makalah nursing advocacy

23
MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN Disusun untuk memenuhi tugas imunologi dan hematologi Disusun: 1. Afrika J.. 2. Aningsi h 3. Asma S. W 4. David A. W. 5. Eko F. 6. Ilham G. 7. Joko E. Saputro 8. Laila A. 9. M. Syarifuddi n 10. Namas R. i

Upload: joko-delima

Post on 26-Dec-2015

302 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

i love you wahidah aulianissa

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Nursing Advocacy

MAKALAH

ETIKA KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas imunologi dan hematologi

Disusun:

1. Afrika J..

2. Aningsih

3. Asma S. W

4. David A. W.

5. Eko F.

6. Ilham G.

7. Joko E. Saputro

8. Laila A.

9. M. Syarifuddin

10. Namas R.

11. Rio A. P.

12. Rukmana A.

13. Seatri S.

14. Supran

15. Tin A.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BORNEO CENDEKIA MEDIKA

KALIMANTAN TENGAH

2014

i

Page 2: MAKALAH Nursing Advocacy

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrobbil ‘alamin, karena Allah SWT Tuhan

semesta alam makalah Etika Keperawatan selesai. Tidak lupa juga mengucapkan shalawat

kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi pembawa risalah kebenaran dan

peringatan yang rahmatanil ‘alamin.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian makalah Etika Keperawatan ini kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil yang dapat

menjadikan suatu pendorong semangat bagi kami dalam menyelesaikan makalah Etika

Keperawatan ini.

2. Teman–teman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendika Medika

Kabupaten Kobar, khususnya S1 Keperawatan, yang telah memberikan support dalam

menyelesaikan makalah Etika Keperawatan ini.

Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Penyusun

berharap para pembaca bisa mengetahui etika keperawatan.

Jombang, Desember 2014

Penyusun

ii

Page 3: MAKALAH Nursing Advocacy

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian etika keperaatan...........................................................................................3

2.2 Tujuan etika keperawatan..............................................................................................3

2.3 Aliran etika.....................................................................................................................4

2.4 Prinsip-prinsip etika keperawatan..................................................................................4

2.5 Faktor mempengaruhi pembuatan keputusan etis..........................................................6

2.6 Peran perawat sebagai advokasi dan konselor pada pasien HIV/AIDS.........................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11

3.2 Saran..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii

Page 4: MAKALAH Nursing Advocacy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat zaman sekarang

berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang

berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan

terdidik dengan baik. Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan

keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung

keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di

rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga

perawatan.

Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari

apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga

keperawatan yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan

profesional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini. Proses keperawatan merupakan

suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan, karena proses keperawatan

merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan

prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan

pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu

serta hasil asuhan keperawata. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena

secara keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan

keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor) .

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian etika keperawatan?

1.2.2 Apa tujuan keperawatan?

1.2.3 Apa saja aliran etika?

1.2.4 Apa saja prinsip-prinsip etika keperawatan?

1.2.5 Apa faktor mempengaruhi pembuatan keputusan etis?

1.2.6 Bagaimana peran perawat advocacy?

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum

Mengetahui segala yang berhubungan dengan etika

.Khusus

1

Page 5: MAKALAH Nursing Advocacy

1) Mengerti pengertian etika keperawatan.

2) Memahami tujuan keperawatan.

3) Mengerti aliaran etika.

4) Memahami prinsip-prinsip keperawatan.

5) Memahami faktor mempengaruhi pembuatan keputusan etis.

6) Memahami peran perawat sebagai advokasi dan konselor pada pasien HIV/AIDS

2

Page 6: MAKALAH Nursing Advocacy

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Keperawatan

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adat

kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata

ethics (Inggris), etika (indonesia). Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang

baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000),

mempunyai arti :

2.1.1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak);

2.1.2.Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

2.1.3.Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Menurut Aristotelesdi etika dibagi menjadi dua yaitu Terminius Technicus yang artinya

etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan

manusia dan yang kedua yaitu Manner dan Custom yang artinya membahas etika yang

berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in

herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku

atau perbuatan manusia. Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral

dalam keperawatan

2.2 Tujuan Etika Keperawatan

Menurut America Ethics Commisson Bureau On Teaching, tujuan etika profesi

keperawatan ialah mampu:

2.2.1 Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam pratik keperawatan

2.2.2 Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam pratik

keperawatan

2.2.3 Menghubungkan prinsip moral/peljaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan

pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaan

Menurut National League for Nursing, pendidikan etika keperawatan bertujuan:

2.2.1 Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antarprofesi kesehatan lain

dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut

2.2.2 Mengembangkan potensi pengambilan keputusan bersifat moralitas, keputusan tentang

baik dan buruk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaan

2.2.3 Mengembangkan sifat pribadi dan sikapprofesional peserta didik

3

Page 7: MAKALAH Nursing Advocacy

2.2.4 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar raktik

keperawatan

2.2.5 Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika

keperawatan dalam pratik dan dalam situasi nyata.

2.3 Aliran Etika

Ada tiga aliran tentang etika yaitu:

2.3.1 Aliran deskriptif

Aliran ini memberi gambaran dan penjelasan bagaimana manusia harus berprilaku

dalam lingkungannya atau dalam masyarakat untuk memperoleh suatu tujuan

2.3.2 Aliran normatif

Aliran ini memberi jawaban atas pertanyaan tentang hal yang baik dan bena didasari

sesuatu yang diajukan agama dan kepercayaan pelaku masing-masing. Frankena (1973) yang

dikutip dalam buku Etika Keperawatan: Aplikasi pada Pratik, membagi etika normatif

menjadi:

1) Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas. Deontologi ialah etika

sebagai tolok ukur prilaku yang berfokus pada formalitas misalnya tugas dan kewajiban

dilakukan manusia..

2) Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Teleogis ialah etika sebagai

pedoman perilaku yang berfokus npada penggunaanya, bagaimna manusia menggunakan

kode perilaku tersebut. Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end fustifies

the means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi.

2.3.3 Aliran pluralisme

Etika sebagai pedoman perilaku yang mengumpulkan banyak informasi untuk

mengukur kompleksitas situasi tertentu dan mmpertimbangkan tindakan etika

2.4 Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan

Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:

2.4.1 Autonomy (otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan

memutuskan. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang

sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak

kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal

merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan

tentang perawatan dirinya.

4

Page 8: MAKALAH Nursing Advocacy

2.4.2 Beneficience (berbuat baik)

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan

pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan

peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan

kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

2.4.3 Justice (keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang

menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam

praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar

praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .

2.4.4 Non maleficience (tidak merugiakan)

Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan

bahaya /cedera secara fisik dan psikologik.

2.4.5 Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi

layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan

bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang

untuk mengatakan kebenaran.

2.4.6 Fidelity (loyalty/ketaatan)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap

orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia

pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen

yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang

menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan

kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

2.4.7 Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga

privasi-nya. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin

kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,

menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain

harus dicegah.

2.4.8 Akuntabilitas (accountability) 

5

Page 9: MAKALAH Nursing Advocacy

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti

pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan

standar  pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak

jelas atau tanpa terkecuali.

2.4.9 Moral right

1) Advokasi

Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak –

hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat dalam

mempraktekan keperawatan profesional

2) Responsibilitas ( tanggung jawab )

Eksekusi terhadap tugas – tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari

perawat. Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung jawab untuk

mengkaji kebutuhan klien dengan memberikannya dengan aman dan benar.

3) Loyalitas

Suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap

pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.

2.4.10Nilai (value)

Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dan lain-lain

yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang. Nilai menggambarkan cita-cita

dan harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatan. Nilai yang sangat diperlukan bagi

perawat aialah kejujuran, lemah lembut, ketepatan, dan menghargai orang lain

2.5 Faktor Mempengaruhi Pembuatan Keputusan Etis

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat keputusan etis antara

lain:

2.5.1.Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat

keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini

maupun kaidah agama yang dianutnya. Semakin tua dan semakin banyak pengalaman

belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.

2.5.2.Faktor sosial antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan

teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan. Pelayanan kesehatan yang

tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif

dengan pendekatan tim kesehatan

6

Page 10: MAKALAH Nursing Advocacy

2.5.3.Kemajuan teknologi di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup

serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik

kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru.

2.5.4.Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak

tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Hukum kesehatan telah menjadi suatu

bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan

perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan

hukum kesehatan.

2.5.5.Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu

keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus

diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.

2.5.6.Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan

salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan,

pertahanan dan peningkatan standar profesi.

2.5.7.Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi

informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan

perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status

tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini),

hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy),

hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan

dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.

2.6 Peran Peawat Sebagai Advokasi dan Konselor pada Pasien HIV/AIDS

Peran perawat adalah tingka laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang

yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu system

pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989). Menurut Doheney (1992) peran perawat terdiri

dari:

2.6.1.Care giver/pemberi pelayanan

1) Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien

2) Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan,

mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah psikologis

7

Page 11: MAKALAH Nursing Advocacy

3) Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang terjadi mulai dari masalah

yang bersifat sederhana sampai dengan komplek.

2.6.2.Clien advocate/pembela pasien

Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar

etika yang dilakukan oleh siapa pun.Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan

keluarga dalam menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan

informasi lain yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan (inform consent) atas tidakan

keperawatan yang diberikan.

2.6.3.Consellor/konseling

1) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap

keadaan sehat sakitnya

2) Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk

meningkatkan kemampuan adaptasinya

3) Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman

kesehatan dengan pengalaman masa lalu

4) Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku hidup sehat (prubahan

pola interaksi)

2.6.4.Educator /pendidik

1) Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara spontan (saat

interaksi) maupun secara disiapkan

2) Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan dalam upaya

meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik

3) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam nursing care planning

2.6.5.Coordinator/koordinator

Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan, mengorganisasikan pelayanan dari

semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak pelayanan dari banyak profesional

misalnya nutrisi maka aspek yang harus diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi,

persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya

2.6.6.Collaborator/kolaborasi

Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya berupaya

mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap

8

Page 12: MAKALAH Nursing Advocacy

pelayanan yang diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari

berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan

2.6.7.Consultan/konsultan

Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien dan informasi tentang

tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan keperawatan adalah

sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien

2.6.8.Change agent/perubah

Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam

hubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien

Prinsip etik yang harus dipegang oleh seseorang, masyarakat, nasional, dan

internasional dalam menghadapi HIV/AIDS adalah:

2.6.1.Empati

Ikut merasakan penderitaan sesama termasuk ODHA dengan penuh simpati, kasih

sayang, dan kesediaann saling tolong-menolong.

2.6.2.Solidaritas

Secara bersama-sama membantu meringankan dan melawan ketidakadilan yang

diakibatkan oleh HIV/AIDS.

2.6.3.Tanggung jawab

Bertanggung jawab mencegah penyebaran dan memberikan perawatan pada ODHA.

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim

kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien,

membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim

kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain hak atas informasi. Hak

mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:

2.6.1. Penyakit yang dideritanya

2.6.2. Tindakan medik apa yang hendak dilakukan;

2.6.3. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk

mengatasinya;

2.6.4. Alternatif terapi lain beserta resikonya;

2.6.5. Prognosis penyakitnya;

2.6.6. Perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;

9

Page 13: MAKALAH Nursing Advocacy

2.6.7. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;

2.6.8. Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai

dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;

2.6.9. Hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh

perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed

consent);

2.6.10. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri

pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang

jelas tentang penyakitnya;

2.6.11. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

2.6.12. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;

2.6.13. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;

2.6.14. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;

2.6.15. Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;

2.6.16. Hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;

2.6.17. Hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai

dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau

sarana pelayanan kesehatan;

2.6.18. Hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita

termasuk data-data medisnya;

2.6.19. Hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut

(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter

yang menangani.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan konseling dan pendampingan

(tidak hanya psikoterapi tetapi juga psikoreligi), edukasi yang benar tentang HIV/AIDS baik

pada penderita, keluarga dan masyarakat.

Peran seorang perawat dalam mengurangi beban psikis seorang penderita AIDS

sangatlah besar. Lakukan pendampingan dan pertahankan hubungan yang sering dengan

pasien sehinggan pasien tidak merasa sendiri dan ditelantarkan. Tunjukkan rasa menghargai

dan menerima orang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.

Perawat juga dapat melakukan tindakan kolaborasi dengan memberi rujukan untuk

konseling psikiatri. Konseling yang dapat diberikan adalah konseling pra-nikah, konseling

pre dan pasca tes HIV, konseling KB dan perubahan prilaku. Perawat juga perlu mendorong

kunjungan terbuka (jika memungkinkan), hubungan telepon dan aktivitas sosial dalam tingkat

10

Page 14: MAKALAH Nursing Advocacy

yang memungkinkan bagi pasien. Partisipasi orang lain, batuan dari orang terdekat dapat

mengurangi perasaan kesepian dan ditolak yang dirasakan oleh pasien. Perawat juga perlu

melakukan pendampingan pada keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan dan

pemahaman yang benar mengenai AIDS, sehingga keluarga dapat berespons dan memberi

dukungan bagi penderita.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Menurut Aristotelesdi etika dibagi menjadi dua yaitu Terminius Technicus artinya etika

dipelajari untuk ilmu pengetahuan mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia dan

yang kedua yaitu Manner dan Custom artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata

cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature)

yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

Etika keperawatan merupakan alat mengukur perilaku moral keperawatan. Menurut America

Ethics Commisson Bureau On Teaching, tujuan etika profesi keperawatan ialah mampu:

3.1.1.Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam pratik keperawatan

3.1.2.Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam pratik

keperawatan

3.1.3.Menghubungkan prinsip moral/peljaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan

pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaan

Ada tiga aliran tentang etika yaitu aliran deskriptif, aliran normatif, aliran pluralisme.

Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari autonomy (otonomi), beneficience (berbuat

baik), justice (keadilan), non maleficience (tidak merugiakan), veracity (kejujuran), fidelity

(loyalty/ketaatan), confidentiality (kerahasiaan), akuntabilitas (accountability), dan moral

right

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat keputusan etis antara

lain:

agama, faktor sosial, kemajuan teknologi, legislasi, posisi pekerjaannya, kode etik, dan hak-

hak pasien. Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien

dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan

klien, membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh

tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain hak atas informasi. Upaya yang

11

Page 15: MAKALAH Nursing Advocacy

dapat dilakukan adalah dengan memberikan konseling dan pendampingan (tidak hanya

psikoterapi tetapi juga psikoreligi), edukasi yang benar tentang HIV/AIDS, dan tindakan

kolaborasi dengan memberi rujukan untuk konseling psikiatri.

3.2 Saran

3.2.1 Bagi pembaca sebaiknya mengetahui dan memperdalam etika keperawatan.

3.2.2 Bagi pihak kampus lebih bisa meningkatkan dan memperbaiki penyediaan fasilitas

belajar dan pelayanan pendidikan.

12

Page 16: MAKALAH Nursing Advocacy

DAFTAR PUSTAKA

Adriyana, Hilda Ayu. 2014. Nursing Advocacy.

https://www.scribd.com/doc/221848370/Nursing-Advocacy. 09 Desember 2014

Fracilia, Grace. 2013. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan .

http://gracefracilia.blogspot.com/2013/10/prinsip-prinsip-etika-keperawatan.html. 09

Desember 2014

Pamungkas, sigit. 2013. http://literacymediaagent.blogspot.com/2013/06/pemahaman-etika-

menurut-aristoteles-dan_15.html. 09 Desember 2014

Pengertian ahli. 2013. http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-etika-menurut-

para-ahli.html#_. 09 Desember 2014

Qozwini, Muhamadi Lafif. 2013. Prinsip Etik dalam Keperawatan.

http://muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/01/16/prinsip-etik-dalam-

keperawatan/. 09 Desember 2014

Suhaemi, Dra. Hj. Mimin Emi.2002.Etika Keperawatan:Aplikasi Pada Pratik. Jakarta:EGC

UT.http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4430/etika21.htm. 09 Desember 2014

13