makalah napza..docx

Upload: sopan-supriadi

Post on 14-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Nafza Sopandi

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    1/29

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

    DENGAN PENYALAHGUNAAN DAN

    KETERGANTUNGAN NAPZA

    Disusun oleh

    Kelompok VI

    1. XX

    AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG

    Jl. Brigjend Katamso No. 37(0260) 412520 Subang 412122014

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    2/29

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan Rahmat Nyakepada kita semua. Sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

    Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyalahgunaan Dan Ketergantungan

    Napzayang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan

    Maternitas.

    Kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Kholis Nurhandayani, S.Kp., M.Kep., selaku Direktur Akper Subang.2. Hj. Nunung Nuryani, B.Sc., M.M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah

    Keperawatan Maternitas.

    3. Orang tua kami yang membantu dan mendukung kami baik moral maupunmoril.

    4. Rekan-rekan kami yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan serta pembuatan

    makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

    perbaikan kami selanjutnya.

    Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

    penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

    Subang, Mei 2010

    Penyusun

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    3/29

    ii

    DAFTAR ISI

    HalamanKATA PENGANTAR .................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................... 1B. Tujuan ................................................................................................. 2

    BAB II TINJAUAN TEORITIS

    A. Pengetian ............................................................................................. 3B. Proses terjadinya masalah .................................................................... 4C. Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyalahgunaan dan

    Ketergantungan NAPZA ..................................................................... 7

    1. Pengkajian ...................................................................................... 72. Diagnosa Keperawatan................................................................... 73. Intervensi Keperawatan ................................................................. 94. Evaluasi ......................................................................................... 10

    BAB III KESIMPULAN

    A. Kesimpulan ................................................................................... 12B. Saran .............................................................................................. 12

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    4/29

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPenyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori NAPZA

    pada akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan majalah

    serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya semakin makin banyak

    masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut, khususnya anak

    remaja (15-24 tahun) sepertinya menjadi suatu model perilaku baru bagi kalangan remaja

    (DepKes, 2001).

    Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara lain karena kurangnya

    pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut serta kemudahan untuk

    mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat bukan karena pendidikan yang

    rendah tetapi kadangkala disebabkan karena faktor individu, faktor keluarga dan faktor

    lingkungan.

    Faktor individu yang tampak lebih pada kepribadian individu tersebut; faktor

    keluarga lebih pada hubungan individu dengan keluarga misalnya kurang perhatian

    keluarga terhadap individu, kesibukan keluarga dan lainnya; faktor lingkungan lebih pada

    kurang positif sikap masyarakat terhadap masalah tersebut misalnya ketidakpedulian

    masyarakat tentang NAPZA (Hawari, 2000).

    Dampak yang terjadi dari faktor-faktor di atas adalah individu mulai melakukan

    penyalahgunaan dan ketergantungan akan zat. Hal ini ditunjukkan dengan makin

    banyaknya individu yang dirawat di rumah sakit karena penyalahgunaan dan

    ketergantungan zat yaitu mengalami intoksikasi zat dan withdrawal.

    Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan dan

    ketergantungan NAPZA di rumah sakit khususnya upaya terapi dan rehabilitasi sering

    tidak disadari, kecuali mereka yang berminat pada penanggulangan NAPZA (DepKes,

    2001).

    Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka perlunya peran serta tenaga

    kesehatan khususnya tenaga keperawatan dalam membantu masyarakat yang di rawat di

    rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk itu

    dirasakan perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan

    pendekatan proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan klien penyalahgunaan dan

    ketergantungan NAPZA (sindrom putus zat).

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    5/29

    4

    B. Tujuan1. Perawat dapat mengetahui pengertian klien penyalahgunaan dan ketergantungan

    NAPZA.

    2. Perawat dapat mengetahui proses terjadinya masalah klien NAPZA.3. Perawat dapat melakukan asuhan keperawatan klien NAPZA.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    6/29

    5

    A. Rentang Respon Gangguan Penggunaan Zat Adiktif.Rentang respon gangguan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang

    ringan sampai yang berat, indikator rentang respon ini berdasarkan perilaku yang

    ditampakkan oleh remaja dengan gangguan penggunaan zat adiktif sebagai berikut :

    Respon Adaptif Respon Maladaptif

    Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan

    Eksperimental : Kondisi penggunaan taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja.

    Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia biasanya ingin mencari

    pengalaman yang baru atau sering pula dikatakan taraf coba-coba.

    Rekreasional : Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebayanya,

    misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan, acara ulang tahun.

    Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-temannya.

    Situasional : Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi

    dirinya sendiri. Sering kali penggunaan ini merupakan cara utntuk melarikan

    diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya individu menggunakan

    zat pada saat sedang konflik stress dan frustasi.

    Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudah mulai digunakan

    secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku

    mengganggu fungsi dalam peran dilingkungan sosial, pendidikan, dan

    pekerjaan.

    Ketergantungan : penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan

    fisik dan psikologis. Ketrgantungan fisik ditandai dengan adanya Toleransi

    dan SynromaPutus zat(Suatu kondisi diamana individu yang biasa

    menggunakan zat adiktif secara rutin, Pada dosis tertentu menurunkan jumlah

    zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga menimbulkan kumpulan

    gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan). Sedangkan Toleransi(Suatu

    kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis atau jumblah zat,

    untuk mencapai tujuan yang bisa diinginkannya.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    7/29

    6

    B. Pengenalan Zat AdiktifBila kita berbicara mengenai gangguan penggunaan zat adiktif atau penyalahgunaan

    zat adiktif, akan ditemukan berbagai istilah seperti :

    - Zat Adiktif- Zat Psikoaktif- Narkotika

    Perbedaan ketiga perbedaan istilah di atas yaitu :

    1. Zat Adiktif: Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkankecanduan atau ketergantungan.

    2. Zat Psikoaktif: Golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otaksehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kongnitif, persepsi,

    kesadaran seseorang. Ada 2 jenis psikoaktif:

    a. Bersifat Adiksi.b. Bersifat Non Adiksi: ObatNeuroleptikauntuk kasus gangguan jiwa psikotik, obat

    antidepresi.

    3. Narkotika: Istilah ini menurut Undang-Undang Narkotika No.9 Tahun 1976 adalahGanja, Opioida, Kokain.

    Zat psikoaktif ada beberapa macam, dan yang sering disalahgunakan adalah jenis zat

    psikoaktif yang bersifat adiksi:

    1. Golongan Opiodia :Morfin, heroin (putaw), candu, codein, petidin.2. Golongan Kokain :Serbuk kokain dan daun kokain.3. Golongan Kanabis :Ganja (Mariyuna), minyak hassish.4. Golongan Alkohol :Semua minuman yang mengandung Ethyl alkohol seperti

    brandy, wine, bi, whisky, cognac, brem, tuak, anggur ortu (AO), dsb.

    5. Golongan Sedatif Hipnotik :BK, rohypnol, magadon, dumolid, nipam, madrak.6. Golongan MDA (Methylene Dioxy Ampethamine) :Ampetamine benzedrine

    dexedrine.

    7. Golongan MDMA (Methylene Dioxy Meth Ampethamine) :Extacy.8. Golongan Halusinogen :LSD, meskaloin, mushrom, kecubung.9. Golongan Solven dan Inhalansia :Aica Aibon (glue) saceton, thiner, n2o.10.Nikotin :tembakau.11.Kafein :Kopi dan Teh.12.Golongan lainnya.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    8/29

    7

    Yang Terjadi Bila Seseorang Menggunakan Zat Adiktif :

    Bila seseorang menggunakan zat adiktif akan dijumpai gejala atau kondisi yang

    dinamakan Intoksikasi, dimana zat adiktif tersebut bekerja dalam susunan saraf pusat (teler)

    yang menyebabkan perubahan memori, perilaku, kongnitif, alam perasaan, kesadaran.

    Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau sering secara berkesinambungan

    akan tercapai suatu kondisi yang dinamakan Toleransi. Kondisi tersebut adalah peningkatan

    jumlah penggunaan zat adiktif untuk mencapai tujuan dari pemakai. Kondisi toleransi ini

    akan terus berlangsung sampai mencapai dosis yang optimal (Over Dosis).

    Pada pemakaian yang terus-menerus maka individu akan sampai pada tahap toleransi

    yang cukup tinggi, si pengguna zat adiktif ini bila ia menghentikan atau tidak menggunakan

    zat adiktif akan menimbulkan gejala-gejala yang dinamakan klien dalam kondisi With Drawl

    atau Sindroma putus zat.

    Gejala atau syndrom putus zat berbeda untuk setiap jenis zat adiktif pada kondisi

    intoksikasi gejala akan berbeda sesuai dengan jenis zat yang disalah gunakan.

    ALKOHOL GANJA OPIOIDA ECTASY HALUSINODEN

    INTOKSIK

    ASI

    Bicara cadel,

    Gerakan tidak

    terkoordinir,

    Nistagmus,

    Kesadaran

    menurun,

    Apatis,

    Somnolen,

    Sopor, Koma,

    Vertigo,

    Dilatasi

    pupil,Jalan

    sempoyongan

    .

    Konjungtiva

    merah,Nafsu

    makan

    bertambah,

    Mulutkering,

    Denyutjantung

    cepat,Gerakan

    tidak

    terkoordinir,

    Euphoria,

    Cemas,

    Waham,Daya

    nilai terganggu

    ,Relaksaksi,

    Mengantuk,

    Dipersonalisasi,

    Gangguan

    Pupil

    menyempit,

    Bicara

    cadel,

    Euphoria,

    Apatis,

    Gerakan

    lambat,

    Mengantuk,

    Gangguan

    mengingat,

    Gangguan

    perhatian,

    Miosis,

    Konstipasi,

    Tingkat

    kesadaran

    Perilaku

    diulang, Panik,

    Pranoid

    (curiga),

    Denyut

    jantung cepat,

    Pupil

    melebar,TD

    naik, Banyak

    keringat,

    Mulut kering,

    Menggigil,

    Mual muntah,

    Agresif

    bingung,

    Tegang,

    Euphoria,

    Pusing, Gangguan

    Prsepsi,

    Dipersonalisasi,

    Deralisasi,

    Halusinasi, Ilusi,

    Sinestesi, Depresi,

    Kecemasan, Takut

    gila, Mengantuk,

    Merasa menjadi

    pusat perhatian,

    Muntah mual,

    Ataksia, Daya nilai

    terganggu.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    9/29

    8

    proses

    kongnitif,

    Hipotensi

    orthostatik.

    menurun,

    Hipotensi

    orthostatik

    Cemas,

    Marah-

    marah,BB

    menurun,Kejang

    diskinesia,

    Distonia,

    Tahan tidak

    tidur.

    PUTUS

    ZAT

    Gelisah,

    Berkeringat,

    Denyut

    jantung cepat,

    Termor

    ditangan,

    Mual muntah,

    Kejang otot,

    Cemas,

    Agresif,

    Halusinasi,

    Ilusi,Tinitus

    Delirium,

    Insomnia,

    Sakit kepala

    lemah.

    Apatis,

    Gerakan

    lambat,

    Mengantuk,

    Gangguan

    mengingat,

    Gangguan

    perhatian,

    Miosis,

    Konstipasi,

    Tingkat

    kesadaran

    menurun,

    Hipotensi

    orthostatik.

    Lelah, Mimpi

    buruk,

    Insomnia,

    Nafsu makan

    bertambah,

    Gerakan

    lambat,

    Agitatif

    murung,

    Tindakan

    bunuh diri,

    Iritabilitas,

    Depresi berat,

    Cemas.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    10/29

    9

    Seseorang Dikatakan Menyalahgunakan dan Ketergantungan :

    Kedua triminologi ini sangat penting untuk diketahui terutama untuk tindakan terapi

    dan perawatan pasien dengan penyalahgunaan zat adiktif. Seseorang yang menggunakan zat

    bersifat patologis, relatif digunkan lebih sering dari biasanya walaupun klien menderita cukup

    serius akibat penggunaannya tetapi tidak mampu utuk menghentikan, pemakain telah

    berlangsung lebih kurang 1 bulan. Sehingga terjadi penyimpangan perilaku dan menggangu

    fungsi sosial, pekerjaan dan pendidikan.

    Ketergantungan zat adiktif adalah kondisi penyalahgunaan yang lebih berat, telah

    terjadi ketergantungan fisik dan psikologis, ketergantungan fisik ditandai dengan Toleransi

    dan Sindroma putus zat.

    C. Beberapa Faktor Pendukung Terjadinya Gangguan Penggunaan NAPZA.1. Faktor Biologis :

    - Genetik (tendensi keturunan).- Metabolik: Etil alkohol bila di metabolisme lebih lama maka lebih efisien untuk

    mengurangi individu menjadi ketergantungan.

    - Infeksi pada organ otak: Intergrasi menjadi rendah (retradasi mental, misalnyaensefhalitis, meningitis).

    - Penyakit kronis: kanker, asthma bronchiale,penyakit menahun lainnya.2. Faktor Psikologis :

    - Tipe kepribadian (dependen, ansietas, depresi, antisional)- Harga diri yang rendah : Depresi terutama karena kondisi sosial ekonomi, pada

    penyalahgunaan alkohol, sedatif hipnotik yang mencapai tingkat ketergantungan

    diikuti rasa bersalah.

    - Pemecahan Disfungsi Keluarga : Kondisi keluarga yang tidak stabil, role model(ketauladanan) yang negatif, tidak terbina saling percaya antar anggota

    keluarga, keluarga yang tidak mampu memberikan pendidikan yanag sehat pada

    anggota, orang tua dengan gangguan penggunaan zat adiktif, perceraian.

    - Individu yang mempunyai perasaan tidak aman.- Cara pemecahan masalah individu yang menyimpang.- Individu yang mengalami krisis identitas dan kecendrungan untuk

    memperaktikan homoseksual, krisis identitas.

    - Rasa bermusuhan dengan keluarga atau dengan orangtua.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    11/29

    10

    3. Faktor Sosial Kultural :- Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan zat seperti tembakau, nikotin,

    ganja, alkohol.

    - Norma kebudayaan pada suku bangsa tertentu menggunakan halusinogen ataualkohol untuk upacara adat dan keagamaan.

    - Lingkungan tempat tinggal, sekolah, teman sebaya banyak mengedarkan danmenggunakan zat adiktif.

    - Persefsi dan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan zat adiktif.- Remaja yang lari dari rumah.- Penyimpangan seksual pada usia dini.- Perilaku tidak kriminal pada usia dini, misalnya mencuri, merampok dalam

    komunitas.

    - Kehidupan beragama yang kurang.

    D. Stressor Pencetus Gangguan Penggunaan Zat adiktif.Strerssor dalam kehidupan merupakan kondisi pencetus terjadinya gangguan

    penggunaan zat adiktif bagi seseorang atau remaja,menggunakan zat merupakan cara untuk

    mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.

    Beberapa stressor pencetus adalah :

    1. Pernyataan dan tuntutan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagaipengakuan.

    2. Reaksi sebagai cara untuk mencari kesenangan, individu untuk menghindari rasa sakitdan mencari kesenangan, rileks agar lebih menikmati hubungan interpersonal.

    3. Kehilangan orang atau sesuatu yang berarti seperti pacar, orang tua, saudara, drop outdari sekolah atau pekerjaan.

    4. Diasingkan oleh lingkungan, rumah sekolah, kelompok teman sebaya, sehingga tidakmempunyai teman.

    5. Kompleksitas dan ketegangan dari kehidupan modern.6. Tersedianya zat adiktif dilingkungan dimana seseorang berada khususnya pada individu

    yang mengalami pengalaman kecanduan zat adiktif.

    7. Pengaruh dan tekanan teman sebaya (diajak, dibujuk, diancam).8. Kemudahan mendapatkan zat adiktif dan harganya terjangkau.9. Pengaruh film dan iklan tentang zat adiktif seperti alkohol dan nikotin.10.Pesan dari masyarakat abahwa penggunaan zat adiktif dapat menyelesaikan masalah.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    12/29

    11

    E. Penyakit Fisik Akibat Penggunaan Zat Adiktif.1. Cellulitis, Phelebitis.2. Septicemia, bacteroal endicarditis.3. HIV infeksi.4. Hepatitis B atau C.5. Erosi dan iritasi pada hidung.6. Chirosis hepatitis.7. Bronchitis.8. Gastritis.9. Penyakit kulit kelamin.

    F. Maslah Kesehatan dan Keperawtan Secara Umum yang Timbul Akibat PenggunaanZat Adiktif.

    1. Depresi sistem pernafasan.2. Depresi pusat pengatur kesadaran, precoma, coma, amuk, akibat intoksikasi.3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat dellirium tremens.4. Kecemasan yang berat sampai panik.5. Potensial mencedrai diri, merusak diri dan lingkungan.6. Perilaku agresif.7. Depresi pusat pengatur komunikasi verbal.8. Gangguan kongnitif, daya ingat, daya nilai, proses pikiran (wham), gangguan

    konsentrasi.

    9. Gangguan pencernaan nausea,vomitus.10.Gangguan sistem neurologis, kejang.11.Gangguan persefsi, halusinasi.12.Gangguan pola tidur dan istirahat.13.Gangguan sistem muskuloskeletal: nyeri sendi, otot dan tulang.14.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.15.Gangguan ADL.16.Gangguan konsep diri dan harga diri rendah akibat pemecahan masalah yang tidak

    efektif.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    13/29

    12

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

    GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF

    1. Pengkajiana. Fisik.

    Data fisik yang mungkin ditemukan pada klien dengan penggunaan NAPZA pada saat

    pengkajian adalah sebagai berikut : nyeri, gangguan pola tidur, menurunnya selera

    makan, konstipasi, diare, perilaku seks melanggar norma, kemunduran dalam kebersihan

    diri, potensial komplikasi, jantung, hati, dan sebagainya, infeksi pada paru-paru.

    Sedangkan sasarannya yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk teratur dalam

    pola hidupnya.

    b. Emosional.Perasaan gelisah (takut kalau diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak berdaya.

    Sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk mengontrol dan

    mengendalikan diri sendiri.

    c. Sosial.Lingkungan sosial yang bisa akrab dengan klien biasanya adalah teman pengguna zat,

    anggota keluarga lain pengguna zat dilingkungan sekolah atau kampus yang digunakan

    oleh para pengedar.

    d. Intelektual.Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adiktif, perasaan ragu untuk berhenti,

    aktivitas sekolah atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti. Sasaran yang

    ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk konsentrasi dan meningkatkan daya pikir

    ke hal-hal yang positif.

    e. Spiritual.Kegiatan keagamaan tidak ada, nilai-nilai kebaikan ditinggalkan karena perubanhan

    perilaku (tidak jujur, mencuri, mengancam dan lain-lain). Sasaran yang ingin dicapai

    adalah mampu meningkatkan ibadah, pelaksanaan nilai-nilai kebaikan.

    f. Keluarga.Ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan dan pengurasan

    secara ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola aktif tidak efektif, dukungan moril

    terhadap klien tidak terpenuhi. Sasan yang hendak dicapai adalah keluarga mampu

    merawat klien yang pada akhirnya mencapai tujuan utama yaitu mengantisipasi

    terjadinya kekambuhan (relaps).

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    14/29

    13

    2. Pohon Masalah.

    3. Diagnosa Perawatan

    Diagnosa perawataan menurut NANDA ( The American Nursing Diagnosis Association ) :

    1. Gangguan persepsi sensori pada penggunaan halusinogen sehubungan denganteman sebaya, dimanifestasikan dengan berteriak dan menutup telinga bila ditinggal

    sendiri dikamar.

    2. Gangguan proses berpikir pada penggunaan alkohol sehubungan dengan tekanandari hukum dan tuntutan dari keluarga dimanifestasikan dengan bingung dan kurang

    sadar.

    3. Gangguan persepsi sensori visual pada penggunaan alkohol sehubungan denganhilangnya pekerjaan dan ditolak keluarga.

    4. Gangguan hubungan sosial; manipulatif; sehubungan dengan kondisi putus zatadiktif.

    Potensial

    kom likasi

    Resiko

    mencederai diri

    Koping individu tidak efektif:

    Tidak mampu mengatasi keinginan

    menggunakan zat

    INTERNAL

    Berhubungan dengan

    gejala putus zat

    Kurang aktivitas

    Distress spiritual

    Perubahan

    pemeliharaan

    kesehatan

    EKSTERNAL

    Kerusakan interaksi

    sosial ( maladaptif )

    Koping keluarga tidak

    efektif

    Penatalaksanaan yangtidak efektif

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    15/29

    14

    5. Tidak efektif nya koping individu sehubungan dengan terus menerus menggunakanzat adiktif.

    6. Gangguan konsep diri; harga diri yang rendah sehubungan dengan ketidakmampuanmengatasi masalah.

    7. Gangguan konsep diri sehubungan denganmenggunakan mekanisme pertahanandiri; denial agar tetap menggunakan obat.

    8. Gangguan konsep diri; harga diri rendah sehubungan dengan tidak mampumengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.

    9. Gangguan pemusatan perhatian sehubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif.10.Gangguan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari hari sehubungan dengan dampak

    penggunaan zat adiktif.

    11.Partisipasi keluarga yang kurang dalam pengobatan klien sehubungan dengankurangnya pengetahuan.

    12.Menolak mengikuti aktivitas program sehubungan dengan kurangnya motivasiuntuk sembuh.

    13.Potensial untuk melarikan diri sehubungan dengan ketergantungan psikologisterhadap zat adiktif.

    14.Potensial mengancam keamanan diri sehubungan dengan kondisi pemutusan zatsedatif hipnotik

    15.Potensial memburuknya kesadaran; koma sehubungan dengan overdosispenggunaan zat sedatif hipnotik.

    16.Potensial gangguan kardiovaskuler; postural hipotensi sehubungan denganintoksikasi sedative hipnotik.

    17.Gangguan gastrointestinal; mual, muntah, diare, sehubungan dengan kondisipemusatan zat adiktif.

    18.Mekanisme koping destruktif; mengamuk sehubungan dengan perasaan ditolakkeluarga.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    16/29

    15

    4. Prinsip Penatalaaksanaan Keperawatan

    a. Prinsip biopsikososiospritual ( Stuart Sundeen ):1) Biologis

    Tindakan biologis dikenal dengan detoksifikasi yang bertujuan untuk:

    1. Memberikan asuhan yang aman dalam withdrawl ( prosespenghentian ) bagi klien pengguna NAPZA.

    2. Memberikan asuhan yang humanistik dan memelihara martabat klien.3. Memberikan terapi yang sesuai.

    Setelah detoksifikasi tercapai, mempertahankan kondisi bebas dari zat adiktif,

    dimana terapi farmakologis harus ditunjang oleh terapi yang lainnya.

    2) Psikologis:Bersama klien mengevaluasi pengalaman yang lalu dan mengidentifikasi

    aspek positifnya untuk dipakai mengatasi kegagalan.

    3) Sosial:1. Konseling keluarga:

    Keluarga sering frustasi menghadapi klien dan tidak mengerti sifat dan

    proses adiksi sehingga seringkali melakukan hal yang tidak terapeutik

    terhadap klien. Keluarga sering melindungi klien dari dampak adiksi,

    meminta anggota keluarga lain untuk memanfaatkan klien.

    Menyalahkan diri sendiri, menghindari konfrontasi yang semuanya

    menyebabkan klien meneruskan pemakaian zat adiktif. Masalah yang

    dihadapi klien menimbulkan dampak bagi keluarga seperti rasa tidak

    aman, malu, rasa bersalah, masalah keuangan, takut, dan merasa

    diisolasi. Oleh karena itu perawat perlu mendorong keluarga untuk

    mengikuti pendidikan kesehatan tentang proses penggunaan dan

    ketergantungan, gejala putus zat, gejala relapse, tindakan keperawatan,

    lingkungan terapeutik, dan semua hal yang terkait dengan pencegahan

    relapse dirumah.

    2. Terapi kelompok:Terdiri dari 710 orang yang difasilitasi oleh therapist, kegiatan yang

    dilakukan adalah tiap anggota bebas menyampaikan riwayat sampai

    terjadinya adiksi, upaya yang dilakukan untuk berhenti memakai zat,

    kesulitan yang dihadapi dalam melakukan program perawatan,

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    17/29

    16

    therapist dan anggota kelompok memberikan umpan balik dengan

    jujur dan dapat menambah pengalaman masing masing.

    3. Self help group:Self help group adalah kelompok yang anggotanya terdiri dari klien

    yang berkeinginan bebas dari zat adiktif, dukungan antar anggota

    kelompok memberikan kekuatan dan motivasi untuk bebas dari zat

    adiktif.

    b. Prinsip community therapeutik ( Ana Keliat )Pada tempat ini klien dilatih untuk merubah perilaku kearah yang positif, sehingga

    mampu menyesuaikan dengan kehidupan di masyarakat. Hal ini dapat dilakukan bila

    klien diberi kesempatan mengungkapkan masalah pribadi dan lingkungan.

    Community terapeutik melakukan intervensi untuk mengatasinya.

    Beberapa metoda yang dilakukan:

    1) Slogan yang berisi norma atau nilai kearah positif.2) Pertemuan pagi ( moorning meeting ) yang diikuti oleh seluruh staf dank lien

    untuk membahas masalah individu, interaksi antarklien dan kelompok.

    3) talkingto : metoda yang digunakan untuk saling memperingatkan dengancara yang ramah sampai yang keras.

    4) Learning experience yaitu pemberian tugas yang bersifat membangun untukmerubah perilaku negatif.

    5) Pertemuan kelompok.6) Pertemuan umum ( general meeting )

    5. Prinsip Prestasi ( Yosep )

    P Prayer

    ( religious )

    - Pemberian ceramah agama.- Menyediakan bacaan bacaan buku agama yang memotivasi

    hidup.

    - Kolaborasi dalam psychoreligius terapy.- Menjelaskan prinsip prinsip kesuksesan hidup menurut konsep

    agama yang diyakini.

    - Menjelaskan tanggung jawab yang harus dipikul apabilamelanggar norma agama.

    - Menjelaskan kisah kisah orang saleh yang diridoi Tuhansebagai suri tauladan.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    18/29

    17

    - Diskusikan keagamaan, pengajian, seminar keagamaan.R Reconciliation

    of family

    - Diskusikan dengan keluarga.- Mengajarkan komunikasi assertif pada keluarga.-

    Melibatkan anggota keluarga dalam terapi.- Penyuluhan tentang proses, dampak dan penatalaksanaan

    adiksi.

    - Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur bilasugestinya datang.

    - Diskusikan upaya keluarga membantu klien mengurangisugesti.

    - Bantu suasana mendukung keakraban di rumah.- Idetifikasi penerimaan keluarga terhadap masalah.- Bantu menerima masalah.- Identifikasi harapan untuk sembuh total.- Diskusikan arti kesembuhan.- Identifikasi pola asuh dalam keluarga.- Bantu keluarga latihan mengucapkan kata kata yang

    menghargai dan mendukung klien untuk berhenti.

    - Bantu menyembunyikan klien dari pengguna zat.- Bantu memutuskan hubungan dengan pengguna zat.- Diskusikan untuk menghargai usaha klien tidak berhubungan

    lagi dengan pengguna zat.

    E Environment

    condusif

    - Menghindari orang yang adiksi.- Menjauhi tempat tempat yang berkaitan dengan adiksi.- Mencari lingkungan pergaulan baru.- Mencari teman dekat dengan kemampuan prestasi yang tinggi.- Hijrah menuju tempat tinggal yang lebih kondusif untuk maju.- Bergaul dengan orang orang yang berprestasi.- Bantu mengidentifikasi teman bukan pengguna zat.- Beri dukungan akan harapan bergaul lebih banyak dengan

    bukan pengguna zat.

    S Say no!

    ( dont try )

    - Tidak pernah mencoba ( bagi yang belum terkena )- Belajar mengucapkan kata kata tidak.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    19/29

    18

    - Belajar berpikir positif dan bersikap optimis.- Bantu klien menilai faktor negatif bila kontak dengan sesama

    pengguna zat.

    -

    Bantu klien mengakhiri hubungan dengan teman pengedar.- Bantu klien menghindari penggunaan zat lain.

    T Time

    management

    - Membuat jadwal kegiatan harian.- Mencatat kegiatan harian.- Melakukan evaluasi kegiatan harian setiap menjelang tidur.- Memberikan kegiatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan

    pasien.

    - Memberikan reinforcement prestasi yang dicapai pasien.- Mengikutsertakan klien dalam kegiatan pertemuan kelompok

    setiap pagi; diberikan tugas membaca berita yang actual, serta

    dibahas bersama klien lain.

    - Mengikutsertakan dan membuat jadwal pada jam jam tertentu.- Mengikutsertakan klien pada seminar dengan topik topik

    tertentu seperti AIDS, dampak zat adiktif, cara hidup sehat.

    A Activity of

    dynamic

    - Membuat target prestasi harian.- Meniru orang orang sukses dalam menghabiskan waktu setiap

    hari.

    - Menjelaskan kiat kiat mengusir kemalasan.- Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti yang lebih

    positif.

    - Identifikasi potensi / hobi / aktivitas yang menyenangkan.- Diskusikan manfaat aktifitas.- Bantu merencanakan aktivitas ( susun jadwal )- Motivasi untuk melakukan aktivitas secara teratur.- Motivasi untuk mengatasi masalah dengan memulai segera.- Motivasi untuk mengatasi bosan dengan selingan istirahat saat

    beraktivitas.

    S Subject for

    future

    - Membuat perencanaan tahunan.- Mencari, mengidentifikasi tokoh idola yang dikagumi klien.- Mempelajari riwayat hidup orang orang sukses.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    20/29

    19

    - Latihan menggunakan kata kata ingin hidup sehat , masadepan penting , masih ada harapan .

    I Information

    of impactdrug abuse

    - Menunjukkan angka angka statistic korban NAPZA.-

    Menunjukkan hasil hasil penelitian pengaruh NAPZA terhadaptimbulnya penyakit kronis.

    - Menjelaskan hubungan antara prestasi, kekayaan, kedudukan,kebahagiaan dengan prilaku masa lalu.

    - Menjelaskan bahwa banyak prestasi yang dicapai orang lainyang tidak menggunakan NAPZA.

    6. Implementasi Asuhan Keperawatan

    MASALAH KEPERAWATAN IMPLEMENTASI

    Koping individu tidak efektif

    sehubungan dengan tidak mampu

    mengatasi keinginan menggunakan

    zat.

    Data:

    - Klien sakau.- Memaksakan petugas untuk

    pemakaian zat.

    - Nyeri, gangguan pola tidur,gelisah, tak berdaya,

    sugestinya kuat.

    Tujuan:

    Klien mampu untuk mengatasi keinginan menggunakan

    zat adiktif.

    Individu:

    - Identifikasi situasi yang menyebabkantimbulnya sugesti.

    - Identifikasi situasi ketika sugesti datang.- Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari

    sugesti yang ingin menggunakan zat dengan

    menciptakan sugesti lebih positif.

    - Latihan menggunakan kata kata ingin hidupsehat , masa depan penting , masih ada

    harapan .

    - Bantu klien untuk mengekspresikanperasaannya.

    Kelompok:

    - Diskusikan pengalaman mengucapkan kata katayang mengandung semangat menghindari zat.

    Keluarga:

    - Motivasi keluarga untuk membantu klienmampu jujur bila sugestinya datang.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    21/29

    20

    - Diskusikan upaya keluarga membantu klienmengurangi sugesti.

    - Bantu suasana mendukung keakraban di rumah.Intoleransi aktifitas ( kurangaktivitas ) sehubungan dengan

    kurangnya motivasi untuk sembuh.

    Data:

    - Bosan- Tidak bekerja dan tidak

    sekolah

    - Tidak terlibat pekerjaandirumah

    Tujuan:- Klien mampu meningkatkan aktivitas terutama

    mengisi waktu luang.

    Klien:

    - Identifikasi potensi / hobi / aktivitas yangmenyenangkan.

    - Diskusikan manfaat aktivitas- Bantu merencanakan aktivitas ( susun jadwal ).- Motivasi untuk melakukan aktivitas secara

    teratur

    - Motivasi untuk mengatasi malas denganmemulai segera.

    - Motivasi untuk mengatasi bosan denganselingan istirahat saat beraktivitas.

    - Kompensasikan dengan membaca.Kelompok:

    - Lakukan olahraga / permainan / aktivitasbersama.

    Keluarga:

    - Diskusikan, menyediakan fasilitas bagi klien.- Identifikasi cara keluarga memotivasi klien

    beraktivitas.

    - Lakukan aktivitas bersama sama.Kerusakan interaksi sosial (

    maladaptif )

    Data:

    - Teman pergaulancenderung pengguna zat

    - Dikucilkan darimasyarakat, potensi hobi

    Tujuan:

    - Klien mengambil keputusan untuk bergauldengan teman bukan dengan pengguna zat.

    Klien:

    - Identifikasi pengaruh teman terhadap sugesti.- Bantu klien menilai faktor negatif bila kontak

    dengan sesame pengguna zat.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    22/29

    21

    tidak aktif. - Bantu klien mengakhiri hubungan.- Bantu klien menghindari pengguna zat lain.- Bantu mengidentifikasi teman bukan pengguna

    zat.- Beri dukungan akan harapan kebaikan bila

    bergaul lebih banyak dengan pengguna zat.

    Kelompok:

    - Latihan dalam 10 detik mampu mengatakantidak bila ditawarin menggunakan zat.

    - Diskusikan cara menghindar bila bertemupengguna zat / pengedar.

    Keluarga:

    - Diskusikan mengidentifikasi pengguna zat.- Bantu menyembunyikan klien dari pengguna

    zat.

    - Bantu memutuskan hubungan dengan penggunazat.

    - Diskusikan untuk menghargai usaha klien tidakberhubungan lagi dengan pengguna zat.

    Distress spiritual sehubungan

    dengan kurangnya pengetahuan.

    Data:

    - Tidak melakukan ibadahyang biasa dilakukan,

    mengancam.

    - Ragu terhadap keyakinan.- Merasa kosong spiritual,

    perilaku berbohong.

    - Perilaku mencuri.

    Tujuan:

    - Klien meningkatkan spiritual.Klien:

    - Bantu mengidentifikasi kebutuhan spiritual.- Identifiksi arti keyakinan keagamaan.- Motivasi menjalankan agama.- Bantu menguatkan dengan pertolongan Tuhan.- Bantu mengatur kegiatan keagamaan.

    Kelompok:

    - Diskusikan nilai nilai kebaikan.- Lakukan kegiatan ibadah bersama.

    Keluarga:

    - Diskusikan pentingnya kegiatan keagamaan.- Bantu menyiapkan kegiatan keagamaan di

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    23/29

    22

    rumah.

    - Motivasi orang tua sebagai contoh untukkegiatan keagamaan ( doa bersama ).

    Perubahan pemeliharaan kesehatandan ADL.

    Data:

    - Malam begadang- Tidur tidak teratur- Mandi jarang- Tidak rapi- Suka berkelahi- Perilaku seks bebas- Penyalahgunaan zat,

    perokok berat

    Tujuan:Klien mampu mengambil keputusan merubah dan

    memperbaiki gaya hidupnya.

    Klien:

    - Identifikasi gaya hidup selama menggunakanzat.

    - Diskusikan kerugian gaya hidup pengguna zat.- Bantu kebiasaan mengontrol penggunaan zat /

    merokok.

    - Bantu latihan gaya hidup sehat: makan, mandi,tidur secara teratur.

    Kelompok:

    - Diskusikan gaya hidup sehat dan manfaatnya.Keluarga:

    - Identifikasi gaya hidup keluarga.- Diskusikan keluarga sebagai model dan tempat

    berlatih untuk hidup sehat.

    Koping keluarga tidak efektif

    sehubungan dengan pola asuh yang

    salah.

    Data:

    - Malu terhadap masyarakat.- Komunikasi dengan klien

    sering konflik.

    - Tidak percaya curiga danmenudug terhadap klien.

    - Kehilangan barang.- Sering dibohongi

    Tujuan:

    Keluarga mampu memberikan kenyamanan pada klien

    sehingga mampu berhenti menggunakan zat.

    Keluarga:

    - Identifikasi penerimaaan keluarga terhadapmasalah.

    - Bantu menerima masalah.- Identifikasi harapan untuk sembuh total.- Diskusikan arti kesembuhan.- Identifikasi kata atau perilaku yang

    meningkatkan sugesti klien.

    - Bantu respon keluarga bila klien menggunakanzat.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    24/29

    23

    - Bantu keluarga latihan mengucapkan kata katayang menghargai dan mendukung klien untuk

    berhenti.

    Kelompok:- Beri kesempatan untuk mengekspresikan

    perasaan.

    - Diskusikan cara menghadapi perilaku klien danrencana sebelum pulang.

    - Bantu mencapai kesempatan tindak lanjutperawatan rehabilitasi mental

    Gangguan kesadaran sehubungan

    dengan intoksikasi obat sedative

    hipnotik.

    Tujuan:

    Klien mampu melakukan interaksi dan memberikan

    respon terhadap stimulus secara optimal.

    Klien:

    - Observasi tanda tanda vital terutama kesadaran,gejala kejang terutama 25 menit pada 3 jam

    pertama, 30 menit pada 3 jam kedua dan setiap

    1 jam pada 24 jam berikutnya.

    - Bekerja sama dengan dokter dalam pemberianterapi medis perhatikan dosis, reaksi pasien, dan

    lama pemberian.

    - Memberikan rangsangan fisik secara terusmenerus misalnya menepuk nepuk bahu,

    memanggil nama klien.

    - Memberikan rasa nyaman dan aman denganpengaturan posisi.

    - Observasi keseimbangan cairan.- Menjaga keselamatan diri klien selam kesadaran

    terganggu.

    - Bila gelisah sulit diatasi, pertimbangkan untukfiksasi.

    Keluarga:

    - Berikan penjelasan tentang pengaruh zat adiktif

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    25/29

    24

    terhadap kondisi fisik, sosial, dan emosional

    klien.

    Gangguan pemusatan perhatian

    sehubungan dengan dampakpenggunaan zat adiktif.

    Tujuan:

    Klien mampu memusatkan perhatiannya.Klien:

    - Mengkaji dan mengevaluasi dengan melakukanpsikotes tingkat intelegensi pasien.

    - Mengkaji sosial ekonomi dan tingkat pendidikanpasien.

    - Memberikan kegiatan secara bertahap sesuaikebutuhan pasien.

    - Memberikan reinforcement prestasi yangdicapai pasien.

    - Mengikutsertakan dan membuat jadwal padajam jam tertentu.

    Kelompok:

    - Mengikitsertakan klien dalam kegiatanpertemuan kelompok setiap pagi, diberi tugas

    membaca berita yang aktual, serta dibahas

    bersama klien lain.

    - Mengikutsertakan klien pada seminar dandiskusi kelompok dengan topik topik tertentu

    seperti AIDS, dampak zat adiktif, hidup sehat.

    Keluarga:

    Ajarkan pada keluarga tentang prinsip prinsip

    komunikasi terapeutik.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    26/29

    25

    7. Evaluasi

    Evaluasi kemampuan klien dalam mengatasi keinginan menggunakan zat, misalnya dalam

    pikiran klien sudah tergambar masa depan yang lebih baik ( tanpa zat ), hidup yang lebih

    berharga dan keyakinan tidak akan lagi menggunakan zat. Perilaku klien untuk mengatakan

    tidak terhadap tawaran penggunaan zat dan menyuruh pergi. Evaluasi apakah hubungan klien

    dengan keluarga sudah terbina saling percaya dan kesempatan untuk saling mendukung

    melakukan komunikasi yang lebih efektif untuk sama sama mengatasi mendukung zat lagi

    oleh klien, serta masalah yang timbul akibat penggunaan zat.

    8. Kesimpulan

    Asuhan keperawatan pada klien dengan pemakaian NAPZA harus dilakukan secara holistik

    ( biopsikososiospiritual ) serta melibatkan seluruh tim kesehatan yang harus ditunjang dengan

    sistem dan perangkat hukum yang memadai. Masalah utama dalam merawat klien yang

    menggunakan NAPZA adalah kekambuhan. Upaya untuk membantu adalah dengan

    meningkatkan kemampuan untuk berhenti, kontrol diri dan perlu di kembangkan bantuan dari

    keluarga, kelompok, masyarakat serta lingkungan yang kondusif mencegah kambuh sehingga

    klien dapat memperpanjang jarak waktu pakai zat lagi atau sampai dapat berhenti total.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    27/29

    26

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULANPenyalahgunaan napza Suatu penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh

    penggunaan yg terus menerus sampai terjadi masalah.

    Ketergantungan : Suatu kondisi yang cukup berat dan parah, sehingga mengalami

    sakit yang cukup berat, ditandai dg ketergantungan fisik (sindroma putus zat dan

    toleransi).

    Maka dari itu klie dengan gangguan penggunaan nafza diharapkan bisa :

    Klien mencapai keutuhan fisik dan harga diri scr alamiah TL klien merfleksikan mtingkatnya pngertian ttg adanya hubungan antara stres dgn

    kebutuhan untuk menggunkan Nafza

    Sumber koping klien adekuat untuk membantu klien merubah perilakunya Klien mengenal kecemasannya dan sadar akan perasaan Klien menggunakan sumber koping adaptif Klien mpunyai alternatif atau belajar

    pendekatan alternatif untuk mengatasi stres atau ansietasnya

    Klien mampu secara periodik tetap tidak menggunakan

    B. SARANDiharapkan dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan

    mahasiswa/mahasiswi AKPER PEMDA Subang tentang Asuhan Keperawatan Klien

    Dengan Penyalahgunaan Dan Ketergantungan Napza.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    28/29

    27

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    Carpenito, L.J. (1995). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 6. (terjemahan). Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraan sarana

    pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika, psikotropika

    dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

    (2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di tempat rehabilitasi pada

    pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat

    Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan

    Kesejahteraan Sosial RI.

    (2001). Buku pedoman praktis bagi petugas kesehatan (puskesmas) mengenai

    penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta:

    Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan

    Masyarakat.

    Hawari, D. (2000). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (narkotik, alkohol dan zat

    adiktif). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    Rawlins, R.P., Williams, S.R., and Beck, C.K. (1993). Mental health-psychiatric nursing a

    holistic life-cycle approach. Third edition. St. Louis: Mosby Year Book.

    Stuart, G.W., and Laraia, M. T. (1998). Principles and practice of psychiatric nursing. Sixth

    edition. St. Louis: Mosby Year Book.

    Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. Fifth

    edition. St. Louis: Mosby Year Book.

    Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. (terjemahan).

    Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

  • 5/24/2018 Makalah NAPZA..docx

    29/29

    28

    Wilson, H.S., and Kneisl, C.R. (1992). Psychiatric nursing. California: Addison-

    Wesley.Wiguna, T. (2003).