makalah ombak
DESCRIPTION
ombak fpikTRANSCRIPT
TUGAS KETIDAKHADIRAN PRA-OMBAK ( 25 JUNI 2013 )
MAKALAH BIOLOGI LAUT
RUMPUT LAUT
Disusun oleh :
Muhamad Fazri Arifin
C34120003
ABK 19 ARMADA 5
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau
ganggang. rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan
tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis
mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita
kenal sebagai rumput laut.
Istilah `rumput Laut’ sebenarnya tidak tepat karena secara botani alga
tidak termasuk golongan rumput-rumputan (graminae). Istilah lain yaitu agar-
agar, merupakan sebutan untuk jenis alga berdasarkan kandungan kimianya. Di
perairan pantai Pulau Jawa, yang disebut agar atau ager adalah jenis Gracilaria
verrucosa yang memang mengandung agar.
agar-agar. Rumput laut juga bisa dimakan sebagai sayuran. Lebih dari 50 spesies
rumput laut Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.
Jenis rumput laut yang sudah diolah menjadi agar-agar di antaranya
Gracdaria sp. dan Gelidium sp. Beberapa negara yang sudah melakukan
pengolahan rumput laut menjadi agar-agar adalah Jepang, Amerika, New Zealand,
Australia, dan Indonesia. Namun, agar-agar di Indonesia masih dalam bentuk
lembaran, batang, dan bubuk. Produksi agar-agar di Indonesia hanya untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri yang digunakan sebagai makanan. Sampai
saat ini, Indonesia masih mengimpor agar-agar dari negara lain.
Selain jenis rumput laut penghasil agar-agar, terdapat jenis lain yang
cukup potensial dan banyak dijumpai di perairan Indonesia yaitu Eucheuma sp.
yang dapat menghasilkan karaginan dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kegunaan. Karaginan dan agar-agar dapat dihasilkan dari ganggang merah
(Rhodophyceae), sedangkan alginat dapat dihasilkan dari ganggang cokelat jenis
Sargassum.
Jumlah rumput laut jenis ini sangat sedikit di Indonesia, sedangkan
kebutuhan alginat cukup banyak. Ekspedisi Laut Siboga (1899-1900) telah
mengidentifikasi 555 jenis rumput laut yang tumbuh di perairan laut Indonesia
(Van Bosse, 1928). Dari jenis rumput laut yang tersebar di perairan pantai telah
dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebanyak 23 jenis untuk sayuran dan
makanan (Heyne, 1922). Zaneveld (1955) telah mencatat 56 jenis rumput laut
yang dimanfaatkan sebagai makanan dan obat-obatan.
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber
pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung sebagai
bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, carrageenan
dan alginat merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri. Indonesia di
samping mengekspor rumput laut juga mengimpor hasil-hasil olahannya yang dari
tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Sampai saat ini industri
pengolahan di Indonesia yaitu agar-agar masih secara tradisional dan semi
industri, sedangkan untuk carrageenan dan alganit belum diolah di dalam
negeri.Guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor
akan hasil-hasil olahannya, pengolahan di dalam negeri perlu dikembangkan.
Disini diuraikan beberapa proses pengolahan rumput laut serta manfaat dari hasil-
hasil olahannya (Istini et al,1985).
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja jenis dan klasifikasi rumput laut ?
Apa saja potensi dan sebaran distribusi rumput laut di Indonesia ?
Apa saja manfaat Rumput Laut untuk kehidupan sehari – hari ?
II. ISI
2.1 Jenis dan Klasifikasi Rumput Laut
Berdasar pigmen (zat warna) yang dikandungnya, alga atau ganggang
dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah),
Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan
Cyanophyceae (ganggang biru). Rumput laut termasuk dalam jenis ganggang
cokelat dan ganggang merah. Alga cokelat hidup di perairan yang dingin,
sedangkan alga merah hidup di daerah tropis. Alga hijau dan alga biru banyak
hidup dan berkembang di air tawar. Namun, jenis ini kurang mempunyai arti
sebagai bahan makanan. Sebaliknya, alga cokelat dan alga merah cukup penting
sebagai bahan pangan dan non-pangan.
Alga mempunyai bentuk yang beragam seperti benang atau tumbuhan
tinggi. Ciri utamanya, tidak mempunyai akar, batang, daun, dan dinding selnya
dilapisi lendir. Pertumbuhan rumput laut sangat tergantung pada sinar matahari
untuk melakukan proses fotosintesis.
Pengelompokan rumput laut menurut perbedaan warna tersebut
adalah didasarkan atas perbedaan kandungan pigmennya. Rumput laut kelompok
merah memiliki pigmen dominan fikoeretrin (phycoerethrin) dan fikosianin
(phycocyanin) yang menimbulkan warna merah, walaupun pada kenyataannya di
alam menunnjukkan variasi warna lain seperti hijau, ungu dan coklat tua karena
sifat adaptik kromatiknya. Sebagai indikasi bahwa itu adalah rumput- laut merah,
yaitu apabila terjemur sinar matahari akan tampak berubah warna asalnya
menjadi merah-ungu, kemudian menjadi putih karena kehilangan pigmennya.
Pigmen yang dominan pada rumput laut kelompok coklat adalah fucoxantin,
sedangkan pigmen yang dominan pada rumput laut kelompok hijau adalah
klorofil (Chlorophyl).
2.1.1. Divisi Cyanphyta (alga biru)
Tepat hidup dari alga divisi ini umumnya di tempat lembab, air tawar,
dan dapat hidup mulai dari suhu 0o-75o. Beberapa genus (marganya) ada yang
hidup bebas, epifit (hidup pada kulit tumbuhan), epizoik (hidup pada kulit hewan),
endofit (hidup dalam jaringan tumbuhan), dan menempel pada dasar perairan,
juga ada yang bersimbiosis.
Susunan tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler), membentuk
koloni dan filamen. Alga biru dapat melakukan fotosintesis yang menghasilkan
tepung sianofise dan sianofisin (sejenis protein). Hal ini dikarenakan tubuhnya
mengandung klorofil ”a” dengan karotenoidnya beta (β).
2.1.2. Divisi Chlorophyta (Alga hijau)
Divisi Chlorophyta ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu :
1. Chlorophyceae (alga hijau)
Tempat hidupnya kelompok alga hijau ini umumnya pada tempat yang
lembab, di air tawar, payau, maupun air laut, hidup bebas dan menempel, namun
ada juga yang hidup secara epifit, endofit, epizoik, serta bersimbiosis.
Susunan tubuhnya ada yang bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel
banyak (poliseluler), tetapi ada juga di antaranya yang membentuk kolomi dan
filamen.
Alga dari divisi ini dapat melakukan proses fotosintesis yang
menghasilkan amilum dan lemak. Hal ini dikarenakan tubuhnya mengandung
klorofil “a” dan “b”, karotenoidnya alfa (α) dan beta (β). Perkembangbiakannya
secara sporik, namun ada juga yang gametik.
2. Charophyceae (alga karang)
Tempat hidupnya, umumnya di dasar air tawar dan melekat. Susunan
tubuhnya bersel tunggal, tetapi ada juga yang bersel banyak (poliseluler).
Alga karang ini memiliki persamaan dengan alga hijau. Persamaanya
terletak pada cadangan makanannya, yaitu amilum dan lemak.
Perkembangbiakannya, umumnya secara vegetatip dan gametik.
2.1.3. Divisi Euglenophyta
Lingkungan hidupnya di kolom-kolom air tawar yang banyak bahan
organik. Hidupnya sering dijumpai sebagai zooplankton dan endozoik. Susunan
tubuhnya bersel tunggal dan ada sebagian yang hidupnya berkelompok.
Pigmentasinya antara lain klorofil “a” dan “b”, serta karotenoidnya beta (β).
Perkembangbiakannya secara vegetatif saja, yaitu dengan pembelahan
longitudinal.
2.1.4. Divisi Phyrophyta (alga api)
Divisi ini hanya mempunyai satu kelas saja, yaitu Dinophyceae (alga
yang gerakannya memutar) Tempat hidup alga ini umumnya di air laut, tetapi ada
juga beberapa jenisnya yang hidup di air tawar. Tubuhnya umumnya bersel
tunggal. Pigmentasi yang dimiliki alga dari kelas Dinophyceae ini antara lain,
klorofil “a” dan “c”. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara vegetatif, sporik,
maupun gametik.
2.1.5. Divisi Chrysophyta (alga keemasan)
Divisi Chrysophyta atau alga keemasan ini dibagi menjadi beberapa
kelas, yaitu sebagai berikut :
1.Xanthophyceae
Alga ini memiliki warna dominan kekuningan. Tempat hidupnya di air
tawar, laut dan juga tanah yang agak lembab, dengan sifat hidupnya ada yang
melekat dan ada pula yang bebas. Susunan tubuh dari alga ini adalah sel tunggal,
dan ada juga yang membentuk filamen dan tubular. Pigmentasinya antara lain,
klorofil ”a” dan ”c”. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara vegetatif, sporik,
maupun gametik.
2. Chrysophyceae (alga keemasan)
Alga keemasan tempat hidupnya kebanyakan di laut, tetapi ada juga
yang hidup di air tawar. Susunan tubuhnya umumnya bersel tunggal (uniseluler),
dan ada juga yang membentuk koloni-koloni. Mengandung klorofil ”a” dan ”c”.
Perkembangbiakannya umumnya secara vegetatif dan sporik.
3. Bacillariophyceae (alga kersik, diatome)
Tempat hidup alga kersik atau diatome ini umumnya di air laut,
namun ada juga sebagian yang hidup di air tawar dan tanah yang lembab. Susunan
tubuhnya, umumnya bersel tunggal. Pigmentasi yang dimiliki alga dari kelas ini
antara lain, klorofil ”a” dan ”c”. Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif
dan gametik
3.1.1. Divisi Phaeophyta (alga perang)
Lingkungan hidupnya umumnya di laut dan hanya sebagian kecil saja
yang hidup di muara sungai yang berair payau. Susunan tubuhnya, umumnya
bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya sudah dapat dibedakan antara helaian
(lamina), tangkai (stipe), dan pangkal yang bentuknya menyerupai akar (haptera).
Pigmentasi yang dimiliki alga perang, antara lain, klorofil ”a” dan ”c”,
sedangkan cadangan makanannya berupa Manitol (senyawa alkohol) dan
Laminarin (senyawa karbohidrat). Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif,
sporik, dan gametik.
3.1.2. Divisi Rhodophyta (alga merah)
Tempat hidupnya di air laut, mulai dari tepi pantai sampai laut yang
agak dalam. Untuk susunan tubuhnya, umumnya bersel banyak (multiseluler),
tetapi ada juga yang bersel tunggal (misalnya Porphyridium) dan sering juga
membentuk filamen (bengang).
Pigmentasi yang dimiliki alga merah antara lain, klorofil ”a” dan “d”.
Cadangan makanannya berupa tepung florida. Perkembangbiakannya terjadi
secara vegetatif, yaitu dengan fragmentasi, sporik dan gametik
2.2 Potensi dan Distribusi Rumput Laut di Indonesia
2.2.1 Biologi dan Ekologi Rumput Laut
Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari
faktor faktor oseanografi. (Fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut), serta
jenis substart dasarnya. Untuk pertrumbuhannya rumput laut mengambil nutrisi
dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Perkembang biakan
rumput laut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kawin antara gamet jantan
dan gamet betina (generatif) serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan
konjugatif.
Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis
seperti Eucheuna sp dan Hypnea sp yang juga disebut carrageenophyte
menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut karagenan,
Glacelaria sp dan Gelidium sp yang juga disebut agarophyte menghasilkan
metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Sementara Sargassum
sp yang disebut juga alginophyte menghasilkan metabolit primer yang disebut
alginat.
2.2.2 Wilayah Sebaran Rumput Laut di Indonesia.
Suatu karunia Allah SWT yang patut disyukuri, bahwa dua pertiga
dari wilayah Indonesia berupa laut. Berbagai potensi biota laut terkandung
didalamnya, diantaranya adalah algae ( ganggang laut). Gulma laut atau rumput
laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan
laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara botani karena dipakai untuk dua
kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah
anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga("ganggang").
Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi
dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat
hidup diatas substrat pasir dan karangmati. Di beberapa daerah pantai di bagian
selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, gulma laut banyak ditemui hidup di atas
karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai
selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, gulma laut dapat ditemui di sekitar
pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung
Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, gulma
laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera
utara dan Aceh/Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak
dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma
laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan
Gracilaria spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat
pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya gulma laut ini di antaranya berada
di wilayah pesisir KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu,Provinsi Kepulauan
Riau, Sulawesi,Maluku Pulau Lombok dan Papua.
Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis penting di Indonesia,
tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang tumbuh alami ( wild stock)
terdapat di hampir seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai
rataan terumbu karang. Sedangkan sebaran rumput laut komersial yang
dibudidayakan hanya terbatas jenis Eucheuma dan Glacelaria. Jenis Eucheuma
dibudidayakan di laut agak jauh dari sumber air tawar, sedang Glacelaria dapat
dibudidayakan dilaut dekat dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas
yang sesuai berkisar antara 15 – 25 per mil.
Lokasi budidaya Eucheuma tersebar diperairan pantai di beberapa
Kepulauan Riau,Bangka Belitung,Lampug selatan, Pulau Panjang (Banten) Pulau
Seribu, Karimun Jawa ( Jawa tengah) Selatan Madura,Nusa dua,Nusa Lembongan
dan Nusa Penida (Bali) , Lombok barat,Lombok tengah (Teluk Ekas)
Sumbawa,Larantuka Teluk Maoumere, Sumba,Alor,Kupang, P Rote,Sulawesi
utara, Gorontalo,Bualemo,Bone Bolango, Samaringa (Sulawesi tengah) Sulawesi
tenggara, Jeneponto, Takalar,Selayar, Sinjai dan Pangkep ( Sulawesi selatan);
Seram Ambon, dan Aru (Maluku), Biak serta Sorong.Sementara untuk budidaya
Glacelaria dalam tambak tersebar luas di daerah daerah serang (Banten) Pantai
Utara Jawa (Bekasi,Karawang,Subang Cirebon,Indramayu Pemalang, Brebes,
dan Tegal). Sebagian pantai utara Jawa timur ( Lamongan dan Sidoarjo) untuk
derah di luar pulau Jawa hampir di semua perairan tambak Sulawesi selatan dan
Lombok barat serta Sumbawa..
Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di
atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574
juta ton dan rumput laut sudah menjadi komoditas unggulan dan menjadi
penyumbang utama produksi perikanan budidaya. (KKP,2010) Untuk menopang
salah satu produk unggulan ini, maka hal hal yang harus diketahui adalah
pengenalan jenis rumput laut yang ada di Indonesia serta penanganan sampai
menjadi produk setengah jadi atau rumput laut kering.
2.3 Manfaat Rumput Laut
Rumput laut termasuk jenis alga atau ganggang yang hidup di laut
dimana tanaman yang tumbuh di sela-sela karang mati ini ternyata memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan.
Selain itu ternyata rumput laut juga mengandung berbagai nutrisi yang
juga sangat berguna dalam bidang kecantikan dan kesehatan.Bahkan tidak sedikit
perusahaan yang menggunakan rumput laut sebagai bahan utama dalam produk
kecantikan yang mereka hasilkan.
Rumput laut telah lama digunakan sebagai makanan maupun obat-obatan
di negeri Jepang, Cina, Eropa maupun Amerika. Diantaranya sebagai nori,
kombu, puding atau dalam bentuk hidangan lainnya seperti sop, saus dan dalam
bentuk mentah sebagai sayuran. Adapun pemanfaatan rumput laut sebagai
makanan karena mempunyai gizi yang cukup tinggi yang sebagian besar terletak
pada karbohidrat di samping lemak dan protein yang terdapat di dalamnya.
Di samping digunakan sebagai makanan, rumput laut juga dapat
digunakan sebagai penghasil alginat, agar-agar, carrageenan, fulceran, pupuk,
makanan ternak dan Yodium. Beberapa hasil olahan rumput laut yang bernilai
ekonomis yaitu :
Alginat, digunakan pada industri farmasi sebagai emulsifier, stabilizer,
suspended agent dalam pembuatan tablet, kapsul;
kosmetik : sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion, dan salep
makanan : sebagai stabilizer, emulsifier, thickener, additive atau bahan
tambahan dalam industri tekstil,
Agar-agar, banyak digunakan pada industri/bidang : kertas, keramik,
fotografi dan lain-lain mikrobiological : sebagai cultur media
Rumput laut juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati beberapa
penyakit mulai dari penyakit yang ringan hingga yang berbahaya. Komposisi
nutrisi yang terkandung dalam rumput laut adalah : Karbohidrat 39 sampai 51%,
Lemak 0.08%, Protein 17,2 hingga 27,13%, dan banyak mineral seperti K, P, Ca,
I, Na, dan Fe serta kandungan vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D dan vitamin E.
Dengan banyaknya kandungan nutrisi yang terdapat pada rumput laut
sehingga bisa dimanfaatkan untuk kecantikan dan kesehatan seperti :
Membakar Lemak
Konsumsi roti dengan selai rumput laut bisa menurunkan berat badan
lebih cepat dibandingkan dengan menghabiskan waktu untuk berlatih di pusat-
pusat kebugaran, karena rumput laut bisa lebih cepat membakar lemak yang
terdapat di dalam tubuh.
Membunuh Bakteri Jerawat
Penelitian terbaru menemukan bahwa rumput laut dapat mengatasi
masalah kulit dan efektif untuk menanggulangi masalah flek pada wajah.
Penemuan terbaru ini ditulis dalam jurnal Clinical and Esperimental
Dermatology. Dan mampu mengurangi pertumbuhan jerawat hingga 64%.
Sebagai Masker Untuk Menghambat Keriput dan Penuaan dini.
Masker yang terbuat dari rumput laut akan membuat kulit wajah
menjadi lebih sehat. Rumput laut bisa mempercepat proses produksi sel-sel kulit
baru sehingga bisa menghambat munculnya kerutan dan penuaan dini.
Sebagai Scrub agar Kulit Lebih Kencang
Rumput laut kaya akan kandungan mineral sehingga dapat membuat
kulit lebih kencang dan kenyal. Penggunaan scrub berbahan rumput laut dapat
mengangkat lapisan kulit mati.
Berendam dengan Rumput Laut untuk detoksifikasi
Dengan cara berendam dalam air rendaman Rumput laut dapat
menarik racun-racun keluar dari tubuh. Dan juga dapat menghaluskan dan
mengencangkan kulit. Sehingga akan tampak awet muda.
Dengan cara sebagai berikut : Isi bak mandi dengan air hangat,
kemudian masukkan rumput laut kering atau rumput laut segar. Tunggulah
beberapa saat dan pakai air tadi untuk berendam hingga tubuh terasa relaks.Dan
kulit terasa halus dan lebih kencang setelah habis mandi.
Untuk mengatasi kelelahan
Jika anda mengalami mudah lelah, sering lesu dan tak bersemangat.
Cobalah makan rumput laut atau suplemen yang berbahan rumput laut mungkin
dapat membantu mengatasi kelelahan setelah seharian bekerja.
Melawan penyakit ganas
Rumput laut mengandung Vitamin A yang selain berguna untuk
kesehatan mata tapi juga dapat membantu untuk melawan penyakit yang
disebabkan oleh virus dan bakteri, serta dapat melawan sel-sel kanker.
Membantu mencegah Penyakit Jantung
Dengan adanya kandungan Vitamin B2 pada rumput laut dapat
berguna untuk mempercepat proses pembakaran makanan menjadi energi. Dan
juga membantu produksi hormon dan menjaga sel darah merah. Sehingga dapat
membantu untuk mencegah terjadinya penyakit jantung dan memperkuat sistem
imun pada tubuh.
Membantu penyembuhan luka
Kandungan Vitamin C pada rumput laut juga dapat berfungsi
untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan memperkuat pembuluh
darah.
Membantu kesehatan tulang
Rumput laut mengandung Vitamin D yang dapat membantu
pertumbuhan tulang dan gigi. Selain itu juga dapat menurunkan kadar kolesterol.
Dengan rendahnya asupan Vitamin D dapat mengakibatkan meningkatnya
tekanan darah dan resiko penyakit kardiovaskular lainnya juga bisa mempercepat
pengeroposan pada tulang. Kandungan kalsium pada rumput laut ternyata 5 kali
lebih banyak jika dibandingkan dengan susu.
III. KESIMPULAN
1. Rumput laut dapat diklasifikasikan kedalam tujuh divisi, berdasarkan pada
pigmentasi yang ada di dalam tubuh rumput laut itu sendiri, yaitu Cyanophyta
(alga biru), Chlorophyta (alga hijau), Euglenophyta, Pyrophyta (alga api),
Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga perang), Rhodophyta (alga
merah).
2. Rumput laut sangat berpotensi di Indonesia sebab 2/3 wilayah Indonesia
merupakan laut, perkembangan rumput laut dilakukan dengan cara kawin
maupun vegetatif konjugasi. Penyebaran rumput laut di Indonesia hampur
merata di seluruh Indonesia yang membedakan hanyalah penyebaran jenis –
jenis rumput lautnya.
3. Rumput Laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan dasar pembuat
kosmetik, agar-agar, alginat dan juga dapat dibudidayakan. Rumput laut
memiliki beberapa manfaat yang sangat baik untuk tubuh yaitu dapat Membakar
Lemak, Membunuh Bakteri Jerawat, Sebagai Masker Untuk Menghambat
Keriput dan Penuaan dini, Sebagai Scrub agar Kulit Lebih Kencang, Berendam
dengan Rumput Laut untuk detoksifikasi, Untuk mengatasi kelelahan, Melawan
penyakit ganas, Membantu mencegah Penyakit Jantung, Membantu
penyembuhan luka, Membantu kesehatan tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja, 2008. Manfaat Rumput Laut. Jakarta: Usaha Nasional.
Aslan, Laode M. 2008. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.
Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2011. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.
Sutomo, 2009. Rumput Laut. Jakarta: Pita Merah.