungtiva
merah,Nafsu
makan
bertambah,
Mulutkering,
Denyutjantung
cepat,Gerakan
tidak
terkoordinir,
Euphoria,
Cemas,
Waham,Daya
nilai terganggu
,Relaksaksi,
Mengantuk,
Dipersonalisasi,
Gangguan
Pupil
menyempit,
Bicara
cadel,
Euphoria,
Apatis,
Gerakan
lambat,
Mengantuk,
Gangguan
mengingat,
Gangguan
perhatian,
Miosis,
Konstipasi,
Tingkat
kesadaran
Perilaku
diulang, Panik,
Pranoid
(curiga),
Denyut
jantung cepat,
Pupil
melebar,TD
naik, Banyak
keringat,
Mulut kering,
Menggigil,
Mual muntah,
Agresif
bingung,
Tegang,
Euphoria,
Pusing, Gangguan
Prsepsi,
Dipersonalisasi,
Deralisasi,
Halusinasi, Ilusi,
Sinestesi, Depresi,
Kecemasan, Takut
gila, Mengantuk,
Merasa menjadi
pusat perhatian,
Muntah mual,
Ataksia, Daya nilai
terganggu.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
9/29
8
proses
kongnitif,
Hipotensi
orthostatik.
menurun,
Hipotensi
orthostatik
Cemas,
Marah-
marah,BB
menurun,Kejang
diskinesia,
Distonia,
Tahan tidak
tidur.
PUTUS
ZAT
Gelisah,
Berkeringat,
Denyut
jantung cepat,
Termor
ditangan,
Mual muntah,
Kejang otot,
Cemas,
Agresif,
Halusinasi,
Ilusi,Tinitus
Delirium,
Insomnia,
Sakit kepala
lemah.
Apatis,
Gerakan
lambat,
Mengantuk,
Gangguan
mengingat,
Gangguan
perhatian,
Miosis,
Konstipasi,
Tingkat
kesadaran
menurun,
Hipotensi
orthostatik.
Lelah, Mimpi
buruk,
Insomnia,
Nafsu makan
bertambah,
Gerakan
lambat,
Agitatif
murung,
Tindakan
bunuh diri,
Iritabilitas,
Depresi berat,
Cemas.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
10/29
9
Seseorang Dikatakan Menyalahgunakan dan Ketergantungan :
Kedua triminologi ini sangat penting untuk diketahui terutama untuk tindakan terapi
dan perawatan pasien dengan penyalahgunaan zat adiktif. Seseorang yang menggunakan zat
bersifat patologis, relatif digunkan lebih sering dari biasanya walaupun klien menderita cukup
serius akibat penggunaannya tetapi tidak mampu utuk menghentikan, pemakain telah
berlangsung lebih kurang 1 bulan. Sehingga terjadi penyimpangan perilaku dan menggangu
fungsi sosial, pekerjaan dan pendidikan.
Ketergantungan zat adiktif adalah kondisi penyalahgunaan yang lebih berat, telah
terjadi ketergantungan fisik dan psikologis, ketergantungan fisik ditandai dengan Toleransi
dan Sindroma putus zat.
C. Beberapa Faktor Pendukung Terjadinya Gangguan Penggunaan NAPZA.1. Faktor Biologis :
- Genetik (tendensi keturunan).- Metabolik: Etil alkohol bila di metabolisme lebih lama maka lebih efisien untuk
mengurangi individu menjadi ketergantungan.
- Infeksi pada organ otak: Intergrasi menjadi rendah (retradasi mental, misalnyaensefhalitis, meningitis).
- Penyakit kronis: kanker, asthma bronchiale,penyakit menahun lainnya.2. Faktor Psikologis :
- Tipe kepribadian (dependen, ansietas, depresi, antisional)- Harga diri yang rendah : Depresi terutama karena kondisi sosial ekonomi, pada
penyalahgunaan alkohol, sedatif hipnotik yang mencapai tingkat ketergantungan
diikuti rasa bersalah.
- Pemecahan Disfungsi Keluarga : Kondisi keluarga yang tidak stabil, role model(ketauladanan) yang negatif, tidak terbina saling percaya antar anggota
keluarga, keluarga yang tidak mampu memberikan pendidikan yanag sehat pada
anggota, orang tua dengan gangguan penggunaan zat adiktif, perceraian.
- Individu yang mempunyai perasaan tidak aman.- Cara pemecahan masalah individu yang menyimpang.- Individu yang mengalami krisis identitas dan kecendrungan untuk
memperaktikan homoseksual, krisis identitas.
- Rasa bermusuhan dengan keluarga atau dengan orangtua.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
11/29
10
3. Faktor Sosial Kultural :- Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan zat seperti tembakau, nikotin,
ganja, alkohol.
- Norma kebudayaan pada suku bangsa tertentu menggunakan halusinogen ataualkohol untuk upacara adat dan keagamaan.
- Lingkungan tempat tinggal, sekolah, teman sebaya banyak mengedarkan danmenggunakan zat adiktif.
- Persefsi dan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan zat adiktif.- Remaja yang lari dari rumah.- Penyimpangan seksual pada usia dini.- Perilaku tidak kriminal pada usia dini, misalnya mencuri, merampok dalam
komunitas.
- Kehidupan beragama yang kurang.
D. Stressor Pencetus Gangguan Penggunaan Zat adiktif.Strerssor dalam kehidupan merupakan kondisi pencetus terjadinya gangguan
penggunaan zat adiktif bagi seseorang atau remaja,menggunakan zat merupakan cara untuk
mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.
Beberapa stressor pencetus adalah :
1. Pernyataan dan tuntutan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagaipengakuan.
2. Reaksi sebagai cara untuk mencari kesenangan, individu untuk menghindari rasa sakitdan mencari kesenangan, rileks agar lebih menikmati hubungan interpersonal.
3. Kehilangan orang atau sesuatu yang berarti seperti pacar, orang tua, saudara, drop outdari sekolah atau pekerjaan.
4. Diasingkan oleh lingkungan, rumah sekolah, kelompok teman sebaya, sehingga tidakmempunyai teman.
5. Kompleksitas dan ketegangan dari kehidupan modern.6. Tersedianya zat adiktif dilingkungan dimana seseorang berada khususnya pada individu
yang mengalami pengalaman kecanduan zat adiktif.
7. Pengaruh dan tekanan teman sebaya (diajak, dibujuk, diancam).8. Kemudahan mendapatkan zat adiktif dan harganya terjangkau.9. Pengaruh film dan iklan tentang zat adiktif seperti alkohol dan nikotin.10.Pesan dari masyarakat abahwa penggunaan zat adiktif dapat menyelesaikan masalah.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
12/29
11
E. Penyakit Fisik Akibat Penggunaan Zat Adiktif.1. Cellulitis, Phelebitis.2. Septicemia, bacteroal endicarditis.3. HIV infeksi.4. Hepatitis B atau C.5. Erosi dan iritasi pada hidung.6. Chirosis hepatitis.7. Bronchitis.8. Gastritis.9. Penyakit kulit kelamin.
F. Maslah Kesehatan dan Keperawtan Secara Umum yang Timbul Akibat PenggunaanZat Adiktif.
1. Depresi sistem pernafasan.2. Depresi pusat pengatur kesadaran, precoma, coma, amuk, akibat intoksikasi.3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat dellirium tremens.4. Kecemasan yang berat sampai panik.5. Potensial mencedrai diri, merusak diri dan lingkungan.6. Perilaku agresif.7. Depresi pusat pengatur komunikasi verbal.8. Gangguan kongnitif, daya ingat, daya nilai, proses pikiran (wham), gangguan
konsentrasi.
9. Gangguan pencernaan nausea,vomitus.10.Gangguan sistem neurologis, kejang.11.Gangguan persefsi, halusinasi.12.Gangguan pola tidur dan istirahat.13.Gangguan sistem muskuloskeletal: nyeri sendi, otot dan tulang.14.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.15.Gangguan ADL.16.Gangguan konsep diri dan harga diri rendah akibat pemecahan masalah yang tidak
efektif.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
13/29
12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
1. Pengkajiana. Fisik.
Data fisik yang mungkin ditemukan pada klien dengan penggunaan NAPZA pada saat
pengkajian adalah sebagai berikut : nyeri, gangguan pola tidur, menurunnya selera
makan, konstipasi, diare, perilaku seks melanggar norma, kemunduran dalam kebersihan
diri, potensial komplikasi, jantung, hati, dan sebagainya, infeksi pada paru-paru.
Sedangkan sasarannya yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk teratur dalam
pola hidupnya.
b. Emosional.Perasaan gelisah (takut kalau diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak berdaya.
Sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk mengontrol dan
mengendalikan diri sendiri.
c. Sosial.Lingkungan sosial yang bisa akrab dengan klien biasanya adalah teman pengguna zat,
anggota keluarga lain pengguna zat dilingkungan sekolah atau kampus yang digunakan
oleh para pengedar.
d. Intelektual.Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adiktif, perasaan ragu untuk berhenti,
aktivitas sekolah atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti. Sasaran yang
ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk konsentrasi dan meningkatkan daya pikir
ke hal-hal yang positif.
e. Spiritual.Kegiatan keagamaan tidak ada, nilai-nilai kebaikan ditinggalkan karena perubanhan
perilaku (tidak jujur, mencuri, mengancam dan lain-lain). Sasaran yang ingin dicapai
adalah mampu meningkatkan ibadah, pelaksanaan nilai-nilai kebaikan.
f. Keluarga.Ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan dan pengurasan
secara ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola aktif tidak efektif, dukungan moril
terhadap klien tidak terpenuhi. Sasan yang hendak dicapai adalah keluarga mampu
merawat klien yang pada akhirnya mencapai tujuan utama yaitu mengantisipasi
terjadinya kekambuhan (relaps).
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
14/29
13
2. Pohon Masalah.
3. Diagnosa Perawatan
Diagnosa perawataan menurut NANDA ( The American Nursing Diagnosis Association ) :
1. Gangguan persepsi sensori pada penggunaan halusinogen sehubungan denganteman sebaya, dimanifestasikan dengan berteriak dan menutup telinga bila ditinggal
sendiri dikamar.
2. Gangguan proses berpikir pada penggunaan alkohol sehubungan dengan tekanandari hukum dan tuntutan dari keluarga dimanifestasikan dengan bingung dan kurang
sadar.
3. Gangguan persepsi sensori visual pada penggunaan alkohol sehubungan denganhilangnya pekerjaan dan ditolak keluarga.
4. Gangguan hubungan sosial; manipulatif; sehubungan dengan kondisi putus zatadiktif.
Potensial
kom likasi
Resiko
mencederai diri
Koping individu tidak efektif:
Tidak mampu mengatasi keinginan
menggunakan zat
INTERNAL
Berhubungan dengan
gejala putus zat
Kurang aktivitas
Distress spiritual
Perubahan
pemeliharaan
kesehatan
EKSTERNAL
Kerusakan interaksi
sosial ( maladaptif )
Koping keluarga tidak
efektif
Penatalaksanaan yangtidak efektif
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
15/29
14
5. Tidak efektif nya koping individu sehubungan dengan terus menerus menggunakanzat adiktif.
6. Gangguan konsep diri; harga diri yang rendah sehubungan dengan ketidakmampuanmengatasi masalah.
7. Gangguan konsep diri sehubungan denganmenggunakan mekanisme pertahanandiri; denial agar tetap menggunakan obat.
8. Gangguan konsep diri; harga diri rendah sehubungan dengan tidak mampumengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.
9. Gangguan pemusatan perhatian sehubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif.10.Gangguan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari hari sehubungan dengan dampak
penggunaan zat adiktif.
11.Partisipasi keluarga yang kurang dalam pengobatan klien sehubungan dengankurangnya pengetahuan.
12.Menolak mengikuti aktivitas program sehubungan dengan kurangnya motivasiuntuk sembuh.
13.Potensial untuk melarikan diri sehubungan dengan ketergantungan psikologisterhadap zat adiktif.
14.Potensial mengancam keamanan diri sehubungan dengan kondisi pemutusan zatsedatif hipnotik
15.Potensial memburuknya kesadaran; koma sehubungan dengan overdosispenggunaan zat sedatif hipnotik.
16.Potensial gangguan kardiovaskuler; postural hipotensi sehubungan denganintoksikasi sedative hipnotik.
17.Gangguan gastrointestinal; mual, muntah, diare, sehubungan dengan kondisipemusatan zat adiktif.
18.Mekanisme koping destruktif; mengamuk sehubungan dengan perasaan ditolakkeluarga.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
16/29
15
4. Prinsip Penatalaaksanaan Keperawatan
a. Prinsip biopsikososiospritual ( Stuart Sundeen ):1) Biologis
Tindakan biologis dikenal dengan detoksifikasi yang bertujuan untuk:
1. Memberikan asuhan yang aman dalam withdrawl ( prosespenghentian ) bagi klien pengguna NAPZA.
2. Memberikan asuhan yang humanistik dan memelihara martabat klien.3. Memberikan terapi yang sesuai.
Setelah detoksifikasi tercapai, mempertahankan kondisi bebas dari zat adiktif,
dimana terapi farmakologis harus ditunjang oleh terapi yang lainnya.
2) Psikologis:Bersama klien mengevaluasi pengalaman yang lalu dan mengidentifikasi
aspek positifnya untuk dipakai mengatasi kegagalan.
3) Sosial:1. Konseling keluarga:
Keluarga sering frustasi menghadapi klien dan tidak mengerti sifat dan
proses adiksi sehingga seringkali melakukan hal yang tidak terapeutik
terhadap klien. Keluarga sering melindungi klien dari dampak adiksi,
meminta anggota keluarga lain untuk memanfaatkan klien.
Menyalahkan diri sendiri, menghindari konfrontasi yang semuanya
menyebabkan klien meneruskan pemakaian zat adiktif. Masalah yang
dihadapi klien menimbulkan dampak bagi keluarga seperti rasa tidak
aman, malu, rasa bersalah, masalah keuangan, takut, dan merasa
diisolasi. Oleh karena itu perawat perlu mendorong keluarga untuk
mengikuti pendidikan kesehatan tentang proses penggunaan dan
ketergantungan, gejala putus zat, gejala relapse, tindakan keperawatan,
lingkungan terapeutik, dan semua hal yang terkait dengan pencegahan
relapse dirumah.
2. Terapi kelompok:Terdiri dari 710 orang yang difasilitasi oleh therapist, kegiatan yang
dilakukan adalah tiap anggota bebas menyampaikan riwayat sampai
terjadinya adiksi, upaya yang dilakukan untuk berhenti memakai zat,
kesulitan yang dihadapi dalam melakukan program perawatan,
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
17/29
16
therapist dan anggota kelompok memberikan umpan balik dengan
jujur dan dapat menambah pengalaman masing masing.
3. Self help group:Self help group adalah kelompok yang anggotanya terdiri dari klien
yang berkeinginan bebas dari zat adiktif, dukungan antar anggota
kelompok memberikan kekuatan dan motivasi untuk bebas dari zat
adiktif.
b. Prinsip community therapeutik ( Ana Keliat )Pada tempat ini klien dilatih untuk merubah perilaku kearah yang positif, sehingga
mampu menyesuaikan dengan kehidupan di masyarakat. Hal ini dapat dilakukan bila
klien diberi kesempatan mengungkapkan masalah pribadi dan lingkungan.
Community terapeutik melakukan intervensi untuk mengatasinya.
Beberapa metoda yang dilakukan:
1) Slogan yang berisi norma atau nilai kearah positif.2) Pertemuan pagi ( moorning meeting ) yang diikuti oleh seluruh staf dank lien
untuk membahas masalah individu, interaksi antarklien dan kelompok.
3) talkingto : metoda yang digunakan untuk saling memperingatkan dengancara yang ramah sampai yang keras.
4) Learning experience yaitu pemberian tugas yang bersifat membangun untukmerubah perilaku negatif.
5) Pertemuan kelompok.6) Pertemuan umum ( general meeting )
5. Prinsip Prestasi ( Yosep )
P Prayer
( religious )
- Pemberian ceramah agama.- Menyediakan bacaan bacaan buku agama yang memotivasi
hidup.
- Kolaborasi dalam psychoreligius terapy.- Menjelaskan prinsip prinsip kesuksesan hidup menurut konsep
agama yang diyakini.
- Menjelaskan tanggung jawab yang harus dipikul apabilamelanggar norma agama.
- Menjelaskan kisah kisah orang saleh yang diridoi Tuhansebagai suri tauladan.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
18/29
17
- Diskusikan keagamaan, pengajian, seminar keagamaan.R Reconciliation
of family
- Diskusikan dengan keluarga.- Mengajarkan komunikasi assertif pada keluarga.-
Melibatkan anggota keluarga dalam terapi.- Penyuluhan tentang proses, dampak dan penatalaksanaan
adiksi.
- Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur bilasugestinya datang.
- Diskusikan upaya keluarga membantu klien mengurangisugesti.
- Bantu suasana mendukung keakraban di rumah.- Idetifikasi penerimaan keluarga terhadap masalah.- Bantu menerima masalah.- Identifikasi harapan untuk sembuh total.- Diskusikan arti kesembuhan.- Identifikasi pola asuh dalam keluarga.- Bantu keluarga latihan mengucapkan kata kata yang
menghargai dan mendukung klien untuk berhenti.
- Bantu menyembunyikan klien dari pengguna zat.- Bantu memutuskan hubungan dengan pengguna zat.- Diskusikan untuk menghargai usaha klien tidak berhubungan
lagi dengan pengguna zat.
E Environment
condusif
- Menghindari orang yang adiksi.- Menjauhi tempat tempat yang berkaitan dengan adiksi.- Mencari lingkungan pergaulan baru.- Mencari teman dekat dengan kemampuan prestasi yang tinggi.- Hijrah menuju tempat tinggal yang lebih kondusif untuk maju.- Bergaul dengan orang orang yang berprestasi.- Bantu mengidentifikasi teman bukan pengguna zat.- Beri dukungan akan harapan bergaul lebih banyak dengan
bukan pengguna zat.
S Say no!
( dont try )
- Tidak pernah mencoba ( bagi yang belum terkena )- Belajar mengucapkan kata kata tidak.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
19/29
18
- Belajar berpikir positif dan bersikap optimis.- Bantu klien menilai faktor negatif bila kontak dengan sesama
pengguna zat.
-
Bantu klien mengakhiri hubungan dengan teman pengedar.- Bantu klien menghindari penggunaan zat lain.
T Time
management
- Membuat jadwal kegiatan harian.- Mencatat kegiatan harian.- Melakukan evaluasi kegiatan harian setiap menjelang tidur.- Memberikan kegiatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
pasien.
- Memberikan reinforcement prestasi yang dicapai pasien.- Mengikutsertakan klien dalam kegiatan pertemuan kelompok
setiap pagi; diberikan tugas membaca berita yang actual, serta
dibahas bersama klien lain.
- Mengikutsertakan dan membuat jadwal pada jam jam tertentu.- Mengikutsertakan klien pada seminar dengan topik topik
tertentu seperti AIDS, dampak zat adiktif, cara hidup sehat.
A Activity of
dynamic
- Membuat target prestasi harian.- Meniru orang orang sukses dalam menghabiskan waktu setiap
hari.
- Menjelaskan kiat kiat mengusir kemalasan.- Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti yang lebih
positif.
- Identifikasi potensi / hobi / aktivitas yang menyenangkan.- Diskusikan manfaat aktifitas.- Bantu merencanakan aktivitas ( susun jadwal )- Motivasi untuk melakukan aktivitas secara teratur.- Motivasi untuk mengatasi masalah dengan memulai segera.- Motivasi untuk mengatasi bosan dengan selingan istirahat saat
beraktivitas.
S Subject for
future
- Membuat perencanaan tahunan.- Mencari, mengidentifikasi tokoh idola yang dikagumi klien.- Mempelajari riwayat hidup orang orang sukses.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
20/29
19
- Latihan menggunakan kata kata ingin hidup sehat , masadepan penting , masih ada harapan .
I Information
of impactdrug abuse
- Menunjukkan angka angka statistic korban NAPZA.-
Menunjukkan hasil hasil penelitian pengaruh NAPZA terhadaptimbulnya penyakit kronis.
- Menjelaskan hubungan antara prestasi, kekayaan, kedudukan,kebahagiaan dengan prilaku masa lalu.
- Menjelaskan bahwa banyak prestasi yang dicapai orang lainyang tidak menggunakan NAPZA.
6. Implementasi Asuhan Keperawatan
MASALAH KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
Koping individu tidak efektif
sehubungan dengan tidak mampu
mengatasi keinginan menggunakan
zat.
Data:
- Klien sakau.- Memaksakan petugas untuk
pemakaian zat.
- Nyeri, gangguan pola tidur,gelisah, tak berdaya,
sugestinya kuat.
Tujuan:
Klien mampu untuk mengatasi keinginan menggunakan
zat adiktif.
Individu:
- Identifikasi situasi yang menyebabkantimbulnya sugesti.
- Identifikasi situasi ketika sugesti datang.- Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari
sugesti yang ingin menggunakan zat dengan
menciptakan sugesti lebih positif.
- Latihan menggunakan kata kata ingin hidupsehat , masa depan penting , masih ada
harapan .
- Bantu klien untuk mengekspresikanperasaannya.
Kelompok:
- Diskusikan pengalaman mengucapkan kata katayang mengandung semangat menghindari zat.
Keluarga:
- Motivasi keluarga untuk membantu klienmampu jujur bila sugestinya datang.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
21/29
20
- Diskusikan upaya keluarga membantu klienmengurangi sugesti.
- Bantu suasana mendukung keakraban di rumah.Intoleransi aktifitas ( kurangaktivitas ) sehubungan dengan
kurangnya motivasi untuk sembuh.
Data:
- Bosan- Tidak bekerja dan tidak
sekolah
- Tidak terlibat pekerjaandirumah
Tujuan:- Klien mampu meningkatkan aktivitas terutama
mengisi waktu luang.
Klien:
- Identifikasi potensi / hobi / aktivitas yangmenyenangkan.
- Diskusikan manfaat aktivitas- Bantu merencanakan aktivitas ( susun jadwal ).- Motivasi untuk melakukan aktivitas secara
teratur
- Motivasi untuk mengatasi malas denganmemulai segera.
- Motivasi untuk mengatasi bosan denganselingan istirahat saat beraktivitas.
- Kompensasikan dengan membaca.Kelompok:
- Lakukan olahraga / permainan / aktivitasbersama.
Keluarga:
- Diskusikan, menyediakan fasilitas bagi klien.- Identifikasi cara keluarga memotivasi klien
beraktivitas.
- Lakukan aktivitas bersama sama.Kerusakan interaksi sosial (
maladaptif )
Data:
- Teman pergaulancenderung pengguna zat
- Dikucilkan darimasyarakat, potensi hobi
Tujuan:
- Klien mengambil keputusan untuk bergauldengan teman bukan dengan pengguna zat.
Klien:
- Identifikasi pengaruh teman terhadap sugesti.- Bantu klien menilai faktor negatif bila kontak
dengan sesame pengguna zat.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
22/29
21
tidak aktif. - Bantu klien mengakhiri hubungan.- Bantu klien menghindari pengguna zat lain.- Bantu mengidentifikasi teman bukan pengguna
zat.- Beri dukungan akan harapan kebaikan bila
bergaul lebih banyak dengan pengguna zat.
Kelompok:
- Latihan dalam 10 detik mampu mengatakantidak bila ditawarin menggunakan zat.
- Diskusikan cara menghindar bila bertemupengguna zat / pengedar.
Keluarga:
- Diskusikan mengidentifikasi pengguna zat.- Bantu menyembunyikan klien dari pengguna
zat.
- Bantu memutuskan hubungan dengan penggunazat.
- Diskusikan untuk menghargai usaha klien tidakberhubungan lagi dengan pengguna zat.
Distress spiritual sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan.
Data:
- Tidak melakukan ibadahyang biasa dilakukan,
mengancam.
- Ragu terhadap keyakinan.- Merasa kosong spiritual,
perilaku berbohong.
- Perilaku mencuri.
Tujuan:
- Klien meningkatkan spiritual.Klien:
- Bantu mengidentifikasi kebutuhan spiritual.- Identifiksi arti keyakinan keagamaan.- Motivasi menjalankan agama.- Bantu menguatkan dengan pertolongan Tuhan.- Bantu mengatur kegiatan keagamaan.
Kelompok:
- Diskusikan nilai nilai kebaikan.- Lakukan kegiatan ibadah bersama.
Keluarga:
- Diskusikan pentingnya kegiatan keagamaan.- Bantu menyiapkan kegiatan keagamaan di
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
23/29
22
rumah.
- Motivasi orang tua sebagai contoh untukkegiatan keagamaan ( doa bersama ).
Perubahan pemeliharaan kesehatandan ADL.
Data:
- Malam begadang- Tidur tidak teratur- Mandi jarang- Tidak rapi- Suka berkelahi- Perilaku seks bebas- Penyalahgunaan zat,
perokok berat
Tujuan:Klien mampu mengambil keputusan merubah dan
memperbaiki gaya hidupnya.
Klien:
- Identifikasi gaya hidup selama menggunakanzat.
- Diskusikan kerugian gaya hidup pengguna zat.- Bantu kebiasaan mengontrol penggunaan zat /
merokok.
- Bantu latihan gaya hidup sehat: makan, mandi,tidur secara teratur.
Kelompok:
- Diskusikan gaya hidup sehat dan manfaatnya.Keluarga:
- Identifikasi gaya hidup keluarga.- Diskusikan keluarga sebagai model dan tempat
berlatih untuk hidup sehat.
Koping keluarga tidak efektif
sehubungan dengan pola asuh yang
salah.
Data:
- Malu terhadap masyarakat.- Komunikasi dengan klien
sering konflik.
- Tidak percaya curiga danmenudug terhadap klien.
- Kehilangan barang.- Sering dibohongi
Tujuan:
Keluarga mampu memberikan kenyamanan pada klien
sehingga mampu berhenti menggunakan zat.
Keluarga:
- Identifikasi penerimaaan keluarga terhadapmasalah.
- Bantu menerima masalah.- Identifikasi harapan untuk sembuh total.- Diskusikan arti kesembuhan.- Identifikasi kata atau perilaku yang
meningkatkan sugesti klien.
- Bantu respon keluarga bila klien menggunakanzat.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
24/29
23
- Bantu keluarga latihan mengucapkan kata katayang menghargai dan mendukung klien untuk
berhenti.
Kelompok:- Beri kesempatan untuk mengekspresikan
perasaan.
- Diskusikan cara menghadapi perilaku klien danrencana sebelum pulang.
- Bantu mencapai kesempatan tindak lanjutperawatan rehabilitasi mental
Gangguan kesadaran sehubungan
dengan intoksikasi obat sedative
hipnotik.
Tujuan:
Klien mampu melakukan interaksi dan memberikan
respon terhadap stimulus secara optimal.
Klien:
- Observasi tanda tanda vital terutama kesadaran,gejala kejang terutama 25 menit pada 3 jam
pertama, 30 menit pada 3 jam kedua dan setiap
1 jam pada 24 jam berikutnya.
- Bekerja sama dengan dokter dalam pemberianterapi medis perhatikan dosis, reaksi pasien, dan
lama pemberian.
- Memberikan rangsangan fisik secara terusmenerus misalnya menepuk nepuk bahu,
memanggil nama klien.
- Memberikan rasa nyaman dan aman denganpengaturan posisi.
- Observasi keseimbangan cairan.- Menjaga keselamatan diri klien selam kesadaran
terganggu.
- Bila gelisah sulit diatasi, pertimbangkan untukfiksasi.
Keluarga:
- Berikan penjelasan tentang pengaruh zat adiktif
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
25/29
24
terhadap kondisi fisik, sosial, dan emosional
klien.
Gangguan pemusatan perhatian
sehubungan dengan dampakpenggunaan zat adiktif.
Tujuan:
Klien mampu memusatkan perhatiannya.Klien:
- Mengkaji dan mengevaluasi dengan melakukanpsikotes tingkat intelegensi pasien.
- Mengkaji sosial ekonomi dan tingkat pendidikanpasien.
- Memberikan kegiatan secara bertahap sesuaikebutuhan pasien.
- Memberikan reinforcement prestasi yangdicapai pasien.
- Mengikutsertakan dan membuat jadwal padajam jam tertentu.
Kelompok:
- Mengikitsertakan klien dalam kegiatanpertemuan kelompok setiap pagi, diberi tugas
membaca berita yang aktual, serta dibahas
bersama klien lain.
- Mengikutsertakan klien pada seminar dandiskusi kelompok dengan topik topik tertentu
seperti AIDS, dampak zat adiktif, hidup sehat.
Keluarga:
Ajarkan pada keluarga tentang prinsip prinsip
komunikasi terapeutik.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
26/29
25
7. Evaluasi
Evaluasi kemampuan klien dalam mengatasi keinginan menggunakan zat, misalnya dalam
pikiran klien sudah tergambar masa depan yang lebih baik ( tanpa zat ), hidup yang lebih
berharga dan keyakinan tidak akan lagi menggunakan zat. Perilaku klien untuk mengatakan
tidak terhadap tawaran penggunaan zat dan menyuruh pergi. Evaluasi apakah hubungan klien
dengan keluarga sudah terbina saling percaya dan kesempatan untuk saling mendukung
melakukan komunikasi yang lebih efektif untuk sama sama mengatasi mendukung zat lagi
oleh klien, serta masalah yang timbul akibat penggunaan zat.
8. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada klien dengan pemakaian NAPZA harus dilakukan secara holistik
( biopsikososiospiritual ) serta melibatkan seluruh tim kesehatan yang harus ditunjang dengan
sistem dan perangkat hukum yang memadai. Masalah utama dalam merawat klien yang
menggunakan NAPZA adalah kekambuhan. Upaya untuk membantu adalah dengan
meningkatkan kemampuan untuk berhenti, kontrol diri dan perlu di kembangkan bantuan dari
keluarga, kelompok, masyarakat serta lingkungan yang kondusif mencegah kambuh sehingga
klien dapat memperpanjang jarak waktu pakai zat lagi atau sampai dapat berhenti total.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
27/29
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANPenyalahgunaan napza Suatu penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh
penggunaan yg terus menerus sampai terjadi masalah.
Ketergantungan : Suatu kondisi yang cukup berat dan parah, sehingga mengalami
sakit yang cukup berat, ditandai dg ketergantungan fisik (sindroma putus zat dan
toleransi).
Maka dari itu klie dengan gangguan penggunaan nafza diharapkan bisa :
Klien mencapai keutuhan fisik dan harga diri scr alamiah TL klien merfleksikan mtingkatnya pngertian ttg adanya hubungan antara stres dgn
kebutuhan untuk menggunkan Nafza
Sumber koping klien adekuat untuk membantu klien merubah perilakunya Klien mengenal kecemasannya dan sadar akan perasaan Klien menggunakan sumber koping adaptif Klien mpunyai alternatif atau belajar
pendekatan alternatif untuk mengatasi stres atau ansietasnya
Klien mampu secara periodik tetap tidak menggunakan
B. SARANDiharapkan dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan
mahasiswa/mahasiswi AKPER PEMDA Subang tentang Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Penyalahgunaan Dan Ketergantungan Napza.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
28/29
27
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Carpenito, L.J. (1995). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 6. (terjemahan). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraan sarana
pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
(2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di tempat rehabilitasi pada
pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial RI.
(2001). Buku pedoman praktis bagi petugas kesehatan (puskesmas) mengenai
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta:
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat.
Hawari, D. (2000). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (narkotik, alkohol dan zat
adiktif). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rawlins, R.P., Williams, S.R., and Beck, C.K. (1993). Mental health-psychiatric nursing a
holistic life-cycle approach. Third edition. St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W., and Laraia, M. T. (1998). Principles and practice of psychiatric nursing. Sixth
edition. St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. Fifth
edition. St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. (terjemahan).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
-
5/24/2018 Makalah NAPZA..docx
29/29
28
Wilson, H.S., and Kneisl, C.R. (1992). Psychiatric nursing. California: Addison-
Wesley.Wiguna, T. (2003).