makalah neuroscience.docx

53
Susunan dan Fungsi Sistem Saraf Manusia Fatrecia Rita Yunita Doloksaribu Mahasiswi Semester Kedua Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana 102010046 Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat No telp 021 569 42061 Email : [email protected] 22 April 2011

Upload: nurshawina-kamaludin

Post on 01-Jan-2016

138 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

susunan dan fungsi sistem saraf manusia

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Neuroscience.docx

Susunan dan Fungsi Sistem Saraf Manusia

Fatrecia Rita Yunita Doloksaribu

Mahasiswi Semester Kedua Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida

Wacana

102010046

Alamat Korespondensi:

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

No telp 021 569 42061

Email : [email protected]

22 April 2011

Page 2: makalah Neuroscience.docx

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari seluruh makhluk hidup selalu melakukan aktivitas, baik

yang dilakukan secara sadar maupun yang dilakukan secara tidak sadar atau diluar kesadaran.

Aktivitas yang dilakukan secara sadar misalnya saja dari hal yang paling sering dilakukan

yaitu bergerak. Baik itu bergerak dalam artian berjalan, berdiri, atau bahkan dalam bentuk

pergerakan yang kecil sekalipun seperti saat mengedipkan mata atau menggerakkan bola

mata menuju ke objek yang dilihat. Disamping itu yang dimaksud dengan gerak yang

dilakukan diluar kesadaran misalnya adalah pergerakan organ-organ di dalam tubuh manusia

yang tidak dipengaruhi oleh tingkat kesadaran dari manusia tersebut misalnya adalah organ

jantung. Dimana aktivitas dari organ ini sama sekali tidak dapat diatur oleh manusia dibawah

kesadarannya.

Pernahkah kita menyadari sebenarnya bagaimanakah semua aktivitas itu dapat terjadi

disamping karena adanya alat-alat penunjang pergerakan seperti tulang dan otot. Apakah

sebenarnya yang dapat membuat semua gerakan-gerakan tersebut dapat terkoordinasi dengan

baik sehingga semua aktivitas dalam kehidupan manusia dapat berjalan dengan baik. Dan

bagaimanakah proses yang terjadi didalam tubuh hingga akhirnya semua gerakan-gerakan

tersebut dapat terbentuk dan terlaksana dengan koordinasi yang sangat baik.

Ternyata dibalik semua aktivitas yang terjadi didalam tubuh manusia maupun dalam

tubuh makhluk hidup lainnya ada sebuah sel yang menyusun dirinya menjadi sebuah jaringan

yang dikenal dengan jaringan saraf dimana yang pada akhirnya akan menyusun sistem saraf

yang mampu mengolah semua informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar tubuh

manusia hingga akhirnya terbentuk suatu gerakan yang mendukung aktivitas kehidupan

manusia.

Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai jaringan saraf secara mikroskopis

beserta susunannya dalam tubuh manusia dan proses kerjanya hingga menghasilkan suatu

bentuk-bentuk gerakan tubuh manusia serta berbagai fungsinya yang dapat menunjang

aktivitas tubuh lainnya.

Page 3: makalah Neuroscience.docx

PEMBAHASAN

Jaringan Saraf

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali disebutkan bahwa dua komponen penting

dalam pergerakan adalah tulang dan otot yang bekerja sama menciptakan suatu gerakan pada

organ-organ tubuh tertentu. Namun dibalik kedua komponen yang menunjang pergerkan

tersebut, terdapat suatu komponen lain yang memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya

dalam menunjang terjadinya suatu pergerakan pada tubuh manusia.

Komponen yang dimaksud adalah saraf. Saraf yang terdapat pada tubuh makhluk hidup

khususnya pada pembahasan kali ini akan lebih difokuskan pada jaringan saraf manusia,

merupakan suatu jaringan yang peka terhadap rangsangan. Jaringan-jaringan saraf ini akan

membentuk dirinya menjadi suatu sistem yang disebut sistem saraf, dimana sistem saraf ini

akan menjalankan suatu proses pengolahan informasi hingga akhirnya dapat menciptakan

respon-respon yang spesifik pada organ-organ tertentu.

Susunan saraf manusia merupakan sistem yang paling kompleks didalam tubuh

manusia dan dibentuk oleh jaringan-jaringan yang tersusun lebih dari 100 juta sel saraf

(neuron), dan ditunjang oleh sel glia dengan jumlah yang lebih besar. Setiap neuron rata-rata

memilki sekurangnya seribu hubungan dengan neuron lain, dan membentuk sistem yang

sangat kompleks untuk berkomunikasi. Suatu fungsi saraf merupakan seperangkat proses

yang terkoordinasi dan bertujuan untuk menghasilkan sesuatu.1

Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh sebagai jaringan komunikasi yang terintegrasi.

Secara anaotomis, susunan saraf dibagi dalam susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri atas

neuron dan akson yang terdapat pada otak dan medulla spinalis yaitu pusat pengintegrasi

dan komunikasi tubuh; dan susunan saraf tepi (SST) yang terdiri atas neuron dan akson

yang terletak di luar SSP, yaitu nervus kranialis dari otak, nervus spinalis dari medulla

spinalis, dan ganglia terkait.1,2

Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel, yaitu sel saraf atau neuron,

yang umumnya memiliki banyak cabang panjang dan terdapat pada SSP; dan beberapa sel

glia atau neuroglia yang merupakan sel penyokong dengan cabang-cabang pendek yang

mampu untuk menyangga dan melindungi neuron dan ikut serta dalam aktivitas saraf, nutrisi

saraf, dan proses pertahanan susunan saraf pusat. Sel glia ini terdapat pada SSP dan SST

Page 4: makalah Neuroscience.docx

(lihat gambar 1). Macam-macam sel glia atau neuroglia ini diantaranya adalah astrosit,

oligodendroglia, mikroglia, sel ependim, yang terdapat pada SSP serta sel schwann, dan

sel satelit pada SST.1,2

Gambar 1. Jenis-jenis Sel Glia

Neuron berespons terhadap perubahan lingkungan (stimulus) dengan mengubah

potensial listrik yang terdapat antara permukaan dalam dan luar dari membran. Sel-sel

dengan ciri ini dapat dirangsang (excitable) atau irritable. Neuron bereaksi langsung terhadap

rangsangan disertai modifikasi potensial listrik yang terbatas pada tempat penerima rangsang

atau dapat tersebar ke seluruh neuron melalui membran plasma. Penyebaran ini, yang disebut

potensial aksi, atau impuls saraf, sanggup menempuh jarak yang jauh. Impuls meneruskan

informasi ke neuron lain, ke otot, dan kelenjar.

Sel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus,

selain itu juga untuk memicu aktivitas sel tertentu, dan yang terakhir adalah pelepasan

neurotransmitter dan molekul informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri dari tiga bagian

yaitu badan sel, akson dan dendrit (lihat gambar 2). 1

Page 5: makalah Neuroscience.docx

Gambar 2. Sel Saraf

http://jeffryzahra.blogspot.com/

Badan sel yang juga disebut sebagai perikarion adalah bagian dari neuron yang

mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya, dan tidak mencakup cabang-cabang sel.

Badan sel ini berfungsi untuk mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Perikarion di

kebanyakan sel saraf menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus

eksitatorik atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.1,3

Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik (terpulas pucat) bulat dan sangat besar,

dengan anak inti yang nyata. Sel saraf binukleus terlihat dalam ganglia simpatis dan sensorik.

Kromatin halus tersebar merata, yang menggambarkan tingginya aktivitas sintesis dalam sel-

sel ini. Badan sel mengandung suatu retikulum endoplasma kasar yang berkembang sangat

baik, berupa kelompok-kelompok sisterna paralel. Di dalam sitoplasma di antara sisterna

terdapat banyak poliribosom, yang memberi kesan bahwa sel-sel ini menyintesis protein

struktural dan protein transpor. Retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom yang

bebas pada sitoplasma badan sel ini disebut juga dengan sebutan badan Nissl (lihat gambar

2). Badan Nissl sangat banyak ditemukan dalam sel saraf besar seperti neuron motorik. 1

Page 6: makalah Neuroscience.docx

Selain itu, pada prokarion atau badan sel ini juga terdapat kompleks golgi, retikulum

endoplasma licin atau halus, mitokondria yang tersebar pada sitoplasma badan sel, dan

neurofibril yang tersusun oleh neurofilamen dan mikrotubulus yang terlihat melalui

mikroskop cahaya jika diberikan pewarnaan dengan perak.1,3

Akson merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau

menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain. Kebanyakan sel saraf hanya memilki satu akson;

ada sejumlah kecil yang tidak mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan

cabang silindris dengan panjang dan diameter yang bervariasi, sesuai jenis neuronnya. Semua

akson berasal dari daerah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson, yang umumnya

muncul dari perikarion. Membran plasma di akson disebut aksolemma sedangkan isinya

disebut aksoplasma. Akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak.

Sitoplasma pada akson mengandung mitokondria, mikrotubulus dan neurofilamen, dan

sejumlah sisterna retikulum endoplasma halus. Tidak adanya poliribosom dan retikulum

endoplasma kasar memperjelas ketergantungan akson pada perikarion untuk

mempertahankan diri.1

Akson pada saraf memiliki ukuran-ukuran tertentu dan tedapat selubung yang

mengelilinginya. Pada SST, semua akson dikelilingi oleh sel Schwann (neurilema) yang

mampu membentuk selubung mielin yang kaya akan lipid dan neurokeratin (lihat gambar 3).

Disepanjang akson yang bermielin, terdapat celah-celah kecil dalam selubung mielin diantara

sel Schwann yang disebut nodus Ranvier. Sedangkan pada SSP, pembentukan dan

mielinisasi selubung mielin dilakukan oleh oligodendroglia.2

Gambar 3. Sel Schwann

http://muthocta.blogspot.com/2010_11_01_archive.html

Page 7: makalah Neuroscience.docx

Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon yang merupakan

perpanjangan dari sitoplasma sel saraf (lihat gambar 2). Dendrit menerima banyak sinaps dan

merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan sel saraf

memiliki banyak dendrit, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel. Percabangan

dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrsikan sejumlah besar

akson terminal dari sel saraf lain. Berbeda dengan akson yang memiliki diameter yang tetap

dari satu ujung ke ujung lainnya, dendrit makin mengecil setiap kali bercabang. Komposisi

sitoplasma di basis dendrit dekat dengan badan neuron, mirip dengan komposisi sitoplasma

perikarion namun tidak mengandung kompleks Golgi.1

Berdasarkan ukuran dan bentuk cabangnya, kebanyakan neuron dapat digolongkan

kedalam salah satu dari kategori berikut (lihat gambar 4) : neuron multipolar, yang memiliki

lebih dari dua cabang, yakni satu cabang berupa akson dan cabangn lainnya berupa dendrit;

neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson; dan neuron pseudounipolar, yang

memiliki satu cabang dekat perikarion dan terbagi menjadi dua cabang. Cabang tersebut

kemudian membentuk huruf T, dengan satu cabang terjulur ke ujung perifer dan yang lain

terjulur ke SSP. Pada neuron pseudounipolar, stimulus yang di tangkap oleh dendrit

diteruskan langsung ke akson terminal tanpa melalui perikarion.

Gambar 4. Klasifikasi Jenis Neuron

http://systembiosaraf.wordpress.com/2010/04/11/pembagian-sel-neuron/

Page 8: makalah Neuroscience.docx

Kebanyakan neuron di tubuh adalah multipolar. Neuron bipolar ditemukan di ganglia

koklear dan vestibular, serta di retina dan mukosa olfaktorius. Neuron pseeudounipolar

ditemukan di ganglia spinal (ganglia sensorik dalam kornu dorsalis saraf spinal). Neuron

pseudounipolar juga ditemukan di kebanyakan ganglia kranialis.

Neuron dapat juga diklasifikasikan berdasarkan peran fungsionalnya. Neuron mototrik

(eferen) mengatur atau mengendalikan organ efektor seperti serabut otot dan kelenjar

eksokrin dan endokrin. Neuron sensorik (aferen) terlibat dalam penerimaan stimulus

sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Interneuron mengadakan hubungan antar

neuron, dan membentuk jaringan fungsional yang kompleks. Disusunan saraf pusat, badan sel

sarafnya hanya terdapat dalam substansia grisea. Sedangkan pada susunan saraf tepi, badan-

badan sel terdapat di ganglia dan di beberapa daerah sensorik misalnya di mukosa

olfaktorius.1

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa selain terdapat sel saraf atau neuron

pada jaringan saraf, sel lain yang ikut menyusun jaringan ini adalah sel glia atau yang juga

dikenal dengan sebutan neuorglia dengan tugasnya sebagai penyokong dari sel-sel saraf

dalam susunan saraf baik SSP maupun SST.

Sel glia atau neuroglia jumlahnya 10 kali lebih banyak dari pada jumlah neuron di otak

mamalia. Sel-sel ini mengelilingi badan sel dan cabang-cabang akson serta dendritnya yang

terdapat di celah antar neuron. Sel-sel glia tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

Oligodendroglia atau Oligodendrosit (lihat gambar 5). Sel ini memiliki fungsi untuk

membentuk selubung mielin yang merupakan insulator listrik neuron di susunan saraf pusat.

Sel-sel ini memiliki cabang-cabang yang membungkus akson, dan menghasilkan selubung

mielin. Oligodendrosit memiliki inti dan badan sel lonjong yang lebih kecil dengan sedikit

prosesus halus dan pendek yang tidak banyak bercabang. Fungsinya yang mampu untuk

membentuk selubung mielin pada akson serupa dengan fungsi sel schwann pada SST.1,2

Astrosit (lihat gambar 5). Astrosit merupakan sel berbentuk bintang dengan banyak

cabang. Sel-sel ini memiliki berkas-berkas filamen intermediet, yang terdiri atas protein

asam glia berfibril yang memperkuat strukturnya. Astrosit mengikat neuron pada kapiler

dan piamater. Astrosit dengan sedikit cabang panjang disebut sebagai astrosit fibrosa dan

terdapat di substansia alba dari otak dan medulla spinalis; sedangkan jenis lain dari astrosit

adalah astrosit protoplasma, dengan banyak tonjolan bercabang pendek ditemukan di

Page 9: makalah Neuroscience.docx

substansia grisea. Sebagaian cabang astrosit melekat pada dinding kapiler darah melalui kaki

pedikel atau “kaki vaskular” yang juga dikenal dengan kaki perivaskular. Keberadaan kaki

vaskular ini dipercaya berkontribusi terhadap sawar atau barrier darah-otak, atau yang

menghambat masuknya makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan

otak.1,3

Mikroglia adalah sel kecil memanjang dengan cabang-cabang pendek yang tak teratur

(lihat gambar 5). Sel ini merupakan salah satu sel yang bersifat fagosit. Bila jaringan saraf

cidera atau rusak, mikroglia akan bermigrasi ke tempat terkait, berproliferasi, menjadi

fagositik, dan menghilangkan jaringan mati atau sel asing dari SSP. Dan yang terkahir adalah

sel ependim yang merupakan sel epitel silindris rendah yang melapisi ventrikel otak dan

kanalis sentralis di medula spinalis.1,2

Gambar 5. sel-sel Glia

http://vanat.cvm.umn.edu/neurHistAtls/pages/glia1.html

Sel schwann memiliki fungsi yang sama dengan oligodendrosit namun terletak

disekitar akson di susuan saraf tepi. Satu sel schwann membentuk mielin di salah satu akson,

berbeda dengan oligodendrosit yang dapat bercabang dan meliputi lebih dari satu neuron

serta cabangnya.1

Susunan saraf pusat terdiri atas serebrum, serebelum, dan medula spinalis. SSP

hampir tidak memiliki jaringan ikat sehingga konsistensi organ ini mirip gel yang relatif

lunak. SSP yang terdiri dari serebrum, serebelum dan medulla spinalis ini memiliki daerah

putih yaitu substansia alba, serta substansia kelabu yaitu substansia grissea. Penyebaran

mielin di SSP menyebabkan perbedaan hal berikut yaitu unsur utama dari substansia putih

adalah akson yang bermielin dan oligodendrosit penghasil mielin serta tidak mengandung

Page 10: makalah Neuroscience.docx

badan sel. Substansia grissea mengandung badan sel neuron, dendrit, bagian awal akson tak

bermielin, dan sel glia.

Substansia grissea terutama terdapat dipermukaan serebrum dan serebellum yang

membentuk korteks serebri dan serebeli, sedangkan letak subtansia alba lebih ke pusat. Pada

korteks serebri, substansia grissea memiliki 6 lapisan sel dengan beraneka bentuk dan

ukuran. Lapisan-lapisan tersebut diantaranya adalah lapisan molekular, lapisan granular luar,

lapisan sel-sel piramid, lapisan granular dalam, lapisan piramid/ganglioner, dan lapisan sel-

sel multiform atau polimorf. Sel-sel pada korteks serebri berhubungan dengan integrasi

informasi sensorik dan inisiasi respon motorik volunter.

Selain terdapat koteks serebri, bagian substansia grissea pada SSP juga terdiri dari

korteks serebeli yang memiliki 3 lapisan sel yaitu lapisan molekular, lapisan tengah yang

terdiri dari sel Purkinje berukuran besar, dan lapisan granular dalam. Sel-sel purkinje

memiliki badan sel yang mencolok, dengan dendritnya yang berkembang dengan baik

menyerupai kipas serta menempati sebagian besar lapisan molekular dan karenanya, inti sel

Purkinje jarang ditemui. Lapisan granular dibentuk neuron yang sangat kecil yang merupakan

yang terkecil pada tubuh manusia, yang saling berhimpitan, berbeda dengan sel yang tidak

begitu padat.

Pada potongan melintang medulla spinalis, substansia alba terletak di pinggir dan

substansia grissea teletak di bagian tengah yang menyerupai huruf H (lihat gambar 6). Pada

garis horizontal huruf H ini, terdapat suatu lubang yang disebut sebagai kanalis sentralis. Sel

ependim melapisi kanalis ini (lihat gambar 7). Tungkai substansia grissea dari huruf H ini

membentuk kornu anterior. Kornu ini mengandung neuron motorik dengan akson yang

berbentuk radiks ventral saraf spinal. Substansia grissea juga membentuk kornu posterior

(bagian lengan dari huruf H), yang menerima serabut sensorik dari neuron-neuron di ganglia

spinalis radiks dorsal.

Page 11: makalah Neuroscience.docx

Gambar 7. Sel Ependim

Gambar 6. Medulla Spinalis

Komponen utama dari sistem saraf tepi adalah saraf ganglia, dan ujung saraf. Serabut

saraf disusun oleh akson yang dibungkus selubung khusus yang berasal dari sel ektodermal.

Disusunan saraf tepi, serabut-serabut saraf berkelompok sebagai berkas untuk membentuk

saraf. Saraf memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri dari jaringan ikat padat yang disebut

epinerium, yang juga mengisi rongga-rongga di antara berkas-berkas serabut saraf. Setiap

berkas dikelilingi oleh perinerium, yaitu selapis jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel

gepeng mirip epitel. Sel-sel disetiap lapisan perinerium saling berhubungan melalui taut

kedap, sehingga perinerium menjadi sawar terhadap lewatnya sebagian besar makromolekul

dan berperan penting untuk melindungi serabut saraf dari agresi. Di dalam selubung

perinerium, terdapat akson-akson berselubung sel Schwann dan jaringan ikat pembungkusnya

yaitu endonerium. Endonerium terdiri atas selapis tipis serat retikulin yang di hasilkan oleh

sel Schwann.

Disamping pembahasan seputar jaringan saraf yang terdapat pada manusia, yang tidak

kalah pentingnya untuk di bahas adalah mengenai ganglia. Ganglia adalah suatu struktur

lonjong yang mengandung badan sel neuron dan sel glia yang ditunjang oleh jaringan ikat.

Karena ganglia bekerja sebagai stasiun relay untuk menghantarkan impuls saraf, suatu saraf

masuk dan saraf lainnya keluar pada setiap ganglion. Arah impuls saraf menentukan apakah

suatu ganglion menjadi ganglion sensorik atau otonom.

Ganglion sensorik menerima impuls aferen yang menuju SSP. Ada dua jenis ganglia

sensorik. Sebagian berhubungan dengan saraf kranial (ganglion kranialis); yang lain

berhubungan dengan radiks dorsal dari saraf spinal dan disebut ganglion spinalis yang

memiliki badan sel neuron yang besar dengan badan Nissl halus yang dikelilingi banyak sel

glia kecil yang disebut sel satelit.

Ganglion otonom tampak sebagai pelebaran bulat pada saraf otonom. Ganglion

otonom umumnya memiliki neuron multipolar. Seperti halnya dengan ganglia kraniospinalis,

Page 12: makalah Neuroscience.docx

ganglia otonom memiliki perikarion neuron dengan badan Nissl halus. Selapis sel satelit

seringkali membungkus neuron ganglia otonom. Sel satelit mengelilingi neuron pada

ganglion yang berbeda. Sel-sel ini berperan penting sebagai penyokong struktural dan

metabolik untuk neuron yang dikelilinginya.1,2

Struktur Anatomi Susunan Saraf Pusat ( SSP )

Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai

media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali

berbagai sistem organ lainnya serta dapat pula memproduksi hormon.4

Pada dasarnya sususan saraf terdiri dari sel-sel saraf dengan spesialisasi yang berfungsi

untuk menerima stimulus sensorik dan mentransmisikan stimulus ini ke organ-organ efektor,

baik muskuler atau glanduler. Susunan saraf dibagi menjadi dua yaitu, susunan saraf pusat

yang terdiri dari otak dan medulla spinalis, dan susunan saraf tepi yang terdiri dari saraf

kranila dan spinal, serta ganglion yang terkait.5

Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk serta

proses sintesis dan mengintegrasikannya. Pada dasarnya proses tersebut bertujuan untuk

mengendalikan berbagai sistem organ yang lain sehingga terbentuk keluaran berupa perilaku

makhluk hidup.4

Otak dan medulla spinalis pada susunan saraf pusat merupakan pusat-pusat utama

dimana disini terjadi hubungan dan integrasi dari informasi saraf; karena itu, tidak

mengherankan jika mereka terlindungi dengan baik. Baik otak dan medulla spinalis terendam

dalam cairan serebrospinal, dan selanjutnya dilindungi oleh tulang-tulang cranium serta

columnna vertebralis.

Otak terletak dalam cavum cranii serta bersambung dengan medulla spinalis melalui

foramen magnum. Dikelilingi oleh tiga meningen yaitu duramater, arachnoidmater, dan

piamater dan ketiga lapisan ini akan berlanjut bersama-sama hingga ke medulla spinalis.

Secara konvensional, otak di bagi menjadi 3 bagian. Apabila diurutkan mulai dari diatsa

medulla spinalis adalah rhombensefalon atau otak belakang, mesensefalon atau otak tengah,

dan prosensefalon atau otak belakang. Ketiga bagian otak ini akan dibagi lagi menjadi

bagiannya masing-masing. Rhombensefalon terbagi menjadi metensefalon atau pons dan

Page 13: makalah Neuroscience.docx

serebellum serta menjadi mielensefalon atau medulla oblongata. Bagian prosensefalon jga

akan terbagi menjadi telensefalon yang menjadi serebrum dan diensefalon.5

Cerebrum3,5,6

Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak dan terletak dalam fossa cranialis media

dan anterior serta menempati seluruh bagian cekung cranium. Dapat di bagi dalam dua bagian

yaitu diensefalon yang merupakan inti sentral, dan telensefalon yang membentuk

hemispherium cerebri.

Hemispherium cerebri dipisahkan oleh suatu celah sagital yang dalam pada di bagian

garis tengah yang disebut dengan fissura longitudinalis cerebri. Fissura ini mengandung

lipatan duramater yang berbentuk bulan sabit yang disebut falx cerebri dan pembuluh darah

cerebralis anterior. Pada kedalaman fissura, commisura magna, corpus callosum

menghubungkan antara kedua hemisferium secara menyilang sehingga keduanya saling

berhubungan. Selain itu, hemisferium cerebri juga dipisahkan dengan cerebellum oleh

tentorium cerebelli (lihat gambar 8).

Gambar 8. Falx Cerebri dan Tentorium Cerebri

http://www.osteodoc.com/sutherland.htm

Dalam usaha umtuk memperluas permukaan coetex cerebri secara maksimal,

permukaan setiap hemispherium cerebri terbagi menjadi lipatan-lipatan atau gyri, yang

dipisahkan oleh sulci atau fissura. Untuk memudahkan pengurainnya tipa-tiap hemispherium

Page 14: makalah Neuroscience.docx

di bagi menjadi beberapa lobus dengan penamaan yang disesuaikan dengan tualang cranium

yang melindunginya. Sulcus centralis dan sulcus parieto-occipitalis serta sulcus lateralis dan

sulcus calcarina merupakan batas-batas yang digunakan untuk membagi hemispherium

cerebri menjadi lobus frontalis, parietalis, temporalis, dan occipitalis (lihat gambar 9).

Ada beberapa sulci utama yang membagi hemispherium cerebri menjadi beberapa

lobus seperti yang dijelaskan sebelumnya. Sulcus centralis merupakan salah satunya. Sulcus

ini merupakan sulcus yang sangat penting karena gyrus yang terletak di bagian anteriornya

mengandung sel-sel motorik yang memulai gerakan-gerakan sisi tubuh yang berlawanan; di

bagian posterior sulcus ini terdapat cortex sensorik dari tubuh yang berlawanan.

Gambar 9. Anatomi otak

http://meduniver.com/Medical/Anatom/406.html

Sulcus lateralis merupakan suatu celah yang dalam terutama ditemukan pada

permukaan inferior dan lateral dari hemispherium cerebri. Sulcus ini terbagi menjadi tiga

rami, yaitu ramus horizontalis anterior dan ramus asenden anterior, dan beralanjut sebagai

ramus posterior. Pada dasar sulcus lateralis yang dalam terdapat suatu cortex yang disebut

insula dan sulit bahkan tidak dapat terlihat dari permukaan kecuali bibir dari sulcus

dipisahkan.

Page 15: makalah Neuroscience.docx

Sulcus Parietooccipitalis dimulai pada tepi medial superior dari hemispherium cerebri

di bagian anterior dari polus occipitalis. Melintas kebawah dan ke anterior pada permukaan

medialis untuk bertemu dengan sulcus calcarina. Sulcus calcarina ditemukan pada

permukaan medialis hemispherium. Mulai dibawah ujung posterior corpus callosum dan

melengkung keatas dan kebelakang untuk berhenti saat mencapai polus occipitalis.

Hemispherium cerebri terdiri dari beberapa lobus. Lobus-lobus tersebut adalah sebagai

berikut.

Lobus Frontalis (lihat gambar 9). Lobus frontalis menempati area anterior dari sulcus

centralis dan superior dari sulcus lateralis. Permukaan superolateral lobus frontalis terbagi

oleh tiga sulci menjadi 4 gyri. Sulcus precentralis berjalan secara paralel dengan sulcus

centralis dan gyrus precentralis terdapat diantaranya. Membentang di anterior sulcus

precentralis adalah sulcus frontalis superior dan sulcus frontalis inferior. Gyrus frontalis

superior terletak di superior dari sulcus frontalis superior. Diantara kedua sulcus frontalis

superior dan sulcus frontalis inferior terdapat sebuah gyrus yaitu gyrus frontalis media. Di

bagian inferior dari sulcus frontalis inferior terdapat gyrus frontalis inferior. Ramus asenden

anterior pada sulcus lateralis membagi gyrus ini menjadi pars orbitalis, pars triangularis dan

pars opercularis.

Pada daerah precentralis lobus ini dapat dibagi menjadi daerah posterior dan anterior.

Daerah posterior disebut sebagai daerah motorik atau daerah motorik primer atau yang juga

dikenal dengan daerah korteks motorik primer atau Area Brodmann 4 (lihat gambar 10).

Fungsi daerah ini adalah untuk melakukan gerakan-gerakan individual pada bagian tubuh

yang berbeda. Area ini merupakan staisun terakhir untuk mengkonversi masukan sensoris

menjadi pelaksanaan gerakan.

Daerah anterior diketahui sebagai daerah premotorik atau yang juga dikenal dengan

istilah korteks premotorik atau Area Brodmann 6 (lihat gambar 9). Daerah ini memiliki

fungsi untuk menyimpan program-program aktivitas motorik yang dirakit sebagai

pengalaman masa lalu. Karena itu daerah ini memprogram aktivitas daerah motorik, terutama

terlibat dalam pengendalian gerakan-gerakan postural kasar melalui hubungannya dengan

ganglia basalis.

Page 16: makalah Neuroscience.docx

Gambar 10. Area Brodmann

Dibagian anterior dari area premotorik ini terdapat Area Brodmann 8 yang

meruapakan area mata frontal (frontal eye field) yang membentang dari fasialis gyrus

precentralis ke gyrus frontalis medialis. Stimulasi listrik pada daerah ini menyebabkan

terjadinya gerakan-gerakan konjungta mata, terutama ke arah sisi yang berlawanan.

Selain itu pada gyrus frontalis inferior lebih tepatnya lagi pada pars triangularis dan

opercularis terdapat suatu area yang disebut dengan Area Bicara Broca atau Area Brodmann

44 dan 45 (lihat gambar 10) yang berfungsi sebagai pusat motorik untuk berbicara. Daerah

bicara broca ini menyebabkan pembentukan kata melalui hubungannya dengan daerah

motorik primer berdekatan. Pada sebagian besar individu daerah ini penting pada bagian kiri

atau pada hemispherium dominan dan ablasinya akan menimbulkan paralisis bicara atau yang

dikenal pula dengan afasia ekspresif. Sedangkan pada individu-individu yang hemispherium

kanannya dominan, daerah sisi kanan merupakan daerah yang penting. Ablasi daerah ini pada

hemispherium non-dominan tidak akan mempunyai efek terhadap bicara.

Cortex prefrontalis merupakan suatu daerah ekstensif yang terdapat di bagian anterior

dari daerah precentralis. Termasuk bagian besar dari gyri frontalis superior, medialis, dan

inferior. Daerah ini berkaitan dengan penyusunan kepribadian individu. Sebagai akibat

Page 17: makalah Neuroscience.docx

masukan sumber kortikal yang banyak, area ini memainkan peranan penting sebagai pengatur

kedalam perasaan seseorang.

Lobus Parietalis (lihat gambar 9). Lobus ini menduduki area posterior dari sulcus

centralis dan superior dari sulcus lateralis, membentang ke posterior sejauh sulcus

parietooccipitalis. Permukaan lateral dari lobus parietooccipitalis terbagi oleh dua sulci

menjadi 3 gyri. Sulcus postcentralis berjalan sejajar dengan sulcus centralis dan gyrus

postcentralis terletak di antaranya. Berjalan ke posterior dari pertengahan sulcus postcentralis

adalah sulcus intraparietalis. Di superior dari sulcus intraparietalis ini terdapat lobulus

parietalis superior dan di inferior terdapat lobulus parietalis inferior yang lebih lanjut dibagi

menjadi gyrus supramarginalis dan gyrus angularis.

Pada lobus ini terdapat area somesthetik primer atau area somatosensorik primer

menduduki gyrus postcentralis pada permukaan lateral hemispherium dan bagian posterior

lobulus paracentralis pada permukaan media. Area ini disebut juga dengan area Brodmann 3,

1, dan 2 (lihat gambar 10). Disini neuron menerima informasi sensorik umum yang berkaitan

dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan, dan propriosepsi dari tubuh.

Daerah asosiasi somestetik atau daerah asosiasi sensori primer menempati lobulus

parietalis superior membentang ke permukaan medial hemispherium cerebri. Area ini dikenal

juga dengan area Brodmann 5 dan 7. Di duga fungsi utamanya adalah menerima dan

mengintegrasi modalitas-modalitas sensorik yang berbeda.

Lobus temporalis (lihat gambar 9). Lobus ini menduduki area inferior dari sulcus

lateralis. Permukaan lateral lobus temporalis ini dibagi menjadi tiga gyri oleh dua sulci.

Sulcus temporalis superior dan sulcus temporalis inferior membagi lobus ini menjadi gyrus

temporalis superior, media, dan inferior. Pada permukaan atas lobus temporal yang

mengahadap ke sulcus lateral terdapat gyrus transversa Heschl yang meluas ke medial ke

arah lobus sentral atau lobus insula. Lobus occipitalis menempati area kecil di belakang

sulcus parietooccipitalis.

Pada permukaan medialis dan inferior lobus-lobus hemispherium cerebri tidak berbatas

dengan jelas. Walaupun demikian, terdapat daerah-daerah penting yang harus dikenali.

Corpus callosum (lihat gambar 11), merupakan commisura terbesar otak, membentuk

suatu gambaran mencolok pada permukaan medial hemispherium cerebri ini. Gyrus cinguli

dimulai di bawah ujung anterior corpus callosum hingga mencapai posterior. Gyrus

Page 18: makalah Neuroscience.docx

dipisahkan dari corpus callosum oleh sulcus callosum. Gyrus cinguli dipisahkan dari gyrus

frontalis superior oleh sulcus cinguli.

Gambar 11. Hemisferium Cerebri tampak Medial

Lobulus Paracentralis adalah cortex cerebralis yang mengelilingi tanda yang

ditimbulkan oleh sulcus centralis pada batas superior. Bagian anterior dari lobulus ini

merupakan kelanjutan dari gyrus precentralis pada permukaan lateral superior, dan bagian

posterior lobulus merupakan kelanjutan gyrus postcentralis.

Precuneus merupakan daerah cortex yang di bagian anterior di batasi oleh ujung

posterior dari sulcus cinguli yang berbalik ke atas dan posterior oleh sulcus parietooccipitalis.

Cuneus merupakan suatu daerah segitiga cortex yang pada bagian atas dibatasi oleh sulcus

parietooccipitalis dan pada bagian inferior oleh sulcus calcarina dan di bagian posterior oleh

tepi medialis superior.

Sulcus collateralis terdapat pada permukaan inferior dari hemispherium cerebri.

Berjalan ke anterior di bawah sulcus calcarina, di antara sulcus collateralis dan sulcus

calcarina terdapat gyrus lingualis. Di anterior dari gyrus lingualis terdapat gyrus

parahipocampalis, yang berakhir di depan sebagai uncus yang bentuknya mirip dengan kait.

Page 19: makalah Neuroscience.docx

Gyrus occipitotemporalis medialis membentang dari kutub occipitalis ke kutub

temporalis. Di bagian medialis dibatasi oleh sulci collateralis dan rhinalis dan dilateral oleh

sulcus occipitotemporalis. Gyrus occipitotemporalis lateral terletak di lateral sulcus dan

berlanjut dengan gyrus temporalis inferior.

Pada permukaan inferior dari lobus frontalis, bulbus dan tractus olfactorius menempati

suatu sulkus yang disebut sulcus olfactorius. Dimedial sulcus olfactorius terdapat gyrus

rectus dan di bagian lateral terdapat gyrus orbitalis.

Pada lobus temporalis terdapat daerah auditorik primer yang diberi label sebagai area

Brodmann 41 dan 42 (lihat gambar 10). Area ini terletak pada gyrus transversa Hescl. Area

ini menerima impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran. Selain itu juga terdapat

daerah atau area auditorik sekunder (area asosiasi auditorik) letaknya di posterior area

auditorik primer dalam sulcus lateralis serta pada gyrus temporalis superior dan diberi label

sebagai area Brodmann 22 yang diduga berperan dalam mengintepretasikan suara.

Selain kedua derah tersebut, pada lobus ini juga terdapat daerah lain yang dikenal

dengan daerah bicara sensorik Wernicke (lihat gambar 10) yang tepatnya berlokasi pada

hemispherium dominan kiri, terutama pada gyrus temporalis superior, dengan perluasan

disekeliling ujung posterior sulcus lateralis kedalam daerah posterior. Daerah ini

dihubungkan dengan area bicara Broca oleh suatu fasiculus yang disebut fasiculus arcuatus.

Daerah ini menerima serabut-serabut dari cortex visual pada lobus occipitalis dan cortex

auditorik pada gyrus temporalis superior. Daerah ini memungkinkan pengertian terhadap

bahasa tulisan dan lisan serta memungkinkan seseorang untuk membaca, mengerti kalimat,

dan menyatakan dengan suara yang kuat. Lesi pada daerah Wernick pada hemisfer yang

dominan mengakibatkan kehilangan kemampuan untuk mengerti kata lisan maupun yang

tertulis disebut afasia reseptif. Apabila bersamaan dengan daerah Broca mengalami

kerusakan maka disebut sebagai afasia global sehingga seseorang kehilangan kemampuan

bicara dan pengertian terhadap kata lisan maupun tulisan.

Daerah visual primer (lihat gambar 10) yang diberi label Brodmann 17 terletak pada

dinding bagian posterior dari sulcus calcarina dan kadang-kadang membentang dari kutub

occipitalis permukaan lateral hemispherium. Daerah visual sekunder atau yang juga disebut

sebagai area assosiasi visual diberi label Brodmann 18 dan 19 mengelilingi daerah visula

primer pada permukaan medial dan lateral hemispherium. Fungsi daerah visual sekunder

adalah mengaitkan informasi visual yang diterima oleh daerah visual primer dengan

Page 20: makalah Neuroscience.docx

pengalaman masa lalu, sehingga memungkinkan individu mengenal dan mengapresiasi apa

yang terlihat.

Daerah pengecap atau area gustatorik (lihat gambar 10) belum ditegakkan secara pasti

pada manusia. Kemungkinan terletak pada ujung bawah gyrus postcentralis pada dinding

superior sulcus lateralis atau daerah insula yang berdekatan. Area ini diberi label area

Brodmann 43. Daerah vestibular diduga terletak dekat bagian dari gyrus postcentralis yang

berkaitan dengan sensasi pada muka.

Daerah olfaktori merupakan suatu daerah yang diberi label Brodmann 34 dan 28 (lihat

gambar 11). Daerah ini terletak pada bagian medial hemispherium, tepatnya pada lobus

pririforms dekat dengan uncus bagian dari gyrus parahipicampalis yang merupakan bagian

dari lobus limbicus. Hal inilah yang menyebabkan adanya hubungan yang mempengaruhi

rangsang bau yang diterima oleh resepor nervus olfaktorius dapat mempengaruhi emosi

seseorang.

Terletak di bagian interior hemispherium cerebri adalah ventrikel lateralis, massa

substansia grissea yaitu nuclei basalis, dan serabut saraf. Masing-masing hemispherium

cerebri memiliki satu ventrikel lateralis. Setiap ventrikel lateralis secara kasar merupakan

rongga berbentuk huruf C dilapisi sel ependim dan terisi oleh cairan cerebrospinalis. Ventikel

lateral dapat dibagi menjadi suatu corpus yang menempati lobus parietalis, dan sisanya cornu

anterior, posterior, dan inferior yang masing-masing meluas kedalam lobus frontalis,

occipitalis, dan temporalis. Ventrikulus lateralis berhubungan dengan rongga ventrikulus

tertius melalui foramen interventrikularis.

Page 21: makalah Neuroscience.docx

Gambar 12. Ventrikel Lateral

Istilah nuclei basalis digunakan untuk sekumpulan massa substansia grissea yang

berada dalam setiap hemispherium cerebri. Mereka adalah corpus striatum, nucleus

ammigdalae, dan claustrum.

Corpus striatum terletak lateral thalamus dan hampir tebagi secara lengkap oleh suatu

pita serabut saraf yaitu capsula interna menjadi nucleus caudatus dan nucleus lentiformis

(lihat gambar 13). Nucleus caudatus merupakan suatu massa substansia grissea yang

berhubungan dengan ventrikulus lateralis dan bagian lateralnya berhubungan dengan capsula

interna, yang memisahkannya dengan nucleus lentiformis.

Nucleus lentiformis merupakan massa substansia grissea berbentuk baji yang di bagian

medial berhubungan dengan capsula interna sehingga memisahkannya dengan nucleus

caudatus. Di lateral nucleus lentiformis terdapat capsula externa yang memisahkannya

dengan calustrum yang merupakan suatu lembaran tipis massa substansia grissea. Nucleus

lentiformis ini terdiri dari putamen dibagian lateral dan globus pallidus dibagian medial.

Bagian lain yang merupakan bagian dari substansia grissea dari hemispherium cerebri adalah

nucleus amigdalae yang mempunyai peranan dalam sistem limbik.

Page 22: makalah Neuroscience.docx

Gambar 13. Otak potongan Horizontal

Substansia alba pada hemispherium cerebri terdiri dari serabut saraf yang bermielin dari

berbagai diameter yang disokong oleh neuroglia. Serabut saraf dapat dikelompokkan menjadi

tiga yaitu serabut-serabut commisura yang menghubungkan daerah-daerah kedua

hemispherium yang bersesuaian. Serabut assosiasi yang menghubungkan berbagai daerah-

daerah dalam satu hemispherium yang sama. Dan yang terakhir adalah serabut proyeksi yang

merupakan serabut-serabut saraf yang berjalan dari cauda ke korteks cerebri (lihat gambar

14).

Gambar 14. Otak potongan Coronal

Spesialisasi Hemisfer6,7

Ukuran hemisfer cerebri adalah gambaran otak manusia yang signifikan. Daerah

korteks terdistribusi secara merata pada kedua hemisferium manusia baik berupa korteks

motorik maupun sensorik, kecuali daerah bahasa, yang hanya dijumpai pada satu sisi,

biasanya dikiri. Sisi kiri biasanya juga merupakan hemisfer dominan untuk kontrol motorik

Page 23: makalah Neuroscience.docx

halus. Dengan demikian, sebagian besar orang bersifat kanan, karena sisi kiri otak mengatur

sisi kanan tubuh.

Selain itu setiap hemisfer sedikit banyak spesialisasi dalam jenis aktivitas mental yang

terbaik dapat dilakukan. Hemisfer serebrum kiri unggul dalam melaksanakan tugas logis,

analitis, sekuensial, dan verbal misalnya matematika, pembentukan bahasa dan filsafat.

Sebaliknya hemisfer serebrum kanan unggul dalam keterampilan non-bahasa terutama

persepsi spasial, kemampuan artistik dan musik. Sementara hemisfer kiri cenderung

mengolah informasi dalam cara fragmenter, hemisfer kanan memandang dunia secara

holistis.

Lebih dari 90 persen dari populasi orang dewasa bertangan kanan dan karena itu

mempunyai hemisferium kiri yang dominan. Sekitar 96 persen dari populasi dewasa

mempunyai hemisferium bicara pada bagian kiri. Para ahli memperlihatkan bahwa daerah

pembicaraan pada korteks orang dewasa lebih besar dikiri daripada di kanan. Diduga bahwa

kedua hemisferium neonatus mempunyai kemampuan ekuipotensial. Selama masa anak-anak,

satu hemisferium secara berangsur-angsur mendominasi yang lain, dan hanya setelah sepuluh

tahun pertama dominasi ini menetap. Hal itu menerangkan mengapa seorang anak dengan

kerusakan hemisfer dominan dapat dengan mudah beralih menjadi bertangan kiri dan

berbicara dengan baik, sementara pada kasus orang dewasa hal ini hampir tidak mungkin.

Dalam keadaan normal, diantara kedua hemisfer terjadi pertukaran informasi yang luas,

sehingga mereka saling melengkapi, tetapi pada banayak orang keterampilan yang berkaitan

dengan salah satu hemisfer tampaknya berkembang lebih kuat. Dominansi hemisfer serebrum

kiri cenderung di kaitkan dengan “pemikir”, sedangkan dominansi hemisfer kanan dikaitkan

dengan “pencipta”.

Diencephalon5

Diencephalon merupakan bagian penyusun dari otak depan selain cerebrum.

Diencephalon terdiri dari ventrikulus ketiga atau ventrikulus tertius dan struktur-struktur yang

menjadi batas-batasnya. Membentang ke arah posterior ke titik dimana ventrikel berlanjut

dengan aquaductus cerebri atau yang juga dikenal dengan istilah aquaductus mesencephali

Page 24: makalah Neuroscience.docx

dan kebagian anterior sejauh foramina interventricularis. Karena itu diencephalon merupakan

garis tengah dengan paruhan kiri dan kanan yang simetris.

Diencephalon dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu thalamus, subthalamus,

epithalamus, dan hypothalamus.

Thalamus merupakan massa oval substansia grissea yang membentuk bagian utama

diencephalon. Merupakan suatu daerah dengan kepentingan fungsional yang besar dan

bertindak sebagai suatu stasiun sel ke seluruh susunan sensorik utama. Tahalamus terdapat

pada setiap sisi dari ventrikulus tertius.

Permukaan medial thalamus membentuk bagian superior dinding lateral dari

ventrikulus tertius dan biasanya dihubungkan dengan thalamus yang berlawanan oelh suatu

pita substansia grissea, hubungan ini disebut juga dengan adhesio interthalamica. Permukaan

lateral thalamus dipisahkan dai nucleus lentiformis oleh pita substansia alba yang disebut

capsula interna. Substansia grissea thalamus dibagi oleh lembaran tipis substansia alba yang

disebut lamina medullaris interna menjadi paruhan medial dan lateral. Kearah

anteroposterior, lamina medullare interna ini membagi diri sehingg membentuk huruf Y.

Karena itu thalamus dibagi menjadi tiga bagian menjadi bagian anterior, dan bagian medial

dan lateral.

Subthalamus terletak di inferior dari thalamus dan diantara kumpulan-kumpulan sel-sel

saraf yang ditemukan didalamnya adalah ujung-ujung kranial nuclei rubrum dan susbtansia

nigra. Nucleus dari subthalamus ini memiliki hubungan dengan corpus striatum sehingga

melibatkan struktur ini dalam pengendalian aktivitas otot. Epithalamus terdiri dari nuclei

habenularis dan hubungannya, serta glandula pinealis. Pada glandula pinealis ditemukan

melatonin dan serotonin dalam konsentrasi tinggi.

Hypothalamus merupakan bagian diencephalaon yang memiliki fungsi untuk

mengendalikan dan mengintegrasikan fungsi susunan saraf otonom dan susuan endokrin serta

memainkan peranan penting dalam mempertahankan homeostatis tubuh. Terlibat dalam

aktivitas seperti pengaturan suhu tubuh, cairan tubuh, nafsu makan dan minum, perilaku

seksual dan emosi.

Mesencephalon3,5

Page 25: makalah Neuroscience.docx

Mesencephalon merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan

pons dan cerebellum dengan cerebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat

refleks. Otak tengah, pons, dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak. Otak tengah

dilintasi oleh suatu saluran yang disebut aquaductus cerebri atau yang juga dikenal dengan

sebutan aquaductus mesencephali yang terisi oleh cairan cerebrospinal dan menghubungkan

ventrikel keempat.

Pada bagian posterior dari mesencephalon ini terdapat dua pasang nukleus besar yang

disebut dengan corpora quadrigemina (lihat gambar 15). Bagian ini memiliki empat tonjolan

bulat yang disebut colliculi yang menyusun langit-langit otak tengah. Sepasang colliculus

superior berkaitan dengan refleks visual sedangkan sepasang colliculus inferior berkaitan

dengan refleks auditorik.

Gambar 15. Batang Otak tampak Posterior

Pada garis tengah dibawah colliculus inferior timbul nervus trochlearis yang

merupakan nervus kranial ke-IV. Nervus ini merupakan satu-satunya nervus kranial yang

berasal dari posterior mesencephalon.

Pada aspek lateral otak tengah, brachium superior dan inferior naik dalam suatu arah

anterolateral. Brachium superior melintas dari colliculus superior ke corpus geniculatum

Page 26: makalah Neuroscience.docx

lateral dan tractus opticus. Sedangkan brachium inferior menghubungkan colliculus inferior

dengan corpus geniculatum medial.

Bagian lain yang ada pada mesencephalon adalah dua berkas serabut silindris yang

terbentuk dari traktus asenden dan desenden untuk membentuk bagian dasar otak tengah yaitu

pedunculus cerebri. Pada aspek anterior dari otak tengah terdapat suatu cekungan yang dalam

pada garis tengah yang disebut dengan fossa interpeduncularis dan merupakan celah diantara

kedua pedunculus cerebri. Dari fossa interpeduncularis inilah keluar nervus kranial ketiga

yaitu nervus oculomorius.

Nucleus dari saraf kranial III, IV, dan sebagian saraf kranial V berada dalam otak

tengah. Pada bagian ini juga terdapat substansia grissea yang berisi neuron berpigmen yang

penting dalam fungsi motorik yang disebut juga dengan substansia nigra. Serta bagian lain

yang ada pada otak tengah yaitu nukleus merah atau disebut juga dengan nucleus ruber yang

terdiri dari massa neuron merah muda membentuk ovale dan berperan dalam tonus otot dan

dan postur.

Pons3,5

Pons terletak di anterior cerebellum serta menghubungkan medulla oblongata dengan

otak tengah. Di garis tengah terdapat sulcus dangkal yaitu sulcus basilaris yang ditempati

oleh arteri basilaris. Pada setiap sisi permukaan anterolateral pons timbul nervus kranial

kelima yaitu nervus trigeminus. Setiap saraf terdiri dari bagian medial yang kecil radiks

motorik dan bagian lateral yang lebih besar radiks sensorik. Dalam sulcus antara pons dan

medulla oblongata dari medial ke lateral timbul saraf abducens, fasialis dan

vestibulocochlearis. Pusat respiratorik terletak dalam pons dan mengatur frekuensi dan

kedalaman pernapasan. Nucleus saraf kranial V, VI, dan VII terletak dalam Pons yang juga

menerima informasi saraf kranial VIII.

Medulla Oblongata5

Medulla oblongata menghubungkan pons bagian superior dengan medulla spinalis

dibagian inferior. Sambungan medulla spinalis dan medulla oblongata adalah tempat

pertemuan radiks anterior dan posterior dari saraf spinal cervikal pertama, yang kira-kira

berada sekitar setinggi foramen magnum. Medulla oblongata berbentuk konus, ekstremitas

Page 27: makalah Neuroscience.docx

yang lebar mengarah pada bagian superior. Canalis centralis medulla oblongata melanjutkan

diir keatas dan membentuk rongga ventrikulus keempat.

Pada permukaan anterior dari medulla oblongata ini terdapat suatu fissura atau sulcus

yaitu fissura mediana anterior medulla oblongata, yang kebagian inferior berlanjut dengan

fissura intermediana anterior medulla spinalis. Pada setiap sisi fissura terdapat pembesaran

yang disebut dengan piramid (piramis). Piramid terdiri dari serabut-serabut saraf, serabut

kortikospinalis, yang berasal dari sel-sel saraf besar dalam gyrus precentralis cortex cerebri.

Piramid mengecil dibagian inferior dan disinilah mayoritas serabut desenden atau serabut

motorik melintas kesisi yang berlawanan, membentuk decussatio pyramidum.

Dibagian posterolateral medulla oblongata terdapat oliva. Dalam sulcus anata piramis

dengan oliva yang disebut juga dengan sulcus intermediana anterior medulla oblongata

timbul akar-akar kecil dari nervus kranial ke-XII yaitu nervus hypoglossus. Dibagian

posterior dari oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior yang menghubungkan medulla

oblongata dengan cerebellum. Dalam sulcus diantara keduanya yaitu pada sulcus lateralis

anterior medulla oblongata akan keluar nervus kranial ke-IX, X, dan XI yaitu nervus

glossopharyngeus, nervus vagus, dan nervus accessorius.

Permukaan posterior pertengahan medulla oblongata berlanjut dengan aspek posterior

medulla spinalis serta memiliki sulcus yaitu sulcus mediana posterior medulla oblongata.

Pada setiap sisi sulcus terdapat pembesaran yang memanjang yaitu tuberculum gracilis. Di

bagianlateral tuberculum ini juga terdapat suatu pembesaran yang disebut sebagai tuberculum

cuneatus.

Medulla Spinalis3

Medulla spinalis merupakan suatu korda jaringan saraf yang terbungkus dalam

kolumna vertebralis yang memanjang dari medulla oblongata sampai ke area vertebra lumbal

pertama serta dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu duramater, arachnoidmater, dan

piamater. Selain itu medulla spinalis juga dilindungi cairan cerebrospinal dalam ruang

subarachnoid. Medulla spinalis berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas refleks

dalam tubuh. bagian ini mentransmisikan impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan

desenden.

Page 28: makalah Neuroscience.docx

Medulla spinalis berbentuk slindris berongga dan agak pipih (lihat gambar 16).

Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran

jari kelingking dengan panjang rata-rata 42 cm. Pada medulla spinalis terdapat dua

pembesaran pada daerah cervical dan lumbal yang disebut sebagai intumescensia cervicalis

dan lumbalis yang menjadi tempat dipercabangkannya saraf-saraf menuju ekstremitas

superior dan inferior.

Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua. Saraf spinal

bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda mengarah ke bawah, disebut cauda equina,

muncul dari kolumna spinalis pada foramina intervertebral lumbal dan sakral yang tepat.

Dibagian inferior, medulla spinalis menipis menjadi conus medullaris, dari puncak terjadi

pemanjangna piamater, yaitu fillum terminale, terus ke bawah serta melekat pada permukaan

posterior koksigeus.

Gambar 16. Medulla Spinalis

Pada garis tengah bagian anterior medulla spinalis terdapat fissura mediana anterior

(ventral), dan pada permukaan posterior, terdapat suatu alur dangkal, sulcus medianus

posterior (dorsal). Di sepanjang sisi seluruh medulla spinalis melekat 31 pasang saraf

spinalis melalui radiks motorik atau anterior dan radiks sensorik atau posterior.

Page 29: makalah Neuroscience.docx

Bagian internal dari medulla spinalis terdiri dari sebuah inti substansia grissea yang

diselubungi oleh substansia alba. Substansia grissea berbentuk seperti H dan di bagian

tengahnya terdapat canalis centralis. Batang atas dan batang bawah dari huruf H tersebut

disebut cornu yang terbagi menjadi cornu anterior yang mengandung badan sel saraf

motorik dan cornu posterior yang mengandung badan sel saraf sensorik.

Susunan Saraf Tepi (SST)3

Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla

spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak; saraf spinal yang

berasal dari medulla spinalis, dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

Saraf kranial terdiri dari duabelas saraf yang muncul dari berbagai bagian otak.

Beberapa bagain saraf hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun

dari serabut sensorik dan serabut motorik. Klasifikasi saraf ini meliputi :

1. Saraf olfaktorius (CN I) adalah saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epitelium

olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktorius dan

menjalar melalui traktus olfaktorius sampai ke ujung lobus temporal (gyrus olfactorius),

tempat persepsi indera penciuman berada.

2. Saraf optik (CN II) adalah saraf sensorik. Serabut dari bagain nasal pada setiap mata

menyilang di bagian anterior hipothalamus untuk membentuk chiasma opticus; serabut

pada bagian temporal setiap mata lewat tanpa bersilangan. Seluruh serabut memanjang

saat traktus optik, bersinaps pada sisi lateral nuklei genikulasi talamus, dan menonjol ke

atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera pengelihatan.

3. Saraf okulomotorius (CN III) merupakan saraf gabungan, namun sebagian besar terdiri

dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke

seluruh otot bola mata ke otot yang membuka kelopak mata, dan ke otot polos tertentu

pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran proprioseptif)

dari otot mata yang terinervasi ke otak.

4. Saraf troklear (CN IV) adalah saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf

motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf kranial. Neuron motorik berasal dari

langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut

sensorik dari spindel otot menyempaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke

otak.

Page 30: makalah Neuroscience.docx

5. Saraf trigeminal (CN V) saraf kranial terbesar, merupakan saraf gabungan namun yang

paling besar adalah saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada

wajah, dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik mempersarafi otot-otot

pengunyah. Sedangkan neuron sensorik terletak dalam ganglion semilunaris yang dimana

bercabang menjadi tiga yaitu, cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata,

bola mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal, dan kulit dahi serta kepala.

Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral, dan langit-langit

mulut. Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit

rahang, dan area temporal kulit kepala.

6. Saraf abdusen (CN VI) merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari

saraf motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah nukleus pada pons yang

menginervasi otot rektus lateral mata. Sedangkan serabut sensorik membawa pesan

proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.

7. Saraf Fasial (CN VII) merupakan saraf gabungan. Neuron motorik terletak dalam

nuklei pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata

dan kelenjar saliva. Sedangkan serabut sensorik membawa informasi dari reseptor

pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.

8. Saraf vestibulocochlearis (CN VIII), hanya terdiri dari saraf sensorik yang memiliki

dua dua divisi. Cabang cochlear atau auditori yang menyampaikan informasi dari

reseptor untuk indera pendengaran dalam organ Corti telinga dalam ke nuklei koklear

pada medula, ke colliculi inferior, ke bagian medial nuklei geniculatum pada talamus,

dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa

informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang

diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam. Impuls menjalar sampai ke nuklei

vestibular dalam medula dan dikirim kembali ke serebellum.

9. Saraf glosofaringeal (CN IX) merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal

dari medula dan menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva

parotid. Sedangkan neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa

dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring; neuron ini

juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam

pembuluh darah tertentu.

10. Saraf vagus (CN X) meruapakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari medula

dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Sedangkan neuron sensorik

Page 31: makalah Neuroscience.docx

membawa informasi dari faring, laring, trakea, esofagus, jantung, dan viseraabdominal

ke medula dan pons.

11. Saraf aksesori spinal (CN XI) adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari

serabut motorik. Neuron motorik berasal dari dua area, bagian kranial berawal dari

medula dan menginervasi otot volunter faring dan laring; serta bagian spinal muncul dari

medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoid.

Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf

motorik, misalnya otot laring, faring, trapezius, dan otot sternokleidomastoid.

12. Saraf hipoglosus (CN XII) adalah saraf yang termasuk saraf gabungan tetapi sebagian

besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot

lidah. Neuro sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.

Selain kedua belas saraf kranial, sistem saraf tepi juga disusun oleh saraf spinal. 31

pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior).

Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal.

Semua saraf tersebut adalh saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke

korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.

Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regio kolumna vertebra tempat

munculnya saraf tersebut. Saraf serviks (lihat gambar 16) yang muncul dari foramen

intervertebralis dari columna vertebra cervicalis terdiri dari 8 pasang saraf, yaitu C1 sampai

C8. Saraf torak yang muncul dari regio columna vertebralis torachalis terdiri dari 12 pasang

saraf yaitu T1 sampai T12. Saraf lumbal dari regio columna vertebralis lumbalis terdiri dari

5 pasang saraf yaitu L1 sampai L5. Kemudian saraf sakral dari os sacrum yang terdiri dari

5 pasang saraf yaitu S1 sampai S5. Dan yang terakhir adalah saraf koksiks pada os coccygis

yang terdiri hanya 1 pasang saraf saja.

Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebralis, saraf

kemudian bercabang menjadi empat divisi. Cabang meningeal masuk kembali ke medulla

spinalis melalui foramen yang sama yang digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi

meninges, pembuluh darah medulla spinalis, dan ligamen intervertebral. Cabang lainnya

adalah cabang dorsal (posterior) terdiri dari serabut yang menyebar ke arah posterior untuk

mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala, leher, dan pada truncus di regia

saraf spinal.

Page 32: makalah Neuroscience.docx

Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan

lateral pada truncus dan anggota gerak. Cabang viseral adalah bagian dari sistem saraf

otonom yang mempersarafi organ-organ viseral tubuh.

Pleksus adalah sautu jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral

seluruh saraf spinal kecuali T1 dan T11, yang merupakan awal saraf interkostal. Pleksus-

pleksus tersebut diantaranya adalah:

a. Pleksus serviks, terbentuk dari ramus ventral keempat saraf serviks pertama (C1, C2, C3,

dan C4) dan sebagian C5. Saraf ini menginervasi otot leher, dan kulit kepala, leher, serta

dada. Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini adalah saraf phrenicus yang

menginervasi diafragma.

b. Pleksus Brachial terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5, C6, C7, C8, dan saraf

toraks pertama T1, dengan melibatkan C4 dan T2. Saraf dari pleksus brachial mensuplai

lengan atas dan beberapa otot pada leher dan bahu.

c. Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal L1, L2, L3, dan L4, dengan bantuan

T12. Saraf dari pleksus ini menginervasi kulit dan otot dinding abdomen, paha, dan

genitalia eksternal. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang mensuplai otot fleksor paha

dan kulit pada paha anterior, regia panggul, dan tungkai bawah.

d. Pleksus sakral terbentuk dari ramus ventral saraf sakral S1, S2, dan S3, serta kontribusi

dari L4, L5, dan S4. Saraf dari pleksus ini menginervasi anggota gerak bawah.

e. Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks, dengan

kontribusi dari ramus S4. Pleksus ini merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai regia

koksiks.

Mekanisme Impuls Saraf7,8

Sebuah neuron dapat berakhir di salah satu dari tiga struktur berikut yaitu otot, kelenjar,

atau neuron lain. Taut antara neuron yang satu dengan yang lain disebut sebagai sinaps.

Biasanya sinaps neuron ke neuron melibatkan suatu pertautan antara sebuah terminal akson di

satu neuron dan dendrit atau badan sel neuron lainnya. Sel yang menghantarkan sinyal itu

disebut sel prasinpas (presynaptic cell), dan yang menerimanya disebut sel pascasinaps

(pascasynaptic cell).

Sinaps terdiri atas dua jenis, yaitu sinaps listrik dan sinaps kimiawi. Sinaps listrik

memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung dari satu sel prasinaps ke sel

Page 33: makalah Neuroscience.docx

pascasinaps. Sel-sel itu dihubungkan oleh suatu persambungan longgar, yaitu saluran antar

sel yang mengalirkan ion potensial akso lokal agar menglir antarneuron. Hal ini

memungkinkan impuls merambat dari satu neuron ke neuron lainnya tanpa penundaan dan

tanpa kehilangan kekuatan sinyal. Namun pada sinaps kimiawai, yang berperan dalam

hantaran impuls saraf adalah molekul neurotransmiter yang terdapat dalam suatu vesikel

sinaptik dalam sitoplasma ujung akson prasinaps.

Mekanisme hantaran impuls saraf diawali dengan terminal akson neuron prasinaps

yang menghantarkan potensial aksi menuju ke sinaps, berakhir di ujung yang sedikit

menggelembung, disebut kepala sinaps. Kepala sinaps mengandung vesikel sinaps, yang

menyimpan perantara kimiawi spesifik, suatu neurotransmiter, yang telah disintesis dan

dikemas oleh neuron prasinaps, yaitu neuron yang potensial aksinya menjalar menjauhi

sinaps. Bagian dari membran pascasinaps yang tepat berada di bawah kepala sinaps disebut

sebagai membran subsinaps. Sinaps hanya beroperasi dalam satu arah, yaitu neuron

prasinaps mempengaruhi neuron pascasinaps tetapi tidak berlaku untuk sebaliknya.

Ketika suatu potensial aksi di neuron prasinaps telah merambat sampai ke terminal

akson, perubahan potensial ini akan mencetuskan pembukaan saluran-saluran ion Ca2+

gerbang voltage di kepala sinaps. Melalui eksitosis, ion tersebut menginduksi pelepasan suatu

neurotransmiter dari sebagian vesikel sinaps kedalam celah sinaps. Neurotransmiter yang

dibebaskan akan berdifusi melintasi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di

membran subsinaps. Pengikatan ini mencetuskan pembukaan saluran-saluran ion spesifik di

membran subsinaps, sehingga terjadi perubahan permeabilitas neuron pascasinaps.

Neurotransmiter yang dihasilkan oleh neuron prasinaps ini dapat diklasifikasikan

menjadi neurotrasmiter yang bersifat eksitator atau yang mendukung terjadinya potensial aksi

dan neurotransmiter inhibitor yang menghambat terjadinya potensial aksi pada membran

neuron pascasinaps. Neurotransmiter yang bersifat eksitator diantaranya adalah asetilkolin,

dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, dan histamin. Sedangkan neurotransmiter yang

bersifat inhibitor adalah glisin dan GABA. Potensial aksi yang terjadi pada membran

pascasinaps mendukung hantaran rangsangan dari serat aferen ke SSP untuk diteruskan ke

serat eferen sehingga dapat merangsang efektor yang berupa otot maupun kelenjar dan organ-

organ lainnya.

Sistem saraf tersusun oleh tiga kelas neuron, yaitu neuron aferen, neuron eferen, dan

antarneuron. Sistem saraf aferen terdiri dari neuron aferen yang bentuknya berbeda dari

Page 34: makalah Neuroscience.docx

neuron eferen dan antarneuron. Di ujung perifernya, sebuah neuron aferen memiliki reseptor

sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap rangsangan spesifik.

Badan sel neuron aferen yang tidak memiliki dendrit dan masukan prasinaps, terletak dekat

dengan korda spinalis. Potensial aksi dimulai di ujung reseptor akson perifer sebagai respon

terhadap rangsangan dan menjalar di sepanjang akson perifer dan akson sentral ke arah korda

spinalis.

Terminal-terminal akson sentral mengalami mengalami divergensi dan bersinaps

dengan neuron-neuron lain di dalam korda spinalis; dengan cara ini, akson terminal

menyebarkan informasi mengenai stimulus. Dengan demikian, neuron-neuron aferen

terutama terletak di dalam sistem saraf perifer. Hanya sebagian kecil dari ujung-ujung akson

sentral menonjol ke dalam korda spinalis untuk menyalurkan sinyal perifer.

Neuron eferen juga berada terutama di sistem saraf perifer. Badan sel neuron eferen

berada di SSP, tempat banyak masukan prasinaps yang berlokasi sentral berkonvergensi pada

neuron tersebut untuk mempengaruhi keluaran ke organ efektor. Akson-akson eferen (serat

eferen) meninggalkan SSP untuk berjalan menuju ke otot dan kelenjar yang mereka persarafi,

menyampaikan keluaran terintegrasi agar melaksanakan perintah yang diinginkan.

Antarneuron (interneuron) terletak seluruhnya di dalam SSP. Sekitar 99% dari semua

neuron termasuk dalam kategori ini. Neuron jenis ini memiliki dua fungsi utama. Pertama,

seperti diisyaratkan oleh namanya, mereka terletak diantara neuron aferen dan eferen dan

penting dalam integrasi respons perifer ke informasi perifer. Sebagai contoh, setelah

menerima informasi melalui neuron-neuron aferen bahwa anda menyentuh benda panas,

antarneuron yang sesuai memberikan pesan neuron eferen yang mempersarafi otot-otot

tangan dan lengan sehingga akhirnya menarik tangan menjauhi benda panas tersebut.

Semakin kompleks tindakan yang diperlukan, semakin besar jumlah interneuron yang terletak

diantara pesan aferen dan respon eferen. Kedua, interkoneksi antara interneuron itu sendiri

bertanggung jawab atas fenomena abstrak yang berkaitan dengan “jiwa”, misalnya berpikir,

emosi, ingatan, kreativitas, intelektual, dan motivasi.

Jelas bahwa dalam proses hantaran impuls saraf dalam tubuh manusia ataupu makhluk

hidup lainnya, proses ini diawali dengan penerimaan rangsangan oleh reseptor kemudian

dibawa oleh serat aferen menuju ke interneuron pada SSP hingga akhirnya di proses dan

dilanjutkan melalui serat eferen menuju ke efektor baik berupa otot rangka, janting, maupun

polos, beserta kelenjar.

Page 35: makalah Neuroscience.docx

Kesimpulan

Seluruh aktivitas tubuh manusia baik yang disadari maupun yang tidak disadari

berpusat pada suatu pusat integrasi tertinggi dalam tubuhnya yaitu sistem saraf pusat, yang

dimana bekerja sama dengan sistem saraf tepi menjalankan fungsi untuk menerima informasi

dan mengolahnya kemudian menghantarkannya kembali pada struktur lain sebagai suatu

respon. Masing-masing unsur dari sistem saraf ini memiliki fungsi tersendiri sehingga

kerusakan pada salah satu unsur penyusun sistem saraf ini baik pada susunan saraf pusat

maupun susunan saraf tepi dapat menimbulkan gangguan pada fungsi tubuh tertentu sehingga

dapat mengurangi kinerja dari struktur tubuh tersebut.

Daftar Pustaka

1. Janqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. 10th ed. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. 2007. h. 153-66

2. Eroschenko VP. Atlas Histologi di fiore. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2003. h. 85-88

3. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2004. h. 176-180

4. Singgih SA. Sistem saraf sebagai sistem pengendali tubuh. Departemen Ilmu Faal

FKUI. 2003. Diunduh dari http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM PENGENDALI

TUBUHsas.pdf pada tanggal 23 April 2011.

5. Snell RS. Neuroanatomi klinik. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

1996. h. 175-317

6. Noback CR. Anatomi susunan saraf manusia. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 1995. h. 1-2

7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2001. h. 90-123

8. Campbell NA, Reece JB, Mitchel LG. Biologi. 5th ed (3). Jakarta: Erlangga. 2004. h.

211